Analisis Pemakaian Kandousi Impresi dalam Komik
Atli Saputra 403
Pendahuluan
Kandoushi adalah kelas kata yang sangat dipengaruhi oleh situasi penuturnya.
Karena kandoushi merupakan kata yang mewakili perasaan penuturnya, sehingga beda
situasi atau perasaan yang dialami oleh penutur (Weda, I K D, Adnyani K E K, Antartika,
2017). Menurut Kridalaksana dalam (Rustanti, 2019) mengatakan bahwa interjeksi adalah
kata-kata yang digunakan untuk mengungkapkan emosi penutur dengan menggunakan
intonasi yang relevan. Menurut morita dalam (Frinindhita, 2018) kandoushi juga
memiliki sebutan seperti kantanshi dan kantoushi, yaitu merupakan kata tunggal yang
diletakkan di awal kalimat atau kata yang digunakan pada kalimat (Roza, 2012).
Berbeda dengan pendapat Kokugo jinten dalam (Frinindhita, 2018) Kandoushi adalah
kalimat yang berdiri sendiri, tidak ada perubahan dan bukan kata hiasan. interjeksi yang
sama juga terdapat di dalam tata bahasa Jepang (nihon go bunpo). Interjeksi disebut juga
dengan kandoushi menurut Motojiro dalam (Shalika & Mulyadi, 2019).
Setiap pemakaian bahasa, manusia selalu dapat merangkai kata demi kata sehingga
membentuk kalimat. Dalam sebuah kalimat yang terbentuk haruslah mempunyai makna,
agar komunikasi dapat terjalin dengan baik. Huruf yang sesuai digunakan untuk
menuliskannya, di dalam kandoushi terkandung kata-kata yang mengungkapkan perasaan
seperti rasa terkejut dan rasa gembira. Tetapi, selain itu di dalamnya terkandung juga
kata-kata yang menyatakan penggilan atau jawaban terhadap orang lain (Kurniawati,
Mulya, & Rismorlita, n.d.).
Murakami Motojiro dan Sudjianto dalam (Maulinda, 2020) mengatakan interjeksi
atau kata seru dalam bahasa Jepang disebut Kandoushi. Kandoushi adalah kata yang
menyatakan suatu impresi atau emosi secara subjektif dan intuitif misalnya rasa gembira
atau rasa senang, marah, rasa sedih, rasa heran, terkejut, rasa khawatir atau rasa takut.
Kandoushi tidak dinyatakan secara objektif. Menurut Djajasudarma dalam (Soelistyowati
& Diah, 2019) interjeksi cenderung memiliki makna leksikal yang berhubungan dengan
perasaan dan merupakan cermin ekspresi rasa yang sebenarnya dialami oleh pembicara.
Kandoushi sering digunakan dalam percakapan sehari-hari, walaupun
hanya satu kata akan tetapi bisa langsung dipahami maksud dari ucapan tersebut. Baik
dalam bahasa lisan atau bahasa tulis dalam bentuk percakapan menurut Sujianto dalam
(Nanda, 2015).
Kandoushi dalam kehidupan masyarakat Jepang sehari-hari sudah menjadi suatu
kelaziman, misalnya dalam sebuah percakapan langsung maupun tidak langsung. Dengan
penggunaan kandoushi secara tidak langsung merespon semua percakapan yang sedang
berlangsung dan menunjukan bahwa percakapan tersebut komunikatif.
Komunikasi biasanya sebuah percakapan baik itu pada komik, film, ataupun drama
untuk mengungkapkan perasaan pada lawan bicara banyak penggunaan kata seru. Kata
seru dalam bahasa lisan dan tulisan sangat berbeda. Dalam bahasa tulisan kata seru sering
ditambahkan dengan tanda seru, sedangkan bahasa lisan kata seru sering diucapkan
dengan inotasi tinggi untuk lebih menekankan pada kata yang diucapkan. Kata seru dalam
bahasa Jepang dikenal dengan istilah kandoushi, yaitu ujaran pendek dan merupakan kata
yang diucapkan secara tiba-tiba sebagai ungkapan perasaan yang seketika itu dirasakan
oleh pembicaranya. Kandoushi dapat berdiri sendiri dan biasanya terletak diawal kalimat
Sugawara dalam (Prasetyo, 2017). Kandoushi biasanya terdapat pada komik jepang salah
satunya komik conan. Komik jepang merupakan salah satu sumber penting
penyebaran budaya ke seluruh dunia (Han, Nishihara, & Yamanishi, 2019). Karya
ini bertujuan untuk merancang sebuah model untuk secara otomatis belajar
between the speakers.
Keywords: Interjection, Kandoushi Impreshi, Comic.