1084 http://sosains.greenvest.co.id
JURNAL
JURNAL SOSIAL DAN SAINS
VOLUME 3 NOMOR 10 2023
P-ISSN 2774-7018, E-ISSN 2774-700X
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa Inggris Dengan
Metode Diskusi Terbimbing Pada Siswa Kelas Xi MIPA 2 SMA
Negeri 1 Astanajapura Kabupaten Cirebon
Rani Marlianiwati
Dinas Pendidikan Kabupaten Cirebon SMA Negeri 1 Astanajapura
Email: rnmarlian[email protected]m
Kata kunci:
Hasil Belajar,
Bahasa Inggris,
Metode Diskusi
Terbimbing,
Siswa,
Pengajaran
Keywords:
Learning
Outcomes,
English, Guided
Discussion
Methods,
Students,
Teaching
ABSTRAK
Latar Belakang: Sistem pendidikan di sekolah-sekolah saat ini perlu lebih sering
menggunakan metode pengajaran sebagai respons terhadap globalisasi dan transformasi
sosial, ekonomi, serta demografis yang mengubah dunia dengan cepat. Masalah ini sering
muncul karena siswa kurang memahami materi yang diajarkan. Oleh karena itu, perlu
diterapkan strategi dan metode pembelajaran yang tepat serta bervariasi.
Tujuan: Mata pelajaran Bahasa Inggris di tingkat SMA memiliki tujuan mengembangkan
pemahaman siswa tentang mengucapkan selamat dan memberi pujian kepada orang lain,
serta melakukan monolog dalam teks naratif. Namun, hasil belajar Bahasa Inggris di SMA
masih mengkhawatirkan, terlihat dari nilai rendah dalam ulangan harian..
Metode: Metode diskusi terbimbing adalah salah satu pendekatan yang dapat membantu
meningkatkan pemahaman siswa tentang materi Bahasa Inggris. Penelitian ini berfokus pada
peningkatan hasil belajar Bahasa Inggris menggunakan metode diskusi terbimbing di SMA
Negeri 1 Astanajapura.
Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada siklus 1, aktivitas siswa dan guru belum
mencapai target yang diinginkan. Namun, pada siklus 2, aktivitas siswa dan guru telah
meningkat secara signifikan. Hasil tes pada siklus 2 juga menunjukkan peningkatan
signifikan dalam hasil belajar Bahasa Inggris siswa, dengan mencapai indikator keberhasilan
yang diinginkan.
Kesimpulan: Para guru mengatasi hal ini dengan kesimpulan bahwa terlalu banyak materi
dalam waktu yang terbatas, serta mungkin kurangnya buku, peralatan, dan metode pengajaran
yang tepat.
ABSTRACT
Background: Education systems in today's schools need to use teaching methods more
frequently in response to globalization and the rapidly changing social, economic, and
demographic transformations of the world. This problem often arises because students do
not understand the material taught. Therefore, it is necessary to apply appropriate and varied
learning strategies and methods.
Purpose: English subjects at the high school level have the aim of developing students'
understanding of congratulating and complimenting others, as well as performing
monologues in narrative texts. However, the results of learning English in high school are
still worrying, as can be seen from the low scores in daily tests.
Methods: The guided discussion method is one approach that can help improve students'
understanding of English material. This study focuses on improving English learning
outcomes using guided discussion methods at SMA Negeri 1 Astanajapura.
Volume 3, Nomor 10, Oktober 2023
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
1085 http://sosains.greenvest.co.id
Results: The results showed that in cycle 1, the activities of students and teachers had not
reached the desired target. However, by cycle 2, the activity of students and teachers has
increased significantly. Test results in cycle 2 also showed significant improvement in
students' English learning outcomes, by achieving the desired success indicators.
Conclusion: Teachers address this by concluding that there is too much material in a limited
time, as well as perhaps a lack of proper books, equipment, and teaching methods.
PENDAHULUAN
Ada beberapa alasan penting mengapa sistem pengajaran perlu dipakai lebih sering
di sekolah-sekolah. Seiring dengan proses globalisasi, juga terjadi transformasi sosial,
ekonomi, dan demografis yang mengharuskan sekolah untuk lebih menyiapkan anak didik
dengan keterampilan-keterampilan baru untuk bisa ikut berpartisipasi dalam dunia yang
berubah dan berkembang pesat.
Sesungguhnya, bagi guru-guru di negeri ini metode gotong royong tidak terlampau
asing dan mereka telah sering menggunakannya dan mengenalnya sebagai metode kerja
kelompok. Memang tidak bisa disangkal bahwa banyak guru telah sering menugaskan para
siswa untuk bekerja dalam kelompok. Mata pelajaran Bahasa Inggris di SMA bertujuan
agar siswa mampu mengembangkan pemahaman tentang congratulate and compliement
others; & perform a monologue of narrative texts (Ahmadi, 2009).
Pembelajaran Bahasa Inggris di SMA sangat penting, tetapi sampai saat ini sangat
memprihatinkan. Hal ini dapat ditunjukkan dengan rendahnya hasil pembelajaran siswa
pada setiap ulangan harian. Dari hasil ulangan harian yang sangat rendah, para guru
membuat kesimpulan bahwa mata pelajaran Bahasa Inggris banyak materinya dan sangat
sedikit waktu/jam pertemuannya sehingga guru tidak dapat menyampaikan secara jelas
semua materi yang sudah diprogramkan dalam satu semester, dan mungkin kurangnya
buku-buku, alat peraga, serta metode yang digunakan dalam pembelajaran, sehingga pada
saat diadakan evaluasi hasil aktivitas siswa tidak dapat memuaskan (Hasan, 1996). Hasil
tersebut kebanyakan diperoleh siswa karena kurang pemahaman terhadap materi yang
diajarkan. Hal ini karena kurang tepatnya penerapan metode dalam proses belajar
mengajar, juga kurang tepatnya memilih metode yang digunakan dengan tingkat
perkembangan dan pemahaman siswa.
Bahasa Inggris merupakan bagian dari mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial.
Tujuan mempelajari Bahasa Inggris adalah agar siswa dapat memahami apa yang terjadi
di masa lampau, sehingga dapat menarik hikmah dari apa yang telah dipelajari dari
peristiwa yang telah terjadi tersebut. Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa dalam
proses pembelajaran Bahasa Inggris siswa terlihat kurang antusias, daya kreativitasnya
rendah, dan siswa bersikap acuh tak acuh. Sebabnya mungkin karena guru kurang
menguasai materi dan strategi pembelajarannya kurang tepat sehingga kurang memiliki
daya dukung. Dalam rangka meningkatkan hasil belajar Bahasa Inggris kiranya diperlukan
strategi pembelajaran yang tepat serta metode pembelajaran yang bervariasi. Metode
pembelajaran bervariasi adalah pemanfaatan berbagai macam metode pembelajaran dalam
proses belajar mengajar. Salah satunya, yakni penggunaan metode diskusi yang dibimbing
langsung oleh guru secara lebih mendalam (Gunawan, 2010). Dengan pembelajaran seperti
ini siswa akan memperoleh pemahaman yang mendalam dari kejadian-kejadian yang lebih
luas. Bahkan nilai-nilai yang dapat dipetik oleh para siswa dalam peristiwa tersebut juga
dapat dicapai dengan baik. Sebab belajar Bahasa Inggris pada hakekatnya adalah belajar
dari pengalaman masa lampau untuk kepentingan masa sekarang.
Berdasarkan pengalaman penulis sebagai kepala sekolah di kelas XI MIPA 2, hasil
belajar Bahasa Inggris siswa Kelas XI MIPA 2 SMA Negeri 1 Astanajapura. Nilai rata-rata
hasil belajar siswa tergolong pas-pasan yaitu sebesar 7.26, sedangkan nilai KKM yang
harus dipenuhi adalah sebesar 7.00. Kondisi di atas tentu sangat memprihatinkan para guru,
terutama guru bidang studi bahasa Inggris. Banyak cara yang harus dilakukan untuk
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa Inggris Dengan
Metode Diskusi Terbimbing Pada Siswa Kelas Xi MIPA 2
SMA Negeri 1 Astanajapura Kabupaten Cirebon
2023
Reni Marlianiwati 1086
memperbaiki dan meningkatkan hasil belajar siswa Kelas XI MIPA 2 tersebut. Untuk
keperluan itu, maka akan dicoba melalui penggunaan metode pembelajaran. Adapun salah
satu metode dalam pembelajaran tersebut adalah diskusi terbimbing.
Berdasarkan dari uraian identifikasi masalah dan pembatasan masalah tersebut di
atas, maka perumusan masalah tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut : “Bagaimana
Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa Inggris dengan Metode Diskusi Terbimbing Pada
Siswa Kelas XI MIPA 2 SMA Negeri 1 Astanajapura”.
Bertitik tolak dari perumusan permasalahan tersebut di atas, maka penelitian ini
dilakukan dengan tujuan: untuk mengetahui penggunaan Metode Diskusi Terbimbing
dalam hasil belajar Bahasa Inggris pada siswa Kelas XI MIPA 2 SMA Negeri 1
Astanajapura.
Kajian Teoritis
Metode Diskusi Terbimbing
1. Pengertian Diskusi Merupakan cara mengajar dalam pembahasan dan penyajian
materinya melalui suatu problema atau pertanyaan yang harus diselesaikan
berdasarkan pendapat atau keputusan secara bersama. Dengan model diskusi ini
berarti ada proses interaksi antara dua atau lebih individu yang terlibat saling tukar
menukar pengalaman, maupun informasi, untuk memecahkan masalah. Pelaksanaan
model diskusi dalam proses belajar mengajar akan dapat mempertinggi partisipasi
siswa secara individual dan mengembangkan rasa sosial. Selain itu juga merupakan
pendekatan yang demokratis serta mengembangkan kepemimpinan
2. Metode diskusi terbimbing memang belum terbiasa digunakan oleh guru untuk mata
pelajaran Bahasa Inggris. Mungkin hal ini disebabkan guru belum mengerti bahwa
metode diskusi merupakan metode mengajar yang sangat efektif untuk
menyampaikan materi pelajaran, khususnya materi pelajaran Bahasa Inggris
dibandingkan dengan metode ceramah. Selain itu mungkin guru memang tidak tahu
manfaat dari diskusi terbimbing. Kemungkinan yang lain guru merasa kawatir kalau
siswanya menjadi ribut dan mengacaukan kelas bila menggunakan metode diskusi
terbimbing.
Metode diskusi terbimbing adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran dengan
menugaskan siswa atau kelompok pelajar melaksanakan percakapan ilmiah untuk
mencapai kebenaran dalam rangka mewujudkan tujuan pengajaran (Ali, 2009).
Dari berbagai macam model metode diskusi, peneliti ini menggunakan metode
diskusi terbimbing dengan tujuan memperoleh umpan balik mengenai sejauh mana TKP
dapat dicapai serta membantu siswa yang pendiam untuk mengemukakan pendapatnya.
1. Keunggulan Metode Diskusi
Metode diskusi mempunyai keunggulan, sebagai berikut : (1) siswa bertukar pikiran,
(2) siswa dapat menghayati permasalahan, (3) merangsang siswa untuk berpendapat, (4)
dapat mengembangkan rasa tanggung jawab/solidaritas, (5) membina kemampuan
berbicara, (5) siswa belajar memahami pikiran orang lain, dan (6) memberikan kesempatan
belajar.
2. Bilamana digunakan metode diskusi
Metode diskusi digunakan : (1) untuk memotivasi, perhatian dan minat dalam
Berdiskusi, (2) mampu melaksanakan diskusi, (3) mampu belajar secara bersama, (4)
mampu mengeluarkan isi pikiran atau pendapat, dan (5) mampu memahami pendapat orang
lain.
3. Diskusi terbimbing
Diskusi kelas menurut Rusyan (2017 : 152) adalah salah satu diskusi yang guru
sebagai penyaji suatu masalah kepada siswa dan siswa sebagai anggota diskusi menanggapi
pokok masalah yang disampaikan.
4. Model diskusi
Volume 3, Nomor 10, Oktober 2023
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
1087 http://sosains.greenvest.co.id
a. Model Sinektiks
1) Menitik beratkan kreatifitas sebagai salah satu bagian dari pekerjaan dan waktu
senggang sehari-hari. Oleh karena itu model ini dirancang untuk meningkatkan
kemampuan seseorang dalam memecahkan masalah, mengekspresikan sesuatu
secara kreatif, menunjukkan emphati dan memiliki wawasan sosial. Disamping
itu ditekankan pula makna ide-ide yang dapat diperkuat melalui aktivitas yang
kreatif dengan cara kita melihat sesuatu lebih luas.
2) Proses kreativitas bukanlah hal yang misterius. Proses tersebut dapat
dipaparkan, karena dapat melatih seseorang secara langsung sehingga dapat
meningkatkan kreativitas.
3) Penemuan yang kreatif pada hakikatnya sama dalam berbagai bidang dan
ditandai oleh proses intelektual yang melatarbelakanginya.
4) Penemuan kreatif dari individu dan kelompok pada dasarnya sangat serupa.
Individu dan kelompok membangkitkan ide dan hasil dalam bentuk yang serupa
(Purwanto & Aminah, 2020).
Kerangka Berfikir
Untuk lebih memperjelas alur pemikiran yang diajukan dalam penelitian ini, dapat
dilihat pada alur kerangka berpikir sebagai berikut
Skema Kerangka Berpikir
METODE
Prosedur Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subyek Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) ini adalah 34 orang siswa Kelas XI MIPA
2 yang terdiri dari 11 orang siswa laki-laki dan 23 orang siswa perempuan dari SMA Negeri
1 Astanajapura.
2. Waktu Pelaksanaan
Pelaksanaan penelitian dilakukan sejak awal pengajuan tema penelitian sampai
dengan hasil penelitian diujikan. Kemudian pengambilan data dilakukan selama 4 bulan
dari tanggal Agustus 2021 sampai dengan November 2021. (Sugiyono, 2018)
3. Jenis Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian tindakan kelas ini adalah terdiri dari dua tahap yaitu persiapan dan
pelaksanaan penelitian : (Surakhmad, 1979)
a. Persiapan
Pada tahap persiapan ini yang dilakukan dalam penelitian adalah sebagai berikut:
1) Melakukan observasi awal untuk mengidentifikasi masalah melalui wawancara
dengan guru mata pelajaran Bahasa Inggris bersama-sama untuk menentukan
Siswa
Metode ceramah
Diskusi
Diskusi terbimbing
Hasil Belajar Siswa
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa Inggris Dengan
Metode Diskusi Terbimbing Pada Siswa Kelas Xi MIPA 2
SMA Negeri 1 Astanajapura Kabupaten Cirebon
2023
Reni Marlianiwati 1088
metode pembelajaran berupa penerapan pembelajaran dengan menggunakan
metode diskusi terbimbing pokok bahasan Congratulate and compliment others;
& perform a monologue of narrative texts.
2) Mempersiapkan perangkat pembelajaran (membuat silabus, rencana
pembelajaran)
3) Menyusun lembar observasi untuk siswa dan guru
4) Menyusun kisi-kisi instrumen tes uji coba
5) Menyusun soal tes berupa tes tertulis pilihan ganda
b. Langkah-langkah Penelitian
1) Perencanaan
2) Pelaksanaan Tindakan Kelas
3) Pengamatan
4) Analisis dan refleksi
Teknik Pengumpulan
1. Lembar Observasi
Lembar Observasi ini digunakan dan diisi oleh peneliti, teman sejawat, maupun
siswa. Melalui lembar observasi ini dapat diketahui efektifitas guru dalam mengelola
pembelajaran termasuk di dalamnya penggunaan metode diskusi terbimbing.
2. Buku Catatan Guru (peneliti)
Buku cacatan ini berisi catatan kejadian selama kegiatan pembelajaran berlangsung
antara lain melihat respon siswa dalam pelaksanaan penggunaan metode diskusi terbimbing
yang ada.
3. Lembar Evaluasi
Penguasaan materi Congratulate and compliment others; & perform a monologue of
narrative texts oleh siswa dapat dilakukan dengan cara siswa melakukan tes sesuai materi
pelajaran yang diajarkan oleh guru. Dari hasil tes ini akan diperoleh hasil belajar siswa
sebagai sebuah indikator bahwa siswa memahami materi pelajaran yang diajarkan (Zain,
2020; Zain & Djarmarah, 2010).
Teknik Pengolahan Data
Untuk mengetahui sampai sejauh mana penggunaan metode diskusi terbimbing
dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran Bahasa Inggris Kelas XI MIPA 2
SMA Negeri 1 Astanajapura, maka penulis mencoba membuat pengolahan data dari
keseluruhan data yang merupakan hasil penelitian tindakan kelas selanjutnya dilakukan
pengolahan data sebagai berikut : (Arikunto, 2010)
1. Hasil prestasi belajar menunjukkan >75% secara klasikal dapat menuntaskan
pembelajarannya untuk pokok bahasan perkalian dan pembagian dengan
bilangan dua angka secara kognitif yang dapat dilihat dari nilai hasil kuis dan test
akhir tiap individu mendapatkan ketuntasan belajarnya ≥70 (SKBM=70)
2. Diharapkan hasil observasi kegiatan siswa yang terlibat dalam proses pembelajaran,
prosentase keaktifan kegiatan siswa melebihi 60%.
3. Diharapkan dengan metode diskusi terbimbing pada pokok bahasan Congratulate
and compliment others; & perform a monologue of narrative texts siswa Kelas
XI MIPA 2 dapat mengembangkan ke 8 aspek observasi ≥ 60%
HASIL DAN PEMBAHASAN
Faktor Penyebab Kurangnya Keaktifan Dalam Pembelajaran
Berdasarkan pengamatan yang sudah penulis lakukan, faktor yang mempengaruhi
keaktifan dalam pembelajaran anak adalah : (Slameto & yang Mempengaruhinya, 2011)
1. Faktor interen (faktor yang berasal dari diri murid)
a. Tingkat kecerdasan rendah.
Volume 3, Nomor 10, Oktober 2023
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
1089 http://sosains.greenvest.co.id
b. Kesehatan sering terganggung
c. Gangguan alat perseptual.
d. Tidak menguasai cara-cara belajar yang baik.
2. Faktor-faktor yang bersumber dari lingkungan keluarga
a. Kemampuan ekonomi orang tua kurang memadai.
b. Anak kurang mendapat perhatian dan pengawasan dari orang tuanya.
c. Harapan orang tua terlalu tinggi terhadap anak.
d. Orang tua pilih kasih terhadap anak.
e. Hubungan keluarga tidak harmonis
3. Faktor-faktor yang bersumber dari lingkungan sekolah dan masyarakat
Masalah-masalah yang dialami murid dalam belajar tidak saja bersumber dari
keadaan rumah tangga atau keadaan murid, tetapi dapat juga bersumber dari dari sekolah
atau lembaga pendidikan itu sendiri. Kondisi-kondisi sekolah yang dapat menimbulkan
masalah pada murid antara lain adalah kurikulum kurang sesuai, guru kurang menguasai
bahan pelajaran, metode mengajar kurang sesuai, alat-alat dan media pengajaran kurang
memadai. (Jabbar et al., 2019)
Hasil Penelitian Siklus 1
Penelitian tindakan kelas pada siklus 1 dilaksanakan hari Senin, tanggal 9 Agustus
2021 dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran dengan materi pokok Congratulate and
compliment others; & perform a monologue of narrative texts. Pembelajaran Bahasa
Inggris pada siklus 1 memberikan hasil sebagai berikut:
1. Pengamatan Aktivitas Siswa
No.
Muncul
Tidak
Skor
1
3
2
2
3
1
4
3
5
2
6
2
7
2
15
Dari hasil diatas dapat dilihat bahwa skor total aktivitas siswa adalah 15 dari skor
maksimal 28 sehingga presentasenya 53.57%.
2. Pengamatan Guru
No.
Muncul
Tidak
Skor
1
2
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa Inggris Dengan
Metode Diskusi Terbimbing Pada Siswa Kelas Xi MIPA 2
SMA Negeri 1 Astanajapura Kabupaten Cirebon
2023
Reni Marlianiwati 1090
2
2
3
2
4
1
5
0
6
1
7
2
8
1
9
1
13
Dari hasil diatas dapat dilihat bahwa skor total aktivitas guru adalah 13 dari skor
maksimal 18 sehingga presentasenya 72.22 %.
3. Tes Hasil Belajar Bahasa Inggris Siswa
Dari hasil diatas dapat dilihat bahwa nilai rata-rata hasil tes Bahasa Inggris siswa
pada siklus 1 adalah 65.94 dengan ketuntasan belajar klasikal adalah 65.94%.
Hasil Penelitian Siklus 2
1. Pengamatan Aktivitas Siswa
No.
Muncul
Tidak
Skor
1
4
2
3
3
2
4
4
5
3
6
3
Volume 3, Nomor 10, Oktober 2023
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
1091 http://sosains.greenvest.co.id
7
3
22
Dari hasil diatas dapat dilihat bahwa skor total aktivitas siswa adalah 22 dari skor
maksimal 28 sehingga presentasenya 78.57%.
2. Pengamatan Guru
No.
Muncul
Tidak
Skor
1
2
2
2
3
2
4
2
5
1
6
2
7
2
8
2
9
2
17
Dari hasil diatas dapat dilihat bahwa skor total aktivitas guru adalah 17 dari skor
maksimal 18 sehingga presentasenya 94.44 %.
3. Tes Hasil belajar Bahasa Inggris Siswa
Dari hasil tes di dapat nilai rata-rata hasil belajar Bahasa Inggris siswa pada siklus
2 adalah 77.15 dengan ketuntasan belajar klasikal adalah 94.12%.
Berdasarkan pengamatan pada pelaksanaan pembelajaran baik siklus 1 maupun
siklus 2, diperoleh hasil sebagai berikut:
Pembahasan
1. Siklus 1
Untuk hasil-hasil yang dapat diukur adalah sebagai berikut.
a. Aktivitas Siswa
Dari hasil pengamatan aktivitas siswa diperoleh presentasenya 53.57%. Hal ini
berarti aktivitas siswa dalam proses pembelajaran Bahasa Inggris kurang baik. Selama
proses pembelajaran berlangsung, siswa kurang mengikuti dan memperhatikan
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa Inggris Dengan
Metode Diskusi Terbimbing Pada Siswa Kelas Xi MIPA 2
SMA Negeri 1 Astanajapura Kabupaten Cirebon
2023
Reni Marlianiwati 1092
pembelajaran dengan baik sehingga masih ada beberapa siswa yang tidak paham dengan
materi tersebut sehingga ketika guru bertanya secara lisan masih ada siswa yang tidak bisa
menjawab. Hal ini dapat dilihat ketika guru meminta siswa untuk maju ke depan kelas
untuk menjelaskan proses sebab terjadinya gempa bumi. Hanya ada beberapa siswa yang
bisa menjelaskan materi tesebut di depan kelas.
b. Aktivitas Guru
Dari hasil pengamatan guru diperoleh presentasenya 72.22%. Hal ini berarti aktivitas
guru selama pembelajaran cukup baik. Hanya ada beberapa kelemahan dan kekurangan
guru selama pembelajaran. Pada kegiatan pendahuluan, guru memperkenalkan masalah dan
menemukan tema yang akan dibahas yang dijabarkan dalam rencana pembelajaran. Selain
itu, guru juga memberikan materi prasyarat sebagai apersepsi dengan metode tanya jawab.
Kekurangan guru pada kegiatan ini adalah guru belum memanfaatkan metode
pembelajaran diskusi terbimbing. Pada kegiatan inti, guru membagi siswa menjadi 4
kelompok dan setiap kelompok terdiri dari 5-6 siswa. Guru tidak memberi kesempatan
kepada siswa untuk mempresentasikan hasil kelompoknya ke depan kelas. Guru juga
belum memberi waktu yang cukup jelas untuk pengerjaan soal, dengan kata lain kurang
membimbing siswa dalam melaksanakan tugas kelompok cara mengelilingi tiap-tiap
kelompok bila ada siswa yang tidak aktif terlihat dibimbing untuk segera bergabung dengan
teman sekelompoknya
c. Hasil Belajar Bahasa Inggris
Hasil tes siklus 1 menghasilkan nilai rata-rata hasil belajar Bahasa Inggris kelas pada
siklus 1 adalah 65.94 dengan ketuntasan belajar klasikal adalah 41.17%. Hal ini belum
mencapai indikator keberhasilan yaitu nilai rata-rata hasil belajar Bahasa Inggris kelas
70 dengan ketuntasan belajar klasikal 75% dari jumlah siswa. Karena nilai rata-rata hasil
belajar Bahasa Inggris dan persentase ketuntasan belajar kelas pada siklus 1 belum
mencapai indikator keberhasilan maka perlu dilakukan siklus 2.
2. Siklus 2
a. Aktivitas Siswa
Dari hasil pengamatan aktivitas siswa diperoleh presentasenya 78.75%. Hasil
pengamatan aktivitas siswa pada siklus 2 ini lebih meningkat dibandingkan siklus 1, hal
inilah yang diharapkan oleh peneliti. Kekurangan-kekurangan yang muncul pada siklus 1
sebisa mungkin diperbaiki pada siklus 2. Guru berusaha memunculkan aktivitas siswa yang
belum muncul. Guru juga berusaha meningkatkan aktivitas siswa yang sudah muncul pada
siklus 1. Semua aktivitas siswa yang terdapat pada lembar aktivitas siswa muncul dalam
proses pembelajaran pada siklus 2. Dalam pembelajaran Bahasa Inggris pada siklus 2 ini,
guru hanya memberi poin-poin materi, siswa dilatih untuk memahami lebih dalam dengan
membaca materi pada buku yang di sediakan guru.
b. Aktivitas Guru
Dari hasil pengamatan aktivitas guru diperoleh presentasenya 94.44%. Hasil
pengamatan aktivitas guru pada siklus 2 ini lebih meningkat dibandingkan siklus 1. Guru
berusaha memperbaiki dan menambahkan aktivitas-aktivitas yang belum muncul pada
siklus 1. Semua indikator aktivitas guru muncul pada pembelajaran di siklus 2 ini. Guru
membuat kesimpulan hasil diskusi secara klasikal dengan menambah kekurangan,
meluruskan materi yang perlu dipelajari oleh siswa.
c. Hasil belajar Bahasa Inggris
Hasil tes siklus 2 mendapatkan hasil nilai rata-rata hasil belajar Bahasa Inggris kelas
pada siklus 2 adalah 77.15 dengan ketuntasan belajar klasikal adalah 94.12%. Nilai rata-
rata hasil belajar Bahasa Inggris siswa mengalami peningkatan dari siklus 1 ke siklus 2.
Karena nilai rata-rata hasil belajar Bahasa Inggris siswa adalah 77.15 > 70 dan ketuntasan
belajar klasikal 94.12% > 75% sehingga dapat dikatakan bahwa pada siklus 2 sudah
mencapai indikator keberhasilan. Nilai tertinggi untuk hasil belajar Bahasa Inggris adalah
Volume 3, Nomor 10, Oktober 2023
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
1093 http://sosains.greenvest.co.id
95, sedangkan nilai terendahnya adalah 65. Ternyata jarak antara nilai tertinggi dan nilai
terendah cukup besar tetapi hanya ada 2 siswa yang nilainya kurang dari 70.
KESIMPULAN
Dari seluruh pelaksanaan penelitian tindakan kelas di Kelas XI MIPA 2 SMA Negeri
1 Astanajapura dapat disimpulkan sebagai berikut. 1) Hasil penelitian menunjukkan bahwa
hasil belajar Bahasa Inggris siswa Kelas XI MIPA 2 SMA Negeri 1 Astanajapura pada
pokok bahasan Congratulate and compliment others; & perform a monologue of narrative
texts menunjukkan hasil yang cukup baik sebesar 94.12. Hasil yang diperoleh tersebut
menunjukkan bahwa hasil dari nilai ketuntasan siswa rata-rata sudah tercapai setelah
menggunakan metode diskusi terbimbing.. 2) Untuk meningkatkan pembelajaran dengan
metode diskusi ada beberapa komponen yang dapat mendukung pencapaian tujuan
pemahaman siswa terhadap bidang studi Bahasa Inggris. Yang terukur dalam hasil belajar
Bahasa Inggris, yaitu penggunaan metode pembelajaran diskusi terbimbing. Dengan alasan
memberdayakan potensi siswa dalam menggali pengetahuannya. Metode diskusi
terbimbing dapat berguna dan mampu mengantarkan siswa pada tujuan pembelajaran
Bahasa Inggris yang ingin dicapai berdasarkan kurikulum yang berlaku Sesuai dengan
kurikulum bahwa tujuan Pembelajaran Bahasa Inggris / Bahasa Inggris untuk memahami
congratulate and compliement others; & perform a monologue of narrative texts.
REFERENCES
Ahmadi, A. (2009). Psikologi Sosial, PT Rineka Cipta. Jakarta.
Ali, M. (2009). Penelitian Pendidikan Prosedur dan Strategi Bandung: Angkasa.
Arikunto, S. (2010). Metode peneltian. Jakarta: Rineka Cipta, 173.
Gunawan, A. H. S. (2010). Suatu Analisis Sosiologi tentang Pelbagai Problem Pendidikan.
Cet. I.
Hasan, S. H. (1996). Pendidikan ilmu sosial. Jakarta: Depdikbud.
Jabbar, A. A., Purwanto, D., Fitriyani, N., Marjo, H. K., & Hanim, W. (2019). Konseling
Kelompok Menggunakan Pendekatan Cognitive Behavior Therapy (CBT) untuk
Meningkatkan Kematangan Karir. Jurnal Selaras: Kajian Bimbingan Dan Konseling
Serta Psikologi Pendidikan, 2(1), 3546.
Purwanto, H., & Aminah, S. (2020). Peranan Ingatan dan Implikasinya Dalam Proses
Pembelajaran. Journal of Education Informatic (JeITS, Vol. 2, No. 3.
Slameto, B., & yang Mempengaruhinya, F.-F. (2011). Edisi Revi. Jakarta: Rineka Cipta.
Sugiyono. (2018). Prof. Dr. Sugiyono. 2018. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D. Bandung: Alfabeta. Prof. Dr. Sugiyono. 2018. Metode Penelitian Kuantitatif,
Kualitatif, Dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Surakhmad, W. (1979). Metodologi pengajaran nasional. (No Title).
Zain, A. (2020). Strategi belajar mengajar.
Zain, A., & Djarmarah, S. B. (2010). Strategi Belajar Mengajar Jakarta: Rineka Cipta.
Kemampuan Spasial.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0
International License.