PENDAHULUAN
Ada beberapa alasan penting mengapa sistem pengajaran perlu dipakai lebih sering
di sekolah-sekolah. Seiring dengan proses globalisasi, juga terjadi transformasi sosial,
ekonomi, dan demografis yang mengharuskan sekolah untuk lebih menyiapkan anak didik
dengan keterampilan-keterampilan baru untuk bisa ikut berpartisipasi dalam dunia yang
berubah dan berkembang pesat.
Sesungguhnya, bagi guru-guru di negeri ini metode gotong royong tidak terlampau
asing dan mereka telah sering menggunakannya dan mengenalnya sebagai metode kerja
kelompok. Memang tidak bisa disangkal bahwa banyak guru telah sering menugaskan para
siswa untuk bekerja dalam kelompok. Mata pelajaran Bahasa Inggris di SMA bertujuan
agar siswa mampu mengembangkan pemahaman tentang congratulate and compliement
others; & perform a monologue of narrative texts (Ahmadi, 2009).
Pembelajaran Bahasa Inggris di SMA sangat penting, tetapi sampai saat ini sangat
memprihatinkan. Hal ini dapat ditunjukkan dengan rendahnya hasil pembelajaran siswa
pada setiap ulangan harian. Dari hasil ulangan harian yang sangat rendah, para guru
membuat kesimpulan bahwa mata pelajaran Bahasa Inggris banyak materinya dan sangat
sedikit waktu/jam pertemuannya sehingga guru tidak dapat menyampaikan secara jelas
semua materi yang sudah diprogramkan dalam satu semester, dan mungkin kurangnya
buku-buku, alat peraga, serta metode yang digunakan dalam pembelajaran, sehingga pada
saat diadakan evaluasi hasil aktivitas siswa tidak dapat memuaskan (Hasan, 1996). Hasil
tersebut kebanyakan diperoleh siswa karena kurang pemahaman terhadap materi yang
diajarkan. Hal ini karena kurang tepatnya penerapan metode dalam proses belajar
mengajar, juga kurang tepatnya memilih metode yang digunakan dengan tingkat
perkembangan dan pemahaman siswa.
Bahasa Inggris merupakan bagian dari mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial.
Tujuan mempelajari Bahasa Inggris adalah agar siswa dapat memahami apa yang terjadi
di masa lampau, sehingga dapat menarik hikmah dari apa yang telah dipelajari dari
peristiwa yang telah terjadi tersebut. Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa dalam
proses pembelajaran Bahasa Inggris siswa terlihat kurang antusias, daya kreativitasnya
rendah, dan siswa bersikap acuh tak acuh. Sebabnya mungkin karena guru kurang
menguasai materi dan strategi pembelajarannya kurang tepat sehingga kurang memiliki
daya dukung. Dalam rangka meningkatkan hasil belajar Bahasa Inggris kiranya diperlukan
strategi pembelajaran yang tepat serta metode pembelajaran yang bervariasi. Metode
pembelajaran bervariasi adalah pemanfaatan berbagai macam metode pembelajaran dalam
proses belajar mengajar. Salah satunya, yakni penggunaan metode diskusi yang dibimbing
langsung oleh guru secara lebih mendalam (Gunawan, 2010). Dengan pembelajaran seperti
ini siswa akan memperoleh pemahaman yang mendalam dari kejadian-kejadian yang lebih
luas. Bahkan nilai-nilai yang dapat dipetik oleh para siswa dalam peristiwa tersebut juga
dapat dicapai dengan baik. Sebab belajar Bahasa Inggris pada hakekatnya adalah belajar
dari pengalaman masa lampau untuk kepentingan masa sekarang.
Berdasarkan pengalaman penulis sebagai kepala sekolah di kelas XI MIPA 2, hasil
belajar Bahasa Inggris siswa Kelas XI MIPA 2 SMA Negeri 1 Astanajapura. Nilai rata-rata
hasil belajar siswa tergolong pas-pasan yaitu sebesar 7.26, sedangkan nilai KKM yang
harus dipenuhi adalah sebesar 7.00. Kondisi di atas tentu sangat memprihatinkan para guru,
terutama guru bidang studi bahasa Inggris. Banyak cara yang harus dilakukan untuk