1053 http://sosains.greenvest.co.id
JURNAL
JURNAL SOSIAL DAN SAINS
VOLUME 3 NOMOR 10 2023
P-ISSN 2774-7018, E-ISSN 2774-700X
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG
PENANGANAN AWAL DEMAM PADA BALITA
DI PMB KATARINA P SIMAJUNTAK DUSUN IV SEI
MENCIRIM TAHUN 2023
Martaline gulo, Merlina sinabariba, Aprilita Br. sitepu., Risda Mariana manik
STIKES Santa Elisabeth Medan, Indonesia
Email: martamarta[email protected]m, Merlina.sinabariba@yahoo.com,
aprilitasitepu6@gmail.com, risda.mariana22@gmail.com
Kata kunci:
Balita, Demam,
Pengetahuan Ibu
Keywords:
Knowledge, age,
education,
employment,
parity, mother
and diarrhea
ABSTRAK
Latar Belakang: Demam adalah tanda tubuh sedang melawan infeksi atau bakteri yang
membuatnya sakit. Penanganan demam pada anak tergantung pada peran orang tua
terutama ibu, sehingga diperlukan pengetahuan dalam menangani demam. Tingkat
pengetahuan ibu sangat bervariasi sehingga terdapat perbedaan penanganan demam pada
anak atau balita.
Tujuan: Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan
ibu tentang penanganan awal demam pada balita.
Metode: Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif deskriptif dengan analisis
distribusi frekuensi. Pengambilan data dilakukan pada 30 orang responden di PMB
KATARINA P SIMAJUNTAK DUSUN IV SEI MENCIRIM bulan 5 tahun 2023
dengan menggunakan kuesioner..
Hasil: Hasil penelitian ini Mayoritas Usia 20-35 tahun sebanyak 21 Orang (70%),
Pekerjaan mayoritas Petani sebanyak 16 Orang (53%), Pendidikan yang dimiliki Ibu
Mayoritas SMA sebanyak 13 Orang (43,3%) dan Ibu memiliki pengetahuan Cukup
sebanyak 14 orang (46,7%) sedangkan Pengetahuan Kurang sebanyak 10 Orang
(33,3%).
Kesimpulan: Penelitian ini diharapkan memberikan masukan kepada tenaga kesehatan
supaya dapat memberikan informasi atau penyuluhan kepada ibu dalam penanganan
demam yang tepat..
ABSTRACT
Background: A fever is a sign that your body is fighting an infection or bacteria that is
making you sick. Handling fever in toddlers depends on the role of parents, especially
mothers, so knowledge is needed in dealing with fever. Mother's level of knowledge
varies greatly so there are differences in the handling of fever in toddlers.
Purpose: This study aims to describe the level of knowledge of mothers about
handling fever in children at Clinik Katarina P Simanjuntak.
Methods: This research uses descriptive quantitative method with frequency
distribution analysis. Samples of this research are 30 respondents using a
questionnaire.
Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Penanganan Awal
Demam Pada Balita Di PMB Katarina P Simajuntak Dusun IV
Sei Mencirim Tahun 2023
2023
Martaline gulo, Merlina sinabariba, Aprilita Br. Sitepu., Risda Mariana manik 1054
Results: The results of this study are that the majority of 20-35-year-olds are 21
people (70%), the majority are farmers as many as 16 people (53%), the education
of the mother is the majority of high school as many as 13 people (43.3%) and
mothers have sufficient knowledge of 14 people (46.7%) while Knowledge Less as
many as 10 people (33.3%)
Conclusion: This study aims to provide for the health professionals in order to give
information or counseling to mather's in fever management properly.
PENDAHULUAN
Penyebab terjadinya demam pada balita menurut Riskesdas 2018, seorang anak
umur 12-23 bulan dinyatakan pernah mengalami KIPI apabila dalam periode 1 bulan
setelah imunisasi pernah mengalami demam tinggi, bernanah/abses dan/atau kejang. Di
Indonesia angka kejadian demam tinggi pada Keluhan kejadian ikutan pasca imunisasi
(KIPI) sebanyak 37,5%, sedangkan di Sumatera Utara sebanyak 37,4%.
Selain itu juga penyakit yang ditandai dengan demam yaitu Malaria. Dimana
berdasarkan Kemenkes RI 2018, jumlah penduduk yang terkena malaria yaitu 8.076 kasus
salah satu di antaranya berdasarkan karakteristik umur 1-4 tahun yang terkena malaria
sejumlah 474 kasus. Di sumatera utara angka terjadinya malaria 242 kasus (Laporan
Riskesdes Tahun 2018).
Selain itu juga di Indonesia sala satu kasus yang mengakibatkan demam yaitu
penyakit pneumonia pada balita di mana berdasarkan profil kesehatan indonesia 2019
sebanyak 8.080 kasus. Sedangkan di Sumatera utara sebesar 12.47%, dimana kasus
tertinggi dari kabupaten/kota deli serdang sebesar 60,04%, tebing tinggi sebesar 24,93%,
langkat sebesar 17,91%, pematang siantar 13,10%, sedangkan di kabupaten yang lain
masih di bawah target 80% (Dinas Kesehatan Sunatera Utara, 2019)
Menurut penelitian yang dilakukan Oleh, Puspitosari & Hartono, (2022) dengan
sampel 140 orang responden menunjukkan mempunyai pengetahuan baik tentang definisi
demam, mekanisme demam, penyebab demam, pengukuran suhu, obat demam, dosis obat,
dan penyimpanan obat. Namun hampir semua responden belum memahami bahwa tidak
semua demam merupakan keadaan berbahaya sehingga harus segera diturunkan dan akan
terus meningkat jika tidak segera diturunkan pengetahuan ibu masih salah dalam
penggunaan kompres air dingin untuk menurunkan demam pada anak atau balita
(Puspitosari & Hartono, 2022).
Berdasarkan hasil penelitian dyoko gumilang sudibyo 2020 yang telah dilakukan
maka didapatkanhasi belum banyak yang mengetahui cara mengenali kondisi demam pada
anak karena teratasnya penggunaan termometer dan lebih banyak mengandalkan rabaan
pada dahi dengan cara mengindetifikasi demam. Sepertiga responden tidak mengetahui
penyebab demam pada anak. Selain tu juga responden memilih melakukan tindakan
swamedikasi dengan membrikan antipiretik khususnya paracetamol untuk setiap kondisi
demam anak. Meskipun demikian penggunaan paracetamol sebagian besar berdasarkan
resep obat sebelumnya tanpa mengetahui efek samping yang timbul pada anak (Sudibyo et
al., 2020).
Dampak dari demam pada balita bisa mengakibatkan dan Meningkatnya suhu akan
menimbulkan peningkatan konsumsi oksigen, produksi karbon dioksid, dan keluaran
jantung (cardiac outpunt, keluaran air yang dapat mengakibatkan dehidrasi, dan disamping
itu juga dapat memicu timbulnya bangkitan kejang pada anak penyandang gangguan kejang
demam (Susanti & Sutini, 2021).
Manifestasi anak yang demam dapat bervariasi yaitu anak nampak sakit ringan
walaupun suhunya tinggi atau dapat pula anak nampak sakit berat walaupun mungkin
Volume 3, Nomor 10, Oktober 2023
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
1055 http://sosains.greenvest.co.id
suhunya tidak tinggi. Yang menjadi tantangan ialahmenyimpulkan skinario dari kasus
disertai dengan gejala demam tersebut apakah merupakan penyakit yang serius atau kasus
biasa biasa saja. Berbagai bahan yang dibentu dalam tubuh yang tidak bersifat pirogen
tetapi dapat merangsang pirogen endogen, termasuk komplek antigen-antibodi, komponen-
komponen, produk limfosit, dan asam empedu. Endoktosi adalah sala satu bahan yang
secara langsung dapat berpengaruh pada pengatur suhu di hipotolamus dan merangsa
pelepasan pyrogen (Purba & Sianturi, 2022).
Dari pengalaman yang dilakukan penulis dari bulan Desember 2022 -Januari 2023
yang di peroleh oleh klinik Katarina p simajuntak masih banyak ibu yang memiliki balita
yang kurang pengetahuan dan informasi tentang penangan awal demam pada balita.
Melihat hal tersebut penulis tertarik untuk meneliti mengenai gambaran pengetahuan ibu
tentang penanganan awal demam pada balita tahun 2023.
Dari latar belakang di atas maka yang menjadi rumusan masalah pada penulis ini
adalah sejauh manakah gambaran pengetahuan ibu dalam menangani demam pada balita
di klinik Katarina p simajuntak? Serta penulisan ini bertujuan untuk mengetahui Gambaran
Pengetahuan Ibu tentang Penanganan Awal Demam pada Balita di PMB Katarina P.
Simajuntak
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.
Populasi penelitian terdiri dari seluruh ibu yang memiliki balita berusia 1-5 tahun, yaitu
sebanyak 50 orang, yang berkunjung di PMB Katarina P Simajuntak Dusun IV Sei
Mencirim pada tahun 2023. Sampel penelitian sebanyak 30 ibu dipilih dengan
menggunakan teknik pengambilan sampel Accidental sampling. Variabel penelitian adalah
gambaran pengetahuan ibu tentang penanganan awal demam pada balita di PMB Katarina
P Simajuntak Dusun IV Sei Mencirim Tahun 2023 (Nursalam, 2016; Syapitri et al., 2021).
Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner yang terdiri dari 25
pertanyaan dengan skala Gutman (benar = 1, salah = 0). Data dikumpulkan langsung dari
responden dengan cara memberikan tanda centang pada lembar kuesioner yang sudah
disediakan. Presentase pengetahuan ibu diukur berdasarkan jumlah jawaban benar yang
diberikan. Lokasi penelitian dilakukan di PMB Katarina P Simajuntak Dusun IV Sei
Mencirim Tahun 2023, dengan waktu penelitian dilakukan mulai tanggal 03 Mei hingga 2
Juni 2023.
Prosedur pengambilan data mencakup izin penelitian dari institusi Stikes Santa
Elisabeth Medan, izin penelitian di PMB bidan Katarina P Simajuntak untuk calon
responden, memberikan penjelasan kepada bidan di klinik, memberikan penjelasan kepada
calon responden, dan memberikan lembar kuesioner kepada responden. Metode
pengumpulan data mencakup dokumentasi dan pengisian kuesioner oleh responden.
Data yang terkumpul diolah melalui tahapan editing, coding, tabulating, dan
transferring. Uji validitas dilakukan menggunakan rumus Pearson Product Moment, dan
uji reliabilitas menggunakan Cronbach's Alpha. Analisis data dilakukan melalui analisis
univariat untuk menjelaskan karakteristik responden, dan tingkat pengetahuan ibu diukur
berdasarkan skor yang diperoleh dari kuesioner. Etika penelitian mencakup persetujuan
(informed consent), anonimitas (tanpa nama), dan kerahasiaan (confidentiality) data
responden.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan Karakteristik terdapat 30 Responden berkaitan dengan Pengetahuan Ibu
Tentang penanganan awal demam pada balita di PMB katarina p simajuantak dusun IV sei
mencirim 2023. Dalam penelitian ini terdapat beberapa karakteristik yang dijabarkan dalam
tabel 1 dibawah ini:
Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Penanganan Awal
Demam Pada Balita Di PMB Katarina P Simajuntak Dusun IV
Sei Mencirim Tahun 2023
2023
Martaline gulo, Merlina sinabariba, Aprilita Br. Sitepu., Risda Mariana manik 1056
Tabel 1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Menunjukkan Bahwa Berdasarkan Umur,
Pekerjaan, Pendidikan Responden Di PMB Karatina P Simajuntak Dusun IV Sei
Mencirim Tahun 2023 Jumlah Keseluruhan.
NO Umur Frekuensi (F) Presentase(%)
1. 20-35 Tahun 21 70,0
2. 35- 45 9 30,0
Total 30 100,0
Pekerjaan
1. Petani 16 53,3
2. Buruh 6 20,0
3. Wiraswasta 8 26,7
Total 30 100,0
Pendidikan
1. SD 2 6,7
2. SMP 8 26,7
3. SMA 13 43,3
4. Perguruan Tinggi 7 23,3
Total 30 100,0
Sumber : hasil kuesioner di olah, 2023
Tabel 1 Menunjukkan bahwa berdasarkan umur, pekerjaan, dan pendidikan Jumlah
keseluruhan responden berumur 20-35 tahun berjumlah 21 orang (70,0%) dan responden
yang berumur >36- 45 tahun 9 orang (30, 0%). Berdasarkan pekerjaan, sebagian besar
Responden yang bekerja sebagai petani sebanyak 16 orang (53,3%), dan responden yang
bekerja sebagai buruh sebanyak 6 orang (20,0%) Responden yang bekerja sebagai
Wiraswasta sebanyak 8 orang (26,7%).
Berdasarkan Pendidikan, sebagain besar Responden memiliki pendidikan terakhir
yaitu SD dengan jumlah 2 orang (6,7%), pendidikan terakhir SMP dengan jumlah 8 orang
(26,7%), Pendidikan SMA Jumlah 13 orang (43,3%), pernguruan tinggi jumlah 7 orang
(23,3%).
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Tentang penanganan Awal Demam Pada
Balita Di PMB Katarina P Simajuntak Dusun IV Sei Mencirim Tahun 2023.
No Pengetahuan frekuensi (f) presentase(%)
1 Baik 6 20,0
2 Cukup 14 46,7
3. Kurang 10 33,3
Total 30 100,0
Berdasarkan tabel 5.2 mayoritas berpengetahuan cukup sebanyak 14 responden
(46,7%) yang berpengetahuan kurang sebanyak 10 responden (33,3%) dan minoritas yang
berpengetahuan Baik 6 orang (20,0%).
Volume 3, Nomor 10, Oktober 2023
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
1057 http://sosains.greenvest.co.id
Pembahasan Hasil Penelitian
1. Berdasarkan Karakteristtik
Berdasarkan hasil penelitian karakteristik responden diatas umur, responden
mayoritas berumur 20-35 tahun sebanyak 21 responden (70,0%) dan minoritas umur 36-
45 tahun sebanyak 9 responden (30,0%). Umur seseorang dihitung dari lahir hingga ulang
tahun, semakin dewasa seseorang dalam suatu hal, maka semakin matang pula dia dalam
berpikir dan bekerja umur mempengaruhi pengetahuan seseorang dimana semakin cukup
umur maka tingkat kematangan dan kedewasaan seseorang akan lebih baik dalam berfikir
dan bekerja (Notoatmodjo, 2018).
Berdasarkan hasil penelitian (Doloksaribu & Siburian, 2017) yang berjudul
“Pengetahuan Ibu Dalam Penanganan Demam Pada Anak Balita (1-5 Tahun) Di Rsu Fajar
Sari Rejo Medan Polonia Tahun 2016” didapatkan ibu yang sebagian besar memiliki usia
26-30 tahun (60,0%), usia 36-40 tahun (28,6%). Dari data tersebut ibu yang usianya 26-30
tahun rata- rata memiliki 6 responden memiliki tingkat pengetahuan cukup dan 9 responden
memiliki tingkat pengetahuan baik, sedangkan ibu yang usianya 36-40 tahun rata-rata
berjumlah 2 responden memiliki tingkat pengetahuan cukup. Semakin bertambahnya umur
akan terjadi peningkatan pada aspek psikis dan psikologis (mental) akibat bertambahnya
informasi dan pengalaman dalam kehidupan sehari hari pada aspek psikologis dan mental
taraf berfikir seseorang semakin matang dan dewasa.
Menurut asumsi peneliti, bahwa pengetahuan responden umur menurut teori
semakin cukup umur, tingkat kematangan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan
bekerja. Hal ini menunjukan bahwa umur tidak jadi pedoman seseorang dalam mengetahui
penanganan awal demam pada balita tetapi salah satu yang menunjukkan kemauan ibu
dalam melakukan penanganan adalah dukungan keluarga dan juga kemauan ibu dalam
mengikuti kegiatan sosialisasi di pelayanan Kesehatan (Ribek et al., 2023).
Berdasarkan pekerjaan responden Mayoritas petani sebanyak 16 orang (53,3%) dan
minoritas pekerjaan buruh sebanyak 6 orang (20,0%), dan pekerjaan sebagai wiraswasta
sebanyak 8 orang (26,7%). Berdasarkan hasil penelitian (Puspitosari & Hartono, 2022)
yang berjudul “tingkat pengetahuan ibu tentang penenganan demam pada anak di apotek
sehat sukaharjo” sebagian besar responden bekerja didapatkan ibu yang bekerja sebagai
petani 49 orang (35,%) sebagai karyawan swasta 44 orang (31,4%) pegawai swasta 35
(25%). dari data tersebut ibu yang bekerja sebagai karyawan rata rata memiliki tingkat
pengetahuan baik dan cukup. Pengetahuan ibu yang tidak bekerja belum dapat dipastikan
lebih baik dari ibu yang bekerja karena tingkat pengetahuan dapat dipengaruhi oleh usia
dan tingkat pendidikanya. Ibu yang tidak bekerja mempunyai lebih banyak waktu dan
perhatian yang diberikan pada anaknya yang sedang sakit, sedangkan ibu yang bekerja
tidak mempunyai banyak waktu bersama anak tetapi mempunyai banyak relasi pada teman
yang bisa saling berbagi pengalaman dan lebih mudah pengakses dan pendapatan informasi
serta pengetahuan mengenai penanganan demam padabalita secara benar dan tepat.
Hal ini didukung oleh teori Notoadmojo (2018), bahwa pekerjaan merupakan faktor
yang mempengaruhi tingkat pengetahuan. Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan
seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun tidak
langsung. Menurut asumsi peneliti seseorang yang bekerja sebagai petani itu sering
mempengaruhi minat seseorang dalam melakukan penanganan awal demam pada balita.
Seorang ibu mempunyai perang penting didalam keluarga sebagai seorang istri dan ibu bagi
anak-anaknya. Selain itu disibukkan untuk melakukan pekerjaan sebagai petani, sehingga
kurangnya penerimaan informasi tentanng penanganan awal demam pada balita dari teman,
media (cetak/elektronik). Sehingga tidak semua pekerjaan bisa menjadi tolak ukur dalam
memperoleh pengetahuan namun ada pekerjaan pekerjaan tertentu yang bisa memperoleh
pengetahuan.
Berdasarkan pendidikan terakhir responden sebagian besar responden memiliki
pendidikan terakhir yaitu minoritas SD Sebanyak 2 responden (6,7 %), pendidikan SMP
sebanyak 8 responden (26,7 %), mayoritas SMA sebanyak 13 responden (43,3 %). Dan
Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Penanganan Awal
Demam Pada Balita Di PMB Katarina P Simajuntak Dusun IV
Sei Mencirim Tahun 2023
2023
Martaline gulo, Merlina sinabariba, Aprilita Br. Sitepu., Risda Mariana manik 1058
pendidikan sarjana 7 responden (23,3%). Tingkat pendidikan mempunyai hubungan yang
erat dengan pengetahuan dan mempengaruhi persepsi seseorang untuk lebih menerima ide-
ide baru terutama dalam mengetahuai penenganan demam pada balita. Seseorang yang
tingkat pendidikannya lebih tinggi biasanya akan mempunyai tingkat pengetahuan yang
lebih tinggi dari orang yang tingkat pendidikan formalnya lebih rendah (Notoatmodjo,
2010). Berdasarkan hasil penelitian (Doloksaribu & Siburian, 2017) dengan judul
“pengetahuan ibu dalam penanganan demam pada anakbalita (1-5 tahun) di rsu fajar sari
rejo medan polonia” Dari 39 responden sebanyak 15 responden (38,5%) pendidikan dasar
13 responden (86,7%) berpenegtahuan cukup dan 2 orang responden berpengetahuan baik,
18 responden (46,2%) pendidikan menengah, dimana 12 responden (66,7%)
berpenegetahuan baik dan 6 responden (33,3%) pendidikan tinggi.
Menurut asumsi peneliti Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi
pendidikan seseorang semakin mudah orang tersebut menerima informasi. Semakin banyak
informasi yang masuk semakin banyak pula pengetahuan yang didapat, namun pada
kenyataannya responden yang memiliki Pendidikan menengah dan rendah bisa saja
memiliki perilaku yang sama atau bahkan lebih baik dari responden yang berpendidikan
tinggi.
2. Pengetahuan Ibu Tentang penanganan awal demam pada balita di PMB katarina p
simajuntak dusun IV sei mencirim 2023.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan judul “Gambaran
Pengetahuan Ibu Tentang penanganan awal demam pada balita di PMB Katarinan P
Simajuntak Tahun 2023” didapatkan dari 30 responden menunjukan bahwa jumlah
mayoritas berpengetahuan cukup sebanyak 14 responden (46,7%) yang berpengetahuan
kurang sebanyak 10 orang (33,3%) dan yang berpengetahuan Baik 6 orang (20,0 %).
pengetahuan merupakan hasil Tahu dan ini terjadi setelah orang mengadakan penginderaan
terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan sangat erat hubunganya dengan pendidikan,
dimana diharapkan dengan pendidikan yang tinggi maka orang tersebut memiliki
pengetahuan yang baik. Namun pengetahuan seseorang tidak secara mutlak dipengaruhi
oleh pendidikan karena pengetahuan juga dapat di peroleh dari pengalaman sebelumnya,
namun tingkat pendidikan sangat menentukan mudah seseorang menyerap dan memahami
informasi yang di sampaikan kepadanya kemudian diterima dan di pahami (Hendrawan &
Hendrawan, 2020)
Pengetahuan ibu merupakan dasar terbentuknya perilaku positif untuk menjaga
kesehatan anak terutama penanganan awal demam pada balita dimana ibu memberikan
perhatian dan perawatan yang baik dan benar terhadap anaknya di rumah sebelum
membawa di rumah sakit. Pengetahuan salah satu pendorong seseorang untuk merubah
perilaku atau mengadopsi perilaku baru. Pengetahuan tentang penanganan demam
merupakan faktor yang menentukan seorang ibu dapat merubah negatif dalam penanganan
awal demam pada balita ke perilaku positif. Pengetahuan dapat diperoleh melalui
pengalaman dan proses belajar baik pendidikan formal maupun informal. Seseorang yang
berpengetahuan tinggi/memadai dalam masalah-masalah kesehatan, diharapkan dapat
berperilaku hidup sehat.
Berdasarkan hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh : (Sianturi, 2022) dengan judul “gambaran pengetahuan ibu tentang
penanganan demam pada balita di desa sihonongan kecamatan paranginan tahun 2022”
mayoritas pengetahuan dengan kategori cukup sebanyak 82 responden (86,3%) dengan
kategori kurang sebanyak 13 responden (13,7%).hal ini pengetahuan seseorang dapat
dipengaruhi oleh pendidikanya, dimana diharapkan bahwa dengan pendidikan yang tinggi
maka orang tersebut akan semakin luas pengetahuanya. Akan tetapi perlu ditekankan,
bukan berarti seseorang yang berpendidikan rendah mutlak berpengetahuan rendah pula.
pengetahuan seseorang tentang suaatu opjek mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan
Volume 3, Nomor 10, Oktober 2023
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
1059 http://sosains.greenvest.co.id
aspek negatif. Kedua aspek ini akan menentukan sikap seseorang, semakin banyak aspek
positif dan objek yang diketahui, maka akan menimbulkan sikap positif terhadap objek
tertentu.
Menurut asumsi peneliti (Sianturi, 2022) pengetahuan ibu tentang penanganan
demam pada anak usia balita harus dipertahankan dan ditingkatkan supaya anak usia balita
ketika mengalami demam, ibu sudah tahu apa penanganan yang harus diberikan kepada
anak salah satunya yaitu pemberian kompres hangat agar demam anak bisa turun serta
ketika anak mengalami demam terus menerus ibu demam anak bisa turun serta ketika anak
mengalami demam terus menerus ibu langsung membawa anak kefasilitas pelayanan
Kesehatan terdekat.
Hasil Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh:
(Hizah Septi Kurniati 2016) dengan judul “gambaran penegtahuan ibu tentang metode
penanganan demam pada balita di wilaya puskesmas pisangan kota tanggerang selatan”
mayoritas ibu berpengetahuan cukup 36 (50,0%), minoritas berpengetahuan kurang
sebanyak 15 orang (20,8%).
Menurut asumsi peneliti (hizah septi kurniati 2016) pengetahuan mengenai demam
dan penanganan demam yang didapat dari lingkungan sekitar dapat berpengaruh besar
terhadap proses masuknya pengetahuan. Hal tersebut terjadi karena ada interaksi timbal
balik antar individu dalam merespon pengetahuan yang diterimanya sehingga sumber
informasi baik daari pendidikan formal maupun non formal. Baik buruknya pengetahuan
dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya: tingkat pendidikan, umur, infromasi
pengalaman, status ekonomi dan sosial budaya (Hizah, 2016).
Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh: penelitian
(Doloksaribu & Siburian, 2017) dengan judul “Pengetahuan Ibu Dalam Penanganan
Demam Pada Anak Balita (1-5 Tahun) Di Rsu Fajar Sari Rejo Medan Polonia Tahun 2016”
di mana ibu yang memiliki balita yang menjadi responden dalam kategori pengetahuan
cukup berjumlah 20 orang (51,3%), diikuti kategori pengetahuan baik sebanyak 19 orang
(48,7%) dan kategori pengetahuan kurang tidak ada. hal ini dipengaruhi dengan
karakteristik sebagian besar responden adalah ibu dengan usia dewasa awal yang
mempunyai pendidikan SMA dan mendapatkan sumber informasi tentang demam dari
tenaga kesehatan seperti dokter, apoteker dan tenaga kesehatan lainnya ketika mendapatkan
obat demam.
Menurut asumsi peneliti (Doloksaribu & Siburian, 2017) Dari data penelitian di atas
ditemukan kesesuaian antara teori dengan hasil penelitian dimana semakin tinggi tingkat
pendidikan seseorang maka pengetahuannya semakin baik. Menurut asumsi peneliti bahwa
mayoritas responden memiliki pengetahuan yang cukup, hal ini juga dipengaruhi oleh
pendidikan dimana semakin tingginya pendidikan seseorang, maka pengetahuan juga akan
semakin luas dan semakin mudah menerima informasi dan ide-ide dari orang lain.
Sebaliknya bila ibu memiliki latar belakang pendidikan yang rendah pada umumnya
mengalami kesulitan untuk menerima informasi. Dalam pengetahuan Penanganan awal
demam pada balita harus di pertahankan dan di tingkatkan supaya anak usia balita ketika
mengalami demam ibu sudah tahu apa penanganan yang harus diberikan kepada anaknya.
Dan pemulihan kesehatan yang dilakukan ibu terhadap anak yang mengalami demam.
KESIMPULAN
Dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap Pengetahuan Ibu Tentang penanganan
awal demam Di PMB katarina P simajuntak jl. Sei mencirim dusun IV Kapung Lalang
Medan Sunggal dan pengolahan data yang dilakukan, dapat di ambil kesimpulan sebagai
berikut: 1. Berdasarkan hasil penelitian, dapat di simpulkan karakeristik responden
berdasarkan umur mayoritas 20-35 tahun 21 responden (70,0%), berdasarkan Pendidikan
SMA 13 responden (43,3%), berdasarkan pekerjaan petani 16 responden (53,3%). 2.
Pengetahuan Ibu Tentang penanganan awal demam pada balita Di PMB katarina p
simajuntak dusun IV sei mencirim tahun 2023 dapat di simpulkan mayoritas
Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Penanganan Awal
Demam Pada Balita Di PMB Katarina P Simajuntak Dusun IV
Sei Mencirim Tahun 2023
2023
Martaline gulo, Merlina sinabariba, Aprilita Br. Sitepu., Risda Mariana manik 1060
berpengetahuan cukup 14 responden (46,7%). Dalam hal ini perlunya peningkatan
pengetahuan ibu tentang penanganan awal demam pada balita melalui berbagai sumber
informasi sehingga para ibu memiliki pengetahuan yang lebih baik di karenakan
pengetahuan sangat mempengaruhi sikap dan perilaku ibu dalam penangan awal demam
pada balita. Sehingga ibu dapat melakukan penanganan awal demam pada balita dirumah
sebelum di bawah ke fasiitas kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
Doloksaribu, T. M., & Siburian, M. (2017). Pengetahuan ibu dalam penanganan demam
pada anak balita (1-5 tahun) di RSU Fajar Sari rejo Medan Polonia tahun 2016. Jurnal
Ilmiah PANNMED (Pharmacist, Analyst, Nurse, Nutrition, Midwivery, Environment,
Dentist), 11(3), 213216.
Hendrawan, A. K., & Hendrawan, A. (2020). Gambaran Tingkat Pengetahuan Nelayan
tentang Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Saintara: Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu
Maritim, 5(1), 2632.
Nursalam, N. (2016). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Salimba Medika.
Purba, M. B. A., & Sianturi, V. (2022). Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Penanganan
Demam Pada Balita di Desa Sihonongan Kecamatan Paranginan Tahun 2022. Jurnal
Ilmiah PANNMED (Pharmacist, Analyst, Nurse, Nutrition, Midwivery, Environment,
Dentist), 17(2), 290293.
Puspitosari, A., & Hartono, H. (2022). TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG
PENANGANAN DEMAM PADA ANAK DI APOTEK SEHAT SUKOHARJO.
Jurnal Farmaku (Farmasi Muhammadiyah Kuningan), 7(2), 4855.
Ribek, I. N., Wiguna, I. P. A., Labir, I. K., Surinati, I. D. A. K., & Mertha, I. M. (2023).
The Level of Knowledge of Parents about Dengue Fever Prevention at Puskesmas II
South Denpasar. Asian Journal of Healthy and Science, 2(6), 253261.
Sudibyo, D. G., Anindra, R. P., El Gihart, Y., Niazzah, R. A., Kharisma, N., Pratiwi, S.
C., Chelsea, S. D., Sari, R. F., Arista, I., & Damayanti, V. M. (2020). Pengetahuan
ibu dan cara penanganan demam pada anak. Jurnal Farmasi Komunitas, 7(2), 6976.
Susanti, D., & Sutini, T. (2021). Pengaruh Aplikasi Manajemen Demam Terhadap
Kemandirian Orang Tua Dalam Penanganan Demam pada Balita di Wilayah Kerja
Puskesmas Kecamatan Kebayoran Baru. Jurnal Ilmiah Kesehatan, 13(1), 3846.
Syapitri, H., Amila, N., Kep, M., Kep, S., Juneris Aritonang, S. S. T., & Keb, M. (2021).
Buku Ajar Metodologi Penelitian Kesehatan. Ahlimedia Book.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0
International License.