1103 http://sosains.greenvest.co.id
JURNAL
JURNAL SOSIAL DAN SAINS
VOLUME 3 NOMOR 10 2023
P-ISSN 2774-7018, E-ISSN 2774-700X
ANALISIS KEUNTUNGAN BISNIS SAYURAN
HIDROPONIK DENGAN SISTEM NUTRIENT FILM
TECHNIQUE (NFT) MENGGUNAKAN SOLAR CELL
Sri Hidayati
Universitas Terbuka, Indonesia
Kata kunci:
NFT, hidroponik,
Solar Cell,
Return
Keywords:
NFT,
hydroponics,
Solar Cell,
Return
ABSTRAK
Latar Belakang: Salah satu cara meningkatkan pendapatan dari budidaya
pertanian adalah menggunakan system hidroponik, terutama di daerah yang
mempunyai lahan terbatas seperti perkotaan.
Tujuan: Sistem hidroponik dapat meningkatkan produktivitas terutama pada
tanaman sayuran dan bertangkai pendek.
Metode: Salah satu kelebihan menanam dengan sistem hidroponik adalah
bebas pestisida, cepat panen, dan daunnya terasa segar. Namun sistem ini
belum banyak diketahui sehingga perlu dipahami lebih jauh tentang
peralatan hidroponik dan menganalisis biaya yang dikeluarkan, serta
keuntungan yang diperoleh dari sistem hidroponik ini.
Hasil: Penelitian ini menggunakan sistem hidroponik NFT menggunakan
Solar Cell, untuk tanaman Pakcoy dan Selada, dengan menggunakan
sistem paralon. Lima unit rekayasa aliran dangkal atau CFT berukuran 4
M x 5 tingkat dengan 250 lubang.
Kesimpulan: Berdasarkan analisis biaya yang dilakukan untuk budidaya
pakcoy diperoleh B/C Rasio sebesar 1.5, NPV >1.
ABSTRACT
Background: One way to increase income from agricultural cultivation is to
use a hydroponic system, especially in areas that have limited land such as
urban areas.
Purpose: The hydroponic system can increase productivity, especially for
vegetable and short-stemmed plants.
Methods: One of the advantages of growing with a hydroponic system is
that it is pesticide-free, harvests quickly, and the leaves taste fresh.
However, not much is known about this system, so it is necessary to
understand more about hydroponic equipment and analyze the costs
incurred and the benefits obtained from this hydroponic system.
Results: This research uses an NFT hydroponic system using Solar Cells,
for Pakcoy and Lettuce plants, using a paralon system. Five shallow flow
engineering units or CFT measuring 4 M x 5 levels with 250 holes.
Analisis Keuntungan Bisnis Sayuran Hidroponik Dengan
Sistem Nutrient Film Technique (NFT) Menggunakan
Solar Cell
2023
Sri Hidayati 1104
Conclusion: Based on the cost analysis carried out for pak choy cultivation,
it was obtained that the B/C ratio was 1.5, NPV > 1.
PENDAHULUAN
Budidaya sayuran system hidroponik adalah system budidaya yang bebas pestisida
dan mampu mengatasi perubahan teknologi. Teknologi saat ini semakin berkembang,
terlebih setelah berakhirnya era pandemic, dan meningkatnya penggunaan teknologi
internet yang mendukung hampir disemua sector industry, seperti pertanian, perdagangan,
retail, dan usaha (Arifin, 2016). E-commerce juga semakin berkembang, sehingga
penjualan sayuran hidroponik juga semakin mudah dipasarkan dan semakin meningkat
prospek bisnisnya. Kecenderungan pasar sayuran saat ini adalah lebih disukai sayuran
sehat, organic, bebas pestisida dan aman dikonsumsi. Akibatnya permintaan sayuran
hidroponik untuk kebutuhan local dan regional semakin meningkat jumlahnya (Aprilia,
2021).
Budidaya tanaman hidroponik NFT memiliki beberapa keunggulan dibandingkan
budidaya tanaman yang menggunakan tanah, yaitu: Hidroponik NFT dapat bersifat flexible
karena dapat ditanam dimanapun, pemberian nutrisi dapat dilakukan dengan sirkulasi aliran
air, produksi dapat lebih meningkat, mutu produk terjaga kualitasnya dari bahan yang
tercermar serta menghemat penggunaan tenaga kerja. Budidaya tanaman menggunakan
hidroponik yang menggunakan Solar Cell, dapat mengurangi meningkatnya penggunaan
biaya aliran listrik dari PLN, sehingga semua factor produksi mudah dikendalikan
(Suhardiyanto, 2009).
Hidroponik NFT menggunakan Solar Cell, adalah salah satu cara yang harus
dikembangkan oleh masyarakat yang peduli dengan masalah kerusakan lingkungan, serta
semakin terbatasnya ketersediaan lahan pekarangan untuk pertanian, (Ismail dan Syam,
2019) Masalah penanaman hidroponik, termasuk system hidroponik NFT adalah
memerlukan keahlian khusus mulai dalam penyiapan peralatan, kegiatan menyemai,
memindahkan tanaman, penggunaan rockwool, netpot, dan Solar Cell mengatur system
perairan, pemberian nutrisi sampai dengan masa panen (Alhidayah, 2021).
Selain memerlukan keahlian tertentu, budidaya sayuran menggunakan hidroponik
NFT, membutuhkan biaya produksi yang lebih mahal, sehingga belum banyak pengusaha
hidroponik, menggunakannya dalam skala industri (Sesanti dan Sismanto, 2016).
Kelayakan budidaya hidroponik NFT secara ekonomi, sangat diperlukan untuk memotivasi
penduduk didaerah perkotaan yang ingin menambah penghasilan melalui Urban Farming.
Budidayakan sayur-sayuran hidroponik sebagai alternatif untuk menambah penghasilan.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kelayakan budidaya sayuran hidroponik
berdasarkan sistem instalasi yang digunakan, yaitu menggunakan hidroponik NFT dengan
Solar Cell, serta mempertimbangkan efisiensi biaya yang dikeluarkan untuk budidaya
sayuran hidroponik (Aryanto, 2016).
Sistem Hidroponik adalah salah satu sistem pertanian yang diterapkan dilahan
sempit. Sistem ini tidak menggunakan media tanah. Media yang dipergunakan adalah
system perairan NFT, terutama untuk efisiensi penggunaan lahan yang mulai banyak
digunakan didaerah perkotaan atau urban farming.
Sistem hidroponik adalah salah satu cara pertanian di daerah perkotaan yang dapat
meningkatkan hasil pertanian secara optimum. Yaitu dengan cara meminimalkan biaya
dengan hasil produksi yang maksimal.
Jenis sayuran yang dapat dibudidayakan melalui sistem hidroponik ini adalah sawi
pakchoy (Brassica rapa L.) dan Selada (Lactuca sativa L.). Pakchoy (Brassica rapa L.) dan
Selada (Lactuca sativa L.) merupakan beberapa tanaman sayur yang memiliki nilai
ekonomis dan gizi yang tinggi. Sawi pakchoy (Brassica rapa L.) dan selada (Lactuca sativa
Volume 3, Nomor 10, Oktober 2023
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
1105 http://sosains.greenvest.co.id
L.) ini banyak dimanfaatkan oleh masyarakat karena memiliki batang dan daun yang lebih
lebar dibanding jenis tanaman sayuran lainnya.
Penelitian ini dilakukan secara tertutup tanpa ada kegiatan campur tangan pihak luar,
yang ada adalah kegiatan analisis dari hasil observasi, tanya jawab dan korespondensi
dengan pihak petani. Kegiatan penelitian ini bertujuan mengamati pendapatan dan
keuntungan dari usaha tani pada sektor budidaya tanaman Pakchoy (Brassica rapa L.) dan
Selada (Lactuca sativa L.) (THRESIA, 2017). Tujuan diadakannya penelitian ini yaitu
untuk menggambarkan keadaan sekarang dari usaha tani tanaman Pakchoy (Brassica rapa
L.) dan Selada (Lactuca sativa L.), serta menganalisis untung rugi dari pendapatan dan
pengeluaran usaha tani kelompok tani pada sektor budidaya tanaman Pakchoy (Brassica
rapa L.) dan Selada (Lactuca sativa L.). (Normansyah et al., 2014)
METODE PENELITIAN
Pengumpulan Data
Dua Jenis data yang dipakai, yaitu primer dan sekunder. Data primer diambil dari
hasil wawancara. Sedangkan data sekunder diperoleh dari studi kepustakaan yang terkait
dengan penelitian ini.
Rancangan Model
Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan metode analisis kelayakan
keuangan usahatani dengan rumus menggunakan: (Aryawati et al., 2023)
1. Net Benefit
2. Net Present Value
3. B/C rasio
4. IRR
5. PP
Kerangka Pemikiran
Dalam mendirikan usaha pertanian hidroponik, terdapat berbagai tantangan yang
perlu diperhatikan, terutama kebutuhan modal dan tingkat risiko yang relatif masih belum
diketahui karena industri ini masih baru. Namun pertanian hidroponik memberikan peluang
karena kemampuannya diterapkan pada lahan yang kecil, produksi sayuran organik, serta
adanya permintaan yang cukup besar. Untuk menilai kelayakan investasi pada lahan
pertanian hidroponik sebelum dibangun, dilakukan analisis kelayakan investasi melalui uji
analisis arus kas (Fahmi & Hadi, 2009). Analisis ini mempertimbangkan variabel-variabel
seperti total biaya, pendapatan, pendapatan, dan titik impas (BEP). Karena usaha pertanian
hidroponik masih baru berdiri, maka data variabel-variabel tersebut akan diperoleh dengan
mengacu pada usaha pertanian sejenis dalam beberapa bulan terakhir. Setelah data variabel
diperoleh maka akan dianalisis dengan menggunakan alat bantu seperti NPV, IRR, B/C
Rasio, dan PP. Kriteria tersebut merupakan indikasi yang dapat dipakai untuk menentukan
layak atau tidaknya suatu bisnis (Hanafie, 2010).
Menurut Husnan (2000), suatu usaha hidroponik dianggap layak apabila hasil
analisisnya memenuhi kriteria tertentu. Kriteria tersebut antara lain NPV > 1, IRR> suku
bunga, B/C rasio> 1, dan PP < waktu yang ditentukan. Apabila hasilnya tidak memenuhi
kriteria tersebut maka budidaya hidroponik dianggap tidak feasible. Kesimpulannya,
kelayakan budidaya pertanian hidroponik dapat diketahui dengan menilai berbagai kriteria,
seperti NPV, IRR, B/C rasio, dan payback period. Hasil ini memberikan pengetahuan
berharga mengenai potensi keberhasilan suatu usaha bisnis. Husnan (2000) menyebutkan,
kriteria yang digunakan untuk menentukan kelayakan budidaya hidroponik yaitu:
1. Nilai Sekarang Bersih
NPV adalah perbedaan nilai saat ini dari aliran biaya dan nilai dari aliran manfaat.
Untuk menghitung NPV diperlukan data mengenai perhitungan cost investasi, cost
operasional dan cost maintenance, serta perhitungan manfaat dari kegiatan yang
dikerjakan. Jika NPV > 0 (positif) maka proyek layak dikerjakan, sebaliknya apabila NPV
< 0 (negatif) maka proyek tidak layak dilanjutkan, karena dianggap merugi.
Analisis Keuntungan Bisnis Sayuran Hidroponik Dengan
Sistem Nutrient Film Technique (NFT) Menggunakan
Solar Cell
2023
Sri Hidayati 1106
2. Rasio biaya manfaat dibandingkan dengan biaya
B/C rasio adalah nilai manfaat terhadap nilai biaya.
Kriteria rasio B/C bersih adalah: (Dewi et al., 2015; Prima Dewi et al., 2015)
A. Apabila Net B/C > 1, berarti investasi tersebut layak, karena aliran manfaat lebih
besar dibandingkan aliran cost yang dikeluarkan.
B. Apabila Net B/C = 1 Usulan investasi mencapai titik impas.
C. Apabila Net B/C kurang dari 1 berarti usulan investasi tersebut tidak layak,
karena aliran manfaat yang diperoleh < dibandingkan aliran biayanya.
3. Tingkat pengembalian internal (IRR)
Tingkat pengembalian internal harus lebih besar dibandingkan dengan tingkat bunga
yang berlaku. Karena dengan investasi yang sama, akan jauh lebih menguntungkan apabila
dibuat usaha, dengan hasil yang lebih besar, dibandingkan dengan sekedar disimpan di
bank.
4. PP
PP adalah cara untuk menilai investasi suatu bisnis. Kriteria investasi ini, termasuk
dalam kriteria investasi yang tidak didiskontokan (tidak memperhitungkan tingkat suku
bunga yang berlaku). Kriteria keputusan: (Sartono, 2010b, 2010a)
A. Apabila PP suatu investasi yang diusulkan lebih singkat dari PP yang ditentukan,
maka usulan investasi disebut layak.
B. Kebalikannya PP lebih lama dari PP yang ditentukan, maka bisnis itu masuk
dalam kategori tidak layak.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan jenis kelamin, sebanyak 61 orang pasien dengan jenis kelamin laki-laki
atau 42% sedangkan perempuan mendominasi yaitu 84 orang atau 58%. Luas lahan
hidroponik yang digunakan adalah 80 m2. Menggunakan system NFT dilengkapi dengan
Solar Cell sebagai pengganti listrik PLN yang belum stabil, sehingga dapat mengurangi
biaya dan lebih menjaga stabilitas pasokan listrik untuk system pengairan.
Sistem NFT menggunakan pipa pralon PVC ukuran 2 inchi sebanyak 5 tingkat.
Masing masing tingkat berukuran 4 meter, jarak lubang tanam adalah 10 cm.
1. Biaya Investasi
Biaya investasi adalah kegiatan praoperasional sebelum budidaya kegiatan
hidroponik dilakukan.
2. Biaya Operasional
Jadwal Penggunaan Dana Investasi (dalam Rp.)
Masa Konstruksi (bulan)
JENIS INVESTASI Jumlah 1 2 3 4 5 6
Pra Operasi 1,575,000 315,000 315,000 157,500 551,250 236,250
Tanah 3,000,000 3,000,000
Bangunan & Emplasemen - - - - -
Mesin & Peralatan 7,743,750 3,871,875 3,871,875
Utiliti 1,050,000 315,000 735,000
Mebelair - -
Peralatan Kantor 5,250,000 5,250,000
Kendaraan - - 0
JUMLAH 18,618,750 3,315,000 4,501,875 4,764,375 551,250 236,250 5,250,000
Provisi Kredit 1% 1,861,875 #########
Bunga Masa Konstruksi 716,822 204,806 170,672 136,538 102,403 68,269 34,134
Total Pembiayaan 21,197,447 8,696,681 9,174,422 9,665,288 1,204,903 540,769 10,534,134
Didanai Equity 35 % 7,419,106 3,043,838 3,211,048 3,382,851 421,716 189,269 3,686,947
Didanai Kredit Bank 65% 5,652,843 5,963,374 6,282,437 783,187 351,500 6,847,187
Volume 3, Nomor 10, Oktober 2023
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
1107 http://sosains.greenvest.co.id
Adalah semua biaya yang dikeluarkan selama periode tanam, mulai dari benih
sayuran, nutrisi AB, Rockwool, biaya perawatan, biaya tenaga kerja setiap tahun.
3.Penerimaan (Revenue) dan Proyeksi Laba Rugi
Perkiraan Kebutuhan Modal Kerja Permulaan (Produksi Tahun 1)
Kebutuhan Dibutuhkan Total Dibutuhkan
1 Bulan (bulan)
Persediaan Bahan Baku
Nutrisi 1,300 1 1,300
Benih Selada 867 1 867
Benih Pakcoy 867 1 867
Rockwool 173 0.25 43
BBM untuk Genset 34,667 0.25 8,667
Plastik Kemasan 8,667 1 8,667
Sub Total 20,410
Persediaan Barang Jadi 867 0.5 433
Piutang Penjualan 867 1 867
Pembayaran di muka
Bahan baku 0 0
Hutang Dagang
Nutrisi (1,300) 1 (1,300)
Benih Selada (867) 1 (867)
Benih Pakcoy (867) 1 (867)
Rockwool (173) 0.5 (87)
BBM untuk Genset (34,667) 0.5 (17,333)
Plastik Kemasan (8,667) 1 (8,667)
Sub Total (29,120)
Kebutuhan Tunai
Gaji dan Upah 3,580,000 1 3,580,000
Biaya Pemeliharaan 32,703 1 32,703
Premi Asuransi 8,777 1 8,777
Biaya Administrasi dan Umum 1,000,000 1 1,000,000
Biaya Penjualan 500,208 1 500,208
Sub Total 5,121,688
Kebutuhan Modal Kerja 5,114,278
Provisi Kredit 1% 51,143
Total Modal Kerja 5,165,421
Pembelanjaan
Kredit Modal Kerja 65% 3,357,524
Modal Sendiri (Equity) 35% 1,807,897
Analisis Keuntungan Bisnis Sayuran Hidroponik Dengan
Sistem Nutrient Film Technique (NFT) Menggunakan
Solar Cell
2023
Sri Hidayati 1108
Penerimaan diperoleh dari dua sumber yaitu produksi yang dibeli oleh pedagang
sayuran dan konsumen akhir. Perhitungan nilai jual diperoelh dari harga persatuan
kilogram dikalikan dengan harga pasar hidroponik.
Volume 3, Nomor 10, Oktober 2023
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
1109 http://sosains.greenvest.co.id
Nilai penjualan tahun pertama adalah sebesar Rp 79 juta dan meningkat pada tahun
kedua sebesar Rp 85 juta. Apabila nilai penjualan ini dikurangi dengan Harga Pokok
Penjualan,maka diperoleh Laba kotor sebesar Rp 23 juta pada tahun pertama dan Rp 29
juta pada tahun kedua. Laba kotor yang diperoleh ini selanjutnya dikurangi dengan total
biaya administrasi, biaya penjualan dan biaya penyusutan, serta bunga dan PPH, maka akan
diperoleh Laba net sebesar Rp 5 juta pada tahun pertama dan Rp 8 juta pada tahun kedua.
Rasio laba terhadap penjualan akan menghasilkan rasio sebesar 7.2% pada tahun
pertama atau B/C rasio sebesar 1.5% pada tahun pertama. Sedangkan pada tahun kedua
akan menghasilkan rasio penjualan sebesar 10.79%, dengan B/C rasio sebesar 1.85%
BEP terhadap Penjualan
Persentase Titik impas atau BEP terhadap penjualan pada tahun pertama adalah
sebesar 85%, sedangkan pada tahun kedua adalah sebesar 79%.
IRR (Internal Rate of Return)
Yaitu analisis tingkat discount rate yang menghasil NPV = 0. Nilai rata rata IRR
yang diperoleh adalah sebesar 43%. Nilai ini lebih besar dari tingkat suku bunga bank yang
berlaku tahun 2023 yaitu sebesar 10%
Analisis Payback Period
Payback Period adalah jangka waktu pengembalian investasi dari usaha sayuran
hidroponik, yaitu sebesar 2.62 atau sebesar 2 tahun 6 bulan 2 hari.
Neraca
KESIMPULAN
Proyeksi Neraca per 31 Desember
Masa Tahun 1 Tahun 2
Konstruksi
Assets :
Current Assets :
Kas dan Bank 0 728,390 11,180,964
Persediaan Bahan Baku dan Penolong 0 20,410 21,980
Persediaan Barang Jadi 0 2,077,213 2,093,303
Pembayaran di Muka 0 0 0
Piutang Dagang 0 6,644,444 7,155,556
Total Current Assets 0 9,470,457 20,451,802
Fixed Assets :
Pra Operasi 1,575,000 1,575,000 1,575,000
Tanah 3,000,000 3,000,000 3,000,000
Bangunan & Emplasemen - - -
Mesin & Peralatan 7,743,750 7,743,750 7,743,750
Utiliti 1,050,000 1,050,000 1,050,000
Mebelair - - -
Peralatan Kantor 5,250,000 5,250,000 5,250,000
Kendaraan - - -
Provisi Kredit 1% 1,861,875 1,861,875 1,861,875
Bunga Masa Konstruksi 716,822 573,458 430,093
Total Fixed Assets 21,197,447 21,054,083 20,910,718
Akumulasi Penyusutan 2,642,854 5,251,574
Net Fixed Assets 21,197,447 18,411,228 15,659,144
Total Assets 21,197,447 27,881,685 36,110,946
Equity & Liabilities
Current Liabilities :
Current Portion of Investment Loan 0 574,098 574,098
Kredit Modal Kerja 0 3,357,524 -
Hutang Dagang 0 - -
Total Current Liabilities 0 3,931,621 574,098
Long Term Liabilities :
Investment Loan 13,778,340 12,630,145 12,056,048
Kredit Modal Kerja (3,357,524)
Total Long Term Liabilities 13,778,340 9,272,622 12,056,048
Equity
Modal 7,419,106 9,227,004 9,227,004
Akumulasi Laba (Rugi) 5,450,438 14,253,797
Total Equity 7,419,106 14,677,442 23,480,801
Total Equity & Liabilities 21,197,447 27,881,685 36,110,946
Analisis Keuntungan Bisnis Sayuran Hidroponik Dengan
Sistem Nutrient Film Technique (NFT) Menggunakan
Solar Cell
2023
Sri Hidayati 1110
Berdasarkan hasil penelitian tersebut di atas, dapat disimpulkan: 1. B/C rasio sebesar
1.5 pada tahun pertama dan 1.85 pada tahun kedua, artinya perbandingkan antara
keuntungan kotor yang telah didiscount dengan biaya secara keseluruhan, menunjukkan
usaha tani sayuran hidroponik ini layak untuk dikembangkan, Karena nilai nya lebih dari
satu. 2. IRR sebesar 43% adalah tingkat discount rate yang menghasilkan nilai NPV = 0.
Artinya nilai IRR ini jauh dari tingkat suku bunga bank yang berlaku yaitu sebesar 10%.
Artinya usaha tani sayuran hidroponik ini layak dilanjutkan. 3. Payback Period adalah
jangka waktu kembalinya investasi yang telah dikompensasi dari keuntungan yang telah
diperolah dari usahatani sayuran hidroponik, yaitu sebesar 2.62 atau sebesar 2 tahun 6
bulan 2 hari. Saran yang dapat dilakukan berdasarkan hasil analisis yang sudah dilakukan
terhadap usahatani sayuran hidroponik menggunakan system NFT dengan Solar Cell, ini
layak dikembangkan dengan nilai investasi diperbesar.
DAFTAR PUSTAKA
Alhidayah, D. D. (2021). Analisis Kelaykan Finansial Usaha Sayuran Dengan Sistem
Hidroponik (Media Farm Hidroponik). Iain Bengkulu.
Aprilia, B. C. (2021). Analisis Kelayakan Usahatani Sayur Hidroponik Metode Nutrient
Film Technique Di Forever Green, Jakarta Timur. Fakultas Sains Dan Teknologi Uin
Syarif Hidayatullah Jakarta.
Arifin, S. (2016). Cara Mudah Belajar Hidroponik. Edisi.
Aryanto, D. D. (2016). Analisis Pendapatan Usahatani Mina Padi Di Desa Margoluwih
Kecamatan Seyegan Kabupaten Sleman (Studi Kasus Pada Kelompok Pembudidaya
Ikan Sidodadi).
Aryawati, N. P. A., Harahap, T. K., Yanti, N. N. S. A., Mahardika, I. M. N. O., Widiniarsih,
D. M., Ahmad, M. I. S., Mattunruang, A. A., & Amali, L. M. (2023). Manajemen
Keuangan. Penerbit Tahta Media.
Dewi, S. P., Kristanto, S. B., & Dermawan, E. S. (2015). Akuntansi Biaya Edisi 2. Jakarta:
In Media.
Fahmi, I., & Hadi, Y. L. (2009). Teori Portofolio Dan Analisis Investasi. Bandung:
Alfabeta.
Hanafie, R. (2010). Pengantar Ekonomi Pertanian. Penerbit Andi.
Normansyah, D., Rochaeni, S., & Humaerah, A. D. (2014). Analisis Pendapatan Usahatani
Sayuran Di Kelompok Tani Jaya, Desa Ciaruteun Ilir, Kecamatan Cibungbulang,
Kabupaten Bogor. Agribusiness Journal, 8(1), 2944.
Prima Dewi, S., Bayu Kristanto, S., & Sugiarto Dermawan, E. (2015). Akuntansi Biaya.
Akuntansi Biaya.
Sartono, A. (2010a). Manajemen Keuangan Teori Dan Aplikasi Edisi 4, Yogyakarta: Bpfe
Menyusun Skripsi. Jakarta: Elex Media Komputindo.
Sartono, A. (2010b). Manajemen Keuangan Teori Dan Aplikasi Edisi 4. Yogyakarta: Bpfe.
Suhardiyanto, H. (2009). Teknologi Rumah Tanaman Untuk Lklim Tropika Basah
Pemodelan Dan Pengendalian Lingkungan.
Thresia, M. (2017). Analisis Usahatani Kedelai Di Kecamatan Berbak Kabupaten Tanjung
Jabung Timur. University Of Jambi.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0
International License.