Volume 3, Nomor 10, Oktober 2023
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
1117 http://sosains.greenvest.co.id
perbaikkan dan konsistensi yang terus-menerus pada service quality maka akan
meningkatkan intesi untuk berobat ke RS “M” Jakarta.
b) Pengaruh Price Fairness Terhadap Patient Intention
Dari tabel diatas diketahui bahwa t hitung untuk variabel Price Fairness adalah 2,350
yang lebih dari t tabel 1,656 (df 138) pada tingkat signifikansi sebesar 0,020 <0,05 dengan
nilai koefisien regresi β sebesar +0,140 maka dapat disimpulkan bahwa variabel Price
Fairness berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap Patient Intention. Dengan
demikian hipotesa H3 yang menyatakan bahwa “terdapat pengaruh yang signifikan dan
positif antara Price Fairness terhadap Patient Intention pada pasien Rumah Sakit “M”
Jakarta” diterima.
c) Pengaruh Word-of-Mouth Terhadap Patient Intention
Dari tabel diatas diketahui bahwa t hitung untuk variabel Word-of-Mouth adalah
5,112 > t tabel 1,656 (df138) pada tingkat signifikansi sebesar 0,000 <0,05 dengan nilai
koefisien regresi β sebesar +0,224 maka dapat disimpulkan bahwa variabel Word-of-Mouth
berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap Patient Intention. Dengan demikian
hipotesa H4 yang menyatakan bahwa “terdapat pengaruh yang signifikan dan positif antara
Word-of-Mouth terhadap Patient Intention pada pasien Rumah Sakit “M” Jakarta”
diterima.
d) Pengaruh Subjective Norm Terhadap Patient Intention
Dari tabel diatas diketahui bahwa t hitung untuk variabel Subjective Norm adalah
3,484> t tabel 1,656 (df138) pada tingkat signifikansi sebesar 0,001 <0,05 dengan nilai
koefisien regresi β sebesar +0,149 maka dapat disimpulkan bahwa variabel Subjective
Norm berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap Patient Intention. Dengan
demikian hipotesa H5 yang menyatakan bahwa “terdapat pengaruh yang signifikan dan
positif antara Subjective Norm terhadap Patient Intention pada pasien Rumah Sakit “M”
Jakarta”, diterima.
e) Pengaruh Behavior Control Terhadap Patient Intention
Dari tabel diatas diketahui bahwa t hitung untuk variabel Behavior Control adalah
3,607> t tabel 1,656 pada tingkat signifikansi sebesar 0,000 <0,005 dengan nilai koefisien
regresi β sebesar +0,153. Karena nilai p-value maka dapat disimpulkan bahwa variabel
Behavior Control berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap Patient Intention.
Dengan demikian hipotesa H6 yang menyatakan bahwa “terdapat pengaruh yang signifikan
dan positif antara Behavior Control terhadap Patient Intention pada pasien Rumah Sakit
“M” Jakarta”, diterima. (Ghozali & Latan, 2015)
D. Pembahasan Hasil Penelitian
i. Pengaruh Service Quality, Price Fairness, Word Of Mouth, Norma
Subjektif, dan Perceived Behavioral Control Terhadap Intensi Berkunjung
di Unit Rawat Jalan RS MTSJ
Berdasarkan Analisa hipotesis H1 yang menyatakan terdapat hubungan positif dan
signifikan antara service quality, price fairness, word of mouth, norma subjektif dan
perceived behavioral control terhadap intensi berkunjung diterima. Artinya semakin baik
nilai dari variabel-variabel tersebut maka semakin tinggi keinginan pasien untuk berobat di
unit rawat jalan rumah sakit “M” Jakarta.
Sesuai dengan teori Fishbein dan Ajzen maka intensi ini memang dipengaruhi oleh
keyakinan dan juga sikap. Dalam penelitian ini sikap dinilai dari respon individu terhadap
service quality, harga dan juga word of mouth. Didukung juga oleh persepsi individu yang
dinilai dari norma subjektif dan juga perceived behavioral control. Dari analisa 3 box
method nilai yang terendah pada norma subjektif, hal ini dapat dipahami bahwa sebagai
rumah sakit yang relatif baru beroperasional maka belum terbentuk suatu persepsi pada
pasien untuk secara insting memilih rumah sakit ini, demikian pula belum banyak keluarga
atau orang terdekat yang telah memiliki pengalaman berobat di rumah sakit ini
sebagaimana halnya rumah sakit lama yang telah ada dari lintas generasi. Norma subjektif
ditentukan oleh tekanan sosial yang diterima oleh individu untuk berprilaku tertentu dan