Volume 1, Nomor 6 , Juni 2021
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
469
http://sosains.greenvest.co.id
MENGKAJI EFISIENSI KOMPRES AIR HANGAT UNTUK
MENGURANGI TINGKAT NYERI DISMENOREA PADA
PEREMPUAN
Endang Susilowati dan Hidayatus Sholikhah
Universitas Islam Sultan Agung Semarang
Email : esusilowati@unissula.ac.id dan hidayatussholikhah99@gmail.com
Diterima:
16 mei 2021
Direvisi:
6 Juni 2021
Disetujui:
15 Juni 2021
Abstrak
Setiap wanita yang sedang menstruasi dapat mengalami
Dismenorea. Dismenorea adalah rasa nyeri yang terjadi pada
saat haid biasanya ditandai dengan adanya kram yang berpusat di
abdomen bawah. Masa remaja (11-21 tahun) adalah masa
terjadinya peningkatan kebutuhan energi dan nutrisi. Di usia ini
remaja sangat rentan terhadap dismenorea. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui tentang konsep yang menyatakan
kompres air hangat untuk mengurangi rasa nyeri pada masa haid,
Prevalensi dismenorea di Indonesia mencapai 60-70% pada saat
usia remaja dan dapat menimbulkan dampak konflik emosional,
ketegangan dan kegelisahan. Di Indonesia angka kejadian
disminorea primer 54,89% dan 45,11% dismenorea sekunder.
Terdapat beberapa manajemen nyeri untuk mengatasi
dismenorea, salah satunya yaitu dengan memberikan terapi
kompres air hangat. Metode pada penelitian ini menggunakan
pendekatan literature review dengan menggunakan beberapa
sumber jurnal penelitian yang digunakan berdasarkan kriteria
yang telah ditetapkan sebelumnya. Sumber data yang dipilih
yaitu jurnal ter-update yang dibatasi penerbitan jurnalnya dari
tahun 2014-2020 salah satunya yaitu efektivitas pemberian terapi
kompres air hangat untuk mengurangi rasa nyeri dismenorea.
Hasil dari beberapa jurnal yang telah didapatkan, terdapat
beberapa tingkatan nyeri pada saat menstruasi terhadap
responden dengan pemberian perilaku dengan diberikannya
terapi kompres air hangat dapat mengurangi nyeri pada saat
menstruasi. Pembahasan salah satu cara yang digunakan untuk
mengurangi rasa nyeri dismenorea non farmakologi yaitu
diberikan terapi kompres menggunakan air hangat. Terapi
kompres hangat dapat melebarkan pembuluh darah sehingga bisa
meningkatkan aliran darah lokal yang mengakibatkan relaksasi
yang bisa menurunkan rasa nyeri. Kesimpulan yang bisa diambil
yaitu berdasarkan dari beberapa jurnal yang telah dianalisa,
menunjukkan bahwa pemberian terapi kompres air hangat dapat
mengurangi tingkatan rasa nyeri dismenorea.
Kata kunci : Dismenorea, Remaja, Kompres Air Hangat
Abstract
Every woman who is menstruating can experience
dysmenorrhea. Dysmenorrhea is pain that occurs during
menstruation, usually characterized by cramps centered in the
lower abdomen. Adolescence (11-21 years) is a period of
increasing energy and nutritional needs. At this age, adolescents
Mengkaji Efisiensi Kompres Air Hangat untuk
Mengurangi Tingkat Nyeri Dismenorea pada Perempuan
Endang Susilowati dan Hidayatus Sholikhah
470
are very susceptible to dysmenorrhea. The purpose of this study
was to find out about the concept that warm water compresses to
reduce pain during menstruation, the prevalence of
dysmenorrhea in Indonesia reaches 60-70% during adolescence
and can cause emotional conflict, tension and anxiety. In
Indonesia the incidence of primary dysmenorrhea is 54.89% and
45.11% secondary dysmenorrhea. There are several pain
managements to overcome dysmenorrhea, one of which is by
giving warm water compress therapy. The method in this study
uses a literature review approach by using several sources of
research journals that are used based on predetermined criteria.
The selected data sources are updated journals whose journal
publications are limited from 2014-2020, one of which is the
effectiveness of giving warm water compress therapy to reduce
the pain of dysmenorrhea. The results of several journals that
have been obtained, there are several levels of pain during
menstruation for respondents by giving behavior by giving warm
water compress therapy to reduce pain during menstruation.
Discussion of one of the ways used to reduce the pain of non-
pharmacological dysmenorrhea is given compress therapy using
warm water. Warm compress therapy can dilate blood vessels so
that it can increase local blood flow resulting in relaxation
which can reduce pain. The conclusion that can be drawn is
based on several journals that have been analyzed, showing that
giving warm water compress therapy can reduce the level of
dysmenorrhea pain.
Keywords: Dysmenorrhea, Adolescents, Hot Compress
Pendahuluan
Dismenorea muncul karena adanya kontraksi lapisan miometrium yang
menimbulkan gejala nyeri ringan hingga berat pada perut bagian bawah, daerah paha dan
sisi medial paha. Rasa nyeri diperut bagian bawah, kemudian menjalar ke daerah
pinggang dan paha. Terkadang disminorea disertai mual muntah, diare, sakit kepala dan
emosi yang tidak terkontrol. Nyeri timbul sebelum haid dan hilang setelah darah haid
keluar (Anwar, Mochammad 2011).
Menstruasi adalah keluarnya darah dari dalam uterus, karena lepasnya lapisan
dinding rahim disertai pelepasan endometrium yang terjadi setiap bulan. Menstruasi ini
dinilai berdasarkan 3 hal, pertama siklus haid yaitu berkisar 21-35 hari, kedua lama haid
tidak lebih dari 15 hari, dan ketiga jumlah darah yang keluar 20-80 ml (Anwar,
Mochammad 2011).
Berdasarkan Badan Kesehatan Dunia (WHO) rata-rata 50% lebih perempuan di
setiap negara mengalami dismenore. Negara Swedia sekitar 72% dan Amerika Serikat
hampir 90% wanita mengalami dismenore, dan 10-15% diantaranya mengalami
dismenore berat, yang dapat menggagu aktivitasnya (Jurnal Occupation And
Environmental Medicine; 2013).
Secara umum penanganan dismenorea terdapat dua cara yaitu secara
farmakologis dan non farmakologis. Untuk farmakologis yaitu mengkonsumsi obat
obatan dan non farmakologis yaitu olahraga secara teratur, kompres hangat, istirahat dan.
Volume 1, Nomor 6 , Juni 2021
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
471
http://sosains.greenvest.co.id
relaksasi (Kumalasari 2013)
Pemberian kompres hangat yang menggunakan prinsip penghantaran panas
melalui cara konduksi dengan menempelkan handuk hangat di daerah nyeri akan
melancarkan sirkulasi darah dan menurunkan ketegangan otot sehingga menurunkan
nyeri pada wanita dengan dismenorea primer, karena pada saat nyeri haid mengalami
kontraksi uterus dan kontraksi otot polos. Suhu panas dapat meminimalkan ketegangan
otot. Setelah otot rileks, rasa nyeri pun akan berangsur hilang (Laila 2011). Kompres
hangat dapat menyebabkan vasodilatasi pada pembuluh darah yang dapat meningkatkan
aliran darah ke jaringan (Sains et al. 2019). Dengan cara ini penyaluran zat asam dan
makanan ke sel-sel diperbesar dan pembuangan dari zat-zat diperbaiki yang dapat
mengurangi rasa nyeri haid primer (PPNI 2012). Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui seberapa efektivitas pemberian terapi kompres air hangat terhadap penurunan
tingkat rasa nyeri dismenorea pada remaja. Artikel penelitian yang diteliti oleh
(Maidartati 2018) yang berjudul “Efektivitas Terapi Kompres Air Hangat Terhadap
Penurunan Nyeri Dismenore pada Remaja di Bandung” menggunakan metode Pra-
Eksperimen dalam satu kelompok (one group pre test post test design). Penarikan
sampel melalui metode purposive sampling dengan sampel berjumlah 47 orang pada
remaja putri usia 13-15 tahun. Kriteria sampel remaja putri yang mengalami
dysmenorrhea dengan skala nyeri 1-10.
Artikel penelitian yang dilakukan (Esti 2018) yang berjudul “The Effect Of
Warm Compress And Aromatherapy Lavender To Decreasing Pain On Primary
Dysmenorrhea”. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian
menggunakan eksperimen semu dengan desain pretes-postes perbandingan dua
kelompok. Kriteria inklusi adalah usia 16-18 tahun, memiliki siklus haid teratur,
mengalami dismenore, intensitas nyeri sedang dan berat, tidak menggunakan terapi
komplementer lain, tidak memiliki alergi panas dan siap diberikan aromaterapi lavender.
Pengecualiannya adalah remaja putri yang merokok dan mengonsumsi alkohol, remaja
putri yang mengalami gangguan menstruasi.
Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan pencarian literatur jurnal maupun artikel ilmiah melalui
media: Google schoolar, Cendekia, Pubmed, dan New England Journal of Medicine.
Tujuan dari artikel ini adalah mengulas masalah dismenorea. Kata kunci yang
digunakan untuk penelusuran literatur yaitu “The effectiveness of warm water compress
therapy to reduce dysmenorrhea pain”. Cara yang digunakan dalam mencari artikel
menggunakan bahasa indonesia dan bahasa inggris yang sesuai dengan topik. Pencarian
dilakukan dengan menggunakan beberapa database antara lain Google scholar,
Cendekia. Keyword yang digunakan adalah warm water”, “Pain atau nyeri”,
“Dismenorea atau nyeri saat menstruasi”. Artikel yang diperoleh di review untuk
memilih artikel yang sesuai dengan kriteria dan didapatkan 8 artikel yang terdiri dari 5
artikel internasional dan 3 artikel nasional yang selanjutnya akan di review.
Pengambilan data di lakukan dengan tindakan kompres hangat pada remaja putri
SMPN 31 Bandung yang berusia 13-15 tahun dengan menggunakan botol plastik yang
diisi air hangat bersuhu 40-45°C (diukur menggunakan thermometer air), yang dibalut
dengan kain berukuran 19x13 cm dengan ketebalan 0,1 cm, lalu diletakkan selama 10
menit. Untuk skala nyeri menggunakan skala penilaian numerik (Numerical Rating Scale,
NRS) skala 0-10, dimana Menurut Potter & Perry (2006) dalam menentukan nyeri
dysmenorrhea digunakan klasifikasi skala 0 (tidak nyeri), 1-3 (skala nyeri ringan), 4-6
(skala nyeri sedang), 7-9 (nyeri berat), 10 (skala nyeri berat). Kemudian data dianalisis
Mengkaji Efisiensi Kompres Air Hangat untuk
Mengurangi Tingkat Nyeri Dismenorea pada Perempuan
Endang Susilowati dan Hidayatus Sholikhah
472
univariat dengan menggunakan rumus presentase : 𝑑𝑓 = 𝑓 : 𝑁 x 100% Keterangan : df :
distribusi frekuensi f : frekuensi N : Jumlah responden. Wilcoxon Signed Ranks sebesar -
6,071 pada (Mean Rank) 24 dan taraf signifikan 0,000. Untuk menentukan hipotesis
ditolak atau diterima maka besar taraf signifikan (p) dibandingkan dengan taraf kesalahan
0,05 (5%).. Hasil penelitian ini menunjukkan nilai p lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05),
sehingga Ho ditolak yang berarti dapat disimpulkan adanya efektivitas terapi kompres
hangat terhadap nyeri haid pada Remaja Siswi Usia 13-15 tahun. Hal ini dapat
disimpulkan bahwa dengan melakukan kompres air hangat selama 10 menit dengan suhu
40 -45°C mampu mengurangi satu tingkat skala nyeri pada haid.
Artikel penelitian yang dilakukan oleh (Asmita dahlan 2018) Journal Edurance
yang berjudul “Pengaruh Terapi Kompres Hangat Terhadap Haid (Dismenorea) Pada
Siswi SMK Perbankan Simpang Haru Padang”. Metode penelitian ini menggunakan
metode pra eksperimen dengan rancangan one group pretest-postes. Penarikan sampel
melalui metode purposive sampling dengan sampel berjumlah 16 orang pada remaja
putri. Kriteria sampel adalah remaja putri yang mengalami dismenorea dan yang belum
pernah mendapatkan terapi kompres hangat sebelumnya. Pengambilan data dilakukan
pada 1 kelompok responden yang mengalami dismenorea di SMK Perbankan Simpang
Haru Padang. Pengukuran dilakukan pada saat nyeri haid pertama selama 20 menit untuk
mengetahui tingkat nyeri sebelum dan setelah melakukan terapi kompres hangat. bahwa
terdapat perbedaan nilai rata-rata nyeri siswi sebelum diberikan terapi kompres hangat
adalah sebesar 6.50 dan mengalami penurunan setelah diberikan terapi kompres hangat
2.62. Ini menunjukan penurunan nilai dari tingkat nyeri setelah diberikan perlakuan terapi
kompres hangat.
Hasil uji statistik dengan menggunakan uji paired t-test didapatkan nilai p value
= 0.000 (p < 0.05) sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan
antara skala nyeri sebelum dan setelah diberikan terapi kompres hangat pada siswi SMK
Perbankan Simpang Haru Padang Tahun 2015. Hal ini menunjukan bahwa terapi
kompres hangat berdampak positif dalam menurunkan nyeri dismenorea sehingga
menjawab hipotesa yaitu Ha diterima.
Pemilihan sampel dalam penelitian ini berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi
dengan mengisi kuesioner skrining dismenore sehingga didapatkan sampel sebanyak 44
remaja putri. Kemudian dibuat seri untuk memilih 22. Rata-rata nyeri dismenore sebelum
diberikan kompres hangat adalah 6,05 sedangkan rata-rata nyeri setelah diberikan
kompres hangat adalah 3,09.
Hasil analisis menunjukkan bahwa p-value 0,000 < 0,05 artinya ada perbedaan
yang bermakna antara nyeri dismenore sebelum dan sesudah pemberian kompres air
hangat. rata-rata nyeri dismenore sebelum aromaterapi lavender adalah 5,95, sedangkan
rata-rata nyeri setelah aromaterapi lavender adalah 5,95. 4.77. Hasil analisis menunjukkan
bahwa p-value 0,000 < 0,05 Aartinya ada perbedaan yang signifikan antara nyeri
dismenorea sebelum dan sesudah pemberian aroma terapi lavender. Diketahui bahwa
selisih rata-rata nyeri dismenore primer pada kelompok eksperimen adalah 2,96,
sedangkan pada kelompok pembanding rata-rata penurunan nyeri dismenore primer
sebesar 1,18. Penurunan rata-rata nyeri pada kelompok eksperimen lebih tinggi
dibandingkan dengan kelompok pembanding. Hasil analisis menunjukkan bahwa p-value
0,000 < 0,05 artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara pemberian kompres hangat
dan aroma terapi lavender dalam mengurangi nyeri dismenore primer, kompres hangat
lebih efektif dalam mengurangi nyeri pada dismenore primer.
Artikel penelitian yang dilakukan oleh (Maryani and Ismail 2018) yang berjudul
“Gymnastic And Warm Compression Effect On Dysmenohrea Adlosescense Overcoming
Volume 1, Nomor 6 , Juni 2021
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
Behavior”. Metode penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian yang digunakan
adalah penelitian eksperimen semu dengan desain pretest-posttest non-randomized
pretest-posttest with control group design. Penelitian dilakukan dengan memberikan
intervensi dengan menggunakan pedoman penanganan dismenore pada kelompok
intervensi dan membandingkan hasil intervensi dengan kelompok tanpa intervensi atau
kelompok kontrol. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling
dimana pengambilan sampel didasarkan pada pertimbangan tertentu yang dibuat oleh
peneliti dengan karakteristik dan kondisi populasi yang telah diketahui sebelumnya
dengan pertimbangan pemilihan sampel melalui kriteria. Penghitungan sampel dalam
penelitian ini menggunakan uji hipotesis dua proporsi independen dengan taraf
signifikansi 5% dan kekuatan uji 80%, dan diperoleh ukuran sampel minimal 27. Untuk
mengantisipasi kemungkinan sampel dilakukan drop out, 10% dari setiap sampel
ditambahkan ke kelompok intervensi dan kelompok kontrol adalah 30, sehingga jumlah
sampel dalam penelitian ini adalah 60 remaja.
Hasil uji ketergantungan dengan Chi-Square didapatkan p = 0,01 pada kelompok
intervensi, sehingga dapat disimpulkan bahwa intervensi kompres hangat dan aktivitas
senam dalam menurunkan tingkat dismenore. Hasil uji signifikansi didapatkan bahwa
kelompok remaja yang mendapat intervensi memiliki a 29.557 kali kemungkinan
mengalami penurunan nyeri saat haid, dan memiliki peluang untuk mengatasi dismenore
dengan benar.
Artikel penelitian yang dilakukan (Ayu Asmarani 2019) yang berjudul “Pengaruh
Pemberian Kompres Air Hangat Terhadap Penurunan Intesitas Dismenorea Primer pada
Mahasiswi AKBID Pondok Pesantren Assanadiyah Palembang”. Dalam penelitian ini
peneliti menggunakan Quasi eksperimental dengan rancangan pretest dan posttest design.
Populasi seluruh Mahasiswa Akademi Kebidanan Pondok Pesantren Assanadiyah sampel
ditentukan dengan teknik purposive sampling. Pertimbangan yang digunakan untuk
menentukan sampel, yaitu sampel yang memenuhi kriteria inklusi. Didapatkan sampel 25
responden. Analisis data menggunakan analisis univariat dan analisis bivariat. Untuk
mengetahui perbedaan skala nyeri sebelum dan setelah dilakukan kompres air hangat
dengan menggunakan Wilcoxon Signed Ranks Test uji dua kali pengukuran untuk statistik
non parametrik atau data terdistribusi tidak normal dan T Test untuk mengetahui
perbedaan skala nyeri sebelum dan sesudah dilakukan kompres.
Uji normalitas data rata-rata intensitas dismenore primer sebelum dilakukan
kompres air hangat didapatkan nilai p-value (0,212) > α (0,05) yang berarti data
berdistribusi normal. Pada data rata-rata intensitas dismenore primer sesudah dilakukan
kompres air hangat selama 10 menit didapatkan nilai p_value (0,404) yang berarti data
berdistribusi normal. Maka analisa bivariat bisa dilakukan dengan menggunakan uji
Paired Samples T-Tes. Pada data rata-rata intensitas dismenore primer sesudah dilakukan
kompres air hangat selama 15 menit didapatkan nilai p_value (0,103) < α (0,05) yang
berarti data berdistribusi normal. Maka analisa bivariat bisa dilakukan dengan
menggunakan uji Paired Samples T-Tes. Pada uji normalitas data rata-rata intensitas
dismenore primer sebelum dilakukan kompres air hangat didapatkan nilai p_value (0,103)
> α (0,05) yang berarti data berdistribusi normal. Pada data rata-rata intensitas dismenore
primer sesudah dilakukan kompres air hangat selama 20 menit didapatkan nilai p_value
(0,007) < α (0,05) yang berarti data berdistribusi tidak normal. Maka analisa bivariat
tidak bisa dilakukan dengan menggunakan uji Paired Samples T-Tes. Penelitian ini
menunjukkan bahwa kompres air hangat selama 10 menit, 15 menit dan 20 menit
berpengaruh terhadap penurunan intensitas dismenore primer. Dari hasil penelitian
473 http://sosains.greenvest.co.id
Mengkaji Efisiensi Kompres Air Hangat untuk
Mengurangi Tingkat Nyeri Dismenorea pada Perempuan
Endang Susilowati dan Hidayatus Sholikhah
474
pengompresan air hangat selama 20 menit lebih berpengaruh dalam menurunkan
intensitas dismenore primer dari sebelum dikompres air hangat sampai sesudah dilakukan
kompres air hangat.
Artikel penelitian ini dilakukan oleh (Fatmawati 2020) yang berjudul “The Influence of
Slow Stroke Back Massage, Cold-compress and Warm-compress to the Level of
Prostaglandin F2α (PGF2α) in Primary Dysmenorrhea”. Metode penelitian ini adalah
Post Test Only dengan Control Group Design dan Pretest-Postest Control Group Design.
Sampel penelitian ini adalah 76 mahasiswi Fakultas Ilmu Kesehatan Unipdu Jombang
yang mengalami dismenorea.
Hasil penelitian pada sebelum rata rata + SD diberikan kompres air hangat 6,31
+ 1,29 dan sesudah diberikan kompres air hangat 2,85 + 0,89, dan P =0,000. Dapat
disimpulkan bahwa pemberian kompres air hangat dapat mengurangi nyeri dismenorrea.
Artikel yang dilakukan (Pangestu 2017) yang berjudul “Pengurangan Nyeri Dismenore
Primer Pada Remaja Putri Dengan Kompres Hangat”. Metode penelitian ini adalah
praeksperimen menggunakan one grup pretrst posttest design. Populasi penelitian adalah
semua remaja putri kelas X SMA Negeri 4 Metro yang mengalami dismenore primer
berjumlah 29 orang. Pengumpulan data dengan cara observasi dan wawancara
menggunakan kuesiner untuk mengukur intensitas nyeri (skala 0-10). Intervensi terhadap
kelompok perlakuan dengan memberikan kompres hangat pada remaja putri yang
mengalami dismenore.
Data hasil penelitian dianalisis univariat dan analisis bivariat. Analisis bivariat
menggunakan uji statistik dependen non parametrik, yaitu uji wilcoxon karena data tidak
berdistribusi normal dengan tingkat kemaknaan (α) < 0,05. Rata-rata (mean) nyeri
dismenore primer (skala 0-10) pada remaja putri sebelum intervensi adalah skala 7,48
(SD ±1,201) dan setelah intervensi memperoleh rata-rata skala nyeri 4,74 (SD ±1,201).
Berdasarkan kategori tingkat nyeri sedang terdapat 78,2% remaja putri mengalami nyeri
dismenore kategori tingkat nyeri berat (skala 7-10) dan 21,7% remaja putri mengalami
nyeri sedang (skala 4-6). Analisis bivariat menggunakan uji wilcoxon, karena hasil uji
kolmogorov smirnov memperlihatkan data tidak berdistribusi normal.
Hasil analisis menggunakan uji wilcoxon pada tabel 2 menunjukkan terdapat
pengaruh kompres hangat terhadap pengurangan dismenore primer pada remaja putri di
SMA Negeri 4 Kota Metro (p=0,000). Remaja putri mengalami pengurangan rasa nyeri
dismenore setelah diberikan kompres hangat. Rata-rata nyeri dismenore setelah
diintervensi dengan kompres hangat adalah 4,74 (skala 0-10) dari sebelum diintervensi
dengan nyeri dismenore 7,48% dan seluruh (100%) remaja putri mengalami pengurangan
nyeri. Kesimpulan penelitian menunjukkan kompres hangat mengurangi nyeri dismenore
primer pada remaja putri.
Artikel penelitian yang dilakukan oleh (Adviscola et al. 2020) yang berjudul
“Effects Of Cold Versus Hot Compress On Pain In University Students With Primary
Dysmenorrhea”. Penelitian ini menggunakan metode Studi klinis acak sederhana yang
melibatkan 40 remaja yang dibagi menjadi dua kelompok: kompres panas atau kompres
dingin, diterapkan selama 20 menit di daerah perut bagian bawah dan pinggang. Ambang
batas toleransi nyeri tekanan dinilai dengan algometri di vastus medialis, gluteus
maximus, otot paravertebral lumbal dan ligamen L4-L5 dan L5-S1. Intensitas nyeri
dinilai menggunakan skala analog visual. Data dinyatakan sebagai mean ± standar
deviasi; HC = kelompok kompres panas; CC = kelompok kompresi dingin; *p <0,001
dalam perbandingan antara sebelum dan sesudah serta antara sebelum dan 30 menit
setelah intervensi dengan kompres panas; ** p < 0,003 dalam perbandingan antara
Volume 1, Nomor 6 , Juni 2021
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
sebelum dan sesudah, antara sebelum dan sesudah 30 menit setelah dan antara setelah 30
menit setelah intervensi dengan kompres dingin. Perbandingan antara kelompok di
masing-masing dari tiga kali poin yang dinilai menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan
diantara mereka mengenai persepsi nyeri yang dinilai dengan VAS sebelum intervensi (p
= 0,17). Namun, baik setelah dan 30 menit setelah intervensi, CG menunjukkan
penurunan persepsi nyeri yang lebih signifikan dari pada HC (p = 0,002 dan p = 0,004,
masing-masing).
Hasil dan Pembahasan
Hasil literatur review yang telah dipaparkan, adanya perubahan tingkat nyeri
dismenorea pada sampel (responden) dengan pemberian terapi kompres air hangat
dengan pelakuan yang sama, dapat disebabkan oleh keadaan fikiran responden terhadap
nyeri dan penanganannya. Semua artikel sudah menjelaskan hasil penelitiannya tentang
pengaruh dan efektivitas pemberian terapi kompres air hangat untuk mengurangi rasa
nyeri dismenorea. Dari beberapa artikel yang digunakan untuk mereview menggunakan
metode uji eksperimen. Penilaian skala nyeri pada dismenorea diukur menggunakan
tingkatan angka, dan menggunakan skala nyeri wajah. Hasil penelitian rata-rata skala
nyeri sebelum di diberikan terapi kompres air hangat ada pada skala berat, namun setelah
diberikan terapi kompres air hangat nyeri menjadi skala ringan.
Menurut (Lowdermilk 2013) secara non-farmakologis Kompres hangat sangat
bermanfaat. Penurunan nyeri dismenorea dimana terjadinya relaksasi otot serta
mengurangi iskemia uterus sehingga nyeri dapat berkurang atau hilang. Berkurangnya
dismenore setelah diberikan tindakan kompres hangat dikarenakan adanya rangsangan
implus yang memblokade persepsi nyeri agar tidak sampai ke hipotalamus. Dalam teori
gate-control dikatakan bahwa stimulus kutaneus mengaktifkan serabut saraf sensori A-
beta lebih besar dan lebih cepat sehingga menurunkan transmisi nyeri ke serabut saraf C
(Sherwood 2011).
Hal ini sesuai dengan penelitian (Ayu Asmarani 2019) yang berjudul pengaruh
pemberian kompres air hangat terhadap penurunan intesitas dismenore primer pada
mahasiswi AKBID pondok pesantren assanadiyah palembang Program studi DIII
Kebidanan Stikes Pondok Pesantren Assanadiyah Palembang didapatkan hasil bahwa
pengompresan air hangat selama 20 menit lebih berpengaruh dalam menurunkan
intensitas dismenorea primer sebelum dan sesudah dilakukan kompres air hangat.
Hasil penelitian yang dilakukan (Pangestu 2017) yang berjudul pengaruh nyeri
disminore primer pada remaja putri dengan kompres hangat didapatkan hasil bahwa
terdapat pengaruh kompres hangat terhadap pengurangan dismenore primer pada remaja
putri di SMA Negeri 4 Kota Metro (p=0,000). Pengurangan nyeri dismenore primer pada
remaja putri sebelum intervensi dan sesudah intervensi adalah 2,74 skala (skala 0-10).
Rata-rata intensitas nyeri sebelum intervensi adalah skala 7,48 (SD ± 1,201) dan setelah
intervensi skala nyeri 4,74 (SD ± 1,201). Pengurangan nyeri dismenore primer setelah
intervensi dengan kompres hangat terjadi kepada seluruh remaja putri atau 100%.
Kesimpulan
Berdasarkan analisa yang telah dilakukan oleh penulis, bisa disimpulkan bahwa
pemberian terapi kompres air hangat dapat mengurangi rasa nyeri disminore. Dibuktikan
dengan adanya beberapa penelitian diantaranya Pengurangan nyeri dismenore primer
pada remaja putri sebelum intervensi dan sesudah intervensi adalah 2,74 skala (skala 0-
10). Rata-rata intensitas nyeri sebelum intervensi adalah skala 7,48 (SD ± 1,201) dan
setelah intervensi skala nyeri 4,74 (SD ± 1,201). Pengaruh pemberian kompres air hangat
475
http://sosains.greenvest.co.id
Mengkaji Efisiensi Kompres Air Hangat untuk
Mengurangi Tingkat Nyeri Dismenorea pada Perempuan
terhadap penurunan intesitas dismenore primer bahwa pengompresan air hangat selama
20 menit lebih berpengaruh dalam menurunkan intensitas dismenorea primer sebelum
dan sesudah dilakukan kompres air hangat.
Bibliography
Adviscola, Gyan Karla, Natália Cristina, De Oliveira Vargas, Fábio Marcon Alfieri, Latar
Belakang, and D. A. N. Tujuan. 2020. “Pengaruh Kompres Dingin versus Kompres
Panas Pada Nyeri Pada Mahasiswa Dengan Dismenore Primer Pengaruh Kompres
Dingin versus Kompres Panas Pada Nyeri Pada Mahasiswa Dengan Dismenore
Primer.” 3(1):2528.
Anwar, Mochammad, Ali Bazaid &. Prajitno Prabowo. 2011. Ilmu Kandungan. Jakarta:
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Asmita dahlan, Tri Veni Syahminan. 2018. “Pengaruh Terapi Kompres Hangat Terhadap
Nyeri Haid (Dismenorea) Pada Siswi Smk Perbankan Simpang Haru Padang.”
Journal Endurance 2(1):3744.
Ayu Asmarani. 2019. “Pengaruh Pemberian Kompres Air Hangat Tehadap Penurunan
Intesitas Dismenore Primer Pada Mahasiswi AKBID Pondok Pesantren
Assanadiyah Palembang Ayu.”
Esti Yunianingrum, Yani Widyastuti, Margono. 2018. “Pengaruh Kompres Hangat Dan
Aromaterapi Lavender Terhadap Penurunan Nyeri Pada Primer Dysmenorrhea.”
Jurnal Kesehatan Ibu Dan Anak 12(1):3947.
Fatmawati, Diah Ayu. 2020. “The Influence of Slow Stroke Back Massage , Cold-
Compress and Warm-Compress to the Level of Prostaglandin F2α ( PGF2α ) in
Primary Dysmenorrhea.” 14(2):23016.
Kumalasari, Intan &. Iwan Andhyantoro. 2013. Kesehatan Reproduksi Untuk Mahasiswa
Kebidanan Dan Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Laila. 2011. Pintar Menstruasi. Yogyakarta.
Lowdermilk, dkk. 2013. Keperawatan Maternitas. Jakarta: PT. Salemba Emban Patria.
Maidartati. 2018. Efektivitas Terapi Kompres Hangat Terhadap Penurunan Nyeri
Dismenore Pada Remaja Di Bandung. Jurnal Keperawatan BSI VI:23387246.
Maryani, Sri, and Rita Ismail. 2018. “Gymnastic and Warm Compression Effect on
Dysmenohrea Adolescence Overcoming Behavior.” 06(05).
Pangestu, Retno hayu. 2017. “Pengurangan Nyeri Dismenore Primer Pada Remaja Putri
Dengan Kompres Hangat Reduction of Primary Dismenore Pain in Adolescent
Girls with Warm Compress.” Jurnal Kesehatan Metro Sai Wawai 10(2).
PPNI. 2012. “No Title. Prosedur Keperawatan Dasar.
Ratna, Dewi. 2019. “Hubungan Pengetahuan Terhadap Sikap Remaja Putri Dalam
Penanganan Dismenore Di SMA Assanadiyah Palembang.” Jurnal of Midwifery
and Nursing 1(1):1923.
Sains, Seminar Nasional, Lembaga Penelitian, D. A. N. Pengabdian, and Masyarakat Uit.
2019. “Seminar Nasional Sains, Teknologi, Dan Sosial Humaniora Uit 2019.”
Sherwood, L. 2011. Fisisologi Manusia Dari Sel Ke System. Jakarta: EGC.
Sugiyono. (2013). Dalam Artikel Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R & D. Alfa
beta : Bandung
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International
Licensed
Volume 1, Nomor 6 , Juni 2021
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
Endang Susilowati dan Hidayatus Sholikhah 476