univariat dengan menggunakan rumus presentase : 𝑑𝑓 = 𝑓 : 𝑁 x 100% Keterangan : df :
distribusi frekuensi f : frekuensi N : Jumlah responden. Wilcoxon Signed Ranks sebesar -
6,071 pada (Mean Rank) 24 dan taraf signifikan 0,000. Untuk menentukan hipotesis
ditolak atau diterima maka besar taraf signifikan (p) dibandingkan dengan taraf kesalahan
0,05 (5%).. Hasil penelitian ini menunjukkan nilai p lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05),
sehingga Ho ditolak yang berarti dapat disimpulkan adanya efektivitas terapi kompres
hangat terhadap nyeri haid pada Remaja Siswi Usia 13-15 tahun. Hal ini dapat
disimpulkan bahwa dengan melakukan kompres air hangat selama 10 menit dengan suhu
40 -45°C mampu mengurangi satu tingkat skala nyeri pada haid.
Artikel penelitian yang dilakukan oleh (Asmita dahlan 2018) Journal Edurance
yang berjudul “Pengaruh Terapi Kompres Hangat Terhadap Haid (Dismenorea) Pada
Siswi SMK Perbankan Simpang Haru Padang”. Metode penelitian ini menggunakan
metode pra eksperimen dengan rancangan one group pretest-postes. Penarikan sampel
melalui metode purposive sampling dengan sampel berjumlah 16 orang pada remaja
putri. Kriteria sampel adalah remaja putri yang mengalami dismenorea dan yang belum
pernah mendapatkan terapi kompres hangat sebelumnya. Pengambilan data dilakukan
pada 1 kelompok responden yang mengalami dismenorea di SMK Perbankan Simpang
Haru Padang. Pengukuran dilakukan pada saat nyeri haid pertama selama 20 menit untuk
mengetahui tingkat nyeri sebelum dan setelah melakukan terapi kompres hangat. bahwa
terdapat perbedaan nilai rata-rata nyeri siswi sebelum diberikan terapi kompres hangat
adalah sebesar 6.50 dan mengalami penurunan setelah diberikan terapi kompres hangat
2.62. Ini menunjukan penurunan nilai dari tingkat nyeri setelah diberikan perlakuan terapi
kompres hangat.
Hasil uji statistik dengan menggunakan uji paired t-test didapatkan nilai p value
= 0.000 (p < 0.05) sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan
antara skala nyeri sebelum dan setelah diberikan terapi kompres hangat pada siswi SMK
Perbankan Simpang Haru Padang Tahun 2015. Hal ini menunjukan bahwa terapi
kompres hangat berdampak positif dalam menurunkan nyeri dismenorea sehingga
menjawab hipotesa yaitu Ha diterima.
Pemilihan sampel dalam penelitian ini berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi
dengan mengisi kuesioner skrining dismenore sehingga didapatkan sampel sebanyak 44
remaja putri. Kemudian dibuat seri untuk memilih 22. Rata-rata nyeri dismenore sebelum
diberikan kompres hangat adalah 6,05 sedangkan rata-rata nyeri setelah diberikan
kompres hangat adalah 3,09.
Hasil analisis menunjukkan bahwa p-value 0,000 < 0,05 artinya ada perbedaan
yang bermakna antara nyeri dismenore sebelum dan sesudah pemberian kompres air
hangat. rata-rata nyeri dismenore sebelum aromaterapi lavender adalah 5,95, sedangkan
rata-rata nyeri setelah aromaterapi lavender adalah 5,95. 4.77. Hasil analisis menunjukkan
bahwa p-value 0,000 < 0,05 Aartinya ada perbedaan yang signifikan antara nyeri
dismenorea sebelum dan sesudah pemberian aroma terapi lavender. Diketahui bahwa
selisih rata-rata nyeri dismenore primer pada kelompok eksperimen adalah 2,96,
sedangkan pada kelompok pembanding rata-rata penurunan nyeri dismenore primer
sebesar 1,18. Penurunan rata-rata nyeri pada kelompok eksperimen lebih tinggi
dibandingkan dengan kelompok pembanding. Hasil analisis menunjukkan bahwa p-value
0,000 < 0,05 artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara pemberian kompres hangat
dan aroma terapi lavender dalam mengurangi nyeri dismenore primer, kompres hangat
lebih efektif dalam mengurangi nyeri pada dismenore primer.
Artikel penelitian yang dilakukan oleh (Maryani and Ismail 2018) yang berjudul
“Gymnastic And Warm Compression Effect On Dysmenohrea Adlosescense Overcoming