1208 http://sosains.greenvest.co.id
JURNAL
SOSAINS
JURNAL SOSIAL DAN SAINS
VOLUME 3 NOMOR 11 2023
P-ISSN 2774-7018, E-ISSN 2774-700X
PENGARUH PEER EDUCATION TERHADAP TINGKAT
PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG KEBERSIHAN DIRI
SAAT MENSTRUASI
Ety Nurhayati, Qorine Husnul Qothimah
Universitas Esa Unggul, Jakarta, Indonesia
Email: ety.nurhayati@esaunggul.ac.id, qorihq13@gmail.com
Kata kunci:
Kebersihan Diri,
Peer Education,
Remaja
Keywords:
Personal Hygiene,
Peer Education,
Youth
ABSTRAK
Latar Belakang: Berdasarkan data World Health organization mengatakan bahwa
angka kejadian infeksi saluran reproduksi (ISR) paling tinggi di dunia yaitu pada usia
remaja (35%-42%) dan dewasa muda (27%-33%). Perilaku hygiene merupakan tema
penting yang perlu ditelaah secara mendalam.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengindentifikasi pengaruh peer education
terhadap tingkat pengetahuan dan perilaku remaja tentang pentingnya kesehatan
reproduksi.
Metode: Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang menggunakan desain
penelitian Quasi Experiment with One Group Pre-post Design. Sampel penelitian
diambil dari jumlah populasi yaitu 25 orang remaja putri di Dusun Wonoasri dengan
menggunakan Total Sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah dengan menggunakan kuesioner dan observasi nonpartisipan
terstruktur.
Hasil: Hasil penelitian ini adalah Adanya Pengaruh dengan diberikan Peer Education
terhdap tingkat pengetahuan remaja tentang kebersihan diri saat menstruasi.
Kesimpulan: Diketahui dari hasil kuesioner yang diberikan sebelum intervensi dan
setelah intervensi yang dilakukan dengan p-value (0.000).
ABSTRACT
Background: Based on data from the World Health Organization said that the incidence
of reproductive tract infections (ISR) is highest in the world, namely in adolescents
(35%-42%) and young adults (27%-33%). Hygiene behavior is an important theme that
needs to be examined in depth.
Purpose: This study aims to identify the influence of peer education on the level of
knowledge and behavior of adolescents about the importance of reproductive health
Method: This type of research is quantitative research that uses Quasi Experiment with
One Group Pre-post Design research design. The research sample was taken from a
population of 25 adolescent girls in Wonoasri Hamlet using Total Sampling. The data
Volume 2, Nomor 11, November 2023
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
1209 http://sosains.greenvest.co.id
collection technique used in this study was by using questionnaires and structured non-
participant observations.
Results: The result of this study is the influence given by peer education on the level of
knowledge of adolescents about personal hygiene during menstruation.
Conclusion: It is known from the results of questionnaires given before the intervention
and after the intervention carried out with a p-value (0.000)..
PENDAHULUAN
Berdasarkan data World Health organization mengatakan bahwa angka kejadian
infeksi saluran reproduksi (ISR) paling tinggi di dunia yaitu pada usia remaja (35%-42%)
dan dewasa muda (27%-33%). Word Health Organization (WHO) mengatakan remaja
adalah penduduk dengan rentang 10-19 tahun (Kementerian Kesehatan RI., 2015).
Berdasar atas data survei oleh World Health Organization (WHO) di beberapa negara,
remaja putri yang berusia 1216 tahun mempunyai permasalahan terhadap reproduksinya.
(WHO, 2014)
Data dari kementerian kesehatan republik indonesia tahun 2018 juga menunjukan
bahwa sebanyak 5,2 juta jiwa remaja putri mengalami keluhan yang sama setelah
menstruasi karena tidak menjaga kebersihannya yaitu pruritus vulvae yang ditandai dengan
adanya rasa gatal dibagian alat kelamin pada wanita. Dan berdasarkan data statistik yang
ada di Indonsia dari 69,4 juta jiwa remaja di Indonesia didapatkan sebanyak 63 juta jiwa
remaja melakukan perilaku hygine yang sangat buruk. Seperti perilaku merawat kesehatan
organ reproduksi yang masih kurang pada saat mengalami menstruasi. Perilaku yang
kurang dalam merawat bagian alat kelamin wanita sebanyak 30% yang disebabkan oleh
lingkungan yang buruk atau tidak sehat serta 70% disebabkan oleh pemakaian pembalut
yang kurang tepat pada saat menstruasi (Riskesdas, 2018)
Data penjaringan kesehatan reproduksi remaja tahun 2018 di Kota Bekasi
menunjukkan bahwasanya 46% siswi memiliki masalah kesehatan reproduksi, yaitu usia
menarche kurang dari 8 tahun dan lebih dari 15 tahun, siklus menstruasi yang tidak teratur
tiap bulan, serta gangguan menstruasi baik nyeri perut hebat, keputihan maupun gatal di
sekitar kemaluan (Riskesdas, 2018)
Perineal hygine adalah suatu pamahaman, sikap dan praktik yang dilakukan oleh
seseorang untuk meningkatkan derajat kesehatan, memelihara kebersihan diri,
meningkatkan rasa percaya diri, menciptakan keindahan, dan mencegah timbulnya
penyakit. Perineal hygiene genitalia merupakan pemeliharaan kebersihan dan kesehatan
individu yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari sehingga terhindar dari gangguan alat
reproduksi dan mendapatkan kesejahteraan fisik dan psikis serta meningkatkan derajat
kesehatan (Sekarsari et al., 2019)
Personal hygine yang tidak baik dan benar dapat dipengaruhi juga oleh pengetahuan
yang kurang baik terhadap personal hygine. Dampak yang ditimbulkan apabila personal
hygine yang kurang baik diantaranya timbulnya infeksi vagina yang disebabkan oleh
kurangnya kebersihan. Salah satu pencegahan yang penting adalah membersihkan daerah
kewanitaan dengan benar yaitu dari arah depan kebelakang lalu kearah anus dan tidak boleh
sebaliknya, tidak dianjurkan menggunakan sabun kimiawi, Hindari suasana vagina yang
lembab berkepanjangan, dianjurkan mencukur bulu yang ada pada area vagina bila sudah
panjang, tidak memakai celana dalam yang terbuat dari bahan katun atau bahan yang
meresap keringat (Yusiana & Saputri, 2016). Remaja putri Indonesia sebanyak 46% dari
data nasional menunjukkan rendahnya perilaku hygiene diketahui hanya mengganti
Pengaruh Peer Education Terhadap Tingkat
Pengetahuan Remaja Putri Tentang Kebersihan Diri
Saat Menstruasi
2023
Ety Nurhayati, Qorine Husnul Qothimah 1210
pembalut 2 kali per hari dan hanya 52% remaja yang mencuci tangannya sebelum
memasang pembalut (Pythagoras, 2015)
Pengetahuan seseorang tentang personal hygiene juga memiliki pengaruh bagi
perilaku seseorang dalam menjaga dan merawat kesehatan reproduksinya. Pendidikan
kesehatan tentang kesehatan reproduksi penting untuk remaja agar mereka mempunyai
informasi dan pengetahuan yang benar tentang kesehatan reproduksi (Rohidah &
Nurmaliza, 2019)
Bandar Lampung merupakan ibukota provinsi Lampung, sebagian besar
penduduknya adalah remaja akan tetapi masih kurangnya perilaku remaja putri tentang
kebersihan alat genitalia yang disebabkan kurangnya media dan akses untuk mendapatkan
informasi tentang kebersihan alat genetalia sehingga menyebabkan remaja salah menilai
tentang kebersihan alat genetalia yang bisa memberikan dampak yang akan
menghancurkan masa depan remaja seperti timbulnya Infeksi Saluran Reproduksi (ISR),
hal ini disebabkan karena belum berjalannya pendidikan kesehatan reproduksi di sekolah
karena mayoritas remaja mengaku malu dan tabu untuk membahas tentang reproduksi
(Zakir, 2016)
Permasalahan remaja yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi, sering kali
berakar dari kurangnya informasi, pemahaman dan kesadaran untuk mencapai keadaan
sehat secara reproduksi. Topik program kesehatan reproduksi remaja merupakan topik
yang perlu diketahui oleh masyarakat, khususnya para remaja agar mereka memiliki
informasi yang benar mengenai proses reproduksi serta berbagai faktor yang ada
disekitarnya. Dengan informasi yang benar, diharapkan remaja memiliki sikap dan tingkah
laku yang bertanggung jawab mengenai proses reproduksi. (Kumalasari, 2012).
Masalah yang dihadapi wanita tiap bulannya berkaitan dengan menstruasi antara lain
adalah mengalami keputihan sebanyak 19%, rasa gatal pada area genital sebanyak 25%,
premenstrual sindrome 36%, rasa tidak nyaman selama menstruasi 35%, darah menstruasi
yang sangat banyak 10%, mengalami kram perut . Salah satu penyebab keputihan adalah
karena pratik kebersihan selama menstruasi yang tidak bersih. Perlu adanya perhatian
segera untuk mempromosikan penggunaan alat sanitasi yang higienis selama masa
menstruasi (Anand, Singh, & Unisa, 2015).
Menstruasi merupakan indikator kematangan seksual pada remaja putri. Menstuasi
dihubungkan dengan beberapa kesalah pahaman praktik kebersihan diri selama menstruasi
yang dapat merugikan kesehatan bagi remaja (Proverawati & Misaroh, 2014). Hygiene
pada saat menstruasi merupakan komponen personal hygine (kebersihan perorangan) yang
memegang peranan penting dalam status perilaku kesehatan sesorang termasuk
menghindari adanya gangguan pada fungsi alat reproduksi (Laila & Desy, 2016)
Hygiene saat menstruasi merupakan keseluruhan perilaku dalam menjaga kebersihan
saat menstruasi. Informasi mengenai Hygiene mentruasi sangat penting karena jika tidak
diterapkan akan berdampak negatif, yaitu akan menimbulkan infeksi pada alat reproduksi,
kanker leher rahim, keputihan dan jika tidak segara ditangani akan menyebabkan
kemandulan, sehingga menurunkan kualitas hidup individu yang bersangkutan
(Kumalasari, 2012)
Studi tentang kebersihan menstruasi pada perempuan dan remaja putri di Mesir
ditemukan bahwa antara perempuan yang pernah menikah 15.3% mengguanakan pembalut
sekali pakai 42,1% menggunakan kapas, dn 39,4% menggunakan pembalut kain sebagai
penyerap setelah mencucinya. Sebaliknya, 25,2% dari perempuan yang belum menikah
menggunakan pembalut sebesar 50.5 % dan 21 % menggunakan kembali kain penyerap
yang dicuci. Hanya 3,2% dari kedua kelompok perempuan tersebut yang menggunakan
potongan kain dan dibuang setelah digunakan (Pemiliana, Agustina, & Verayanti, 2019)
Volume 2, Nomor 11, November 2023
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
1211 http://sosains.greenvest.co.id
Pengetahuan mengenai organ reproduksi yang rendah dapat menjadi salah satu
pemicu berbagai keluhan dan permasalahan yang berkaitan dengan kesehatan kesehatan
reproduksi, khususnya dikalangan kaum wanita. Hal ini dilatar belakangi oleh peristiwa
menstruasi yang merupakan darah kotor, dan keputihan sehingga jika kurang dijaga
kebersihannya akan berpotensi terhadap timbulnya infeksi pada organ reproduksi
(Pemiliana et al., 2019)
Perilaku hygiene merupakan tema penting yang perlu ditelaah secara mendalam.
Salah satu upaya untuk mengurangi gangguan pada saat menstruasi yaitu membiasakan diri
dengan perilaku personal hygiene. Personal hygiene berasal dari bahasa Yunani, yaitu
personal yang artinya perseorangan dan hygiene berarti sehat.Kebersihan perorangan
adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk
kesejahteraan fisik dan psikis (Isro’in & Andarmoyo, 2012)
Dampak yang terjadi apabila perilaku personal hygiene tersebut tidak dilakukan
antara lain remaja putri tidak akan bisa memenuhi kebersihan alat reproduksinya,
penampilan dan kesehatan sewaktu menstruasi juga tidak terjaga, sehingga dapat terkena
infeksi saluran kemih, keputihan, kanker serviks dan kesehatan reproduksi lainnya
(Maharani & Andriyani, 2018)
Cara yang dapat diterapkan untuk meningkatkan pengetahuan remaja adalah dengan
melakukan metode peer education strategy menurut (UNICEF, 2012) adalah proses
kegiatan yang berlangsung diantara teman sebaya yang bertujuan untuk mengembangkan
pengetahuan, sikap, dan tindakan seseorang atau sekelompok orang. Pendidik adalah
kegiatan seseorang yang lebih ke arah penyebaran informasi tertentu. Sebaya adalah
seseorang yang berasal dari sekelompok yang sama. Pendidik sebaya adalah orang yang
menyebarluaskan informasi tertentu kepada teman sebaya dengan harapan dapat
mempengaruhi sikap dan tindakan kelompok sebayanya. Prinsip utama pendidikan sebaya
adalah kegiatan yang dilakukan sukarela dengan memberikan informasi, pendampingan
atas dasar rasa peduli atas nasib dan masa depan teman sebaya. Menurut Fitriani (2011)
bahwa salah satu strategi yang digunakan dalam metode peer education yaitu strategi yang
digunakan dalam pendidikan yang membahas suatu topik dengan cara beertukar pikiran
dalam kelompok kecil untuk mencapai tujuan tertentu secara bersama. Jumlah anggota
kelompok kecil minimal 2 dam maksimal 15 orang. (Fitriani, 2011)
Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan perilaku perawatan diri
pada remaja perempuan yaitu dengan memberikan pendidikan kesehatan. Pendidikan
kesehatan yang dapat diberikan yaitu terkait perilaku perawatan diri saat menstruasi dan
kesehatan reproduksi yang merupakan masalah penting sehingga memerlukan perhatian
dari semua pihak. Peran utama orang tua diharapkan mampu dalam memberikan
pendidikan kesehatan untuk remaja putri agar lebih terbuka tentang masalah kesehatan
reproduksi (Proverawati & Misaroh, 2014)
Dalam penelitian (Sri Lestariningsih, 2015) yang berjudul faktor-faktor yang
berhubungan dengan praktik higiene menstruasi melaporkan bahwa di SMPN 7
Bandarlampung 44% siswi mempunyai praktik higiene menstruasi yang buruk, 11,3%
pengetahuan mengenai higiene menstruasi tidak baik. Pengetahuan ini terbukti
berhubungan secara bermakna dengan praktek hygiene menstruasi. 18% responden tidak
terpapar informasi dari media massa mengenai praktik hygiene menstruasi. Lain halnya
dengan SMP Negeri 1 Terbanggibesar Lampung Tengah, yang terpapar informasi dan
berpengetahuan baik sebesar 59,0% namun tidak terdapat hubungan antara pengetahuan
dengan praktik higiene menstruasi
Berdasarkan hasil penelitian Dinengsih & Hakim (2020) dapat diketahui bahwa rata-
rata pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi pada kelompok Metode Ceramah
adalah 66,6, dengan nilai minimum 48,4, nilai maksimum 87,1 dan standar deviasi 10,1.
Pengaruh Peer Education Terhadap Tingkat
Pengetahuan Remaja Putri Tentang Kebersihan Diri
Saat Menstruasi
2023
Ety Nurhayati, Qorine Husnul Qothimah 1212
Pada saat post-test rata-rata nilai pengetahuan respoden kelompok Metode Ceramah
meningkat menjadi sebesar 75,9, dengan nilai minimum 61,3 dan nilai maksimum 95,7
dengan standar deviasi 8,3. Hasil analisis rata-rata skor pengetahuan kesehatan reproduksi
remaja sebelum diberikan aplikasi android pada kelompok Metode Aplikasi Android
adalah 67,3 dengan nilai minimum 48,4, nilai maksimum 82,8 dan standar deviasi 9,4
(Dinengsih & Hakim, 2020). Hasil dari penelitian lainnya tentang pengetahuan kesehatan
reproduksi remaja di daerah pedesaan dapat disimpulkan bahwa sebagian besar (61,7%)
responden memiliki pengetahuan tentang kesehatan reproduksi remaja di desa Sidoharjo
dalam kategori baik. Berdasarkan hasil analisis bivariat antara jumlah sumber
informasi dengan pengetahuan kesehatan reproduksi menunjukkan adanya hubungan
diantara kedua variabel dengan nilai rerata tersebut (p-value0,00) (Ernawati, 2018).
Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 10
april 2021 di dusun Wonoasri dari 5 orang remaja tentang kesehatan reproduksi , 6 dari 10
remaja memiliki sedikit pengetahuan mengenai masalah kesehatan reproduksi dengan
mengatakan bahwa mereka mengetahui cara melakukan kebersihan diri saat menstruasi
yang baik dan benar, 4 dari 10 remaja tidak mengerti sama sekali mengenai kesehatan
reproduksi mengenai kebersihan diri saat menstruasi. Hasil wawancara dengan kepala
dusun wonoasri serta latar belakang diatas didapatkan bahwa belum pernah ada kegiatan
pendidikan kesehatan tentang personal hygiene yang melalui metode peer education atau
antara teman sebaya didusun Wonoasri. Oleh karena itu peneliti tertarik meneliti tentang
“Pengaruh Peer Education Terhadap Tingkat Pengetahuan dan Perilaku Remaja Tentang
Pentingnya Kebersihan Diri Saat Menstrusi Dimasa Pandemi.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang menggunakan desain penelitian
Quasi Experiment, One Group Pre-post Design. Rancangan group pre-post test design
pada jenis ini kelompok eksperimen kontrol diperoleh pada satu kelas yang sama. Populasi
dalam penelitian ini adalah remaja putri berumur 14-19 tahun di Dusun Wonoasri dengan
total populasi sebanyak 25 orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada
penelitian ini adalah dengan tekhnik Total Sampling/sampel jenuh yaitu teknik penarikan
sampel yang dilakukan dengan mengambil sampel populasi menjadi sampel penelitian.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan angket (kuesioner) dan observasi nonpartisipan terstruktur. Kuesioner yang
digunakan terlebih dahulu di uji coba dengan Teknik korelasi Product Moment untuk
mengetahui valididas dan reliabilitasnya. Analisis data yang digunakan yakni Analisa
univariat dan bivariat (Fisher’s Exact Test).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis Univariate
Tabel 1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Berdasarkan Usia Remaja
Usia
N
14 Tahun
7
15 Tahun
6
16 Tahun
3
17 Tahun
4
18 Tahun
5
Total
25
Sumber : Data Primer 2021
Volume 2, Nomor 11, November 2023
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
1213 http://sosains.greenvest.co.id
Hasil penelitian menunjukan remaja putri dusun wonoasri sebagian besar berusia 14
tahun sebanyak 7 responden (28%)
Tabel 2 Distribusi Frekuensi Karakteristik Berdasarkan Sumber informasi Tentang
Personal Hygine Saat Menstruasi
Sumber Informasi
N
%
Media
10
40
Orang tua
5
20
Teman
10
40
Total
25
100
Sumber : Data Primer 2021
Hasil penelitian menunjukan bahwa sumber informasi tentang personal hygine saat
mentruasi remaja putri dusun wonoasri sebagian besar berasal dari media dan orang tua
yaitu sebanyak 10 responden untuk media (40%) dan 10 responden untuk orang tua (40%)
Tabel 3 Pengetahuan Remaja Putri Berdasarkan Pre Test Dan Post Test
Pengetahuan
Pre-Test
Post-Test
Frekuensi
Persentase (%)
Frekuensi
Persentase (%)
Kurang
19
76
0
0
Sedang
2
8
1
4
Baik
4
16
24
96
Total
25
100
25
100
Sumber : Data Primer 2021
Hasil penelitian pre-test pengetahuan menunjukan sebagian besar responden
berpengetahuan kurang yaitu sebanyak 19 responden (76%) sedangkan hasil post-test yang
telah dilakukan pengetahuan menunjukan sebagian besar berpengetahuan baik yaitu
sebanyak 24 responden (96%).
Hasil penelitian tersebut menunjukan pengetahuan remaja sebelum dilakukan peer
education bahwa sebanyak 4 responden (16%) yang berpengetahuan baik, sedangkan yang
berpengetahuan sedang sebanyak 2 responden (8%), dan berpengetahuan kurang sebanyak
19 responden (76%). Setelah dilakukan intervensi diperoleh peningkatan pengetahuan yang
baik yaitu 24 responden (96%), yang berpengetahuan sedang yaitu 1 responden (4%) dan
sudah tidak ada yang memiliki pengetahuan buruk.
Tabel 4 Paired Samples T-Test Pre-Test Post-Test Pengetahuan Remaja Putri
Hasil Analisa
Paired Samples t-test Pre-test Post-test Kelompok Eksperimen
Pengetahuan
Mean
-9.120
t
-7.562
Sig.
.000
95%
Lower
-11.609
CI
Upper
-6.631
Hasil paired samples t-test pada domain pengetahuan kelompok eksperimen setelah
dilakukan peer education secara signifikan lebih baik dari pada sebelum dilakukan peer
educationi, dengan nilai sig. 0000. Peningkatan pengetahuan ini terjadi sebagai akibat
proses belajar yang dilakukan peer edication tentang kebersihan diri saat menstruasi Proses
pembelajaran partisipatif dapat merubah pegetahuan ke arah yang lebih baik pada remaja
putri.
Pengaruh Peer Education Terhadap Tingkat
Pengetahuan Remaja Putri Tentang Kebersihan Diri
Saat Menstruasi
2023
Ety Nurhayati, Qorine Husnul Qothimah 1214
Analia Univariate
Gambaran Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Berdasarkan hasil analisa data diketahui bahwa distribusi frekuensi usia
remaja di dusun wonoasri tahun 2021, dari 25 responden sebagian besar dengan
usia 14 tahun sebanyak 7 responden (28%), usia 15 tahun sebanyak 6 responden
(24%), usia 16 tahun sebanyak 3 responden (12%), usia 17 tahun sebanyak 4
responden (16%), dan 18 tahun sebanyak 5 responden (20%) . Hasil penelitian ini
memiliki kesamaan dengan hasil penelitian (Pythagoras, 2015) yang menyatakan
bahwa usia tertinggi yaitu 14 tahun sebanyak 64 responden (49,2%), usia 15 tahun
sebanyak 9 responden (7.0%), dan 16 tahun sebanyak 2 responden (1.53%)
Faktor usia dapat dikatakan menjadi suatu pengaruh dengan tingkat
pengetahuan seseorang, karena Semakin bertambah usia seseorang dapat membuat
perubahan pada aspek fisik dan psikologis yang dimana taraf berfikir seseorang
semakin matang dan dewasa. Pada umumnya pada usia remaja ini lebih menjaga
fisik mereka, sehingga untuk mendukung hal tersebut maka mereka biasanya
mencari informasi dan memiliki pengetahuan yang lebih baik dari sebelumnya.
Pada usia remaja individu memiliki peningkatan kebiasaan dalam berpikir rasional,
memiliki pengalaman hidup dan pendidikan yang memadai serta secara psikososial
dianggap lebih mampu dalam memecahkan suatu masalah pribadi dan sosial.
Usia mempengaruhi daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin
bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya
sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik. Pada usia madya,
individu akan lebih berperan aktif dalam masyarakat dan kehidupan sosial, serta
lebih banyak melakukan persiapan demi suksesnya upaya menyesuaikan diri
menuju usia tua. Kemampuan intelektual, pemecahan masalah dan kemampuan
verbal dilaporkan hampir tidak ada penurunan pada usia ini. Dua sikap tradisional
mengenai jalannya perkembangan selama hidup adalah sebagai berikut. Semakin
tua semakin bijaksana, semakin banyak informasi yang dijumpai dan semakin
banyak hal yang dikerjakan sehingga menambah pengetahuannya. Dapat
diperkirakan bahwa IQ akan menurun sejalan dengan bertambahnya usia, khusunya
pada beberapa kemampuan yang lain seperti kosa kata dan pengetahuan umum.
Beberapa teori berpendapat ternyata IQ seseorang akan menurun cukup cepat
sejalan dengan bertambahnya usia (Budiman & Riyanto, 2013).
Gambaran Karakteristik Responden Berdasarkan Sumber Informasi Remaja
Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa sumber informasi sumber
informasi tentang personal hygine saat mentruasi remaja putri dusun wonoasri
sebagian besar berasal dari media dan orang tua yaitu sebanyak 10 responden untuk
media (40%) dan 10 responden untuk orang tua (40%). Hasil penelitian ini memiliki
kesamaan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sari et al (2019) yang
meyatakan bahwa suber informasi yang didapat terbanyak yaitu melalui orangtua
yaitu 42 orang(66.7%).
Pemberian informasi dari komunikator yang cerdas, akan berpengaruh baik
dalam penambahan pengetahuan komunikan. Sumber sebuah informasi yang
didapatkan oleh remaja sebagian besar dari orangtua. Orangtua dalam hal ini
Volume 2, Nomor 11, November 2023
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
1215 http://sosains.greenvest.co.id
memiliki andil yang cukup banyak hal untuk menyampaikan materi pembelajaran
kepad aanak terlebih mengenai kesehatan reproduksi khususnya personal hygiene
ketika mengalami menstruasi. Penelitian ini memiliki kesesuaisan dengan peneltian
Rahmayanti & Isesreni (2020), bahwa pengetahuan seseorang dapat diperoleh dari
lingkungan sekitar tempat tinggal atau hidup. Lingkungan menyumbangkan
beberapa informasi yang dapat mempertajam pola pikir, sehingga membuat remaja
putri harus pandai dalam proses pengambilan keputusan tertentu. Berada di
lingkungan yang mendukung, makaseseorang tidak akan mengalami kesulitan
untuk beradaptasi sehingga orang tersebut dapat dengan mudah menyerap segala
pesan yang tersirat maupun tersurat. Lingkungan adalah suatu bentuk dari
dukungan sosial seperti teman dan keluarga termasuk orang tua. Bentuk dukungan
sosial yang dimaksud salah satunya ialah melakukan interaksi, bersosialisasi satu
sama lain dengan saling membagikan ilmu terkait berbagai hal terutama mengenai
reproduksi yang sehat. Informasi merupakan salah satu dari faktor yang memiliki
pengaruh pada seseorang secara langsung maupun tidak langsung. Kian mudah dan
sering seseorang menerima serta terpapar oleh sebuah informasi yang didapatkan
dari lingkungan terutama orang tua, maka akan kian banyak pula pengetahuan yang
diperolehnya (Rahmayanti & Isesreni, 2020)
Gambaran Karakteristik Responden Berdasarkan Pre-post test Pengetahuan
Remaja Putri
Berdasarkan hasil penelitian tersebut menunjukan pengetahuan remaja
sebelum dilakukan peer education bahwa sebanyak 4 responden (16%) yang
berpengetahuan baik, sedangkan yang berpengetahuan sedang sebanyak 2
responden (8%), dan berpengetahuan kurang sebanyak 19 responden (76%).
Perolehan skor yang didapat dalam menjawab pertanyaan dalam kuesioner tersebut
dapat disebabkan karena beberapa faktor yang memengaruhi, misalnya usia,
pengalaman, sumber informasi, dan intelegensia. Hasil penelitian ini memiliki
kesamaan dengan hasil penelitian Sari et al (2019) yang menyatakan bahwa
pengetahuan remaja sebelum dilakukan peer education sebanyak 2 orang (3.2%)
yang berpengetahuan baik, yang berpengathuan cukup sebanyak 14 orang
(22.2%)dan berpengetahuan kurang sebanyak 47 orang (74.6%).
Berdasarkan hasil setelah dilakukan peer education didapatkan yang
berpengetahuan yang baik yaitu 24 responden (96%), yang berpengetahuan sedang
yaitu 1 responden (4%) dan sudah tidak ada yang memiliki pengetahuan buruk.
Hasil penelitian ini memiliki kesamaan dengan penelitian yang dilakukan Sari et al
(2019) yang mendapatkan hasil setelah melakukan peer education yaitu sebanyak
56 orang (88.9%) berpengetahuan baik, sedangkan yang berpengetahuan cukup
sebanyak 7 orang (11.1%).
Tingkat pengetahuan yang kurang dapat mempengaruhi perilaku remaja
dalam melakukan personal hygiene saat menstruasi. Remaja perempuan
dianjurkan agar selalu berperilaku sehat karena lebih mudah terkena infeksi
genital. Perilaku yang kurang baik dalam menjaga organ genitalia akan
memberikan efek negatif pada kesehatan reproduksinya (Notoadmodjo, 2012)
Dalam upaya mencegah kejadian tersebut maka remaja perlu mengetahui cara-cara
untuk mengurangi risiko sehingga mampu berprilaku yang baik dan sehat.
Pengaruh Peer Education Terhadap Tingkat
Pengetahuan Remaja Putri Tentang Kebersihan Diri
Saat Menstruasi
2023
Ety Nurhayati, Qorine Husnul Qothimah 1216
Pengetahuan dapat diperoleh dari pendidikan, pengalaman diri dan orang lain,
media massa maupun lingkungan. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain
yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (Rofi’ah, 2017)
Nursalam et al (2013) menyatakan pemilihan metode pendidikan kesehatan
ini bergantung pada beberapa faktor diantaranya karakteristik sasaran (jumlah,
sosial ekonomi, umur, dan pendidikan) waktu dan tempat yang tersedia serta tujuan
yang ingin dicapai. Dari analisis berdasarkan tabel 3 menunjukan adanya pengaruh
metode peer education terhadap pengetahuan remaja putri terutama tentang
pengetahuan hygiene menstruasi. Selain itu faktor lain yang memengaruhi
pengetahuan pada remaja diperoleh dari orangtua terutama ibu.
Analisa Bivariate
Pengaruh Uji Paired Sample T-test Pre-Post Test Pengetahuan Remaja
Dengan Metode Peer Education
Berdasarkan hasil pre test kepada 25 responden didapatkan nilai rata-rata
6.67, sedangkan pada hasil post test kepada 25 responden 16.44 di mana mayoritas
dari responden dapat menjawab benar keseluruhan pernyataan kuesioner yang
diberikan. Hal ini menunjukan bahwa penyampaian informasi dengan metode peer
education dirasa cukup efektif untuk membantu meningkatkan pengetahuan remaja
putri. Dalam penelitian ini menggunakan uni paired sample t-test untuk melihat
perbedaan pre-test dan post-test. Pada bagian ini diperoleh nilai t (-7.562) dan hasil
uji analisis paired sample t-test diperoleh nilai p<0.05 (.000). hasil tersebut
menunjukan adanya perbedaan skor yang signifikan terhadap perlakuan sebelum
dilakukan peer education (pre-test) dan setelah dilakukan peer education (post-
test). Hal ini menunjukan bahwa adanya perbedaan antara sebelum dilakukan peer
education dan sesudah dilakukan peer education. Hasil penelitian ini memiliki
kesamaan dengan hasil penelitian Sari et al (2019) tentang pengaruh peer education
terhadap pengetahuan personal hygiene masa menstruasi remaja awal di pondok
pesantren puteri kota makasar. Hasil uji statistik menggambarkan adanya pengaruh
metode peer education terhadap pengetahuan personal hygiene menstruasi siswi
kelas VII pada pendidikan kesehatan. Dengan uji wilxocon ditunjukan dengan nilai
p = 0.000
Pendidikan kesehatan metode peer education/ teman sebaya akan
ememberikan efek yang lebih positif. Dengan temamn sebaya, remaja akan lebih
terbuka dan lebih mudah berkomunikasi dibandingkan dengan orangtua. Informasi
yang sensitif dan kurang nyaman jika disampaikan oleh orang dewasa dapat
tersampaikan oleh teman sebaya dengan menggunakan bahasa sesuai usianya.
Dengan demikian, informasi lebih lengkap, mudah dipahami dan pada akhirnya
tujuan dapat dicapai (Rofi’ah, 2017).
Personal hygiene selama menstruasi merupakan kebersihan perorangan
dalam usaha memelihara, mempertahankan dan memperbaiki kebersihan dan
kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik maupun psikologis melalui
implementasi tindakan hygiene yang dilakukan saat menstruasi. Personal hygiene
selama menstruasi pada remaja dapat lebih ditingkatkan dengan cara membekali
diri sebanyak-banyaknya dengan pengetahuan yang diperoleh baik dari pencarian
Volume 2, Nomor 11, November 2023
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
1217 http://sosains.greenvest.co.id
informasi melalui media massa, teman sebaya, orang tua, keluarga dan buku
sedangkan komunikasi teman sebaya dapat dijadikan metode pendidikan kesehatan
dalam meningkatkan personal hygiene selama menstruasi (Tarwoto & Wartonah,
2011)
Remaja juga kurang memahami dampak yang akan terjadi jika tidak sering
mengganti pembalut yang akan mengakibatkan bakteri yang mudah
berkembangbiak ke dalam vagina dan menyebabkan infeksi. Pada saat menstruasi
pembalut harus diganti secara teratur 3-5 kali atau setiap setelah mandi dan buang
air besar ataupun kecil. Penggantian pembalut yang tepat apabila dipermukaan
pembalut telah ada gumpalan darah. Dikarenakan gumpalan darah yang terdapat di
permukaan pembalut merupakan tempat berkembangnya bakteri dan jamur (Sari et
al., 2019).
KESIMPULAN
Berdasarkan proses penelitian dan pembahasan, diperoleh kesimpulan bahwa
karakteristik usia remaja dalam penelitian dari 25 responden menunjukan bahwa sebagian
besar responden berusia 14 tahun sebanyak 7 responden (28%) dan paling sedikit berusia
16 tahun sebanyak 3 responden (12%). Karakteristik sumber informasi tentang kebersihan
diri saat menstruasi yang didapat remaja yaitu sebagian besar dari media dan juga teman,
masing-masing sebanyak 10 responden (40%). Ada Pengaruh dengan diberikan Peer
Education terhdap tingkat pengetahuan remaja tentang kebersihan diri saat menstruasi.
Diketahui dari hasil kuesioner yang diberikan sebelum intervensi dan setelah intervensi
yang dilakukan dengan p-value (0.000).
DAFTAR PUSTAKA
Anand, Enu, Singh, Jayakant, & Unisa, Sayeed. (2015). Menstrual hygiene practices and
its association with reproductive tract infections and abnormal vaginal discharge in
India. Sexual & Reproductive Healthcare, 16.
https://doi.org/10.1016/j.srhc.2015.06.001
Dinengsih, Sri, & Hakim, Nurzakirah. (2020). Pengaruh Metode Ceramah Dan Metode
Aplikasi Berbasis Android. 6(4), 515522.
Ernawati, Hery. (2018). Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Remaja Di Daerah Pedesaan.
Indonesian Journal for Health Sciences, 2(1), 58.
https://doi.org/10.24269/ijhs.v2i1.820
Fitriani, Sinta. (2011). Promosi Kesehatan. Yogyakarta Graha Ilmu.
Isro’in, Laily, & Andarmoyo, Sulistiyo. (2012). Personal hygiene : konsep, proses dan
aplikasi dalam praktik keperawatan. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Kementerian Kesehatan RI. (2015). Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Kementerian Kesehatan RI. Sekretariat r Jenderal. Rencana Strategis Kementerian
Kesehatan Tahun Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun, p. 248.
https://doi.org/351.077 Ind r
Kumalasari, Intan. (2012). Kesehatan Reproduksi untuk Mahasiswa Kebidanan dan
Keperawatan. Jakarta Salemba Medika.
Laila, Nur Najmi, & Desy, Wijaya. (2016). Buku pintar menstruasi Solusi Mengatasi
Keluhan.
Maharani, Riri, & Andriyani, Weni. (2018). Faktor Yang Berhubungnan Dengan Perilaku
Personal Hygiene Saat Menstruasi Pada Santriwati Di MTS Pondok Pesantren Dar
El Hikmah Kota Pekanbaru. 1(1).
Pengaruh Peer Education Terhadap Tingkat
Pengetahuan Remaja Putri Tentang Kebersihan Diri
Saat Menstruasi
2023
Ety Nurhayati, Qorine Husnul Qothimah 1218
Pemiliana, Putri Diah, Agustina, Winda, & Verayanti, Desna. (2019). Perilaku Remaja
Putri Dengan Personal Hygiene Saat Menstruasi Di Sma Etidlandia Medan Tahun
2018. Gaster, 17(1), 62. https://doi.org/10.30787/gaster.v17i1.341
Proverawati, Atikah, & Misaroh, Siti. (2014). Menarche menstruasi pertama penuh makna.
https://doi.org/10.1002/chem.201403489
Pythagoras, Katarina canggih. (2015). Personal Hygiene Remaja Putri Ketika Menstruasi.
Lecture Notes in Computer Science (Including Subseries Lecture Notes in Artificial
Intelligence and Lecture Notes in Bioinformatics), 10861 LNCS, 561573.
https://doi.org/10.1007/978-3-319-93701-4_44
Riskesdas. (2018). Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar Nasional. Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan.
Rofi’ah, S. (2017). Efektivitas Pendidikan Kesehatan Metode Peer Group Terhadap
Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Personal Hygiene Saat Menstruasi. Jurnal Ilmiah
Bidan, 2(2), 3136.
Rohidah, Shofy, & Nurmaliza. (2019). Hubungan tingkat pengetahuan remaja putri
terhadap personal hygiene saat menstruasi di SMA Negeri 3 Pekanbaru tahun 2018.
Jomis (Journal of Midwifery Science), 3(1), 3235.
Sari, Ratna, Idris, Fairus Prihatin, Fachrin, Suharni A., Asrina, Andi, Kurnaesih, Een, &
Arman, Arman. (2019). Pengaruh Peer Education Terhadap Pengetahuan Personal
Hygiene Masa Menstruasi Remaja Awal Di Pondok Pesantren Puteri Ummul
Mukminin Kota Makassar. Journal of Islamic Nursing, 4(2), 44.
https://doi.org/10.24252/join.v4i2.10234
Sekarsari, Iin, Fitriana, Rufaida Nur, Ardiani, Nurul Devi, Program, Mahasiswa, Sarjana,
Studi, Universitas, Keperawatan, Husada, Kusuma, Program, Dosen, Sarjana, Studi,
Universitas, Keperawatan, & Husada, Kusuma. (2019). Perineal hygiene merupakan
pemeliharaan kebersihan dan kesehatan individu yang dilakukan dalam kehidupan
sehari-hari sehingga terhindar dari gangguan alat reproduksi dan mendapatkan
kesejahteraan fisik dan psikis serta meningkatkan derajat kesehatan . Pen. 113.
Sri Lestariningsih. (2015). Faktor Faktor Yang Berhubungan Dengan Praktik Hygiene
Menstruasi. Voice of Midwifery, 10(1), 1422.
https://doi.org/10.35906/vom.v10i1.117
Tarwoto, & Wartonah. (2011). Kebutuhan dasar manusia dan proses keperawatan.
Jakarta: Salemba Medika.
UNICEF. (2012). Peer Education.
WHO. (2014). World’s Adolescents A second chance in the second decade. World Health
Organization, 36.
Yusiana, Maria Anita, & Saputri, Maria Silviantita Titis. (2016). Perilaku Personal Hygiene
Remaja Puteri Pada Saat Menstruasi. Jurnal STIKES RS Baptis Kediri, 9(1).
Zakir, Mardiana. (2016). Pengetahuan Remaja Putri Tentang Kebersihan Alat Genitalia
Saat Menstruasi. XII(1), 117122.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike
4.0 International License.