1235 http://sosains.greenvest.co.id
JURNAL
SOSAINS
JURNAL SOSIAL DAN SAINS
VOLUME 3 NOMOR 12 2023
P-ISSN 2774-7018, E-ISSN 2774-700X
PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP
PENGUNGKAPAN ESG DAN KINERJA PERUSAHAAN PADA
PERUSAHAAN BUMN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK
INDONESIA PERIODE 2018-2022
Gempita Asmaul Husna, Indrawati Yuhertiana, Endah Susilowati
Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jawa Timur, Indonesia
endah.ak@upnjatim.ac.id
Kata kunci:
GCG, ESG,
Kinerja
Perusahaan
Keywords:
GCG, ESG
Performance
Company
ABSTRAK
Latar Belakang: Wujud komitmen perusahaan terhadap isu keberlanjutan adalah
dengan melaksanakan tangung jawab yang berkaitan dengan sosial, lingkungan, dan tata
kelola sehingga dengan demikian perusahaan bertanggung jawab dalam mewujudkan
pembangunan yang berkelanjutan sesuai dengan komitmen negara-negara G20 terhadap
isu SDGs (Sustainable Development Goals)
Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengukur pengaruh Good
Corporate Governance terhadap pengungkapan ESG dan Kinerja Perusahaan pada
Perusahaan BUMN yang terdaftar di BEI periode 2018-2022.
Metode: Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kuantitatif. Data pengungkapan ESG yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari
laporan keuangan dan laporan SR yang ada di BESI dalam kurun waktu lima tahun, dari
tahun 2018-2022 dengan menggunakan alat uji statistic SmartPLS.
Hasil: Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ukuran dewan direksi,
independensi komite audit, jumlah rapat komite audit, tidak berpengaruh terhadap
Pengungkapan ESG. Jumlah rapat dewan direksi, ukuran komite audit, keahlian komite
audit berpengaruh terhadap pengungkapan ESG.
Kesimpulan: Ukuran dewan direksi, independensi komite audit, jumlah rapat komite
audit tidak berpengaruh dengan kinerja perusahaan. Jumlah rapat dewan direksi, ukuran
komite audit, dan keahlian komite audit berpengaruh terhadap kinerja perusahaan.
ABSTRACT
Background: The company's commitment to sustainability issues is to carry out
responsibilities related to social, environmental, and governance so that the company is
responsible for realizing sustainable development in accordance with the commitment
of G20 countries to the issue of SDGs (Sustainable Development Goals)
Purpose: The purpose of this study is to measure the effect of Good Corporate
Governance on ESG disclosure and Company Performance in state-owned companies
listed on the IDX for the 2018-2022 period.
Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap
Pengungkapan ESG dan Kinerja Perusahaan Pada
Perusahaan BUMN yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Periode 2018-2022
2023
Gempita Asmaul Husna, Indrawati Yuhertiana, Endah Susilowati
1236
Method: The research method used in this study is a quantitative approach. The ESG
disclosure data used in this study comes from financial statements and SR reports in
BESI for a period of five years, from 2018-2022 using the SmartPLS statistical test tool.
Results: Based on the results of the study, it can be concluded that the size of the board
of directors, the independence of the audit committee, the number of audit committee
meetings, have no effect on ESG disclosure. The number of board meetings, the size of
the audit committee, the expertise of the audit committee affect ESG disclosure.
Conclusion: Ukuran dewan direksi, independensi komite audit, jumlah rapat komite
audit tidak berpengaruh dengan kinerja perusahaan. Jumlah rapat dewan direksi,
ukuran komite audit, dan keahlian komite audit berpengaruh terhadap kinerja
perusahaan.
PENDAHULUAN
Wujud komitmen perusahaan terhadap isu keberlanjutan adalah dengan melaksanakan
tangungjawab yang berkaitan dengan sosial, lingkungan, dan tata kelola sehingga dengan
demikian perusahaan bertanggung jawab dalam mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan
sesuai dengan komitmen negara-negara G20 terhadap isu SDGs (Sustainable Development
Goals (Nosratabadi et al., 2019; Van Zanten & Van Tulder, 2018). Saat ini pemangku
kepentingan (stakeholders) berharap agar perusahaan dapat mengelola bisnis secara
berkelanjutan (sustainable).
Laporan keberlanjutan (sustainability report) menjadi jawaban atas tuntutan dari
stakeholders, dengan sustainability report perusahaan dapat menunjukkan akuntabilitas dan juga
transparansinya dalam melakukan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Dalam laporan
berkelanjutan (sustainability report) purusahaan juga mengungkapkan dampak ekonomi dan
juga infomasi mengenai lingkungan, sosial, dan tata kelola perusahaan, sehingga perusahaan
kini mengembangkan dan mengimplementasikan prinsip ESG (Evironmental, Social and
Governance) yaitu tanggung jawab lingkungan, sosial dan tata kelola perusahaan sebagai bagian
dari tujuan perusahaan. Prinsip ESG kini berkembang menjadi lebih baik di dunia praktisi
maupun akademisi. Manfaat dari tindakan ESG adalah meningkatkan kinerja perusahaan,
kinerja keuangan, likuiditas saham, penurunan volatilitas dan biaya modal (ekuitas dan hutang)
(Ratajczak & Mikołajewicz, 2021).
Upaya pengungkapan informasi non keuangan dari pengungkapan aktivitas ESG
dilakukan untuk meningkatkan nilai kinerja perusahaan. Kinerja bisnis dapat diukur dengan
menggunakan rasio keuangan seperti profitabilitas, nilai pasar, dan lainnya. Mengukur kinerja
dari sudut pandang keuangan menjadi isu penting ketika menilai keberhasilan perusahaan,
apakah perusahaan sesuai dengan tujuan. Bentuk pengungkapan suatu perusahaan, tentunya saat
ini menjadi salah satu indikator penting kinerja suatu perusahaan (Alareeni & Hamdan, 2020).
Penerapan aspek ESG menjadi salah satu yang didukung oleh Perusahaan BUMN dalam
operasional bisnisnya. Menteri Keuangan Indonesia, Sri Mulyani mengatakan akan
ditingkatkannya konektivitas dan didukungnya upaya untuk mengadaptasi serta mendorong
kinerja ESG dalam pembangunan infrastruktur sebagai upaya pemulihan ekonomi (Winarto,
2022). Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) berkomitmen mendorong
pertumbuhan ekonomi di Indonesia menggunakan prinsip-prinsip Evironmental Social
Governance (ESG).
Perusahaan BUMN turut andil dalam kerusakan lingkungan karena hasil pengawasan
Kementerian Lingkungan Hidup menunjukkan masih saja ada badan usaha milik negara yang
buruk dalam pengelolaan lingkungan. Sekretaris Tim Proper Kementerian Lingkungan Hidup
Volume 2, Nomor 12, Desember 2023
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
1237 http://sosains.greenvest.co.id
Sigit Reliantoro mengungkapkan, ada 11 badan usaha milik negara (BUMN) yang berpredikat
hitam alias tidak ramah lingkungan. Hasil pengawasan Kementerian Lingkungan Hidup
menemukan, ada 49 dari 1.002 perusahaan yang dinilai lalai dan melanggar aturan sehingga
merusak lingkungan. Sebanyak 11 dari 49 perusahaan itu adalah BUMN dan berpredikat hitam,
lima di antaranya merupakan anak perusahaan PT Perkebunan Nusantara (PT PN) IX.
Perusahaan pengolahan gula ini beroperasi di Jawa Tengah (kompas.com). Anak perusahaan PT
PN XIII merupakan salah satu yang menangani industri sawit di Kalimantan Timur.
Laporan koalisi Forests & Finance yang menemukan bahwa OJK dan tiga bank besar
BUMN diIndonesia yaitu BNI, BRI dan Mandiri telah mendanai kerusakan hutan dan
pelanggaran HAM di Indonesia. Bank Mandiri, BRI, BNI masih menjadi Bank BUMN teratas
yang terlibat dalam kejahatan lingkungan memimpin 33 bank lainnya di Indonesia dengan tetap
membiayai perusahaan-perusahaan dengan rekam jejak perusakan hutan dan perampasan lahan
masyarakat lokal, seperti sawit dan pulp & paper.
Kejahatan perbankan lainnya juga terungkap melalui pembiayaan BNI kepada Korindo.
PT. Papua Agro Lestari (PT.PAL) anak perusahaan Grup Korindo, sebelumnya telah dilaporkan
koalisi Forests & Finance kepada BNI melalui whistle blowing system atas dugaan korupsi atas
perolehan izin konsesi PT.PAL. Sertifikasi FSC Korindo kemudian dicabut setelah penyelidikan
independen menemukan sejumlah pelanggaran sosial dan lingkungan di seluruh konsesi
Korindo di Papua dan Maluku Utara. Lebih dari 65.000 ha izin pemanfaatan hutan: PT. PAL
(32.348 ha), PT. Tunas Sawa Erma (19.001 ha) dan PT Berkat Cipta Abadi II (14.435 ha) dicabut
KLHK pada 5 Januari 2022, namun fakta ini tidak cukup membuka mata BNI untuk segera
menghentikan pembiayaan BNI pada Korindo (tuk.or.id 2022).
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif untuk menguji pengaruh antara
karakteristik Dewan Direksi, Komite Audit, pengungkapan ESG, dan kinerja perusahaan.
Analisis data pada kuantitatif bersifat statistik dengan tujuan untuk menggambarkan dan
menguji hipotesis yang telah ditentukan. Penelitian kuantitatif merupakan metode-metode untuk
menguji teori- teori tertentu dengan cara meneliti hubungan antar variabel.
Dalam rangka melakukan analisis yang komprehensif, penelitian ini menggunakan
metode Partial Least Squares (PLS) sebagai model analisis statistik yang dapat mengungkapkan
dan mengukur hubungan kompleks antara variabel-variabel tersebut. PLS dipilih karena mampu
mengatasi beragam variabel independen dan dependen dalam kerangka penelitian ini, sehingga
memungkinkan penilaian yang lebih terperinci tentang bagaimana karakteristik Dewan Direksi
dan Komite Audit berperan dalam memengaruhi pengungkapan ESG dan kinerja perusahaan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Teknik pengolahan data dengan menggunakan metode Partial Least Square (PLS)
menggunakan software SmartPLS versi 4 sehingga memerlukan 2 tahap untuk menilai
Fit Model dari sebuah model penelitian. Tahap-tahap tersebut adalah sebagai berikut :
Measurement Outer Model
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
moderasi menggunakan SmartPLS yang bertujuan untuk mengetahui apakah variabel
moderating akan memperlemah atau memperkuat hubungan antara variabel independen
dengan variabel dependen. Terdapat tiga tahap dalam pengujian dengan variabel
Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap
Pengungkapan ESG dan Kinerja Perusahaan Pada
Perusahaan BUMN yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Periode 2018-2022
2023
Gempita Asmaul Husna, Indrawati Yuhertiana, Endah Susilowati
1238
moderasi. Analisis data dilakukan dengan memasukkan seluruh data laporan keuangan
dan menguji convergent validity, discriminant validity, dan uji signifikansi.
Analisis model pengukuran (outer model) dilakukan untuk mengetahui validitas
dan reliabilitas data atau dengan kata lain layak atau tidaknya pengukuran yang
dilakukan. Evaluasi model pengukuran adalah evaluasi hubungan antara konstrak
dengan indikatornya. Model evaluasi pengukuran PLS berdasarkan pada pengukuran
prediksi yang mempunyai sifat non-parametik. Model pengukuran atau outer model
dengan refleksif indikator dievaluasi dengan convergent dan discriminant validity dari
indikatornya dan composite reliability untuk block indikator (Sholekhah, 2018). Berikut
adalah tampilan hasil output SmartPLS:
Gambar 1 : Outer Smart PLS
Outer model dinilai dengan cara melihat convergent validity (besarnya loading
factor untuk masing-masing konstruk). Convergent validity dari model pengukuran
refleksif indikator dinilai berdasarkan korelasi antara item score/component score
dengan construct score yang dihitung dengan PLS. ukuran refleksif individual dikatakan
tinggi jika berkorelasi lebih dari 0.70 dengan konstruk yang ingin diukur. Namun
demikian, untuk penelitian tahap awal dari pengembangan skala pengukuran nilai
loading factor 0.50 sampai 0.60 dianggap cukup.
Volume 2, Nomor 12, Desember 2023
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
1239 http://sosains.greenvest.co.id
Tabel 1 Outer Loadings (Measurement Model)
Dari hasil output pengujian diatas, diperoleh loading factor dari masingmasing
hubungan antar indikator dengan konstruknya memiliki nilai yang bervariasi dan dapat
dikatakan nilai indikator diatas 0.70 sehingga semua indikator sudah valid dan tidak ada
nilai yang menunjukkan dibawah 0.70.
Composite Reliability
Tabel 2 Composite Realibility
Composite realibility
Independensi komite audit
1.000
Jumlah rapat dewan direksi
1.000
Jumlah rapat komite audit
1.000
Keahlian keuangan komute audit
1.000
Kinerja perusaan
1.000
Ukuran dewan direksi
1.000
Ukuran komite audit
1.000
Dari nilai composite reliability untuk semua konstruk exogen, endogen semua
sangat reliable karena nilainya diatas 0.70 sehingga dapat dikatakan bahwa
Independensi Komite Audit, Jumlah Rapat Dewan Direksi, Jumlah Rapat Komite Audit,
Keahlian Keuangan Komite Audit, Kinerja Perusahaan, Pengungkapan ESG, Ukuran
Dewan Direksi dan Ukuran Komite Audit Perusahaan mempunyai validitas dan
reliabilitas yang baik seperti pada tabel 2 diatas.
Selanjutnya, berdasarkan pada hasil perhitungan diperoleh cronbachs alpha
adalah sebagai berikut:
Tabel 3 Cronbachs Alpha
Independensi komite audit
Jumlah rapat dewan direksi
Jumlah rapat komite audit
Keahlian keuangan komute audit
Kinerja perusaan
Ukuran dewan direksi
Ukuran komite audit
Indenpendensi
komite audit
Jumlah
rapat
dewan
direksi
Jumlah
rapat
komite
audit
Keahlian
keungan
komite
audit
Kinerja
Perusahaan
Pengungkpan
ESG
Ukuran
dewan
direksi
Ukuran
komite
audit
X1
1,000
X2
1,000
X3
1,000
X4
1,000
X5
1,000
X6
1,000
Y1
1,000
Y2
1,000
Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap
Pengungkapan ESG dan Kinerja Perusahaan Pada
Perusahaan BUMN yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Periode 2018-2022
2023
Gempita Asmaul Husna, Indrawati Yuhertiana, Endah Susilowati
1240
Dari nilai cronbachs alpha untuk semua konstruk exogen, endogen semua
sangat reliable karena nilainya diatas 0.70 sama halnya seperti pada tabel 2
sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa Independensi Komite Audit, Jumlah
Rapat Dewan Direksi, Jumlah Rapat Komite Audit, Keahlian Keuangan Komite
Audit, Kinerja Perusahaan, Pengungkapan ESG, Ukuran Dewan Direksi dan Ukuran
Komite Audit Perusahaan mempunyai validitas dan reliabilitas yang baik.
Convergent Validity
Selanjutnya adalah melakukan calculate algorithm untuk mengetahui nilai
convergent validity moderatingnya. Berikut ini adalah hasil dari convergent validity
moderating:
Gambar 1 Output Moderating SmartPLS
Outer model dinilai dengan cara melihat convergent validity (besarnya loading
factor untuk masing-masing konstruk). Loading factor diatas 0.70 sangat
direkomendasikan, namun demikian loading factor 0.50 sampai 0.60 masih dapat
ditoleransi sepanjang model masih dalam tahap pengembangan. Dari gambar output
diatas, loading factor untuk masing-masing variabel cukup reliable dan tidak
terdapat nilai yang dibawah 0.50.
Dari hasil perhitungan calculate PLS algorithm untuk outer model,
menunjukkan bahwa nilai composite reliability pada tabel 2 untuk masing-masing
konstruk diatas sangat baik, yaitu diatas 0.90. Selanjutnya, dapat dilihat dari hasil
tabel 3 untuk nilai cronbachs alpha bahwa dimana masing-masing konstruk sama
menunjukkan nilai diatas 0.90.
Volume 2, Nomor 12, Desember 2023
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
1241 http://sosains.greenvest.co.id
Average Variance Extraced (AVE)
Berikut adalah hasil pengujian Average Variance Extraced (AVE) dari setiap
konstruk:
Tabel 4 Hasil Uji Average Variance Extraced (AVE)
Average Variance Extraced (AVE)
Independensi komite audit
1.000
Jumlah rapat dewan direksi
1.000
Jumlah rapat komite audit
1.000
Keahlian keuangan komute audit
1.000
Kinerja perusaan
1.000
Ukuran dewan direksi
1.000
Ukuran komite audit
1.000
Berdasarkan hasil pengujian dari setiap variabel penelitian menggunakan Smrt
PLS 4.0 didapatkan hasil bahwa nilai Average Variance Extraced (AVE) setiap
variabel dalam penelitian ini telah memiliki nilai AVE di atas 0.5. Sehingga
berdasarkan hasil dari Tabel 4.3 dapat disimpulkan bahwa penelitian ini telah
memenuhi uji convergent validity, dikarenakan nilai item dan AVE setiap variabel
telah memiliki nilai di atas 0.5.
Descriminant Validity
Setelah evaluasi untuk convergent validity terpenuhi, langkah selanjutnya adalah
melakukan pengujian terhadap discriminant validity. Discriminant Validity dilakukan
untuk memastikan bahwa setiap konsep dari masing-masing variabel laten berbeda
dengan variabel lainnya. Berikut adalah hasil perhitungan dari discriminant validity:
Tabel 5 Output Discriminant Validity
Cara lain menguji outer model dengan melihat nilai akar kuadrat AVE suatu
konstruk dibandingkan dengan nilai korelasi antar konstruk lainnya atau disebut dengan
Indenpendensi
komite audit
Jumlah
rapat
dewan
direksi
Jumlah
rapat
komite
audit
Keahlian
keungan
komite
audit
Kinerja
Perusahaan
Pengungkpan
ESG
Ukuran
dewan
direksi
Ukuran
komite
audit
Indenpendensi
komite audit
1,000
Jumlah rapat
dewan direksi
0,852
1,000
Jumlah rapat
komite audit
0,459
0,525
1,000
Keahlian
keungan
komite audit
0,532
0,539
0,285
1,000
Kinerja
Perusahaan
-0,270
-0,245
-0,265
-0,184
1,000
Pengungkpan
ESG
-0,088
-0,219
-0,158
-0,052
-0,370
1,000
Ukuran dewan
direksi
0,059
0,261
0,274
0,254
-0,023
-0,156
1,000
Ukuran komite
audit
0,605
0,684
0,436
0,462
-0,062
-0,178
0,161
1,000
Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap
Pengungkapan ESG dan Kinerja Perusahaan Pada
Perusahaan BUMN yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Periode 2018-2022
2023
Gempita Asmaul Husna, Indrawati Yuhertiana, Endah Susilowati
1242
discriminant validity. Jika nilai kuadrat AVE lebih tinggi daripada korelasi antar
konstruk yang lain, maka dapat disimpulkan konstruk memiliki tingkat discriminant
validity yang baik (Hanifah, 2023).
Dari Tabel 5 diatas dapat dilihat bahwa beberapa nilai loading factor dari beberapa
variabel laten memiliki nilai loading factor dari konstruk yang dituju lebih besar
dibanding nilai loading konstruk yang lain jika dihubungkan dengan variabel laten
lainnya. Hal ini berarti bahwa setiap variabel laten memiliki discriminant validity yang
baik karena nilai korelasi indikator terhadap konstruknya lebih tinggi dibandingkan nilai
korelasi indikator dengan konstruk lainnya. Kriteria nilai loading factor dapat dikatakan
baik apabila nilai tersebut diatas 0.5 (Fida, Ahmed, Al-Balushi, & Singh, 2020).
Structural Inner Model
Gambar 2 Output Model Struktural Bootstrapping SmartPLS
Inner Model menunjukkan adanya hubungan antar konstruk dan nilai signifikansi
serta nilai R-Square.
R-Square
Tabel 6 Output R-Square
R-Square
Kinerja Perusahaan
0,137
Pengungkapan ESG
0,093
Sumber Data Olahan SmartPLS 2023
Berdasarkan hasil output diatas, diperoleh Nilai R-Square sebesar 0.137 terhadap
variabel Kinerja Perusahaan dan 0,093 pada Pengungkapan ESG. Nilai ini menunjukkan
bahwa variabilitas konstruk Kinerja Perusahaan yang dapat dijelaskan oleh konstruk
Komite Audit, Jumlah Rapat Dewan Direksi, Jumlah Rapat Komite Audit, Keahlian
Keuangan Komite Audit, Ukuran Dewan Direksi dan Ukuran Komite Audit Perusahaan
sebesar 13,7% untuk Kinerja Perusahaan dan 9,3% untuk Pengungkapan ESG, untuk
Volume 2, Nomor 12, Desember 2023
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
1243 http://sosains.greenvest.co.id
variabel laten endogen dalam model struktural mengidentifikasi bahwa model sangat
kuat.
Uji Hipotesis
Outer Model (Model Pengukuran) bertujuan untuk memprediksi hubungan kausal
antar variabel atau pengujian hipotesis dengan menunjukkan tingkat signifikansi. Dalam
SmartPLS, skor outer model yang ditunjukkan oleh nilai T Statistik harusnya berada
diatas skor 1.96 untuk hipotesis dua ekor (two-tailed) dan skor diatas 1.64 untuk
hipotesis satu ekor (one-tailed) untuk pengujian hipotesis pada nilai alpha 5 persen
(Cheng & Christiawan, 2011).
Tabel 7 Hasil Uji Hipotesis
Original
sample
(O)
Sample
Mean
(M)
Standard
devition
(STDEV)
T statistic
(|O/STDEV|)
P
values
Independent komite audit-
>pengungkapan ESG->
kinerja Perusahaan
-0,122
-0,124
0,069
1.773
0,077
Jumlah rapat dewan direksi->
pengungkapan ESG-> kinerja
perusahaan
0,166
0,165
0,068
2.448
0,015
Jumlah rapat komite audit->
pengungkapapan ESG->
kinerja Perusahaan
0,019
0,016
0,034
2.555
0,579
Keahlian keuangan komite
Audit-> Pengungkapan ESG->
kinerja Perusahaan
-0,024
-0,021
0,047
2.510
0,013
Ukuran dewan direksi->
Pengungkapan ESG-> kinerja
Perusahaan
0,013
0,014
0,046
0.290
0,772
Ukuran komite Perusahaan->
Pengungkapan ESG-> kinerja
Perusahaan
0,027
0,029
0,046
3.580
0,000
Berdasarkan hasil pengujian pada gambar 5 diatas, hubungan antar konstruk
menunjukkan bahwa konstruk Independensi Komite Audit berpengaruh positif terhadap
Pengungkapan ESG dan Kinerja Perusahaan, akan tetapi tidak signifikan pada 5% (T
hitung 1,773 < 1.96). Pada konstruk Jumlah Rapat Dewan Direksi berpengaruh positif
terhadap Pengungkapan ESG dan Kinerja Perusahaan dan signifikan pada 5% (T hitung
2,448 > 1.96). Pada konstruk Jumlah Rapat Komite Audit berpengaruh positif terhadap
Pengungkapan ESG dan Kinerja Perusahaan dan signifikan pada 5% (T hitung 2,555 >
1.96). Pada konstruk Keahlian Keuangan Komite Audit berpengaruh positif terhadap
Pengungkapan ESG dan Kinerja Perusahaan dan signifikan pada 5% (T hitung 2,510 >
1.96). Sedangkan pada konstruk Ukuran Dewan Direksi berpengaruh positif terhadap
Pengungkapan ESG dan Kinerja Perusahaan, akan tetapi tidak signifikan pada 5% (T
hitung 0,290 < 1.96). Terakhir adalah pada konstruk Ukuran Komite Audit berpengaruh
positif terhadap Pengungkapan ESG dan Kinerja Perusahaan dan signifikan pada 5% (T
hitung 3,580 > 1.96).
Predictive Relevance
Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap
Pengungkapan ESG dan Kinerja Perusahaan Pada
Perusahaan BUMN yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Periode 2018-2022
2023
Gempita Asmaul Husna, Indrawati Yuhertiana, Endah Susilowati
1244
Langkah selanjutnya dalam mengukur model struktural adalah dengan Predictive
Relevance (Q-Square). Predictive Relevance (Q-Square) untuk model struktural yang
mengukur seberapa baik nilai yang dihasilkan oleh model dan juga estimasi
parameternya. Model memiliki predictive relevance jika nilai Q-square > 0, sebaliknya
menunjukkan model kurang memiliki predictive relevance jika nilai Q-Square 0
(Denziana & Yunggo, 2017).
Kriteria kuat lemahnya model diukur berdasarkan Q-Square Predictive Relevance
(Q
2
) adalah 0,35 (model kuat), 0,15 (model moderat) dan 0,02 (model lemah) (Suningsih
et al, 2017). Perhitungan Q-Square dilakukan dengan rumus:
Q
2
= 1 - (1 R
2
1) (1 R
2
2)
Maka dapat diperoleh nilai Q
2
pada penelitian ini adalah:
Q
2
= 1 ( 1 0,137) (1 0,093)
Q
2
= 1 ( 0,863) (0,907)
Q
2
= 1 0,7828
Q
2
= 0,217
Q
2
= 0,217 x 100% = 21,7%
Dari hasil Q
2
diatas diperolah nilai 0.217yang menunjukkan bukti bahwa model
mempunyai predictive relevance yang baik karena nilai yang diperoleh lebih dari 0
(nol). Sehingga dapat disimpulkan sebesar 21,7% Kinerja Perusahaan dan
Pengungkapan ESG dipengaruhi oleh Komite Audit, Jumlah Rapat Dewan Direksi,
Jumlah Rapat Komite Audit, Keahlian Keuangan Komite Audit, Ukuran Dewan Direksi
dan Ukuran Komite Audit Perusahaan pada 21 perusahaan sampel. Sedangkan sisanya
0,783 atau 78,3% dipengaruhi faktor lain yang tidak termasuk dalam model penelitian.
Ukuran Dewan Direksi Terhadap Pengungkapan ESG
Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai signifikansi yang terbentuk pada
Ukuran Dewan Direksi lebih besar dari α = 0.05, yaitu sebesar 0,077. Dari hasil tersebut,
terlihat bahwa T-Statistik 0,290 < T-Tabel 1.96 dan P-Values 0,072 > 0.05 sehingga H1
ditolak dan dapat disimpulkan bahwa Ukuran Dewan Direksi tidak berpengaruh
terhadap Pengungkapan ESG, artinya hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa
sedikit ataupun banyaknya jumlah anggota Dewan Direksi akan tidak mempengaruhi
perusahaan dalam melakukan pengungkapan ESG (Environmental, Social, and
Corporate Governance).
Analisis yang digunakan yaitu jumlah anggota dewan direksi dengan tujuan
untuk mengetahui pengaruh dari banyaknya jumlah anggota Dewan Direksi yang
dimiliki perusahaan terhadap pengungkapan ESG (Environmental, Social, and
Corporate Governance) dalam sustainability report. Komposisi Dewan Direksi tidak
akan memberikan kontribusi yang efektif terhadap hasil dari proses penyusunan laporan
keuangan berkualitas yang berkemungkinan terhindar dari kecurangan laporan
keuangan (Dewi & Suryantini, 2018). Semakin banyak jumlah Dewan Direksi maka
peran dan tanggungjawab Dewan Direksi pada perusahaan telah berfungsi sebagaimana
mestinya namun semakin besar pula adanya kecurangan dalam pengkuakan laporan
keuangan lanjutan (Agustia, 2013). Pengawasan terhadap lingkungan, sosial dan tata
kelola perusahaan semakin ketat seiring semakin bertambahnya Dewan Direksi
sehingga mampu menambah nilai perusahaan di mata stakeholders.
Volume 2, Nomor 12, Desember 2023
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
1245 http://sosains.greenvest.co.id
Jumlah Rapat Dewan Direksi Terhadap Pengungkapan ESG
Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai signifikansi yang terbentuk pada
Jumlah Rapat Dewan Direksi lebih besar dari α = 0.05, yaitu sebesar 0,015. Dari hasil
tersebut, terlihat bahwa T-Statistik 2,448 < T-Tabel 1.96 dan P-Values 0,015 < 0.05
sehingga H2 diterima dan dapat disimpulkan bahwa Jumlah Rapat Dewan Direksi
berpengaruh terhadap Pengungkapan ESG, artinya hasil penelitian ini mengindikasikan
bahwa sedikit atau banyaknya anggota Dewan Direksi melakukan rapat akan
mempengaruhi pengungkapan ESG perusahaan tersebut.
Analisis yang digunakan adalah jumlah rapat Dewan Direksi selama satu tahun
berjalan. Jumlah rapat merupakan alat pengukur ketekunan direksi (Giannarakis, 2014).
Penelitian Putri & Muid, (2017) menunjukkan bahwa perusahaan dengan jumlah rapat
Dewan Direksi yang sedikit memiliki kinerja lebih buruk dibandingkan dengan
perusahaan yang memiliki tingkat jumlah rapat Dewan Direksi yang banyak.
Mendukung penelitian sebelumnya Yusoff, Jamal, & Darus, (2016) menyebutkan
bahwa jumlah rapat Dewan Direksi berpengaruh signifikan positif terhadap ESG score
yang dicerminkan dalam pengungkapan ESG perusahaan.
Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini menunjukkan bahwa jumlah rapat
Dewan Direksi berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan ESGyang berarti bahwa
seberapapun besar banyak jumlah kehadiran direksi saat rapat akan mempengaruhi
banyaknya pengungkapan ESG yang tercermin dalam ESGScore.
Ukuran Komite Audit Terhadap Pengungkapan ESG
Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai signifikansi yang terbentuk pada
Ukuran Komite Audit lebih besar dari α = 0.05, yaitu sebesar 0,000. Dari hasil tersebut,
terlihat bahwa T-Statistik 3,580 < T-Tabel 1.96 dan P-Values 0,077 > 0,000 sehingga
H3 diterima dan dapat disimpulkan bahwa Ukuran Komite Audit berpengaruh terhadap
Pengungkapan ESG.
Allegrini & Greco, (2013) menyatakan bahwa dalam teori ketergantungan sumber
daya, ukuran Komite Audit yang lebih besar akan berdampak terhadap banyaknya
sumber daya manusia dalam melaksanakan tanggung jawab secara efektif. Bédard &
Gendron, (2010) menyimpulkan semakin banyak anggota semakin banyak juga
keberagaman dari pengalaman, keterampilan keahlian dan sudut pandang sehingga
membuat pemantauan menjadi lebih efektif. besarnya ukuran Komite Audit akan
berdampak pada penyelesaian masalah yang mungkin terjadi terutama dalam proses
pengungkapan pelaporan keuangan dan non-keuangan (Josua & Septiani, 2020).
Beberapa penelitian menyatakan bahwa ukuran Komite Audit memiliki pengaruh
yang positif terhadap pengungkapan keberlanjutan yang dilakukan perusahaan.
Buallay, Al-Ajmi, & Barone, (2022) menemukan adanya hubungan positif signifikan
antara ukuran Komite Audit dengan pengungkapan laporan keberlanjutan. Hasil ini juga
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Josua & Septiani, (2020) yang
menemukan adanya pengaruh positif signifikan antara ukuran Komite Audit dan
pengungkapan modal intelektual.
Independensi Komite Audit Terhadap Pengungkapan ESG
Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap
Pengungkapan ESG dan Kinerja Perusahaan Pada
Perusahaan BUMN yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Periode 2018-2022
2023
Gempita Asmaul Husna, Indrawati Yuhertiana, Endah Susilowati
1246
Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai signifikansi yang terbentuk pada
Independensi Komite Audit lebih besar dari α = 0.05, yaitu sebesar 0,077. Dari hasil
tersebut, terlihat bahwa T-Statistik 1,773 < T-Tabel 1.96 dan P-Values 0,077 > 0.05
sehingga H4 ditolak dan dapat disimpulkan bahwa Independensi Komite Audit tidak
berpengaruh terhadap Pengungkapan ESG.
Tata kelola perusahaan yang dikategorikan baik bisa dinilai dari hadirnya anggota
independen baik dalam jajaran komisaris atau dalam jajaran suatu komite. Fama &
Jensen (1983) menyatakan bahwa berdasarkan teori agensi fungsi pengawasan yang
dilakukan oleh Komite Audit akan menjadi efektif jika dilakukan oleh anggota yang
independen. Hal tersebut disebabkan karena anggota independen tidak memiliki afiliasi
secara pribadi ataupun dengan manajemen sehingga Komite Audit bisa cenderung
bekerja secara objektif dan tanpa adanya intervensi dari pihak lain (Bédard & Gendron,
2010).
Fungsi pengawasan yang dilakukan oleh angota independen dinilai bisa
meminimalisir peluang manajemen untuk melakukan tindakan kecurangan (Allegrini &
Greco, 2013). Oleh karena itu penting sekali bagi Komite Audit untuk memastikan dan
transparansi dari proses pelaporan yang dilakukan dan mengurangi perbedaan informasi
yang disampaikan (Li et al., 2012).
Beberapa penelitian menyatakan bahwa Independensi Komite Audit tidak
memiliki pengaruh positif terhadap pengungkapan yang dilakukan oleh perusahaan.
Buallay et al., (2022) menemukan adanya tidak adanya hubungan signifikan antara
independensi Komite Audit dengan pengungkapan laporan keberlanjutan. Hasil ini tidak
sejalan dengan penelitian sebelumnya oleh Neifar & Jarboui, (2018) yang menemukan
adanya pengaruh positif dan signifikan antara independensi Komite Audit dan
pengungkapan laporan resiko pada Bank Syariah di Asia Tengah.
Jumlah Rapat Komite Audit Terhadap Pengungkapan ESG
Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai signifikansi yang terbentuk pada
Jumlah Rapat Komite Audit lebih besar dari α = 0.05, yaitu sebesar 0,579. Dari hasil
tersebut, terlihat bahwa T-Statistik 2,555 < T-Tabel 1.96 dan P-Values 0,579 > 0.05
sehingga H5 ditolak dan dapat disimpulkan bahwa Jumlah Rapat Komite Audit tidak
berpengaruh terhadap Pengungkapan ESG.
Karamanou & Vafeas, (2005) menyebutkan bahwa dalam melakukan fungsi
pengawasan yang efektif, Komite Audit harus menyelenggarakan rapat untuk
membahas berbagai kondisi yang dihadapi oleh perusahaan saat ini. Teori agensi
menjelaskan bahwa semakin banyak kuantitas rapat yang dilakukan oleh Komite Audit
bersama dengan Dewan Komisaris semakin banyak juga ruang kesempatan bagi seorang
manajemen dan pemilik dalam menganalisis rencana strategis perusahaan dan
meminimalisir asimetri informasi (Xie, Davidson III, & DaDalt, 2003).
OJK telah merekomendasikan perusahaan publik agar Komite Audit
menyelenggarakan rapat paling sedikit 3-4 kali per tahun. Pertemuan Komite Audit
dilakukan untuk memudahkan dalam menemukan kesalahan yang terjadi dan lebih
mudah dalam memastikan proses pengungkapan ESG. Namun, sedikit atau banyaknya
jumlah rapat tidak akan mempengaruhi terjadinya kecurangan dalam pelaporan
pengungkapan ESG perusahaan.
Volume 2, Nomor 12, Desember 2023
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
1247 http://sosains.greenvest.co.id
Beberapa penelitian menyatakan bahwa jumlah rapat Komite Audit tidak
memiliki pengaruh terhadap pengungkapan yang dilakukan oleh perusahaan. Buallay et
al., (2022) menemukan adanya tidak adanya hubungan signifikan antara jumlah rapat
Komite Audit dengan pengungkapan laporan keberlanjutan.
Keahlian Komite Audit Terhadap Pengungkapan ESG
Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai signifikansi yang terbentuk pada
Keahlian Komite Audit lebih besar dari α = 0.05, yaitu sebesar 0,013. Dari hasil tersebut,
terlihat bahwa T-Statistik 2,510 < T-Tabel 1.96 dan P-Values 0,013 > 0.05 sehingga H6
diterima dan dapat disimpulkan bahwa Keahlian Komite Audit berpengaruh terhadap
Pengungkapan ESG.
Sultana, (2015) menyatakan teori agensi menyebutkan bahwa Komite Audit
dengan anggota yang banyak memiliki keahlian keuangan akan meningkatkan
kemampuan pada pengerjaan tugas, fungsi pengawasan pelaporan keuangan, non-
keuangan dan sistem internal kontrol. Kurangnya keahlian keauangan dalam komite
akan membuat Komite Audit bergantung pada auditor eksternal (Buallay et al., 2022).
Keahlian keuangan juga membantu fungsi pengawasan dalam memberikan dan
mengajukan pertanyaan sulit kepada manajemen. Diharapkan dengan banyaknya
informasi (Bédard & Gendron, 2010).
Beberapa penelitian menyatakan bahwa keahlian keuangan Komite Audit
memiliki pengaruh yang positif terhadap pengungkapan yang dilakukan oleh
perusahaan. Mangena & Pike, (2005) menemukan adanya pengaruh positif signifikan
antara keahlian keuangan Komite Audit dan pengungkapan interim financial report.
Mangena & Tauringana, (2007) juga berhasil menemukan pengaruh positif signifikan
antara keahlian keuangan Komite Audit dan pengungkapan sukarela yang dilaukan oleh
perusahaan.
Ukuran Dewan Direksi Terhadap Kinerja Perusahaan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai signifikansi yang terbentuk pada
Ukuran Dewan Direksi lebih besar dari α = 0.05, yaitu sebesar 0,077. Dari hasil tersebut,
terlihat bahwa T-Statistik 1,773 < T-Tabel 1.96 dan P-Values 0,772 > 0.05 sehingga H7
ditolak dan dapat disimpulkan bahwa Ukuran Dewan Direksi tidak berpengaruh
terhadap Kinerja Perusahaan.
Dengan jumlah anggota dewan direksi yang banyak tidak menjamin
meningkatkan pemantauan aktivitas manajemen dan memberikan kemampuan yang
lebih baik untuk pengambilan keputusan (Akpan, Umanah, Umoudo, & Ukut, 2014).
Namun, Gambo, Bello, & Rimamshung, (2018) memandang bahwa ukuran dewan
kecil lebih efektif daripada ukuran dewan besar karena ukuran dewan besar
menimbulkan masalah komunikasi dan koordinasi, menyebabkan keterlambatan dalam
pengambilan keputusan dan menciptakan lebih banyak konflik pada manajer dan
pemegang saham dan memiliki dampak buruk terhadap kinerja perusahaan.
Hasil penelitian sejalan dengan Ningrum & Rasmini, (2022) dan Herizona &
Yuliana, (2021) menunjukkan bahwa ukuran Dewan Komisaris perusahaan tidak
berpengaruh terhadap Kinerja Perusahaan.
Jumlah Rapat Dewan Direksi Terhadap Kinerja Perusahaan
Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap
Pengungkapan ESG dan Kinerja Perusahaan Pada
Perusahaan BUMN yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Periode 2018-2022
2023
Gempita Asmaul Husna, Indrawati Yuhertiana, Endah Susilowati
1248
Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai signifikansi yang terbentuk pada
Jumlah Rapat Dewan Direksi lebih besar dari α = 0.05, yaitu sebesar 0,015. Dari hasil
tersebut, terlihat bahwa T-Statistik 2,448 < T-Tabel 1.96 dan P-Values 0,015 < 0.05
sehingga H8 diterima dan dapat disimpulkan bahwa Jumlah Rapat Dewan Direksi
berpengaruh terhadap Kinerja Perusahaan.
Schwartz-Ziv & Weisbach, (2013) mengatakan bahwa rapat dewan direktur
berhubungan positif dengan kinerja perusahaan. Rapat dewan yang sering memberikan
direktur kesempatan untuk mendiskusikan kinerja perusahaan. Pengawasan terhadap
jalannya perusahaan merupakan tanggungjawab direktur yang sangat penting Khan,
Muttakin, & Siddiqui, 2013; Mardiyati, (2016), oleh karena itu, rapat dewan direktur
yang rutin dapat meningkatkan kinerja perusahaan dengan mengurangi masalah-
masalah keagenan (Schwartz-Ziv & Weisbach, 2013).
Karamanou & Vafeas, (2005) mengungkapkan bahwa jumlah rapat dewan
direktur yang sering membantu meningkatkan perkiraan laba pada perusahaan
Amerika Serikat.Ini artinya bahwa perusahaan dengan dewan direktur yang efektif
sangat mungkin meningkatkan kualitas pengambilan keputusan mereka. (Lin, Lin,
Chen, Zhou, & Chang, 2012) menemukan bahwa alokasi modal adalahsangat efisien
pada perusahaan denganrapat dewan direktur yang sering. Upadhyay, Upadhyaya,
Kollanoor-Johny, & Venkitanarayanan, (2014) juga mengemukakan bahwa frekuensi
rapat Dewan Direksi berhubungan positif dengan kinerja per-usahaan.
Ukuran Komite Audit Terhadap Kinerja Perusahaan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai signifikansi yang terbentuk pada
Ukuran Komite Audit lebih besar dari α = 0.05, yaitu sebesar 0,000. Dari hasil tersebut,
terlihat bahwa T-Statistik 3,580 < T-Tabel 1.96 dan P-Values 0,077 > 0,000 sehingga
H9 diterima dan dapat disimpulkan bahwa Ukuran Komite Audit berpengaruh terhadap
Kinerja Perusahaan.
Semakin banyak jumlah Komite Audit suatu perusahaan, diharapkan semakin
banyak rekomendasi yang diberikan oleh para anggota Komite Audit mengungkapkan
informasi-informasi yang bermanfaat untuk pengungkapan laporan
pertanggungjawaban sosial. Selain itu, ukuran Komite Audit yang lebih besar dapat
meningkatkan keahlian dan keberagaman yang ada dalam Komite Audit dan cenderung
menawarkan otoritas yang lebih tinggi dan sumber daya untuk melaksanakan tugas
mereka secara efektif (Musallam, 2018). Ukuran Komite Audit yang besar membawa
pengalaman, keahlian, keragaman pandangan dan keterampilan untuk memastikan
pemantauan yang efisien lebih banyak.
Beberapa penelitian terkait dengan ukuran dari Komite Audit terhadap
pengungkapan sustainability report atau pengungkapan ESG telah dilaksanakan dan
memberikan dampak signifikan positif pada pengungkapan sustainability report atau
tanggung jawab sosial perusahaan (Restu et al., 2017; Afsari et al., 2018; Abidin &
Lestari, 2020; Roviqoh & Khafid, 2021). Beberapa penelitian mengenai ukuran Komite
Audit tidak memberikan pengaruh terhadap pengungkapan sustainability report
perusahaan (Aliniar & Wahyuni, 2017 dan Tobing et al., 2019) dan memberikan
pengaruh negatif (Kurniawan, 2019).
Volume 2, Nomor 12, Desember 2023
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
1249 http://sosains.greenvest.co.id
Independensi Komite Audit Terhadap Kinerja Perusahaan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai signifikansi yang terbentuk pada
Independensi Komite Audit lebih besar dari α = 0.05, yaitu sebesar 0,077. Dari hasil
tersebut, terlihat bahwa T-Statistik 1,773 < T-Tabel 1.96 dan P-Values 0,077 > 0.05
sehingga H10 ditolak dan dapat disimpulkan bahwa Independensi Komite Audit tidak
berpengaruh terhadap Kinerja Perusahaan.
Jumlah Rapat Komite Audit Terhadap Kinerja Perusahaan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai signifikansi yang terbentuk pada
Jumlah Rapat Komite Audit lebih besar dari α = 0.05, yaitu sebesar 0,579. Dari hasil
tersebut, terlihat bahwa T-Statistik 2,555 < T-Tabel 1.96 dan P-Values 0,579 > 0.05
sehingga H11 ditolak dan dapat disimpulkan bahwa Jumlah Rapat Komite Audit tidak
berpengaruh terhadap Kinerja Perusahaan.
Xie et al., (2003) dalam Josua & Septiani (2020) menjelaskan bahwa semakin
banyak kuantitas atau jumlah rapat yang dilakukan oleh Komite Audit bersama dengan
dewan komisaris semakin banyak ruang kesempatan bagi manajemen dan pemilik
dalam menganalisis rencana strategis perusahaan dan information asymetry dapat
berkurang. Selain itu, Komite Audit dapat semakin sering bertukar pikiran dan
pengetahuan mengenai keputusan yang harus diambil demi kepentingan stakeholder
dalam rapat, salah satunya keputusan yang harus diambil berkaitan dengan
pengungkapan sosial perusahaan (Aniktia & Khafid, 2015).
Penelitian terdahulu mengenai jumlah rapat Komite Audit dengan membahas
secara spesifik mengenai jumlah rapat yang dilaksanakan Komite Audit telah beberapa
kali dilaksanakan, walaupun jumlahnya masih terbatas jika dikaitkan dengan kualitas
sustainability report. Penelitian yang dilakukan oleh Siregar et al.,(2013) Risty & Sany
(2015) dan Josua & Septiani (2020) menyatakan bahwa karakteristik Komite Audit
yakni jumlah rapat Komite Audit berpengaruh signifikan positif terhadap pengungkapan
tanggung jawab sosial dan pengungkapan sustainability report. Penelitian yang
dilakukan oleh Sari (2013), Khafid & Mulyaningsih (2017) dan Roviqoh & Khafid
(2021) memberikan hasil sebaliknya yaitu jumlah rapat Komite Audit tidak berpengaruh
terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial dan sustainability report perusahaan.
Keahlian Komite Audit Terhadap Kinerja Perusahaan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai signifikansi yang terbentuk pada
Keahlian Komite Audit lebih besar dari α = 0.05, yaitu sebesar 0,013. Dari hasil tersebut,
terlihat bahwa T-Statistik 2,510 < T-Tabel 1.96 dan P-Values 0,013 > 0.05 sehingga
H12 diterima dan dapat disimpulkan bahwa Keahlian Komite Audit berpengaruh
terhadap Kinerja Perusahaan.
Peran Komite Audit yang lebih luas saat ini lebih condong untuk memastikan
bahwa perusahaan bertanggung jawab atas dampak ekonomi, lingkungan, dan sosial
jangka panjang pada pemangku kepentingan (Kolk dan Pinkse, 2010). Penelitian dari
Shaukat dan Qiu (2015) berpendapat bahwa semakin besar nilai ESG yang diukur
dengan keahlian keuangan pada Komite Audit, semakin proaktif dan komprehensif
strategi CSR perusahaan dan semakin tinggi kinerja lingkungan dan sosialnya.
Beberapa penelitian terdahulu telah dilaksanakan terkait dengan keahlian
akuntansi atau keuangan dari Komite Audit. Hasil yang didapatkan juga beragam
Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap
Pengungkapan ESG dan Kinerja Perusahaan Pada
Perusahaan BUMN yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Periode 2018-2022
2023
Gempita Asmaul Husna, Indrawati Yuhertiana, Endah Susilowati
1250
sehingga perlu penelitian lebih lanjut. Penelitian Musallam (2018), Buallay & Al-Ajmi
(2020) dan Pudjianti & Ghozali (2021) menyimpulkan bahwa keahlian keuangan dari
Komite Audit berpengaruh signifikan negatif terhadap pengungkapan tanggung jawab
sosial dan sustainability report. Josua & Septiani, (2020) dan Mohammadi et al., (2020)
menyimpulkan sebaliknya bahwa keahlian akuntansi Komite Audit berpengaruh positif
terhadap sustainability report perusahaan dan pengungkapan tanggung jawab sosial
perusahaan sedangkan Risty & Sany (2015) dan Biçer & Feneir, (2019) dalam
penelitiannya mengenai hal sejenis, tidak memberikan pengaruh.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan data, penulis memperoleh kesimpulan yang
dapat diambil dari penelitian mengenai Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap
Pengungkapan ESG Dan Kinerja Perusahaan Pada Perusahaan BUMN yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia Periode 2018-2022, bahwa ukuran Dewan Direksi tidak berpengaruh terhadap
Pengungkapan ESG. Jumlah Rapat Dewan Direksi berpengaruh terhadap Pengungkapan ESG.
Ukuran Komite Audit berpengaruh terhadap Pengungkapan ESG. Independensi Komite Audit
tidak berpengaruh terhadap Pengungkapan ESG. Jumlah Rapat Komite Audit tidak berpengaruh
terhadap Pengungkapan ESG. Keahlian Komite Audit berpengaruh terhadap Pengungkapan
ESG. Ukuran Dewan Direksi tidak berpengaruh terhadap Kinerja Perusahaan. Jumlah Rapat
Dewan Direksi berpengaruh terhadap Kinerja Perusahaan. Ukuran Komite Audit berpengaruh
terhadap Kinerja Perusahaan. Independensi Komite Audit tidak berpengaruh terhadap Kinerja
Perusahaan. Jumlah Rapat Komite Audit tidak berpengaruh terhadap Kinerja Perusahaan.
Keahlian Komite Audit berpengaruh terhadap Kinerja Perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
Agustia, Dian. (2013). Pengaruh faktor good corporate governance, free cash flow, dan
leverage terhadap manajemen laba. Jurnal Akuntansi Dan Keuangan, 15(1), 27
42.
Akpan, Okon Jackson, Umanah, Matthew Thomas, Umoudo, Bassey I., & Ukut, I. I. T.
(2014). Business education: problems and prospects in Nigeria. Journal of Teacher
Perspective, 8(4), 18.
Alareeni, Bahaaeddin Ahmed, & Hamdan, Allam. (2020). ESG impact on performance
of US S&P 500-listed firms. Corporate Governance: The International Journal of
Business in Society, 20(7), 14091428.
Allegrini, Marco, & Greco, Giulio. (2013). Corporate boards, audit committees and
voluntary disclosure: Evidence from Italian listed companies. Journal of
Management & Governance, 17, 187216.
Bédard, Jean, & Gendron, Yves. (2010). Strengthening the financial reporting system:
can audit committees deliver? International Journal of Auditing, 14(2), 174210.
Buallay, Amina, Al-Ajmi, Jasim, & Barone, Elisabetta. (2022). Sustainability
engagement’s impact on tourism sector performance: linear and nonlinear models.
Journal of Organizational Change Management, 35(2), 361384.
Cheng, Megawati, & Christiawan, Yulius Jogi. (2011). Pengaruh pengungkapan
corporate social responsibility terhadap abnormal return. Jurnal Akuntansi Dan
Keuangan, 13(1), 2436.
Denziana, Angrita, & Yunggo, Eilien Delicia. (2017). Pengaruh Profitabilitas, Struktur
Volume 2, Nomor 12, Desember 2023
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
1251 http://sosains.greenvest.co.id
Aktiva dan Ukuran Perusahaan terhadap Struktur Modal Perusahaan Real Estate
And Property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2015. Jurnal
Akuntansi Dan Keuangan, 8(1).
Dewi, Putu Yulia Kumalasari, & Suryantini, Ni Putu Santi. (2018). Analisis
perbandingan kinerja keuangan perusahaan sebelum dan sesudah akuisisi. E-
Jurnal Manajemen Unud, 7(5), 23232352.
Fida, Bashir Ahmad, Ahmed, Umar, Al-Balushi, Yousuf, & Singh, Dharmendra. (2020).
Impact of Service Quality on Customer Loyalty and Customer Satisfaction in
Islamic Banks in the Sultanate of Oman. SAGE Open, 10(2).
https://doi.org/10.1177/2158244020919517
Gambo, EL Maude Jibreel, Bello, Bawa Ahmed, & Rimamshung, Shamaki Aranpu.
(2018). Effect of board size, board composition and board meetings on financial
performance of listed consumer goods in Nigeria. International Business Research,
11(6), 110.
Giannarakis, Grigoris. (2014). Corporate governance and financial characteristic effects
on the extent of corporate social responsibility disclosure. Social Responsibility
Journal, 10(4), 569590.
Hanifah, Faridatun. (2023). Analysis of Final Semester Assessment Question Items for
Class XI Indonesian History Subjects. Indonesian Journal of History Education,
8(2), 89106.
Herizona, Bintang Satria, & Yuliana, Indah. (2021). Pengaruh ukuran dewan komisaris,
independensi dewan komisaris, dan komite audit terhadap corporate social
responsibility disclosure dengan profitabilitas sebagai variabel moderasi. Jurnal
Manajemen Dan Keuangan, 10(1), 108128.
Josua, Rudolf, & Septiani, Aditya. (2020). Analisis pengaruh karakteristik komite audit
terhadap pengungkapan laporan keberlanjutan (studi empiris pada perusahaan yang
terdaftar pada BEI tahun 2015-2018). Diponegoro Journal of Accounting, 9(3).
Karamanou, Irene, & Vafeas, Nikos. (2005). The association between corporate boards,
audit committees, and management earnings forecasts: An empirical analysis.
Journal of Accounting Research, 43(3), 453486.
Khan, Arifur, Muttakin, Mohammad Badrul, & Siddiqui, Javed. (2013). Corporate
governance and corporate social responsibility disclosures: Evidence from an
emerging economy. Journal of Business Ethics, 114, 207223.
Lin, Chien Jung, Lin, Chieh Yu, Chen, Chen Hao, Zhou, Bin, & Chang, Ching Pin.
(2012). Partitioning the heart: mechanisms of cardiac septation and valve
development. Development, 139(18), 32773299.
Mangena, Musa, & Pike, Richard. (2005). The effect of audit committee shareholding,
financial expertise and size on interim financial disclosures. Accounting and
Business Research, 35(4), 327349.
Mangena, Musa, & Tauringana, Venancio. (2007). Disclosure, corporate governance
and foreign share ownership on the Zimbabwe stock exchange. Journal of
International Financial Management & Accounting, 18(2), 5385.
Mardiyati, Umi. (2016). Pengaruh frekuensi rapat dewan direktur dan jumlah direktur
perempuan terhadap kinerja perbankan. EKUITAS (Jurnal Ekonomi Dan
Keuangan), 20(2), 172187.
Neifar, Souhir, & Jarboui, Anis. (2018). Corporate governance and operational risk
Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap
Pengungkapan ESG dan Kinerja Perusahaan Pada
Perusahaan BUMN yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Periode 2018-2022
2023
Gempita Asmaul Husna, Indrawati Yuhertiana, Endah Susilowati
1252
voluntary disclosure: Evidence from Islamic banks. Research in International
Business and Finance, 46, 4354.
Ningrum, NPPMJ, & Rasmini, Ni Ketut. (2022). Risiko Keuangan, Dewan Komisaris,
Dewan Direksi dan Kinerja Keuangan Bank Perkreditan Rakyat. E-Jurnal
Akuntansi, 32(1), 3422.
Nosratabadi, Saeed, Mosavi, Amir, Shamshirband, Shahaboddin, Zavadskas, Edmundas
Kazimieras, Rakotonirainy, Andry, & Chau, Kwok Wing. (2019). Sustainable
business models: A review. Sustainability, 11(6), 1663.
Putri, Rowina Kartika, & Muid, Dul. (2017). Pengaruh good corporate governance
terhadap kinerja perusahaan. Diponegoro Journal of Accounting, 6(3), 8492.
Ratajczak, Piotr, & Mikołajewicz, Grzegorz. (2021). The impact of environmental,
social and corporate governance responsibility on the cost of short-and long-term
debt. Economics and Business Review, 7(2), 7496.
Schwartz-Ziv, Miriam, & Weisbach, Michael S. (2013). What do boards really do?
Evidence from minutes of board meetings. Journal of Financial Economics,
108(2), 349366.
Sultana, Nigar. (2015). Audit committee characteristics and accounting conservatism.
International Journal of Auditing, 19(2), 88102.
Upadhyay, Abhinav, Upadhyaya, Indu, Kollanoor-Johny, Anup, & Venkitanarayanan,
Kumar. (2014). Combating pathogenic microorganisms using plant-derived
antimicrobials: a minireview of the mechanistic basis. BioMed Research
International, 2014.
Van Zanten, Jan Anton, & Van Tulder, Rob. (2018). Multinational enterprises and the
Sustainable Development Goals: An institutional approach to corporate
engagement. Journal of International Business Policy, 1, 208233.
Winarto, Jacinta. (2022). Pengaruh Pertumbuhan Laba Operasi, Likuiditas, Tingkat
Bunga Kredit dan Inflasi terhadap Return Saham Real-Estate dalam LQ 45 Periode
2020-2021. Prosiding Industrial Research Workshop and National Seminar,
13(01), 12921296.
Xie, Biao, Davidson III, Wallace N., & DaDalt, Peter J. (2003). Earnings management
and corporate governance: the role of the board and the audit committee. Journal
of Corporate Finance, 9(3), 295316.
Yusoff, Haslinda, Jamal, Alia Dalila Abdul, & Darus, Faizah. (2016). Corporate
governance and corporate social responsibility disclosures: An emphasis on the
CSR key dimensions. Journal of Accounting and Auditing: Research and Practice,
3(5), 114.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike
4.0 International License.