Volume 1, Nomor 7, Juli 2021
p-ISSN 2774-7018; e-ISSN 2774-700X
552 http://sosains.greenvest.co.id
PERAN ETIKA DI ERA REVOLUSI 4.0
DALAM BIDANG PENDIDIKAN
Eric Leon Louhenapessy
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
E-mail: eric.louhenapessy@gmail.com
Diterima:
24 Juni 2021
Direvisi:
07 Juli 2021
Disetujui:
15 Juli 2021
Abstrak
Revolusi 4.0 yang merupakan bagian dari globalisasi yang
tentu memiliki dampak signifikan pada semua sektor,
termasuk sektor Pendidikan. Revolusi 4.0 identik dengan
adanya suatu perubahan akibat perkembangan zaman dan
kemajuan teknologi. Perubahan tersebut menjadi
dorongan dan tuntutan bagi sektor Pendidikan dalam
rangka menyiapkan sumber daya manusia yang kompeten
untuk dapat menghadapi dan mengadaptasi perubahan
tersebut. Dampak perubahan yang terjadi akibat revolusi
4.0 dalam globalisasi adalah terkikisnya budaya
tradisional yang menghilangkan kekhasan dalam suatu
negara termasuk Indonesia. Jadi, globalisasi dalam dunia
Pendidikan adalah proses mengintegrasikan secara
keseluruhan perubahan. Tujuan penelitian ini adalah
mewujudkan masyarakat yang didasarkan pada knowledge
based society. Metodologi dalam penelitian ini
menggunakan metode kualitatif dengan mekanisme
pengumpulan data melalui pengamatan dan studi literatur.
Hasil Studi ini menemukan bahwa peran etika diperlukan
sebagai nilai-nilai kehidupan yang menjadi pedoman
dalam membentuk padangan hidup masyarakat yang dapat
mengarahkannya menjadi bangsa yang bermartabat.
Kesiapan mental dan karakter bangsa yang kritis
diharapkan dapat memberikan output yang cerdas bagi
perkembangan suatu Pendidikan di Negara yang sedang
berkembang.
Kata Kunci: Revolusi 4.0, Globalisasi, Etika,
Pendidikan
Abstract
Revolution 4.0 which is part of globalization which
certainly has a significant impact on all sectors, including
the education sector. Revolution 4.0 is synonymous with a
change due to the times and technological advances.
These changes are an encouragement and a challenge for
the education sector in order to prepare competent human
resources to be able to face and adapt to these changes.
The impact of changes that occur due to the 4.0 revolution
in globalization is the erosion of traditional culture which
eliminates the uniqueness of a country, including
Indonesia. So, globalization in the world of education is a
process of integrating overall change. The purpose of this
research is to create a knowledge-based society. The
Peran Etika Di Era Revolusi 4.0 Dalam Bidang Pendidikan
2021
Eric Leon Louhenapessy 553
methodology in this study uses qualitative data collection
through observation and literature study. The results of
this study found that the role of ethics is needed as life
values that guide in shaping the field of life that can lead it
to become a dignified nation. Mental readiness and
critical national character are expected to provide
intelligent output for the development of an education in a
developing country. Revolution 4.0 which is part of
globalization which certainly has a significant impact on
all sectors, including the education sector. Revolution 4.0
is synonymous with a change due to the times and
technological advances. These changes are an
encouragement and a challenge for the education sector in
order to prepare competent human resources to be able to
face and adapt to these changes. The impact of changes
that occur due to the 4.0 revolution in globalization is the
erosion of traditional culture which eliminates the
uniqueness of a country, including Indonesia. So,
globalization in the world of education is a process of
integrating overall change. The purpose of this research is
to create a knowledge-based society. The methodology in
this study uses qualitative data collection through
observation and literature study. The results of this study
found that the role of ethics is needed as life values that
guide in shaping the field of life that can lead it to become
a dignified nation. Mental readiness and critical national
character are expected to provide intelligent output for the
development of an education in a developing country.
Keywords: Revolution 4.0, Globalization, Ethics,
Education
Pendahuluan
Perkembangan zaman dan kemajuan teknologi membawa dan memberikan dampak
yang cukup siknifikan pada aktivitas sosial dilingkungan masyarakat dalam lapisan
apapun. Suatu perkembangan yang cukup mengagetkan adalah terobosan baru menuntut
seseorang untuk melakukan dan melaksanakan aktivitasnya secara efektif dan efisien
mengedepankan kecepatan dan ketepatan (Ngafifi, 2014). Perkembangan zaman dan
kemajuan teknologi menjadi salah satu tanda telah terjadinya revolusi 4.0 dalam era
globalisasi ini. Segala aspek kehidupan saat ini, mengikuti medan magnet yang sangat
kuat yakni revolusi 4.0 yang mengharuskan seluruh komponen kehidupan terutama
manusia untuk bisa medayagunakan kemampuannya untuk mengadaptasi perubahan-
perubahan yang dilekati oleh segala macam lini teknologi. Suatu kemajuan teknologi
tentunya juga sangat erat kaitannya dengan suatu proses bisnis, artinya segala proses
bisnis akan menggunakan teknologi dalam mengakomodir segala aktivitas bisnisnya
(Irmawati, 2011). Perkembangan-perkembangan yang terjadi dalam situasi revolusi 4.0 di
era Globalisasi menjadi perubahan penting bagi perkembangan dunia. Menurut
Ramaditya, perubahan dapat terjadi dalam konteks individu, organisasi maupun
lingkungan dimana tempat individu terseut berada. Perubahan tersebut bukanlah suatu hal
yang baru, namun saat ini menjadi kurang disadari pada semua insan organisasi.
Volume 1, Nomor 7, Juli 2021
p-ISSN 2774-5147 ; e-ISSN 2774-5155
554 http://sosains.greenvest.co.id
Perubahan juga dapat dikaitkan dengan melakukan atau berpikir mengenai sesuatu
yang baru dan lebih baik dimasa yang akan datang. Saat ini perubahan adalah sesuatu
yang tidak dapat dihindari karena menjadi suatu kebutuhan dan dorongan, baik internal
maupun eksternal dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan manusia yang terus
berkembang pesat. Perubahan menjadi sesuatu yang wajar terjadi dalam proses bisnis
dalam suatu perusahaan. Perubahan terjadi karena kebutuhan konsumen menjadi suatu hal
yang dinamis dan patut untuk diikuti oleh perusahaan sebagai tanda kehadiran untuk
menjawab kebutuhan konsumen. Proses bisnis memang tidak dapat diprediksi menjadi
sesuatu yang statis atau tetap, mengingat suatu keinginan dan kebutuhan konsumen
berbeda pula. Sebenarnya, kata bisnis dapat mengacu pada suatu aktivitas yang dilakukan
individu tau organiasi setiap hari. Namun demikian, pengertian bisnis tersebut selalu
dibatasi oleh hasil yang didapatkan, yang mugkin tidak selalu berupa barang atau layanan
dan mendapatkan keuntungan dalam arti uang. Bisnis dapat pula menghasilkan manfaat
bagi pemilik bisnis maupun orang lain. Yang penting, dalam bisnis terdapat keinginan
individu, kelompok atau organisasi, kegiatan tersebut menciptakan manfaat atau nilai
tambah dan kegiatan tersebut dapat menghasilkan keuntungan bagi semua pihak terkait
(Nawir, 2020).
Perubahan dalam suatu proses bisnis kerap kali diartikan suatu tuntutan yang harus
dilakukan pada revolusi 4.0 pada era globalisasi ini. Perubahan akan perkembangan-
perkembangan yang terjadi didasarkan pada suatu kemajuan teknologi yang menjadi
adalah di era globalisasi ini. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin
mendorong upaya-upaya pembaruan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi. Teknologi
mempunyai pengaruh yang besar terhadap globalisasi. Menurut asal katanya, globalisasi
diambil dari kata global yang berarti dunia. Globalisasi dapat diartikan sebagai proses
masuknya keruang lingkup dunia (Widyastuti, 2019). Era revolusi 4.0 ditandai oleh
adanya kecerdasan buatan (Artificial Intelligence), super komputer, rekayasa genetika,
teknologi nano, mobil otomatis dan inovasi. Perubahan tersebut terjadi dalam kecepatan
eksponensial yang akan berdampak terhadap ekonomi, industri, pemerintahan, dan
politik. Pada era ini semakin terlihat wujud dunia yang teramat cepat perubahan gaya
hidup manusia karena efek dari penggunaan teknologi. Bahkan perubahan tersebut tidak
hanya terdapat pada skala besar industri melainkan mengakar pada masyarakat hingga
pelosok desa pada khususnya di Indonesia (Fonna, 2019).
Menurut Riyanto konteks revolusi 4.0 ialah dunia ekonomi. Untuk sepintas
menggambarkan perubahan zaman di era ekonomi 4.0 ini: melakukan sesuatu yang
sehari-hari dalam beberapa hal kita tidak lagi mengalami kerepotan. Hendak pergi keluar
kota, mengenai tiket pesawat atau kereta api, kita tidak perlu menghabiskan waktu antri
didepan loket stasiun kereta atau di agen-agen travel (meskipun agen travel tetap berguna
dan tetap eksis). Kita ingin menikmati makanan khas, cukup dengan aplikasi yang
disediakan untuk itu. Kita ingin bekerja menggarap paper kelompok atau agenda
bersama, kita tidak perlu bersusah-susah mencari tanggal pertemuan. Cukup kita
menghadap komputer masing-masing dan membuka google docs atau yang sejenisnya.
Revolusi 4.0 adalah kondisi yang sangat berbeda dari perkembangan-perkembangan
zaman sebelumnya, saat ini begitu banyak lompatan-lompatan yang terjadi disetiap
aktivitas hidup hingga lini bisnis yang ada di Indonesia. Saat ini, revolusi 4.0, segala hal
dapat dikatakan bergantung pada suatu mekanisme digital yang tidak dapat dipungkiri
memudahkan aktivitas masyarakat dunia (Tarantang, Awwaliyah, Astuti, & Munawaroh,
2019). Tujuan dari penelitian ini adalah mewujudkan masyarakat yang didasarkan
pada knowledge based society, artinya adalah perkembangan zaman dan kemajuan
teknologi menuntut masyarakat untuk berkembang, tentunya berkembang secara
dinamis dengan berbasis pengetahuan yang didasarkan dan berpedoman dengan
Peran Etika Di Era Revolusi 4.0 Dalam Bidang Pendidikan
2021
Eric Leon Louhenapessy 555
nilai-nilai etika, dengan tujuan yang berbasis pengetahuan ini, diharapkan dapat
memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat untuk memiliki bekal dalam
membentuk pandangan hidup yang dapat mengarahkan menjadi bangsa yang
bermartabat serta memupuk kesiapan mental dan karakter bangsa yang kritis
sehingga dapat memberikan output yang cerdas bagi perkembangan suatu
Pendidikan di negara yang seang berkembang. Seturut dengan penelitian ini,
Menurut Tanyid dalam dunia Pendidikan sangat ditekankan pola hidup yang
beretika dan penanaman nilai-nilai budaya yang baik. Dalam dunia Pendidikan,
jika dikaitkan dengan etika maka dapat dibangun sebuah pemahaman yaitu etika
Pendidikan berdasarkan pada sebuah kajian nyata bahwa manusia harus
melakukan sesuatu dalam tindakan yang beretika (Tanyid, 2014).
Revolusi 4.0 merupakan sebuah revolusi yang mungkin berlangsung karena
penerapan teknologi canggih pada level produksi yang membawa nilai-nilai dan jasa-jasa
baru bagi pelanggan dan organisasi itu sendiri, hal. 442 dalam (Tjandrawinata, 2016).
Teknologi yang diterapkan pada saat ini, sungguh menjadi cerminan yang baik bagi
kemajuan peradaban di Indonesia, aktivitas bisnis yang tersebar di Indonesia baik dalam
perusahaan konvensional maupun nirlaba sangat bergantung kepada teknologi dalam
penerapannya. Sehingga revolusi 4.0 adalah komparasi antara lini ekonomi dan teknologi
dalam memaksimalkan perkembangan suatu negara yang sedang mengalami lompatan-
lompatan siknifikan. Revolusi 4.0 sangat erat kaitanya dengan globalisasi yang terjadi di
dunia ini, perkembangan dalam setiap sektor bisnis dan aspek kehidupan yang sangat
siknifikan, menciptakan peradaban baru. Revolusi 4.0 yang seyogyanya berlangsung
dalam aspek teknologi, ternyata menimbulkan perubahan sosial yang memberikan
tantangan sendiri (Syahri, 2018).
Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan peneliti dalam penelitian ini dengan
pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif pada permulaannya banyak digunakan dalam
bidang sosiologi, antropologidan kemudian memasuki bidang psikologi, pendidikan, dan
sosial lainnya. Penelitian tipe ini dalam analisis datanya tidak menggunakan analisis
statik, tetapi lebih banyak secara naratif (Ibrahim, dkk 2018:22). Tujuan dari penelitian
deskriptif ini adalah untuk membuat deskipsi, gambaran secara sistematis, faktual dan
akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki
(Prasanti, 2018). Penelitian kualitatif dapat dipahami sebagai penelitian dengan data
deskripsi yang berupa narasi tertulis ataupun lisan dari subjek yang diamati. Teknik
pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara mengumpulkan data yang
berasal dari pengamatan dan studi literasi. Dalam hal ini, peneliti mencari informasi yang
berhubungan antara etika dan revolusi 4.0 dalam globalisasi di dunia Pendidikan yang
berdampak pada perkembangan zaman dan kemajuan teknologi serta pengikisan budaya
tradisional yang menuntut adanya peningkatan kompetensi bagi sumber daya manusia
sebagai pekerja dan organisasi nirlaba sebagai pengelola Pendidikan yang selanjutnya
dilakukan penyesuaian antara data yang tersedia dengan informasi yang ingin didapatkan
sebagai bekal dalam penelitian ini.
Hasil dan Pembahasan
Globalisasi merupakan proses pertumbuhan yang multidimensi melalui integrasi
antara negara dengan individu di seluruh penjuru dunia. Proses pertumbuhan yang terjadi
dalam era globalisasi ini meyangkut aspek ekonomi, budaya dan sosial politik.
Globalisasi diartikan dengan meningkatnya hubungan internasional (Nawawi, 2013).
Volume 1, Nomor 7, Juli 2021
p-ISSN 2774-5147 ; e-ISSN 2774-5155
556 http://sosains.greenvest.co.id
Keterkaitan globalisasi dengan sebuah kerangka bisnis adalah suatu kesatuan yang
tidak dapat terpisahkan. Dinamika globalisasi bisnis sangat erat kaitannya dengan aspek
ekonomi suatu negara yang mengelola individu-individu didalamnya. Belum ada definisi
yang tetap dan standar untuk bisa menjelaskan bagaimana globalisasi terjadi di dunia ini,
bahkan dalam skala kecil terjadi dalam negara dan aspek kehidupan kita bermasyarakat.
Proses globalisasi dari sisi ekonomi adalah suatu perubahan didalam perekonomian dunia
yang bersifat mendasar atau struktural yang tentu akan berlangsung dalam laju yang cepat
dan pesat mengikuti perkembangan zaman dan kemajuan teknologi (Zaroni, 2015). Pada
perspektif umum, bisnis tidak terpisahkan dari aktivitas produksi, pembelian, penjualan,
maupun pertukaran barang dan jasa yang dapat melibatkan badan hukum maupun
perseorangan. Aktivitas tersebut tentu berkaitan dengan sesuatu hal yang dicta-citakan,
yaitu adalah sebuah keuntungan atau laba yang berguna bagi kelangsungan hidup orang
banyak, sehingga untuk memahami bisnis menurut Artaningsih (2014) diperlukan
pengetahuan, pemahaman dan penguasaan ilmu ekonomi perusahaan, serta konsep-
konsepnya, agar bisnis dapat dikelola sesuai saran.
Tidak terkecuali sebuah badan hukum yang bergerak dibidang bisnis dan
terklasifikasi sebagai badan usaha nirlaba juga turut terdampak oleh eksisnya revolusi 4.0
dan era globalisasi. Meskipun dalam prosesnya bisnis nirlaba adalah suatu entitas yang
tidak bergantung dan berorientasi pada keuntungan semata, perkembangan zaman dan
kemajuan teknologi membuat bisnis nirlaba berperan dalam kontribusinya mengikuti
perkembangan zaman dan kemajuan tekonolgi itu sendiri. Menurut Suryono (1999)
organisasi nirlaba dapat dikelompokkan dalam dua kelompok utama, kelompok pertama
adalah orgnisasi nirlaba yang membutuhkan pengeluaran modal pendahuluan yang
kemudian akan membiayai sendiri, contohnya adalah lembaga Pendidikan swasta yang
kebanyakan pendapatan dari pembayaran dapat melebihi biaya untuk menyediakan
pelayanan, namun kelebihan tersebut digunakan untuk melanjutkan tujuan lembaga
Pendidikan tersebut. Yang kedua, organisasi nirlaba yang didukung oleh sumbangan tetap
atau bantuan dana tidak dengan menjual suatu pelayanan. Contoh dari kelompok ini
adalah pemerintahan pusat dan daerah ditopang oleh pajak, suku bunga, pengumpulan
dana dan kewajiban-kewajiban lainnya yang sebagian besar dapat dikatakan “memaksa”.
Organisasi nirlaba yang cukup eksis di era revolusi 4.0 saat ini salah satunya adalah
sebuah badan hukum berbentuk yayasan. Menurut Alma Buchari (1993:49) dalam
Suryono (1999) yayasan merupakan badan hukum karena yayasan adalah penyatuan harta
atau merupakan harta terpisah dari harta pengurusnya. Menurut peradilan dan hukum,
yayasan adalah badan hukum yang bisa bertindak untuk dan atasnama sendiri. Pada
umumnya yayasan bergerak dibidang sosial. Untuk mencapai tujuan yang direncanakan,
yayasan dapat mengumpulkan uang atau barang lainnya dari sumbangan dan sebagainya.
Adapun karakteristik dari organisasi nirlaba dalah sebagai berikut:
1. Tidak adanya pengukuran laba;
2. Tidak selalu bergantung pada setiap kekuatan pasar; dan
3. Ketiadaan komapartif pertanggungjawaban;
Organisasi nirlaba merupakan sauatu badan hukum yang bertujuan untuk
mendukung kepentingan publik atau khalayak umum yang tidak komersial, tujuannya
adalah organisasi nirlaba berdiri untuk mewujudkan perubahan pada individu tau
organisasi, sedangkan bisnis dalam organisasi bertujuan semata-mata untuk mencari
keuntungan. Organisasi nirlaba menjadikan sumber daya manusia sebagai aset berharga
mengingat segala aktivitasnya bermula oleh dan untuk manusia. Untuk itu, organisasi
nirlaba dapat diartikan sebagai organisasi yang bertujuan untuk kegiatan sosial yang tidak
mencari keuntungan atau laba. Namun demikian organisasi nirlaba bukan tidak berarti
tidak diperbolehkan mencari keuntungan tetapi keuntungan tersebut dikembalikan lagi
Peran Etika Di Era Revolusi 4.0 Dalam Bidang Pendidikan
2021
Eric Leon Louhenapessy 557
pada organisasi seperti untuk investasi suatu organisasi entah itu investasi aset tetap atau
pengembangan organisasi tersebut secara umum (Jumaiyah dan Wahidullah, 2019).
Setiap organisasi pada saatnya akan menemui permasalahan yang ada dalam proses
bisnisnya di era globalisasi menyeluruh ini. Tantangan tersebut adalah karena perubahan
yang sangat dinamis di lini politik, ekonomi, informasi, teknologi dan komunikasi.
Tantangan yang paling besar adalah perubahan yang mempengaruhi lingkungan internal
dan eksternal. Oleh karenanya dalam mengelola organisasi bisnis, diperlukan langkah
strategis tentang manjemen pengelolaan yang strategis sehingga mampu mengelola
organisasi seara efektif dan efisien. Setiap organisasi mempunyai tujuan dan untuk
mengatasi masalah agar mampu memberikan pelayanan secara efektif dan efisien.
Keberhasilan pelaksanaan rencana strategis yang mengikuti perkembangan zaman dan
kemajuan teknologi akan mudah tercapai apabila tersedia tenaga professional, peralatan,
dan dukungan dana yang memadai. Perlu ada keseimbangan penyediaan sumber daya
manusia denga penyusunan prioritas dan jangka pendek (Yusuf & Al Arif, 2015).
Revolusi 4.0 yang identik dengan perkembangan zaman dan kemajuan teknologi,
mengakibatkan perubahan disemua bidang, tidak terkecuali bidang Pendidikan (Siregar,
Sahirah, & Harahap, 2020). Jika pada era lama Pendidikan dapat diberikan dalam bentuk
pengajaran yang eksplisit melalui guru dan murid, saat ini dengan adanya tuntutan
penggunaan teknologi, fungsi tersebut dapat digantikan secara menyeluruh. Seorang
murid mendapatkan penggajaran melalui teknologi saat ini. Teknologi terus berubah
menjadikan sesuatu serba lebih cepat dan mudah, namun saat ini banyak guru yang
resisten terhadap perkembangan zaman dan kemajuan teknologi sekalipun dunia
Pendidikan telah bertransformasi (Wulandari & Hisyam, 2019). Pada revolsui 4.0 yang
termasuk dalam globalisasi, sangat berdampak pada dunia Pendidikan saat ini.
Pemanfaatan teknologi dalam proses pembelajaran tidak dapat lepas dari arus
perkembangan informasi dan teknologi. Hal ini juga tidak terlepas dari tanggungjawab
pemerintah untuk menyiapkan sumber daya manusia dalam dunia Pendidikan untuk
mampu mengelola Pendidikan berdasar kepada kemajuan teknologi yang menuntut
generasi saat ini untuk meningkatkan kompetensinya.
Menurut Fuadi kemampuan yang harus dimiliki pada abad ini meliputi: leadership,
digital literacy, communication, emotional intelligence, entrepreneurship, globa
citizenship, problem solving, dan team working. Sehingga perkembangan zaman dan
kemajuan teknologi hanya mendukung proses belajar mengajar untuk lebih cepat, efektif
dan efisien, selebihnya peran guru untuk mendidik secara moral, etika dan karakter, tidak
akan mungkin untuk tergantikan oleh teknologi secanggih apapun. Pendidikan di era
revolusi 4.0 menjadi satu terobosan tentang pengembangan kompetensi yang terdiri dari
kompetensi berpikir, bertindak dan hidup di dunia (Fitriyah, 2019). Kompetensi berpikir
yaitu tentang bagaimana cara berpikir kritis, kreatif dan mampu memecahkan masalah,
kompetensi bertindak lebih kepada bagaimana komunikasi dan kolaborasi pengelolaan
informasi dan penggunaan teknologi, sedang komponen hidup didunia meliputi inisiatif,
megarahkan diri, pemahaman global dan tanggungjawab sosial.
Berlangsungnya revolsui 4.0 saat ini menjadikan teknologi digital sebagai point
utama dalam aktivitas manusia, termasuk dalam dunia Pendidikan (Cholily, Putri, &
Kusgiarohmah, 2019). Perkambangan yang menjadikan perubahan di era ini, tidak
mungkin terhindarkan oleh siapapun, sehingga perlu penyiapan sumber daya manusia
yang kompeten agar siap menyesuaikan dan mampu bersaing dalam era globalisasi ini.
Peningkatan kualitas sumber daya manusia dalam revolusi 4.0 adalah kunci untuk mampu
mengikuti perkembangan zaman dan kemajuan teknologi di revolusi 4.0. Peningkatan
sumber daya manusia juga merupakan bagian dari upaya untuk dapat menjawab revolusi
Volume 1, Nomor 7, Juli 2021
p-ISSN 2774-5147 ; e-ISSN 2774-5155
558 http://sosains.greenvest.co.id
4.0 yang kian menuntut masyarakat umum berkembang. Menurut Riyanto kemajuan ilmu
pengetahuan berimbas langsung kepada societas. Kemajuan ilmu mengalir kepada sebuah
teknologi, sedangkan teknologi yang canggih mampu mengubah sistem-sistem kehidupan
tradisional, seperti halnya komunikasi, komunikasi hubungan antar manusia menjadi
semakin dekat, sebingga kemajuan teknologi turut serta mengubah pola pikir, mentalitas,
dan hajat hidup orang banyak.
Perembangan dunia Pendidikan di Indonesia tidak dapat terlepas dari pengaruh
globalisasi, dimana ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang pada saat revolsui 4.0.
oleh karena itu kebijakan terkait dengan pengembangan pendidikan perlu dilakukan
secara masif agar dapat memulai proses secara cepat mengikuti perkembangan zaman.
Namun tidak dapat dipungkiri bahwa perkembangan zaman dan kemajuan teknologi di
zaman globalisasi serta revolusi 4.0 ini, tidak hanya membawa dampak positif, namun
juga memiliki dampak negatif bila sumber daya manusia yang ada didalam suatu lini
tidak mampu mengadaptasi perubahan tersebut yang dapat dirasakan manfaatnya.
Dampak positif dari revolusi 4.0 di era globalisasi ini, menurut pendapat Salim dan Sari
apabila dulu guru menulis dengan sebatang kapur, sesekali membuat gambar sederhana
atau menggunakan suara dan sarana sederhana untuk mengkomunikasikan pengetahuan
berupa informasi, saat ini telah ada media yang jelas mempermudah proses tersebut, yaitu
adalah komputer, sehingga tulisan, film maupun suara dari gambar hidup dapat
digabungkan menjadi satu proses komunikasi (Salim, Sari, Islam, & Riau, 2014). Namun
dalam prosesnya tentu menyisakan suatu nilai negatif yang akan menjadi koreksi
bersama, yaitu adanya komersialisasi Pendidikan dimana Pendidikan menjadi obyek
dalam mencari celah keuntungan alih-alih mengikuti perkembangan zaman dan kemajuan
teknologi melalui transformasi teknologi digital. Yang kedua juga tentang bahaya laten,
yaitu penggunaan media sosial, kebebasan akses internet didunia maya membuat etika
dan norma dalam kehidupan sehari-hari terkikis dengan budaya baru yang mencoba
membuat segala hal menjadi wajar dan alami. Dengan mendasar pada proses
pembelajaran yang berkembang saat ini, maka sebenarnya Pendidikan adalah
pembudayaan. Proses memampukan seseorang hidup dalam suatu budaya tertentu.
Konsekuensi dalam konsep tersebut, maka Pendidikan harus sesuai dengan budaya di
masyarakat agar tidak terjadi kesenjangan dan retensi dalam suatu budaya baru. Tuntutan
keharmonisan antara Pendidikan dan budaya bisa pula dipahami, sebab praktik
pendidikan harus mendasarkan pada teori-teori Pendidikan dan giliran berikutnya teori-
teori Pendidikan harus bersumber dari suatu pandangan hidup masyarakat yang
bersangkutan. Dalam kerangka kehidupan globalisasi seperti ini, kehidupan berdasar
suatu materi sangat diagungkan, akbiatnya orientasi masyarakat berubah untuk menuju
atau mengarah kepada kehidupan yang materialistik. Akibat dari proses ini, kaum muda
banyak yang terseret arus globalisasi dan banyak unsur kebudayaan tradisional akan
kehilangan jiwanya. Pendidikan erat kaitanya dengan globalisasi. Dalam menuju era
revolusi 4.0 yang bersumber dari daya globalisasi, Indonesia melalui peradaban
pendidikannya perlu memulai reformasi secara terstruktur agar mampu menciptakan
Pendidikan yang komprehensif dan memiliki elastisitas dalam menanggapi
perkembangan zaman dan kemajuan teknologi.
Premis untuk memulai Pendidikan berwawasan global adalah bahwa informasi dan
pengetahuan tentang bagian dunia yang lain, harus mengembangkan kesadaran kita
bahwa kita akan dapat memahami lebih baik keadaan diri kita sendiri, apabila kita
memahami hubungan dengan masyarakat lain dan isu global. Globalisasi kini menjadi
suatu yang amat penting dalam hubungan internasional. Globalisasi telah memengaruhi
berbagai aspek dalam hubungan internasional mulai ekonomi hingga budaya. Untuk dapat
Peran Etika Di Era Revolusi 4.0 Dalam Bidang Pendidikan
2021
Eric Leon Louhenapessy 559
memberikan pandangan yang sangat obyektif terkait dengan keberadaan globalisasi
revolusi 4.0 dibidang Pendidikan, tentu perlu dilakukan pemahaman tentang
perkembangan pendidikan itu sendiri, bagaimana terjadinya dan bagaimana awal dari
perkembangan zaman dan kemajuan teknologi dalam dunia Pendidikan. Embrio dalam
globalisasi dunia Pendidikan, banyak fakta yang dapat dijadikan indikator untuk dapat
melihatnya. Salah satu embrio akan lahirnya globalisasi Pendidikan adalah tren
mahasiswa asing yang terus menerus meningkat secara merata didunia. Fakta lain dari
embrio globalisasi Pendidikan adalah lahirnya rintisan sekolah bertaraf internasional dan
sekolah bertaraf internasional. Terlepas dari itu semua konsep tersebut adalah upaya
pemerintah dalam mempersiapkan anak bangsa dalam menghadapi pengaruh globalisasi
khusunya dalam bidang Pendidikan. Selain daripada itu, program tersebut juga dalam
rangka menyetarakan dan memajukan Pendidikan yang ada di Indonesia. Tetunya untuk
mendapatkan standar tersebut harus dimulai akan kesadaran bahwa perkembangan zaman
dan kemajuan teknologi adalah sesuatu yang perlu kita jawab dengan suatu tindakan yang
masif.
Globalisasi saat ini semakin dirasakan oleh setiap manusia yang mendorong adanya
perubahan dalam pola perilaku. Globalisasi merupakan salah satu faktor adanya
perubahan dalam struktur, nilai dan norma serta tingkah laku manusia dalam kehidupan
bermasyarakat. Adanya perubahan yang begitu signifikan, membuat proses globalisasi
menuntut manusia untuk lebih berkualitas agar mampu bersaing. Globalisasi dan
Pendidikan memiliki keterkaitan yang terletak pada lahirnya masyarakat baru yakni
ditandai dengan knowledge based society yang merupakan dasar dari globalisasi ekonomi
dan poltik dan terus menerus berubah serta memerlukan sikap reflketif dari manusia yaitu
kemampuan untuk merenungkan mengenai kehidupannya berdasarkan rasio. Untuk itu
Pendidikan sangat penting dalam mewujudkan masyarakat masa depan yang berdasar
ilmu pengetahuan. Pendidikan merupakan investasi manusiawi (human investment) yang
sangat penting dalam kemajuan suatu masyarakat. Oleh karena itu banyak bangsa-bangsa
di dunia meletakkan Pendidikan sebagai faktor strategis dalam merespon berbagai
kemajuan zaman.
Globalisasi dalam Pendidikan adalah proses yang mengintegrasikan kehidupan
secara keseluruhan. Globalisasi sebagai salah satu pemicu adanya konflik sosial dan
perubahan serta perkembangan dalam masyarakat. Sehingga untuk meminimalisasi
kesenjangan yang ada perlu diwujudkan adanya transformasi Pendidikan agar dapat
mewujudukan masyarakat yang didasarkan pada knowledge based society. Peran utama
dari transformasi Pendidikan terhadap globalisasi dapat dilakukan dengan menggunakan
langkah-langkah pembaharuan dibidang Pendidikan itu sendiri. Menurut Indra Strategi
yang utama untuk membangun bangsa yang bermartabat adalah melalui Pendidikan.
Untuk itu, diperlukan pembentukan padangan hidup masyarakat yang dapat
mengarahkannya menjadi bangsa yang bermartabat. Selai itu, lembaga Pendidikan juga
merupakan proses pembentukan manusia cerdas, bermoral, memiliki motivasi hidup dan
semangat mengembangkan ilmu dan teknologi. Melihat dampak globalisasi dalam dunia
Pendidikan, nampaknya menjadi perlu untuk reorientasi Pendidikan ke depan sebagai
tombak kemajuan mencerdaskan kehidupan bangsa, globalisasi bukanlah suatu hal yang
dijauhi akan tetapi perlu diikuti agar menjadi sinergitas dalam membangun peradaban
suatu negara melalui Pendidikan itu sendiri. Kesiapan mental dan karakter bangsa yang
kritis diharapkan dapat memberikan output yang cerdas bagi perkembangan suatu
Pendidikan di Negara berkembang.
Globalisasi bisa menjadi peluang (opportunity) di satu sisi, dan menjadi ancaman
(threat) bagi Pendidikan saat ini. Pendidikan merupakan investasi suatu bangsa untuk
Volume 1, Nomor 7, Juli 2021
p-ISSN 2774-5147 ; e-ISSN 2774-5155
560 http://sosains.greenvest.co.id
menciptakan manusia yang berkualitas, berilmu dan bermartabat. Untuk mengkonstruksi
kembali bidang Pendidikan dalam suatu negara, bukan menjadi sesuatu yang mudah
untuk dilakukan. Pendidikan sangat erat kaitanya dengan suatu peradaban manusia di
negara tersebut, tidak terkecuali adalah Indonesia. Indonesia adalah negara yang kaya
akan pengetahuan yang bersumber dari nilai-nilai peradaban sejarahnya. Untuk memulai
perubahan dalam menanggapi perkembangan zaman dan kemajuan teknologi memang
perlu pemikiran yang komprehensif. Dalam proses Pendidikan, perlu dilakukan
kesetaraan perlakuan sektor Pendidikan dengan sektor lainnya. Pendidikan berorientasi
pada rekonstruksi sosial, Pendidikan dalam rangka pemberdayaan umat dan bangsa,
pemberdayaan infrastruktur sosial untuk kemajuan Pendidikan. Pembentukan
kemandirian dan pemberdayaan untuk mencapai keunggulan, penciptaan iklim yang
kondusif, untuk tumbuhnya toleransi dan consensus dalam kemajemukan.
Kesimpulan
Peningkatan suatu kompetensi dalam Pendidikan, memang diperlukan suatu
perubahan pola pikir akan pengetahuan itu sendiri. Perkembangan zaman dan kemajuan
teknologi membuat seseorang dipermudah untuk mampu bersaing di tingkat global,
sehingga perlu adanya campur tangan negara dan pemerintah untuk mengakomodir
percepatan proses reorientasi Pendidikan di Indonesia dengan konsep-konsep yang
membudaya dan tentu dapat diimpelementasikan oleh khalayak umum di Indonesia. Salah
satu cara untuk dapat mempercepat proses tersebut adalah dengan menumbuhkan
kesadaran akan peningkatan mutu Pendidikan di masyarakat, optimalisasi dalam
meningkatkan mutu Pendidikan yang disebut sebagai Pendidikan berbasis masyarakat,
maka proses Pendidikan tidak akan terlepas dari masyarakat dan menjadikan masyarakat
sebagai basis dari keseluruhan rangkaian Pendidikan.
Pendidikan merupakan institusi sosial, yang mengelola manusia melalui proses
tertentu menuju kearah tujuan yang diinginkan. Manusia merupakan satu kesatuan antara
jiwa dan raga. Bahwa untuk mengembangkan potensi manusia harus melalui kegiatan
Pendidikan. Oleh karenanya, penyelenggaraan praktek Pendidikan yang menjunjung
tinggi nilai-nilai kemanusiaan adalah salah satu jawabannya. Dengan demikian
Pendidikan yang mendasari prosesnya pada suatu humanistik, bermaksud membentuk
insan manusia yang memiliki komitmen humaniter sejati, yaitu insan manusia yang
memiliki kesadaran, kebebasan dan tanggungjawab sebagai makhluk individu sekaligus
makhluk sosial yang mampu menjawab perkembangan zaman dan kemajuan teknologi
melalui revolusi 4.0 di era globalisasi ini, sehingga perlu menjadi pengetahuan bersama
bahwa, dampak dari globalisasi itu sendiri adalah munculnya komersialisasi dan
komoditisasi atas Pendidikan, melahirkan proses internasionalisasi yang terwujud dalam
berbagai bentuk homogenisasi kehidupan bermasyarakat. Untuk menjembatani
kesenjangan yang terlalu tajam tersebut, melalui kesadaran dan keinginan untuk
membangun bangsa diperlukan Pendidikan yang berdasar pada humanistik untuk
membentuk pribadi manusia yang Tangguh dan tetap berbudaya sesuai dengan nilai-nilai
yang berkembang dan menjadi kekhasannya di setiap negara yang tidaklain adalah
Indonesia.
Bibliografi
Cholily, Yus Mochamad, Putri, Windy Tunas, & Kusgiarohmah, Putri Ayu. (2019).
Pembelajaran di era revolusi industri 4.0. Seminar & Conference Proceedings of
UMT. Tangerang: Universitas Muhammadiyah Tangerang
Peran Etika Di Era Revolusi 4.0 Dalam Bidang Pendidikan
2021
Eric Leon Louhenapessy 561
Fitriyah, Riskha Nur. (2019). Pengembangan Kompetensi Guru di Era Revolusi Industri
4.0 melalui Pendidikan dan Pelatihan.
Fonna, Nurdianita. (2019). Pengembangan Revolusi Industri 4.0 dalam Berbagai Bidang.
Bogor: Guepedia.
Irmawati, Dewi. (2011). Pemanfaatan e-commerce dalam dunia bisnis. Jurnal Ilmiah
Orasi BisnisISSN, 2085, 1375.
Nawir, Muhammad. (2020). Implementation Of Scientific Approach Learning to
Measurement Materials In Class VII Semester I Of SMP Negeri 7 Palangka Raya In
The Academic Year 2018/2019. GAMAPROIONUKLEUS, 1(2), 8494.
Ngafifi, Muhamad. (2014). Kemajuan teknologi dan pola hidup manusia dalam perspektif
sosial budaya. Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi Dan Aplikasi, 2(1).
Salim, Kalbin, Sari, Mira Puspa, Islam, Jurusan Manajemen Pendidikan, & Riau, STAI
Abdurahman Kepulauan. (2014). Pengaruh Globalisasi Terhadap Dunia Pendidikan.
Makalah Jurusan Manajemen Pendidikan Islam, STAI Abdurahman Kepulauan
Riau. Page, pp. 111. Riau.
Siregar, Nurhayani, Sahirah, Rafidatun, & Harahap, Arsikal Amsal. (2020). Konsep
Kampus Merdeka Belajar di Era Revolusi Industri 4.0. Fitrah: Journal of Islamic
Education, 1(1), 141157.
Syahri, Akhmad. (2018). Spirit Islam dalam teknologi pendidikan di era revolusi industri
4.0. ATTARBIYAH, 28, 6280.
Tanyid, Maidiantius. (2014). Etika dalam pendidikan: Kajian etis tentang krisis moral
berdampak pada pendidikan. Jurnal Jaffray, 12(2), 235250.
Tarantang, Jefry, Awwaliyah, Annisa, Astuti, Maulidia, & Munawaroh, Meidinah.
(2019). Perkembangan Sistem Pembayaran Digital Pada Era Revolusi Industri 4.0
Di Indonesia. Jurnal Al-Qardh, 4(1), 6075.
Tjandrawinata, Raymond R. (2016). Industri 4.0: Revolusi industri abad ini dan
pengaruhnya pada bidang kesehatan dan bioteknologi. Jurnal Medicinus, 29(1), 31
39.
Widyastuti, Rizki. (2019). Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris dengan Perannya
Masing-Masing.
Wulandari, Cici, & Hisyam, Ismika Nuri. (2019). Analisis Relevansi Kompetensi Guru di
Era Revolusi Industri 4.0 dan Society 5.0. Seminar Nasional Pendidikan Dasar,
4(1), 4653.
Yusuf, Burhanuddin, & Al Arif, M. Nur Rianto. (2015). Manajemen sumber daya
manusia di lembaga keuangan syariah. Jakarta: Rajawali Pers.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike
4.0 International License.