Volume 1, Nomor 6 , Juni 2021
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
491
http://sosains.greenvest.co.id
PELUANG DAN TANTANGAN PENGELOLAAN KAWASAN
KONSERVASI TAMAN HUTAN RAYA BUKIT MANGKOL
Veggy Shintya Putri, Ibrahim dan Luna Febriani
Universitas Bangka Belitung
Email : veggyshintya28@gmail.com, iim_babel@yahoo.com dan
Lunafebria[email protected]m
Diterima:
16 Mei 2021
Direvisi:
8 Juni 2021
Disetujui:
15 Juni 2021
Abstrak
Hutan merupakan vegetasi alami utama dan salah satu sumber
daya alam yang sangat penting. Indonesia menjamin kemajuan
pengembangan dan pemeliharaan kebudayaan daerah yang
menjadi kekayaan nasional. Hutan sebagai modal pembangunan
nasional memiliki manfaat yang nyata bagi kehidupan dan
penghidupan bangsa Indonesia, baik manfaat ekologi, sosial
budaya maupun ekonomi, secara seimbang dan dinamis. Untuk
itu hutan harus dikelola secara berkesinambungan untuk
kesejahteraan masyarakat. Salah satu masyarakat Bangka
Belitung yang masih sangat bergantung pada hutan yaitu di
Kelurahan Dul, Kecamatan Pangkalan Baru, Kabupaten Bangka
Tengah. Dimana Kelurahan Dul termasuk bagian gugus kawasan
hutan konservasi Taman Hutan Raya Bukit Mangkol. Tujuan
dari penelitian ini yaitu mengetahui inisiasi, bentuk, peluang dan
tantangan pengelolaan kawasan konservasi Taman Hutan Raya
Bukit Mangkol dengan fokus penelitian di Bukit Pinteir.
Penelitian ini menggunakan teori antroposentrisme. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif
deskriptif. Hasil dari penelitian ditemukan bahwa belum
sepenuhnya ada koordinasi antara pihak Yayasan Arrahman
Arrahiim dengan pihak Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten
Bangka Tengah terkait wewenang pengelolaan kawasan
konservasi tersebut dalam pemanfaatan blok-blok yang telah
ditentukan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah adanya
peluang dari pengelolaan kawasan tersebut yaitu sudah mulai
banyak pengunjung yang ingin menikmati keindahan alamnya
dan bisa meningkatkan perekonomian masyarakat yang berjualan
sekitar kaki bukit. Kemudian tantangannya yaitu terkait
permasalahan administrasi terkait pengelolaan kawasan
konservasi yang belum selesai dan belum sesuai dengan SOP
(Standar Operasional Prosedur) Pengelolaan Pariwisata Alam di
kawasan Taman Hutan Raya Bukit Mangkol.
Kata Kunci : Peluang, Tantangan, Hutan Konservasi, Taman
Hutan Raya.
Abstrack
Forests are the main natural vegetation and one of the most
important natural resources. Indonesia guarantees the progress
of the development and maintenance of regional culture which is
a national treasure. Forests as the capital for national
development have real benefits for the life and livelihoods of the
Indonesian people, both ecological, socio-cultural and economic
benefits, in a balanced and dynamic manner. For this reason,
Peluang dan Tantangan Pengelolaan Kawasan Konservasi
Taman Hutan Raya Bukit Mangkol
Veggy Shintya Putri, Ibrahim dan Luna Febriani
492
Pendahuluan
forests must be managed in a sustainable manner for the welfare
of the community. One of the people of Bangka Belitung who is
still very dependent on the forest is in Dul Village, Pangkalan
Baru District, Central Bangka Regency. Where Dul is part of a
cluster of conservation forest areas for the Bukit Mangkol
Grand Forest Park. The purpose of this research is to find out
the initiation, form, opportunities and challenges of managing
the Bukit Mangkol Grand Forest Park conservation area with
the research locus at Bukit Pinteir. This research uses
anthropocentrism theory. The method used in this research is
descriptive qualitative method. The results of the study found
that there was not yet complete coordination between the
Arrahman Arrahiim Foundation and the Environment Agency of
Central Bangka Regency regarding the authority to manage the
conservation area in the utilization of the blocks that had been
determined. The conclusion from this research is that there is an
opportunity from the management of the area, namely that there
are already many visitors who want to enjoy its natural beauty
and can improve the economy of the people who sell around the
foothills. Then the challenge is related to administrative
problems related to the management of conservation areas that
have not been completed and are not in accordance with the
SOP (Standard Operating Procedure) for Natural Tourism
Management in the Bukit Mangkol Forest Park area.
Keywords: Opportunities, Challenges, Conservation Forest,
Grand Forest Park.
Kawasan hutan adalah wilayah tertentu yang ditunjuk atau ditetapkan oleh
pemerintah untuk dipertahankan keberadaannya sebagai hutan tetap. Pemerintah
menetapkan hutan berdasarkan fungsi pokok atas hutan konservasi, hutan lindung, dan
hutan produksi (Mulyanie, 2016). Kawasan konservasi memiliki kontribusi terhadap
aspek ekologi, ilmu pengetahuan dan teknologi, serta ekonomi menurut Dominggus
dalam (Suryawan, Christita, & Yuliantoro, 2015) Pengelolaan dan pengembangan
kawasan konservasi ditujukan untuk mengusahakan kelestarian sumber daya alam hayati
dan ekosistemnya (Utami & Pancasilawan, 2017), ada juga yang menyebutnya taman
hutan raya yang juga merupakan wilayah sistem penyangga kehidupan terutama dalam
pengaturan tata air, menjaga kesuburan tanah, mencegah erosi, menjaga keseimbangan
iklim mikro, serta pengawetan keanekaragaman hayati (Erwin, Bintoro, & Rusita, 2017)
Keberadaan sumber daya alam yang penting bagi kehidupan manusia,
menjadikan kompleksitas hubungan antara berbagai pihak yang memiliki kepentingan
dalam pengelolaan sumber daya alam menurut Budimanta dalam (Marina & Hadi
Dharmawan, 2011). Negara Indonesia menjamin kemajuan pengembangan dan
pemeliharaan kebudayaan daerah yang menjadi kekayaan kebudayaan nasional (Novita,
2017).
Pemberdayaan masyarakat sekitar hutan merupakan kebijakan prioritas
Kementerian Kehutanan. Tujuan yang ingin dicapai dari pemberdayaan masyarakat
adalah untuk membentuk individu dan masyarakat menjadi mandiri. Tentunya dalam
pemberdayaan masyarakat direncanakan suatu model pengelolaan masyarakat yang
komprehensif dan berbasis ekosistem berkelanjutan menurut Sulistiyani dalam (Susanto,
2016).
Volume 1, Nomor 6 , Juni 2021
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
493
http://sosains.greenvest.co.id
Pembangunan pariwisata alam berkelanjutan telah menjadi pertimbangan dalam
pengelolaan sumber daya alam yaitu bahwa kebutuhan ekonomi, sosial dan estetika dapat
dipenuhi sambil memelihara integritas budaya, proses esensial ekologi, keanekaragaman
biologi dan sistem penyangga kehidupan (Siswantoro, Anggoro, & Sasongko, 2012). Ada
beberapa daerah yang harus perhatikan wilayahnya adalah strategi kunci untuk menjaga
keutuhan habitat bumi dan keanekaragaman spesies yang berada di hutan dalam
menghadapi peningkatan dampak manusia menurut Geldmann dan Gray dalam (De
Alban et al., 2021)
Kawasan hutan Indonesia ditetapkan oleh Menteri Kehutanan dalam bentuk Surat
Keputusan Menteri Kehutanan tentang Penunjukan Kawasan Hutan dan Perairan
Provinsi. Penunjukan kawasan hutan ini disusun berdasarkan hasil pemandu serasian
antara Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP) dengan Tata Guna Hutan
Kesepakatan (TGHK).
Saat ini krisis sumber daya hutan yang mengancam Indonesia, merupakan
dampak dari paradigma pembangunan dan pengelolaan sumber daya alam yang hanya
berorientasi pada pertumbuhan ekonomi dan mengabaikan keberlanjutannya. Wacana
tentang keragaman hayati, pembangunan berkelanjutan dan tata kelola sumber daya alam
hadir sebagai kritik terhadap paradigma lama tersebut, meskipun dalam pelaksanaannya
masih belum sepenuhnya berhasil mengatasi persoalan dasarnya yaitu masalah penataan,
pemikiran dan pemanfaatan sumber daya alam. Dengan begini, tinjauan ringkas terhadap
peluang dan tantangan pengelolaan (krisis) sumber daya hutan termasuk tantangan
implementasi ekonomi hijau, khususnya di Indonesia.
Menilik secara historis terkait kerusakan hutan di Indonesia dari masa ke masa,
maka kondisi kerusakan hutan yang terjadi saat ini merupakan akibat dari pengelolaan
sumber daya yang kurang baik dan tidak memperhatikan segi keberlanjutannya. Provinsi
Bangka Belitung merupakan salah satu provinsi yang kaya akan potensi sumber daya
alamnya. Pernyataan tersebut didukung oleh berbagai fakta sejarah yang ada. Provinsi
Bangka Belitung memiliki beberapa kabupaten dan kecamatan, salah satunya kabupaten
Bangka Tengah. Kabupaten Bangka Tengah merupakan salah satu daerah yang memiliki
potensi alam yang bisa dijadikan ekowisata yang cukup bagus yang perlu dikelola dan
dikembangkan dengan baik, salah satunya yakni Kawasan Konservasi Taman Hutan Raya
Bukit Mangkol yang terletak di Kabupaten Bangka Tengah.
Taman Hutan Raya Bukit Mangkol merupakan satu-satunya taman hutan raya
yang ada di Kabupaten Bangka Tengah yang memiliki nilai strategis yang terletak tidak
jauh dari pusat kota pemerintahan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dan memiliki
sumber daya alam yang patut dilestarikan dan menentukan hajat hidup orang banyak.
Luas taman hutan raya Bukit Mangkol adalah 6.009,51 Ha. Sebagai bahan pertimbangan
dalam penelitian ini akan dicantumkan penelitian terdahulu yang menjadi bahan
pembanding dalam penelitian ini yang memiliki persamaan dari unsur pengelolaan
kawasan konservasi.
Salah satunya yaitu penelitian yang dilakukan oleh Enny Insusanty dan Azwin
(2014) dengan judul Strategi Pengelolaan Taman Hutan Raya Sultan Syarif Hasyim
Pekanbaru. Kawasan Tahura Sultan Syarif Hasyim merupakan salah satu Tahura yang
ada di provinsi Riau. Kawasan Tahura Sultan Syarif Hasyim telah banyak mengalami
kerusakan hutan yang diakibatkan adanya pembukaan lahan untuk dijadikan areal kebun
sawit hingga taraf yang memprihatinkan akibat penebangan liar dengan presentase
penutupan tajuk berkisar antara 0% hingga 70%.
Para penduduka melakukan kegiatan perambahan dan perusakan hutan dengan
alasan untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Ketersediaan sumber daya lahan yang
Peluang dan Tantangan Pengelolaan Kawasan Konservasi
Taman Hutan Raya Bukit Mangkol
sangat terbuka di Tahura menjadi. daya tarik bagi masyarakat yang membutuhkan
sumber daya lahan. Karakteristik permasalahan yang mengakibatkan t