memperluas wawasan (Silaban, 2017).
Seseorang mampu membaca bukan karena kebetulan saja, akan tetapi seseorang
tersebut belajar dan berlatih membaca teks yang terdiri atas kumpulan huruf-huruf yang
bermakna (Hendri, 2015). Keterampilan membaca merupakan stimulus atau pancingan
untuk keterampilan menulis. Seseorang yang hendak menulis, harus melakukan kegiatan
membaca terlebih dahulu. Semakin banyak bahan bacaan seseorang, semakin baik pula
tulisannya (Amalia, 2017).
Pendidikan formal di dalamnya setiap siswa dituntut memiliki kemampuan
membaca yang memadai. Dengan memiliki kemampuan membaca, siswa dapat menyerap
ilmu pengetahuan yang sedang dipelajarinya. Hal ini sesuai dengan pendapat Burns dkk
dalam (Hidayat, 2018). Kemampuan efektif membaca seseorang dapat dilihat
perkembangannya dari waktu ke waktu sesuai dengan tingkat kemajuan siswa dalam
belajar (Samudera, Iyan, Aries, & Kom, 2015). Salah satu faktor penting yang
mempengaruhi kecepatan membaca adalah ukuran cetak. Dalam kisaran tertentu,
kecepatan membaca pertama-tama akan meningkat dengan ukuran cetak hingga ukuran
cetak kritis tercapai, dan kemudian tetap pada kecepatan membaca maksimum menurut
Chung, Mansfield, & Legge dalam (He, Baek, & Legge, 2018).
Keterampilan kecepatan efektif membaca mempunyai peranan yang sangat
penting, karena dengan membaca cepat dan kemampuan memahami bacaan yang
berkualitas seseorang bisa menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi (Setyowarno,
2020). Banyak teknik pengajaran yang selama ini tidak dipergunakan untuk melatih
keterampilan membaca. Teknik-teknik itu antara lain teknik uji rumpang. Kenyataan yang
terjadi disamping kemampuan dan keterampilan yang kurang pada siswa, pengajaran
membaca selalu mengacu pada teknik yang ada pada buku tersebut Menurut Chireshe
dalam (Mukminah, 2021).
Berlandaskan dari pengalaman para peneliti dalam mencari cara membaca dengan
teliti, baik yang dialami maupun yang diketahui hingga saat ini, model pembelajaran
tersebut secara konsisten menyinggung apa yang secara khusus ada dalam materi buku.
Strategi mendorong membaca saat ini untuk sebagian besar pemahaman persepsi. Banyak
strategi pengajaran belum digunakan untuk melatih kemampuan membaca sampai
sekarang. Strategi ini diantaranya adalah metode uji rumpang. Cara yang terjadi meskipun
siswa tidak memiliki kapasitas dan kemampuan, mendorong membaca secara konsisten
mengacu pada prosedur dalam buku ini. Oleh karena itu siswa menerima bahwa membaca
ditujukan secara eksklusif untuk menjawab pertanyaan, mencari istilah yang sulit. Hal ini
dilihat oleh siswa dalam siklus yang berbeda.
Masalah lain yang secara konsisten muncul dalam mempelajari pembelajaran
adalah bahwa pengajar bahasa Indonesia pada umumnya hanya fokus pada penyelesaian
materi sasaran dalam kurikulum pendidikan yang arahannya mengacu pada upaya untuk
meningkatkan kemampuan siswa dalam menghadapi pertanyaan, meskipun hal ini tidak
tepat. Setiap kasus asli karena pertanyaan sering tidak mengacu pada kemampuan.
berbahasa baik dalam menyimak, berbicara, membaca dan kemampuan menulis. Padahal
kita mengetahui bahwa rendahnya kemahiran membaca akan sangat berpengaruh pada
kemahiran berbahasa yang lain yaitu mahir menyimak, mahir berbicara dan mahir
menulis (Suhartono, 2018)
Faktor lainnya yang tidak kalah penting yaitu belum adanya tenaga pendidik
bahasa Indonesia yang menguasai dan mendominasi metode pembelajaran yang teliti.
Selain memilih bahan bacaan yang seharusnya dalam menampilkan bacaan, pendidik
diharuskan memiliki pilihan untuk memilih bahan bacaan yang sesuai dengan tujuan dan
tingkat peningkatan siswa, keterampilan siswa, minat dan tingkat kemampuan membaca.