Volume 1, Nomor 6 , Juni 2021
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
438
http://sosains.greenvest.co.id
MENINGKATKAN KECEPATAN EFEKTIF MEMBACA (KEM)
DENGAN MENGGUNAKAN METODE KLOS PADA SISWA
KELAS XI MIPA 2 SMA NEGERI 1 SINDANGKASIH
Ating
SMA Negeri 1 Sindangkasih
E-mail: Ating171063@gmail.com
Diterima:
17 Mei 2021
Direvisi:
9 Juni 2021
Disetujui:
15 Juni 2021
Abstrak
Peneletian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang
diharapkan dapat meningkatkan Kecepataan Efektif Membaca
(KEM) dengan memakai metode Klos bagi siswa kelas XI MIPA
2 SMAN 1 Sindangkasih, dengan jumlah 40 siswa. Pelaksanan
latihan dilakukan dalam tiga siklus. Sebelum siklus satu
dijalankan maka perlu dilakukan pratindakan, yaitu identifikasi
spesifik dari Metode Klos dan Kecepataan Efektif Membaca
(KEM), selanjutnya dilakukan siklus satu sebagai penggunaan
Metode Klos, siklus berikutnya siklus kedua adalah pelaksanaan
Metode Klos, dan siklus ketiga adalah tahap pemantapaan. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang Kecepatan Efektif
Membaca dengan menggunakan Metode Klos pada kelas XI
MIPA 2 SMA Negeri 1 Sindangkasih. Tehnik analisis data
menggunakan analisis kualitatif, yang digunakan untuk data
kualitatif yang diperoleh dari persepsi siswa dan pendidik selama
pembelajaran dikelas, dan analisis kuantitatif digunakan pada
hasil tes kecepataan efektif membaca (KEM) siswa dengan
menggunakan Metode Klos. Hasil dari penelitian pada siklus satu
tingkat pemahaman membacanya masih rendah, karena kecepatan
efektif membaca yang kuat adalah rata-rta 87 kpm dengan derajat
independent 18%, tingkat instruksi 38% dan 44% pada frustasi.
Pada siklus kedua mengalami perubahan positif, khususnya
Kecepatan Efektif Membaca yang menarik dari rata-rata 150 kpm
dengan tingkat independent 78%, tingkat intrusksi 18%, dan 4%
tingkat frustasi. Pada hasil siklus ketiga mengalami pemantapan
yaitu Kecepaatan Efektif Membaca (KEM) sebesar 210 KPM
dengan derajat independent 100%. Hal ini menunjukkan bahwa
hasil analisis data mendapatkan aktifitas pembelajaran membaca
cepat dengan Metode Klos dapat meningkatkan Kecepataan
Efektif Membaca (KEM) siswa. Jadi dapat dikatakan bahwa
kemampuan siswa untuk membaca dengan cepat menggunakan
Metode Klos telah meningkat secara signifikan.
Kata Kunci: Kecepatan Efektif Membaca, Metode Klos.
Abstract
This research is a classroom action research that is expected to
increase the Effective Reading Speed (KEM) using the Klos
method for students of class XI MIPA 2 SMAN 1 Sindangkasih,
with a total of 40 students. The exercise was carried out in three
cycles. Before the first cycle is carried out, it is necessary to do
pre-action, namely the specific identification of the Closed
Method and Effective Reading Speed (KEM), then the first cycle
Meningkatkan Kecepatan Efektif Membaca dengan
Menggunakan Metode Klos pada Siswa Kelas Xi Mipa 2
Sma Negeri 1 Sindangkasih
Ating
439
is carried out as the use of the Closed Method, the next cycle the
second cycle is the implementation of the Closed Method, and
the third cycle is the stabilization stage. The purpose of this
study was to determine the Effective Speed of Reading using the
Klos Method in class XI MIPA 2 SMA Negeri 1 Sindangkasih.
The data analysis technique used qualitative analysis, which was
used for qualitative data obtained from the perceptions of
students and educators during classroom learning, and
quantitative analysis was used on the results of students' effective
reading speed (KEM) tests using the Klos Method. The results of
the research in cycle one, the level of reading comprehension is
still low, because the effective speed of a strong reading is an
average of 87 kpm with 18% independent degree, 38%
instruction level and 44% frustration. In the second cycle, there
were positive changes, especially Effective Reading Speed which
was interesting from an average of 150 kpm with an independent
rate of 78%, an intrusion rate of 18%, and a 4% frustration
level. In the third cycle, the results were strengthened, namely
Effective Reading Speed (KEM) of 210 KPM with a 100%
independent degree. This shows that the results of data analysis
get fast reading learning activities with the Klos Method can
increase students' Effective Reading Speed (KEM). So it can be
said that the students' ability to read quickly using the Klos
Method has significantly improved.
Keywords: Effective Reading Speed, Klos Method.
Pendahuluan
Membaca merupakan proses mendapatkan pesan yang disampaikan oleh seorang
penulis melalui tulisannya. Dalam memperoleh pesan pesan tersebut seorang pembaca
harus memulai kegiatan menginteprestasikan tanda-tanda atau simbol serta grafis yang
ada menurut Tarigan dalam (Jumaidi, Atmazaki, & Thahar, 2013). Membaca juga
merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang tidak kalah penting dibandingkan
dengan keterampilan bahasa lainnya seperti menyimak, berbicara dan menulis (Nurmina,
2016). Suatu proses yang menuntut agar kelompok kata yang merupakan suatu kesatuan
akan terlihat dalam suatu pandangan sekilas dan makna kata-kata secara individual akan
dapat diketahui (Ambawang, Yeremia, & Salem, 2013). Diskusi terkini yang paling
signifikan dalam membaca adalah memproses urutan kata. Telah disarankan bahwa kata-
kata tidak diproses secara berurutan menurut Snell & Grainger dalam (Liu, Li, & Wang,
2021).
Menurut Collins dan Collins dalam (Merdekasari, Pengajar, Islamiyah,
Pembangunan, & Ngawi, 2015) berpendapat membaca merupakan hal mendasar yang
diperlukan seseorang agar bisa sukses di sekolah dan kehidupan bermasyarakat yang
penuh dengan informasi Aktivitas membaca sebenarnya bukanlah hal yang asing bagi
kita. Sejak kecil kita sudah diperkenalkan dengan kegiatan yang satu ini. Secara tidak
disadari, kebiasaan membaca yang dilakukan sejak kecil diteruskan hingga dewasa
(Nurhayati, 2015). Bacaan yang sudah terbiasa itu kini dipraktekkan sampai kita benar
benar bisa. Bacaan dapat berupa teks dan teks sendiri memiliki beberapa jenis baik
berdasarkan isi maupun berdasarkan tujuan. Saat ini banyak masyarakat, khususnya
pelajar yang tidak suka membaca sekalipun dia mengetahui bahwa membaca dapat
Volume 1, Nomor 6 , Juni 2021
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
440
http://sosains.greenvest.co.id
memperluas wawasan (Silaban, 2017).
Seseorang mampu membaca bukan karena kebetulan saja, akan tetapi seseorang
tersebut belajar dan berlatih membaca teks yang terdiri atas kumpulan huruf-huruf yang
bermakna (Hendri, 2015). Keterampilan membaca merupakan stimulus atau pancingan
untuk keterampilan menulis. Seseorang yang hendak menulis, harus melakukan kegiatan
membaca terlebih dahulu. Semakin banyak bahan bacaan seseorang, semakin baik pula
tulisannya (Amalia, 2017).
Pendidikan formal di dalamnya setiap siswa dituntut memiliki kemampuan
membaca yang memadai. Dengan memiliki kemampuan membaca, siswa dapat menyerap
ilmu pengetahuan yang sedang dipelajarinya. Hal ini sesuai dengan pendapat Burns dkk
dalam (Hidayat, 2018). Kemampuan efektif membaca seseorang dapat dilihat
perkembangannya dari waktu ke waktu sesuai dengan tingkat kemajuan siswa dalam
belajar (Samudera, Iyan, Aries, & Kom, 2015). Salah satu faktor penting yang
mempengaruhi kecepatan membaca adalah ukuran cetak. Dalam kisaran tertentu,
kecepatan membaca pertama-tama akan meningkat dengan ukuran cetak hingga ukuran
cetak kritis tercapai, dan kemudian tetap pada kecepatan membaca maksimum menurut
Chung, Mansfield, & Legge dalam (He, Baek, & Legge, 2018).
Keterampilan kecepatan efektif membaca mempunyai peranan yang sangat
penting, karena dengan membaca cepat dan kemampuan memahami bacaan yang
berkualitas seseorang bisa menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi (Setyowarno,
2020). Banyak teknik pengajaran yang selama ini tidak dipergunakan untuk melatih
keterampilan membaca. Teknik-teknik itu antara lain teknik uji rumpang. Kenyataan yang
terjadi disamping kemampuan dan keterampilan yang kurang pada siswa, pengajaran
membaca selalu mengacu pada teknik yang ada pada buku tersebut Menurut Chireshe
dalam (Mukminah, 2021).
Berlandaskan dari pengalaman para peneliti dalam mencari cara membaca dengan
teliti, baik yang dialami maupun yang diketahui hingga saat ini, model pembelajaran
tersebut secara konsisten menyinggung apa yang secara khusus ada dalam materi buku.
Strategi mendorong membaca saat ini untuk sebagian besar pemahaman persepsi. Banyak
strategi pengajaran belum digunakan untuk melatih kemampuan membaca sampai
sekarang. Strategi ini diantaranya adalah metode uji rumpang. Cara yang terjadi meskipun
siswa tidak memiliki kapasitas dan kemampuan, mendorong membaca secara konsisten
mengacu pada prosedur dalam buku ini. Oleh karena itu siswa menerima bahwa membaca
ditujukan secara eksklusif untuk menjawab pertanyaan, mencari istilah yang sulit. Hal ini
dilihat oleh siswa dalam siklus yang berbeda.
Masalah lain yang secara konsisten muncul dalam mempelajari pembelajaran
adalah bahwa pengajar bahasa Indonesia pada umumnya hanya fokus pada penyelesaian
materi sasaran dalam kurikulum pendidikan yang arahannya mengacu pada upaya untuk
meningkatkan kemampuan siswa dalam menghadapi pertanyaan, meskipun hal ini tidak
tepat. Setiap kasus asli karena pertanyaan sering tidak mengacu pada kemampuan.
berbahasa baik dalam menyimak, berbicara, membaca dan kemampuan menulis. Padahal
kita mengetahui bahwa rendahnya kemahiran membaca akan sangat berpengaruh pada
kemahiran berbahasa yang lain yaitu mahir menyimak, mahir berbicara dan mahir
menulis (Suhartono, 2018)
Faktor lainnya yang tidak kalah penting yaitu belum adanya tenaga pendidik
bahasa Indonesia yang menguasai dan mendominasi metode pembelajaran yang teliti.
Selain memilih bahan bacaan yang seharusnya dalam menampilkan bacaan, pendidik
diharuskan memiliki pilihan untuk memilih bahan bacaan yang sesuai dengan tujuan dan
tingkat peningkatan siswa, keterampilan siswa, minat dan tingkat kemampuan membaca.
Meningkatkan Kecepatan Efektif Membaca dengan
Menggunakan Metode Klos pada Siswa Kelas Xi Mipa 2
Sma Negeri 1 Sindangkasih
Ating
441
Para ahli berupaya mengungkap Kecepatan Efektif Membaca (KEM) siswa,
karena peneliti sangat khawatir tentang KEM siswa di negara ini. Di negara maju seperti
Amerika, sekolah menengah atas yang setara di negara kita (Sekolah Menengah Atas)
secara teratur memiliki kecepatan membaca setidaknya 250 kata setiap menit, dengan
basis pemahaman 70%. Setiap kali ditentukan tingkat Kecepataan Efektif Membaca
(KEM) = 250 kpm x 70% = 175 kpm. (Harjasujana, 200: 88). Jika di Amerika pelajar
tingkat sma memiliki KEM paling rendah ± 175 kpm, maka di Indonesia belum ada
pelajar sma dengan KEM tertinggi ± 175 kpm. Keterlibatan peneliti dengan menampilkan
siswa kelas XI MIPA 2 SMA Negeri 1 Sindangkasih, ternyata hal di atas juga terjadi.
Dengan KEM ± 175 kpm, lalu bagaimana Anda bisa mencapai ilmu pengetahuaan dan
teknologi yang diinginkan melalui media cetak yang berbeda dalam jangka waktu yang
cukup singkat.
Menyikapi penggambaran singkat di atas, penulis mengambil tindakan, khususnya
"Menigkatkan Kecepataan Efektif Membaca dengan Menggunakan Methode Klos pada
siswa Kelas XI MIPA 2 SMA Negeri 1 Sindangkasih". Penulis memilih Metode Klos
untuk mningkatkan Kecepataan Efektif Membaca (KEM) karena Metode Klos dapat
digunakan untuk mengukur kejelasan membaca sebuah wacana dan untuk melatih pada
pemahaman kemampuan dan keterampilan membaca.
Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu bagaimanna pemanfaatan Metode
Klos dapat menigkatkan Kecepataan Efektif Membaca (KEM) siswa kelas XI MIPA 2
SMA Negeri 1 Sindangkasih.
Tujuan dilakukannya penelitian tindakan kelas ini adalah untuk meningkatkan
Kecepataan Efektif Membaca (KEM) siswa kelas XI MIPA 2 SMA Negeri 1
Sindangkasih dengan menggunakan Metode Klos. Manfaat yang diperoleh oleh penelitian
ini adalah kita bisa mengetahui bagaimana cara meningkatkan kecepatan membaca lewat
Metode Klos. Manfaat penelitian ini juga bisa memberikan wawasan bahwa metode klos
sangat baik digunakan untuk pelajar.
Penelitian ini relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh Yuyu Wahyudin
dengan judul “Peningkatan Kecepatan Efektif Membaca Dengan Menggunakan Metode
Klos”. Penelitian ini menerangkan tentang bagaimana metode klos mampu meningkatkan
kecepatan membaca. Hal ini sama dengan hasil yang diteliti oleh penulis, jika dengan
menggunakan metode klos maka bisa meningkatkan Kecepatan Efektif Membaca.
Metode Penelitian
Penelitian ini mengunakan pendekataan kualitatif, karena penelitiaan ini dilakukan
mulai dari suatu masalah pembelajaran di kelas, kemudian dilingkari kembali ke
penggunaan suatu kegiatan pembelajaran kemudian direfleksikan, dianalisa lalu
diterapkan kembali dalam siklus-sklus selanjutnya, setelah itu amandemen diselesaikan
tergantung pada penemuan selama refleksi. Jenis penelitian yang dipakai adalah
penelitian tindakan, dimana penulis berupaya melakukan suatu tindakan sebagai usaha
untuk memperbaiki masalah yang ditemukan, dikarenakan penelitian dilakukan pada
kelas, oleh sebab itu disebut penelitian tindakan kelas.
Informasi yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa catatan, Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), silabus pembelajaran, hasil Kecepataan Efektif
Membaca (KEM) siswa, dan hasil pengamatan kegiatan pembelajaran.
Penelitian ini sumber data merupakan siswa kelas XI MIPA 2 SMA Negeri 1
Sindangkasih tahun ajaran 2020/2021 dan tenaga pendidik, serta pengamat dalam
berlangsung penilaian tindakan kelas.
Volume 1, Nomor 6 , Juni 2021
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
442
http://sosains.greenvest.co.id
Rumus yang digunakan dalam mengetahui KEM yakni :
K K
x
Wm Wm
B
= Kpm
SI
K
x
Wd : 60
K
{60} x
Wm
B
= Kpm
SI
B
= Kpm
SI
Keterangan :
K = Jumlah kata
Wm = Waktu tempuh baca (menit)
Wd = Waktu tempuh dalam (detik)
B = Skor yang dijawab dengan benar
SI = Skor ideal atau skor maksimal
Kpm = Kata /menit.
Hasil dan Pembahasan
A. Deskripsi Hasil Penelitian.
Penelitian tindakan kelas, langkah pertama adalah pra kegiatan Menerapkan
keterampilan menyelesaikan dan Kecepatan Membaca Efektif (KEM), kemudian
menyelesaikan kegiatan yang terdiri dari tiga siklus. Setiap cluster terdiri dari 2
pertemuan dan setiap pertemuan membutuhkan waktu 2 x 45 menit. Setiap siklus
melingkupi (a) kesiapan tindakan, (b) pelaksanaan tindakan, (c) pengamatan dan evlauasi,
dan (d) analisa dan refleksi. Secara detail, pelaksanaan tindakan adalah sebagai berikut:
1. PraTindakan
Para pelajar menyimak penjelasan tentang Teknik klos dan Kecepatan Efekftif
Membaca (KEM), lalu pelajar mempelajari penggunaan Teknik Klos untuk meningkatkan
kecepatan efekif membaca (KEM), terlepas dari apakah ini diadaptasi. ke dalam diskusi
kelas. Ternyata para siswa sangat tertarik dengan Teknik Klos. Hal ini terlihat dari
banyaknya siswa yang banyak bertanya dan memberikan jawaban. Pertanyaan dan
tanggapan mengenai Tehnik Klos dan KEM. Penemuan ini adalah cara terbaik untuk
melatih siswa untuk mempercepat dan mempelajari keterampilan membaca pemahaman
yang diselesaikan dalam siklus yang direncanakan.
Siklus satu.
1. Persiapan
Melakukan tindakan sebelumnya perlu dilakukan persiapan yang lebih spesifik
yaitu membuat rencana pelaksanaan pembelajaran dengan mengacu pada silabus yang
telah disusun oleh guru. Agar siklus pembelajaran dapat berjalan dengan lancar, perlu
ditampilkan materi tentang Teknik Clos dan KEM, serta menyiapkan bahan bacaan
yang memenuhi kriteria akhir. Memperoleh hasil penelitian, yang disusun menjadi alat
observasi bagi peserta didik dan pendidik. Perangkat observasi terdiri dari instrumen
proximity.
2. Pelaksanaan Tindakan
Meningkatkan Kecepatan Efektif Membaca dengan
Menggunakan Metode Klos pada Siswa Kelas Xi Mipa 2
Sma Negeri 1 Sindangkasih
Ating
443
Pelaksanaan kegiatan pada siklus 1 membutuhkan 2 (dua) kali pertemuan tatap
muka, masing-masing tatap muka membutuhkan waktu 2 x 45 menit dengan langkah -
langkah pembelajaran yang meliputi:
a. Tindakan awal mendasari siswa membuat kelompok. Dari 36 mahasiswa tersebut,
masing-masing nomor yang ganjil adalah kelompok responden (atau kelompok yang
diperiksa), dan nomor genap adalah kelompok pencatat waktu dan pengamat
menghitung KEM responden. Dengan ini, setiap angka ganjil bepasangan dengan
angka genap.
b. Pelajar mencatat tujuan dari pembelajaran yang bakal dicapai.
c. Pelajar kelompok A tepatnya absen ganjil akan membaca dengan teliti bacaan yang
telah diberikan dan kelompok B, mengumpulkan pencatatan dan penghitungan
responden.
d. Kelompok B (sebagai pencatat) secara eksklusif mengukur tingkat koherensi
responden (pasangan)
e. Tahapan selanjutnya, kelompok yang awalnya responden berganti menjadi kelompok
pengamat bertugas catat waktu dan menghitung KEM responden, seperti halnya
kelompok yang awalnya pengamat berubah menjadi kelompok responden.
f. Pada tahap terakhir para siswa membahas tentang hambatan-hambatan untuk
meningkatkan KEM dengan memakai Teknik Klos sebagai sumber refleksi.
3. Observasi dan Evaluasi
Belajar cara membaca dengan cepat menggunakan Metode Klos ini, siswa sangat
bersemangat. Siswa dengan senang hati membuat kelompok dengan suasana sederhana
namun menarik, dimana setiap siswa yang berpasangan saling berhadapan satu sama lain.
Dari 36 siswa dari data kegiatan siswa dalam memahami pembelajaran membaca
dan sekaligus sebagai penggunaan pembelajaran dalam individu maupun kelompok
didapatkan rincian kecepatan siswa dalam membaca cepat dapat diperoleh dengan
menggunakan Teknik Klos sebagai berikut: jumlah dari kata dalam bacaan adalah ± 630
kata. Sebagai ukuran standar tiap menit, 250-350 kata. Setelah 2 menit waktu membaca
yang telah ditetapkan, kenyataannya dikelas belum berhenti, jadi ada peningkatan waktu
menjadi 3 menit. Oleh karena itu fungsi alat pengukur diubah menjadi alat ajar, tepatnya
150 sampai 200 kata.
Laporan dari pengamat sambil memperhatikan kegiatan guru / peneliti selama
interaksi pembelajaran, diawal ternyata guru/ peneliti telah menjelaskan tujuan
pembelajaran dan juga telah mendorong siswa untuk meningkatkan KEM siswa. Ketika
siswa membuat kelompok, baik kelompok responden maupun kelompok pengamat,
pengajar juga membantu. Model Metode Klos dalam meningkatkan KEM terlihat sangat
jelas. Penilain yang diberikan terus disesuaikan dengan mengacu pada standar klos dan
KEM. Pembahasan untuk menentukan batasan KEM diselesaikan sebagai bahan refleksi
pada siklus berikutnya.
Dapat dijelaskan bahwa hasil dari uji kemampuan tes rumpang adalah: (1) 7 siswa
tingkat independen = 17,5%, (2) 15 siswa tingkat intruksional = 37,5%, (3) 18 siswa
tingkat frustasi = 45%. Tingkat KEM dari siswa yang layak atau tuntas dengan KKM,
adalah 175 kata /menit atau lebih adalah 0 siswa. Siswa yang kurang atau tidak tuntas
dibawah 175 kata /menit atau lebih adalah 36 siswa yang KEM-nya paling tinggi adalah
170 kpm, KEM terkecil = 30 kpm, dan KEM rata rata sebesar 87 kpm (terdpat dalam
lampiran 1).
Diskusi kelompok, masalah yang dilihat oleh siswa selama membaca cepat,
Volume 1, Nomor 6 , Juni 2021
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
terutama masalah dengan tingkat pngetahuan bahasa 80% atau 32 siswa, masalah
kemampuan intelektual 80% atau 32 siswa dan masalah pengalaman membaca 90% atau
36 siswa. (Terdapat dalam lmpiran 2).
4. Analisis dan Refleksi
Hal-hal yang dihadapi oleh siswa saat membaca dengan menggunakan Teknik
Klos, hal itu dapat direflesikan sebagai berikut:
a. Siswa perlu meningkatkan wawasan pengetahuan mereka tentang bahasa Indonesia
dengan membaca referensi kamus Bahasa Indonesia sesering mungkin dan tentang
teori kebahasaan.
b. Pemahaman siswa perlu ditingkatkan dalam meningkatkan kemampuan kognitif
dengan memperluas daya pikir dan kemampuan mengerti dan memahami substansi /
pesan yang terkandung dalam bacaan seefesien yang diharapkan.
c. Siswa harus banyak membaca untuk meningkatkan pengalaman membaca. Seorang
yang rutin membaca sangat berbeda KEM-nya mereka dengan individu yang jarang
membaca.
d. Pendidik/peneliti perlu menyediakan bacaan yang dominan dan menjauhi bacaan yang
terpinggir, yakni bacaan yang mampu membentuk dan mengkondisikan bacaan yang
aktual. Wacana yang dominan memberikan panduan tentang bagaimana sebuah
bacaan harus dibaca dan dipahami dengan teliti. Bacaan yang dominan memberikan
daya tarik sendiri bagi pembaca, jadi siswa sangat antusias saat membaca untuk
melihat sesuatu yang baru.
Dari hasil penemuan refleksi di atas, peningkatan dilakukan perbaikkan untuk
perencanan siklus selanjutnya.
Siklus II
1. Persiapan Tindakan
Persiapan Tindakaan kelas disiklus kedua ini sama halnya dengan persiapan
tindakaan kelas pada siklus 1, Akan tetapi pada siklus ini dalam persiapannya sebagai
tindak lanjut. Rencana Pelaksanan Pembelajaran (RPP) dibuat oleh guru dibantu dua
orang dari pengamat/guru mata pelajaran serupa. Wacana dipersiapkan sebagai wacana
yang dominan (aktual) yang berjudul: “Tembak di Tempat Perusuh , Pejarah dan
Koruptor Bahasa Indonesia ”. Agar proses pembelajaran lancar maka dari itu
pembelajaran diperlengkap bahan ajar.
2. Pelaksanaan Tindakan
Peneliti menerapkan pembelajaran membaca dengan langkah-langkah
diantaranya:
a. Tahap awal kegiatan siswa membentuk kelompok sama halnya seperti siklus 1.
b. Siswa yang bernomor absen ganjil membaca teks non sastra yang berjudul “Tembak
di Tempat Perusuh , Pejarah dan Koruptor Bahasa Indonesia ” dengan panjang
bacaan kurang lebih sebanyak 360 kata dan waktu yang ditetapkan 2 menit.
c. Setelah dua menit bacaan diberikan ke guru, lalu siswa diberikan teks dengan teks
yang sama namun dirumpang sebanyak 15 rumpangan, dan siswa diberi waktu
mengerjakan 10 menit.
d. Siswa bernomor absen genap menjadi pengamat/pencatat bertugas mengukur atau
menilai tingkat keterbacaan responden (pasangan)
e. Kemudian selanjutnya kelompok responden berubah menjadi kelompok pengamat
yang tugasnya mengukur/ mencatat waktu dan menghitung KEM responden, begitu
juga sebaliknya
444 http://sosains.greenvest.co.id
Meningkatkan Kecepatan Efektif Membaca dengan
Menggunakan Metode Klos pada Siswa Kelas Xi Mipa 2
Sma Negeri 1 Sindangkasih
Ating
445
3. Observasi dan Evaluasi
Pada tahap ini disiklus II, kegiatan pembelajaran berlangsung kondusif. Pengajar
melakukan pembelajaran berfokus pada pelajar, mengakibatkan kondisi dikelas menjadi
bermakna dan menyenangkan. Penilaian yang dilakukan adalah penilaian proses yaitu
ketika siswa menerapkan Teknik Klos untuk meningkatkan KEM.
Mendapatkan hasil uji isian rumpang 31 siswa pada tingkat indipenden atau 77,5
%, 7 siswa pada tingkat instrusional atau 17,5 % dan 2 siswa pada tingkat frustasi/gagal
atau 5 %, dalam hal ini banyak terjadi peningkatan jika dibandingkan dengan siklus
pertama. KEM siswa dalam penelitian ini terlihat sebagai berikut : (1). KEM siswa yang
tuntas/selesai sesuai dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM)= 175 kpm ke atas)
adalah sebanyak 18 siswa atau 45 %, yang tidak tuntas/selesai sebanyak 22 siswa atau 55
%. Ini juga mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan siklus 1. Pada siklus 2 ini
KEM tertinggi yaitu sebesar 217 kpm, dan terendah 70 kpm, serta rata - rata 150 kpm.
(terdapat dalam lampiran 1)
Pembahasan diskusi kelompok terlihat masalah-masalah mulai terpecahkan.
Permasalahan yang kategorikan menjadi tiga kelompok yaitu tingkat pengetahuan bahasa,
tingkat kemampuan kognitif, dan pengalaman membaca mulai menurun. Didapat tingkat
pengetahuan bahasa yang mengalami masalah dibidang itu hanya berkisar 12 siswa atau
30 %, dan dalam kemampuan kogniti sebesar 16 siswa atau 36 %, serta pada pengalaman
membaca terdapat 19 orang atau 47,5 %. (terdapat dalam lampiran 2)
4. Analisis dan Refleksi
Persoalan siswa yang memiliki jalan keluarnya untuk pelaksanaan refleksi harus
dilanjutkan, mengingat hasilnya membanggakan, terutama siswa dituntut untuk terus
meningkatkan pengalaman membaca dengan membaca sesering mungkin untuk berlatih
KEM.
Siklus III
1. Persiapan tindakan
Pada penemuan siklus kedua, maka siklus ketiga ini penting untuk memperkuat
pemantapan terlaksananya penelitian kegiatan kelas ini. Pesiapan tindakan,
pendidik/peneliti menyiapkan Rencana Pelaksanan Pembelajaran (RPP) dan materi
pelatihan ujian secara langsung menggunakan pembacaan 250 kata dengan waktu yang
diatur hanya dalam 1 menit. Lembar pengamatan untuk menentukan KEM dan angket
untuk siswa juga disusun agar penelitian tindak kelas ini bisa ditingkatkan pelaksanaan
tindakan
Pada tahap pelaksanan tindakan siklus ketiga ini adalah siklus terakhir.
pendidik/peneliti dalam menerapkan pembelajaran dengan langkah - langkah diantaranya:
a. Tahap pertama siswa membuat kelompok seperti pada siklus-siklus sebelumnya.
b. Siswa pun mencatat tujuan dari pembelajran yang bakal dicapai
c. Siswa dengan nomor absen ganjil akan membaca teks non sastra berjudul Tertib
Lalu Lintas ”, yang panjangnya bacaan kurang lebih 250 kata dan diberi waktu
bacaan hanya 1 menit.
d. Bacaan diambil guru setelah 1 menit berlalu, yang kemudian siswa tersebut diberi teks
kembali dengan teks yang sama namun terdapat rumpangan sebanyak 15 rumpangan
e. Siswa mengerjakannya dengan diberi waktu 10 menit.
f. Siswa bernomor absen genap menjadi pengamat yang tugasnya mengukur tingkat
keterbacan responden.
g. Selanjutnya kelompok yang awalnya menjadi responden berganti peran menjadi
kelompok pengamat begitupun sebaliknya.
Volume 1, Nomor 6 , Juni 2021
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
3. Observasi dan Evaluasi
Pada siklus ketiga ini, kendala KEM telah diselesaikan, baik kendala pengetahuan
bahasa , kendala pengalaman membaca, maupun kemampuan intelektual. (terdapat dalam
lampiran 2)
Hasil pengamatan teman, ataupun dari pengamat (pendidik mata pelajaran serupa)
bahwa hasil dari uji kemapuan isian rumpang meliputi: (1) tingkat independe = 36 siswa
atau 100%, (2) tingkat intersional = 0 siswa atau 0% , dan (3) tingkat gagal / frustasi = 0
siswa atau 0%. Hasil pengamatan juga tercatat KEM siswa yang tuntas sebesar 175 kpm
atau lebih adalah 36 orang atau 100%, KEM yang paling tinggi adalah 250 kpm, KEM
terendah adalah 156 kpm, dan rata -rata 210 kpm. (terdapat dalam lampian 1)
4. Analisis dan Refleksi
Pada tahap akhir disiklus ini peneliti / guru memberikan angket kepada siswa
mengenai pelaksanan pembelajaran, ternyata siswa bereaksi antusias terhadap
pelaksanaan pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, 100% siswa menjawab ya pada
pernyataan mudah diterima, ketika menjelaskan Metode Klos dalam meningkatkan KEM,
100% menjawab ya pada pernyataan memberi kesempatan untuk bertanya mengenai
Metode Klos dan KEM, lalu 50% siswa menjawab ya pada point membantu anda
membuat kelompok responden dan kelompok pengamat, begitupun sebaliknya. 100%
siswa menjawab ya untuk pernyataan yang mengkondisikan peneliti dalam
menyelesaikan permodelan Metode Klos dalam meningkatkan KEM, kemudian 100%
menjawab ya dengan pernyataan anda dipersilakan untuk berdikusi mengenai kendala
KEM, 100% siswa memilih ya dalam pernyataan anda dipersilakan untuk bediskusi
mengenai kelemahan dan kelebihan Metode Klos.
Penilaian 100% siswa yang menjawab ya atas pernyataan anda ditawari menjadi
pengamat dalam menilai teman anda sendiri, dan 100% menjawab ya untuk penjelasan
bahwa penilaian tersebut bergantung pada krteria Klos dan kriteria KEM . Hasil dari
pembelajaran 90% siswa menjawab ya pada point peneliti senang dan puas dengan
model pembelajarn methode klos untk meningkatkan KEM, dan juga100% darisiswa
menjawab yauntuk pernyatan sehingga KEM meningkat saat memakai Metode Klos.
(terdapat pada lampiran 3). Maka dari itu, pelaksanaan pembelajaran hingga siklus ketiga
ini telah mendapatkan keberhasilan..
Proses pembelajaran pengajar harus pintar-pintar dalam memilih model
pembelajaran yang dibawakan. Pembelajaran bahasa Indonesia ini diharuskan dapat
menerapkan keterampilan berbahasa bagi siswa. Terdapat 4 aspek dalam ketrampilan
berbahasa meliputi berbicara, menyimak, dan menulis baik itu mengenai kebahasan
maupun kesastraan.
Kegiatan awal pratindakan, terlihat bahwa semua siswa tertarik pada penjelasan
pengajar tentang Model/Metode Klos dan KEM seseorang, bahkan dalam hal berdikusi
membahas mengenai Metode Klos siswa sangat bersemangat untuk mengajukan
pertanyaan dan memberikan komentar maupun opininya. Hal ini berlaku jika Teknik Klos
digunakan untuk meningkatkan KEM, dengan alasan para pelajar memiliki perhatian. Hal
ini mengartikan bahwa pembelajaran yang memiliki makna dan menyenangkan telah
membuahkan hasil yang baik dalam memulai tindakan baik dalam siklus satu maupun
siklus selanjutnya.
Hambatan-hambatan KEM yaitu: pengetahuan yang lemah tentang bahasa,
kurangnya pengalaman dalam membaca, dan kurang dalam kemampuan kognitif.
Persoalan pengetahuaan bahasa solusinya bagi pelajar diharapkan untuk secara rutin
membaca referensi kata dalam kamus bahasa Indonesia, dan untuk pengalaman
446 http://sosains.greenvest.co.id
Meningkatkan Kecepatan Efektif Membaca dengan
Menggunakan Metode Klos pada Siswa Kelas Xi Mipa 2
Sma Negeri 1 Sindangkasih
Ating
447
membaca diharapkan pelajar rutin dalam membaca dikarenakan seorang yang rutin
membaca KEM sangat jauh berbeda dengan seorang yang sesekali dalam membaca.
Yang memiliki arti bahwa dalam mencapai tujuan perlu melihat alasannya, dengan
tahu alasannya, ma