54 http://sosains.greenvest.co.id
JURNAL
SOSAINS
JURNAL SOSIAL DAN SAINS
VOLUME 4 NOMOR 1 2024
P-ISSN 2774-7018, E-ISSN 2774-700X
PERAN KEPERCAYAAN DALAM MEMODERASI PENGARUH
HARGA DAN RISIKO TERHADAP NILAI YANG DIPERSEPSIKAN
Felicia Arihta Hosiana, Yanuar Ramadhan, Muhammad Natsir Nugroho
Universitas Esa Unggul, Jakarta, Indonesia
Email: fho[email protected]ul.ac.id, yanuar.ramadhan@esaunggul.ac.id,
natsirnugroho@esaunggul.ac.id
Kata kunci:
Harga, Risiko,
Kepercayaan, Nilai
Yang
Dipersepsikan
ABSTRAK
Latar Belakang: Nilai yang dipersepsikan dipahami sebagai suatu objek
keseluruhan yang dikonfigurasi oleh dua bagian, manfaat yang diterima (ekonomi,
sosial dan hubungan) dan pengorbanan yang dilakukan (harga, waktu, usaha, risiko
dan kenyamanan) oleh pelanggan. Di sisi lain, konsep multidimensi nilai yang
dipersepsikan adalah perbandingan antara manfaat dan pengorbanan.
Tujuan: Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis pengaruh harga dan risiko
terhadap nilai yang dipersepsikan dan dimediasi oleh kepercayaan pasien. Pemilihan
sampel menggunakan teknik total sampling sebanyak 82 responden yaitu pasien
rawat jalan dengan metode pembayaran non Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)..
Metode: Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain penelitian
explanatoris kausalitas. Teknik pengambilan data dengan kuesioner dan diuji
menggunakan analisis jalur. Berdasarkan hasil penelitian diatas dapat dirangkum bahwa
temuan pada penelitian ini adalah harga dan risiko mempengaruhi nilai yang
dipersepsikan serta kepercayaan pasien dapat memoderasinya.
Hasil: berdasarkan hasil penelitian dapat bahwa harga mempengaruhi nilai yang
dipersepsikan dengan nilai signifikansi 0,001 dan risiko mempengaruhi nilai yang
dipersepsikan dengan nilai signifikansi 0,248 serta kepercayaan pasien dapat
memoderasinya dengan nilai signifikansi 0,000.
Kesimpulan: meninjau kembali pola penentuan tarif yang ingin dicapai, perlunya
evaluasi kembali terkait sistem mitigasi risiko yang mungkin dihadapi dalam
pelayanan, dan perlunya monitoring dan evaluasi berkala unit rawat jalan sebagai
langkah dalam perbaikan kualitas mutu layanan sehingga dapat meningkatkan
kepercayaan dan integritas dari konsumen.
ABSTRACT
Background: Perceived value is understood as an overall object configured by two
parts, the benefits received (economic, social and relational) and the sacrifices made
(price, time, effort, risk and comfort) by the customer. On the other hand, the
Volume 4, Nomor 1, Januari 2024
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
55 http://sosains.greenvest.co.id
Keywords:
Ratmakan Village,
Embang Area,
Creative Space
multidimensional concept of perceived value is a comparison between benefits and
sacrifices.
Purpose: The purpose of the study was to analyze the effect of price and risk on
perceived value and mediated by patient confidence. The sample selection used a total
sampling technique of 82 respondents, namely outpatients with non-National Health
Insurance (JKN) payment methods.
Method: The purpose of the study was to analyze the effect of price and risk on perceived
value and mediated by patient confidence. The sample selection used a total sampling
technique of 82 respondents, namely outpatients with non-National Health Insurance
(JKN) payment methods
Results: Based on the results of the study, it can be that the price affects the perceived
value with a significance value of 0.001 and the risk affects the perceived value with a
significance value of 0.248 and patient confidence can moderate it with a significance
value of 0.000.
Conclusion: Based on the results of the study, it can be that the price affects the
perceived value with a significance value of 0.001 and the risk affects the perceived
value with a significance value of 0.248 and patient confidence can moderate it with a
significance value of 0.000.
PENDAHULUAN
Semakin pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam dunia
bisnis menyebabkan persaingan yang semakin ketat dan memaksa pelaku bisnis untuk
dapat mengikuti persaingan tersebut agar bisa tetap bertahan dan tumbuh dalam
menjalankan suatu bisnis tertentu. Berkembangnya teknologi dan informasi menyebabkan
pengetahuan masyarakat meningkat, sehingga masyarakat lebih selektif dalam memilih
fasilitas layanan yang digunakannya. Ketika konsumen membeli produk dari sebuah
perusahaan, mereka tidak hanya membeli produk tetapi juga menerima serangkaian nilai
dari perusahaan tersebut. Merek dari sebuah perusahaan adalah sejumlah nilai-nilai yang
merepresentasikan perusahaan itu sendiri (Ind, 1997). Nilai yang dipersepsikan dipahami
sebagai suatu objek keseluruhan yang dikonfigurasi oleh dua bagian, manfaat yang
diterima (ekonomi, sosial dan hubungan) dan pengorbanan yang dilakukan (harga, waktu,
usaha, risiko dan kenyamanan) oleh pelanggan.
Nilai yang dipersepsikan merupakan hasil atau manfaat yang diterima oleh
pelanggan yang berkaitan dengan total biaya. Nilai yang dipersepsikan pelanggan akan
memberikan ‘long-term benefit’ karena nilai yang dipersepsikan pelanggan meningkatkan
keyakinan konsumen pada suatu produk tertentu, sehingga akan mendorong konsumen
untuk melakukan konsumsi berulang pada produk tersebut, atau meningkatkan rasa
keterikatan terhadap produk atau brand yang memiliki nilai yang dipersepsikan positif
(McDougall & Levesque, 2000). Menurut Kotler & Keller, (2016) menyatakan bahwa nilai
yang dipersepsikan pelanggan adalah perbandingan antara evaluasi perspektif pelanggan
terhadap semua keuntungan (benefits) dan keseluruhan biaya dan dibandingkan dengan
alternatif yang ada. Berdasarkan laporan survey kepuasan pasien di RS X Ciledug setiap
Peran Kepercayaan dalam Memoderasi Pengaruh
Harga dan Risiko Terhadap Nilai yang Dipersepsikan
2024
Felicia Arihta Hosiana, Yanuar Ramadhan, Muhammad Natsir Nugroho
56
bulannya pada tahun 2021 mengalami fluktuasi dimana ada beberapa bulan yang
meningkat dan ada yang menurun sedangkan peneliti melakukan survey pendahuluan
dengan menggunakan kuesioner yang dilakukan terhadap 30 pasien, nilai yang
dipersepsikan berbentuk dalam kepuasan masih terdapat 27% (8 pasien) yang tidak puas.
Riset yang dilakukan dua pakar pemasaran dari University of Western Australia,
Sweeney & Soutar, (2001) berusaha mengembangkan 19 item ukuran customer nilai yang
dipersepsikan. Skala yang dinamakan PERVAL (Nilai yang dipersepsikan) tersebut
dimaksudkan untuk menilai persepsi pelanggan terhadap nilai suatu produk Pelanggan
tahan lama pada level merek. Skala ini dikembangkan berdasarkan konteks situasi
pembelian ritel untuk menentukan nilai-nilai konsumsi yang mengarah pada sikap dan
perilaku pembelian. Menurut Sweeney & Soutar, (2001) dimensi nilai yang dipersepsikan
terdiri empat aspek utama adalah :
1. Emotional Value, merupakan utilitas yang berasal dari perasaan atau afektif / emosi
positif yang ditimbulkan dari mengkonsumsi produk.
2. Social Value, merupakan utilitas yang didapatkan dari kemampuan produk untuk
meningkatkan konsep diri-sosial Pelanggan.
3. Quality/Performance Value, merupakan utilitas yang diperoleh dari persepsi terhadap
kualitas dan kinerja yang diharapkan atas produk.
4. Price/Value of Money, merupakan utilitas yang didapatkan dari produk dikarenakan
reduksi biaya jangka pendek dan biaya jangka panjang.
Harga adalah kecenderungan konsumen untuk menggunakan harga dalam
memberikan penilaian atas kesesuaian manfaat produk. Persepsi mengenai harga diukur
berdasarkan persepsi pelanggan dengan cara menanyakan kepada pelanggan mengenai
variabel apa saja yang menurutnya paling penting dalam memilih suatu produk (Stanton,
1998). Menurut Sweeney & Soutar, (2001) bahwa dalam membeli suatu produk, konsumen
tidak hanya mempertimbangkan kualitasnya saja, tetapi juga memikirkan kelayakan
harganya. Price perception berkaitan dengan bagaimana informasi harga dipahami
seutuhnya dan memberikan makna yang dalam oleh konsumen. Satu pendekatan untuk
memahami persepsi harga adalah pemrosesan informasi. Informasi harga diterima melalui
panca indera penglihatan dan pendengaran. Informasi tersebut kemudian dipahami secara
keseluruhan, yaitu informasi tersebut diterjemahkan dan dibuat bermakna (Ohlson, 2008).
RS X Ciledug merupakan rumah sakit kelas C dengan mayoritas pelayanan hampir 90%
bagi pasien dengan jaminan BPJS sehingga berdasarkan survey pendahuluan dengan
menggunakan kuesioner yang dilakukan terhadap 30 pasien didapatkan untuk pasien
dengan jaminan non BPJS beberapa pelayanan terjangkau namun untuk beberapa
pelayanan seperti halnya pemeriksaan penunjang masih belum terjangkau adalah sebesar
38% (11 pasien) sehinga dapat menjadi risiko finansial bagi pasien.
Terdapat 2 (dua) faktor yang mempengaruhi persepsi terhadap kewajaran suatu
harga. Pertama, perception price of differences (Nagle & Hogan, 2006). Pembeli cenderung
melakukan evaluasi terhadap perbedaan harga antara harga yang ditawarkan terhadap harga
dasar yang diketahui. Faktor lain yang mempengaruhi persepsi terhadap kewajaran suatu
harga adalah price references merupakan dimiliki oleh pelanggan yang didapat
pengalaman sendiri (internal price) dan informasi luar iklan dan pengalaman orang lain
(external references prices). Harga dikatakan mahal, murah atau biasa biasa saja dari setiap
Volume 4, Nomor 1, Januari 2024
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
57 http://sosains.greenvest.co.id
individu tidaklah harus sama, karena tergantung dari persepsi individu yang
dilatarbelakangi oleh lingkungan kehidupan dan kondisi individu (Schiffman, Kanuk, &
Kumar, 1951).
Phillip Kotler & Keller, (2016) , menyatakan bahwa ada 4 ukuran yang mencirikan
harga adalah keterjangkauan harga, kesesuaian harga dengan kualitas produk, kesesuaian
harga dengan manfaat, dan harga sesuai dengan kemampuan atau daya saing harga.
a. Keterjangkauan harga.
Konsumen mampu menjangkau harga yang telah ditetapkan oleh penjual atau
penyedia produk.
b. Kesesuaian harga dengan kualitas produk.
Harga sering dijadikan sebagai indikator kualitas bagi konsumen yang sering
memilih harga yang lebih tinggi diantara dua barang karena mereka melihat adanya
sebuah perbedaan pada kualitas produk. Apabila harga lebih tinggi orang cenderung
beranggapan bahwa kualitasnya juga lebih baik.
c. Kesesuaian harga dengan manfaat.
Konsumen memutuskan membeli suatu produk jika manfaat produk yang
dirasakan lebih besar atau sama dengan yang telah dikeluarkan untuk mendapatkan
produk tersebut.
d. Harga sesuai dengan kemampuan atau daya saing harga
Konsumen sering membandingkan harga suatu produk dengan produk lainnya
yang sejenis. Dalam hal ini mahal murahnya biaya pada suatu produk sangat
dipertimbangkan oleh banyak konsumen pada saat akan melakukan pembeli produk
tersebut.
Secara teori menurut Smyczek, (2012) perceived risk merupakan konsekuensi
yang tidak diharapkan yang ingin dihindari konsumen saat membeli dan menggunakan
produk. Risiko yang dirasakan adalah konsep fundamental dalam perilaku konsumen
yang menyiratkan pengalaman konsumen tentang ketidakpastian pra-pembelian
mengenai jenis dan tingkat kerugian yang diperkirakan akibat dari pembelian dan
penggunaan produk (Naiyi, 2004). Menurut Featherman & Pavlou, (2003) risiko
merupakan suatu persepsi-persepsi tentang ketidakpastian dan konsekuensi-
konsekuensi bagi konsumen terkait hal negatif dalam menggunakan barang atau jasa.
Menurut Philip Kotler & Keller, (2016) bahwa indikator perceived risk atau persepsi
risiko adalah sebagai berikut :
a. Risiko sosial
Risiko bahwa pilihan produk yang kurang baik dapat menimbulkan rasa malu
dalam lingkungan sosial.
b. Risiko Fungsional
Risiko yang menerangkan bahwa produk tidak mempunyai kinerja seperti apa
yang diharapkan sebelumnya.
c. Risiko Finansial
Risiko yang menerangkan bahwa pilihan produk tidak akan seimbang dengan
harganya.
Hunt & Morgan, (1994) mendefinisikan kepercayaan sebagai suatu kondisi di mana
salah satu pihak yang terlibat dalam proses pertukaran yakin dengan keandalan dan
Peran Kepercayaan dalam Memoderasi Pengaruh
Harga dan Risiko Terhadap Nilai yang Dipersepsikan
2024
Felicia Arihta Hosiana, Yanuar Ramadhan, Muhammad Natsir Nugroho
58
integritas pihak yang lain. Menurut Mowen & Minor, (2002), kepercayaan konsumen
adalah semua pengetahuan yang dimiliki oleh konsumen dan semua kesimpulan yang
dibuat konsumen tentang objek, atribut dan manfaatnya. Objek dapat berupa produk, orang,
perusahaan dan segala sesuatu dimana seseorang memiliki kepercayaan dan sikap.
Robbins et al., (2007) menyatakan bahwa kepercayaan merupakan pengharapan positif
bahwa pihak lain tidak akan lewat perkataan, tindakan atau keputusan mengambil
kesempatan melukai pihak lain. Berdasarkan survey pendahuluan yang dilakukan dengan
menggunakan kuesioner terhadap 30 pasien, didapatkan hasil masih ada pasien yang
khawatir untuk melakukan pelayanan kesehatan di RS X Ciledug adalah sebesar 46% (13
pasien) dengan tingkat kepercayaan pasien sebesar 79%.
Menurut Robbins et al., (2007), dimensi trust atau kepercayaan terdiri dari lima
bagian adalah:
a. Integrity, merupakan individu yakin bahwa pihak lain akan berlaku jujur dan berlaku
sebenarnya.
b. Competence, merupakan memiliki pengetahuan dan keahlian teknik interpersonal yang
dimiliki individu.
c. Consistency, merupakan reliabilitas, prediktibilitas dan keputusan tepat dari individu
dalam menghadapi situasi tertentu.
d. Loyalty, merupakan kemauan untuk melindungi dan menyelamatkan nama baik orang
lain.
e. Openness, merupakan seseorang yang percaya memiliki kemauan untuk berbagi ide,
pemikiran, dan perasaan kepada pihak lain.
Sedangkan menurut Mayer, (1995) dimensi kepercayaan (trust) antara lain :
a. Kemampuan (ability), merupakan kompetensi yang dimiliki untuk mempengaruhi
mengotorisasi wilayah spesifik.
b. Kebaikan hati (benevolence), merupakan kemauan untuk memberikan kepuasan yang
saling menguntungkan antara satu pihak dan pihak lainnya.
Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis apakah
ada hubungan harga dan risiko terhadap nilai yang dipersepsikan dengan kepercayaan
pasien sebagai variabel intervening di RS X Ciledug.
METODE PENELITIAN
Desain penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan rancangan penelitian
ini adalah desain kausal (Sugiyono, 2020). Berdasarkan tujuan penelitian, maka penelitian
ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh harga, risiko terhadap nilai yang
dipersepsikan dengan kepercayaan sebagai variabel intervening. Analisis yang digunakan
dalam penelitian ini menggunakan Statistical Product of Social Science (SPSS) dengan
Path Analysis. Dalam penelitian ini jumlah item indikator pernyataan adalah sebanyak 34
item yang digunakan untuk mengukur 4 variabel dengan jumlah sampel 82 orang responden
yang merupakan pasien rawat jalan dengan jaminan non Jaminan Kesehatan Nasional
(JKN).
Volume 4, Nomor 1, Januari 2024
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
59 http://sosains.greenvest.co.id
HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisa Data
Uji Validitas
Pengujian validitas pada penelitian ini menggunakan tehnik Product Moment
Pearson dimana hasilnya menunjukkan nilai r
hitung >
r
tabel
yakni > 0,361 sehingga dinyatakan
valid. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semua item yang ada dapat dianalisis
lebih lanjut karena telah memenuhi kriteria.
Uji Reliabilitas
Berdasarkan hasil pengolahan data, diperoleh hasil pengujian reliabilitas untuk
semua kuesioner penelitian disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 1. Uji Reliabilitas
Variabel
Nilai Cronbach Alpha
Harga (X
1
)
0,895
Risiko (X
2
)
0,760
Nilai yang dipersepsikan (Y)
0,866
Kepercayaan (Z)
0,960
Uji Asumsi Klasik
Uji Normalitas
Uji normalitas berguna untuk menentukan data yang telah dikumpulkan berdistribusi
normal atau diambil dari populasi normal.
Dalam penelitian ini, uji normalitas juga akan digunakan untuk mengukur normalitas
pada variabel-variabel X
1
, X
2
, Y dan Z. Metode yang digunakan untuk menguji normalitas
adalah dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov (dikarenakan jumlah sampel lebih
dari 50). Jika nilai signifikansi dari hasil uji Kolmogorov-Smirnov > 0,05 (tingkat
kesalahan penelitian atau alpha) maka dapat dinyatakan bahwa data dalam penelitian
berdistribusi secara normal.
Tabel 2. Uji Normalitas
Tes Statistik
Asymp. Sig. (2-tailed)
0.055
0.200
Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas adalah situasi adanya korelasi yang kuat antara variabel bebas yang
satu dengan variabel bebas yang lainnya dalam analisis regresi. Apabila dalam analisis
terdeteksi multikolinearitas maka angka estimasi koefesien regresi yang didapatkan
mempunyai nilai yang tidak sesuai dengan substansi, sehingga dapat menyesatkan
interpretasi. Selain itu juga nilai standard error setiap koefesien regresi dapat menjadi tidak
terhingga.
Tabel 3. Uji Multikolinearitas
Coefficients
a
Model
Collinearity
Statistics
Tolerance
VIP
1
Harga (X
1
)
.529
1.891
Risiko (X
2
)
.611
1.637
Kepercayaan (Z)
.559
1.790
a. Dependent Variable : Nilai yang
dipersepsikan
Peran Kepercayaan dalam Memoderasi Pengaruh
Harga dan Risiko Terhadap Nilai yang Dipersepsikan
2024
Felicia Arihta Hosiana, Yanuar Ramadhan, Muhammad Natsir Nugroho
60
Model dikatakan terbebas dari multikolinearitas apabila nilai VIF <10 atau nilai
tolerance semakin mendekati 1. Dari tabel 3 dapat dilihat bahwa perhitungan nilai Variance
Inflation Factor (VIF) menunjukkan bahwa tidak ada satupun variabel bebas yang
memiliki nilai VIF lebih dari 10, selain itu juga tidak terdapat nilai Tolerance yang < 0,10
sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas antara variabel independen
(variabel bebas) tersebut.
Uji Autokorelasi
Uji asumsi ini dilakukan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi
linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada t-1
sebelumnya.
Tabel 4. Uji Autokorelasi
Model
Hasil
Durbin-Watson Statistik
2.169
Berdasarkan tabel diatas, nilai Durbin-Watson yang dihasilkan sebesar 2,181 dan
angka tersebut terletak diantara -2 dan +2. Hal tersebut berarti model regresi kedua diatas
tidak terdapat masalah autokorelasi sehingga model regresi layak untuk digunakan.
Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model
regresi terdapat ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain.
Gambar 2. Grafik Scatterplot Heteroskedastisitas
Berdasarkan hasil gambar grafik heteroskedastisitas Gambar 2 terlihat bahwa titik-
titik menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu
Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas
Analisa Jalur (Path Analysis)
Analisis jalur digunakan untuk menggambarkan dan menguji model hubungan antar
variabel yang berbentuk sebab akibat. Dalam penelitian ini, analisis jalur digunakan untuk
mengetahui pengaruh antara variabel X
1
, X
2
, dan Y terhadap Z.
Koefisien jalur 1 menguji pengaruh harga dan risiko terhadap kepercayaan, maka
diperoleh hasil sebagai berikut :
Z= pzX
1
+ pzX
2
+ e1
Z= 0,466(X
1
) + 0,275(X
2
) + 0,747
Sedangkan koefisien jalur 2 yang menguji pengaruh harga, risiko, kepercayaan
terhadap nilai yang dipersepsikan didapatkan hasil sebagai berikut :
Y=pyX
1
+ pyX
2
+ pyz + e2
Y=0,294(X
1
) + 0,248(X
2
) + 0,265(Y) + 0,728
Volume 4, Nomor 1, Januari 2024
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
61 http://sosains.greenvest.co.id
Berdasarkan hasil rekapitulasi pengujian, maka diperoleh hasil analisis jalur tiap-
tiap variabel, yang dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 3. Model Analisa Jalur
Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis merupakan pembuktian hipotesis atas semua yang telah
dihipotesakan dalam penelitian ini berdasarkan teori. Adapun pengujian hipotesa dalam
penelitian ini sebagai berikut :
Pengujian hipotesa sub struktur 1
Tabel 5. Hasil uji hipotesa sub struktur 1
Struktur Path
Koefisien
Jalur
Nilai
Sig
Hasil
Pengujian
Koefisien
Variabel Lain
Harga (X
1
) terhadap
kepercayaan
(Z)
.466
0.000
Ho ditolak
0.747
Risiko (X
2
) terhadap
kepercayaan (Z)
.275
0.009
Ho ditolak
Melalui pengujian signifikansi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa variabel
harga (X
1
) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kepercayaan (Z) dimana pengaruh
yang dihasilkan sebesar 0,446. Melalui pengujian signifikansi di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa variabel risiko (X
2
) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
kepercayaan (Z) dimana pengaruh yang dihasilkan sebesar 0,275
Pengujian hipotesa substruktur 2
Tabel 6. Hasil uji hiopotesa sub struktur 2
Struktur Path
Koefisien
Jalur
Nilai
Sig
Hasil
Pengujian
Koefisien
Variabel Lain
Harga (X
1
) terhadap
nilai yang dipersepsi
kan (Y)
.294
0.011
Ho ditolak
0.728
Risiko (X
2
) terhadap nilai
yang dipersepsi
kan (Y)
.248
0.021
Ho ditolak
Kepercayaan
(Z) terhadap nilai yang
dipersepsi
kan (Y)
.265
0.019
Ho ditolak
Peran Kepercayaan dalam Memoderasi Pengaruh
Harga dan Risiko Terhadap Nilai yang Dipersepsikan
2024
Felicia Arihta Hosiana, Yanuar Ramadhan, Muhammad Natsir Nugroho
62
Melalui pengujian signifikansi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa variabel
persepsi harga (X
1)
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap nilai yang dipersepsikan
(Y) dimana pengaruh yang dihasilkan sebesar 0,294. Melalui pengujian signifikansi di atas,
maka dapat disimpulkan bahwa variabel risiko (X
2
) memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap nilai yang dipersepsikan (Y) dimana pengaruh yang dihasilkan sebesar 0,248.
Melalui pengujian signifikansi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa variabel
kepercayaan (Z) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap nilai yang dipersepsikan (Y)
dimana pengaruh yang dihasilkan sebesar 0,265.
Pengaruh Harga dan Risiko terhadap Nilai yang dipersepsikan melalui Kepercayaan
Pasien
Hasil penelitian menunjukan harga dan risiko memiliki pengaruh terhadap nilai yang
dipersepsikan dengan dimoderasi oleh kepercayaan pasien. Hal ini dibuktikan dengan hasil
statistik tingkat signifikansi 0.000. Hal ini menunjukkan bahwa sebuah kepercayaan yang
timbul dari pasien dapat memoderasi pengaruh yang ditimbulkan oleh harga dari sebuah
produk atau jasa dan risiko terhadap pembelian tersebut terhadap nilai yang dipersepsikan
dari sebuah produk atau jasa.
Hal ini sesuai dengan perspektif teori, salah satu komponen bauran pemasaran yang
menjadi pertimbangan konsumen untuk membeli dan dimanfaatkan oleh pelaku usaha
untuk menarik minat pembelian adalah harga (Davis & Bagchi, 2018). Penelitian yang
dilakukan oleh Puspitaningtyas & Kurniawan, (2016) menjelaskan bahwa kepercayaan
konsumen terjadi karena pelayanan yang diberikan memenuhi harapan dan keinginan
konsumen, tempat tersebut memiliki harga yang bersaing dan sesuai dengan manfaat yang
diterima konsumen. Penelitian yang dilakukan oleh Büttner & Göritz, 2008; Ratmono &
Septiana, (2021) menjelaskan bahwa corporate image, word of mouth, persepsi teknologi
dan risiko berpengaruh langsung terhadap kepercayaan.
Membangun kepercayaan konsumen merupakan kunci keberhasilan bisnis. Salah
satu cara untuk membangun kepercayaan konsumen adalah dengan meminimalkan risiko-
risiko yang mungkin ditanggung konsumen saat melakukan pembelian. Hal ini berlaku di
RS X Ciledug dimana kepercayaan yang tercipta oleh pasien dapat dibuktikan dengan
adanya pembelian ulang oleh pasien yang dapat dilihat dari tingkat kunjungan berulang
pasien lama yang meningkat walaupun belum signifikan seperti halnya pasien dengan
penjaminan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
Harga memiliki pengaruh terhadap Nilai yang dipersepsikan
Hasil penelitian menunjukan harga memiliki pengaruh terhadap nilai yang
dipersepsikan. Hal ini dibuktikan dengan hasil statistik dimana tingkat signifikansi 0.001.
Hal ini menunjukkan bahwa harga oleh pelanggan akan berpengaruh terhadap nilai yang
dihasilkan oleh sebuah produk atau jasa. Semakin tinggi nilai dari sebuah produk atau jasa
maka akan semakin sesuai persepsi harga yang didapat.
Pada uji three box method, indeks skor tertinggi pada harga berada dalam dimensi
daya saing harga pada item pernyataan kedelapan mengenai harga pelayanan di RS X
Ciledug lebih wajar dengan rumah sakit lain yang memperoleh skor rata-rata sebesar 70,75
berada pada kategori tinggi, sedangkan indeks skor terendah berada pada dimensi
keterjangkauan harga pada item pernyataan kedua mengenai harga pelayanan yang
ditetapkan di RS X Ciledug masih dapat dijangkau oleh semua kalangan yang memperoleh
skor rata-rata sebesar 68,00 berada pada kategori tinggi. Sedangkan indeks skor tertinggi
pada nilai yang dipersepsikan berada pada dimensi social value pada item pernyataan
kelima mengenai memperoleh pengakuan sosial yang lebih baik saat saya menggunakan
pelayanan di RS X Ciledug yang memperoleh skor rata-rata 73,75 berada pada kategori
Volume 4, Nomor 1, Januari 2024
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
63 http://sosains.greenvest.co.id
tinggi, sedangkan indeks skor terendah berada pada dimensi Quality/ performance value
pada item pernyataan ketujuh mengenai Pelayanan yang diberikan RS X Ciledug memiliki
kualitas yang dapat dipercaya yang memperoleh skor rata-rata sebesar 66,00 berada pada
kategori tinggi. Hal ini dapat kita lihat di RS X Ciledug dimana tingkat kepercayaan yang
ada yang menciptakan kunjungan berulang, kualitas pelayanan bukan merupakan hal yang
membuat pasien tersebut berkunjung kembali. Hal ini disampaikan melalui kuesioner
kepuasan pelanggan yang diadakan setiap tahunnya.
Fenomena yang terjadi di RS X Ciledug merupakan rumah sakit kelas C yang ada
di daerah Ciledug yang dikelilingi oleh beberapa rumah sakit ibu dan anak swasta lainnya.
Dari hal tersebut, maka semakin harga yang ditetapkan oleh RS X Ciledug dinilai lebih
terjangkau oleh pasien maka nilai yang dipersepsikan yang didapatkan akan lebih baik
sehingga dapat meningkatkan jumlah kunjungan pasien dengan jaminan non Jaminan
Kesehatan Nasional (JKN).
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Edison, 2014; Lukiyana
& Silitonga, 2017; Pratama & Azizah, (2022). menunjukkan bahwa harga memiliki
pengaruh yang positif terhadap nilai yang dipersepsikan. Sama hal nya dengan penelitian
yang dilakukan oleh Hartanto & Harjanti, (2021) yang menyatakan bahwa harga
berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap nilai yang dipersepsikan.
Risiko memiliki pengaruh terhadap Nilai yang dipersepsikan
Hasil penelitian menunjukan risiko berpengaruh signifikan terhadap nilai yang
dipersepsikan. Hal ini dibuktikan dengan hasil statistik dimana tingkat signifikansi 0.248.
Hal ini menunjukkan bahwa risiko pembelian sebuah produk atau jasa memiliki pengaruh
terhadap nilai dari sebuah produk atau jasa.
Pada uji three box methhod, indeks skor tertinggi pada risiko berada pada dimensi
risiko fungsional pada item pernyataan ketiga yaitu kekhawatiran tidak mendapatkan
manfaat yang saya harapkan dalam pelayanan di X Ciledug yang memperoleh skor rata-
rata sebesar 73,00 berada pada kategori tinggi, sedangkan indeks skor terendah berada pada
dimensi risiko sosial pada item pernyataan pertama yaitu kekhawatiran komentar negatif
orang lain ketika mendapat pelayanan di RS X Ciledug yang memperoleh skor rata-rata
sebesar 67,75 berada pada kategori tinggi. Sedangkan indeks skor tertinggi pada nilai yang
dipersepsikan berada pada dimensi social value pada item pernyataan kelima mengenai
memperoleh pengakuan sosial yang lebih baik saat saya menggunakan pelayanan di RS X
Ciledug yang memperoleh skor rata-rata 73,75 berada pada kategori tinggi, sedangkan
indeks skor terendah berada pada dimensi Quality/ performance value pada item
pernyataan ketujuh mengenai Pelayanan yang diberikan RS X Ciledug memiliki kualitas
yang dapat dipercaya yang memperoleh skor rata-rata sebesar 66,00 berada pada kategori
tinggi. Hasil skor three box method menunjukkan situasi terkini RS X Ciledug, komentar
negatif masih merupakan salah satu faktor yang berperan dalam risiko yang mungkin
terjadi. Hal ini hanya dapat diminimalisir jika kita memberikan Quality performance yang
lebih baik.
Hasil penelitian diatas juga membuktikan apa yang dijalani oleh RS X Ciledug
dimana kualitas yang diukur oleh RS X Ciledug melalui Indikator Mutu Nasional (INM)
yang setiap bulannya dipublikasikan di media sosial yang dimiliki dapat memberikan rasa
aman sehingga risiko yang dipersepsikan oleh pasien lebih minimal dan menciptakan rasa
percaya untuk mendapatkan pelayanan di rumah sakit tersebut. Hal ini yang harus terus
menerus dipertahankan bahkan ditingkatkan melalui perbaikan-perbaikan yang
berkesinambungan dari Komite Mutu RS X Ciledug dalam peningkatan mutu sehingga
kepercayaan pasien selalu bisa didapatkan.
Peran Kepercayaan dalam Memoderasi Pengaruh
Harga dan Risiko Terhadap Nilai yang Dipersepsikan
2024
Felicia Arihta Hosiana, Yanuar Ramadhan, Muhammad Natsir Nugroho
64
Risiko memiliki pengaruh yang bervariasi terhadap konsumen. Penelitian ini
sejalan dengan teori yang diungkapkan oleh Phillip Kotler & Keller, (2016) yang
menyatakan bahwa risiko berpengaruh terhadap nilai yang dipersepsikan dari seorang
pelanggan akan keputusan membeli sebuah jasa atau produk. Risiko sesuai dengan
penelitian Adnyani & Sukaatmadja, (2019) perceived risk secara negatif signifikan
berpengaruh terhadap nilai yang dipersepsikan. Hasil ini berarti semakin baik pelaksanaan
mitigasi perceived risk (risiko) yang dirasakan oleh nasabah, maka akan semakin tinggi
nilai yang dipersepsikan (manfaat) yang diperoleh. Uslu & Karabulut, 2018; Wang, Gu,
Wang, & Wang, (2019) dalam penelitiannya menyatakan bahwa risiko dirasakan memiliki
efek yang positif terhadap nilai yang dirasakan.
Kepercayaan pasien memiliki pengaruh terhadap Nilai yang dipersepsikan
Hasil penelitian menunjukan kepercayaan pasien berpengaruh signifikan terhadap
nilai yang dipersepsikan. Hal ini dibuktikan dengan hasil statistik dimana tingkat
signifikansi 0.004. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi kepercayaan pasien akan
sebuah produk atau jasa maka akan semakin tinggi nilai yang dipersepsikan dari produk
atau jasa tersebut.
Pada uji three box method, indeks skor tertinggi pada kepercayaan berada pada
dimensi integrity pada item pernyataan kedua mengenai memiliki keyakinan bahwa RS X
Ciledug selalu menjaga reputasinya dengan memberikan pelayanan yang terbaik yang
memperoleh skor rata-rata 71.25 berada pada kategori tinggi, sedangkan indeks skor
terendah berada pada dimensi openness pada item pernyataan kesembilan mengenai
kemampuan RS X Ciledug akan melindungi privasi pasien yang memperoleh skor rata-rata
sebesar 68,50 berada pada kategori tinggi. Sedangkan indeks skor tertinggi pada nilai yang
dipersepsikan berada pada dimensi social value pada item pernyataan kelima mengenai
memperoleh pengakuan sosial yang lebih baik saat saya menggunakan pelayanan di RS X
Ciledug yang memperoleh skor rata-rata 73,75 berada pada kategori tinggi, sedangkan
indeks skor terendah berada pada dimensi Quality/ performance value pada item
pernyataan ketujuh mengenai Pelayanan yang diberikan RS X Ciledug memiliki kualitas
yang dapat dipercaya yang memperoleh skor rata-rata sebesar 66,00 berada pada kategori
tinggi. Hal ini tercermin dari survei kepuasan yang dilakukan setiap bulannya dimana
masih ada beberapa fasilitas dan pelayanan di RS X Ciledug yang belum mendapatkan
tingkat kepercayaan pasien yang signifikan.
Kepercayaan konsumen pada suatu perusahaan bukan hanya dipengaruhi oleh
kualitas pelayanan yang diberikan. Saat ini mengetahui nilai yang dirasakan pelanggan juga
telah menjadi penting untuk bisnis. Penelitian yang dilakukan oleh Nafilah, 2021; Norouzi,
Jafarizadeh, Karbalaei, & Najafi, 2013; Nugraha & Mandala, (2020) kepercayaan
konsumen memiliki pengaruh terhadap nilai yang dipersepsikan konsumen. Semakin besar
pengetahuan tentang nilai yang dirasakan konsumen akan dapat menyebabkan kepercayaan
pelanggan yang lebih meningkat, posisi kompetitif yang lebih kuat dan pada akhirnya
pangsa pasar yang lebih tinggi (Suseno & Rahyuda, 2019). Penelitian yang dilakukan oleh
Afraniza, Shaluhiyah, & Arso, (2022) menjelaskan bahwa kepercayaan pasien terhadap
staff rumah sakit berpengaruh signifikan terhadap nilai yang dirasakan pasien. Hubungan
pasien terhadap staff yang baik merupakan bagian penting dari awal permulaan
terbentuknya kepercayaan pasien. Semakin tinggi kepercayaan pasien pada pihak rumah
sakit akan meningkatkan nilai yang dirasakan pasien.
Harga memiliki pengaruh terhadap kepercayaan pasien
Hasil penelitian menunjukan harga berpengaruh signifikan terhadap kepercayaan
pasien. Hal ini dibuktikan dengan hasil statistik dimana tingkat signifikansi 0,000. Hal ini
Volume 4, Nomor 1, Januari 2024
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
65 http://sosains.greenvest.co.id
menunjukkan bahwa semakin terjangkau harga atau biaya akan sebuah produk atau jasa
makan akan semakin tinggi kepercayaan pasien akan jasa tersebut. Harga digambarkan
sebagai suatu evaluasi harga tertentu oleh konsumen. Reasonable menjadi salah satu
ukuran yang mencerminkan penerimaan harga (Hung, Cheng, Chuang, Yu, & Lin, 2021).
Harga adalah alat utama dan penentu keputusan pembelian konsumen yang signifikan, juga
digunakan untuk menarik konsumen pada produk tertentu. Pada tingkat harga yang berbeda
memiliki dampak yang berbeda pada persepsi konsumen dan keputusan pembelian mereka
(Aprilianty, Purwanegara, & Suprijanto, 2016). Penelitian yang dilakukan oleh Apriliani,
(2013) menjelaskan bahwa meskipun harga yang ditawarkan oleh produsen relatif tinggi,
konsumen tidak keberatan untuk melakukan pembelian selama konsumen percaya terhadap
produsen. Kesediaan konsumen untuk membayar dengan harga yang tinggi, tentunya
dengan harapan konsumen akan mendapatkan produk yang baik, berkualitas tinggi dan
sesuai dengan informasi yang tercantum dalam website.
Risiko memiliki pengaruh terhadap kepercayaan pasien
Hasil penelitian menunjukan risiko berpengaruh signifikan terhadap kepercayaan
pasien. Hal ini dibuktikan dengan hasil statistik dimana tingkat signifikansi 0,190. Hal ini
menunjukkan bahwa risiko yang didapatkan dari pembelian jasa berpengaruh terhadap
kepercayaan pasien.
Hal ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh teori Phillip Kotler & Keller,
(2016) yang menyatakan bahwa risiko dapat mempengaruhi tingkat kepercayaan pasien
terhadap pelayanan jasa yang didapatnya. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Ramadhani,(2021) menjelaskan bahwa risiko memiliki
pengaruh terhadap kepercayaan konsumen pada pengguna e-commerce di Surabaya.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa konsumen memerlukan pengetahuan dan
informasi tentang risiko yang didapatkan dari pengalaman atau pengetahuan.
KESIMPULAN
Hasil pengujian hipotesis dalam penelitian ini membuktikan bahwa terdapat
pengaruh harga dan risiko terhadap nilai yang dipersepsikan melalui kepercayaan pasien.
Maknanya adalah harga pelayanan sebuah jasa yang terjangkau disertai dengan
pelaksanaan mitigasi risiko yang mungkin dihadapi dalam mendapatkan pelayanan dapat
meningkatkan nilai yang dipersepsikan dari pelayanan jasa tersebut dan perlu adanya
kepercayaan pasien untuk mendapatkan apresiasi yang baik dari pasien.
DAFTAR PUSTAKA
Adnyani, Desak Ayu Made Eva Suari, & Sukaatmadja, I. Putu Gde. (2019). Peran
Perceived Risk Dalam Memediasi Pengaruh Perceived Quality Terhadap Perceived
Value. Udayana University.
Afraniza, Yuzzi, Shaluhiyah, Zahroh, & Arso, Septo Pawelas. (2022). Analisis Pengaruh
Kepercayaan Terhadap Loyalitas Pasien Melalui Nilai Pasien Di Rs Islam Sultan
Agung Pada Masa Pandemi Covid-19. Visikes: Jurnal Kesehatan Masyarakat, 21(2).
Apriliani, Erin Puri. (2013). Pengaruh Risiko Dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian
Melalui Kepercayaan Konsumen. Jdm (Jurnal Dinamika Manajemen), 4(2).
Aprilianty, Fitri, Purwanegara, Mustika Sufiati, & Suprijanto. (2016). Effects Of Colour
Towards Underwear Choice Based On Electroencephalography (Eeg). Australasian
Marketing Journal, 24(4), 331336.
Büttner, Oliver B., & Göritz, Anja S. (2008). Perceived Trustworthiness Of Online Shops.
Journal Of Consumer Behaviour: An International Research Review, 7(1), 3550.
Davis, Derick F., & Bagchi, Rajesh. (2018). How Evaluations Of Multiple Percentage Price
Peran Kepercayaan dalam Memoderasi Pengaruh
Harga dan Risiko Terhadap Nilai yang Dipersepsikan
2024
Felicia Arihta Hosiana, Yanuar Ramadhan, Muhammad Natsir Nugroho
66
Changes Are Influenced By Presentation Mode And Percentage Ordering: The Role
Of Anchoring And Surprise. Journal Of Marketing Research, 55(5), 655666.
Edison, Sri Restuti. (2014). Pengaruh Persepsi Kualitas Dan Persepsi Harga Terhadap
Perceived Value, Citra Perusahaan Dan Minat Konsumen Membeli Beras Komersial
Bulog Di Kota Pekanbaru. Jurnal, 1015.
Featherman, Mauricio S., & Pavlou, Paul A. (2003). Predicting E-Services Adoption: A
Perceived Risk Facets Perspective. International Journal Of Human-Computer
Studies, 59(4), 451474.
Hartanto, Christopher Aaron, & Harjanti, Dhyah. (2021). Pengaruh Price Terhadap
Purchase Intention Melalui Perceived Value Dan Perceived Risk Sebagai Variabel
Mediasi Pada Layanan Cuci Mobil “Flex Car Detailing” Di Surabaya. Agora, 9(1).
Hung, Hui Hsi, Cheng, Yin Hui, Chuang, Shih Chieh, Yu, Annie Pei I., & Lin, Yu Ting.
(2021). Consistent Price Endings Increase Consumers Perceptions Of Cheapness.
Journal Of Retailing And Consumer Services, 61, 102590.
Hunt, Shelby D., & Morgan, Robert M. (1994). Relationship Marketing In The Era Of
Network Competition. Marketing Management, 3(1), 18.
Ind, Nicholas. (1997). The Corporate Brand. In The Corporate Brand (Pp. 113). Springer.
Kotler, Philip, & Keller, Kevin Lane. (2016). Marketing Management 15th Ed.(15th).
Harlow.
Kotler, Phillip, & Keller, Kevin Lane. (2016). Manajemen Pemasaran. Jakarta: Pt Indeks.
Lukiyana, Lukiyana, & Silitonga, Abdul F. (2017). Pengaruh Persepsi Harga Dan Persepsi
Merek Terhadap Keinginan Pembelian Ulang Produk Dengan Persepsi Nilai Sebagai
Variabel Intervening Pada Produk Oriflame Di Jakarta. Media Studi Ekonomi, 20(1).
Mayer, Richard E. (1995). The Search For Insight: Grappling With Gestalt Psychology’s
Unanswered Questions.
Mcdougall, Gordon H. G., & Levesque, Terrence. (2000). Customer Satisfaction With
Services: Putting Perceived Value Into The Equation. Journal Of Services
Marketing, 14(5), 392410.
Mowen, John C., & Minor, Michael. (2002). Perilaku Konsumen. Jakarta: Erlangga, 90.
Nafilah, Ilya. (2021). Pengaruh Cost Saving, Time Saving Dan Trust Terhadap Purchase
Intention Melalui Perceived Value Pada Konsumen. Akmenika: Jurnal Akuntansi
Dan Manajemen, 18(2).
Nagle, Thomas T., & Hogan, John E. (2006). The Strategy And Tactics Of Pricing: A Guide
To Growing More Profitably 4th. Prentice Hall.
Naiyi, Y. E. (2004). Dimensions Of Consumer’s Perceived Risk In Online Shopping.
Journal Of Electronic Science And Technology, 2(3), 177182.
Norouzi, Abdollah, Jafarizadeh, Ali Akbar, Karbalaei, Maryam, & Najafi, Yousef. (2013).
The Effective Major Factors On Customer Perceived Value In Service Context: The
Application Of Anfis Method. European Online Journal Of Natural And Social
Sciences, 2(3), Pp-408.
Nugraha, Made Hadi, & Mandala, Kastawan. (2020). The Role Of Perceived Value In
Mediating The Effect Of Service Quality On Customer Trust. American Journal Of
Humanities And Social Sciences Research, 4(6), 272281.
Ohlson, J. C. (2008). Consumer Behavior And Marketing Strategy 8th Ed. Singapore:
Mcgraw-Hill.
Pratama, Alvaeniyah, & Azizah, Nurul. (2022). Pengaruh E-Wom, Product Quality, Dan
Price Terhadap Brand Image Melalui Perceived Value The Influence Of E-Wom,
Product Quality, And Price On Brand Image Through Perceived Value. Jurnal
Manajemen Dan Bisnis (Performa), 19 (01): 113-123, 19(28), 113123.
Puspitaningtyas, Zarah, & Kurniawan, Agung Widhi. (2016). Metode Penelitian
Volume 4, Nomor 1, Januari 2024
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
67 http://sosains.greenvest.co.id
Kuantitatif. Yogyakarta: Pandiva Buku.
Ramadhani, Maya Rizky. (2021). Pengaruh Persepsi Resiko Dan Komunikasi Mulut Ke
Mulut Pada Media Elektronik Terhadap Kepercayaan Konsumen Dalam Pembelian
Produk Fashion Di E-Commerce. Jurnal Ilmu Psikologi, 9(3), 616629.
Ratmono, Ratmono, & Septiana, Nani. (2021). Pengaruh Persepsi Teknologi Dan Persepsi
Risiko Terhadap Kepercayaan Pengguna M-Banking Bri Konvensional: Studi Pada
Mahasiswa Feb Um Metro. Derivatif: Jurnal Manajemen, 15(2), 294305.
Robbins, Marjorie, Judge, Adam, Liang, Lisa, Mcclintock, Kevin, Yaworski, Ed, &
Maclachlan, Ian. (2007). 2′-O-Methyl-Modified Rnas Act As Tlr7 Antagonists.
Molecular Therapy, 15(9), 16631669.
Schiffman, Leon G., Kanuk, Leslie Lazar, & Kumar, S. Ramesh. (1951). Consumer.
Marketing.
Smyczek, Sławomir. (2012). Consumer Behavior On International Market. Wydawnictwo
Placet.
Stanton, William J. (1998). Prinsip Pemasaran Edisi Ketujuh Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Sugiyono, P. D. (2020). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan Kombinasi (Mix
Methods)(Di Sutopo (Ed.). Alfabeta, Cv.
Suseno, Yenna Kurnia, & Rahyuda, Ketut. (2019). Peran Perceived Value Memediasi
Hubungan Kualitas Pelayanan Dengan Kepercayaan Konsumen. Udayana
University.
Sweeney, Jillian C., & Soutar, Geoffrey N. (2001). Consumer Perceived Value: The
Development Of A Multiple Item Scale. Journal Of Retailing, 77(2), 203220.
Uslu, Abdullah, & Karabulut, Ali Naci. (2018). Touristic Destinations’perceived Risk And
Perceived Value As Indicators Of E-Wom And Revisit Intentions.
Wang, Yu, Gu, Jibao, Wang, Shanyong, & Wang, Jing. (2019). Understanding Consumers’
Willingness To Use Ride-Sharing Services: The Roles Of Perceived Value And
Perceived Risk. Transportation Research Part C: Emerging Technologies, 105, 504
519.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike
4.0 International License.