JURNAL SOSIAL DAN SAINS VOLUME 4 NOMOR 3 2024 P-ISSN 2774-7018, E-ISSN
2774-700X |
||
Dampak
Kejadian Bencana terhadap
Foreign Direct Investment (FDI) di Indonesia Rizki Ayu Lestari1, Hera Susanti2 ����������� Universitas Indonesia, Jawa Barat, Indonesia Email:
[email protected] |
||
Kata kunci: FDI, kerugian modal manusia dan kerugian finansial Keywords: FDI, human capital loss, financial capital loss |
ABSTRAK Latar Belakang: FDI merupakan investasi jangka panjang yang
berperan penting terhadap perekonomian. Minat investor yang dilihat dari
evaluasi risiko dan keuntungan diharapkan menjadi salah satu pendorong
masuknya FDI di Indonesia Tujuan: penelitian ini
bertujuan untuk mengidentifikasi jenis-jenis bencana yang sering terjadi di
Indonesia, seperti gempa bumi, tsunami, letusan gunung berapi, banjir,
kekeringan, dan sebagainya. Metode: Penelitian ini menggunakan data panel yang mencakup data cross section
dan time series. Pengumpulan data menggunakan kuantitatif periode 2016-2019
di Kabupaten/Kota di Indonesia. Pengujian model herd investor dengan cara uji
chow, uji hausman, uji langrage multiplie (LM), uji hipotesis. Hasil: Penelitian ini
menemukan bahwa jumlah kejadian bencana, dan modal manusia yang diwakili oleh
variabel meninggal berkorelasi negatif terhadap FDI, sedangkan kerugian modal
finansial yang diwakili variabel kerugian rupiah berkorelasi positif terhadap
FDI. Kesimpulan: Penelitian
ini memperlihatkan bahwa terdapat pengaruh negatif jumlah kejadian bencana
alam terhadap aliran masuk FDI. Dampak yang ditimbulkan dari kejadian bencana
ini adalah adanya penurunan nilai terhadap FDI karena bencana dalam hal ini
dapat mempengaruhi persepsi dan keputusan para investor dalam memilih tujuan
investasinya ABSTRACT Background:
FDI is a long-term investment that plays an important role
in the economy. Investor decisions to invest that are examined by the
evaluation of expected risks and returns, are expected to bring more FDI in
Indonesia. Purpose: This
research aims to identify the types of disasters that often occur in
Indonesia, such as earthquakes, tsunamis, volcanic eruptions, floods,
droughts, and so on. Method: This research uses panel data
which includes cross section and time series data. Data collection using
quantitative period 2016-2019 in regencies / cities in Indonesia. Testing the
herd investor model by means of the chow test, hausman test, langrage
multiplie (LM) test, hypothesis testing Results: Through several analysis, the
number of disasters, and human capital represented by the death variable
shows negative correlation with FDI, while financial capital losses
represented by the loss variable shows positive correlation with FDI.
Disasters that damage production capacity affecting investors to relocate
their investment, due to developing countries are considered unable to handle
the disaster impacts Conclusion: This study shows that there is a
negative effect of the number of natural disasters on FDI inflows. The impact
of this disaster is a decrease in the value of FDI because disasters in this
case can affect the perceptions and decisions of investors in choosing their
investment destination. |
|
PENDAHULUAN
Foreign direct
investment (FDI)
memiliki peranan penting dalam perekonomian di Indonesia. Peneliti
berpendapat bahwa
FDI dianggap sebagai salah satu pembangk it dalam pembangunan ekonomi yang
berkelanjutan (Wulandari et al., 2022). Indonesia masih menjadi salah satu negara yang
mengharapkan investor asimg karena konsumsi masyarakat dan kecenderungan ekspor masih rendah. Word Investment Report mengemukakan
bahwa peningkatan investasi yang terjadi di Indonesia dikarenakan beberapa
faktor, yaitu adanya peningkatan dalam pertumbuhan ekonomi dan stock market serta tingkat suku bunga
yang rendah, sehingga Indonesia masuk dalam salah satu negara yang mendorong
tumbuhnya investasi di Asia Tenggara bahkan global dan masuk dalam urutan ke 47
(empat puluh tujuh).
Gambar 1 Perkembangan Realisasi Investasi
Triwulan I-Triwulan IV Tahun 2013-2018
Sumber:
Badan Koordinasi Penanaman Modal, 2018
Secara nilai, FDI jauh lebih
besar dibanding realisasi dari PMDN (gambar 1). Realisas i tertinggi untuk
aliran masuk FDI di Indonesia berada di triwulan III dan IV tahun 2017 yaitu
sebesar 111,7 triliun dan 112 triliun yang tersebar di beberapa wilayah.
Terdapat 10 (sepuluh) provinsi di Indonesia dengan nilai FDI terbesar yaitu
Provinsi Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Banten, Sulawesi Tengah,
Kepulauan Riau, Riau, Maluku Utara, Sulawesi Tenggara dan Papua. Provinsi Jawa
Barat merupakan wilayah dengan nilai FDI tertinggi yaitu US$ 5,88 miliar dengan
jumlah proyek sebanyak 55226.
Gambar 2 10 Provinsi dengan Nilai FDI Terebesar Tahun
2019
Papua Sulawesi Tenggara Maluku Utara Riau Kep. Riau Jumlah Proyek Sulawesi Tengah Nilai Banten Jawa Tengah DKI Jakarta Jawa Barat 0��������� 1000����� 2000����� 3000������ 4000����� 5000����� 6000������ 7000����� 8000����������� 9000
Sumber:
Badan Koordinasi Penanaman Modal, 2019
Perkembangan nilai FDI di suatu
wilayah tidak terlepas dari kondisi perekonomian, sehingga menjadi pertimbangan
dan alasan investor dalam menentukan investasinya. Pertimbangan tersebut
didasarkan pada evaluasi risiko dan keuntungan yang diharapkan, sehingga
investor mancanegara memiliki strategi yang beragam tergantung pada motivasi
dari perusahaan tersebut. Hal berbeda dijelaskan oleh peneliti dimana disamping keuntungan,
investor juga perlu menganggap bahwa peristiwa bencana penting dalam jangka
panjang (Oh, Oetzel, Rivera, & Lien, 2020).
Indonesia merupakan negara yang
masuk dalam salah satu titik pusat bencana didunia. Menurut data dari BNPB
(2020) di Indonesia telah terjadi 1.800 kejadian bencana di tahun 2012 hingga
2019, kejadian tersebut mencakup bencana alam hidrometerologi sebanyak 78 %
kejadian dan bencana geologi sekitar 22% kejadian.
Tingginya frekuensi kejadian
bencana alam di Indonesia akan mengakibatkan kerugian modal manusia dan
kerugian terkait finansial. Sejumlah penelitian meyakini bahwa salah satu
penjelasan dari fenomena peningkatan dan penurunan arus FDI ditentukan dari
kondisi negara penerima FDI (pull factors)
serta strategi dari para investor asing dalam menanamka n modalnya. Selain itu,
penerimaan aliran masuk FDI juga didasarkan pada keputusan investor pada
evaluasi risiko dan keuntungan yang diharapkan. Para
peneliti menemukan
bukti kuat bahwa faktor kejadian bencana alam memiliki dampak yang signifikan
terhadap investasi, aliran masuk FDI dan faktor produksi (Mahfudhoh & Cahyonowati, 2014). Hal ini juga telah dibuktikan oleh penelitan yang dilakukan oleh para peneliti di Thailand dimana bencana alam
secara negatif mempengaruhi aliran masuk FDI (Benali & Saidi, 2017).
Investor asing cenderung memikirkan kembali investas inya pada wilayah yang
rentan terhadap bencana, sehingga dapat mempengaruhi tingkat FDI di wilayah
tersebut. Ketika bencana alam terjadi jumlah pemasok lokal tenaga kerja akan
berkurang sehingga menyebabkan modal yang tinggi bagi perusahaan, dengan
demikia n perusahaan multinasional akan memikirkan kembali apakah negara
tersebut akan menguntungkan, atau bahkan memilih untuk membatalkan investasinya
(Kato & Okubo, 2018).
Elaborasi latar belakang di atas
menjelaskan bahwa pengetahuan mengenai risiko bencana alam terhadap arus FDI
merupakan faktor penting untuk menjadi dasar pembuat kebijakan dalam konteks
mitigasi bencana serta mekanisme respon cepat terhadap bencana sebagai dampak
pengurangan aliran masuk FDI di Indonesia. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 21
Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana menyebutkan
penyelenggaraan penaggulangan bencana harus disesuaikan pada saat tanggap
darurat bencana yang salah satunya adalah pengkajian secara cepat dan tepat
terhadap jenis kerusakan, kerugian dan sumber daya. Sehingga dalam hal ini
pemerintah dapat mempertimbangkan kesesuaian terhadap lokasi pembangunan dengan
tingkat kerentanan bencana (vulnerability)
yang tinggi tidak dilakukan pembangunan untuk pengembangan kawasan perekonomian
Menggunakaan data jumlah kejadian
bencana, kita dapat mengetahui pengaruh FDI terhadap bencana disamping itu
penelitian ini juga mengukur kerugian modal manusia dan kerusakan finansial
yang ditimbulkan akibat bencana terhadap aliran masuk FDI.
METODE
PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan data
panel yang mencakup data cross section dan time series. Pengumpulan data
menggunakan kuantitatif periode 2016-2019 di Kabupaten/Kota di Indonesia.
Terdapat beberapa pilihan pendekatan pengujian dengan panel data, yaitu metode
Ordinary Least Square (OLS), Fixed Effect Model (FEM) dan Random Effect Model
(REM). Pengujian model herd investor dengan cara uji chow, uji hausman, uji
langrage multiplie (LM), uji hipotesis (uji statistik F, koefisien determinasi
adjusted R-Square, uji validitas pengaruh) dan uji pelanggaran asumsi (uji
multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, uji autokorelasi). Pengukuran untuk
mengetahui hubungan antara kejadian bencana, kerugian modal manusia dan
kerugian finansial terhadap FDI menggunakan analisis regresi melalui persamaan
seperti berikut :
FDIit������ =��������� γ0 +
γ1 JKBit + γ2 KMMit + γ3 kKMFit + CVFit + εt
dimana, (γ0) variabel
intersept ; (γ1) koefisien liner antara nilai FDI dan jumlah kejadian
bencana, (γ2) koefisien linier antara nilai FDI dan kerugian modal
manusia, (γ3) koefisien linier antara nilai FDI dan kerugian modal
finansial, (JKBit) jumlah kejadian bencana di kabupaten/kota i pada waktu t,
(kmmit) kerugian modal manusia di kabupaten/kota i pada waktu t, (kmmit)
kerugian modal finansial di kabupaten/kota i pada waktu t, (CVFit) himpuna n
variabel kontrol dari FDI di kabupaten/kota i pada waktu t. Kerugian modal
manusia dan modal finansial menggunakan variabel data dari Badan Nasional
Penanggulangan Bencana dimana kerugian modal manusia mencakup total meninggal,
luka-luka, tunawisma, terimbas, dan kerugian modal finansial mencakup total
kerusakan lahan, kerusakan jalan, kerusakan infrastruktur dan kerusakan rupiah.
Dari
penelitian sebelumnya ditentukan hipotesa dalam penelitian ini, antara lain:
Tabel 1 Sumber Data dan Hipotesa
Penelitian
Variabel |
Indikator |
Sumber |
Hipotesis |
Aliran
Masuk FDI |
|
Badan
Statistik |
Pusat |
Kejadian
Bencana |
- Banjir - Puting Beliung -
Gempa Bumi -
Letusan Gunung
Api -
Tanah
Longsor -
Kekeringan -
Tsunami -
Gelombang
Pasang - Kebakaran Hutan |
Badan Nasional Penanggulangan Bencana |
Hubungan |
Kerugian Manusia |
Modal |
- Total Kematian - Total Luka-luka - Total Terimbas |
Badan Nasional Penanggulangan Bencana |
Kerugian Finansial |
Modal |
- Total Kerusakan Lahan - Total Kerusakan Infrastruktur - Total Kerusakan Jalan - Total Kerugian Rupiah |
Badan Nasional Penanggulangan Bencana |
Panjang Jalan |
Panjang jalan nasional |
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat |
Hubungan |
Jumlah Penduduk |
- |
Badan Pusat Statistik |
Hubungan |
Indeks Keterbukaan |
- |
Badan Pusat Statistik |
Hubungan |
Upah Tenaga
Kerja |
- |
Badan Pusat
Statistik |
Hubungan |
GDP Perkapita |
- |
Badan Pusat Statistik |
Hubungan |
Inflasi |
- |
Badan Pusat Statistik |
Hubungan |
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam analisa menggunakan data panel terdapat beberapa pemilihan
pendekatan yang dapat dipakai dalam melakukan analisis data variabel yaitu PLS,
FEM dan REM. Uji empiris akan mengestimasi beberapa model. Model 1 merupakan
model dasar yang hanya menggunakan variabel jumlah kejadian bencana. Model 2
mulai ditambahkan dengan variabel modal manusia yang mencakup jumlah meninggal,
jumlah luka-luka dan jumlah, serta modal 3 mengestimasi variabel kejadian
bencana alam, modal manusia dan modal finansial. Ketiga model tersebut
menggunakan variabel kontrol.
Tabel
2 Perbandingan Model Analisa Regresi
Variabel |
Model1 REM (Koefisien, Prob) |
Model 2 REM (Koefisien, Prob) |
Model 3 REM (Koefisien, Prob) |
Dependen JKB |
-30637.33 |
-28890.08 |
-28774.61 |
Modal Manusia MENINGGAL |
0.00** |
0.00** |
0.00** |
- |
-22.15370 |
-98.72963 |
|
|
- |
0.04** |
0.03** |
LUKA |
- |
-4839.831 |
-4878.134 |
|
- |
0.32 |
0.33 |
TUNAWISMA |
- |
-3.24 |
3.253362 |
Modal Finansial TERIMBAS |
|
0.87 |
0.88 |
- |
- |
-1.18 |
|
|
- |
- |
0.29 |
LAHAN |
- |
- |
6.14 |
|
- |
- |
0.88 |
JALAN |
- |
- |
39.29 |
|
- |
- |
0.46 |
INSFRASTRUKTUR |
- |
- |
-785.61 |
|
- |
- |
0.63 |
RUPIAH |
- |
- |
939.47 |
Kontrol PENDUDUK |
|
|
0.02** |
1.16 |
1.21 |
1.21 |
|
|
0.00** |
0.00** |
0.00** |
PDRB PERKAPITA |
-0.73 |
-0.68 |
-2.76 |
|
0.95 |
0.95 |
0.81 |
INFJALAN |
-0.52 |
-1.51 |
-1.53 |
|
0.45 |
0.45 |
0.44 |
INFLASI |
-26184.23 |
-27159.0 |
-27592.49 |
|
0.36 |
0.34 |
0.34 |
IDKETERBUKAAN |
0.00 |
0.00 |
0.00 |
|
0.13 |
0.14 |
0.15 |
JAWA |
557052. |
513778. |
528345.9 |
|
0.00** |
0.00** |
0.01** |
UPAH |
-0.16 |
-0.16 |
-0.16 |
|
0.00** |
0.04** |
0.03** |
R2 |
0.16 |
0.16 |
0.17 |
robust errors in parentheses ***p<0.01, **p<0.05, *p<0.1 |
Sumber : Output Eviews, diolah kembali
Berdasarkan tabel 2, REM terpilih
sebagai model terbaik. Analisa pada estimasi I, estimasi II dan Estimasi III
yaitu :
a.
Pengaruh kejadian bencana alam
terhadap FDI yaitu memilliki hubungan negatif dan mempengaruhi signifikan. Hal
ini menunjukan bahwa kejadian bencana alam mempengaruhi FDI sehingga dapat
diketahui setiap terjadi kenaikan 1 kali bencana alam akan mengakibatkan
penurunan terhadap FDI sebesar Rp. 30,63 triliun.
b.
Pengaruh kerugian modal manusia yang
diwakili oleh variabel meninggal, memilik i hubungan negatif dan mempengaruhi
signifkan. Hasil estimasi ini menunjukan bahwa setiap terjadi peningkatan
jumlah korban meninggal sejumlah 1 jiwa akan menga lami penurunan FDI sebesar
Rp 22,15 triliun.
c.
Pengaruh kerugian finansial yang
diwakili oleh variebl kerugian rupiah memilik i hubungan postif dan
mempengaruhi secara signifikan, sehingga dapat dijelaskan bahwa setiap terjadi
peningkatan kerugian rupiah sebesar 1 Rupiah maka FDI juga akan mengalami
peningkatan sebesar 939 milyar rupiah.
Pengaruh Kejadian Bencana Alam terhadap FDI
Kejadian bencana alam memiliki
dampak merugikan pada perekonomian. Hal ini terlihat bahwa adanya pengaruh
negatif dan signifikan kejadian bencana alam terhadap FDI, merupakan bentuk dari
keputusan dan persepsi investor dalam menentukan tujuan investasinya, dimana
investor melihat bagaimana evaluasi risiko dan keuntungan yang diharapkan pada
suatu wilayah tersebut (Soussane, Mansouri,
Fakhouri, & Mansouri, 2023).
Peneliti memperkirakan beberapa kasus dimana FDI memang meningkat setelah
bencana karena dilakukan rekonstruksi, namun akan mengala mi penurunan karena
pergeseran persepsi tentang kemungkinan bencana di masa mendatang, sehingga
investor akan menurunkan minat investor untuk berinvetasi, dan lebih memilih
lokasi lain dalam melakukan investasinya (Andriani, 2024).
Lebih lanjut dijelaskan bahwa selain persepsi investor terhadap kejadian
bencana, kondisi dari suatu negara terhadap ketahanan dalam menghadapi bencana
juga mempengaruhi masuknya FDI. Berdasarkan penjelasan dari peneliti terdahulu dimana
terdapat perbedaan antara dampak bencana alam antara negara berkembang dan
negara industri (Sahban & Se, 2018).
Negara berkembang dianggap paling rentan dan kesulitan dalam menghadapi
kejadian bencana. Terlihat ketika adanya kejadian bencana gempa bumi di Palu
yang terjadi pada tahun 2018, Indonesia menderita kerugian material senilai Rp
8,3 triliun di Kota Palu, Kabupaten Sigi Rp 6,9 triliun, Kabupaten Donggala Rp
2,7 triliun dan Kabupaten Parigi Moutong sebesar 640 miliar (Faiza, 2019).
Dampak dari adanya kejadian ini adalah kegiatan ekonomi yang terganggu dan
hilangnya faktor produksi karena kehancuran terhadap infrastruktur dan
pendapatan sebagian besar masyarakat. Kondisi tersebut menunjukan bahwa,
kejadian bencana mampu menghancurkan faktor produksi di Indonesia, sebagai
negara berkembang Indonesia masih belum dianggap mampu dalam menangani bencana,
sama seperti skenario yang telah disampaikan oleh peneliti terdahulu yang menjelaskan
bahwa adanya pengembalian setelah bencana akan membutuhkan waktu lama untuk
dilaksanakan di negara berkembang, karena adanya keterbatasan kapasitas dan
keterampilan tenaga kerja (Sahban & Se, 2018). Sehingga hal ini dapat mengurangi
pertumbuhan ekonomi jangka panjang sebagai tanggapan atas kerusakan yang
disebabkan oleh bencana alam dan pergeseran investasi dalam hal ini adalah FDI (Hasan & Azis,
2018).
Disamping itu, negara berkembang belum memiliki kelembagaan dan kebijakan yang
mampu untuk menahan guncangan bencana. Hal ini dikarenakan kebijakan mitigasi
bencana tersebut belum tersosialisasi secara jelas di masyarakat utamanya pada
lokasi yang rawan bencana. Dalam hal ini, Indonesia telah memiliki legislasi
terkait mitigasi bencana yaitu Undang-Undang Nomor 27 tahun 2007 tentang
Penanggulangan Bencana.
Pengaruh Kerugian Modal
Manusia terhadap FDI
Berdasarkan hasil estimasi yang
telah dilakukan, bahwa kerugian modal manusia yang diwakili oleh korban
meninggal berkolerasi negatif terhadap FDI (Pata & Caglar,
2021).
Hasil ini sesuai dengan dugaan awal hipotesis. Besarnya pengaruh berdasarkan
hasil estimasi tabel 2 adalah -22.15370, dimana jika terjadi peningkatan jumlah
korban meninggal sejumlah 1 korban jiwa maka akan terjadi penurunan FDI sebesar
Rp 22,15 triliun. Kondisi tersebut dapat terlihat pada kejadian gempa pada
tahun 2018 di Kabupaten Palu, Sulawesi Tengah, dimana berdasarkan dampak yang
terjadi bencana tersebut menelan korban jiwa sebanyak 2.045 orang dan mengalami
kerugian sebesar18,4 Triliun. Dengan adanya dampak yang ditimbulkan dari
kejadian bencana alam, yaitu korban meninggal, dapat berpengaruh pada akumulasi
modal manusia yang berkurang terhadap tenaga kerja yang memiliki keterampilan
karena adanya kecacatan dan korban jiwa akibat bencana sehingga meningkatkan
tabungan karena adanya peningkatan biaya terhadap biaya perawatan (Rijanta, Hizbaron,
& Baiquni, 2018).
Kondisi ini juga sejalan dengan penelitian dari peneliti terdahulu, jumlah
orang yang meninggal dalam bencana alam dapat berdampak pada hubungan antara
modal manusia dan tenaga kerja (Ali, 2019).
Dalam menghadapi bencana alam, kemampuan suatu negara untuk berproduksi
berkurang, hal ini disebabkan oleh fakta bahwa tenaga kerja terguncang dan
hilangnya kualifikasi profesional secara bertahap (Saxer, n.d.).
Hal tersebut akan menjadi pertimbangan bagi investor asing dalam melakukan
investasi. Bagaimanapun, mereka dapat membahayakan fungsi normal perusahaan
multinasional (Pasaribu, 2018).
Dengan cara ini, dapat dipahami bahwa aliran aliran masuk Foreign Direct
Investment (FDI) dapat dipengaruhi sebagai akibat dari pengurangan modal
manusia, menyebabkan investasi perusahaan multinasional harus dipikirkan
kembali. Disamping itu untuk variabel yang tercatat oleh Badan Nasional Penanggulangan
Bencana, jumlah orang yang meninggal, terimbas, dan tunawisma tidak signifikan
dalam kaitannya dengan mempengaruhi aliran aliran masuk Foreign Direct
Investment (FDI). Hasil tersebut dapat dikaitkan dengan fakta bahwa pada
bulan-bulan pertama setelah terjadinya bencana alam, pemerintah memiliki fokus
yang lebih besar untuk membant u yang terkena dampak, meninggal dan tunawisma.
Jika investor menyadari bahwa dampak bencana bersifat sementara, kemungkinan
keputusan mereka untuk berinvestasi di negara tuan rumah tidak akan terpengaruh (Anuchitworawong &
Thampanishvong, 2015).
Pengaruh Kejadian
Bencana, Kerugian Modal Manusia, dan Kerugian Finansial terhadap FDI
Berdasarkan tabel 2 dari ketiga hasil
estimasi diperoleh bahwa jumlah kejadian bencana, kerugian modal manusia yang
diwakili oleh variabel meninggal memiliki pengaruh negatif dan sifnikan terhadap FDI, sedangkan
untuk kerugian finansial yang diwakili oleh variabel kerugian rupiah memiliki
pengaruh positif dan signifikan terhadap FDI. Penjelasan hasil tersebut karena
kerugian finansial dapat dipulihkan bahkan oleh tekanan politik atau dengan
upaya untuk segera merekonstruksi nilai-nilai kerugian yang hilang. Kondisi
kerugian modal finansial yang tinggi dan bencana alam dapat dikaitkan dengan
keputusan perusahaan multinasional untuk tetap berada di daerah yang terkena
dampak, karena kerugian yang dicatat di negara tidak selalu secara langsung
mempengaruhi aktivitas perusahaan yang telah berivestasi di suatu wilayah.
KESIMPULAN
Penelitian
ini memperlihatkan bahwa terdapat pengaruh negatif jumlah kejadian bencana alam
terhadap aliran masuk FDI. Dampak yang ditimbulkan dari kejadian bencana ini
adalah adanya penurunan nilai terhadap FDI karena bencana dalam hal ini dapat
mempengaruhi persepsi dan keputusan para investor dalam memilih tujuan
investasinya, karena bencana besar bisa datang kembali mengingat Indonesia
menjadi wilayah pusat bencana, selain itu kondisi negara berkembang yang
dinilai belum cukup mampu dalam menangani kejadian bencana besar. Kondisi ini
juga didukung dengan hasil estimasi kedua dimana kerugian modal manusia yang
diwakili oleh korban meninggal memiliki pengaruh negatif terhadap aliran FDI.
Dampak yang terjadi akan mempengaruhi penurunan nilai FDI di Indonesia karena
imbas dari korban meninggal suatu negara yaitu dapat kehilangan para tenaga
kerja terampil, sehingga akan berpengaruh pada perusahaan multinasional. Namun
disisi lain, terkait kerugian finansial yang diwakili oleh kerugian rupiah,
memiliki hubungan posifit dan berpengaruh signifikan terhadap aliran masuk FDI,
dampak yang ditimbulkan adalah tidak memiliki pengaruh terhadap nilai masuk
FDI, hal ini dikarenakan kerugian rupiah tidak secara langsung mempengaruhi aktivitas
perusahaan secara langsung, dan dapat dimitigasi dengan tekanan politik yang
ada di wilaya h tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Mohammad. (2019). Pengaruh Kepemilikan Institusional, Kepemilikan
Saham Publik, Umur Perusahaan, Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Profitabilitas
Dengan Jumlah Bencana Alam Sebagai Moderasi. Jurnal Magister Akuntansi
Trisakti Vol, 6(1), 71�94.
Andriani, Heidy. (2024). Peran Hukum Kontrak Dalam Investasi
Asing Langsung: Analisis Kasus Di Negara Berkembang. Jurnal Intelek Dan
Cendikiawan Nusantara, 1(2), 1170�1184.
Anuchitworawong, Chaiyasit, & Thampanishvong, Kannika.
(2015). Determinants of foreign direct investment in Thailand: Does natural
disaster matter? International Journal of Disaster Risk Reduction, 14,
312�321.
Benali, Nadia, & Saidi, Kais. (2017). A Robust Analysis
Of The Relationship Between Natural Disasters, Electricity And Economic Growth
In 41 Countries. Journal of Economic Development, 42(3).
Faiza, Nurlaili Adkhi Rizfa. (2019). Cash waqf linked sukuk
sebagai pembiayaan pemulihan bencana alam di Indonesia. Skripsi: UIN Sunan
Ampel Surabaya.
Hasan, Muhammad, & Azis, Muhammad. (2018). Pembangunan
Ekonomi & Pemberdayaan Masyarakat: Strategi Pembangunan Manusia dalam
Perspektif Ekonomi Lokal. CV. Nur Lina Bekerjasama dengan Pustaka Taman
Ilmu.
Kato, Hayato, & Okubo, Toshihiro. (2018). The impact of a
natural disaster on foreign direct investment and vertical linkages. Available
at SSRN 2983835.
Mahfudhoh, Ratih Umroh, & Cahyonowati, Nur. (2014). Analisis
faktor-faktor yang mempengaruhi peringkat obligasi. Fakultas Ekonomika dan
Bisnis.
Oh, Chang Hoon, Oetzel, Jennifer, Rivera, Jorge, & Lien,
Donald. (2020). Natural disasters and MNC sub-national investments in China. Multinational
Business Review, 28(2), 245�274.
Pasaribu, Shafiah Meike Serepina. (2018). Pengaruh Aliran
Modal Asing Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Asia. Bina Ekonomi, 22(2),
95�114.
Pata, Ugur Korkut, & Caglar, Abdullah Emre. (2021).
Investigating the EKC hypothesis with renewable energy consumption, human
capital, globalization and trade openness for China: evidence from augmented
ARDL approach with a structural break. Energy, 216, 119220.
Rijanta, Ryanto, Hizbaron, Dyah Rahmawati, & Baiquni, M.
(2018). Modal sosial dalam manajemen bencana. UGM PRESS.
Sahban, Muhammad Amsal, & Se, M. M. (2018). Kolaborasi
Pembangunan Ekonomi di Negara Berkembang (Vol. 1). Sah Media.
Saxer, Marc. (n.d.). Bagaimana Memproduksi Pertumbuhan
Dinamis yang Adil, Berkelanjutan, dan Hijau untuk Masyarakat yang Baik.
Soussane, Jihad Ait, Mansouri, Dalal, Fakhouri, Mohamed
Yassine, & Mansouri, Zahra. (2023). Does climate change constitute a
financial risk to foreign direct investment? An empirical analysis on 200
countries from 1970 to 2020. Weather, Climate, and Society, 15(1),
31�43.
Wulandari, Lia, Umar, Dandy Dermawan, Septiani, Dewi,
Iskandar, Harvian Harsim, Safina, Mutiara, & Haq, Vivih Ashfia. (2022).
Analisis pengaruh globalisasi dan perkembangan teknologi nuklir terhadap
lingkungan hidup yang berkelanjutan (sustainable environment). Jurnal Bisnis
Dan Manajemen West Science, 1(01), 36�50.
This
work is licensed under a Creative
Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License. |