Volume 1, Nomor 6 , Juni 2021
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
EFEKTIVITAS DAUN KELOR TERHADAP PRODUKSI ASI PADA IBU
MENYUSUI DI PUSKESMAS SIMPANG MAMPLAM BIREUEN
Dahliana dan Maisura
Akademi Kebidanan Darussalam Lhokseumawe
E-mail: dahliananana21073@gmail.com dan maisura175@gmail.com
Diterima:
16 Mei 2021
Direvisi:
14 Juni 2021
Disetujui:
15 Juni 2021
Abstrak
ASI dapat diberikan sampai bayi berusia 2 tahun. Berdasarkan
bukti ilmiah tentang manfaat ASI bagi bayi, ibu, keluarga dan
negara, pedoman internasional merekomendasikan pemberian ASI
eksklusif selama 6 bulan. MWN Tujuan Penelitian Untuk
mengetahui pengaruh pemberian daun kelor (Moringa oleifera)
terhadap produksi ASI pada Ibu Menyusui 1-6 bulan di wilayah
kerja Puskesmas Simpang Mamplam. Daun kelor memiliki fungsi
untuk merangsang produksi ASI pada ibu menyusui karna
mengandung senyawa fitosterol yang berfungsi untuk
meningkatkan dan melancarkan produksi ASI. Banyak alternatif
untuk meningkatkan produksi air susu ibu salah satunya dengan
mengkonsumsi daun kelor. Penelitian dilakukan sejak tanggal 02
Mei - 24 September 2019. Jenis penelitian ini adalah quasy
eksperimen, dengan rancangan penelitian pre and posttest control
group design. Adapun sampel dalam penelitian ini adalah ibu
menyusui yang berada di wilayah kerja Puskesmas Simpang
Mamplam yang berjumlah 30 orang. Analisa data menggunakan
uji Mann Witney. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa ada
perbedaan bermakna perubahan produksi ASI dilihat dengan
peningkatan berat badan bayi antara kelompok diberikan daun
kelor dengan tidak diberikan daun kelor dengan nilai P= 0.000
(p>0,05), diharapkan kepada ibu menyusui agar mengkonsumsi
daun kelor karena sangat bermanfaat untuk peningkatan produksi
ASI dan juga meningkatnya kesehatan ibu akan mempengaruhi
produksi ASI, keberhasilan ASI eksklusif didukung oleh banyak
faktor salah satunya adalah vitalitas ibu dan produksi ASI.
Kata Kunci : Produksi Asi, Berat Badan Bayi, Daun Kelor, Ibu
Menyusui.
Abstract
Breast milk can be given until the baby is 2 years old. Based on
scientific evidence on the benefits of breastfeeding for babies,
mothers, families and countries, international guidelines
recommend exclusive breastfeeding for 6 months. MWN Research
Objectives To determine the effect of giving Moringa (Moringa
oleifera) leaves on breast milk production in breastfeeding
mothers for 1-6 months in the work area of Simpang Mamplam
Health Center. Moringa leaves have a function to stimulate milk
production in nursing mothers because they contain phytosterol
compounds that function to increase and expedite milk
production. There are many alternatives to increase breast milk
production, one of which is by consuming Moringa leaves. The
study was conducted from May 02 to September 24, 2019. This
type of research is a quasi-experimental study, with a pre and
545 http://sosains.greenvest.co.id
Efektivitas Daun Kelor Terhadap Produksi ASI Pada Ibu
Menyusui di Puskesmas Simpang Mamplam Bireuen
2021
posttest control group design. The samples in this study were
breastfeeding mothers who were in the work area of the Simpang
Mamplam Health Center, totaling 30 people. Data analysis using
Mann Witney test. The results of statistical tests showed that there
was a significant difference in changes in breast milk production
as seen by the increase in infant weight between groups given
Moringa leaves and not given Moringa leaves with a P value =
0.000 (p>0.05), it is expected that breastfeeding mothers should
consume Moringa leaves because it is very beneficial for
increasing breast milk production and also increasing maternal
health will affect breast milk production, the success of exclusive
breastfeeding is supported by many factors, one of which is
maternal vitality and milk production.
Keywords: Breast Milk Production, Baby Weight, Moringa
Leaves, Breastfeeding Mother.
Pendahuluan
Pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan dianjurkan oleh pedoman internasional
yang didasarkan pada bukti ilmiah tentang manfaat ASI baik bagi bayi, ibu, keluarga
maupun negara. Menyusui adalah perilaku kesehatan multidimensional yang dipengaruhi
oleh interaksi dari faktor sosial, demografi, biologi, pre/postnatal dan psikologi
(Kurniawan, 2013) Makanan pertama dan utama bagi bayi adalah air susu ibu (ASI). Air
susu ibu sangat cocok untuk memenuhi kebutuhan bayi Arisman dalam (Winly, Wenes,
Malonda SH Nancy, Bolang, Alexasander Sl, Kopatow, 2012).
Menurut Survei Nasional 2016, tingkat pemberian ASI eksklusif di kalangan
wanita selama bulan pertama setelah melahirkan mencapai 66,2%, menunjukkan hasil
yang memuaskan (Chu, Sheu, Hsu, Liao, & Chien, 2019). Menyusui adalah tantangan,
unik dalam dampaknya pada ibu dan bayi, ikatan mereka dan implikasi kesehatan di masa
depan yang berdampak pada perilaku baik di masyarakat (Singh, 2020).
Periode emas dalam dua tahun pertama kehidupan anak dapat tercapai optimal
apa bila ditunjang dengan asupan nutrisi tepat sejak lahir (Mufida, Widyaningsih, &
Maligan, 2015) Hanya saja beberapa permasalahan muncul pada kesehatan anak terkait
ASI. Masalah kesehatan anak bayi merupakan salah satu masalah utama dalam bidang
kesehatan di Indonesia menurut Hidayat dalam (Lestari, 2013).
ASI merupakan satu-satunya makanan terbaik bagi bayi karena mempunyai
komposisi gizi yang paling lengkap dan ideal untuk pertumbuhan dan perkembangan
bayi. ASI dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi selama 6 bulan pertama. ASI
mengandung semua nutrisi yang diperlukan bayi untuk bertahan hidup pada 6 bulan
pertama, meliputi hormon, antibodi, faktor kekebalan sampai antioksidan (Kemenkes,
2014)
Manfaat ASI sangat besar tetapi tidak semua ibu mau menyusui bayinya karena
berbagai alasan, misalnya takut gemuk, sibuk, payudara kendur, ASI tidak mau keluar
atau produksinya berkurang. Dampak jika tidak memberikan ASI ekslusif kepada bayi
adalah rentan mengalami kekurangan nutrisi, rentan mengalami penyakit infeksi seperti
diare, infeksi telinga, Asma, ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut), pneumonia,
obesitas, dan resiko kematian lebih tinggi daripada bayi yang diberikan ASI Ekslusif
(Mulyani, 2013).
Banyak faktor penyebab rendahnya pemberian ASI eksklusif, salah satu
Dahliana dan maisura 546
Volume 1, Nomor 6 , Juni 2021
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
diantaranya adalah asupan gizi yang rendah dan ibu menyusui merasa jumlah ASI yang
diproduksi tidak cukup untuk memenuhi permintaan bayi. Asupan makanan ibu menyusui
ikut menentukan kualitas ASI-nya. ASI banyak mengandung banyak zat besi. Zat besi
yang ada pada ASI diserap bayi 100% berbeda dengan zat besi yang terkadung dalam
susu kalengan sehingga ibu perlu menambahkan asupan zat besi agar produksi ASI
bertambah (Fatimah, 2014).
Tanaman kelor sangat bagus untuk ibu yang sedang menyusui, kebutuhan gizi
ibu meningkat karena kebutuhan untuk memproduksi ASI. Banyak alternatif untuk
meningkatkan produksi ASI salah satunya dengan mengkonsumsi daun kelor.
Mengonsumsi daun kelor diyakini dapat meningkatkan produksi ASI pada ibu menyusui.
Senyawa-senyawa alami di dalam daun mungil ini berkhasiat untuk mendorong sekresi
hormon yang memerintah produksi susu dalam kelenjar payudara (Herimansyah, 2014).
Tanaman Kelor termasuk salah satu jenis tanaman obat yang merupakan tanaman
asli dari India, kemudian menyebar ke daerah sekitarnya ke benua Afrika dan Asia.
Tanaman kelor ini bisa tumbuh dari dataran tinggi maupun dataran rendah. 14 Daun kelor
dapat dipanen setelah tanaman tumbuh 1,5 sampai 2 meter, biasanya 3 sampai 6 bulan.
Hampir semua bagian dari tanaman kelor bermanfaat bagi kehidupan manusia dan
berkhasiat sebagai obat (Kurniasih, 2014).
Berbagai penelitian telah mengkaji manfaat pemberian Air Susu Ibu (ASI)
eksklusif dalam hal menurunkan mortalitas bayi, menurunkan morbiditas bayi,
mengoptimalkan pertumbuhan bayi, membantu perkembangan kecerdasan anak, dan
membantu memperpanjang jarak kehamilan bagi ibu (Fikawati & Syafiq, 2011).
Daun kelor di indonesia meliki fungsi untuk merangngsang produksi ASI pada
ibu yang sedang menyusi sehingga membuat ibu hamil tidak sampai kekurangan ASI
(Warta, 2017).
Menurut WHO tahun 2017 masih menunjukkan rata-rata angka pemberian ASI
eksklusif di dunia baru berkisar 38%. Berdasarkan data yang diperoleh dari Departemen
Kesehatan Republik Indonesia pada tahun 2017 bayi yang mendapatkan ASI eksklusif
selama 6 bulan pertama sebanyak 54% cakupan ini menurun bila dibandingkan dengan
tahun 2015 sebesar 55,7% dan tahun 2014 sebesar 55,9% (Kemenkes, 2017).
Berdasarkan Pantauan Status Gizi (PSG) 2017 yang dilakukan kementerian kesehatan,
bayi usia dibawah lima tahun yang mengalami masalah gizi mencapai 17,8% sama
dengan tahun sebelumnya. Jumlah tersebut terdiri dari balita yang mengalami gizi buruk
3,8% dan 14% gizi kurang (Kemenkes, 2017)
Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Bireuen tahun 2018
diketahui bahwa di Wilayah Kerja Puskesmas Simpang Mamplam pada bulan Desember
Tahun 2018 jumlah bayi usia 0-6 bulan sebanyak 537 jiwa dengan cakupan pemberian
ASI ekslusifnya sebesar 30% yaitu 159 jiwa masih kurang dari target pemberian ASI
ekslusif kabupaten yaitu sebesar 80%. Laporan Data Gizi Puskesmas Simpang Mamplam
Tahun 2018 terdapat 158 gizi kurang dan 1 gizi buruk
Pelatihan yang diadakan oleh Dinas Kesehatan Aceh tahun 2018 di Banda Aceh
tentang kegunaan dan manfaat daun kelor untuk penambahan Sel Darah Merah (HB) dan
dapat meningkatkan produksi ASI, Daun kelor bukan tanaman asing, banyak tumbuh di
masyarakat umum dan daun kelor juga merupakan salah satu Inovasi Puskesmas
Simpang Mamplam tentang TOGA yang harus ditanam di seluruh rumah masyarakat
Simpang Mamplam.
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk meneliti tentang
“Efektivitas Pemberian Daun Kelor (Moringa oleifera) Terhadap Produksi ASI Pada Ibu
Menyusui 1-6 Bulan Di wilayah kerja Puskesmas Simpang Mamplam Bireuen Tahun
547 http://sosains.greenvest.co.id
Efektivitas Daun Kelor Terhadap Produksi ASI Pada Ibu
Menyusui di Puskesmas Simpang Mamplam Bireuen
2021
2020”
Manfaat dari penelitian ini untuk mencari tahu tentang keefektifan daun kelor
untuk ibu menyusui. Berdasarkan informasi yang beredar daun kelor banyak manfaatnya
untuk ibu menyusui, maka dari itu penulis ingin mengetahui kebenaran manfaat daun
kelor.
Penelitian terdahulu tentang daun kelor pernah dilakukan oleh (Harsana,
Baiquni, Harmayani, & Widyaningsih, 2019) dengan judul ”Potensi Minuman Daun
Kelor Terhadap Peningkatan Produksi Air Susu Ibu (ASI) pada Ibu Postpartum”
penelitian terdahulu menyatakan bahwasanya daun kelor memiliki banyak manfaat yang
bisa diambil untuk meningkatkan ASI pada ibu hamil. Hal tersebut juga relevan dengan
penelitian yang dilakukan oleh penulis.
Metode Penelitian
Metode Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif yang artinya
berisi tentang penjelasan deskripsi. Desain Penelitian ini adalah penelitian eksperimen
semu atau quasy eksperimen, dengan rancangan penelitian pre and posttest control group
design. Rancangan ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pemberian daun kelor
terhadap produksi ASI ibu menyusui 1-6 bulan. Pada rancangan ini kelompok dibagi
menjadi group control dan group eksperimen
Hasil dan Pembahasan
TABEL I
Distribusi Frekuensi Produksi Asi Pada Kelompok Yang Diberikan Daun Kelor
(Kelompok Intervensi) Di Wilayah Kerja Puskesmas Simpang Mamplam Tahun 2020
No
Kelompok Intervensi
1
Rata-Rata
2
SD
3
Minumum
4
Maksimum
Berdasarkan tabel 1 didapatkan bahwa rata-rata produksi ASI pada kelompok
intervensi 4,40, hal ini menunjukkan bahwa daun kelor berpengaruh pada bertambahnya
produksi ASI.
Dahliana dan maisura 548
Volume 1, Nomor 6 , Juni 2021
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
TABEL 2
Distribusi Frekuensi Produksi Asi Pada Kelompok Yang Tidak Diberikan Daun Kelor
(Kelompok Kontrol) di Wilayah Kerja Puskesmas Simpang Mamplam Tahun 2020
Kelompok Kontrol
Produksi ASI
1
Rata-Rata
3,89
2
SD
0,48
3
Minumum
3,50
4
Maksimum
4,80
Berdasarkan tabel 2 didapatkan bahwa didapatkan bahwa rata-rata produksi ASI
pada kelompok Kontrol 3,89 Bagi yang tidak mengkonsumsi daun kelor maka tidak ada
peningkatan ASI.
TABEL 3
Distribusi Frekuensi Perbedaan Produksi Asi Pada Kelompok Yang Diberikan Daun
Kelor (Kelompok Intervensi) Dengan Kelompok Yang Tidak Diberikan Daun Kelor
(Kelompok Kontrol) Di Wilayah Kerja Puskesmas Simpang Mamplam Tahun 2020
Produksi ASI
p-value
No
Kelompok
Intervensi
Kelompok
Kontrol
Selisih
1
Rata-Rata
0,58
0,32
0,26
0,000
2
SD
0,71
0,86
-0,15
3
Minumum
0,50
0,20
0,30
4
Maksimum
0,70
0,50
0,20
Berdasarkan table 3 didapatkan bahwa rata-rata perbedaan produksi ASI pada
kelompok intervensi 0,58 dan kelompok Kontrol 0,32. Pada kolom intervensi skor
pengeluaran ASI antara kelompok kasus dan kontrol cenderung berbeda, yaitu sebesar
0,26. Setelah dilakukan uji Mann Witney menunjukkan perbedaan yang sangat signifikan
dengan nilai P= 0.00 (p<0,05)
549 http://sosains.greenvest.co.id
Efektivitas Daun Kelor Terhadap Produksi ASI Pada Ibu
Menyusui di Puskesmas Simpang Mamplam Bireuen
2021
B.Pembahasan
a. Rata-Rata Hasil Akhir Produksi ASI pada Kelompok yang diberikan Daun Kelor
(kelompok Intervensi)
Berdasarkan tabel 1 didapatkan bahwa rata-rata produksi ASI pada kelompok
intervensi 4,40. Hal ini menunjukkan bahwa sangat besar pengaruh pemberian daun kelor
kepada ibu menyusui untuk meningkatkan produksi ASI.
Pemberian daun kelor kepada ibu menyususi akan meningkatkan produksi ASI
juga sekaligus memperlancar produksi ASI karena daun kelor mengandung zat yang
dapat meningkatakan produksi ASI. Selain itu, ibu yang sering menyusui bayinya dengan
teknik yang baik dan benar juga mempengaruhi rangsangan produksi ASI, juga keadaan
psikologis ibu sangat mempengaruhi kelancaran produksi ASI,ibu tidak boleh memiliki
beban pikiran atau stres karena itu salah satu yang dapat memperhambat pengeluaran
produksi ASI. Ibu harus rileks dan terbebas dari semua beban selain dari mengkonsumsi
daun kelor dengan rutin.
b. Rata-Rata Hasil Akhir Produksi ASI pada Kelompok yang tidak diberikan Daun
Kelor (Kelompok Kontrol)
Berdasarkan tabel 2 didapatkan bahwa rata-rata produksi ASI pada kelompok
Kontrol 3,57 . Hal ini menunjukkan tidak ada pengaruh peningkatan produksi ASI pada
kelompok yang tidak diberikan daun kelor.
Daun kelor merupakan salah satu yang dapat meningkatkan produksi ASI
selain Tehik menyusui, dan psikologis ibu. Dengan rutin mengkonsumsi daun kelor
dapat mengalami peningkatan Produksi ASI karena daun kelor merupakan salah satu
tanaman yang bisa dikonsumsi untuk menambah produksi ASI pada ibu menyusui.
Hasil analisis kandungan sitosterol dan stigmasterol dalam daun menunjukkan
bahwa kandungan stigmasterol lebih banyak dibandingkan sitoterol. Adanya kandungan
steroid dalam daun kelor diduga ada hubungannya dengan pengaruh peningkatan kadar
ASI bagi ibu yang mengkonsumsinya.
c. Perbedaan rata rata produksi ASI pada kelompok yang diberikan daun kelor
(kelompok intervensi) dengan kelompok yang tidak diberikan daun kelor ( kelompok
kontrol).
Berdasarkan tabel 3 didapatkan bahwa rata-rata perbedaan produksi ASI pada
kelompok intervensi 0,58 dan kelompok Kontrol 0,32. Pada kolom rerata selisih
produksi ASI antara kelompok kasus dan kontrol cenderung berbeda, yaitu sebesar 0,26.
Setelah dilakukan uji Mann Witney menunjukkan perbedaan yang sangat signifikan
kelompok diberikan daun kelor dengan kelompok ynag tidak diberikan daun kelor antara
dengan nilai P= 0.00 (p<0,05)
Adanya perbedaan produksi ASI pada kedua kelompok disebabkan karena
pemberian daun kelor untuk meningkatkan produktivitas ASI sehingga dapat meningkat
berat badan bayi dibandingkan dengan kelompok yang tidak diberikan daun kelor. Selain
itu, frekuensi dan cara ibu menyusui bayinya juga dapat mempengaruhi peningkatan berat
badan bayi.
Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan yang dijelaskan di atas bisa ditarik kesimpulan bahwa produksi
ASI pada kelompok Intervensi meningkat dan terjadi peningkatan bermakna sejak mulai
dilakukan intervensi sampai intervensi berakhir yaitu selama empat minggu, produksi
ASI pada kelompok kontrol terjadi peningkatan tapi tidak bermakna selama empat
minggu dilakukan kontrol, Ada perbedaan produksi ASI pada kelompok intervensi dan
pada kelompok kontak.
Dahliana dan maisura 550
Volume 1, Nomor 6, Juni 2021
p-ISSN 2774-5147 ; e-ISSN 2774-5155
Bibliography
Chu, Kuei Hui, Sheu, Shuh Jen, Hsu, Mei Hwa, Liao, Jillian, & Chien, Li Yin. (2019).
Breastfeeding Experiences of Taiwanese Mothers of Infants with Breastfeeding or
Breast Milk Jaundice in Certified Baby-Friendly Hospitals. Asian Nursing
Research, 13(2), 154160. https://doi.org/10.1016/j.anr.2019.04.003
Fatimah, Natalini Nova dan Sitti. (2014). Sitti Fatimah (2014) Pemanfaatan Tanaman
Kelor (Moringa Oleifera) untuk Meningkatkan Produksi ASI. Jakarta : WPPTI.
Jakarta: WPPTI.
Fikawati, Sandra, & Syafiq, Ahmad. (2011). Study on Policy and Implementation of
Exclusive and Early Initiation of Breastfeeding in Indonesia. Makara Journal of
Health Research, 14(1), 1724. https://doi.org/10.7454/msk.v14i1.642
Harsana, Minta, Baiquni, Muhammad, Harmayani, Eni, & Widyaningsih, Yulia Arisnani.
(2019). Potensi Makanan Tradisional Kue Kolombeng Sebagai Daya Tarik Wisata
Di Daerah Istimewa Yogyakarta. Home Economics Journal, 2(2), 4047.
https://doi.org/10.21831/hej.v2i2.23291
Herimansyah. (2014). Ekstrak Daun Kelor Terhadap Peningkatan Asupan Berat Badan
Ibu Hamil Pekerja Sektor Informal. Makassar: Universitas Hasanddin.
Kemenkes. (2014). Situasi dan Analisis ASI Eksklusif. Jakarta: Infodatin.
Kemenkes. (2017). Profil Kesehatan Indonesia 2016. Jakarta: Kemenkes RI.
Kurniasih. (2014). Khasiat dan Manfaat Daun. Kelor. Yogyakarta: Baru Press.
Kurniawan, Bayu. (2013). Determinan Keberhasilan Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif.
Jurnal Kedokteran Brawijaya, 27(4), 236240.
https://doi.org/10.21776/ub.jkb.2013.027.04.11
Lestari. (2013). Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Air Susu Ibu dan Pekerjaan
Ibu dengan Pemberian ASI Eksklusif di Kelurahan Fajar Bulan. Medical Journal of
Lampung University, 2(4), 1013.
Mufida, Lailina, Widyaningsih, Tri Dewanti, & Maligan, Jaya Mahar. (2015). Prinsip
Dasar Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) untuk Bayi 6-24 Bulan: Kajian
Pustaka. Jurnal Pangan Dan Argoindustri, 3(4), 6.
Mulyani. (2013). Imunisasi Untuk Anak. Yogyakarta: Nuha Medika.
Singh, Manisha. (2020). Breastfeeding and Medication Use in Kidney Disease. Advances
in Chronic Kidney Disease, 27(6), 516524.
https://doi.org/10.1053/j.ackd.2020.05.007
Warta, Penelitian. (2017). Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri,
Volume 20 Nomor 3 (2017) http://perkebunan.litbang.pertanian.go.id/?p=4388 (Di
akses pada tanggal 15 Desember 2017). Retrieved from
http://perkebunan.litbang.pertanian.go.id/?p=4388
Winly, Wenes, Malonda SH Nancy, Bolang, Alexasander Sl, Kopatow, Nova H. (2012).
Hubungan Antara pengetahuan dan Sikap Ibu meyusui dengan pemberian ASI
Eksklusif di wilayah kerja puskesmas Tompaso Kecamatan Tompaso. Bidang Minat
Gizi Universitas Sam Ratulangi Manado.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International
License
551 http://sosains.greenvest.co.id