Efektivitas Daun Kelor Terhadap Produksi ASI Pada Ibu
Menyusui di Puskesmas Simpang Mamplam Bireuen
posttest control group design. The samples in this study were
breastfeeding mothers who were in the work area of the Simpang
Mamplam Health Center, totaling 30 people. Data analysis using
Mann Witney test. The results of statistical tests showed that there
was a significant difference in changes in breast milk production
as seen by the increase in infant weight between groups given
Moringa leaves and not given Moringa leaves with a P value =
0.000 (p>0.05), it is expected that breastfeeding mothers should
consume Moringa leaves because it is very beneficial for
increasing breast milk production and also increasing maternal
health will affect breast milk production, the success of exclusive
breastfeeding is supported by many factors, one of which is
maternal vitality and milk production.
Keywords: Breast Milk Production, Baby Weight, Moringa
Leaves, Breastfeeding Mother.
Pendahuluan
Pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan dianjurkan oleh pedoman internasional
yang didasarkan pada bukti ilmiah tentang manfaat ASI baik bagi bayi, ibu, keluarga
maupun negara. Menyusui adalah perilaku kesehatan multidimensional yang dipengaruhi
oleh interaksi dari faktor sosial, demografi, biologi, pre/postnatal dan psikologi
(Kurniawan, 2013) Makanan pertama dan utama bagi bayi adalah air susu ibu (ASI). Air
susu ibu sangat cocok untuk memenuhi kebutuhan bayi Arisman dalam (Winly, Wenes,
Malonda SH Nancy, Bolang, Alexasander Sl, Kopatow, 2012).
Menurut Survei Nasional 2016, tingkat pemberian ASI eksklusif di kalangan
wanita selama bulan pertama setelah melahirkan mencapai 66,2%, menunjukkan hasil
yang memuaskan (Chu, Sheu, Hsu, Liao, & Chien, 2019). Menyusui adalah tantangan,
unik dalam dampaknya pada ibu dan bayi, ikatan mereka dan implikasi kesehatan di masa
depan yang berdampak pada perilaku baik di masyarakat (Singh, 2020).
Periode emas dalam dua tahun pertama kehidupan anak dapat tercapai optimal
apa bila ditunjang dengan asupan nutrisi tepat sejak lahir (Mufida, Widyaningsih, &
Maligan, 2015) Hanya saja beberapa permasalahan muncul pada kesehatan anak terkait
ASI. Masalah kesehatan anak bayi merupakan salah satu masalah utama dalam bidang
kesehatan di Indonesia menurut Hidayat dalam (Lestari, 2013).
ASI merupakan satu-satunya makanan terbaik bagi bayi karena mempunyai
komposisi gizi yang paling lengkap dan ideal untuk pertumbuhan dan perkembangan
bayi. ASI dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi selama 6 bulan pertama. ASI
mengandung semua nutrisi yang diperlukan bayi untuk bertahan hidup pada 6 bulan
pertama, meliputi hormon, antibodi, faktor kekebalan sampai antioksidan (Kemenkes,
2014)
Manfaat ASI sangat besar tetapi tidak semua ibu mau menyusui bayinya karena
berbagai alasan, misalnya takut gemuk, sibuk, payudara kendur, ASI tidak mau keluar
atau produksinya berkurang. Dampak jika tidak memberikan ASI ekslusif kepada bayi
adalah rentan mengalami kekurangan nutrisi, rentan mengalami penyakit infeksi seperti
diare, infeksi telinga, Asma, ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut), pneumonia,
obesitas, dan resiko kematian lebih tinggi daripada bayi yang diberikan ASI Ekslusif
(Mulyani, 2013).
Banyak faktor penyebab rendahnya pemberian ASI eksklusif, salah satu
Dahliana dan maisura 546