Volume 1, Nomor 7, Juli 2021
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
621 http://sosains.greenvest.co.id
sekolah lanjutan atas. Mereka mungkin mengalami permasalahan Penyesuaian Diri
dengan guru-guru, teman dan mata pelajaran. Sebagai akibat dari hal tersebut, maka
prestasi belajar menjadi menurun dan anak akan menjadi tidak tenang dan anak akan
menjadi terbebaskan karena kurang perhatian dari orang tuanya (RIGA ARIANTI, 2014).
Menurut Sukardi Bimbingan kelompok merupakan layanan bimbingan
memungkinkan sejumlah peserta didik secara bersama-sama memperoleh berbagai bahan
dari narasumber tertentu (terutama dari pembimbing/ konselor) yang berguna untuk
menunjang kehidupannya sehari-hari baik individu maupun sebagai pelajar, anggota
keluarga dan masyarakat serta untuk pertimbangan dan pengambilan keputusan
(Kurniawan & Pranowo, 2018). Dengan menggunakan layanan Bimbingan Kelompok
dapat membantu menyelesaikan permasalahan dalam penyesuaian diri dan menolong
individu agar dapat memahami diri sendiri dari kebutuhan dan permasalahan yang
berhubungan dengan penyesuaian diri (Nurhidayati, 2016). Sehingga dengan
dilaksanakannya layanan bimbingan kelompok siswa dapat memperoleh pengalaman,
informasi dan pengetahuan yang berkaitan dengan penyesuian diri siswa di sekolah.
Berdasarkan masalah siswa tersebut dengan bantuan teknik talking chip . Teknik
talking chip adalah teknik pembelajaran yang menggunakan benda-benda kecil sebagai
syarat sebelum memulai pembicaraan atau aktivitas dalam belajar (Hariyanto, 2015).
Berdasarkan Angket Kebutuhan Peserta Didik (AKPD) yang saya berikan pada kelas XI
SMA N 1 Juwana yaitu siswa gagal menyesuaikan diri di sekolah terdapat 35, 30% dan
itu termasuk yang paling tinggi, siswa belum bisa memiliki kepekaan diri dan social
terdapat 32,39%, siswa sulit untuk belajar kelompok terdapat 32,99%, siswa jenuh dan
enggan masuk sekolah terdapat 31,93%, kurangnya etika dalam bergaul terdapat 31,95%
Presentasi tersebut merupakan yang paling tinggi dari semua kelas XI di SMA N 1
Juwana. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi peneliti temukan studi pendahuluan
di SMA N 1 Juwana. Berdasarkan hasil wawancara dan obsevasi untuk memperkuat data
AKPD dengan 3 orang siswa yang berinisial AL, KL dan SD dengan siswa SMA N 1
Juwana dapat dianalisis dengan hasilnya banyak siswa yang tidak berani mengungkapkan
pendapat baik didalam kelas maupun diluar, takut tidak diterima di kelompok,
komunikasi sosial masih rendah, dari salah satu siswa mengalami introvert, kurangnya
perhatian dari teman dilingkungan sekolah (Putri & Nauli, 2015).
Data yang diperoleh dari hasil wawancara dan observasi di SMA N 1 Juwana dari
guru BK kelas XI SMA N 1 Juwana mendapatkan bahwa penyesuaian diri di lingkungan
sekolah ditemukan fakta perilaku yang muncul siswa menyatakan jenuh dengan rutinitas,
mengaku kesulitan bergaul dengan teman, Komunikasi sosial masih rendah, Siswa
mengalami introvert, Percayaan diri rendah, kurangnya perhatian dari teman
dilingkungan sekolah. Oleh sebab itu perlu ada upaya untuk menangani masalah
penyesuaian diri disekolah agar dapat lebih fokus pembelajaran yang efektif dan efisien.
Hal ini sesuai dengan jurnal penelitian yang digunakan oleh Mazaya yang berjudul
Pengaruh Antara Kepercayaan Diri Terhadap Penyesuaian Diri Pada Siswa Remaja Kelas
X Disekolah Menengah Akhir Muhamadiyah 5 Karanggeneng (Aziz, 2017). Didalam
penelitian tersebut menjelaskan bahwa masalah penyesuaian diri yang terjadi dapat
memberikan pengaruh besar 48,61% terhadap kecenderungan somatisasi, hal ini seperti
yang terjadi di SMA AL Islam Surakarta. Penjelasan diatas menunjukkan bahwa
penyesuaian diri memiliki pengaruh sangat penting terhadap perkembangan kesehatan
jiwa dan mental pada siswa. beberapa siswa mengalami permasalahan-permasalahan
dalam melakukan penyesuaian diri. Permasalahan-permasalahan yang timbul dalam
penyesuaian diri yaitu individu tidak mampu mengatasi kebutuhan dari dalamnya,
mengalami ketegangan atau konflik sehingga individu tersebut tidak dapat selaras dengan
orang lain atau lingkungan sekitarnya (Kusumaningsih, 2013).