Nurhasnah 716
Pendahuluan
Pendidikan adalah usaha yang mendasar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran bagi peserta didik untuk secara aktif mengembangkan
potensi spiritual keagamaannya, kekuatan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara
(Asy’ari, 2017). Lahirnya UU no. 20 Tahun 2004 tentang Sistem Pendidikan Nasional
berdampak positif bagi pembelajaran bahasa Indonesia. Hal ini mencerminkan adopsi
membaca, menulis dan berhitung sebagai keterampilan bahasa dasar yang menjadi
perhatian dan kegiatan awal dan berkelanjutan di sekolah dasar atau Madrasah Ibtidaiyah
dari Kelas I. Bahasa memainkan peran kunci dalam perkembangan intelektual, sosial dan
emosional siswa dan mendukung sukses dalam mempelajari semua bidang studi.
Pendidikan bahasa diharapkan menolong peserta didik memahami dirinya, budayanya,
serta budaya orang lain, mengemukakan gagasan serta perasaan, berpartisipasi dalam
warga yang memakai bahasa tersebut, serta menciptakan dan memakai keahlian analitis
serta imaginatif yang terdapat dalam dirinya (Hidayah, 2015).
Hakikatnya belajar bahasa merupakan belajar komunikasi. Dengan pendekatan
komunikatif ini siswa wajib diberi peluang untuk melaksanakan komunikasi baik secara
lisan ataupun tulisan. Siswa sanggup berbicara dengan memakai bahasa Indonesia yang
baik serta benar, hingga siswa butuh dilatih sebanyak-banyaknya ataupun diberi peluang
seluas-luasnya buat melaksanakan aktivitas berbicara. Dengan memikirkan ciri anak yang
lebih mencermati terhadap suatu yang menarik atensi mereka, membangkitkan atensi serta
motivasi belajar dan melatih imajinasi anak, hingga pelaksanaan media foto dalam
pendidikan bahasa Indonesia dapat meningkatkan keahlian bercerita anak. Proses belajar
tidak dapat dilepaskan dari kehidupan tiap manusia. Sebab belajar merupakan sesuatu
proses yang terjalin pada diri tiap orang terhadap lingkungannya. Proses belajar itu terjalin
karena adanya interaksi antara seorang dengan lingkungannya. Oleh sebab itu, belajar bisa
terjalin kapan saja serta dimana saja. Salah satu tanda- tanda kalau seorang itu sudah belajar
merupakan terdapatnya pergantian tingkah laku pada diri orang itu yang bisa jadi
diakibatkan oleh terbentuknya pergantian pada tingkatan pengetahuan, keahlian, ataupun
perilakunya. Aktivitas yang menarik serta mengasyikkan dapat menjadi dorongan berarti
dalam suatu proses belajar (Halim, 2012).
Salah satu fokus pembelajaran Bahasa di Sekolah Dasar yang memegang peranan
penting ialah pembelajaran membaca, tanpa memiliki kemampuan membaca yang
memadai sejak dini, anak akan mengalami kesulitan belajar dikemudian hari. Kemampuan
membaca menjadi dasar utama tidak saja pembelajaran bahasa sendiri, tetapi juga bagi
pembelajaran mata pelajaran lain. Dengan membaca siswa akan memperoleh pengetahuan
yang sangat bermanfaat bagi pertumbuhan dan perkembangan daya nalar, sosial dan
emosional (Gunawan, 2020). Kegiatan yang menarik dan menyenangkan merupakan suatu
bagian penting dalam mendorong perkembangan bahasa, karena anak harus mampu
mengungkapkan dan menggunakan kata-kata, untuk mendorong anak agar mampu
mengungkapkan diri dengan kata-kata, maka kegiatan yang akan dilakukan adalah melalui
permainan bahasa dalam bentuk permainan berbicara atau permainan deskriptif. Permainan
deskriptif adalah permainan yang menuntut anak–anak untuk menguraikan benda dengan
mendorong anak untuk mencari kata-kata dan membantu mereka berbicara serta berpikir
dengan lebih jelas, salah satu contohnya permainan pemberian gambar (Kurnia, 2019).
Salah satu fokus pembelajaran Bahasa di Sekolah Dasar yang memegang peranan penting
ialah pembelajaran membaca, tanpa memiliki kemampuan membaca yang memadai sejak
dini, anak akan mengalami kesulitan belajar dikemudian hari.(Octavia, 2020).
Peranan guru kelas I memegang peranan penting dalam bidang pengajaran Bahasa
Indonesia khususnya membaca. Tanpa mempunyai keahlian membaca yang mencukupi