Volume 1, Nomor 7 , Juli 2021
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
715 http://sosains.greenvest.co.id
PERMAINAN KARTU GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN
KEBERHASILAN MEMBACA PADA SISWA SDN 32 SUNGAI JARING
Nurhasnah
SD Negeri 32 Sungai Jaring
Diterima:
7 Juli 2021
Direvisi:
10 Juli 2021
Disetujui:
14 Juli 2021
Abstrak
Pendidikan adalah usaha dasar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa, dan negara. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan
bagaimana penggunaan permainan kartu bergambar (flashcard) pada
siswa kelas 1 SD Negeri 32 Sungai Jaring Tahun Ajaran 2018/2019
dan untuk meningkatkan kemampuan membaca Permulaan Bahasa
Indonesia siswa kelas I SD. Penelitian ini merupakan Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan dalam 2 siklus dengan 3 kali
pertemuan tiap siklusnya dengan jumlah siswa sebanyak 10 siswa.
Berdasarkan hasil penelitian ini, penggunaan media gambar dalam
pembelajaran dapat mengatasi kesulitan belajar membaca permulaan
pada siswa kelas I SD Negeri 32 Sungai Jaring dibandingkan dengan
pembelajaran yang sebelum menggunakan media gambar. Pada pra
tindakan persentase ketuntasan siswa baru mencapai 30 %, setelah
dilaksanakan tindakan pada siklus I persentase ketuntasan siswa
meningkat menjadi 60 %, pada siklus II meningkat menjadi 90%.
Kata Kunci: Permainan kartu bergambar, kemampuan
membaca, Bahasa Indonesia
Abstract
Education is a basic and planned effort to create a learning
atmosphere and learning process so that students actively develop
their potential to have religious spiritual strength, self-control,
personality, intelligence, noble character, and skills needed by
themselves, society, nation and state. This study aims to describe how
the use of picture card games (flashcards) in 1st grade students of
SD Negeri 32 Sungai Jaring in the 2018/2019 academic year and to
improve the ability to read Beginning Indonesian for first grade
elementary school students. This research is a Classroom Action
Research (CAR) carried out in 2 cycles with 3 meetings in each cycle
with a total of 10 students. Based on the results of this study, the use
of image media in learning can overcome difficulties in learning to
read beginning in first grade students of SD Negeri 32 Sungai Jaring
compared to learning before using image media. In the pre-action
the percentage of student completeness only reached 30%, after the
action was carried out in the first cycle the percentage of student
completeness increased to 60%, in the second cycle it increased to
90%
Keywords: Picture card game, reading ability, Indonesian
Permainan Kartu Gambar untuk Meningkatkan
Keberhasilan Membaca pada Siswa SDN 32 Sungai
Jaring
2021
Nurhasnah 716
Pendahuluan
Pendidikan adalah usaha yang mendasar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran bagi peserta didik untuk secara aktif mengembangkan
potensi spiritual keagamaannya, kekuatan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara
(Asy’ari, 2017). Lahirnya UU no. 20 Tahun 2004 tentang Sistem Pendidikan Nasional
berdampak positif bagi pembelajaran bahasa Indonesia. Hal ini mencerminkan adopsi
membaca, menulis dan berhitung sebagai keterampilan bahasa dasar yang menjadi
perhatian dan kegiatan awal dan berkelanjutan di sekolah dasar atau Madrasah Ibtidaiyah
dari Kelas I. Bahasa memainkan peran kunci dalam perkembangan intelektual, sosial dan
emosional siswa dan mendukung sukses dalam mempelajari semua bidang studi.
Pendidikan bahasa diharapkan menolong peserta didik memahami dirinya, budayanya,
serta budaya orang lain, mengemukakan gagasan serta perasaan, berpartisipasi dalam
warga yang memakai bahasa tersebut, serta menciptakan dan memakai keahlian analitis
serta imaginatif yang terdapat dalam dirinya (Hidayah, 2015).
Hakikatnya belajar bahasa merupakan belajar komunikasi. Dengan pendekatan
komunikatif ini siswa wajib diberi peluang untuk melaksanakan komunikasi baik secara
lisan ataupun tulisan. Siswa sanggup berbicara dengan memakai bahasa Indonesia yang
baik serta benar, hingga siswa butuh dilatih sebanyak-banyaknya ataupun diberi peluang
seluas-luasnya buat melaksanakan aktivitas berbicara. Dengan memikirkan ciri anak yang
lebih mencermati terhadap suatu yang menarik atensi mereka, membangkitkan atensi serta
motivasi belajar dan melatih imajinasi anak, hingga pelaksanaan media foto dalam
pendidikan bahasa Indonesia dapat meningkatkan keahlian bercerita anak. Proses belajar
tidak dapat dilepaskan dari kehidupan tiap manusia. Sebab belajar merupakan sesuatu
proses yang terjalin pada diri tiap orang terhadap lingkungannya. Proses belajar itu terjalin
karena adanya interaksi antara seorang dengan lingkungannya. Oleh sebab itu, belajar bisa
terjalin kapan saja serta dimana saja. Salah satu tanda- tanda kalau seorang itu sudah belajar
merupakan terdapatnya pergantian tingkah laku pada diri orang itu yang bisa jadi
diakibatkan oleh terbentuknya pergantian pada tingkatan pengetahuan, keahlian, ataupun
perilakunya. Aktivitas yang menarik serta mengasyikkan dapat menjadi dorongan berarti
dalam suatu proses belajar (Halim, 2012).
Salah satu fokus pembelajaran Bahasa di Sekolah Dasar yang memegang peranan
penting ialah pembelajaran membaca, tanpa memiliki kemampuan membaca yang
memadai sejak dini, anak akan mengalami kesulitan belajar dikemudian hari. Kemampuan
membaca menjadi dasar utama tidak saja pembelajaran bahasa sendiri, tetapi juga bagi
pembelajaran mata pelajaran lain. Dengan membaca siswa akan memperoleh pengetahuan
yang sangat bermanfaat bagi pertumbuhan dan perkembangan daya nalar, sosial dan
emosional (Gunawan, 2020). Kegiatan yang menarik dan menyenangkan merupakan suatu
bagian penting dalam mendorong perkembangan bahasa, karena anak harus mampu
mengungkapkan dan menggunakan kata-kata, untuk mendorong anak agar mampu
mengungkapkan diri dengan kata-kata, maka kegiatan yang akan dilakukan adalah melalui
permainan bahasa dalam bentuk permainan berbicara atau permainan deskriptif. Permainan
deskriptif adalah permainan yang menuntut anakanak untuk menguraikan benda dengan
mendorong anak untuk mencari kata-kata dan membantu mereka berbicara serta berpikir
dengan lebih jelas, salah satu contohnya permainan pemberian gambar (Kurnia, 2019).
Salah satu fokus pembelajaran Bahasa di Sekolah Dasar yang memegang peranan penting
ialah pembelajaran membaca, tanpa memiliki kemampuan membaca yang memadai sejak
dini, anak akan mengalami kesulitan belajar dikemudian hari.(Octavia, 2020).
Peranan guru kelas I memegang peranan penting dalam bidang pengajaran Bahasa
Indonesia khususnya membaca. Tanpa mempunyai keahlian membaca yang mencukupi
Volume 1, Nomor 7 , Juli 2021
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
717 http://sosains.greenvest.co.id
semenjak dini hingga anak hendak hadapi kesusahan belajar di setelah itu hari (Madyawati,
2016). Keahlian membaca menjadi dasar utama untuk pelajaran Bahasa Indonesia sendiri,
dan untuk belajar mata pelajaran lain.
Guru hanya bertugas menuntaskan sasaran modul dalam kurikulum tiap akhir
semester ataupun tiap tahun (Idzhar, 2016). Tetapi, tidak mencermati masih ada
ketidakseimbangan antara sasaran kurikulum dengan energi serap yang dicapai partisipan
didik. Guru kurang memahami siswa secara merata sehingga tidak dapat membedakan
antara siswa yang lemah dengan siswa yang pandai dalam menerima pelajaran. Pembagian
tugas mengajar kelas harus sesuai keahlian guru, khususnya guru kelas I harus guru yang
dapat memahami siswa secara totalitas (Ihsan, 2021). Pendidikan Bahasa Indonesia yang
diterapkan di sekolah belum menggunakan media pendidikan selaku penunjang aktivitas
pendidikan. Dengan demikian butuh pemanfaatan media pendidikan supaya siswa mudah
menangkap serta menggapai tujuan pendidikan. Salah satu media pendidikan yang bisa
digunakan merupakan media foto. Media foto ini menarik untuk siswa sebab dari media
tersebut banyak tema yang bisa diseleksi buat dibesarkan serta seluruh siswa mendapatkan
peluang yang sama tidak hanya itu mereka memperoleh pengalaman yang berharga serta
secara tidak langsung bisa tingkatkan atensi mereka terhadap pendidikan membaca.
Penggunaan metode permainan akan lebih efektif apabila didukung dengan adanya
media sebagai alat bantu pembelajaran. Penggunaan alat bantu sebagai media pembelajaran
diharapkan mampu membantu proses belajar. Pemakaian media dalam proses
pembelajaran dapat membangkitkan keinginan dan minat, membangkitkan motivasi,
memberikan rangsangan kegiatan belajar, bahkan membawa pengaruh psikologis siswa.
Media dapat menarik minat belajar dan konsentrasi anak untuk memahami pelajaran (Dewi,
2019). Berdasarkan uraian diatas, tujuan dilaksanan penelitian ini adalah untuk
mendeskripsikan bagaimana penggunaan permainan kartu bergambar (flashcard) pada
siswa kelas 1 SD Negeri 32 Sungai Jaring Tahun Ajaran 2018/2019 dan untuk
meningkatkan kemampuan membaca Permulaan Bahasa Indonesia siswa kelas I SD.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (classroom action research)
yang berkolaborasi dengan teman sejawat. Suharsimi Arikunto yang mneyebutkan tujuan
utama penelitian tindakan kelas ini adalah untuk memecahkan masalah yang nyata yang
ada di kelas, yang tidak saja bertujuan memecahkan masalah, tetapi sekaligus mencari
jawaban mengapa hal itu dapat dipecahkan melalui tindakan yang dilakukan (Rahman,
2018).
PTK adalah sebuah bentuk kegiatan refleksi diri yang dilakukan oleh para pelaku
pendidikan dalam suatu situasi kependidikan untuk memperbaiki rasionalitas dan keadilan
tentang: (a) Pratik kependidikan, (b) pemahaman tentang praktik kependidikan, (c) Situasi
tempat praktik dilaksanakan (Ananda, 2019). Suharsimi Arikunto menyebutkan bahwa
Penelitian tindakan kelas (Classroom Action Rresearch) yaitu penelitian yang dilakukan
oleh guru di dalam kelas bekerjasama dengan peneliti yang menekankan pada
penyempurnaan atau peningkatan proses pembelajaran (Hanifah, 2014). Alasan penulis
menggunakan PTK adalah untuk memperbaiki proses pembelajaran menjadi lebih baik.
Adapun kelebihan PTK yang dikemukakan oleh Shumsky yaitu: (1) Kerjasama dalam PTK
menimbulkan rasa saling memiliki, (2) Kerjasama dalam PTK mendorong kreativitas dan
pemikiran kritis dalam hal ini guru sekaligus sebagai peneliti, (3) Kerjasama dalam PTK
menghasilkan perubahan yang positif, (4) Kerjasama dalam PTK meningkatkan
kesepakatan dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi (Ginting, 2019).
Permainan Kartu Gambar untuk Meningkatkan
Keberhasilan Membaca pada Siswa SDN 32 Sungai
Jaring
2021
Nurhasnah 718
Penelitian ini dikembangkan secara bersama sama oleh peneliti dan kolaborator
untuk menentukan kebijakan dan pembangunan. Variabel penelitian ini terdiri atas dua
variabel yaitu variabel bebas dan variable terikat. Variabel bebas dari penelitian ini adalah
teknik media kartu kata dan variabel terikat penelitian ini adalah membaca kata (kata).
Penelitian tindakan kelas merupakan proses kegiatan yang dilakukan di kelas. Pada siklus
(satu) siklus, yang terdiri dari tahap perencanaan, Pelaksanaan (action) dan refleksi atau
perenungan. Berlanjut tidaknya ke siklus II tergantung dari hasil refleksi siklus I.
Tabel 1. Data dikumpulkan melalui observasi dan tes lisan. Adapun kriteria penilaiannya
ada tiga tingkatan sebagai berikut:
No
Kategori
Bobot
1
BS = bisa
Anak bisa membaca kata yang telah disediakan dengan benar dan jelas
secara mandiri
2
2
Dengan Bantuan (BSB)
Anak bisa membaca kata yang telah disediakan dengan benar dan jelas
secara mandiri bila diberikan bantuan
1
3
Tidak bisa (TB)
Anak tidak bisa membaca kata yang telah disediakan dengan benar dan
jelas secara mandiri
0
Subjek pada penelitian ini 10 orang anak kelas I yang mengalami lambat belajar.
Penelitian ini dilaksanakan di Kelas I SD Negeri 32 Sungai Jaring yang dilaksanakan pada
Tahun Pelajaran 2018/2019.
Data dikumpulkan dalam penelitian ini, meliputi data primer dan data sekunder. Data
primer ialah data-data yang diperoleh langsung dari lapangan, seperti dari sumber
informasi/sampel. Sedangkan data sekunder ialah data-data penelitian yang dipeoleh dari
bahan bacaan, seperti buku, surat kabar, dokumen dan lain sebagainya. Pengumpulan data
dilakukan dengan metode observasi, wawancara, dokumentasi dan catatan lapangan.
Observasi atau pengamatan adalah suatu teknik atau cara mengumpulkan data
dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung
(Lindawati, Asriyani, & Anggayana, 2019). Observasi ini dilakukan sebelum tindakan
dimulai dan pada saat pelaksanaan tindakan dan untuk mengetahui hasil pencapaian dari
eksperimen penggunaan metode bercerita dengan media flashcard terhadap kemampuan
membaca anak SD Kelas I. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
selain observasi adalah test. Test ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan
membaca permulaan siswa. Test yang dimaksud adalah test membaca permulaan.
Berdasarkan hasil pengamatan di SD Negeri 32 Sungai Jaring , tingkat kemampuan
membaca anak masih kurang optimal, anak masih kurang tertarik dengan membaca. Salah
satu penyebabnya karena guru jarang menggunakan media yang bias merangsang
kemampuan anak untuk membaca, sehingga anak akan lebih antusias untuk belajar
membaca.
1. Perencanaan Tindakan
a. Menetapkan Subjek yang akan digunakan sebagai kelas penelitian
b. Membuat RPP
c. Mempersiapkan media pembelajaran yaitu flashcard (gambar, tulisan) yang
disesuaikan dengan tema pembelajaran.
d. Melaksanakan simulasi cara penggunaan metode bercerita dengan media
flashcard dalam kegiatan pembelajaran.
2. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan pembelajaran membaca dini dilaksanakan melalui
prosedur sebagai berikut.
Volume 1, Nomor 7 , Juli 2021
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
719 http://sosains.greenvest.co.id
a. Pelaksanaan pembelajaran membaca dini dimulai dengan perencanaan.
b. Melaksanakan tindakan pembelajaran sesuai dengan indikator kemampuan
bahasa yang didukung dengan pemilihan metode bercerita dengan media
flashcard yang sesuai dengan indikator.
c. Observasi terhadap penggunaan metode bercerita dengan media flashcard
dalam meningkatkan kemampuan membaca dini.
d. Refleksi terhadap tindakan yang sudah dilaksanakan berdasarkan temuan
selama proses pembelajaran (hasil refleksi ini dijadikan sebagai rujukan dalam
perbaikan pelaksanaan tindakan berikutnya.
e. Prosedur ini dilakukan secara berulang sampai memperoleh perubahan
f. kemampuan membaca dini sesuai dengan yang diharapkan.
3. Pengamatan (Observasi)
Pengamatan dapat dilaksanakan dengan pedoman pengamatan (format, daftar
cek), catatan lapangan, jurnal harian, observasi aktifitas di kelas, penggambaran
interaksi dalam kelas, alat perekam elektronik atau pemetaan kelas mills dalam.
Pengamatan dilakukan selama proses penelitian tindakan dilaksanakan mulai dari
siklus I dan siklus II. Melalui pengamatan ini diharapkan dapat mengetahui
kekurangan-kekurangan dalam pelaksanaan tindakan, sebagai modifikasi rancangan
dapat dilakukan secepatnya. Dengan kata lain pengamatan dilakukan untuk
mengumpulkan bukti hasil tindakan agar dapat dievaluasi dan dijadikan landasan
dalam melakukan refleksi. Pengamatan dilakukan secara terus menerus mulai dari
siklus I sampai siklus yang diharapkan bisa tercapai. Pengamatan yang dilakukan
dalam satu siklus memberikan pengaruh pada penyusunan tindakan yang dilakukan
pad siklus berikutnya.
4. Refleksi
Refleksi merupakan kegiatan mengkaji semua informasi yang diperoleh dari
penelitian untuk mengetahui hal-hal yang dirasakan sesudah berjalan baik dan bagian
mana yang belum atau dikatakan sebagai evakuasi diri. Kegiatan refleksi dilaksanakan
secara kolaboratif antara peneliti dan guru untuk mendiskusikan hasil dari kegiatan
yang sudah dilakukan. Beberapa tindakan yang dilakukan pada saat refleksi, yaitu:
a. Mengidentifikasi kembali aktivitas yang telah dilakukan selama proses
pembelajaran berlangsung pada setiap siklus.
b. Menganalisis pengolahan data hasil evaluasi dan merinci kembali tindakan
pembelajaran yang telah dilaksanakan.
c. Menetapkan tindakan selanjutnya berdasarkan hasil analisis kegiatan.
d. Jika pelaksanaan tindakan telah tercapai maka penelitian dianggap selesai, tetapi
jika belum tercapai kembali pada siklus rencana pembelajaran berikutnya.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis data
kualitatif dengan model analisis interaktif yang dikembangkan oleh Miles dan Huberman
yang mengemukakan bahwa analisis interaktif tersebut memiliki tiga komponen kegiatan
yang saling terkait satu sama lain. Tiga komponen itu antara lain: reduksi data, beberan
(display) data dan penarikan kesimpulan. Reduksi data merupakan proses menyeleksi,
menentukan fokus, menyederhanakan, meringkas, dan merubah bentuk data mentah yang
ada dalam catatan laporan. Dalam proses ini dilakukan penajaman, pemfokusan,
penyelisihan data yang kurang bermakna dan menatanya sedemikian rupa sehingga
kesimpulan terakhir dapat di tarik dan diverifikasi. Kesimpulan yang pertama dengan yang
terakhir saling terkait dan kesimpulan pertama dianggap sebagai pijakan.
Permainan Kartu Gambar untuk Meningkatkan
Keberhasilan Membaca pada Siswa SDN 32 Sungai
Jaring
2021
Nurhasnah 720
Hasil dan Pembahasan
Tindakan siklus I dilaksanakan selama 1 minggu mulai tanggal 3 Agustus 2018
sampai 8 Agustus 2018. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode
penelitian tindakan kelas yang terdiri siklus-siklus, tiap siklus terdiri dari 3 tahapan.
Adapun tahapan yang dilaksanakan adalah sebagai berikut:
1. Perencanaan
Guru sebagai pengelola pembelajaran di kelas mempersiapkan program
tahunan, program semester, perencanaan pembelajaran dengan media gambar, lembar
observasi, dan lembar tugas. Berdasarkan hasil observasi terhadap proses
pembelajaran dan prestasi belajar sebelum tindakan, dapat diperoleh informasi data
awal. Hasil pencatatan menunjukkan bahwa dari dari siswa kelas I sebanyak 10 siswa
terdapat 7 siswa atau 70 % yang masih belum mempu membaca permulaan dan
mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal). Setelah dilakukan pemeriksaan pada
lembar pekerjaan siswa, ternyata sebagian besar siswa masih belum dapat
membedakan bentuk-bentuk huruf dan pemahaman siswa banyak yang terbalik
membedakan huruf satu dengan yang lainnya.
Berdasarkan pengamatan dan pencatatan terhadap proses pembelajaran dan
hasil belajar tersebut diperoleh informasi sebagai data awal bahwa siswa kelas I SD
Negeri 32 Sungai Jaring sebanyak 10 siswa yang mana sebagian besar siswa belum
dapat memahami/ menguasai bentuk-bentuk huruf, sehingga mereka masih kesulitan
membedakannya dan terbalik menggunakannya. Bertolak dari kenyataan ada
melaksanakan pembelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan media gambar
untuk mengatasi kesulitan belajar membaca permulaan siswa kelas I SD Negeri 32
Sungai Jaring.
Dengan berpedoman pada standar kompetensi mata pelajaran bahasa Indonesia,
guru kelas melakukan langkah-langkah pembelajaran bahasa Indonesia dilakukan
dengan menggunakan media gambar. Berikut ini merupakan langkah-langkah yang
dilakukan dalam proses persiapan pembelajaran, yaitu sebagai berikut:
a. Memilih pokok bahasan atau indikator yang sesuai dengan membaca permulaan.
Indikator yang tepat untuk siklus I adalah siswa mampu mengucapkan huruf
vokal dan konsonan.
b. Menyusun rencana pembelajaran berdasarkan indikator yang telah dibuat.
Rencana pembelajaran yang disusun oleh peneliti memuat 1 kali pertemuan,
dalam waktu 2 jam pelajaran dilaksanakan dalam 1 minggu.
c. Menyiapkan media gambar yang akan digunakan dalam pembelajaran. Pada
siklus I guru menggunakan media gambar yang di bawahnya ada nama dari
gambar tersebut, namun hurufnya belum lengkap (masih ada yang kosong).
Untuk itu siswa diminta melengkapi huruf apa yang tepat untuk mengisi bagian
yang kosong tersebut. Pada siklus I ini, guru menggunakan gambar yang nama di
bawahnya terdapat huruf yang kosong baik di depan, tengah, maupun di
belakang, dan siswa diminta untuk melengkapinya.
2. Pelaksanaan Tindakan
Guru menerapkan pembelajaran dengan menggunakan media gambar sesuai
dengan rencana pembelajaran yang telah disusun. Pembelajaran yang telah disusun
pada siklus I dengan menggunakan media gambar ini dilaksanakan dalam 1 kali
pertemuan. Pada pertemuan pada siklus I materi bahasa Indonesia yang diajarkan
tentang membaca permulaan dengan indikator mengucap huruf vokal dan konsonan
sampai mampu membaca suku kata. Kemudian diawali dengan berdoa bersama,
kemudian diajukan absensi siswa. Pada penelitian siklus I ini, guru memilih pokok
bahasan tentang rekreasi. Alasan memilih pokok bahasan rekreasi karena media
Volume 1, Nomor 7 , Juli 2021
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
721 http://sosains.greenvest.co.id
gambar yang akan digunakan guru sebagian besar adalah gambar binatang. Tujuannya
agar siswa lebih tertarik dengan pelajaran dan aktif dalam mengikuti proses
pembelajaran. Setelah kegiatan berdoa bersama dan absensi siswa selesai, kemudian
guru mengawali pelajaran dengan appersepsi. Setelah appersepsi, guru mulai
memasuki materi dengan menggunakan media gambar. Media gambar yang
digunakan pada siklus I ini adalah gambar binatang yang dibawahnya terdapat nama
dari binatang tersebut. Tulisan nama binatang tersebut hurufnya tidak lengkap, jadi
siswa diberi tugas untuk melengkapinya. Kegiatan itu dilaksanakan secara berulang-
ulang hingga indikatornya dapat tercapai, yaitu mampu mengucapkan huruf vokal dan
konsonan. Contoh dari kegiatan tersebut adalah: misalnya guru menunjukkan gambar
burung, dan di bawah gambar tersebut ada tulisan nama dari gambar tersebut. Tulisan
tersebut adalah B….RUNG, kemudian siswa diminta menyebut huruf apa yang tepat
untuk melengkapi kata tersebut.
Secara rinci jalannya kegiatan pada siklus I ini adalah sebagai berikut: Sebagai
kegiatan awal, guru menunjukkan media yang berupa bentuk-bentuk huruf dari A
sampai Z, kemudian siswa disuruh mengucapkan semua susunan huruf tersebut, dan
juga hurufnya ditunjuk secara diacak. Kegiatan ini bertujuan supaya siswa ingat akan
bentuk-bentuk huruf tersebut. Setelah kegiatan itu selesai, guru menunjukkan media
gambar contohnya sebagai berikut :
B
R
U
N
G
Huruf apa yang sesuai untuk mengisi kotak yang kosong?
Gambar 1. Contoh flashcard
Kegiatan semacam ini diulang-ulang dengan gambar yang berbeda-beda sampai
siswa mengetahui betul tentang materi yang diajarkan ( mampu mengucapkan huruf
vokal dan konsonan). Untuk mengetahui keberhasilan materi, guru menunjuk salah
satu siswa untuk menyebut nama dari gambar yang ditunjukkan oleh guru, dan
menyebutkan huruf apa yang tepat untuk mengisi bagian yang kosong dari nama
gambar tersebut, dan menulisnya di papan tulis.
3. Observasi
Selama pelaksanaan penelitian tindakan kelas, guru melakukan pencatatan
dengan menggunakan daftar observasi (check list). Mendiagnosis keaktifan siswa,
nilai yang dicapai siswa, tingkat ketertarikan siswa terhadap pelajaran, tingkat
keantusiasan, keaktifan membaca permulaan, kemampuan membedakan huruf, dan
kemampuan membaca permulaan siswa. Pada pelaksanaan siklus I ini, hasil observasi
peneliti menunjukkan bahwa: keaktifan siswa sedang, nilai yang dicapai siswa sedang,
tingkat ketertarikan siswa terhadap pelajaran sedang, tingkat keantusiasan sedang,
keaktifan membaca permulaan sedang, kemampuan membedakan huruf rendah, dan
kemampuan membaca permulaan siswa rendah.
Permainan Kartu Gambar untuk Meningkatkan
Keberhasilan Membaca pada Siswa SDN 32 Sungai
Jaring
2021
Nurhasnah 722
4. Refleksi
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan selama proses pelaksanaan
tindakan, baru 4 siswa yang sudah mulai menunjukkan adanya peningkatan. Para
siswa tersebut sudah mulai mampu membedakan bentuk huruf dan sedikit-sedikit
mampu melengkapi kata yang hurufnya kurang lengkap.
Berdasarkan hasil pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung, siswa
cukup aktif memperhatikan apa yang disampaikan guru dan mampu menjawab
pertanyaan yang diajukan guru. Kemampuan siswa dalam membedakan bentuk huruf,
pada siklus I sudah menunjukkan perubahan yang belum berarti, karena nilai rata-rata
kelas hanya mencapai 60, namun siswa yang memperoleh nilai diatas KKM sebanyak
4 siswa atau 40 % dari 10 siswa kelas I. Dengan demikian nilai rata-rata kelas yang
mencapai 60 dan siswa yang memperoleh nilai di atas KKM sebanyak 40%
menunjukkan bahwa pembelajaran yang menggunakan media gambar pada siklus I
yang dilakukan belum berhasil, jadi perlu dilakukan penelitian lagi pada siklus 2.
Tindakan Siklus 2 dilaksanakan dalam waktu 1 minggu mulai 10 Agustus 2018
sampai dengan 14 Agustus 2018. Adapun tahapannya kegiatan yang dilaksanakan meliputi:
1. Perencanaan Tindakan
Berdasarkan hasil refleksi dan evaluasi pelaksanaan tindakan pada siklus I
diketahui bahwa belum menunjukkan adanya peningkatan prestasi belajar yang
memuaskan. Karena dari tiga indikator yang ditetapkan baru indikator nomor 1 dan 2
yang berhasil (mampu mengucapkan huruf vokal dan konsonan). Sedangkan indikator
nomor 3, belum menunjukkan peningkatan prestasi belajar yang diinginkan. Oleh
karena itu peneliti dengan arahan dari para rekan guru dan kepala sekolah serta
berbagai pertimbangan maka peneliti kembali mengulang pembelajaran materi bahasa
Indonesia (membaca permulaan) dengan indikator mampu membaca suku kata dan
kata dengan lafal yang tepat. Guru menunjukkan media gambar, setelah itu siswa
menyebutkan hurufnya. Setelah siswa selesai menyebutkan huruf-huruf tersebut, guru
menyuruh siswa untuk membaca suku katanya.
Bacalah suku katanya dengan tepat dan nyaring!
Gambar 2. Contoh flashcard
Langkah-langkah penyusunan rencana pembelajaran seperti siklus I. indikator
yang tepat untuk siklus 2 adalah siswa mampu mengucapkan suku kata/kata dengan
lafal yang tepat. Adapun indikator yang dibuat sebagai dasar penyusunan rencana
pembelajaran pada siklus 2 adalah sebagai berikut :
a. Memilih/menentukan kompetensi dasar, hasil belajar dan indikator yang hendak
dicapai.
b. Mempersiapkan alat-alat/media yang akan digunakan.
c. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran ( RPP ) berdasarkan kesepakatan
yang telah disepakati bersama.
B
U
R
U
N
G
Volume 1, Nomor 7 , Juli 2021
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
723 http://sosains.greenvest.co.id
Mengingat hasil analisis siklus I, sebagian besar siswa masih mengalami
kesulitan membaca suku kata/ kata dengan lafal yang tepat, maka rencana penelitian
pada siklus 2 ini adalah peneliti menggunakan media gambar dan kartu suku kata.
Langkah-langkah penyusunan rencana pembelajaran seperti siklus I. Indikator
yang tepat untuk siklus 2 adalah siswa mampu mengucapkan suku kata/kata dengan
lafal yang tepat. Adapun indikator yang dibuat sebagai dasar penyusunan rencana
pembelajaran pada siklus 2 adalah sebagai berikut :
a. Memilih/menentukan kompetensi dasar, hasil belajar dan indikator yang hendak
dicapai.
b. Mempersiapkan alat-alat/media yang akan digunakan.
c. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran ( RPP ) berdasarkan kesepakatan
yang telah disepakati bersama.
Mengingat hasil analisis siklus I, sebagian besar siswa masih mengalami
kesulitan membaca suku kata/ kata dengan lafal yang tepat, maka rencana penelitian
pada siklus 2 ini adalah peneliti menggunakan media gambar dan kartu suku kata.
2. Pelaksanaan Tindakan
Pembelajaran bahasa Indonesia dengan penggunaan media gambar sesuai
dengan rencana pembelajaran 1 kali pertemuan. Guru mengawali pembelajaran
dengan berdoa bersama, mengabsen siswa, kemudian untuk memusatkan konsentrasi,
siswa diajak tanya jawab tentang pelajaran yang lalu. Pada penelitian siklus 2 ini, guru
memilih pokok bahasan tentang rekreasi. Setelah kegiatan berdoa bersama dan absensi
siswa selesai, kemudian guru mengawali pelajaran dengan appersepsi.
Setelah appersepsi, guru mulai memasuki materi dengan menggunakan media
gambar. Media gambar yang digunakan pada siklus 2 ini adalah gambar binatang.
Kemudian guru bertanya tentang nama dari gambar hewan tersebut. Setelah itu siswa
ditugaskan untuk mengucapkan kata tersebut dan juga mengucapkan suku kata
tersebut. Setelah kegiatan itu, secara bergiliran siswa disuruh menulis di papan tulis
tentang nama dari gambar binatang tersebut.
Selanjutnya siswa menyebutkan huruf apa saja yang terangkai menjadi
kata/sebuah nama binatang tersebut. Kegiatan itu dilaksanakan secara berulang-ulang
hingga indikatornya dapat tercapai, yaitu mampu mengucapkan suku kata/ kata
dengan lafal yang tepat.
3. Observasi
Peneliti, kepala sekolah, dan rekan guru secara kolaboratif melaksanakan
observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan media gambar.
Observasi ini ditujukan pada kegiatan siswa, yaitu mendiagnosis keaktifan siswa, nilai
yang dicapai siswa, tingkat ketertarikan siswa terhadap pelajaran, tingkat
keantusiasan, keaktifan membaca permulaan, kemampuan membedakan huruf, dan
kemampuan membaca permulaan siswa. Keseluruhan data yang diperoleh dalam
kegiatan ini termasuk pencatatan hasil test akan digunakan sebagai bahan atau
masukan untuk menganalisis perkembangan prestasi belajar membaca permulaan
siswa. Hasil observasi pada siklus 2 adalah sebagai berikut: keaktifan siswa tinggi,
nilai yang dicapai siswa sedang, tingkat ketertarikan siswa terhadap pelajaran tinggi,
tingkat keantusiasan tinggi, keaktifan membaca permulaan sedang, kemampuan
membedakan huruf tinggi, dan kemampuan membaca permulaan sedang.
4. Refleksi
Refleksi dilaksanakan oleh peneliti sebagai guru kelas I, hasil analisis data pada
pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan media gambar pada siklus 2, secara
umum telah menunjukkan perubahan yang cukup tinggi. Guru dalam melaksanakan
pembelajaran semakin mantap dan luwes dengan memahami kekurangan-kekurangan
Permainan Kartu Gambar untuk Meningkatkan
Keberhasilan Membaca pada Siswa SDN 32 Sungai
Jaring
2021
Nurhasnah 724
kecil diantaranya kurang control waktu dan belum memberikan tindak lanjut.
Presentase hasil belajar dan partisipasi siswa dalam pembelajaran terlihat meningkat
drastis. Para siswa lebih banyak memperhatikan dan menjawab pertanyaan guru, lebih
bersemangat, dan kreatif. Kemampuan dalam mengeja huruf menjadi suatu kata lebih
meningkat, yang tentunya berpengaruh terhadap kemampuan dalam membaca
permulaan. Dengan partisipasi siswa dalam pembelajaran yang semakin meningkat,
suasana kelas pun menjadi hidup dan lebih menyenangkan. Dari analisis hasil test pada
siklus 2 ini diketahui bahwa nilai rata-rata siswa adalah 67,5 dan siswa yang
memperoleh nilai di bawah batas KKM sebanyak 1 siswa atau 10%.
Berdasarkan penelitian ini pembelajaran dikatakan berhasil apabila partisipasi siswa
dalam pembelajaran meningkat. Selain itu hasil yang dicapai siswa melalui test akhir
pembelajaran mencapai nilai rata-rata kelas 67 dan presentase siswa yang memperoleh nilai
di atas KKM sebanyak 90 %. Atas dasar ketentuan tersebut dan melihat hasil yang
diperoleh pada masing-masing siklus, maka pembelajaran membaca permulaan yang
menggunakan media gambar yang dilaksanakan pada siklus 2 sudah berhasil sehingga tidak
perlu dilanjutkan ke siklus berikut.
Pembelajaran bahasa Indonesia dengan materi membaca permulaan sudah bisa
dikatakan berhasil. Hal tersebut terbukti nilai membaca permulaan siswa dari sebelum
tindakan sampai pelaksanaan siklus 2 terus meningkat, dan nilai rata-rata kelas pun naik.
Semula sebelum tindakan, nilai bahasa Indonesia dengan materi membaca permulaan rata-
rata kelasnya hanya 60.
Setelah diadakan tindakan yaitu mengajar dengan menggunakan media gambar, pada
siklus 1 nilai rata-ratanya naik menjadi 60. Pada siklus 1 ini masih terdapat 6 siswa yang
nilainya belum mencapai KKM, maka peneliti melanjutkan penelitian siklus 2. Pada siklus
2 ini, nilai rata-rata kelas naik menjadi 67, 5. Maka, tidak dilanjutkan ke siklus 3 karena
sudah mencapai 90 % siswa yang berhasil. Pada siklus 3 ini, presentase siswa yang sudah
berhasil pembelajaran membaca permulaannya adalah sebanyak 92, 3 % dengan nilai rata-
rata 78, 5 %.
Pada penelitian ini, masih terdapat 1 siswa yang nilainya belum mencapai KKM. Hal
tersebut terjadi karena faktor dari siswa itu sendiri. Siswa tersebut memiliki sifat yang
pemalas, kurang motivasi dari orang tua, di rumah tidak ada yang mau membimbing
belajar, dan pada saat mengikuti pelajaran selalu bermain sendiri. Setiap kali dinasehati
guru, siswa tersebut diam, namun tidak menghiraukan. Siswa tersebut tetap bermain tanpa
merespon pelajaran, karena dengan alasan malas belajar.
Mengajar dengan menggunakan media gambar ini mampu menumbuhkan siswa
lebih mudah mengingat bentuk huruf, cara mengucapkan huruf, cara mengeja suku kata,
dan cara membaca suatu kata, sehingga siswa menjadi lebih termotivasi dan tertarik dalam
pelajaran membaca permulaan.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian ini, penggunaan media gambar dalam pembelajaran
dapat mengatasi kesulitan belajar membaca permulaan pada siswa kelas I SD Negeri 32
Sungai Jaring dibandingkan dengan pembelajaran yang sebelum menggunakan media
gambar. Hal ini dapat diketahui dari rata-rata prestasi belajar siswa yang relatif lebih tinggi
bila proses pembelajarannya menggunakan media gambar dibandingkan dengan nilai rata-
rata siswa yang pembelajarannya sebelum menggunakan media gambar. Nilai rata-rata
siswa yang pembelajarannya menggunakan media gambar adalah 67, 5, sedangkan nilai
rata-rata siswa yang pembelajarannya sebelum menggunakan media gambar adalah 59.
Dengan demikian berdasarkan penelitian tindakan kelas dengan menggunakan 2 siklus
tersebut di atas, ternyata hipotesis yang dirumuskan telah terbukti kebenarannya, artinya
Volume 1, Nomor 7 , Juli 2021
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
725 http://sosains.greenvest.co.id
bahwa ternyata dengan menerapkan pembelajaran dengan menggunakan media gambar
dapat mengatasi kesulitan belajar membaca permulaan siswa kelas I SD Negeri 32 Sungai
Jaring. Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan
media gambar dapat mengatasi kesulitan belajar membaca permulaan pada siswa kelas I
SD Negeri 32 Sungai Jaring.
Bibliografi
Ananda, Rizki. (2019). Penerapan Metode Mind Mapping untuk Meningkatkan
Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Sekolah Dasar. Edukatif: Jurnal Ilmu
Pendidikan, 1(1), 110.
Asy’ari, M. Kholil. (2017). Metode Pendidikan Islam. Qathrunâ, 1(01), 193205.
Dewi, Ida Ayu Made Sasmita. (2019). Manajemen Risiko. Bali: Unhi Press.
Ginting, Dinamika. (2019). Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan
Model Make A Match Pada Mata Pelajaran Ips Materi Memlihara Lingkungan Alam
Dan Buatan Di Sekitar Rumah Di Kelas Iii Sd Negeri 040469 Surbakti Tahun
Pelajaran 2018/2019. Medan: Universitas Quality.
Gunawan, Candra. (2020). Pengaruh Game Online Mobile Legend Terhadap Interaksi
Sosial Remaja Di Rukun Warga 13 Kelurahan Tamansari Bandung. Bandung: FKIP
UNPAS.
Halim, Abdul. (2012). Pengaruh strategi pembelajaran dan gaya belajar terhadap hasil
belajar fisika siswa SMP N 2 Secanggang Kabupaten Langkat. Jurnal Tabularasa,
9(2), 141158.
Hanifah, Nurdinah. (2014). Memahami penelitian tindakan kelas: teori dan aplikasinya.
Bandung: UPI Press.
Hidayah, Nurul. (2015). Penanaman Nilai-Nilai Karakter dalam Pembelajaran Bahasa
Indonesia di Sekolah Dasar. TERAMPIL: Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran
Dasar, 2(2), 190204.
Idzhar, Ahmad. (2016). Peranan guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa. Jurnal
Office, 2(2), 221228.
Ihsan, Muhammad Thoriqul. (2021). Pemikiran Ali Sya’riati dan perjuangannya dalam
Revolusi Islam Iran (1933-1977). Surabaya: UIN Sunan Ampel Surabaya.
Kurnia, Rita. (2019). Bahasa Anak Usia Dini. Yogyakarta: Deepublish.
Lindawati, Ni Putu, Asriyani, Retny, & Anggayana, I. Wayan Agus. (2019). Model
Kooperatif Think-Pair-Share Dalam Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan
Dialog Bahasa Inggris Mahasiswa Akademi Komunitas Manajemen Perhotelan
Indonesia. LITERA: Jurnal Litera Bahasa Dan Sastra, 4(1).
Madyawati, Lilis. (2016). Strategi pengembangan bahasa pada anak. Kencana.
Octavia, Shilphy A. (2020). Motivasi belajar dalam perkembangan remaja. Yogyakarta:
Deepublish.
Rahman, Taufiqur. (2018). Aplikasi model-model pembelajaran dalam penelitian tindakan
kelas. Jawa Timur: CV. Pilar Nusantara.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-
ShareAlike 4.0 International License.