Volume 1, Nomor 8, Agustus 2021
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
838 http://sosains.greenvest.co.id
ANALISIS PERAWATAN PARTUS SEKTIO CAESAREA PASIEN
RAWAT INAP JAMKESMAS INA-CBG’S DI RSU MUHAMMADIYAH
CIREBON
Ghina Farrah Fadhilah dan Irda Sari
Politeknik Piksi Ganesha, Indonesia
Diterima:
04 Agustus 2021
Direvisi:
12 Agustus 2021
Disetujui:
15 Agustus 2021
Abstrak
Sampai sekarang masalah kesehatan ibu dan anak masih
merupakan masalah pokok yang dihadapi bangsa Indonesia,
termsuk kasus persalinan yang kian bervariasi. Data
menunjukan angka bedah caesarea di rumah sakit umum swasta
diatas 30% bahkan ada yang mencapai 85%. Di RSU
Muhammadiyah Cirebon pada triwulan 1 tahun 2021 mencapai
80%. Penelitian yang dilakukan dengan menggunakan metode
penelitian deskriptif dan observasional (langsung) pada DRM
yang dilakukan untuk mengetahui deskripsi jenis persalinan di
bangsal obsgyn di RSU Muhammadiyah Cirebon pada triwulan
1 tahun 2021. Hasil survey awal berdasarkan laporan Rumah
Sakit dan PPK Rujukan 10 besar penyakit RI di
RS/BP4/BKMM/BBKPM/ BKPM/BKIM RSU Muhammadiyah
Cirebon triwulan 1 tahun 2021, menunjukan bahwa kasus sektio
caesarea pasien RI jamkemas diketahui sebanyak 224 kasus
pada periode triwulan 1 tahun 2021. Tujuan dilakukannya
penelitian ini adalah, untuk mengetahui dan menganalisis
standar lama perawatan (LOS) pada pasien kasus section
caesarea pada periode triwulan 1 tahun 2021 di RSU
Muhammadiyah Cirebon.
Kata kunci: Bedah Sectio caesarea, bangsal obsgyn,
Jamkesmas
Abstract
Until now, maternal and child health problems are still the main
problems faced by the Indonesian people, including childbirth
which is increasingly varied. The data shows the caesarean
section rate in private public hospital is above 30% and some
even reach 85%. At the Muhammadiyah Hospital, Cirebon in the
first quarter of 2021, it reached 80%. The study was conducted
using descriptive and observational research methods (direct) on
DRM which was carried out to determine the description of the
type of delivery in the obsgyn ward at Muhammadiyah Hospital
Cirebon in first quarter of 2021. The results of the initial survey
based on Hospital reports and PPK referrals for the top 10
indonesian diseases at RS/BP4/BKMM/BBKPM/BKPM/BKIM
Muhammadiyah Hospital Cirebon in the first quarter of 2021,
showed that there were 224 cases of section caesarean in
patients with Jamkesmas RI in the first quarter 2021. The
purpose of this study is to determine and analyse the standard of
care duration (LOS) in patients with caesarean section cases in
the first quarter of 2021 at Muhammadiyah Hospital Cirebon.
Analisis Perawatan Partus Sektio Caesarea Pasien
Rawat Inap Jamkesmas Ina-Cbg’s Di Rsu
Muhammadiyah Cirebon
2021
Ghina Farrah Fadhilah dan Irda Sari 839
Keywords : Sectio caesarea surgery, obsgyn ward,
Jamkesmas
Pendahuluan
Sectio Caesarea (SC) atau biasa disebut operasi sesar atau caesarean section
adalah salah satu tindakan persalinan untuk mengeluarkan bayi melalui sayatan abdomen
dan uterus (Palifiana & Khasanah, 2019). SC merupakan tindakan yang dapat
menyelamatkan nyawa ibu dan janin bila diperlukan (Supami, 2020). Tindakan section
caesarea (SC) dapat dilakukan secara gawat darurat ataupun elektif. Akan tetapi,
tindakan ini harus dilakukan hanya bila terdapat indikasi (Yaeni & Sulastri, 2013).
Indikasi dilakukannya SC dapat berupa indikasi fetal, maternal, ataupun keduanya yang
umumnya mencakup masalah pada his (power), jalan lahir (passage), dan fetus
(passanger). Melakukan sectio caesarea (SC) dengan indikasi yang tepat akan
mengurangi angka SC yang tidak diperlukan dan komplikasi terkait seperti, infeksi,
gangguan traktus genitouria, pendarahan, ileus, sepsis, hingga komplikasi jangka panjang
(Fitri Rahayu, 2014). Operasi Sectio Caesarea (SC) dapat dilakukan dalam beberapa
langkah, yaitu Lapratomi, isterotomi. Persalinan, reparasi uterus, penutupan luka bekas
insisi. Tindakan section caesarea (SC) memerlukan kompetensi khusus dan alat alat
khusus (Nel, 2016). Oleh karena itu, tindakan ini harus dilakukan oleh dokter yang
berkompetensi dan fasilitas kesehatan yang memadai (Faisal, Serudji, & Ali, 2020).
Indikasi dilakukannya operasi sectio caesarea (SC) atau biasa disebut operasi sesar atau
caesarean section, secara umum adalah bila terdapat masalah pada jalan lahir (passenge),
his (power), dan/atau janin (passenger) atau terdapat kontraindikasi persalinan per vagina
(Siska Putri Rahayu, 2018). Indikasi ini dapat dibedakan menjadi 3 kelompok besar, yaitu
indikasi maternal, indikasi fetal dan keduanya (Amalia Frida Masruro, 2019).
Operasi section caesarea (SC) pada indikasi indikasi diatas dapat dilakukan secara
efektif ataupun emergensi berdasarkan kategori tingkat urgensinya. Studi menunjukan
bahwa melakukan SC dengan indikasi secara terencana memberikan dampak lebih baik
secara psikologis terhadap ibu (Oktarina, Misnaniarti, Sutrisnawati, & Nyoman, 2018).
Meskipun demikian, segala upaya untuk mancegah SC perlu dilakukan sebelum
melakukan tindakan sebelum melakukan tindakan SC bila memungkinkan. Operasi
section caesarea (SC) secara umum dibedakan menjadi primer dan sekunder (Artina,
2018). SC primer merupakan tindakan yang dilakukan pertama kali, sedangkan SC
sekunder merupakan tindakan SC dengan riwayat SC sebelumnya. Berdasarkan
urgensinya, section caesarea (SC) dapat dibedakan menjadi SC cito dan elektif. Hanya
1% kehamilan yang memerlukan SC cito, yaitu SC yang dilakukan setelah proses
persalinan dimulai. Sedangkan SC selektif adalah tindakan SC terencana yang dilakukan
sebelum proses persalinan dimulai. Operasi SC emergensi dibagi kedalam 3 kategori,
yaitu, Kategori 1 : gawat janin atau gawat ibu yang membahayakan nyawa, Kategori 2 :
kegawatan janin atau ibu yang tidak membahayakan nyawa, Kategori 3 : persalinan
dibutuhkan tanpa adanya tanda gawat janin atau gawat ibu.
Tingkat urgensi section caesarea (SC) akan menentukan waktu tindakan harus
dilakukan. Persalinan yang termasuk kedalam kategori 1 dan 2 perlu mendapatkan
penanganan dengan SC secepatnya. Tindakan SC harus dilakukan segera setelah
diagnosis dibuat, yaitu dalam kurun waktu 30 menit pada kategori 1 dan dalam 75 menit
pada kategori 2. Section caesarea (SC) hanya memiliki kontraindikasi relative, tetapi
tidak ada kontraindikasi absolut. Kontraindikasi SC adalah pada 2 keadaan, Keselamatan
ibu terancam bila tindakan dilakukan (misalnya, ibu menderita gangguan pulmonal berat)
Fetus diketahui memiliki abnormalitas kariotipik atau anomaly kongenital yang dapat
menyebabkan kematian segera setelah lahir (misalnya, anescephaly). Di Indonesia
Volume 1, Nomor 8, Agustus 2021
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
840 http://sosains.greenvest.co.id
sendiri, secara garis besar jumlah dari persalinan Caesar di rumah sakit pemerintah adalah
skitar 20-25% dari total persalinan (Suryadi, 2020). Sedangkan untuk rumah sakit swasta
jumlahnya sangat tinggi, yaitu sekitar 30-80% dari total persalinan.
Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia bersama Pemerintah (Departemen
Kesehatan dan Departemen Kesejahteraan Sosial) mengeluarkan Surat Edaran Direktorat
Jendral Pelayanan Medik (Dirjen Yanmedik), dan Departemen Kesehatan RI menyatakan
bahwa, angka section caesarea untuk rumah sakit pendidikan atau rujukan sebesar 20%
dan rumah sakit swasta sebesar 15% (Indonesia, 2012). Jamkesmas adalah bentuk
bantuan sosial pelayanan kesehatan yang diberikan oleh pemerintah untuk masyarakat
kecil atau kurang mampu yang menjadi sasarannya agar tetap mendapatkan pelayanan
medis yang sesuai standar (Prana, 2013). Program ini diselenggarakan secara nasional
agar terjadi subsidi silang dalam rangka mewujudkan pelayanan kesehatan yang memadai
dan menyeluruh bagi masyarakat kelas menengah kebawah, yang bertujuan untuk
melaksanakan penjaminan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat dengan prinsip
asuransi kesehatan sosial. Berdasarkan hasil survey laporan RS dan PPK Rujukan 10
besar penyakit RI di RS/BP4/BKMM/BBKPM/ BKPM/BKIM RSU Muhammadiyah
Cirebon triwulan 1 tahun 2021 diketahui setiap pasien section caesarea memiliki masa
perawatan yang sudah memenuhi standar INA-CBG’S yaitu rentang 4 - 5 hari per pasien
perawatan setelah melakukan prosedur sectio caesarea dengan level 1 dan 2 dengan LOS
masa peawatan berkisar antara 5 6 hari, sedangkan level 3 dengan LOS masa perawatan
berkisar antara 7 8 hari dengan tingkat komplikasi lebih banyak dan sangat berpengaruh
terhadap diagnose utamanya. Pembayaran klaim Jamkesmas berdasarkan atas LOS rata
rata sesuai standar INA-CBG’S, maka asumsi yang ada pada LOS adalah tagihan rumah
sakit. Oleh karena itu, sesuai dengan hasil survey di RSU Muhammadiyah Cirebon hasil
data LOS pasien menunjukan masa perawatan perpasien sudah sesuai dengan standarisai
dari INA-CBG’S, jadi tidak berdampak besar kepada finansial rumahsakit karena hal ini
dapat dikelola secara langsung dan dapat mengurangi kerugian finansial yang akan
dialami oleh rumah sakit dikemudian hari.
Metode Penelitian
Jenis metode penelitian yang dilakukan oleh penulis di RSU Muhammadiyah
Cirebon adalah menggunakan metode penelitian deskriptif, artinya penulis dapat
memanfaatkan data data yang ada dari hasil pelayanan pasien Jamkesmas yang tercatat
dalam Dokumen Rekam Medis (DRM) dengan menggunakan metode Observasi
Langsung dan Objektif yang artinya, penulis menelaah, melakukan pengamatan dan
melakukan pencatatan data secara langsung dan mandiri terhadap objek yang sedang
diteliti dilapangan. Pendekatan dilakuakan dengan metode cross-sectional, yaitu
pengambilan data dan penelitian dilakukan dengan bersama sama melihat data yang
terdapat pada indeks penyakit dan RM 1 pada DRM.
Instrument yang digunakan dalam observasi kali ini adalah menggunakan
instrument checklist untuk mengumpulkan data Rekam Medis Pasien Sectio Caesarea,
yaitu dengan mencatat nama dan usia pasien untuk mengamati rentang usia pasien kasus
section caesarea yang paling banyak ditangani oleh DPJP di RSU Muhmmadiyah
Cirebon. Data yang diperoleh oleh penulis kemudian dilakukan pemeriksaan sebelum
diolah agar didapatkan hasil yang valid dan dapat dipertanggungjawabkan. Selanjutnya
pengelompokan data yang sudah didapat akan disajikan dalam bentuk table dan grafik.
Analisis dilakukan secara deskriptif yaitu dengan menggambarkan hasil perbandingan
LOS pasien Jamkesmas kasus section caesarea rawat inap dengan LOS INA-CBG’S yang
dijadikan standar oleh RSU Muhammadiyah Cirebon
Analisis Perawatan Partus Sektio Caesarea Pasien
Rawat Inap Jamkesmas Ina-Cbg’s Di Rsu
Muhammadiyah Cirebon
2021
Ghina Farrah Fadhilah dan Irda Sari 841 835
Hasil dan Pembahasan
Berikut ini adalah hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis di RSU
Muhammadiyah Cirebon selama periode triwulan 1 tahun 2021, sebagai berikut:
Gambar 1. Data Usia Ibu
Umur ibu merupakan salah satu
4
actor yang mempengaruhi masa persalinan.
Dalam penelitian yang dilakukan, penulis membagi 3 kategori umur ibu yaitu sebagai
berikut, < 20 tahun, 20 -35 tahun dan > 35 tahun. Pada umur < 20 tahun sebanyak 1%
dengan jumlah 2 orang ibu dengan usia 17 dan 19 tahun. Penulis mempresentasikan
persentase umur ibu terbanyak dengan LOS INA CBG’s (80%) pada rentang usia 20 35
tahun, sedangkan persentase umur > 35 tahun sebanyak 19%.
Umur ibu yang melakukan proses persalinan dengan menggunakan metode section
caesarea pada triwulan 1 tahun 2021 dengan jumlah ibu sebanyak 224 orang. Dengan
persentase tertinggi usia ibu dengan LOS INA-CBG’s pada rentang usia 20 -35 dengan
jumlah 165 ibu. Pada rentang usia < 20 tahun dengan jumlah ibu sebanyak 2 ibu, dan
pada rentang usia > 35 tahun sebanyak 57 ibu. Factor resiko persalinan yang sulit pada
ibu yang belum pernah melahirkan pada kelompok umur ibu < 20 tahun dan pada
kelompok usia diatas > 35 tahun adalah memiliki resiko 3 kali lebih tinggi dari kelompok
umur reproduksi sehat pada rentang usia 20 35 tahun yang memiliki resiko lebih
rendah.
Tabel 1. Data Rentang Usia
No.
Rentang usia
1.
< 20 tahun
2.
20 35 tahun
3.
> 35 tahun
Total
Berdasarkan data penelitian, ternyata LOS pasien dengan standar LOS INA-CBG’s
di rumah sakit umum muhammadiyah Cirebon sudah cukup memenuhi standar dengan
rata rata satu pasien dengan masa perawatan sebanyak 4-5 hari.
Volume 1, Nomor 8, Agustus 2021
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
842 http://sosains.greenvest.co.id
Gambar 2. Data Diagnosa Utama
Diagnosa utama adalah diagnosa yang ditegakkan pada akhir atau final yang dipilih
dokter pada hari terakhir perawatan dengan kriteria paling banyak menggunakan sumber
daya atau hari perawatan paling lama. Diagnose utama sangat menentukan dalam
penatalaksanaan akhir dari sebuah perawatan sehingga perlu dilakukan peningkatan
kepekaan dalam segi pelayanan demi kepuasan pasien sehingga pasien dapat merasa puas
dan dapat berimbas kepada meningkatnya pendapatan rumah sakit tersebut. Peningkatan
kepekaan tenaga medis dalam melakukan tata laksana kehamilan untuk mencegah
terjadinya komplikasi selama masa proses persalinan. Di RSU Muhammadiyah Cirebon
menunjukan bahwa kelompok diagnose utama dengan LOS INA-CBG’s terbanyak adalah
placenta previa dengan persentase sebanyak 25% (51 orang) disusul oleh KPD (ketuban
pecah dini) dengan persentase 13% (23 orang), bayi lahir sungsang dan preeclampsia
dengan persentase sebesar 7% (masing masing sebanyak 12 orang).
Plasenta Previa adalah plasenta yang berimplantasi atau tertanam pada segmen
bagian bawah pada Rahim yang menutupi sebagian atau seluruh jalan lahir (ostium utri
intemum). Persentase angka terjadinya plasenta previa adalah sebanyak 0,4% - 0,5% dari
keseluruhan persalinan dalam periode triwulan 1 tahun 2021. Plasenta terbentuk pada saat
awal mula terjadinya kehamilan dengan bentuk bundar yang merupakan organ yang
bertanggungjawab dalam menyediakan oksigen dan nutrisi untuk pertumbuhan janin yang
melekat pada dinding uterus yang menghubungkan ibu dengan janin. Terjadinya plasenta
previa adalah satu dari 250 kehamilan dengan insiden berganda pada kehamilan kembar
seperti kembar dua atau tiga. Ibu yang berusia > 30 tahun cenderung akan mengalami
plasenta previa dan berdasarkan penelitian penulis, ternyata kelompok diagnosa utama
dengan LOS INA-CBG’s terbanyak adalah plasenta previa dengan persentase sebanyak
25% (sebanyak 51 orang) disusul dengan KPD dengan persentase sebesar 13% (23
orang).
Gambar 3. Data Diagnosa Sekunder
Data Diagnosa Sekunder
Bekas SC
Deformitas
Tulang Panggul
Blighted Ovum
(Hamil Kosong)
Analisis Perawatan Partus Sektio Caesarea Pasien
Rawat Inap Jamkesmas Ina-Cbg’s Di Rsu
Muhammadiyah Cirebon
2021
Ghina Farrah Fadhilah dan Irda Sari 843
Diagnosa sekunder atau diagnosa tambahan adalah diagnosa selain dari diagnose
utama yang sudah ada sebelum pasien dirawat di rumah sakit dan muncul sebagai akibat
dari tindakan penatalaksanaan rawatan pasien selama dirumah sakit, yang
menggambarkan suatu kondisi yang dialami pasien mendapatkan pengobatan selama
masa perawatan atau dimana dokter mempertimbangkan kebutuhan untuk memasukannya
dalam pemeriksaan kesehatan lebih lanjut berdasarkan RM 1 atau diagnosa selain
diagnose utama yang sudah muncul atau sudah ada sebelum dan selama menjalani
perawatan di Rumah sakit. Diagnosa sekunder terdiri dari diagnosa penyerta
(comorbidity) dan diagnosa penyulit (complication). Diagnosa penyerta atau biasa disebut
dengan komorbiditas adalah adanya satu atau lebih kondisi tambahan yang sering terjadi
bersamaan dengan kondisi primer (Rosmiati, 2016). Komorbiditas menggambarkan efek
dari semua kondisi lain yang mungkin dimiliki pasien selain dari kondisi utama yang
diinginkan dan dapat bersifat fisiologis atau psikologis. Di RSU Muhammadiyah Cirebon
menunjukan bahwa kelompok diagnose sekunder dengan LOS INA-CBG’s pada
triwulan 1 terbanyak adalah Bekas SC dengan persentase 23%, disusul oleh DTP
(deformitas tulang panggul) sebanyak 13%. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
peneliti ternyata golongan kelompok diagnosa sekunder dengan LOS terbanyak adalah
Bekas SC dengan persentase sebesar 23%. Dengan demikian dapat dilakukannya tindakan
SC yang disebabkan oleh bekas tindakan SC yang sebelumnya dilakukan oleh ibu.
Salah satu standar penggunaan sumberdaya yang diperlukan dalam memberikan
pelayanan kesehatan di rumah sakit dimana, rumah sakit sebagai suatu system yang
memiliki klasifikasi kombinasi beberapa jenis penyakit dan prosedur serta tindakan
pelayanan yang ada di suatu rumah sakit serta pembiayaan yang terkait dengan efektifitas
dan mutu pelayanan yang diberikan terhadap pasien (Nofitasari, 2013). INA-CBG’s
dibuat berdasarkan data atau variable dari berbagai rumah sakit di Indonesia (INA).
Dalam ketentuan LOS INA-CBG’s ada 3 tingkatan keparahan yang biasa disebut 3 level
keparahan yang terdiri dari level 1, 2 dan 3. Di RSU Muhammadiyah Cirebon, software
INA-CBG’s nya sudah menggunakan grouper huruf dimana sudah dapat diklasifikasikan
sesuai penyakitnya dan memudahkan koder untuk melakukan cross-check ulang jika
terjadi suatu kesalahan. Standar LOS INA-CBG’s ada 3 tingkatan level atau 3 tingkatan
keparahan dengan masing masing terdapat ketentuan LOS (lama hari rawat) sesuai
standar LOS INA-CBG’s yang telah ditentukan, sebagai berikut:
Tabel 2. Data Level Tingkat Keparahan dan Standar LOS INA-CBG’S
No
Tingkat Keparahan
Standar LOS
1.
1
5,5 hari atau 6 hari
2.
2
5,6 hari atau 6 hari
3.
3
7,8 hari atau 7 hari
Di RSU Muhammadiyah Cirebon, tingkat keparahan kasus yang paling terbanyak
adalah level 1 yakni hanya 4 6 hari masa perawatan yaitu sebanyak 91% kebanyakan
yang berkaitan dengan kasus sectio caesarea, curetase dan masa perawatan lainnya untuk
ibu yang baru melahirkan.
LOS pasien adalah jumlah hari dimana pasien mendapatkan perawatan intensif atau
perawatan inap di rumah sakit agar dapat ditangani langsung oleh tenaga medis. Tercatat
sejak pasien masuk atau sejak pasien tercatat sebagai pasien rawat inap (admisi) hingga
pasien keluar dari rumah sakit (discharge). Berdasarkan data dan indeks penyakit
komputerisasi cara menghitung LOS adalah dengan cara (tanggal masuk tanggal keluar)
Volume 1, Nomor 8, Agustus 2021
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
844 http://sosains.greenvest.co.id
+ 1. Dalam penelitian yang dilakukan oleh penulis di RSU Muhammadiyah Cirebon
selama masa periode triwulan 1 tahun 2021 mendapatkan hasil data presentase berupa
LOS pasien dengan lama perawatan terbanyak yaitu dengan lama perawatan sebanyak 5
hari yaitu sebesar 25,5% dan persentase LOS pasien terendah yaitu dengan masa lama
perawatan sebanyak 7 hari yakni hanya 10,5%.
Kesesuaian LOS yang sudah dibandingkan antara LOS pasien dengan standar LOS
INA-CBG’s di RSU Muhammadiyah Cirebon sudah cukup memuaskan dikarenakan,
standar LOS yang digunakan oleh RSU Muhammadiyah Cirebon sudah memenuhi
standar dan sesuai dengan ketentuan LOS INA-CBG’s. dalam perbandingan yang
dilakukan oleh penulis, penulis membandingkan antara diagnose utama yang dialami
pasien serta diagnose sekunder yang mempengaruhi pasien untuk datang dan
mendapatkan tindakan dan perawatan oleh tenaga medis hingga pasien pulang.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis tentang Analisis Lama
Perawatan Pada Partus Sektio Caesarea Pasien Rawat Inap JAMKESMAS INA-CBG’S
Pada Triwulan 1 Tahun 2021 di RSU Muhammdiyah Cirebon dapat disimpulkan menjadi
beberapa hal sebagai berikut, urutan LOS terbanyak yaitu dengan lama perawatan
sebanyak 5 hari dengan persentase sebesar 25,5% dikarenakan banyak kasus yang
berkaitan dengan kasus section caesarea, curetase dan masa perawatan lainnya untuk ibu
yang baru melahirkan dan yang memiliki LOS paling rendah yaitu dengan masa lama
perawatan sebanyak 7 hari dengan persentase sebesar 10,5%. Berdasarkan rentang usia
dan karakteristik umur ibu yang menjalani proses persalinan dengan metode Sectio
Caesarea pada triwulan 1 tahun 2021 terbanyak adalah pada rentang usia 20 35 tahun
sebanyak 80% (165 ibu) sedangkan yang menjadi usia terendah adalah pada usia < 20
tahun yakni hanya 1% (2 ibu) saja. Diagnosa utama terbanyak adalah Placenta Previa
dengan persentase sebesar 25% (51 orang), disusul oleh KPD (ketuban pecah dini)
dengan persentase sebesar 13% (23 orang) dan persentase diagnose utama terendah dalam
kurun waktu triwulan 1 tahun 2021 adalah bayi lahir sungsang dan preeclampsia dengan
persentase sebesar 7% (masing masing 12 orang). Pada kasus section caesarea yang
diteliti oleh penulis berdasarkan standart LOS INA-CBG’s terbesar yakni termasuk
kedalam level 1 (91%). Berdasarkan persentase LOS pasien di RSU Muhammadiyah
Cirebon yakni sudah sesuai dengan standar LOS INA-CBG’s.
Bibliografi
Amalia Frida Masruro, Amel. (2019). Laporan Tugas Akhirasuhan Kebidanan
Komprehensifpada Ny “S” Usia 33 Tahun Persalinan Dengan Sectio Caesarea Atas
Indikasi Letak Sungsangdi Rs Ben Marikota Malang.
Artina, Br. (2018). Hubungan Mobilisasi Dini Dengan Penyembuhan Luka Post Operasi
Sectio Seasarea Di Rsu Melati Perbaungan Tahun 2018. Sumatra Utara: Institut
Kesehatan Helvetia.
Faisal, Afrah Diba, Serudji, Joserizal, & Ali, Hirowati. (2020). Pelaksanaan Program
Inisiasi Menyusu Dini Di Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Buaya Kecamatan Koto
Tangah. Jurnal Kesehatan Andalas, 8(4).
Fitri Rahayu, Fitri Rahayu. (2014). Hubungan Perawatan Pasien Post Anestesi Spinal
Dengan Kejadian Komplikasi Sakit Kepala Di Ruang Kebidanan Rumah Sakit Islam
Ibnu Sina Bukittinggi Tahun 2014. Padang: Stikes Perintis Padang.
Indonesia, Ikatan Dokter. (2012). Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia. Jakarta:
Jakarta.
Nel, Isabela Sofia. (2016). Asuhan Kebidanan Multipara Post Sc Atas Indikasi Ketuban
Analisis Perawatan Partus Sektio Caesarea Pasien
Rawat Inap Jamkesmas Ina-Cbg’s Di Rsu
Muhammadiyah Cirebon
2021
Ghina Farrah Fadhilah dan Irda Sari 845 839
Pecah Dini Di Ruang Flamboyan Rsud Prof. Dr. Wz Johannes Kupang, Tanggal 22-25
April 2016. Kupang: Universitas Citra Bangsa.
Nofitasari, Sendika Trias. (2013). Analisis Lama Perawatan (Los) Partus Seksio Caesarea
Pada Pasien Jamkesmas Rawat Inap Berdasarkan Ina–Cbgâ€
Tm
S Di Rumah Sakit
Islam Sultan Agung Semarang Tahun 2010. Fiki 2013, 1(1).
Oktarina, Ratih, Misnaniarti, Misnaniarti, Sutrisnawati, Dwi, & Nyoman, Ni. (2018).
Etika Kesehatan Pada Persalinan Melalui Sectio Caesarea Tanpa Indikasi Medis.
Media Kesehatan Masyarakat Indonesia Universitas Hasanuddin, 14(1), 916.
Palifiana, Dheska Arthyka, & Khasanah, Nur. (2019). Dampak Yoga Kehamilan
Terhadap Jenis Persalinan. Avicenna: Journal Of Health Research, 2(2), 4653.
Prana, Merry Martha Mahayu. (2013). Kualitas Pelayanan Kesehatan Penerima
Jamkesmas Di Rsud Ibnu Sina Gresik. Jurnal Kebijakan Dan Manajemen Publik,
1(01), 173185.
Rosmiati, Karolina. (2016). Identifikasi Drug Related Problems (Drps) Pada Pasien Gagal
Jantung Kongestif Di Bangsal Interne Rsup Dr. M. Djamil Padang. Jurnal Sains
Dan Teknologi Laboratorium Medik, 1(1), 1228.
Siska Putri Rahayu, Siska Putri Rahayu. (2018). Asuhan Kebidanan Komprehensif Pada
Ny. Y Di Bps Yelfia, S. Tr. Keb Baso Kabupaten Agam Tanggal 08 Februari S/D 28
Maret Tahun 2018. Padang: Stikes Perintis Padang.
Supami, Supami. (2020). Ibu Post Partum Sc (Sectio Caesarea) Dengan Masalah
Keperawatan Nyeri Akut. Malang: Stikes Panti Waluya Malang.
Suryadi, Aris. (2020). Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Diagnosa Post Operasi
Sectio Caesaria Di Ruang Rr Instalasi Bedah Sentral Rsud Mardi Waluyo Blitar.
Blitar: Stikes Patria Husada Blitar.
Yaeni, Muhamad, & Sulastri, S. Kp. (2013). Analisa Indikasi Dilakukan Persalinan
Sectio Caesarea Di Rsup Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten. Surakarta: Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike
4.0 International License.