Volume 1, Nomor 8, Agustus 2021
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
796 http://sosains.greenvest.co.id
metanol selama 5x24 jam, setelah itu ekstrak metanol daun majapahit di pekatkan
sehingga diperoleh ekstrak metanol kental. Proses fraksinasi dimulai dengan proses ECC
yaitu ekstrak metanol daun majapahit dipartisi dengan menggunakan dietil eter : air (1:1)
proses ini diulang sebanyak tiga kali, kemudian hasil partisi ditambahkan pelarut n-
butanol dan air (1:1) setelah itu diuapkan dan didapatkan hasil ekstrak metanol sebnayak
17 g dan ekstrak butanol. Setelah itu dilanjutkan dengan metode KLT dengan fase gerak
nya adalah kloroform : metanol : air (13:7:2) dan disemprot dengan menggunakan
H2SO4 10% v/v. Hasil KLT menunjukkan warna noda ungu, jingga dan coklat.
Selanjutnya pengujian KLTP dengan menggunakan eluen kloroform : metanol : air
(13:7:2), Hasil nya pada fraksi A terdapat 1 noda berwarna kuning sedangkan pada fraksi
B dan C terdapat 1 noda berwarna jingga. Kemudian pada fraksi B dilakukan identifikasi
ulang menggunakan metode KLT dua dimensi dan didapatkan hasil pada fraksi B
merupakan senyawa tunggal murni ditandai dengan noda tunggal pada arah pertama
maupun arah kedua. Selanjutnya melakukan uji spektrofotometri infra merah unutk
menentukan spektrum senyawa murni, uji ini dilakukan dengan mencampurkan senyawa
murni dari fraksi B dengan garam KBr dan kemudian dimasukkan ke dalam Acculab 2
dengan spektrofotometri infra merah, dan didapatkan hasil adanya gugus fungsi O-H,
C=C, C-C, dan C-H maka dapat disimpulkan bahwa daun majapahit mengandung
senyawa saponin (Firawati, 2018).
2. Herba Pegagan (Centella asiatica L. Urban)
Penelitian yang telah dilakukan terhadap herba pegagan. Didapatkan hasil bahwa
herba pegagan mengandung saponin triterpen yang merupakan kelompok senyawa
glikosida. Proses ekstraksi daun pegagan dilakukan dengan cara maserasi menggunakan
pelarut etanol 96% : air dengan perbandingan 70 : 30, proses ini dilakukan selama tiga
hari dengan menggunakan 1500 mL dan dua hari dengan menggunakan 1100 mL.
Selanjutnya dilakukan uji skrinning untuk melihat ada tidaknya kandungan glikosida pada
ekstrak daun pegagan, uji skrinning yang dilakukan adalah uji saponin dan reaksi positif
nya beruap terbentuknya busa setealh dikocok dan tidak hilang setelah didiamkan
maupun ditetesi HCl, pda uji saponin daun pegagan positif mengandung senyawa
saponin. Proses fraksinasi dilakukan dengan menggunakan metode kromatografi kolom
dan fraksi yang dihasilkan ditampung pada botol vial untuk selanjutnya diidentifikasi
menggunakan KLT. Pada proses KLT eluen yang digunakan adalah kloroform : metanol :
aquades (30:10:1) dan jumalah fraksi yang diidentifikasi sebanayk 39 fraksi. Hasil positif
pada sinar UV 366 nm ditandai dengan terbentuknya warna coklat-ungu setelah
disemprotkan dengan anisaldehid-asam sulfat dan pada sinar UV 254nm menunjukkan
fluoresensi berwarna biru-ungu . Selanjutnya dilakukan uji KLTP dengan eluen
kloroform : metanol : air (65:25:4 v/v) diamati dibawah sinar uv 366nm dan 254nm
kemudian disemprot dengan pereaksi LB dan dipanaskan pada suhu 85-90°C. Hasil pada
proses KLTP diperoleh 2 pita setelah diamati dengan pita masing-masing berwarna biru
gelap dan biru tua. Setelah itu subfraksi diuji lagi dengan metode KLT dan hasil positif
ditunjukkan dengan adanya spot berwarna ungu. Isolasi senyawa saponin pada daun
pegagan dilakukan dengan menggunkan metode KLT dua dimensi dengan eluen yang
digunakan adalah 6,9 mL kloroform + 2,7mL metanol + 0,4 mL air pada eluen pertama,
sedangkan pada eluen kedua digunakan 5,3mL kloroform + 2,8mL asam asetat glasial +
1,1mL metanol + 0,7mL air, dan didapatkan hasil pada elusi I terbentuk spot tunggal
berwarna biru pada Rf 0,5 dan apada elusi II terbentuk spot tunggal berwarna biru pada
Rf 0,71. Berdasarkan hasil tersebut maka spot hasil KLT berwarna biru dengan Rf 0,5
merupakan hasil positif karena mendekati Rf madecassic acid, dan pada elusi II dengan