Volume 1, Nomor 8, Agustus 2021
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
819 http://sosains.greenvest.co.id
PARTISIPASI MASYARAKAT DESA SALIKI: PROGRAM
WATER SUPPLY SYSTEM DALAM UPAYA
PEMENUHAN KEBUTUHAN AIR BERSIH
Muthia Andriani dan Muhammad Yusuf
Pertamina Hulu Sanga Sanga, Indonesia
E-mail: Andrianimut[email protected] dan [email protected]
Diterima:
18 Juli 2021
Direvisi:
10 Agustus 2021
Disetujui:
15 Agustus 2021
Abstrak
Kebutuhan air bersih memiliki peranan penting dalam kehidupan
manusia. Salah satu daerah yang mengalami permasalahan akan
kebutuhan air bersih adalah masyarakat Desa Saliki, Kecamatan
Muara Badak, Kabupaten Kutai Kartanegara Provinsi
Kalimantan Timur. Penyebab utama terjadinya permasalahan
akan kebutuhan air bersih di Desa Saliki adalah faktor geografis
dan juga industri pertambangan. Pengupasan tanah penutup
(overburden), penggalian batubaranya sendiri, serta waste
material menyebabkan tersingkapnya tanah/batuan yang
mengandung mineral sulfida, antara lain berupa Pirit (Pyrite) dan
Markasit (Marcasite). Air asam tambang juga akan mengandung
logam-logam dengan konsentrasi tinggi, sehingga dapat
berakibat buruk pada kesehatan lingkungan maupun manusia.
Permasalahan lain juga disebabkan karena distribusi air belum
merata, tidak tersedianya PDAM di lingkungan setempat
menyebabkan masyarakat sulit mengakses air bersih. Paparan
permasalahan di atas mendorong munculnya program Water
Supply System (WSS) yang diinisiasi oleh masyarakat setempat
khususnya anggota BUMDES Mekar Sejati bersama dengan tim
CSR PT. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif
melalui pendekatan action research. Objek dalam penelitian ini
adalah Program WSS (Water Supply System) yang dilaksanakan
oleh kelompok BUMDES Mekar Sejati, informan ditentukan
melalui purposive sampling.Program Water Supply System
(WSS) berhasil membantu memberikan solusi bagi permasalahan
kekurangan akan kebutuhan air bersih bagi masyarakat di Desa
Saliki. Selain itu, program WSS ini juga menjadi solusi dalam
meningkatkan pola perilaku hidup sehat di masyarakat yang
dibuktikan dengan menurunnya penyakit kulit yang dialami oleh
masyarakat setempat. Pada tahap pengembangan, program
pemberdayaan ini mampu menciptakan peluang usaha baru yaitu
beroperasinya depo air minum yang ekonomis dan terjangkau.
Kata kunci: Air bersih, water supply system, Mineral Sulfida
Abstract
The need for clean water has an important role in human life.
One of the areas experiencing problems with the need for clean
water is the people of Saliki Village, Muara Badak District,
Kutai Kartanegara Regency, East Kalimantan Province. The
main cause of the problem of clean water needs in Saliki Village
is geographical factors as well as the mining industry. Stripping
of overburden, digging of its own coal, and waste material cause
Partisipasi Masyarakat Desa Saliki: Program Water
Supply System Dalam Upaya Pemenuhan Kebutuhan Air
Bersih
2021
Muthia Andriani dan Muhammad Yusuf 820
the disclosure of soil / rock containing mineral sulfide, among
others in the form of Pyrite (Pyrite) and Hqit (Marcasite). Mine
acid water will also contain high concentrations of metals, so it
can be bad for both environmental and human health. Another
problem is also caused because the distribution of water is not
evenly distributed, the unavailable PDAM in the local
environment makes it difficult for people to access clean water.
Exposure to the above problems encouraged the emergence of
water supply system (WSS) program initiated by the local
community, especially bumdes mekar sejati members together
with PT CSR team. This study uses descriptive qualitative
methods through action research approach. The object in this
study is the WSS (Water Supply System) Program conducted by
bumdes Mekar Sejati group, informant determined through
purposive sampling. The Water Supply System (WSS) program
successfully helped provide solutions to the problem of lack of
clean water needs for the community in Saliki Village. In
addition, the WSS program is also a solution in improving
healthy lifestyle patterns in the community as evidenced by the
decrease in skin diseases experienced by the local community. At
the development stage, this empowerment program is able to
create new business opportunities, namely the operation of an
economical and affordable drinking water depot.
Keywords: clean water, water supply system, mineral sufida.
Pendahuluan
Kebutuhan air bersih memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia.
Sebagian besar aktivitas manusia membutuhkan air bersih dan kebutuhan ini bersifat
merata disegala bidang (Kurniawan, 2016). Kesadaran manusia atas kebutuhan terhadap
air bersih mendorong berbagai macam upaya dan inovasi dalam mempermudah
mengakses air bersih. Tidak sedikit dari masyarakat pun yang pada akhirnya bersaing
dalam mengakses air bersih di lingkungannya. Jumlah populasi manusia yang terus
meningkat yang tidak diimbangi dengan pola hidup yang baik dalam menjaga
keseimbangan lingkungan terkadang menyebabkan pencemaran terhadap air bersih, hal
ini membuat keberadaan air bersih menjadi terbatas dibeberapa wilayah di Indonesia
(Purba et al., 2020). Padahal di lain pihak kecenderungan konsumsi air bersih justru naik
secara eksponensial seiring dengan pertambahan penduduk. Meskipun bumi terdiri dari
97.5 % air, tetapi hanya 1 % dari air tersebut yang tawar. Air tawar tersebut bersumber
dari curah hujan yang tertampung pada danau, situ, sungai, maupun cekungan air tanah
(Eka, 2016).
Perubahan iklim yang tidak menentu juga menjadi salah satu penyebab susahnya
manusia dalam memprediksi keberadaan air bersih. Berdasarkan studi-studi literatur yang
telah dilakukan didapatkan keseimbangan air tanah dipengaruhi oleh ketersediaan air,
curah hujan presipitasi dan evapotranspirasi, oleh karena itu diperlukan data curah hujan
sebagai faktor pendukungnya (Amalia & Sugiri, 2014). Peningkatan jumlah penduduk
juga berarti meningkat pula kebutuhan akan air tanah (Amalia dan Sugiri, 2014). Berbasis
dari peningkatan nilai evapotranspirasi, merubah pengisian ulang air tanah dan memotong
kebutuhan air yang diperkirakan merupakan dampak dari perubahan iklim terhadap
ketersediaan air.
Volume 1, Nomor 8, Agustus 2021
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
821 http://sosains.greenvest.co.id
Salah satu daerah yang mengalami permasalahan akan kebutuhan air bersih adalah
masyarakat Desa Saliki, Kecamatan Muara Badak, Kabupaten Kutai Kartanegara Provinsi
Kalimantan Timur. Penyebab utama terjadinya permasalahan akan kebutuhan air bersih di
Desa Saliki adalah faktor geografis dan juga industri pertambangan (Hadna, 2013). Proses
pertambangan ini akan berdampak terhadap perubahan bentang alam, sifat fisik, kimia,
dan biologis tanah, serta secara umum menimbulkan kerusakan pada permukaan bumi.
Dampak ini secara otomatis akan mengganggu ekosistem diatasnya, termasuk tata air
(Sekarjannah, 2019). Permasalahan lingkungan dalam aktivitas pertambangan batubara
umumnya terkait dengan Air Asam Tambang (AAT) atau Acid Mine Drainage (AMD).
Air tersebut terbentuk sebagai hasil oksidasi mineral sulfida tertentu yang terkandung
dalam batuan oleh oksigen di udara pada lingkungan berair (Rukmana, 2017).
Menurut (Maharani, Purwanto, & Hidayat, 2019) pengupasan tanah penutup
(overburden), penggalian batubaranya sendiri, serta waste material menyebabkan
tersingkapnya tanah/batuan yang mengandung mineral sulfida, antara lain berupa Pirit
(Pyrite) dan Markasit (Marcasite). Mineral sulfida tersebut selanjutnya bereaksi dengan
oksidan dan air membentuk air asam tambang. Air asam tambang ini akan mengikis tanah
dan batuan yang berakibat pada larutnya berbagai logam seperti besi (Fe), cadmium (Cd),
mangan (Mn) dan seng (Zn). Dengan demikian, selain dicirikan oleh pH yang rendah, air
asam tambang juga akan mengandung logam-logam dengan konsentrasi tinggi, sehingga
dapat berakibat buruk pada kesehatan lingkungan maupun manusia (Wahab, 2020).
Permasalahan ini menjadi serius karena berdampak pada kualitas kesehatan masyarakat
setempat. Maraknya penyakit diare hingga penyakit kulit gatal-gatal menyebabkan
tingkat kesehatan yang terjadi di Desa Saliki menurun. Hal ini juga mengganggu aktivitas
masyarakat setempat.
Kesehatan masyarakat tidak hanya mempengaruhi kegiatan perekonomian, saat
terjadi pada anak sekolah hal ini juga memberikan dampak buruk bagi kegiatan
pendidikan anak (Wiresti, 2020). Permasalahan lain juga disebabkan karena distribusi air
belum merata, tidak tersedianya PDAM di lingkungan setempat menyebabkan
masyarakat sulit mengakses air bersih yang terjangkau untuk kebutuhan sehari-hari. Data
menunjukkan dari sebaran 15 unit PDAM Tirta Mahakam yang tersebar di wilayah
pedesaan belum menjangkau Desa Saliki (PDAM Tirta Mahakam, 2019). Sedangkan
masyarakat pun tidak bisa mengandalkan air sumur tanah karena letaknya yang
berdekatan dengan air laut menyebabkan air di lingkungan sekitar menjadi air payau dan
juga banyak mengandung zat besi (Fe) yang cukup tinggi, yang ditandai dengan airnya
berwarna, berbau seperti telur busuk dan menimbulkan rasa yang tidak enak. Hal ini
terlihat nyata dari kondisi sebagian besar baju seragam anak sekolah yang berwarna
kekuningan dan body kendaraan bermotor yang cepat berkarat.
Paparan permasalahan di atas mendorong munculnya program Water Supply
System (WSS) yang diinisiasi oleh masyarakat setempat khususnya anggota BUMDES
Mekar Sejati bersama dengan tim CSR PT. Pertamina Hulu Sanga Sanga (PHSS) untuk
bersama-sama mengelola program pemenuhan kebutuhan air bersih berbasis masyarakat.
Secara umum, program ini dibentuk sebagai salah satu program pemberdayaan
masyarakat. Sehingga keuntungan program pun akan dimanfaatkan untuk memenuhi
kebutuhan bersama. Program ini bertujuan untuk menyediakan kemudahan akses bagi
masyarakat desa Saliki dalam mendapatkan kebutuhan air bersih, menumbuhkan
kesadaran masyarakat atas pentingnya pola hidup sehat, serta juga dapat meningkatkan
perekonomian masyarakat melalui Badan Usaha Milik Desa. Program ini juga
mendukung dan bersinergi dengan Program Nasional Penyediaan Air Minum dan Sanitasi
Berbasis Masyarakat, atau dikenal dengan sebutan PAMSIMAS melalui Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Republik Indonesia, yang merupakan
Partisipasi Masyarakat Desa Saliki: Program Water
Supply System Dalam Upaya Pemenuhan Kebutuhan Air
Bersih
2021
Muthia Andriani dan Muhammad Yusuf 822 816
platform pembangunan air minum dan sanitasi perdesaan yang dilaksanakan dengan
pendekatan berbasis masyarakat (Rachmawati Dwi, Yulianti, & Haris, 2014).
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif melalui pendekatan action
research. Metode penelitian kualitatif merupakan proses penelitian yang menghasilkan
data deskriptif dari orang dan perilaku yang diamati serta berupa tulisan dan lisan
(Moleong, 2014). Objek dalam penelitian ini adalah Program WSS (Water Supply
System) yang dilaksanakan oleh kelompok BUMDES Mekar Sejati binaan PT Pertamina
Hulu Sanga Sanga (PHSS). Informan dalam penelitian ini adalah beberapa anggota
BUMDES, Pemerintah Desa Saliki, dan tim CSR PT. Pertamina Hulu Sanga Sanga
(PHSS) yang dipilih melalui teknik purposive sampling yakni menentukan informan
berdasarkan tujuan topik penelitian. Tahapan-tahapan yang dilakukan untuk mengetahui
partisipasi masyarakat dalam penelitian ini dibagi menjadi tiga pembahasan yaitu
perencanaan program, pelaksanaan program, serta mengetahui kebermanfaatan program.
Pengambilan data dilakukan melalui observasi, wawancara, serta dokumentasi. Data yang
diperoleh disajikan melalui narasi deskriptif, grafik, tabel dan gambar untuk memperkuat
temuan dalam penelitian.
Hasil dan Pembahasan
Masyarakat Desa Saliki melalui usaha BUMDES menyediakan kebutuhan air
bersih melalui program water supply system. Melalui konsep pemberdayaan, masyarakat
melaksanakan program secara mandiri dan bekerjasama dengan pemerintah maupun
perusahaan sekitar. Partisipasi masyarakat bersifat aktif sedangkan kebutuhan anggaran
usaha didapatkan dari bantuan perusahaan, alokasi anggaran dari pemerintah Desa Saliki
maupun dari Pemerintah Pusat melalui Program PAMSIMAS. Pelaksaan program water
supply system ini dapat dilihat dari tiga tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan program,
serta pengawasan dan evaluasi. Sedangkan program pemberdayaan ini, selain untuk
mengatasi permasalahan air bersih di Desa Saliki juga bertujuan untuk mengembangkan,
memandirikan, menswadayakan masyarakat melalui potensi sosial yang dimiliki dengan
melibatkan masyarakat secara aktif.
Kegiatan perencanaan program water supply system di Desa Saliki telah dimulai
sejak tahun 2016 saat masyarakat Desa Saliki mengalami permasalahan kekurangan air
bersih. Hal ini disebabkan oleh kondisi geografis yang mempengaruhi lingkungan sekitar.
Bersama dengan pemerintah melalui program Gerbang Raja yang bertujuan untuk
pemerataan pembangunan di daerah Kabupaten Kutai Kartanegara Provinsi Kalimantan
Timur, maka beberapa stakeholder berkumpul untuk menghadirkan solusi pemenuhan
kebutuhan air bersih melalui program water supply system di beberapa daerah salah
satunya di Desa Saliki. Perjalanan kelompok masyarakat dalam mengelola program water
supply system yang mampu menjaga keberlanjutan program hingga saat ini membuktikan
bahwa keberadaan program memang relevan dan penting bagi masyarakat. Pasca program
Gerbang Raja, kelompok masyarakat mengelola program water supply system ini dengan
mekanisme PAMSIMAS (Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat)
yang dicanangkan oleh pemerintah setempat. Hingga pada Februari 2018, program water
supply system ini bekerjasama dengan PT. Pertamina Hulu Sanga Sanga dalam
melakukan pengembangan yang lebih modern dengan memperluas jangkauan program.
Tidak hanya dari segi peralatan namun juga mempersiapkan sumber daya manusia yang
solid dalam mengelola program baik dari segi sistem organisasi hingga manajemen usaha.
Oleh karena itu, BUMDES Mekar Sejati sebagai satu-satunya badan usaha milik desa
Volume 1, Nomor 8, Agustus 2021
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
823 http://sosains.greenvest.co.id 816
yang dikelola secara langsung oleh masyarakat disepakati sebagai pengelola program
water supply system di Desa Saliki.
Terdapat beberapa gambaran kegiatan yang disusun oleh masyarakat untuk
nantinya menjadi program unggulan BUMDES Mekar Sejati. Kegiatan usaha tersebut
antara lain penyaluran air bersih untuk perumahan warga serta usaha depo air minum (air
kemasan siap minum). Program penyaluran air bersih akan menjadi program utama
BUMDES dalam melayani kebutuhan masyarakat. Sedangkan kegiatan-kegiatan yang
dimanfaatkan untuk masyarakat umum seperti pembangunan infrastruktur bersama
menjadi beberapa usulan masyarakat setelah usaha BUMDES berjalan dengan lancar.
Beberapa usulan material dan bahan dalam pembangunan water supply system
diajukan oleh kelompok yang disiapkan oleh Pemerintah Desa Saliki dan diajukan kepada
PT Pertamina Hulu Sanga Sanga. Beberapa poin penting diantaranya adalah pompa
vertical multistage, panel control mesin dan beberapa aksesoris pompa maupun pipa.
Pada bidang sosial, program ini diharapkan mampu mendorong masyarakat sekitar lebih
berpartisipasi dan peduli dalam mengelola lingkungan. Sedangkan pada bidang ekonomi,
program ini diharapkan mampu meningkatkan perekonomian warga maupun desa melalui
usaha baru dan peluang kerja. Usulan bantuan yang diajukan memang lebih bersifat
kepada hal-hal yang dibutuhkan dalam pembangunan fisik dibandingkan dengan hal-hal
yang dibutuhkan dalam pelaksanaan secara detail (Ismail, Widagdo, & Widodo, 2016).
Hal ini mengacu pada anggaran CSR yang disiapkan oleh PT. Pertamina Hulu Sanga
Sanga. Meskipun demikian, pada proses perencanaan program ini telah membantu
masyarakat untuk lebih berpartisipasi dalam pembangunan desa, melakukan identifikasi
permasalahan dan potensi di lingkungan tempat tinggalnya, serta tentunya mampu
merumuskan kebutuhan dalam program water supply system untuk menjadi solusi dalam
pemenuhan kebutuhan air bersih di Desa Saliki.
Pada program-program pemberdayaan umumnya kelompok melakukan pertemuan
rutin untuk menyusun sistematika pelaksanaan kegiatan agar lebih terstruktur. Namun
berbeda pada BUMDES Mekar Sejati tidak ada pertemuan rutin yang dijadwalkan
anggota untuk membahas program. Kelompok hanya melakukan pertemuan selama satu
sampai tiga kali dalam setahun untuk membahas biaya operasional dan alur distribusi atau
penyaluran air ke rumah warga. Selebihnya pertemuan bersifat sukarela tidak ada
penjadwalan, absensi dan sejenisnya. Meski demikian program tetap berjalan dan
penyebaran informasi dilakukan melalui grup pada media sosial. Hal ini dirasa lebih
efektif oleh masyarakat karena diskusi bisa dilakukan dimanapun dan kapanpun tanpa
membutuhkan tempat, konsumsi, serta perlengkapan lainnya.
Pengembangan water supply system mulai diresmikan ulang oleh BUMDES Mekar
Sejati dan PT. Pertamina Hulu Sanga Sanga pada tanggal 13 Februari 2018. Model dari
water supply system adalah usulan dari masyarakat sendiri hasil dari konsultasi dengan
pihak perusahaan. Awal mula program ini berlangsung di lingkungan 3 RT yaitu RT 1, 2
dan 3. Melihat tidak ada kendala serius yang dialami oleh rumah tangga yang telah
memanfaatkan air bersih dari water supply system tersebut, minat masyarakat untuk
bergabung pun meningkat. Sehingga penyaluran air bersih merambah ke lingkungan RT
yang lain yaitu RT 4. Hingga saat ini, Water Supply System (WSS) Saliki telah
memberikan sambungan air bersih kepada 354 rumah tangga dengan jumlah penerima
manfaat program sebanyak ±2.059 jiwa.
Umumnya pemasangan saluran air untuk satu rumah tangga membutuhkan waktu
selama kurang dari 1 hari kerja. Hal ini tergantung kepada jarak dan ketersediaan pipa.
Dibutuhkan setidaknya dua orang untuk melaksanakan penyaluran pipa. Anggota baru
harus mendaftarkan diri terlebih dahulu ke BUMDES, setelah mendaftar salah seorang
anggota BUMDES akan datang untuk melakukan pengecekan. Setelah dikonfirmasi,
Partisipasi Masyarakat Desa Saliki: Program Water
Supply System Dalam Upaya Pemenuhan Kebutuhan Air
Bersih
2021
Muthia Andriani dan Muhammad Yusuf 824 816
petugas akan segera melakukan pemasangan sambungan pipa kepada rumah. Pemasangan
tambahan pipa ini akan dibebankan kepada rumah tangga terkait. Pihak BUMDES hanya
menyediakan watermeter untuk mengukur volume air.
Sedangkan untuk sistem pembayaran, tidak ada pemungutan biaya pada awal
pemasangan saluran air bersih. Seluruh masyarakat mendapatkan fasilitas secara gratis.
Mereka hanya perlu membayar iuran sebesar minimal Rp. 25.000,- dan maksimal sesuai
dengan tingginya pemakaian air per bulannya. Namun sejak awal tahun 2021 untuk
pemasangan awal dikenakan biaya sebesar Rp. 1.000.000,- per rumah tangga untuk
pemasangan pipa sambungan rumah dan meteran. Hal ini dirasa perlu dilakukan karena
ketersediaan perlengkapan program sudah habis terpakai, sedangkan program sudah tidak
mendapatkan subsidi lagi untuk pembelanjaan karena program dicanangkan sebagai
program mandiri masyarakat (exit strategy program). Tidak ada batas volume yang bisa
digunakan oleh warga, dengan minimal Rp 25.000,- per bulan warga bisa memanfaatkan
air bersih sesuai dengan kebutuhan masing-masing rumah tangga.
Pengembangan usaha BUMDES telah merambah pada pembukaan depo air
minum. Usaha air minum kemasan ini telah berjalan kurang lebih 7 bulan. Ketersediaan
depo isi ulang air minum ini memudahkan masyarakat Desa Saliki untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari. Hal ini juga mengubah pola atau kebiasaan masyarakat setempat
yang biasanya merebus air untuk konsumsi namun sekarang mayoritas berubah untuk
mengkonsumsi air siap minum dari BUMDES Mekar Sejati. Rata-rata penjualan harian
yang didapatkan dari usaha ini adalah 7-8 galon per hari, dengan harga Rp 7.000,- per
galonnya. Meski lingkup penjualannya masih sebatas wilayah Desa Saliki saja namun
pengembangan usaha BUMDES ini tergolong lancar dan berkelanjutan. Harapannya
selain melayani penyediaan kebutuhan air minum untuk masyarakat Desa Saliki dan
sekitarnya, juga dapat bekerjasama dengan perusahaan-perusahaan yang beroperasi di
wilayah Kecamatan Muara Badak, sehingga dapat meningkatkan pendapatan BUMDES
secara berkelanjutan. Terdapat anggota BUMDES yang setiap hari berjaga di depo untuk
melayani pelanggan. Terdapat tiga petugas yang berjaga di Depo pada pukul 08.00
15.00 WITA setiap harinya secara bergantian.
Setiap kegiatan yang berhubungan dengan program water supply system secara
langsung diawasi oleh seluruh masyarakat khususnya penerima manfaat (Prahesti & Putri,
2018). Sebab jika ditemukan permasalahan terkait penyaluran air bersih, secara otomatis
warga akan melaporkannya kepada BUMDES. Sistem pelaporan yang digunakan juga
efektif dan mudah diakses dengan memanfaatkan whatsApp sebagai media pengaduan.
Setelah melakukan pelaporan terkait masalah yang dialami, maksimal satu hari setelahnya
pihak BUMDES akan datang untuk melakukan perbaikan. Selain penerima manfaat,
pengawasan juga dilakukan oleh tim CSR PT. Pertamina Hulu Sanga Sanga sebagai mitra
kerjasama yang bersinergi pada pelaksanaan program beserta pemerintah Desa Saliki.
Pihak perusahaan memiliki jadwal monitoring rutin per tiga bulan sekali untuk
menindaklanjuti perkembangan program. Sedangkan pihak pemerintah cukup menerima
laporan transparansi anggaran yang digunakan dalam operasional program. Sejauh ini,
hasil dari evaluasi masih secara teknis hanya ditindaklanjuti oleh pengurus BUMDES
Mekar Sejati. Namun apabila ditemukan kendala yang cukup serius maka pembahasan
dilakukan bersama-sama dengan pihak pemerintah desa dan perusahaan.
Peningkatan kemandirian ini dapat dilihat dari antusias masyarakat dalam
menyelesaikan permasalahan yang terjadi di lingkungan tempat tinggalnya. Masyarakat
benar-benar berpartisipasi secara aktif untuk membangun wilayahnya sejak tahap awal
perencanaan hingga akhir serta terus melakukan upaya pengembangan. Setelah program
water supply system ini berjalan masyarakat Desa Saliki menjadi lebih mandiri.
Masyarakat menciptakan peluang usaha baru depo air minum dari ide dan gagasan
Volume 1, Nomor 8, Agustus 2021
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
825 http://sosains.greenvest.co.id 816
mereka sendiri. Usaha-usaha tersebut menunjukkan kerjasama yang baik antar individu
maupun kelompok yang ada di Desa Saliki. Selain itu, ketergantungan terhadap
pemerintah setempat pun berkurang. Masyarakat dirasa jauh lebih peka terhadap
lingkungan, apabila menemui permasalahan yang sekiranya dapat diselesaikan secara
mandiri tanpa melibatkan pemerintah maka masyarakat pun segera menanganinya.
Hasil dari kegiatan BUMDES Mekar Sejati dalam program water supply system
tentunya membantu meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat khususnya bagi
pengurus BUMDES Mekar Sejati sendiri.
Bagi masyarakat luas hal ini dapat membuka kesempatan berusaha bagi rumah
tangga dengan memanfaatkan kemudahan mengakses air bersih dalam kegiatan
peningkatan usaha kecil mikro dan menengah atau UMKM seperti usaha pembuatan
krupuk amplang, kue kering, usaha laundary dan usaha lainnya yang membutuhkan
ketersediaan air bersih maupun air layak minum sebagai bahan baku utama. Upaya
peningkatan kapasitas UMKM yang telah dilakukan, juga turut membantu terlaksananya
program pemerintah secara nasional. Selain individu, sebanyak 30% dari pendapatan
BUMDES dari pengelolaan penyediaan air bersih juga diberikan kepada Pemerintah Desa
Saliki sebagai bentuk keikutsertaan BUMDES dalam pembangunan desa. Melalui
program ini BUMDES juga mampu memberikan bantuan sosial dan pendidikan bagi
masyarakat miskin atau yang membutuhkan yang dialokasikan dari 5% pendapatannya
setiap bulan.
Kesimpulan
Program Water Supply System (WSS) berhasil membantu memberikan solusi bagi
permasalahan kekurangan akan kebutuhan air bersih bagi masyarakat di Desa Saliki.
Selain itu, program WSS ini juga menjadi solusi dalam meningkatkan pola perilaku hidup
sehat di masyarakat yang dibuktikan dengan menurunnya penyakit kulit yang dialami
oleh masyarakat setempat. Pada tahap pengembangan, program pemberdayaan ini mampu
menciptakan peluang usaha baru yaitu beroperasinya depo air minum yang ekonomis dan
terjangkau. BUMDES Mekar Sejati mampu menunjukkan bahwa kegiatan usaha yang
dilakukannya memberikan dampak yang tepat sasaran dan solutif. Hal ini membuktikan
bahwa masyarakat dapat mengatasi permasalahan yang terjadi di lingkungan tempat
tinggalnya secara mandiri.
Keterlibatan semua pihak baik itu Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah
Kabupaten, Pemerintah Desa dan Perusahaan dalam hal ini PT. Pertamina Hulu Sanga
Sanga merupakan bukti upaya kerjasama yang baik dan sinergitas program yang
berkelanjutan (sustainable) bagi terciptanya kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh
baik ekonomi, sosial dan budaya khususnya bagi masyarakat Desa Saliki Kecamatan
Muara Badak Kabupaten Kutai Kartanegara.
Bibliografi
Amalia, Bunga Irada, & Sugiri, Agung. (2014). Ketersediaan air bersih dan perubahan
iklim: Studi krisis air di Kedungkarang Kabupaten Demak. Teknik PWK
(Perencanaan Wilayah Kota), 3(2), 295302.
Amalia, Bunga Irada dan Sugiri, Agung. 2014. Ketersediaan Air Bersih dan Perubahan
Iklim: Studi Krisis Air di Kedungkarang Kabupaten Demak. Universitas
Diponegoro: Jurnal Teknik PWK Vol 3, No 2.
Eka, IKIP. (2016). Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based
Learning) Terhadap Berpikir Kreatif Siswa Pada Materi Hidrosfer Kelas X SMA
Negeri I Mandor. Pontianak: IKIP PGRI Pontianak.
Hadna, Agus Heruanto. (2013). Dampak Sosial Pembangunan Industri Besar-Menengah
Partisipasi Masyarakat Desa Saliki: Program Water
Supply System Dalam Upaya Pemenuhan Kebutuhan Air
Bersih
2021
Muthia Andriani dan Muhammad Yusuf 826 816
di Kabupaten Sleman Studi Kasus Desa Tirtomartani, Kecamatan Kalasan. Yogyakarta:
Fisipol UGM Jurusan Manajemen dan Kebijakan Publik dh. Ilmu Administrasi
Negara.
Ismail, Muhammad, Widagdo, Ari Kuncara, & Widodo, Agus. (2016). Sistem akuntansi
pengelolaan dana desa. Jurnal Ekonomi Dan Bisnis, 19(2), 323340.
Kurniawan, Ade Eka. (2016). Peranan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) dalam
Peningkatan Pendapatan Asli Desa (Desa Lanjut Kecamatan Singkep Pesisir
Kabupaten Lingga Tahun 2015). Jurnal]. Universitas Maritim Raja Ali Haji.
TanjungPinang.
Maharani, Sri, Purwanto, Purwanto, & Hidayat, Jafron Wasiq. (2019). Permodelan
Penyebaran Batuan Potential Acid Forming (Paf) Dan Non Acid Forming (Naf)
Sebagai Upaya Pengendalian Air Asam Tambang Dengan Metode Capsuling Di Pt.
Putra Perkasa Abadi Site Girimulya (Bib), Kabupaten Tanah Bumbu, Provinsi
Kalimantan Selatan. Sumedang: School of Postgraduate.
PDAM Tirta Mahakam. 2019. Kondisi Existing Pelayanan. Kutai Kartanegara: PDAM
Kabupaten Kutai Kartanegara diakses melalui
https://pdamtirtamahakam.com/profil-pdam/cabang-dan-ranting/
Prahesti, Danica Dwi, & Putri, Priyanka Permata. (2018). Pemberdayaan usaha kecil dan
mikro melalui dana zakat produktif. Ilmu Dakwah: Academic Journal for Homiletic
Studies, 12(1), 141160.
Purba, Bonaraja, Nainggolan, Lora Ekana, Siregar, Robert Tua, Chaerul, Muhammad,
Simarmata, Marulam M. T., Bachtiar, Erniati, Rahmadana, Muhammad Fitri,
Marzuki, Ismail, & Meganingratna, Andi. (2020). Ekonomi Sumber Daya Alam:
Sebuah Konsep, Fakta dan Gagasan. Medan: Yayasan Kita Menulis.
Rachmawati Dwi, Maharani, Yulianti, Rina, & Haris, Deden M. (2014). Implementasi
Program Penyediaan Air Minum Dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) Di
Kabupaten Lebak. Serang: Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
Rukmana, Bantar Tyas Sukmawati. (2017). Penanganan Air Asam Tambang Pada Skala
Laboratorium Dengan Menggunakan Kapur Tohor Berdasarkan Parameter
Ketebalan NAF. ReTII.
Sekarjannah, Fitri Arum. (2019). Pengelolaan Air Asam Tambang pada Sistem Lahan
Basah Buatan (Constructed Wetland) dengan Menggunakan Tanaman Eceng
Gondok (Eichhornia Crassipes) dan Penambahan Bahan Organik. Yogyakarta:
Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta.
Wahab, Abdul. (2020). Kemampuan Konsorsium Bakteri Sedimen Rawa Dalam
Menurunkan Kandungan Sulfat Dan Kandungan Logam Berat Timbal (Pb) Pada
Air Asam Tambang Batubara. makassar: Universitas Hasanuddin.
Wiresti, Ririn Dwi. (2020). Analisis dampak work from home pada anak usia dini di masa
pandemi Covid-19. Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 5(1), 641.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike
4.0 International License.