Volume 1, Nomor 8, Agustus 2021
p-ISSN 2774-7018; e-ISSN 2774-700X
853 http://sosains.greenvest.co.id
INTENSI GENERASI MILENIAL DALAM MEMILIH PEMBIAYAAN
KREDIT KEPEMILIKAN RUMAH PADA BANK SYARIAH DI
INDONESIA
Sheila Annisa, Nurdin Sobari dan Hardius Usman
Universitas Indonesia
E-mail: sheila.a[email protected], nurdin.sob[email protected], dan
Diterima:
14 Juni 2021
Direvisi:
08 Juli 2021
Disetujui:
15 Agustus 2021
Abstrak
Memiliki rumah adalah idaman setiap orang, karena tempat
tinggal merupakan kebutuhan dasar manusia. Pada
kenyataannya, kemampuan finansial atau tingkat daya beli tidak
sejalan dengan kenaikan harga perumahan yang cenderung naik
setiap tahunnya. Peluang inilah yang dimanfaatkan oleh banyak
lembaga keuangan termasuk perbankan syariah untuk
menawarkan produk pembiayaan dalam hal kepemilikan rumah
(KPR). Masyarakat usia produktif merupakan prospek bagi
pertumbuhan bank syariah. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui faktor faktor yang dapat memengaruhi intensi
generasi milenial dalam memilih pembiayaan KPR di bank
Syariah. Penelitian ini mengangkat Theory Reasoned Action
dengan menggunakan populasi responden yang berasal dari
nasabah bank generasi milenial di Indonesia. Variabel dependen
dalam penelitian ini adalah atitude dan intensi generasi milenial,
sedangkan variabel independen yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Service Quality, Product Choice, Islamic
Debt Policy, Pricing Policy, Institutional Compliance on
Maqashid dan Social Influence. Data dikumpulkan
menggunakan kuesioner dengan skala likert. Sedangkan untuk
mengetahui karakteristik responden dan untuk memenuhi tujan
penelitian, data dianalisis dengan menggunakan Partial Least
Square (PLS) dengan bantuan aplikasi SMART PLS. Dari hasil
penelitian didapatkan bahwa ada tiga variabel independen yang
berpengaruh positif dan signifikan terhadap terbentuknya
Attitude seseorang, yaitu Product Choice, Institutional
Compliance on Maqashid dan Social Influence. Selain itu,
Attitude sendiri memengaruhi sebesar 73% terhadap intensi
generasi milenial dalam memilih KPR di Bank Syariah.
Kata Kunci: Kredit Kepemilikan Rumah, Theory
Reasoned Action, Generasi Milenial.
Abstract
Purchasing a house is everyone's dream, because a house is
place to live is a basic human need. In fact, the financial ability
or level of purchasing power is not in line with the increase in
housing prices which tend to rise every year. This opportunity is
used by many financial institutions including Islamic banks to
offer financing products in terms of home ownership (in
Indonesia’s other words called KPR). The productive age
community is a prospect for the growth of Islamic banks. The
Intensi Generasi Milenial Dalam Memilih Pembiayaan Kredit
Kepemilikan Rumah Pada Bank Syariah Di Indonesia
2021
Sheila Annisa, Nurdin Sobari dan Hardius Usman 854
purpose of this study is to determine the factors that can
influence the intention of the millennial generation in choosing
mortgage financing in Islamic banks. This study raises the
Theory of Reasoned Action by using a population of respondents
who come from millennial generation bank customers in
Indonesia. The dependent variable in this study are the attitude
and intentions of the millennial generation, while the
independent variables used in this study are Service Quality,
Product Choice, Islamic Debt Policy, Pricing Policy,
Institutional Compliance on Maqashid, and Social Influence.
Data were collected using a questionnaire with a Likert scale.
Meanwhile, to determine the characteristics of the respondents
and to fulfil the research objectives, the data were analysed
using Partial Least Square (PLS) with the help of the SMART
PLS application. From the results of the study, it was found that
there are three independent variables that have a positive and
significant effect on the formation of a person's attitude, which
are Product Choice, Institutional Compliance on Maqashid, and
Social Influence. In addition, Attitude itself affects 73 percent of
the millennial generation's intentions in choosing mortgages in
Islamic banks.
Keywords: Islamic Home Financing, Theory Reasoned Action,
Millennial generation
Pendahuluan
Masyarakat usia produktif saat ini terutama generasi milenial berkontribusi cukup
besar dalam menggerakan perekonomian. Dalam sebuah penelitian, generasi milenial
merupakan kelompok penting yang menjadi target ritel dan perusahaan produk konsumen
karena ukuran dan daya beli yang tinggi. Dengan ukuran saat ini, generasi milenial
menjadi fokus studi untuk melihat efeknya terhadap aktivitas ekonomi (Christopher Kurz,
Geng Li, 2018). Di Indonesia, pembelian sebuah rumah tinggal merupakan keputusan
yang besar bagi individu ataupun sebuah keluarga. Indonesia diprediksi mengalami bonus
demografi, yaitu jumlah penduduk usia produktif lebih besar dibandingkan dengan
penduduk usia non-produktif.
Namun dibalik potensi yang besar ini, untuk mampu membeli rumah bukanlah hal
yang mudah dikarenakan kenaikan pendapatan tidak seimbang dengan kenaikan harga
properti setiap tahunnya. Hal ini didukung oleh studi yang dilakukan oleh (Hoolachan &
McKee, 2019) dimana tantangan ini berkaitan erat dengan pasar tenaga kerja generasi
muda yang melemah, yang ditandai oleh kontrak hubungan kerja dengan gaji rendah.
Lebih jauh lagi, generasi milenial sering memiliki banyak hutang dan dihadapkan dengan
biaya hidup yang jauh lebih tinggi dibandingkan generasi generasi sebelumnya pada
usia yang sama (Brant, K., & Castro, 2019). Meskipun demikian, (Dickerson, 2016)
menyampaikan bahwa generasi milenial tetap memiliki keinginan untuk memiliki rumah.
Generasi milenial mulai sadar bahwa kemampuan untuk membeli rumah terbatas,
sehingga banyak dari mereka yang ingin membeli rumah melalui mekanisme kredit
(50,2%) dibandingkan tunai (49,8%). Salah satu produk yang ditawarkan Bank Syariah
adalah pembiayaan kepemilikan rumah (PKR).
Namun demikian, masih banyak kendala yang perlu dibenahi dari KPR syariah,
misalnya terjebak dengan Islamic labelling, minimnya sosialisasi dan penyebaran
informasi, dan lain lain. Kajian terkait hal ini telah banyak dilakukan, misalnya hasil
dari pada bank syariah di Malaysia, kekurangan ini bisa disebabkan berbagai macam ha
Volume 1, Nomor 8, Agustus 2021
p-ISSN 2774-7018; e-ISSN 2774-700X
855 http://sosains.greenvest.co.id
seperti dari kualitas pelayanan, produk yang kurang variatif, kebijakan hutang yang
kurang islami, mengesampingkan kepatuhan terhadap aturan syariah, sampai dengan
pengaruh sosial yang berpengaruh pada sikap nasabah dalam mengambil keputusan. Hal
ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh (Mirza Astia Amri, 2018) yang
menyatakan bahwa nasabah pada suatu bank di Sumatera Utara lebih memilih KPR
konvensional dibandingkan unit syariahnya, dikarenakan alasan variasi produk, harga dan
iklan. Selain itu, adapula penelitian yang dilakukan oleh (Ismail et al., 2014) terkait
kriteria pemilihan KPR rumah di Malaysia. Penelitian tersebut dilakukan dengan
memberikan kuisioner kepada 160 orang karyawan dalam sebuah institusi keuangan.
Dengan menggunakan metode Stratified Random Sampling, hasil penelitian menunjukkan
bahwa Reputation, Service Quality, Advertisement dan Social Influence merupakan faktor
yang berkaitan dan dapat mempengaruhi pemilihan KPR syariah.
Penelitian terkait intensi generasi milenial dalam memilih produk KPR Bank
Syariah di Indonesia masih sangat terbatas. Dari penelitian penelitian yang dijabarkan
sebelumnya, populasi responden berasal dari kelompok nasabah di satu lembaga
keuangan syariah, dimana sampel responden kurang tergeneralisasi. Oleh karena itu,
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi attitude
nasabah yang selanjutnya berimplikasi pada intensi pembiayaan Rumah Syariah. Studi ini
dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif, penelitian ini sangat menarik
untuk lebih memahami faktor-faktor tersebut untuk memastikan KPR Syariah tetap
kompetitif. Dengan pemahaman tersebut, penelitian ini diharapkan: (1) Dapat mengisi
celah atau kekosongan dari penelitian sebelumnya terkait intensi generasi milenial dalam
hal pembiyaan KPR di Bank Syariah, (2) Berguna bagi peneliti maupun akademisi
berikutnya untuk memperdalam studi ini lebih lanjut dan (3) Berguna bagi perbankan
syariah dimana temuan penelitian sangat penting untuk perencanaan yang lebih baik dari
penawaran maupun pemasaran KPR Syariah. Hal ini akan membantu pengelola Bank
Syariah untuk merumuskan strategi yang dapat meningkatkan pangsa pasar KPR Syariah
di masa depan.
Metode Penelitian
1. Populasi dan Sampel Penelitian
Objek yang menjadi populasi dari penelitian ini adalah generasi milenial di
Indonesia dengan beberapa kriteria yang telah ditentukan, antara lain: lahir antara tahun
1980 1994, bekerja, merupakan nasabah bank responden sedang atau ada keinginan
untuk membeli rumah dalam waktu kurang dari satu tahun ke depan. Jumlah sampel yang
digunakan mengacu pada teori yang dikemukakan oleh (Larasati, 2019). Secara total
terdapat 32 indikator pernyataan yang digunakan dalam model untuk penelitian ini,
sehingga berdasarkan teori tersebut jumlah sampel minimal yang dibutuhkan adalah
sebesar 32 x 5 = 160 sampel. Dalam pengambilan sampel dibutuhkan teknik sampling
untuk menentukan sampel mana yang akan digunakan (Sugiyono, 2012). Teknik
sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah non-probability sampling dengan
jenis purposive sampling.
2. Data Penelitian dan Teknik Analisis Data
Data primer dalam penelitian ini didapatkan secara langsung melalui pemberian
kuesioner survei kepada sampel penelitian (responden). Kuisioner penelitian
menggunakan media elektronik berupa Google Form yang disebarkan melalui email dan
aplikasi media sosial seperti WhatsApp, Instagram, Telegram, Line dan lain sebagainya.
Hasil pengumpulan kuisioner inilah kemudian yang dianalisis menggunakan teknik
analisis data Partial Least Square (PLS).
Intensi Generasi Milenial Dalam Memilih Pembiayaan Kredit
Kepemilikan Rumah Pada Bank Syariah Di Indonesia
2021
Sheila Annisa, Nurdin Sobari dan Hardius Usman 856
3. Partial Least Square (PLS)
Partial Least Square (PLS) merupakan teknik statistik multivariat yang biasa
digunakan untuk menangani banyak variabel respon serta variabel eksplanatori. PLS
merupakan suatu teknik prediktif yang dapat menangani banyak variabel independen,
bahkan sekalipun terjadi multikolinearitas diantara variabel variabel tersebut
(Widjieanto, 2020).
Selain itu, (Ghozali, 2016) menyatakan bahwa PLS merupakan metode analisis
yang tidak mengaharuskan data berdistribusi normal, dan ukuran sampel tidak harus
besar. Beliau menyebutkan bahwa PLS dapat digunakan untuk tujuan konfirmasi, seperti
pengujian hipotesis dan tujuan eksplorasi. Langkah-langkah pengujian yang akan
dilakukan meliputi dua tahap, yaitu evaluasi outer model atau model pengukuran dan
evaluasi terhadap inner model atau model struktural.
Hasil dan Pembahasan
Profil responden dan Analisa Statistik Deskriptif
Pemaparan profil responden bertujuan untuk mengetahui sebaran responden yang
ikut serta dalam penelitian ini baik yang sesuai dengan kualifikasi yang ditentukan
maupun karakteristik demografinya. Kriteria responden yang ditentukan dalam penelitian
ini antara lain; nasabah merupakan kelahiran tahun 1980 1994, nasabah bank, dan
apakah sedang memiliki fasilitas pembiayaan KPR di Bank Syariah maupun ada
ketertarikan mengambil KPR di Bank Syariah dalam kurun waktu satu tahun ke depan.
Dari kuisioner yang disebar, diperoleh 170 responden yang memenuhi kriteria penelitian.
Data responden tersebut selanjutnya dianalisa untuk menjawab pertanyaan penelitian
tentang intensi generasi milenial terhadap pembiayaan kepemilikan rumah di bank
syariah. Berikut ini merupakan hasil distribusi responden berdasarkan beberapa
pengelompokkan:
Gambar 1. Distribusi Jumlah responden berdasarkan gender dan domisili
Dari distribusi responden berdasarkan gender dan domisili, didapatkan distribusi
responden relative seimbang yaitu sebanyak 42,9% pria dan 57,1% wanita. Sedangkan
berdasarkan domisili, mayoritas responden berasal dari Pulau Jawa, sebanyak 94,1%
Nasabah Bank Syariah
Non Nasabah Bank Syariah
Jenis
Kelamin
Jenis Kelamin
Domisili
Pria
Pulau Jawa
29
Pria
Pulau Jawa
38
Luar Pulau Jawa
3
Luar Pulau Jawa
3
Wanita
Pulau Jawa
26
Wanita
Pulau Jawa
67
Luar Pulau Jawa
3
Luar Pulau Jawa
1
Jumlah
61
Jumlah
109
Volume 1, Nomor 8, Agustus 2021
p-ISSN 2774-7018; e-ISSN 2774-700X
857 http://sosains.greenvest.co.id
Gambar 2. Distribusi Jumlah responden berdasarkan status KPR
Gambar 3. Distribusi Jumlah responden berdasarkan status KPR
Kemudian berdasarkan survei, didapatkan bahwa mayoritas 63% responden belum
memiliki rumah pribadi. Ditambah lagi pada tabel 3 terlihat pula bahwa 75,9% responden
sedang tidak memiliki fasilitas KPR di Bank Syariah. Hal ini konsisten dengan penelitian
sebelumnya dimana masih banyak generasi milenial yang belum mempunyai tempat
tinggal sendiri setelah bekerja atau memiliki penghasilan sendiri.
Gambar 4. Distribusi Sebaran Responden Berdasarkan Pendapatan
Jika dikaitkan dengan distribusi sebaran responden seperti pada gambar 4.1,
mayoritas reponden memiliki penghasilan Rp 5.000.000 Rp 15.000.000 per bulan nya,
Sudah Memiliki Rumah
Belum Memiliki Rumah
Jenis Kelamin
Domisili
Jenis Kelamin
Domisili
Pria
Pulau Jawa
21
Pria
Pulau Jawa
46
Luar Pulau Jawa
3
Luar Pulau Jawa
3
Wanita
Pulau Jawa
37
Wanita
Pulau Jawa
56
Luar Pulau Jawa
2
Luar Pulau Jawa
2
Jumlah
63
Jumlah
107
Memiliki fasilitas Kredit Pemilikan
Rumah (KPR)
Tidak memiliki fasilitas Kredit Pemilikan
Rumah (KPR)
Jenis
Kelamin
Domisili
Jenis Kelamin
Domisili
Pria
Pulau Jawa
13
Pria
Pulau Jawa
54
Luar Pulau Jawa
2
Luar Pulau Jawa
4
Wanita
Pulau Jawa
24
Wanita
Pulau Jawa
69
Luar Pulau Jawa
2
Luar Pulau Jawa
2
Jumlah
41
Jumlah
129
Intensi Generasi Milenial Dalam Memilih Pembiayaan Kredit
Kepemilikan Rumah Pada Bank Syariah Di Indonesia
2021
Sheila Annisa, Nurdin Sobari dan Hardius Usman 858
dimana hal ini diatas UMR kota Jakarta sebagai UMR tertinggi di Indonesia. Namun
faktanya, responden yang memiliki penghasilan diatas UMR pun belum memiliki hunian
pribadi, dengan berbagai pertimbangan.
Analisa Tabulasi Silang
Analisis tabulasi silang atau cross-tabulation adalah penggabungan distribusi
frekuensi dari dua atau lebih variabel dalam satu tabel. Dengan demikian, distribusi
frekuensi dari satu variabel dibagi lagi sesuai dengan nilai atau kategori dari variabel lain.
Hipotesis dalam pengambilan keputusan dalam pengujian tabulasi silang dapat didasarkan
pada: Nilai Chi-Square (X
2
). Membandingkan nilai chi-square hitung dengan chi-square
tabel. Hipotesis nol (H0), adalah bahwa tidak ada hubungan antara variabel. Kriteria yang
digunakan adalah, apabila chi-square hitung < chi-square tabel maka kesimpulan yang
digunakan adalah tolak H0. Sedangkan chi-square hitung > chi-square tabel, maka dapat
ditarik kesimpulan untuk terima H0. Yang artinya tidak terdapat hubungan antar variabel.
Nilai probability. Apabila nilai probability lebih kecil dari tingkat signifikan 0,05 maka
H0 di tolak. Sedangkan apabila probability lebih besar dari tingkat signifikan 0,05 maka
H0 di terima.
Hubungan tabulasi silang yang dilakukan dikelompokkan dengan hubungan
sebagai berikut:
1. Jenis kelamin dan Pendapatan Per Bulan terhadap intensi.
2. Jenis kelamin dan Domisili terhadap intensi.
3. Pendapatan Per Bulan dan Domisili terhadap intensi
Gambar 5. Tabulasi Silang Jenis Kelamin dan Pendapatan Per Bulan Terhadap
Intensi. Sumber : Hasil Pengolahan Data menggunakan SPSS 21
Berdasarkan hasil pengujian tersebut dapat diamati bahwa nilai probability pada
bagian Asymptotic Significance (2-sided) menunjukkan bahwa untuk jenis kelamin pria
diperoleh nilai 0,265 (lebih besar dari pada 0,05) dan untuk jenis kelamin wanita
diperoleh nilai 0,559 (lebih besar dari pada 0,05). Kedua hasil tersebut mengindikasikan
bahwa baik pada responden pria maupun wanita H0 diterima, yang bermakna bahwa
Chi-Square Tests
Jenis Kelamin
Value
df
Asymptotic
Significance
(2-sided)
Pria
Pearson Chi-Square
47.306
b
42
.265
Likelihood Ratio
40.574
42
.534
Linear-by-Linear
Association
.239
1
.625
N of Valid Cases
73
Wanita
Pearson Chi-Square
39.993
c
42
.559
Likelihood Ratio
35.131
42
.764
Linear-by-Linear
Association
1.816
1
.178
N of Valid Cases
101
Total
Pearson Chi-Square
53.162
a
42
.116
Likelihood Ratio
53.691
42
.107
Linear-by-Linear
Association
1.477
1
.224
N of Valid Cases
174
Volume 1, Nomor 8, Agustus 2021
p-ISSN 2774-7018; e-ISSN 2774-700X
859 http://sosains.greenvest.co.id
faktor penghasilan tidak memiliki pengaruh terhadap intensi generasi milenial untuk
memilih KPR di bank syariah.
Gambar 6. Tabulasi Silang Jenis Kelamin dan Domisili Terhadap Intensi
Sumber : Hasil Pengolahan Data menggunakan SPSS 21
Berdasarkan hasil pengujian tersebut dapat diamati bahwa nilai probability pada
bagian Asymptotic Significance (2-sided) menunjukkan bahwa untuk jenis kelamin pria
diperoleh nilai 0,924 (lebih besar dari pada 0,05) sedangkan nilai probability pada bagian
Asymptotic Significance (2-sided) menunjukkan bahwa untuk jenis kelamin wanita
diperoleh nilai 0,998 (lebih besar dari pada 0,05). Kedua hasil tersebut mengindikasikan
bahwa baik pada responden pria maupun wanita H0 diterima, yang bermakna bahwa
faktor domisili tidak memengaruhi intensi generasi untuk memilih KPR di Bank Syariah.
Chi-Square Tests
Jenis Kelamin
Value
df
Asymptotic
Significance
(2-sided)
Pria
Pearson Chi-Square
7.255
b
14
.924
Likelihood Ratio
8.774
14
.845
Linear-by-Linear
Association
.000
1
.994
N of Valid Cases
73
Wanita
Pearson Chi-Square
3.376
c
14
.998
Likelihood Ratio
3.823
14
.996
Linear-by-Linear
Association
.002
1
.961
N of Valid Cases
101
Total
Pearson Chi-Square
8.080
a
14
.885
Likelihood Ratio
10.507
14
.724
Linear-by-Linear
Association
.001
1
.972
N of Valid Cases
174
Intensi Generasi Milenial Dalam Memilih Pembiayaan Kredit
Kepemilikan Rumah Pada Bank Syariah Di Indonesia
2021
Sheila Annisa, Nurdin Sobari dan Hardius Usman 860
Gambar 7. Tabulasi Silang Pendapatan Per Bulan dan Domisili Terhadap Intensi
Sumber : Hasil Pengolahan Data menggunakan SPSS 21
Berdasarkan hasil pengujian tersebut dapat diamati sebagai berikut :
1. Nilai probability pada bagian Asymptotic Significance (2-sided) menunjukkan bahwa
untuk pendapatan per bulan kurang dari Rp.5.000.000,- diperoleh nilai 0,437 (lebih besar
dari pada 0,05).
2. Nilai probability pada bagian Asymptotic Significance (2-sided) menunjukkan bahwa
untuk pendapatan per bulan dari Rp.5.000.000,- hingga Rp.15.000.000,- diperoleh nilai
0,856 (lebih besar dari pada 0,05).
3. Nilai probability pada bagian Asymptotic Significance (2-sided) menunjukkan bahwa
untuk pendapatan per bulan dari Rp.15.000.000,- hingga Rp.25.000.000,- diperoleh nilai
0,743 (lebih besar dari pada 0,05).
Ketiga hasil pengujian tersebut mengindikasikan bahwa baik pada tingkat
pendapatan dan domisili apapun H0 diterima, yang bermakna bahwa faktor pendapatan
domisili tidak mempengaruhi intensi generasi untuk memilih KPR di Bank Syariah.
Chi-Square Tests
Berapakah rata - rata pendapatan bulanan anda?
Value
df
Asymptotic
Significance
(2-sided)
Kurang dari Rp.
5.000.000,-
Pearson Chi-Square
7.969
b
8
.437
Likelihood Ratio
4.834
8
.775
Linear-by-Linear
Association
3.092
1
.079
N of Valid Cases
17
Ro 5.000.000,- sampai
Rp. 15.000.000,-
Pearson Chi-Square
7.808
c
13
.856
Likelihood Ratio
9.454
13
.738
Linear-by-Linear
Association
.338
1
.561
N of Valid Cases
127
Ro 15.000.000,- sampai
Rp. 25.000.000,-
Pearson Chi-Square
5.965
d
9
.743
Likelihood Ratio
4.122
9
.903
Linear-by-Linear
Association
.117
1
.732
N of Valid Cases
20
Lebih dari Rp.
25.000.000,-
Pearson Chi-Square
.
e
N of Valid Cases
10
Total
Pearson Chi-Square
8.080
a
14
.885
Likelihood Ratio
10.507
14
.724
Linear-by-Linear
Association
.001
1
.972
N of Valid Cases
174
Volume 1, Nomor 8, Agustus 2021
p-ISSN 2774-7018; e-ISSN 2774-700X
861 http://sosains.greenvest.co.id
Gambar 9. Hasil Uji Validitas metode Convergent Validity dengan pendekatan AVE
Berdasarkan tabel diatas, hasil pengujian di atas tidak ada satupun variabel yang
menghasilkan nilai AVE di bawah 0,5 yang artinya seluruh variabel ini baik dan dapat
digunakan untuk penelitian. Namun karena masih ada tiga indikator yang belum
memenuhi kriteria factor loadings, maka indikator tersebut dikeluarkan dari model
penelitian karena tidak memenuhi persyaratan pengujian. Selain itu, dilakukan pula
modifikasi pada model penelitian yang ada dengan menambahkan kemungkinan adanya
hubungan langsung antara Service Quality, Product Choice, Islamic Debt Policy, Pricing
Policy, Institutional Compliance on Maqashid dan Social Influence sebagai variabel
independen dengan intensi sebagai variabel dependen tanpa adanya pengaruh dari attitude
variabel mediasi.
Gambar 10. Hasil Uji Algoritma PLS Modifikasi
Average Variance Extracted (AVE)
No.
Variabel
Hasil
Kesimpulan
1
Service Quality
0.635
Baik
2
Product Choice
0.678
Baik
3
Islamic Debt Policy
0.698
Baik
4
Pricing Policy
0.585
Baik
5
Institutional Compliance on Maqashid
0.662
Baik
6
Social Influence
0.71
Baik
7
Attitude
0.848
Baik
8
Intensi
0.792
Baik
Intensi Generasi Milenial Dalam Memilih Pembiayaan Kredit
Kepemilikan Rumah Pada Bank Syariah Di Indonesia
2021
Sheila Annisa, Nurdin Sobari dan Hardius Usman 862
Dikarenakan sudah tidak ada masalah pada convergent validity, maka langkah
berikutnya yang diuji adalah permasalahan yang terkait dengan discriminant validity
untuk setiap konstruk dengan nilai korelasi antar konstuk dalam model (Henseler et al.,
2015). Untuk mengukur hal ini, (Wong, 2019) menyebutkan terdapat dua langkah
pengujian yaitu fornell larcker criterion dan/atau heterotrait-monotrait ratio of
correlations (HTMT). Namun lebih menyarankan untuk menggunakan HTMT
inference
dibandingkan dengan fornell larcker criterion. Hal tersebut dilandaskan pada kegagalan
pengujian fornell larcker criterion untuk mengidentifikasi validitas diskriminan
khususnya untuk kasus-kasus besar atau model penelitian yang menggunakan variabel
mediasi. Karena penelitian ini menggunakan attitude sebagai variabel mediasi, maka
diutamakan HTMTinference sebagai pengujian untuk mengidentikasi Discriminant
Validity.
Sebagai langkah awal untuk menjalankan pengujian HTMT
inference
, prosedur
bootstrapping dengan re-sample 5000 dijalankan untuk mendapatkan nilai confidence
interval (CI). Jika nilai confidence interval (CI) ditemukan kurang dari sama dengan 1.00
pada CI (2.5%) maupun pada CI (97.5%), hal tersebut dapat diidentifikasi bahwa tidak
terdapat masalah pada discriminant validity.
Gambar 11. Hasil Uji Validitas metode Discriminant Validity
dengan pendekatan HTMT
inference
Original
Sample (O)
Sample
Mean
(M)
CI 2.5%
CI 97.5%
Service Quality
à
Attitude
0.013
0.008
-0.126
0.139
Service Quality
à
Intensi
-0.041
-0.030
-0.132
0.068
Product Choice
à
Attitude
0.302
0.292
0.131
0.444
Product Choice
à
Intensi
0.058
0.056
-0.081
0.197
Islamic Debt Policy
à
Attitude
0.037
0.039
-0.093
0.168
Islamic Debt Policy
à
Intensi
0.029
0.030
-0.087
0.139
Pricing Policy
à
Attitude
-0.041
-0.024
-0.133
0.079
Pricing Policy
à
Intensi
0.023
0.027
-0.056
0.106
Institutional Compliance
on Maqashid
à
Attitude
0.331
0.337
0.192
0.495
Institutional Compliance
on Maqashid
à
Intensi
0.079
0.083
-0.031
0.195
Social Influence
à
Attitude
0.250
0.251
0.101
0.405
Social Influence
à
Intensi
0.103
0.099
-0.015
0.202
Attitude
à
Intensi
0.714
0.710
0.587
0.824
Volume 1, Nomor 8, Agustus 2021
p-ISSN 2774-7018; e-ISSN 2774-700X
863 http://sosains.greenvest.co.id
Gambar 13. Hasil Uji Reliabilitas
Gambar 13. Hasil Uji Reliabilitas menunjukkan bahwa hasil pengujian composite
reliability menunjukan seluruh nilai variabel laten memiliki nilai cronbach’s alpha,
rho_A dan composite reliability memenuhi kriteria lolos uji reliabilitas. Dengan demikian
semua konstruk dapat diterima reliabilitasnya.
Analisis Hasil Penelitian dan Pembahasan
Berdasarkan hasil pengujian pada pengaruh service quality terhadap attitude
memiliki nilai path coefficients 0.014 yang mendekati nilai +1, nilai T-Statistic 0.196
(<1.96), serta nilai p-value 0.844 (>0.05), sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis
pertama (H1) ditolak dan service quality berpengaruh positif dan tidak signifikan
terhadap attitude. Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa faktor service quality tidak akan
memengaruhi attitude. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
(Amin et al., 2017) yang menemukan bahwa service quality berpengaruh positif dan tidak
signifikan terhadap attitude konsumen dalam memilih pembiayaan rumah syariah pada
konsumen di Malaysia.
Berdasarkan hasil pengujian pada pengaruh product choice terhadap attitude
memiliki nilai path coefficients 0.300 yang mendekati nilai +1, nilai T-Statistic 3.918
(>1.96), serta nilai p-value 0.000 (<0.05), sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis
pertama (H1) diterima dan product choice berpengaruh positif dan signifikan terhadap
attitude. Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa faktor product choice akan attitude. Hasil
penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Amin et al., 2017) yang
menemukan bahwa product choice berpengaruh positif dan signifikan terhadap attitude
konsumen dalam memilih pembiayaan Rumah Syariah pada konsumen di Malaysia.
Berdasarkan hasil pengujian pada pengaruh islamic debt policy terhadap attitude
memiliki nilai path coefficients 0.038 yang mendekati nilai +1, nilai T-Statistic 0.612
(<1.96), serta nilai p-value 0.541 (>0.05), sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis
pertama (H1) ditolak dan islamic debt policy berpengaruh positif dan tidak signifikan
terhadap attitude. Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa faktor islamic debt policy tidak
akan memengaruhi attitude. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
Variabel
Cronbach's
Alpha
rho_A
Composite
Reliability
Service Quality
0.865
0.913
0.919
Product Choice
0.753
0.782
0.859
Islamic Debt Policy
0.866
0.905
0.916
Pricing Policy
0.804
0.815
0.865
Institutional Compliance on
Maqashid
0.744
0.741
0.855
Social Influence
0.860
0.862
0.899
Attitude
0.923
0.925
0.946
Intensi
0.887
0.894
0.922
Intensi Generasi Milenial Dalam Memilih Pembiayaan Kredit
Kepemilikan Rumah Pada Bank Syariah Di Indonesia
2021
Sheila Annisa, Nurdin Sobari dan Hardius Usman 864
oleh (Amin et al., 2017)yang menemukan bahwa islamic debt policy berpengaruh positif
dan tidak signifikan terhadap attitude konsumen dalam memilih pembiayaan Rumah
Syariah pada konsumen di Malaysia.
Berdasarkan hasil pengujian pada pengaruh pricing policy terhadap attitude
memiliki nilai path coefficients -0,04 yang mendekati nilai +1, nilai T-Statistic 0,724
(<1.96), serta nilai p-value 0,469 (>0.05), sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis
pertama (H1) ditolak dan pricing policy berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap
attitude. Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa faktor pricing policy tidak akan
memengaruhi attitude. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
yang menemukan bahwa pricing berpengaruh negatif dan signifikan terhadap attitude
dalam menggunakan pembiayaan pribadi Islam.
Berdasarkan hasil pengujian pada pengaruh institutional compliance on maqashid
terhadap attitude memiliki nilai path coefficients 0.333 yang mendekati nilai +1, nilai T-
Statistic 4.378 (>1.96), serta nilai p-value 0.000 (<0.05), sehingga dapat disimpulkan
bahwa hipotesis pertama (H1) diterima dan institutional compliance on maqashid
berpengaruh positif dan signifikan terhadap attitude. Hal tersebut dapat disimpulkan
bahwa faktor institutional compliance on maqashid akan memengaruhi attitude. Hasil
penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Amin.,dkk (2019) yang
menemukan bahwa institutional compliance on maqashid berpengaruh positif dan
signifikan terhadap attitude konsumen dalam memilih pembiayaan Rumah Syariah di
Malaysia.
Berdasarkan hasil pengujian pada pengaruh social influence terhadap attitude
memiliki nilai path coefficients 0.249 yang mendekati nilai +1, nilai T-Statistic 3.141
(>1.96), serta nilai p-value 0.002 (<0.05), sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis
pertama (H1) diterima dan social influence berpengaruh positif dan signifikan terhadap
attitude. Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa faktor social influence akan memengaruhi
attitude. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Amin.,dkk
(2019) yang menemukan bahwa blog influence berpengaruh positif dan signifikan
terhadap attitude konsumen dalam memilih pembiayaan Rumah Syariah di Malaysia.
Berdasarkan hasil pengujian pada pengaruh attitude terhadap intensi memiliki
nilai path coefficients 0.856 yang mendekati nilai +1, nilai T-Statistic 35.581 (>1.96),
serta nilai p-value 0.000 (<0.05), sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis pertama
(H1) diterima dan attitude berpengaruh positif dan signifikan terhadap intensi. Hal
tersebut dapat disimpulkan bahwa faktor attitude akan mempengaruhi intensi para
responden. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Azis., dkk
(2018) yang menemukan bahwa attitude berpengaruh positif dan signifikan terhadap
intensi konsumen dalam menggunakan Perbankan Syariah di Pakistan.
Berdasarkan hasil analisis model struktural pada penelitian ini, variabel mediasi
memiliki nilai R square sebesar 0,73. Hal ini dapat diinterpretasikan bahwa variabel
Service Quality, Product Choice, Islamic Debt Policy, Pricing Policy, Institutional
Compliance on Maqashid, dan Social Influence memiliki pengaruh sebesar 55 % terhadap
attitude, yang dijadikan variabel mediasi alam penelitian ini, sementara sisa 45 %
dipengaruhi oleh variabel lain di luar model yang diajukan.
Volume 1, Nomor 8, Agustus 2021
p-ISSN 2774-7018; e-ISSN 2774-700X
865 http://sosains.greenvest.co.id
Hal ini berarti Service Quality, Product Choice, Islamic Debt Policy, Pricing
Policy, Institutional Compliance on Maqashid, dan Social Influence dapat mendorong
terbentuknya attitude generasi milenial untuk menggunakan KPR di bank syariah dengan
tingkat 55 %. Kemudian attitude sendiri memiliki pengaruh sebesar 73 % terhadap
intensi dan sisa 27 % dipengaruhi oleh variabel lain di luar variabel yang diajukan dalam
penelitian ini. Hal ini berarti attitude berperan besar dalam mendorong terbentuknya
intensi atau kecenderungan generasi milenial untuk menggunakan KPR di Bank Syariah
sebesar 73 %.
Menurut (Ayuniah, 2018), apabila hasil pengolahan data diperoleh nilai R square
sebesar 0,67, maka hal ini menunjukkan bahwa variabel independent bernilai baik
terhadap variabel dependen, sedangkan jika diperoleh nilai R square sebesar 0,33 maka
pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen bernilai sedang. Kemudian jika
nilai R square yang diperoleh adalah 0,19 atau dibawahnya, maka variabel independen
memiliki pengaruh yang lemah terhadap variabel dependen. Berdasarkan hal tersebut,
dapat disimpulkan bahwa model struktural yang diajukan pada penelitian ini mampu
memprediksi dengan baik untuk menilai intensi generasi milenial dalam menggunakan
KPR di Bank Syariah.
Berikutnya, berdasarkan hasil analisis path coefficient, variabel Service Quality,
Product Choice, Islamic Debt Policy, Institutional Compliance on Maqashid, dan Social
Influence memiliki hubungan positif terhadap variabel mediasi attitude. Hal tersebut
berarti bahwa adanya perubahan pada kelima variabel ini di generasi milenial akan
memiliki pengaruh yang berbanding lurus terhadap perubahan attitude generasi milenial
terhadap KPR di bank syariah. Sedangkan hasil analisis path coefficient untuk variabel
Pricing Policy bernilai negatif, yang artinya adanya perubahan kebijakan harga di bank
syariah belum tentu berbanding lurus dengan Attitude generasi milenial terhadap KPR di
bank syariah.
Sedangkan hasil analisis path coefficient variabel Attitude terhadap variabel
Intensi memiliki hubungan positif. Hal ini berarti perubahan yang terjadi pada variabel
Attitude berbanding lurus dengan Intensi generasi milenial terhadap KPR di bank syariah.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh (Amin et al.,
2017) (Amin, 2020) yang menyatakan bahwa Attitude merupakan variabel mediasi yang
memiliki pengaruh signifikan dengan hubungan positif terhadap intensi menggunakan
KPR di bank syariah.
Hasil penelitian ini juga menegaskan bahwa Attitude adalah variabel mediasi
yang andal (Eles & Sihombing, 2016). Temuan ini konsisten dengan penelitian terdahulu
yang dilakukan oleh yang mengacu pada penelitian yang membuktikan pentingnya
Attitude sebagai faktor mediasi dalam penelitian psikologi konsumen. Ini menunjukkan
bahwa efek Service Quality, Product Choice, Islamic Debt Policy, Institutional
Compliance on Maqashid, dan Social Influence terhadap intensi dapat dimediasi oleh
Attitude konsumen. Hal ini juga menunjukkan bahwa Attitude dapat digambarkan sebagai
tolok ukur untuk memahami intensi generasi milenial terhadap pembiayaan KPR di bank
syariah. Kecenderungan seseorang untuk mengambil produk pembiayaan KPR syariah
cenderung lebih besar apabila Attitude konsumen yang terbentuk sudah positif
Intensi Generasi Milenial Dalam Memilih Pembiayaan Kredit
Kepemilikan Rumah Pada Bank Syariah Di Indonesia
2021
Sheila Annisa, Nurdin Sobari dan Hardius Usman 866
dari penelitian ini, diketahui bahwa berkaitan dengan Attitude, pengetahuan konsumen
yang cukup akan dapat meningkatkan kepercayaan dan keyakinan untuk cenderung
menggunakan produk perbankan syariah. Hal ini meliputi informasi dari sekitar yang
tidak hanya berasal dari pihak bank syariah saja, tetapi juga kerabat, keluarga dan
lingkungan konsumen. Sehingga, pengambilan keputusan konsumen tidak murni hanya
berasal dari dalam dirinya sendiri. Hasil penelitian ini menunjukkan pentingnya bagi bank
syariah untuk dapat meningkatkan pelayanan dan pilihan produk agar bisa diterima oleh
konsumen dari berbagai target segmen masyarakat. Penting pula bagi bank syariah untuk
dapat menekankan bahwa produknya sudah mematuhi prinsip prinsip syariat islam.
Kesimpulan
Penelitian ini menemukan bahwa variabel Product Choice, Institutional
Compliance on Maqashid, dan Social Influence berpengaruh positif dan signifikan
terhadap Attitude generasi milenial dalam hal pembiayaan kepemilikan rumah di bank
syariah. Kemudian variabel Service Quality dan Islamic Debt Policy tidak berpengaruh
signifikan terhadap Attitude, sedangkan variabel Pricing Policy berpengaruh negatif dan
tidak signifikan terhadap Attitude generasi milenial dalam hal pembiayaan kepemilikan
rumah di bank syariah.
Hasil penelitian yang dilakukan dengan menggunakan Theory Reasoned Action
(TRA) sebagai landasan utama dengan menggunakan variabel independen Service
Quality, Product Choice, Islamic Debt Policy, Pricing Policy, Institutional Compliance on
Maqashid, dan Social Influence menunjukkan bahwa variabel sikap (Attitude) dapat
memediasi intensi generasi milenial dalam memilih produk pembiayaan kepemilikan
rumah melalui bank syariah.
Temuan dalam penelitian ini menunjukkan pula bahwa tanpa adanya Attitude,
intensi akan sulit diamati. Hal ini karena Attitude memegang peran sebesar 73 % terhadap
kecenderungan atau intensi generasi milenial terhadap produk pembiayaan rumah di bank
syariah.
Bibliografi
Amin, H. (2020). Examining the influence of factors critical for the consumer to accept
the offered Islamic home financing. Journal of Islamic Accounting and Business
Research, 11(7), 13791402. https://doi.org/10.1108/JIABR-07-2018-0110.
Ayuniah, Putri. (2018). Analisis Pengaruh Citra Merek, Kualitas Produk, Iklan, dan
Harga terhadap Keputusan Pembelian Produk Kosmetik Wardah (Studi Kasus pada
Mahasiswi Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma yang
Mengambil Kuliah di Kampus Depok). Jurnal Ilmiah Ekonomi Bisnis, 22(3).
Brant, K., & Castro, S. (2019). You can’t ignore millennials: Needed changes and a new
way forward in entitlement research. You Can’t Ignore Millennials: Needed
Changes and a New Way Forward in Entitlement Research.
Christopher Kurz, Geng Li, and D. J. V. (2018). Finance and Economics Discussion
Series Divisions of Research & Statistics and Monetary Affairs Federal Reserve
Board , Washington , D . C . Credit Derivatives and Risk Management. Finance and
Economics, 32(3), 20. http://papers.ssrn.com/sol3/papers.cfm?abstract_id=1750286
Dickerson, A. M. (2016). Millennials, Affordable Housing, and the Future of
Volume 1, Nomor 8, Agustus 2021
p-ISSN 2774-7018; e-ISSN 2774-700X
867 http://sosains.greenvest.co.id
Homeownership. Journal of Affordable Housing, 24(3), 435465.
Eles, Shella F., & Sihombing, Sabrina O. (2016). Determinan niat beli makanan organik:
sikap untuk membeli sebagai variabel mediasi. MIX: Jurnal Ilmiah Manajemen,
6(3), 156574.
Ghozali, I. (2016). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 2.
Henseler, J., Ringle, C. M., & Sarstedt, M. (2015). A new criterion for assessing
discriminant validity in variance-based structural equation modeling. Journal of the
Academy of Marketing Science, 43(1), 115135. https://doi.org/10.1007/s11747-
014-0403-8
Hoolachan, J., & McKee, K. (2019). Inter-generational housing inequalities: ‘Baby
Boomers’ versus the ‘Millennials.’ Urban Studies, 56(1), 210225.
https://doi.org/10.1177/0042098018775363
Ismail, S., Azmi, F., & Thurasamy, R. (2014). Selection criteria for Islamic home
financing in Malaysia. International Journal of Business and Society, 15(1), 97
110.
Larasati, Niken Febria. (2019). Analisis Perilaku Generasi Milenial Terhadap Niat
Menjadi Nasabah Bank Syariah. Jakarta: Fakultas ekonomi dan bisnis uin jakarta.
Mirza Astia Amri. (2018). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusanan Nasabah
Bank OCBC NISP Medan Dalam Pemilihan KPR Konvensional Dan Syariah. 1369.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Administrasi Dilengkapi dengan Metode R&D.
Widjieanto, Garant Fortino. (2020). Analisa Pengaruh User Experience Terhadap
Customer Loyalty Dengan Trust Sebagai Variabel Intervening Pada Aplikasi Digital
Payment Dana. Jurnal Strategi Pemasaran, 7(1), 9.
Wong, K. K. (2019). Mastering Partial Least Squares Structural Equation Modeling
(PLS-SEM) with SmartPLS in 38 Hours.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike
4.0 International License.