Volume 1, Nomor 9, September 2021
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
1103 http://sosains.greenvest.co.id
dengan penelitian ini. Teknik pengumpulan data penelitian ini dilakukan dengan cara
mengumpulkan data-data baik artikel jurnal ataupun buku-buku. Analisis data penelitian
ini menggunakan analisis konten (content analysis).
Hasil dan Pembahasan
Kata karakter berasal dari bahasa Yunani yang berarti "to mark” (menandai) dan
memfokuskan, bagaimana mengaplikasikan nilai kebaikan dalam bentuk tindakan atau
tingkah laku. Oleh sebab itu, seseorang yang berperilaku tidak jujur, kejam atau rakus
dikatakan sebagai orang yang berkarakter jelek, sementara seoarang yang berperilaku
jujur, suka menolong dikatakan sebagai orang yang berkarakter mulia. Jadi istilah
karakter erat kaitanya dengan personality (kepribadian) seseorang.
Seseorang bisa disebut orang yang berkarakter (a person of character) apabila
perilakunya sesuai dengan kaidah moral. Karakter adalah unsur kepribadian yang ditinjau
dari segi etis dan moral (Cahyaningrum, Sudaryanti, & Purwanto, 2017). Karakter
menurut Suyanto dalam Agus Wibowo dan Sigit Purnama, menyatakan bahwa “cara
berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerja
sama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Menurut Michael
Novak karakter merupakan “campuran kompatibel dari seluruh kebaikan yang
diidentifikasi oleh tradisi religius, cerita sastra, kaum bijaksana dan kumpulan orang
berakal sehat yang ada dalam sejarah”.
Masnur Muslich menyatakan bahwa karakter merupakan nilai-nilai perilaku
manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia,
lingkungan dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan dan
perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya dan adat istiadat
(Ruminten & Mastini, 2019). Selanjutnya, Muchlas Samani berpendapat bahwa karakter
dapat dimaknai sebagai nilai dasar yang membangun pribadi seseorang, terbentuk baik
karena pengaruh hereditas maupun pengaruh lingkungan, yang membedakannya dengan
orang lain, serta diwujudkan dalam sikap dan perilakunya dalam kehidupan sehari-hari
dari pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa karakter adalah sesuatu yang
terdapat pada individu yang menjadi ciri khas kepribadian individu yang berbeda dengan
orang lain berupa sikap, pikiran dan tindakan. Ciri khas tiap individu tersebut berguna
untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa dan
negara (Santika, 2018).
Term atau istilah pendidikan karakter terdiri dari dua unsur utama yakni,
pendidikan (tarbiyah) dan karakter (akhlaq). Dari dua unsur tersebut akan mendukung
esensi dan tujuan utama dari pendidikan karakter itu sendiri (Fathurrochman & Apriani,
2017). Definisi pendidikan (tarbiyah) dalam bahasa Arab dan definisi Islam sejak dulu.
Kata tarbiyah ini muncul sejak adanya bahasa arab itu sendiri, kata tarbiyah ini tidak
muncul disaat kedatangan islam, tidak pula diadopsi dari bahas asing atau pemikiran
asing, melainkan telah ada sebelumnya. Pendidikan dalam bahasa Arab bisa disebut
dengan istilah tarbiyah yang berasal dari kata kerja rabba, sedangkan pengajaran dalam
bahasa arab disebut dengan ta’limyang berasal dari kata kerja ‘allama (Rohmah, 2017).
Sehingga istilah Pendidikan Islam sama dengan Tarbiyah Islamiyah.
Pendidikan karakter adalah usaha sengaja (sadar) untuk mewujudkan kebajikan
yaitu kualitas kemanusiaan yang baik secara objektif, bukan hanya baik untuk individu
perseorangan, tetapi juga baik untuk masyarakat secara keseluruhan (Dianti, 2014).
Menurut Dafid Elkind dan Freddy Sweet Ph.D, Pendidikan karakter adalah usaha sengaja
(sadar) untuk membantu manusia memahami, peduli dan melaksanakan nilai-nilai etika
inti. Pendidikan karakter menurut Burke semata-mata merupakan bagian dari