Volume 1, Nomor 9, September 2021
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
1129 http://sosains.greenvest.co.id
ASUHAN KEPERAWATAN TN. D DENGAN POST OPERASI ORIF
FRAKTUR ANTEBRACHI SINISTRA DI RS KARDINAH TEGAL
Yanti Susanti dan Amellia Surya Purnama
Akademi Keperawatan Buntet Pesantren Cirebon, Indonesia
Diterima:
19 Agustus 2021
Direvisi:
08 September
2021
Disetujui:
15 September
2021
Abstrak
Fraktur antebrachii merupakan suatu perpatahan pada lengan
bawah yaitu pada tulang os radius dan os ulna dimana kedua
tulang mengalami perpatahan. Berdasarkan penelitian insiden di
Indonesia, data tertinggi dan factor resiko yaitu pada usia 10
sampai 15 tahun klien laki-laki banyak yang mengalami fraktur
antebrachi disebabkan karena kecelakaan kendaraan bermotor.
Ada beberapa dampak yang akan terjadi bila fraktur tidak
mendapat penanganan secara tepat antara lain: Syok, kerusakan
arteri, infeksi, sistem pertahanan rusak bila ada trauma pada
jaringan. Tingginya prevalensi kasus dan akibat lanjutan yang
terjadi merupakan hal pokok yang melatarbelakangi penulis
mengambil judul laporan studi kasus fraktur antebrachii pada Tn.
D dengan gangguan sistem muskuloskeletal akibat post op hari
ke-1. Tujuan penulisan karya tulis ilmiah ini adalah agar penulis
mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada Tn. D dengan
memberikan pelayanan kesehatan yang bersifat komprehensif,
melalui 5 tahap yaitu pengkajian, diagnosa keperawatan,
perencanaan, implementasi, dan evaluasi. Metode penulisan yang
penulis gunakan adalah metode deskriptif berbentuk karya tulis
ilmiah dengan teknik pengumpulan data yaitu menggunakan
teknik wawancara, observasi, pemeriksaan fisik, studi
dokumentasi, dan studi literatur. Masalah keperawatan yang
muncul pada kasus adalah nyeri akut, hambatan mobilitas fisik,
defisit perawatan diri, dan resiko tinggi infeksi. Kesimpulan
yang penulis ambil yakni, bahwa pencapaian hasil optimal dari
tujuan diatas dapat dicapai apabila kita melaksanakan proses
keperawatan secara komprehensif yang meliputi aspek bio-
psiko-sosio dan spiritual serta ditunjang oleh adanya kerjasama
dengan klien, keluarga klien dan tenaga medis lainnya.
Kata kunci: Sistem Muskuloskeletal, Fraktur, Fraktur Radius
Ulna
Abstract
Antebrachii fracture is a fracture in the forearm that is in the
bone os radius and os ulna where both bones are accelerated.
Based on incident research in Indonesia, the highest data and
risk factors are at the age of 10 to 15 years many male clients
who experience antebrachi fractures caused due to motor vehicle
accidents. There are several impacts that will occur if the
fracture is not handled properly, among others: Shock, artery
damage, infection, damaged defense system when there is
trauma to the tissue. The high prevalence of cases and the
continued consequences that occur is the main thing behind the
Asuhan Keperawatan Tn. D Dengan Post Operasi Orif
Fraktur Antebrachi Sinistra Di Rs Kardinah Tegal
2021
Yanti Susanti dan Amellia Surya Purnama 1130
author taking the title of the antebrachii fracture case study
report in Mr. D with musculoskeletal system disorders due to
post op day 1. The purpose of writing this scientific paper is so
that the author is able to carry out nursing care in Mr. D by
providing comprehensive health services, through 5 stages,
namely assessment, nursing diagnosis, planning,
implementation, and evaluation. The research method that the
author uses is a descriptive method in the form of scientific
papers with data collection techniques that use interview
techniques, observation, physical examination, documentation
studies, and literature studies. Nursing problems that arise in
cases are acute pain, barriers to physical mobility, self-care
deficits, and a high risk of infection. The conclusion that the
author took is that the achievement of optimal results from the
above goals can be achieved if we carry out a comprehensive
nursing process that includes bio-psycho-socio and spiritual
aspects and supported by cooperation with clients, client families
and other medical personnel.
Keywords: Musculoskeletal system, Fracture, Fracture
Antebrachii
Pendahuluan
Menurut World Health Organization menyebutkan bahwa sehat adalah keadaan
sejahtera, sempurna dari fisik, mental, dan sosial yang tidak terbatas hanya pada bebas
dari penyakit dan kelemahan (Organization, 2015). Sehat bukan sekedar terbebas dari
penyakit atau kecacatan. Orang yang tidak berpenyakit pun tentunya belum tentu di
katakan sehat, dia semestinya dalam keadaan yang sempurna, baik fisik, mental, maupun
sosial. Pengertian sehat yang ditemukan oleh WHO ini merupakan suatu keadaan ideal,
dari sisi biologis, psikologis, dan social sehingga seseorang dapat melakukan aktivitas
secara optimal (Zaini, 2019). Definisi kesehatan menurut Undang-Undang nomor 36
tahun 2009, kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun
sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan
ekonomis (Adliyani, 2015). Banyak kondisi yang menyebabkan seseorang menjadi tidak
sehat, bisa karena penyakit ataupun karena trauma. Salah satunya adalah karena fraktur
(Winda & Nauli, 2014).
Fraktur adalah patah tulang, biasanya disebabkan oleh trauma atau tenaga fisik.
Kekuatan dan sudut dari tenaga tersebut, keadaan tulang, dan jaringan lunak disekitar
tulang akan menentukan apakah fraktur yang terjadi itu lengkap atau tidak lengkap
(Haryono & Utami, 2020). Fraktur merupakan hilangnya kontuinitas tulang, baik yang
bersifat total maupun sebagian, biasanya disebabkan oleh trauma (Mahartha, Maliawan,
Kawiyana, & Sanglah, 2013). Fraktur ekstremitas atas cukup sering terjadi, biasanya
disebabkan karena jatuh dengan tangan terlentang, misalnya fraktur pada antebrachii.
Fraktur Antebrachii adalah terputusnya hubungan tulang radius dan ulna yang
disebabkan oleh cedera pada lengan bawah, baik trauma langsung maupun trauma tidak
langsung (Lailia, 2018). Dibagi atas tiga bagian perpatahan yaitu bagian proksimal,
medial, serta distal dari kedua corpus tulang tersebut.
Volume 1, Nomor 9, September 2021
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
1131 http://sosains.greenvest.co.id
Fraktur antebrachi adalah terputusnya kontinuitas tulang os radius dan os ulna.
Yang dimaksud dengan antebrachi adalah batang (sharf) tulang os radius dan os ulna.
Fraktur antebrachi merupakan suatu perpatahan pada lengan bawah yaitu pada tulang os
radius dan os ulna dimana kedua tulang mengalami perpatahan (Kustoyo & Harahap,
2019). Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar oleh Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan tahun 2018, prevalensi fraktur di Indonesia tercatat angka
kejadian fraktur sebanyak 5,5%. Sementara itu, untuk prevalensi cedera menurut bagian
tubuh, cedera pada bagian ekstremitas bawah memiliki prevalensi tertinggi yaitu 67,9%
(Nur, Morika, & Sardi, 2020). Penyebab terbanyaknya yaitu jatuh (40,9%) dan
kecelakaan sepeda motor (40,6%). Selanjutnya karena terkena benda tajam atau tumpul
(7,3%), transportasi darat lainnya (7,1%) dan kejatuhan (2,5%). Sedangkan untuk
penyebab yang belum disebut proporsinya sangat kecil. Fraktur di Indonesia menjadi
penyebab kematian terbesar ketiga dibawah penyakit jantung koroner dan tuberkulosis.
Indonesia merupakan negara terbesar di Asia Tenggara yang mengalami kejadian fraktur
terbanyak sebesar 1,3 juta setiap tahunnya dari jumlah penduduknya yaitu berkisar 238
juta (Ulva, 2019).
Penelitian insiden di Indonesia, data tertinggi dan factor resiko yaitu pada usia 10
sampai 15 tahun klien laki-laki banyak yang fraktur antebrachi disebabkan karena
kecelakaan kendaraan bermotor, pengemudi lebih sering mengalami fraktur os radius dan
os ulna. Ada beberapa dampak yang akan terjadi bila fraktur tidak mendapat penanganan
secara tepat antara lain: Syok terjadi karena kehilangan banyak darah, kerusakan arteri,
pecahnya arteri karena trauma bisa ditandai oleh tidak adanya nadi CRT (Capilari Refil
Time) perubahan posisi pada yang sakit, infeksi, sistem pertahanan rusak bila ada trauma
pada jaringan (Huda, 2015).
Fraktur yang terjadi di Jawa Tengah menurut RISKESDAS tahun 2018 mencapai
prevalensi hingga 64,5%. Berdasarkan data dari Ruang Lavender Bawah Pria RSUD
Kardinah Kota Tegal, jumlah penderita fraktur dalam 1 bulan terakhir ini yaitu sebanyak
51 pasien. Fenomena yang ada di Rumah Sakit menunjukan bahwa pasien mengalami
berbagai masalah keperawatan diantaranya nyeri, perawatan diri (mandi), hambatan
mobilitas fisik, risiko infeksi, perubahan perfusi jaringan, resiko gangguan integritas
kulit, ansietas, kurang pengetahuan, resiko konstipasi (Muhammad Yusuf & Misbah,
2018). Masalah tersebut harus diantisipasi dan diatasi agar tidak terjadi komplikasi. Peran
perawat sangat penting dalam perawatan pasien pre dan post operasi terutama dalam
pemberian asuhan keperawatan pada pasien (Susanti, 2018). Penulis tertarik untuk
menindak lanjuti Asuhan Keperawatan pada klien dengan post op fraktur antebrachii 1/3
distal sinistra dan penulis tuangkan dalam bentuk Karya Tulis Ilmiah dengan judul:
“asuhan keperawatan tn. d dengan gangguan sistem muskuloskeletal post operasi orif hari
ke-1 akibat fraktur antebrachii 1/3 distal sinistra di ruang lavender bawah pria rsud
kardinah kota tegal.
Metode Penelitian
Wawancara atau anamnesis merupakan kegiatan komunikasi timbal balik bentuk
tanya jawab antara perawat dengan klien atau keluarga dan orang-orang disekitar klien
terkait masalah kesehatan klien. Pengamatan dalam keperawatan mengikuti aspek fisik,
psikologis, perilaku, dan sikap. Pengamatan dilakukan mengunakan panca indra yang
hasilnya dicatat dalam format proses keperawatan. Mengumpulkan data melalui
penelitian riwayat penyakit atau keperawatan yang lalu guna mendapatkan diagnose
keperawatan yang tepat. Tujuannya untuk mendapatkan data yang akurat dengan meneliti
riwayat kesehatan klien yang lalu. Untuk memperoleh data dasar klien yang
komprehensif, perawat dapat membaca literatur yang berhubungan dengan masalah klien.
Asuhan Keperawatan Tn. D Dengan Post Operasi Orif
Fraktur Antebrachi Sinistra Di Rs Kardinah Tegal
2021
Yanti Susanti dan Amellia Surya Purnama 1132
Membaca literatur sangat membantu perawat dalam memberikan asuhan
keperawatan yang benar dan tepat (Butar, 2020).
Hasil dan Pembahasan
Tabel 1. Pengkajian
No
Data
Etiologi
(1)
(2)
(3)
1.
DS :
a. Klien mengatakan
nyeri setelah post op
orif pada daerah
pergelangan tangan
kiri klien
b. klien mengatakan
skala nyeri 5(1-10)
DO :
a. Klien tampak meringis
b. Terdapat luka post op orif
pada pergelangan tangan
kiri klien
c. Nadi : 90x/menit
Prosedur pembedahan
(ORIF)
Terdapat luka hasil insisi
diarea pergelangan tangan
Stimulasi serabut saraf
pada area perlukaan
merangsang mediator
kimia BHSP
(Bradikinin, histamin,
serotonin, prostaglandin)
Talamus cortex
Nyeri dipersepsikan
2.
DS :
a. Klien mengatakan
nyeri setelah post op
orif tanggal 24-04-
2021 pada daerah
Penatalaksanaan medis
(ORIF)
Prosedur pemasangan
fiksasi eksternal
Volume 1, Nomor 9, September 2021
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
1133 http://sosains.greenvest.co.id
pergelangan tangan kirinya
DO :
Terdapat luka post op orif
antebrachii hari pertama dan
terpasang balutan.
Terdapat luka post op orif
dipergelangan tangan,
panjang luka jahitan ±3 cm,
luka sedikit kering, tidak ada
nanah, luka sedikit memerah,
terdapat bengkak pada jari-
jari pasien karena verban
terlalu kencang, tidak
indaktil atau polidaktil, CRT
> 2 detik, nadi : 90x/menit,
klien masih bisa
menggerakan ekstremitas
dan jari-jarinya, klien masih
bisa merasakan
Ada port de entry
Resiko tinggi Infeksi
3.
DS :
a. Klien mengatakan belum
gosok gigi dan keramas ± 5
hari
DO :
a. Kepala tampak kotor
b. Gigi tampak kotor
c. Klien tampak kurang
bersih
.
Fraktur antebrachii
Diskontinuitas tulang
Perubahan jaringan sekitar
Pergeseran fragmen tulang
Deformitas
Gangguan fungsi
Defisit perawatan diri
Asuhan Keperawatan Tn. D Dengan Post Operasi Orif
Fraktur Antebrachi Sinistra Di Rs Kardinah Tegal
2021
Yanti Susanti dan Amellia Surya Purnama 1134
4
DS :
- Klien mengatakan
aktivitas dibantu oleh
keluarga
DO :
- Klien terpasang infus
ditangan kanan
- Terdapat luka post op orif
ditangan kiri
- Klien tampak berbaring
dikasur
- Aktivitas dibantu
Post operasi adanya luka
insisi
Terputusnya jaringan
Kerusakan jaringan
Merangsang reseptor nyeri
Nyeri saat bergerak
oleh keluarga
- Terpasang pampers untuk
BAK dan BAB
- Tonus otot
3 5
5 5
Hambatan mobilitas fisik
2. Diagnosa Keperawatan
Nyeri akut berhubungan dengan prosedur pembedahan orif ditandai dengan klien
mengatakan nyeri setelah post operasi orif pada daerah pergelangan tangan kiri klien,
klien mengatakan skala nyeri 5(1-10), klien tampak meringis, terdapat luka post operasi
orif pada pergelangan tangan kiri klien, nadi : 90x/menit
Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri ketika bergerak ditandai
dengan klien mengatakan aktivitas dibantu oleh keluarga, klien terpasang infus ditangan
kanan, terdapat luka post op ditangan kiri, klien tampak berbaring dikasur, aktivitas
dibantu oleh keluarga, terpasang pampers untuk bak dan bab, tonus otot.
3 5
5 5
Volume 1, Nomor 9, September 2021
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
1135 http://sosains.greenvest.co.id
Defisit perawatan diri berhubungan dengan gangguan fungsi ditandai dengan klien
mengatakan belum gosok gigi dan keramas ± 5 hari, kepala tampak kotor, gigi tampak
kotor, klien tampak kurang bersih
Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan ada port de entry ditandai dengan klien
mengatakan nyeri setelah operasi orif pada tanggal 24-04-2021, Terdapat luka post op
orif antebrachii hari pertama dan terpasang balutan, terdapat luka post op orif
dipergelangan tangan, panjang luka jahitan ±3 cm, luka sedikit kering, tidak ada nanah,
luka sedikit memerah, terdapat bengkak pada jari-jari pasien karena verban terlalu
kencang, tidak indaktil atau polidaktil, CRT > 2 detik, nadi : 90x/menit, klien masih bisa
menggerakan ekstremitas dan jari-jarinya, klien masih bisa merasakan sensasi nyeri.
Tabel 2. Implementasi
No.
Tanggal
Dx
Implementasi
Paraf
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
1.
25-04-2021
Dx
I
Pukul 09.00
T1 : Mengkaji ulang lokasi,
intensitas dan tipe nyeri.
R1 : Skala nyeri 5(1-10)
Pukul 09.15
T2 : Memberikan lingkungan yang
nyaman
R2 : Klien mengatakan nyaman
Pukul 09.30
T3 : mengajarkan teknik relaksasi
nafas dalam dan distraksi
R3 : klien mampu menerapkannya,
skala nyeri 4, ekspresi klien
sedikit rileks
Pukul 09.40
T4 : Memberikan analgetik
katerolac dosis 1 ampul (3 ml)
R4 : klien tampak nyaman dan
tenang pada saat pemberian
obat, klien mengatakan skala
Amellia
Surya
nyeri berkurang pada saat reaksi
obat bekerja.
2.
25-04-2021
Dx
II
Pukul 10.00
T1 : mengajarkan rom aktif
R1 : klien mampu mengikuti
perlahan, bisa melakukan
fleksi ekstensi hiperekstensi
oposisi dibantu oleh mahasiswa
Pukul 11.10
T2 : merubah posisi pasien
R2 : klien mampu melakukan
perubahan posisi dari tidur ke
posisi duduk
T3 : Membantu pasien memenuhi
kebutuhan
Amellia
Surya
Asuhan Keperawatan Tn. D Dengan Post Operasi Orif
Fraktur Antebrachi Sinistra Di Rs Kardinah Tegal
2021
Yanti Susanti dan Amellia Surya Purnama 1136
R3 : klien mengatakan masih lemas
3.
25-04-2021
Dx
III
Pukul 11.25
T1 : Memberikan pengetahuan
kepada klien dan keluarga
tentang pentingnya defisit
perawatan diri
R1 : klien dan keluarga mengatakan
mengerti tentang defisit
perawatan diri
Pukul 11.30
T2 : membantu memandikan klien
ditempat tidur dengan cara
dilap
R2 : klien mengatakan badannya
segar, tubuh klien tampak
bersih dan wangi
Pukul 11.45
T3 : Membantu klien melakukan
oral hygiene
R3 : Klien mengatakan mulutnya
segar, gigi tampak bersih
4.
25-04-2021
Dx
IV
Pukul 12.00
T1 : mengobservasi tanda-tanda
infeksi : suhu tubuh dan skala
nyeri
R1 : S = 36ºC
Skala nyeri 5 dari 1-10, klien
mengatakan nyeri
Pukul 12.05
T2 : mengajarkan pasien dan
keluarga bagaimana
menghindari infeksi seperti
mencuci tangan 6 benar
R2 : klien dan keluarga mampu
melakukan cuci tangan dengan
6 langkah
Pukul 12.10
T3 : Melakukan perawatan luka post
op
R3 : - Pasien mengatakan luka
berkurang nyerinya
- Nanah (-)
- Panas (-)
- Merah (+)
Volume 1, Nomor 9, September 2021
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
1137 http://sosains.greenvest.co.id
Tabel 3. Evaluasi
No
Tanggal
Dx
Evaluasi
Paraf
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
1
25-04-
2021
Pukul
13.10
Dx I
S: Klien mengatakan nyeri berkurang
O:
- Skala nyeri 3 dari 1-10
- Klien masih meringis
- Nadi 80x/menit
A: Masalah nyeri teratasi sebagian
P: Intervensi dilanjutkan
- Observasi tanda-tanda vital klien
- Kaji lokasi, intensitas dan tipe nyeri
- Pertahankan imobilisasi bagian yang sakit
dengan tirah baring
- Ciptakan lingkungan yang nyaman
Amellia
Surya
2
25-04-
2021
Pukul
13.20
Dx II
S : Klien sudah mampu mengangkat tangannya
dan mika-miki
O:
- Klien tampak masih lemas dan baru bisa duduk
- Nadi : 80x/menit
- Tonus otot
4 4
4 4
A: Masalah hambatan mobilitas fisik teratasi
sebagian
P: Intervensi dilanjutkan
- Ajarkan ROM aktif
- Rubah posisi pasien setiap 2 jam
Amellia
Surya
- Bantu pasien dalam mobilisasi
- Ajarkan klien dan keluarga tentang mobilisasi
3
25-04-
2021
Pukul
13.30
Dx
III
S : Klien mengatakan badan dan mulutnya segar
O : Mulut dan tubuh klien tampak bersih
A : Masalah defisit perawatan diri teratasi
P : Intervensi dihentikan
Amellia
Surya
4
25-04-
2021
Pukul
13.40
Dx
IV
S : Klien mengatakan luka terasa nyerinya
berkurang
O:
- Terdapat luka post op antebrachii
- luka tampak kering, tidak ada nanah,
tidak ada perdarahan, tidak memerah
A: Resiko tinggi infeksi teratasi sebagian
P: Intervensi dilanjutkan
- Observasi tanda tanda infeksi: suhu tubuh,
nyeri, perdarahan pemeriksaan laboratorium
Amellia
Surya
Asuhan Keperawatan Tn. D Dengan Post Operasi Orif
Fraktur Antebrachi Sinistra Di Rs Kardinah Tegal
2021
Yanti Susanti dan Amellia Surya Purnama 1136
- Mengajarkan pasien dan keluarga bagaimana
menghindari infeksi seperti mencuci tangan 6
benar
- Membersihkan luka klien
- Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian
antibiotik
Asuhan keperawatan yang telah diberikan secara langsung kepada Tn. D gangguan
sistem muskuloskletal post operasi orif antebrachii akibat fraktur antebrachii dilakukan
selama tiga hari, dari tanggal 25 April 2021 sampai 27 April 2021 diruang Lavender
Bawah Pria. Perawat melakukan asuhan keperawatan mulai dari pengkajian,
pendiagnosaan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Penulis menemukan beberapa
kesenjangan dan kesamaan antara teori dan kasus yang diambil. Beberapa kesenjangan
dan kesamaan yang penulis temukan adalah sebagai berikut :
1. Pengkajian
Pada tahap pengkajian penulis mengalami hambatan karena pasien mengalami
gangguan fungsi pendengaran, tetapi data tetap bisa didapat karena bantuan keluarga dan
perawat ruangan. Penulis menggunakan pengumpulan data dengan melihat langsung
keadaan pasien menggunakan teknik wawancara, observasi, studi dokumentasi, dan studi
literature yaitu melibatkan pasien, keluarga dan mengidentifikasikan data yang diperlukan
selama pengkajian dan penulis juga menyamakan data dengan dokumentasi rekam medis
klien yang berada di ruangan perawat, penulis melakukan pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan lainnya seperti pemeriksaan laboratorium dan rontgen.
Pada tahap pengkajian ini penulis menemukan data pada Tn. D dengan post op orif
antebrachii yaitu : klien mengeluh nyeri di daerah antebrachii, terdapat luka post op pada
antebrachii 1/3 distal sinistra, klien mengatakan belum mandi selama dirawat di RS, klien
mengatakan aktifitasnya di bantu oleh keluarga. Tonus otot :
3 5
5 5
Sedangkan teori, pengkajian pada pasien post orif adalah sebagai berikut, nyeri
hebat, bengkak, deformitas, mati rasa, masalah pergerakan anggota tubuh. Melihat data di
atas, terdapat kesenjangan maupun kesamaan antara kasus dan teori sehingga penulis
tuangkan dalam hal berikut, Hasil pengkajian yang sama antara teori dan praktik adalah :
klien mengeluh nyeri pada daerah antebrachii. Hasil pengkajian yang tidak sama dengan
teori adalah terdapat luka post op pada daerah antebrachii 1/3 distal sinistra, klien
mengatakan aktifitasnya di bantu, klien mengatakan belum menggosok gigi dan keramas.
Penulis dapat menyimpulkan bahwa kesenjangan maupun kesamaan antara teori
dan kasus merupakan bukti bahwa setiap individu memiliki mekanisme kompensasi yang
berbeda. Adapun data yang ada dan seharusnya tidak ada yaitu terdapat luka post op pada
1138
Volume 1, Nomor 9, September 2021
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
1139 http://sosains.greenvest.co.id
daerah antebrachii 1/3 distal sinistra, klien mengatakan aktifitasnya di bantu, klien
mengatakan belum menggosok gigi dan keramas.
2. Perencanaan
Tahap perencanaan penulis tidak menemukan hambatan, tetapi ada beberapa
intervensi yang tidak terlaksana karena keterbatasan waktu dan rencana tindakan
disesuaikan dengan masalah yang muncul dengan mempertimbangkan kondisi klien
sebagai pribadi yang dinamis dilihat dari aspek bio, psiko, sosial dan spiritual. Adapun
rencana yang dicantumkan yaitu guna untuk mengatasi masalah yang ditemukan pada
klien. Penyusunan rencana tindakan keperawatan hendaknya melibatkan klien, dan
keluarga serta tenaga medis lainnya.
3. Implementasi
Tahap implementasi tidak terdapat kesenjangan, namun terdapat kendala hal ini
dikarenakan penulis tidak selalu berada bersama klien. Namun klien bekerja sama dengan
baik, baik dengan penulis, keluarga dan perawat. Sehingga pelaksanaan asuhan
keperawatan dapat dilakukan dengan baik.
4. Evaluasi & Catatan Perkembangan
Evaluasi dan catatan perkembangan merupakan bagian dari proses keperawatan.
Penulis mengevaluasi dari intervensi yang telah dilakukan. Tahap catatan perkembangan,
penulis tidak menemukan adanya hambatan yang berarti. Keluarga klien menunjukkan
respon yang baik adapun permasalahan klien telah teratasi, namun jika masalah muncul
kembali penulis sudah menganjurkan kepada keluarga untuk melakukan tindakan
keperawatan secara mandiri ataupun merujuknya pada fasilitas kesehatan.
Pada Tn. D terdapat 3 diagnosa yang belum teratasi yaitu nyeri akut, hambatan
mobilitas fisik, dan resiko tinggi infeksi. Untuk mengatasi diagnosa yang belum teratasi
tersebut maka sebelum pasien pulang penulis memberikan pendidikan kesehatan kepada
klien dan keluarga untuk :
a. Menganjurkan minum obat secara teratur
b. Melakukan relaksasi nafas dalam dan distraksi ketika nyeri kambuh
c. Melatih mobilisasi secara bertahap
d. Memantau tanda-tanda infeksi
e. Melakukan ganti balutan dan perawatan luka yang benar
Kesimpulan
Asuhan keperawatan yang penulis berikan pada Tn.D dengan gangguan sistem
muskuloskletal akibat fraktur antebrachii post op hari ke-1, di ruang Lavender Bawah
Pria yang dilakasanakan pada tanggal 25-27 April 2021 dilaksanakan dengan hati yang
tulus dan ikhlas. Penulis melaksanakan asuhan keperawatan yang bertujuan untuk
mendokumentasikan ke dalam bentuk Karya Tulis Ilmiah, maka penulis dapat mengambil
kesimpulan sebagai berikut:
Definisi kesehatan menurut Undang-Undang nomor 36 tahun 2009, kesehatan
adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang
memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Banyak
kondisi yang menyebabkan seseorang menjadi tidak sehat, bisa karena penyakit ataupun
karena trauma. Salah satunya adalah karena fraktur.
Fraktur merupakan hilangnya kontuinitas tulang, baik yang bersifat total maupun
sebagian, biasanya disebabkan oleh trauma. Fraktur ekstremitas atas cukup sering terjadi,
Asuhan Keperawatan Tn. D Dengan Post Operasi Orif
Fraktur Antebrachi Sinistra Di Rs Kardinah Tegal
2021
Yanti Susanti dan Amellia Surya Purnama 1140
biasanya disebabkan karena jatuh dengan tangan terlentang, misalnya fraktur pada
antebrachii.
Fraktur antebrachi adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan luasnya
meskipun tulang patah jaringan sekitarnya akan terpengaruhi, mengakibatkan edema
jaringan lunak perdarahan otot dan sendi, dislokasi sendi, kerusakan saraf dan kerusakan
pembuluh darah. Organ tubuh dapat mengalami cedera akibat gaya yang disebabkan oleh
fraktur atau akibat fragmen tulang.
Fraktur radius-ulna tertutup adalah terputusnya hubungan tulang radius dan ulna
yang disebabkan oleh cedera pada lengan bawah, baik trauma langsung maupun trauma
tidak langsung. Antebrachii adalah tulang radius dan ulna. Klasifikasi fraktur antebrachii
ada empat yaitu fraktur colles, fraktur smith, fraktur galeazzi, dan fraktur monteggia.
Fraktur antebrachii dapat disebabkan oleh trauma maupun proses patologik, pada trauma
yaitu kecelakaan kendaraan bermotor (50,8%), Terjatuh (22,3%), Kekerasan atau
perkelahian (18,8%), Kecelakaan kerja (2,8%), Kecelakaan berolahraga (3,7%),
Kecelakaan lainnya (1,6%). Sedangkan proses patologik disebabkan oleh kista, tumor
tulang, osteogenesis imperfekta, osteomielitis, osteoporosis, atropi atau nekrosis tulang.
Wijaya & Putri (2013:238). Adapun tanda dan gejala yang ditimbulkan oleh penderita
fraktur antebrachii yaitu nyeri hebat, deformitas, anggota badan terlihat tidak pada
tempatnya, pembengkakan, mati rasa dan kesemutan, masalah pergerakan anggota tubuh
(Madona, 2020).
Penatalaksanaan fraktur antebrachii open reduksi fraktur terbuka atau tertutup :
tindakan manipulasi fragmen-fragmen tulang yang patah sedapat mungkin untuk kembali
seperti letak semula, imobilisasi fraktur, fiksasi eksterna atau interna, mempertahankan
dan mengembalikan fungsi, reduksi dan imobilisasi harus dipertahankan sesuai
kebutuhan, pemberian analgetik untuk mengurangi nyeri, status neurovaskuler (misal:
perdarahan,nyeri,perabaan gerak) dipantau, latihan isometric dan setting otot diusahakan
meminimalkan atrofi disuse dan meningkatkan peredaran darah.
Setelah melakukan asuhan keperawatan pada Tn. D dengan gangguan sistem
muskuloskeletal akibat fraktur antebrachii ditemukan diagnosa keperawatan yaitu nyeri
akut, hambatan mobilitas fisik, defisit perawatan diri, resiko tinggi infeksi. Diagnosa
keperawatan tersebut 1 diagnosa teratasi, sedangkan 3 diagnosa yg lain belum teratasi
maka dari itu penulis menyarankan kepada keluarga klien untuk melakukan tindakan
mandiri dirumah dan melakukan kontrol untuk memantau pekembangan dari luka post
operasi..
Bibliografi.
Adliyani, Zaraz Obella Nur. (2015). Pengaruh perilaku individu terhadap hidup sehat.
Jurnal Majority, 4(7), 109114.
Butar, Christin Butar. (2020). Pengantar Proses Keperawatan Untuk Meningkatkan
Asuhan Keperawatan.
Haryono, Muhammad Budi, & Utami, Wikan Budi. (2020). Mekanisme/Model Penguatan
Komposit Bermatrik Logam dengan Berpenguat Partikel. Mechanical, 11(1), 15.
Huda, Nurul. (2015). Asuhan Keperawatan Pada Ny.“S “Dengan Gangguan Sistem
Muskuloskeletal (Fraktur Femur Dan Humerus) Di Paviliun Asoka Rsud Jombang.
Jombang: Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum.
Kustoyo, Bambang, & Harahap, Veryyon. (2019). Radiografi Os Antebrachi 1/3 Distal Di
Instalasi Radiologi Rumah Sakit Efarina Etaham Berastagi Kabupaten Karo.
Morenal Unefa: Jurnal Radiologi, 7(1), 3540.
Volume 1, Nomor 9, September 2021
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
1141 http://sosains.greenvest.co.id
Lailia, N. U. R. Aminatul. (2018). Asuhan Keperawatan Pada Post Operasi Orif Fraktur
Antebrachii Dengan Fokus Studi Pemenuhan Kebutuhan Rasa Nyaman: Nyeri Di
Rsud Blora.
Madona, Elta Anggun. (2020). Asuhan Keperawatan Pada Klien CVA Hemoragik
Dengan Masalah Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Serebral. Jombang: STIKes
Insan Cendekia Medika Jombang.
Mahartha, Gde Rastu Adi, Maliawan, Sri, Kawiyana, Ketut Siki, & Sanglah, Sakit Umum
Pusat. (2013). Manajemen Fraktur Pada Trauma Muskuloskeletal. Bali: Fakultas
Kedokteran Universitas Udayana.
Muhammad Yusuf, Penulis, & Misbah, Sitti Rachmi. (2018). Asuhan Keperawatan Pada
Ny. W Dengan Gangguan Sistem Kardiovaskuler Pada Hipertensi Dalam
Pemenuhan Kebutuhan Rasa Aman Dan Nyaman Di Panti Sosial Tresna Werdha
Minaula Kendari. Kendari: Poltekkes Kemenkes Kendari.
Nur, Siti Aisyah, Morika, Honesty Diana, & Sardi, Wira Melyca. (2020). Pengaruh
Terapi Musik Klasik Terhadap Tingkat Nyeri Pasien Post Op Fraktur Di Bangsal
Bedah Rs Dr Reksodiwiryo Padang. Jurnal Kesehatan Medika Saintika, 11(2), 175
183.
Organization, World Health. (2015). World health statistics 2015. Swiss: World Health
Organization.
Susanti, Heffy. (2018). Asuhan Keperawatan Pada Klien Post Op Amputasi Ai Ulkus
Diabetikum Dengan Masalah Keperawatan Resiko Infeksi Di Ruang Wijaya
Kusuma Ii Rsud Ciamis.
Ulva, Maria. (2019). Gambaran Karakteristik Kecelakaan Lalulintas di Kota Makassar
Tahun 2014-2018. Makassar: Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.
Winda, Rizky Ika, & Nauli, Fathra Annis. (2014). Faktor-faktor yang mempengaruhi
tingkat kecemasan pasien fraktur tulang panjang pra operasi yang dirawat di
RSUD Arifin Achmad Pekanbaru. Riau: Riau University.
Zaini, Mad. (2019). Asuhan Keperawatan Jiwa Masalah Psikososial di Pelayanan Klinis
dan Komunitas. Yogyakarta: Deepublish.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike
4.0 International License.