Volume 1, Nomor 10, Oktober 2021
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
1152 http://sosains.greenvest.co.id
MANAJEMEN PELATIHAN GURU PAI DALAM MENINGKATKAN
KOMPETENSI IT UNTUK MEWUJUDKAN MUTU PEMBELAJARAN
SISWA
Yani Sumarni
Universitas Islam Nusantara Bandung, Indonesia
E-mail: sumarniy[email protected]
Diterima:
10 September
2021
Direvisi:
28 September
2021
Disetujui:
28 September
2021
Abstrak
Penelitian ini dilatar belakangi oleh kesiapan guru Pendidikan
Agama Islam menjadikan Teknologi Informasi (TI) misalnya
komputer, internet dan sejenisnya sebagai sarana dan media
pembelajaran Pendidikan Agama Islam agar lebih optimal.
Berdasarkan realitas, aplikasi (TI) pada waktu pembelajaran
Pendidikan Agama Islam di sekolah. Pembelajaran Pendidikan
Agama Islam masih banyak menggunakan cara-cara
konvensional seperti ceramah, tanya jawab dan metode lain yang
berpusat pada guru (teacher-centered).Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui bagaimana perencanaan, pelaksanaan,
evaluasi, faktor pendukung dan penghambat manajemen
pelatihan guru PAI dalam meningkatkan kompetensi IT untuk
mewujudkan mutu pembelajaran siswa di KKG PAI Kecamatan
Ciranjang dan Kecamatan Takokak Kabupaten Cianjur.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang tidak
mencari sebab akibat, namun lebih berupaya memahami situasi
tertentu dengan bentuk penelitian studi kasus (case study) yaitu
suatu penelitian yang dilakukan secara intensif, terinci dan
mendalam terhadap suatu organisasi, lembaga atau gejala
tertentu. Menurut penelitian kualitatif data yang dapat diperoleh
berasal dari naskah wawancara, observasi, catatan lapangan,
dokumen pribadi, cacatan memo dan dokumen resmi lainnya
dengan tujuan mendeskripsikan realitas empiris di balik
fenomena yang ada secara mendalam, rinci dan tuntas. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa manajemen pelatihan guru
PAI dalam meningkatkan kompetensi IT untuk mewujudkan
mutu pembelajaran siswa di KKG PAI Kecamatan Ciranjang
dan Kecamatan Takokak Kabupaten Cianjur cukup efektif.
Efektivitas tersebut terlihat dari pola manajemen organisasi yang
dilakukan oleh pengurus KKG tersebut. Organisasi berjalan
dengan baik, pola manajemen yang dilakukan dengan bertumpu
pada empat fungsi manajemen juga berlangsung baik.
Peningkatan kompetensi IT guru PAI di lingkup KKG PAI
Kecamatan Ciranjang dan Kecamatan Takokak Kabupaten
Cianjur cukup efektif berdasarkan observasi, wawancara dan
dokumentasi yang peneliti lakukan.
Kata kunci: Manajemen, Pelatihan, Guru PAI
Abstract
This research is motivated by the readiness of Islamic Religious
Education Teachers to make information technology (IT) such as
computers, the internet and the like as a means and media for
Manajemen Pelatihan Guru PAI Dalam Meningkatkan
Kompetensi IT Untuk Mewujudkan Mutu Pembelajaran
Siswa
2021
Yani Sumarni 1153
learning Islamic Religious Education to be more optimal. In
reality, the application of information technology (IT) at the time
of learning Islamic Religious Education in schools is still far
from being burned. Learning Islamic Religious Education still
uses conventional methods such as lectures, question and answer
and other teacher-centered methods. The purpose of this study
was to determine how the planning, implementation, evaluation,
supporting and inhibiting factors of PAI Teacher Training
Management in Improving IT Competencies to Realize the
Quality of Student Learning in the KKG PAI Ciranjang District
and Takokak District, Cianjur Regency. This research uses a
qualitative approach that does not look for cause and effect, but
rather seeks to understand certain situations with the form of
case study research, which is a research conducted intensively,
in detail, and in depth on a particular organization, institution or
symptom. In qualitative research the data that can be obtained
come from interview manuscripts, observations, field notes,
personal documents, memos, and other official documents with
the aim of describing the empirical reality behind existing
phenomena in depth, detail and thoroughly. The results of this
study indicate that the management of PAI teacher training in
improving IT competencies to realize the quality of student
learning in the KKG PAI, Ciranjang District and Takokak
District, Cianjur Regency is quite effective. This effectiveness
can be seen from the organizational management pattern carried
out by the KKG management. The organization is running well,
the management pattern based on the four management
functions is also going well. The improvement of the IT
competence of Islamic Education teachers in the scope of the
PAI KKG in Ciranjang District and Takokak District, Cianjur
Regency is quite effective based on observations, interviews and
documentation that the researchers conducted.
Keywords: Management, Training, Islamic Education Teacher
Pendahuluan
Kehadiran Teknologi Informasi dalam pembelajaran pendidikan agama Islam di
sekolah sebagai media pembelajaran menjadi sangat penting, terutama dalam
meningkatkan efektivitas proses belajar mengajar. Teknologi Informasi juga dapat
membantu siswa cepat memahami materi yang dipelajari secara bulat dan utuh. Oleh
karena itu, para cendekiawan sepakat pada suatu argumen bahwa Teknologi Informasi
memudahkan kehidupan manusia tanpa harus kehilangan rasa sosial humanisme yang
dimiliki. Persoalannya ialah adakah kesiapan Guru Pendidikan Agama Islam menjadikan
Teknologi Informasi (TI) semisal komputer, internet dan sejenisnya sebagai sarana dan
media pembelajaran Pendidikan Agama Islam agar lebih optimal. Menurut realitas,
aplikasi Teknologi Informasi (TI) pada waktu pembelajaran Pendidikan Agama Islam di
sekolah masih jauh panggang dari api. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam masih
Volume 1, Nomor 10, Oktober 2021
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
1154 http://sosains.greenvest.co.id
banyak menggunakan cara-cara konvensional seperti ceramah, tanya jawab dan metode
lain yang berpusat pada guru (teacher- centered). Pembelajaran daring pada masa Covid-
19 saat ini memang menjadi dilema bagi guru dan siswa. Proses pembelajaran harus
berjalan, disisi lain, berbagai problematika mengiringi proses pelaksanaannya. Kesulitan-
kesulitan (problems) yang muncul dalam pembelajaran daring adalah suatu tantangan.
Oleh karena itu, seluruh stakeholders seperti pemangku kebijakan (Kemendikbud), kepala
sekolah, guru, orangtua dan siswa harus saling bekerja sama untuk mensuksekan
pelaksanaan pembelajaran daring.
Ketidaksiapan ini dikarenakan pola kebiasaan pembelajaran yang masih belum
menganggap penting peranan TIK dalam meningkatkan mutu pembelajaran. Mereka
cenderung sudah merasa puas akan materi yang telah diberikan oleh pengajar secara
langsung, sehingga mereka tidak mau dan malas untuk mencari informasi tambahan yang
ada di internet walaupun sarana dan infrastruktur sudah mendukung dalam penerapan
TIK. Kenyataan lain bahwa gairah para guru untuk memainkan peran sebagai objek
pendidikan yang juga belajar untuk meningkatkan kompetensinya, masih rendah. Hal ini
dapat dilihat dari bagaimana sikap para guru dalam menghadapi pergantian kurikulum.
Kegagapan para guru dalam beradaptasi dengan kurikulum baru menunjukkan bahwa
jiwa pembelajar pada mayoritas guru kita masih minim. Semestinya para guru
menjadikan momentum pergantian kurikulum ataupun berbagai tantangan dunia
pendidikan sebagai peluang untuk belajar bukan sebagai ancaman.
Setidaknya ada 2 (dua) faktor yang menyebabkan mengapa para guru ini kurang
berminat menjadikan Teknologi Informasi sebagai media pembelajaran, yaitu pertama,
faktor internal, yaitu lemahnya kapasitas dan skill mereka terhadap piranti seperti
komputer, laptop, notebook, internet dan sejenisnya. Kedua, faktor eksternal yaitu kondisi
lingkungan kerja yang kurang kondusif, misalnya keterbatasan dana yang dimiliki
sekolah atau guru, listrik yang kurang memadai dan persepsi para pelaku pendidikan yang
menganggap belum mendesaknya kehadiran Teknologi Informasi dalam pembelajaran
Pendidikan Agama Islam (Rohmad, 2014).
Padahal keberadaan ICT dalam dunia pendidikan sudah dianggap merupakan
kebutuhan mutlak. Bahkan Badan pendidikan dunia, UNESCO, dalam beberapa
publikasinya menyatakan pentingnya pemanfaatan ICT dalam bidang pendidikan. Tim
gabungan Kementerian Komunikasi dan Informasi, departemen Pendidikan Nasional
(Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan) serta Departemen Agama (Kementerian
Agama) mengidentifikasi beberapa peranan strategis Teknologi Informasi dan
Komunikasi dalam Sistem Pendidikan Dasar dan Menengah. Peranan itu ialah :
1) sebagai gudang ilmu pengetahuan
2) sebagai alat bantu pembelajaran
3) sebagai fasilitas pendidikan
4) sebagai standar kompetensi
5) sebagai penunjang administrasi pendidikan
6) sebagai alat bantu manajemen sekolah/madrasah
7) sebagai infrastruktur pendidikan.
Sejak tahun 2004 Indonesia telah menandatangani komitmen dalam World Summit
onInformation Society (WSIS) yang salah satu butirnya menyatakan bahwa pada tahun
2015 paling tidak 50% dari populasi penduduk harus dapat memanfaatkan Teknologi
Informasi untuk meningkatkan kualitas hidup (Afifuddin, 2017).
Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan, Pasal 28 dinyatakan bahwa kualitas guru dibuktikan dengan
kompetensi-kompetensi. Kompetensi merupakan gambaran hakikat kualitatif dari
Manajemen Pelatihan Guru PAI Dalam Meningkatkan
Kompetensi IT Untuk Mewujudkan Mutu Pembelajaran
Siswa
2021
Yani Sumarni 1155
perilaku seseorang. Kompetensi merupakan kapasitas untuk melakukan sesuatu, yang
dihasilkan dari proses belajar. Selama proses belajar stimulus akan bergabung dengan isi
memori dan menyebabkan terjadinya perubahan kapasitas untuk melakukan sesuatu yang
berlangsung lama yang menyebabkan individu mampu melakukan kinerja tertentu. Oleh
karena itu merupakan suatu keharusan bagi guru untuk meningkatkan kompetensinya
sesuai standar-standar yang telah ditetapkan oleh pemerintah (UU RI No 19, 2006:92-93).
Menurut Brand dalam Educational Leadership yang dikutip oleh E.Mulyasa
menyatakan bahwa hampir semua usaha reformasi pendidikan seperti pembaharuan
kurikulum dan penerapan metode pembelajaran, semuanya tergantung kepada guru.
Tanpa penguasaan materi dan strategi pembelajaran, serta tanpa dapat mendorong
siswanya untuk belajar sungguh-sungguh, segala upaya peningkatan mutu pendidikan
tidak akan mencapai hasil yang maksimal (Mulyasa, 2013).
Berdasarkan uraian tersebut, nampak bahwa salah satu upaya yang perlu mendapat
perhatian yang utama dalam meningkatkan kualitas pendidikan adalah peningkatan
kualitas guru atau dengan kata lain bahwa sejalan dengan usaha yang telah dilakukan
pemerintah sebagai penyedia pendidikan dalam usaha peningkatan mutu pendidikan,
peningkatan kompetensi guru merupakan hal mutlak yang mesti diperhatikan. Tanpa
peningkatan kompetensi guru, maka usaha yang dilakukan pemerintah dalam
meningkatkan mutu pendidikan tidak akan berdampak nyata, khususnya dalam kegiatan
belajar mengajar dikelas.
Secara khusus, belajar mengajar bukanlah sesuatu yang bersifat pasti, sebab
penentuan langkah-langkah pembelajaran dipengaruhi oleh faktor-faktor sekelilingnya
yang ikut menentukan keberhasilan suatu proses belajar mengajar. Beberapa aspek
strategi belajar mengajar yang memeberikan pengaruh kepada efektivitas suatu proses
belajar mengajar adalah tahapan langkah-langkah, prinsip-prinsip reaksi guru dan siswa,
sistem sosial dan sistem penunjang lainnya (Sofyan Sauri, 2017).
Pemerintah semestinya selalu berusaha meningkatkan kompetensi guru secara
bertahap, baik melalui penataran-penataran, melanjutkan pendidikan ke jenjang yang
lebih tinggi, maupun dengan menggalakkan berbagai workshop dan seminar yang
diadakan baik ditingkat pusat, maupun daerah masing-masing. kegiatan pembinaan guru
merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam setiap usaha peningkatan mutu
pembelajaran.
Tantangan yang dihadapi dalam dunia pendidikan semakin kompleks, maka
konsekuensinya guru sebagai pelaku utama dituntut untuk meningkatkan peranan dan
kemampuannya untuk mengahadapi tantangan tersebut. berkaitan dengan jabatan dan
profesi sebagai seorang guru, fenomena sekarang terlihat di beberapa tempat bahwa
masih terdapat guru yang belum memiliki keahlian yang diperolehnya melalui pendidikan
dan ditunjukkan dengan sertifikasi atau ijazah dan kata yang sesuai dengan mata
pelajaran yang diajarkannya.
Perubahan dan pembaharuan sistem pendidikan sangat bergantung pada what
teachers do and think atau dengan kata lain bergantung pada penguasaan kompetensi
guru. Sudarwan Danim mengungkapkan bahwa salah satu ciri krisis pendidikan di
Indonesia adalah guru belum mampu menunjukkan kinerja (work performance) yang
memadai (Anggreni, 2016). Hal ini menunjukkan bahwa kinerja guru belum sepenuhnya
ditopang oleh derajat penguasaan kompetensi yang memadai.
Kualifikasi guru berkaitan erat dengan kompetensi yang dimiliki guru, baik
kompetensi tingkat pendidikan, keilmuan dan profesional. Kompetensi tingkat pendidikan
merupakan tingkat pendidikan yang dipersyaratkan bagi seorang guru, untuk mengajar di
tingkat sekolah tertentu. Sedangkan kompetensi keilmuan adalah kesesuaian antara basis
Volume 1, Nomor 10, Oktober 2021
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
1156 http://sosains.greenvest.co.id
keilmuan yang diperoleh selama di perguruan tinggi dengan mata pelajaran yang diajar.
Kompetensi profesi adalah pelatihan-pelatihan yang diikuti yang berguna untuk
memperkuat kemampuan profesinya dan lazimnya dibuktikan dengan uji kompetensi,
lisensi dan sertifikasi, sehingga dapat menggambarkan track record guru yang
bersangkutan dalam perjalanan aspek profesionalnya (Mulyawan, 2013). Manajemen
Pendidikan Berbasis Nilai” menyatakan bahwa tugas guru tidak bisa dilakukan oleh
sembarang orang, melainkan hanya oleh orang yang memiliki kapasitas keilmuan
memadai dalam bidang pendidikan. ia harus paham mengenai dasar- dasar ilmu
mendidik, mengajar dan melatih, dimana kualifikasi akademik yang dimiliki haruslah
sarjana pendidikan dan bukan orang lain (H. Sofyan Sauri, 2019).
Kompetensi adalah tindakan atau kinerja yang menggambarkan potensi,
pengetahuan, keterampilan dan sikap, yang terkait dengan profesi tertentu (Rivalina,
2015). Definisi tersebut menunjukkan bahwa kompetensi merupakan suatu kesatuan utuh
yang menggambarkan penampilan, kemampuan dan perilaku seseorang. Menurut teori
konvergensi, kompetensi terbentuk dari perpaduan potensi- potensi dalam diri manusia
dengan lingkungannya (Uno & Lamatenggo, 2016). Artinya manusia lahir membawa
sejumlah potensi atau kemampuan lahiriyah yang kemudian berinteraksi dengan
lingkungan sekitarnya (termasuk pendidikan) sehingga membangun sebuah kompetensi
baru yang lebih matang.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 16 Tahun 2007 menjelaskan bahwa
kompetensi pedagogik adalah pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan
pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar dan pengembangan peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya; Kompetensi profesional adalah
penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam, yang mencakup penguasaan
materi kurikulum mata pelajaran di sekolah dan substansi keilmuan yang menaungi
materinya, serta penguasaan terhadap struktur dan metodologi keilmuannya; Kompetensi
kepribadian adalah kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian yang mantap,
stabil, dewasa, arif, berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik dan berakhlak mulia;
dan Kompetensi sosial adalah kemampuan guru dalam berkomunikasi dan bergaul secara
efektif dengan peserta didik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik dan
masyarakat sekitar (Sulfemi, 2019).
Salah satu indikator kompetensi guru yang menjadi perhatian penulis adalah
kompetensi Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Kompetensi TIK guru adalah
kemampuan guru dalam mengembangkan inovasi pembelajaran dengan memanfaatkan
TIK baik dalam merencanakan, melaksanakan, maupun mengevaluasi pembelajaran, baik
pada aspek kompetensi pedagogi, personal, profesional, maupun sosial. Menurut
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007, kompetensi TIK bagi
guru sekurang-kurangnya mempunyai dua fungsi, yaitu TIK sebagai pengembangan diri
dan TIK sebagai penunjang proses pembelajaran (Niarsa, 2013).
Penetapan kompetensi TIK sebagai salah satu kompetensi guru adalah merupakan
konsekuensi logis terhadap besarnya pengaruh positif TIK bagi aktivitas pendidikan,
seperti: mempercepat akses guru ke berbagai sumber belajar, mempercepat pekerjaan
administrasi guru, membantu guru dalam menjelaskan materi yang bersifat abstrak dan
rumit dan mempermudah guru dalam mengirimkan laporan kinerjanya ke portal
pemerintah (Batubara, 2015). Oleh karena itu, guru di samping memiliki kemampuan
mengajar di kelas juga harus mampu mengintegrasikan pemanfaatan TIK dalam
pembelajaran.
Teknologi Informasi merupakan teknologi yang menggabungkan komputerisasi
(komputer) dengan jalur komunikasi berkecepatan tinggi yang membawa data, suara dan
video. Mereka merupakan kombinasi dari komputer yang berhubungan dengan saluran
Manajemen Pelatihan Guru PAI Dalam Meningkatkan
Kompetensi IT Untuk Mewujudkan Mutu Pembelajaran
Siswa
2021
Yani Sumarni 1157
komunikasi dengan transmisi data kecepatan tinggi dalam bentuk teks, audio dan video
(Nugroho, Pramukanto, Negara, Purnomowati, & Wulandari, 2016). Sebagai tenaga
pendidik sudah seharusnya mengikuti arus zaman yang sedang mengalir seperti air yang
tidak bisa dihindari dan pungkiri. Di zaman teknologi yang serba instan diharapkan untuk
tidak gaptek mulai dari kalangan anak- anak, dewasa sampai yang tua. Begitu juga
dengan tenaga pendidik, diharapkan untuk melek dalam penggunaan IT sebagai
penunjang pembelajaran yang menarik (Asilestari, 2016). Maka dari itu guru sebagai
tenaga pendidik dituntut untuk selalu melakukan perubahan-perubahan terutama dalam
penggunaan IT untuk menuju guru yang profesional.
Kemampuan profesional seorang guru tidak lahir secara alamiah, melainkan
membutuhkan pendidikan dan pelatihan khusus dalam waktu yang relatif Panjang
sehingga terbentuk tenaga pendidik yang profesional. Agar tujuan pendidikan dalam
meningkatkan mutu pembelajaran anak didik bisa tercapai maka upaya untuk
meningkatkan kemampuan profesional guru dipandang penting. Usaha meningkatkan
professional guru salah satunya melalui pengembangan program pelatihan kelompok
kerja guru (KKG). Ini adalah sebagai upaya dalam meningkatkan kompetensi profesional
guru agar dapat mensukseskan tujuan pembelajaran yang sudah dicanangkan sebelumnya.
Salah satu upaya dalam meningkatkan kompetensi guru PAI adalah melalui
pelatihan. Pelatihan merupakan salah satu usaha dalam meningkatkan mutu guru. Guru
sangat membutuhkan bantuan khusus dalam mengasah atau mengembangkan
keterampilan-keterampilan profesional peserta didik. Salah satu program yang dapat
mengasah dan mengembangkan keterampilan adalah melalui pelatihan yang sistematik,
artinya kegiatan pelatihan harus dilaksanakan secara kontinyu dan berulang dengan
pentahapan yang terencana dan teratur (Utomo, 2016).
Upaya lain yang mesti dilaksanakan dalam meningkatkan kompetensi IT guru PAI
adalah melalui, workshop, seminar dan lain sebagainya. Hal ini penting dan bermanfaat
bagi seorang guru, khususnya guru PAI yang berkaitan dengan moral dan akhlak siswa.
Proses belajar dan mutu pembelajaran siswa bukan saja ditentukan oleh sekolah, pola,
struktur dan isi kurikulumnya, akan tetapi sebagian besar ditentukan oleh kompetensi
guru yang mengajar dan membimbing mereka. Salah satu faktor yang paling menentukan
berhasilnya mutu pembelajaran adalah guru. Guru yang kompeten akan lebih mampu
menciptakan lingkungan belajar yang efektif, menyenangkan dan akan lebih mampu
mengelola kelasnya, sehingga proses pembelajaran berada pada tingkat optimal.
Pelatihan merupakan tahapan penting pengembangan SDM guru secara
keseluruhan. Hal itu tidak hanya terkait dengan pengembangan karir profesional tetapi
juga untuk pengembangan sekolah. Ferreira (2013), mengemukakan bahwa pelatihan
guru memberi bekal pengetahuan dan keterampilan yang dapat digunakan dalam
mengajar, membuka inspirasi, mampu mengelola kelas dengan baik dan mengembangkan
kompetensi dan profesional.
Pelatihan untuk guru sangat diperlukan, karena program pembelajaran merupakan
kerangka konseptual yang menggambarkan prosedur yang teratur dan sistematis yang
berfungsi sebagai pedoman perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan tindak lanjut dalam
kegiatan belajar mengajar. Guru sebagai pendidik berkewajiban untuk menciptakan
suasana Pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif dan dinamis, serta dialogis.
Guru merupakan faktor penentu bagi keberhasilan pendidikan di sekolah, karena guru
merupakan sentral serta sumber kegiatan belajar mengajar yang berpengaruh dalam
peningkatan mutu pendidikan di sekolah.
Volume 1, Nomor 10, Oktober 2021
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
1158 http://sosains.greenvest.co.id
Pengembangan program pelatihan Kelompok Kerja Guru (KKG) PAI sangat
strategis untuk meningkatkan kompetensi profesional guru, antara lain melalui berbagai
program pelatihan seperti pelatihan dalam pembuatan modul belajar, pelatihan tentang
pengembangan desain pembelajaran, pelatihan dalam mengembanan alat evaluasi,
pelatihan tentang penggunaan media pembelajaran, pelatihan dalam penyusunan rencana
pembelajaran, kemudian bisa juga melalui peningkatan sarana dan prasarana (fasilitas),
serta peningkatan kualitas KKG PAI itu sendiri. Di samping itu belum adanya rambu-
rambu yang dapat dijadikan acuan bagi guru dan pengurus KKG PAI dalam melakukan
aktivitas kelompok kerja guru serta belum intensifnya program pendampingan yang
dilaksanakan instruktur terhadap guru sebagai tindak lanjut pelaksanaan kegiatan.
Berdasarkan pemikiran di atas, manajemen pelatihan guru PAI dalam
meningkatkan kompetensi IT untuk mewujudkan mutu pembelajaran siswa sangatlah
penting dalam upaya mewujudkan mutu pembelajaran siswa pada umumnya dan mutu
guru pada khususnya. Oleh karena itu, penelitian ini bermaksud untuk memahami
manajamen pelatihan guru PAI yang mencakup perencanaan, pelaksanaan dan sistem
evaluasinya, dalam rangka peningkatan kompetensi guru sebagaimana yang diterapkan
pada KKG PAI yang akan diteliti.
Hal inilah yang dilakukan oleh kegiatan Kelompok Kerja Guru (KKG) PAI di
Kecamatan Ciranjang dan Kecamatan Takokak sebagai upaya dalam meningkatkan
kompetensi IT guru PAI. Agar mereka menjadi guru yang profesional yang mampu
membawa perubahan bagi pendidikan dalam proses pembelajaran sehingga mampu
meningkatkan mutu pembelajaran peserta didik dan mampu mensukseskan tujuan
pembelajaran dengan baik. Sehingga visi misi sekolah atau madrasah yang telah
dicanangkan dan tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan dapat diraih dengan baik
dan sempurna.
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui perencanaan pelatihan guru PAI
dalam meningkatkan kompetensi IT untuk mewujudkan mutu pembelajaran siswa di
KKG Kecamatan Ciranjang dan Kecamatan Takokak. Hasil penelitian ini diharapkan
dapat mengembangkan hasanah keilmuan berkaitan dengan pelatihan guru PAI dalam
meningkatkan kompetensi guru PAI untuk mewujudkan mutu pembelajaran siswa di
KKG Kecamatan Ciranjang dan Kecamatan Takokak.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang tidak mencari sebab
akibat, namun lebih berupaya memahami situasi tertentu dengan bentuk penelitian
studi kasus (case study) yaitu suatu penelitian yang dilakukan secara intensif,
terinci, dan mendalam terhadap suatu organisasi, lembaga atau gejala tertentu.
Penelitian ini merupakan upaya untuk memahami dan mendeskripsikan
peningkatan kompetensi guru PAI termasuk upaya mengungkap faktor-faktor yang
menjadi hambatan dalam peningkatan kompetensi IT guru PAI melalui pelatihan. Desain
penelitian yang tepat yaitu naturalistik atau alamiah. Berbagai jenis penelitian inkuiri
naturalistik menurut Bogdan dan Biklen yaitu etnografi, interaksionis simbolik, perspektif
ke dalam, etnometodologi, studi kasus, interpretatif ekologis dan deskriptif, termasuk
fenomenologis. Penelitian dengan paradigma naturalistik menuntut dilaksanakannya
penelitian dalam konteks naturalistik, dengan harapan makna yang diangkat dari
penelitian tersebut memang dari konteksnya, bukan dari prakonsep penelitiannya.
Pemaknaan hasil wawancara atau observasi menjadi hal yang penting dalam kontek
penelitian ini.
Manajemen Pelatihan Guru PAI Dalam Meningkatkan
Kompetensi IT Untuk Mewujudkan Mutu Pembelajaran
Siswa
2021
Yani Sumarni 1159
Hasil dan Pembahasan
1. Manajemen Pelatihan Guru PAI dalam Meningkatkan Kompetensi IT Untuk
Mewujudkan Mutu Pembelajaran Siswa di KKG PAI Kecamatan Ciranjang
a. Perencanaan
Program atau aktivitas selalu diawali dengan adanya perencanaan. Perencanaan
atau planning merupakan salah satu dari fungsi manajemen yang sangat penting. Sebuah
rencana sangat mempengaruhi sukses dan tidaknya suatu pekerjaan. Oleh karena itu,
pekerjaan yang baik adalah yang direncanakan. Dengan demikian dapat diketahui bahwa
dalam suatu perencanaan, memuat unsur: (1) sesuatu yang berhubungan dengan masa
depan, (2) seperangkat kegiatan, (3) proses yang sistematis dan (4) hasil serta tujuan
tertentu yang hendak dicapai.
Upaya mewujudkan tujuan yang hendak dicapai tersebut yakni untuk
meningkatkan mutu pendidikan dan kompetensi guru, KKG PAI SD di Kecamatan
Ciranjang telah membentuk serangkaian kegiatan yang diawali dengan pemilihan
pengurus KKG PAI SD beserta seksi atau bidang yang dapat dijadikan sebagai tolok ukur
tugas dan tanggung jawab dalam pengimplementasian program KKG PAI SD di
Kecamatan Ciranjang kabupaten Cianjur, dalam rangka meningkatkan kegiatan KKG PAI
Kecamatan Ciranjang Kabupaten Cianjur, perlu adanya rencana kegiatan yang tersusun
dengan baik sehingga arah kegiatan akan berjalan sesuai dengan program yang telah
ditentukan. Harapannya adalah dapat terlaksananya secara baik dan mencapai tujuan yang
optimal dengan kinerja yang efesien.
Temuan penelitian menunjukkan bahwa keberadaan KKG PAI perlu dukungan
semua guru PAI dan kerja sama dengan seluruh komponen kependidikan yang meliputi
unsur manajemen personal maupun keuangan dimana hal ini sangat bergantung pada
instansi tempat tugas guru tersebut. selain itu untuk meningkatkan peran KKG PAI agar
mampu berkiprah secara mandiri perlu diupayakan agar KKG PAI dapat mencari
terobosan untuk pembiayaan setiap kegiatannya dengan pihak lain dengan cara yang
benar sehingga KKG PAI mampu berperan dalam meningkatkan kompetensi guru PAI
melalui berbagai kegiatan yang direncanakan tanpa banyak membebani anggotanya.
Selama ini KKG PAI Ciranjang Kabupaten Cianjur telah berperan aktif
memberikan sumbangsihnya kepada guru PAI melalui berbagai kegiatan yang diadakan.
Namun kiranya perlu adanya peningkatan seiring dengan tuntutan peningkatan kualitas
hasil pendidikan yang dibarengi pula dengan upaya peningkatan kualitas administrasi
sebagai tenaga guru yang selalu dituntut pro-aktif dalam setiap kegiatan. Hal yang
demikian menuntut setiap kegiatan perlu direncanakan sebaik-baiknya sehingga pada
akhirnya mampu meraih hasil yang terbaik yang ditandai dengan peningkatan mutu dalam
setiap kegiatan.
Kelompok kerja guru di Kecamatan Ciranjang merupakan wadah atau forum
kegiatan profesional semua guru PAI tingkat SD untuk meningkatkan pengetahuan dan
kemampuan serta membina hubungan kerjasama secara koordinatif dan fungsional antara
sesama guru PAI di wilayah Kecamatan Ciranjang yang di dalamnya memiliki program
sebagaimana organisasi yang lain. Adanya peran kelompok kerja guru di Kecamatan
tersebut merupakan organisasi keprofesian guru pendidikan agama Islam di Sekolah
Dasar tingkat kecamatan yang aktif dan dapat memberikan dampak pada guru pendidikan
agama Islam dalam peningkatan mutu pembelajaran siswa melalui kompetensi IT guru
PAI.
Volume 1, Nomor 10, Oktober 2021
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
1160 http://sosains.greenvest.co.id
Program atau aktivitas selalu diawali dengan adanya perencanaan yang merupakan
salah satu dari fungsi manajemen yang sangat penting. Suatu rencana sangat
mempengaruhi sukses dan tidaknya suatu oekerjaan. Oleh karena itu, pekerjaan yang baik
adalah yang direncanakan. Dengan demikian dapat diketahui bahwa dalam suatu
perencanaan memuat unsur: 1) yang berhubungan dengan masa depan, 2) seperangkat
kegiatan, 3) proses yang sistematis, dan hasil serta tujuan tertentu yang hendak dicapai.
Perencanaan yang efektif harus melihat fakta, bukan berdasarkan kepada keinginan atau
kehendak pribadi. Jadi pembuatan rencana berarti suatu kemampuan menghubungkan
pengetahuan atau pengalaman dengan fakta atau keadaan sekarang untuk mencapai tujuan
yang akan datang.
Upaya peningkatan pembelajaran siswa melalui kompetensi IT guru PAI, KKG
pendidikan agama Islam Kecamatan Ciranjang telah melaksanakan serangkaian kegiatan
dengan melakukan berbagai kegiatan yang merupakan bagian dari perencanaan yaitu
menyusun instrumen KKG yang terdiri dari pemilihan pengurus KKG maupun menyusun
program kegiatan yang berisi jadwal kegiatan, rencana materi yang akan dibahas,
merencanakan pembiayaan sampai ke pelaksanaan evaluasi kegiatan. Sedangkan
penyusunan program KKG pendidikan agama Islam dilaksanakan oleh pengurus terpilih
untuk menyusun rancangan program satu semester di awal semester, dari rencana tersebut
kemudian dimatangkan dalam forum KKG PAI secara lengkap. Temuan penelitian
menunjukkan bahwa proses penyusunan program KKG PAI dibawah bimbingan
pengawas oleh pengurus inti bersama para pemandu untuk menyusun rancangan program
satu semester. Program disusun pada awal semester yang materi rancangannya meliputi
tanggal, tempat, topik, penyaji, dimana rancangan tersebut kemudian dimatangkan dalam
forum KKG.
Upaya mewujudkan tujuan yang hendak dicapai tersebut yakni untuk
meningkatkan kompetensi IT guru dalam meningkatkan mutu pembelajaran siswa di
KKG PAI Kecamatan Ciranjang. Kelompok kerja guru PAI di Kecamatan Ciranjang telah
membentuk serangkaian kegiatan yang diawali dengan pemilihan pengurus kelompok
kerja guru beserta seksi atau bidang yang dapat dijadikan sebagai tolak ukur tugas dan
tanggung jawab dalam pengimplementasian peran kelompok kerja guru di Kecamatan
Ciranjang. Temuan lain menunjukkan bahwa sebelum membentuk program kerja atau
program kegiatan kelompok kerja guru PAI di Kecamatan Ciranjang, dibentuk
kepengurusan baru. Sementara program KKG PAI diserahkan sepenuhnya pada masing-
masing koordinator atau bidang kelompok kerja guru.
Seksi atau bidang dalam kelompok kerja guru di kecamatan Ciranjang ada lima,
antara lain sie. Pendidikan dan pelatihan, organisasi dan humas, dakwah dan sosial,
kesehatan dan PHBI. Adapun untuk program kerja KKG PAI ini sudah terstruktur sesuai
dengan bidang masing-masing. Kepengurusan kelompok kerja guru yang ada di
Kecamatan Ciranjang terdiri dari Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris, wakil Sekretaris,
Bendahara dan Seksi- seksi yang terdiri dari: Sie. Pendidikan dan Pelatihan, Sie.
Organisasi dan Humas, Sie. Dakwah dan Sosial, Sie. Kesehatan dan Sie. PHBI
(Peringatan Hari Besar Islam).
Berdasarkan uraian tersebut, menunjukkan bahwa program kegiatan KKG PAI
Kecamatan Ciranjang yang terbagi dalam masing-masing seksi bertujuan untuk
meningkatkan kompetensi guru PAI dan mutu pembelajaran siswa. Kegiatan-kegiatan
yang dilaksanakan pada KKG PAI bersifat tentatif dengan bentuk kegiatan yang terdiri
atas hal-hal yang terkait dengan peningkatan kompetensi guru PAI dan mutu
pembelajaran siswa. Perencanaan program KKG PAI dengan membuat kegiatan dan jika
ada hambatan maka anggota KKG memiliki upaya untuk mengatasi hambatan tersebut
Manajemen Pelatihan Guru PAI Dalam Meningkatkan
Kompetensi IT Untuk Mewujudkan Mutu Pembelajaran
Siswa
2021
Yani Sumarni 1161
dalam meningkatkan kompetensi IT guru PAI dan mutu pembelajaran siswa secara
komprehensif yang disesuaikan dengan kondisi setempat.
b. Pelaksanaan
KKG PAI SD di Kecamatan Ciranjang Kabupaten Cianjur merupakan wadah atau
forum kegiatan profesional semua guru PAI tingkat SD untuk meningkatkan pengetahuan
dan kompetensi serta membina hubungan kerja sama secara koordinatif dan fungsional
antar sesama guru PAI di Wilayah Kecamatan Ciranjang Kabupaten Cianjur.
KKG PAI SD di Kecamatan Ciranjang Kabupaten Cianjur adalah sebuah
organisasi yang di dalamnya memiliki program sebagaimana organisasi yang lain.
Adanya program beserta implementasinya menunjukkan bahwa KKG PAI SD di
Ciranjang Kabupaten Cianjur merupakan organisasi keprofesian guru PAI SD tingkat
kecamatan yang masih aktif dan dapat memberikan dampak pada guru PAI SD dalam
peningkatan kompetensi guru. Adapun bentuk program beserta implementasinya akan
diuraikan sebagai berikut:
Program KKG PAI SD
Berdasarkan wawancara dengan ketua KKG, bahwa upaya mewujudkan tujuan
yang hendak dicapai dalam meningkatkan kompetensi IT guru, KKG PAI SD Kecamatan
Ciranjang telah membentuk serangkaian kegiatan yang diawali dengan pemilihan
pengurus KKG beserta seksi atau bidang yang dapat dijadikan tolok ukur tugas dan
tanggung jawab dalam mengimplementasikan program KKG.
Lebih lanjut temuan penelitian menunjukkan bahwa program kegiatan KKG
memiliki beberapa program yang terbagi dalam lima bidang, antara lain sebagai berikut:
a) Sie Pendidikan dan Pelatihan
Program kegiatan Sie. Pendidikan dan pelatihan memiliki 12 (dua belas) program,
yang terdiri dari: (1) penyusunan prota (program tahunan), promes (program semester),
dan analisis hari aktif pembelajaran; (2) analisis Kompetensi Inti (KI), Kompetensi Dasar
(KD) dan materi PAI di awal tahun ajaran baru; (3) penyusunan silabus, RPP (Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran) di awal semester secara bersama- sama; (4) tindak lanjut
evaluasi dan penilaian dalam proses pembelajaran; (5) pembahasan tentang permasalahan
peserta didik, pembahasan tentang pembuatan dan pemanfaatan media yang berkaitan
dengan mata pelajaran PAI; (6) penyediaan buku panduan dan pegangan bagi guru PAI
SD dalam mata pelajaran PAI; (7) penyediaan buku Lembar Kerja Siswa (LKS), (8)
mengirim perwakilan guru PAI SD untuk mengikuti diskusi KKG PAI SD tingkat
Kabupaten; (9) Mengirim 5 orang untuk pelatihan Bimtek (Bimbingan dan Teknologi)
tingkat provinsi setiap 1 (satu) tahun sekali; (10) mengirim 2 orang untuk pelatihan TIKI
(Teknologi Informasi dan Komunikasi Islami) tingkat kabupaten tiap 1 (satu) tahun
sekali; (11) mengirim perwakilan guru PAI SD untuk mengikuti pelatihan kurikulum
2013 setiap kali ada pelatihan; (12) mengadakan lomba mata pelajaran dan Seni Islami
setiap 1 (satu) tahun sekali.
b) Sie Organisasi dan Humas
Program kegiatan Sie. Organisasi dan Humas memiliki 4 (empat) program, yang
terdiri dari: (1) memberikan keterangan baik lesan maupun tertulis kepada atasan dan
teman sejawat terkait kegiatan yang akan dilaksanakan; (2) membantu sekretaris dalam
penyebaran undangan dan surat-surat penting lain; (3) bertanggung jawab penuh dalam
perizinan tempat kegiatan dan lain sebagainya; (4) mengadakan pemilihan kepengurusan
(reorganisasi) setiap 3 (tiga) tahun sekali.
c) Sie Dakwah dan Sosial
Volume 1, Nomor 10, Oktober 2021
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
1162 http://sosains.greenvest.co.id
Program kegiatan Sie. dakwah dan sosial memiliki 4 (empat) program, yang terdiri
dari: (1) mengkoordinasi kegiatan Yasin Fadhilah setiap 1 (satu) bulan sekali (setiap
Jum’at); (2) santunan yatim piatu kepada 2 peserta didik dari perwakilan masing-masing
sekolah; (3) memberikan 2 Al-Qur’an untuk peserta didik yang kurang mampu di masing-
masing SD Kecamatan Ciranjang selama masa kepengurusan; (4) mengadakan pesantren
kilat di bulan ramadhan bagi peserta didik perwakilan masing-masing SD Kecamatan
Ciranjang 2 orang.
d) Sie Kesehatan dan Rohani
Program kegiatan Sie. Kesehatan dan Rohani memiliki 3 (tiga) program, yang
terdiri dari: (1) mengadakan majelis ta’lim setiap 2 (dua) bulan sekali; (2) mengadakan
majelis mudzakarah (tanya jawab) dengan mendatangkan narasumber setiap 3 (tiga)
bulan sekali; (3) mendatangkan petugas puskesmas untuk memberikan penyuluhan
tentang Kesehatan kepada guru PAI untuk disalurkan kepada peserta didiknya di sekolah.
e) Sie PHBI (Peringatan Hari Besar Islam)
Program kegiatan Sie. PHBI (Peringatan Hari Besar Islam) memiliki 4 (empat)
program, yang terdiri dari: (1) mengadakan pengajian maulid Nabi Muhammad satu
tahun sekali; (2) mengadakan pengajian isra’mi’raj satu tahun sekali; (3) mengadakan
pengajian nuzulul qur’an satu tahun sekali; (4) mengadakan halal bi halal satu tahun
sekali.
Dari uraian tersebut di atas menunjukkan bahwa program kegiatan KKG PAI SD di
Kecamatan Ciranjang Kabupaten Cianjur yang terbagi dalam masing-masing seksi
(bidang) yang bertujuan untuk meningkatkan kompetensi guru PAI SD yang meliputi:
Kompetensi IT, kompetensi sosial, kompetensi kepribadian, dan kompetensi profesional.
Untuk melaksanakan hasil perencanaan, maka perlu diadakan tindakan kegiatan.
Pengarahan yang dilakukan ketua dalam melaksanakan program yang sudah ada dalam
rangka meningkatkan kompetensi IT guru PAI. Pelaksanaan juga melalui berbagai
pengarahan dan pemotivasian yang dilakukan oleh ketua pada setiap komponen-
komponen KKG PAI Kecamatan Ciranjang untuk melaksanakan kegiatan secara optimal
sesuai dengan peran, tugas, dan tanggung jawabnya masing-masing.
Sebagaimana temuan penelitian bahwa pelaksanaan program yang sudah
direncanakan dengan memberikan pengarahan dan motivasi kepada pengurus dan anggota
sehingga tanggung jawab yang diembannya dalam program kerja dapat dilakukan dengan
sebaik-baiknya sesuai tupoksinya. Temuan tersebut diperkuat dengan hasil observasi
bahwa pelaksanaan program dalam rangka meningkatkan kompetensi IT guru PAI di
KKG PAI Kecamatan Ciranjang telah menjalankan perannya, antara lain:
Peningkatan Efektifitas Pembelajaran
a) Membahas Pemilihan Metode PAI yang Efektif dan Efesien
Dalam kegiatan ini para guru PAI biasanya mengawali dengan sharing pengalaman
mengenai kegiatan belajar-mengajar yang mereka lakukan sehari-hari. kemudian
ditemukan metode yang dirasakan kurang efektif dan efisien dalam pembelajaran PAI.
Sebagai contoh penggunaan metode ceramah oleh sebagian para guru PAI dirasa kurang
menyentuh aspek afektif dan psikomotorik para peserta didik sehingga perlu
dikombinasikan dengan metode lain seperti tanya jawab, demonstrasi, atau dengan
penggunaan multimedia sebagai pendukung proses pembelajaran. Kegiatan ini akan
memberi manfaat kepada guru PAI dalam pelaksanaan pembelajaran di sekolah.
b) Pengembangan Materi PAI
Manajemen Pelatihan Guru PAI Dalam Meningkatkan
Kompetensi IT Untuk Mewujudkan Mutu Pembelajaran
Siswa
2021
Yani Sumarni 1163
Hasil wawancara dengan guru-guru PAI yang tergabung dalam KKG Kecamatan
Ciranjang Kabupaten Cianjur, materi PAI tingkat SD yang telah direkomendasikan oleh
Kementarian Agama dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di kurikulum 2013
kurang luas dan mendalam. Sehingga melalui KKG ini para guru PAI bersama-sama
membahas tentang pendalaman dan pengembangan materi. Sebelumnya pengurus
membagi anggotanya menjadi beberapa kelompok berdasarkan tingkatan kelas, kemudian
setiap kelompok tersebut membahas tentang materi dan pengembangannya, akan tetapi
masih mengacu pada silabus yang ada, sehingga nantinya tidak akan keluar dari koridor
standar kurikulum.
c) Penentuan dan Penetapan Cara-Cara Evaluasi PAI
Evaluasi merupakan cara untuk mengukur hasil belajar peserta didik. Dalam
kegiatan KKG PAI ini selain membahas tentang materi dan metode biasanya juga dibahas
tentang cara evaluasi, hal ini diawali dengan mengukur sejauh mana efektifitas
penggunaan alat penilaian yang digunakan oleh masing-masing guru PAI dalam proses
belajar-mengajar di sekolah. Kemudian apabila ada sebagian guru yang merasa kesulitan
dalam mengevaluasi hasil belajar peserta didik maka kemudian para guru PAI tersebut
memilih cara yang paling tepat untuk mengevaluasi peserta didik dalam pembelajaran
PAI.
Adapun peningkatan kompetensi IT guru PAI di KKG PAI Kecamatan Ciranjang
Kabupaten Cianjur sebagaimana hasil wawancara dengan ketua KKG bahwa kegiatan
yang diselenggarakan oleh KKG dalam upaya peningkatan kompetensi IT guru PAI
melalui pelatihan Bimtek (Bimbingan dan Teknologi), pelatihan kurikulum, serta
pelatihan Teknologi Informasi dan Komunikasi Islami), studi banding. Hal tersebut
terkait dengan KKG PAI SD di Kecamatan Ciranjang Kabupaten Cianjur sebagai
organisasi yang selalu berupaya untuk menambah wawasan dan kompetensi anggotanya,
yaitu guru PAI terutama dalam penguasaan IT sebagai sarana pembelajaran di sekolah.
Dengan demikian maka peningkatan kompetensi IT guru PAI telah terpenuhi melalui
program pendidikan dan pelatihan yang ada dalam KKG PAI SD di Kecamatan Ciranjang
Kabupaten Cianjur.
c. Evaluasi
Evaluasi dalam kegiatan proses pelaksanaan KKG mencakup keterlaksanaan
kegiatan sesuai dengan yang telah ditetapkan dalam input. Komponen yang akan dipantau
dalam kegiatan proses adalah persiapan dan pelaksanaan program kerja yang didukung
oleh komponen-komponen input. Evaluasi proses diarahkan pada seberapa jauh program
kegiatan KKG dilaksanakan sesuai dengan rencana dan pedoman yang ditetapkan.
Berdasarkan hasil penelitian di lapangan bahwa program kegiatan KKG belum semuanya
terlaksana hal ini disebabkan karena benturan dengan kegiatan lain. Sehinggga KKG
tidak terlaksana, sesuai dengan studi dokumentasi kegiatan KKG yang kami amati bahwa
terdapat jadwal kegiatan KKG yang seharusnya berlangsung ternyata tidak berlangsung.
Pernyataan tersebut diperkuat oleh hasil wawancara dengan salah satu pengurus KKG
bahwa hampir semua program KKG dalam tahun pelajaran ini dapat dilaksanakan sesuai
jadwal. Namun demikian, beberapa kegiatan memang mengalami kendala karena
berbenturan dengan kegiatan internal sekolah sehingga perlu penyesuaian. Beberapa
kegiatan rutin yang belum waktunya tentu belum dilaksanakan.
Kegiatan dalam penyusunan perangkat pembelajaran juga dibahas dalam kegiatan
KKG hal ini bertujuan untuk mengatasi kesulitan guru dalam pembuatan perangkat
pembelajaran hal ini disadari bahwa belum semua guru menguasai IT sehingga perlu
Volume 1, Nomor 10, Oktober 2021
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
1164 http://sosains.greenvest.co.id
adanya pembahasan mengenai perangkat yang lengkap hal ini disampaikan oleh ketua
KKG dalam wawancara dengan peneliti. Bahwa kegiatan penyusunan administrasi
pembelajaran merupakan sebuah kebijakan yang disepakati untuk meringankan beban
guru dalam membuat administrasi pembelajaran yang sifatnya umum. Memang
administrasi pembelajaran merupakan tugas guru secara mandiri, tetapi apakah mungkin
semua guru mampu mengerjakan tugas administrasi yang demikian banyak. Maka
melalui forum KKG ini para guru diajak secara bersama-sama untuk menyusun perangkat
pembelajaran sehingga menghasilkan produk berupa file atau softcopy yang dapat
dikembangkan guru secara mandiri di masing-masing sekolah.
Menurut deskripsi di atas dapat peneliti simpulkan bahwa evaluasi program KKG
PAI Kecamatan Ciranjang menunjukan proses kegiatan yang berlangsung tidak berjalan
sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan hal ini disebabkan karena adanya benturan
kegiatan dengan KKG. Adapun evaluasi product adalah evaluasi yang digunakan untuk
mengukur keberhasilan pencapaian tujuan. Evaluasi ini merupakan catatan pencapaian
hasil dan keputusan-keputusan untuk perbaikan dan aktualisasi. Hasil-hasil yang
diperoleh dari kegiatan KKG hendaknya sesuai dengan program kerja yang telah
direncanakan meliputi; kebermaknaan pelaksanaan kegiatan dan sejauh mana kegiatan
tersebut dapat membantu kesulitan yang dihadapi oleh guru. Terutama dalam penggunaan
IT dalam pembelajaran.
Hasil penelitian di lapangan menunjukkan bahwa masih banyak guru PAI di bawah
naungan KKG PAI Kecamatan Ciranjang belum mampu menggunakan IT dalam proses
pembelajaran. Padahal KKG PAI Kecamatan Ciranjang sudah berupaya untuk
mengadakan bimbingan dan pelatihan dalam meningkatkan kompetensi IT guru PAI
dengan harapan mampu mengaplikasikannya dalam proses pembelajaran di sekolah
masing-masing. Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pelatihan
dalam upaya meningkatkan kompetensi IT guru PAI di KKG Kecamatan Ciranjang
belum maksimal terutama dalam pengembangan kemampuan IT guru PAI di KKG PAI
Kecamatan Ciranjang.
d. Faktor Pendukung dan Penghambat
1) Pendukung
Keberhasilan dalam pengembangan keprofesian guru dan peningkatan kompetensi
guru khususnya kompetensi IT melalui pelaksanaan program KKG PAI SD di Kecamatan
Ciranjang Kabupaten Cianjur sangat ditentukan oleh sikap positif para guru PAI SD serta
dukungan dari birokrasi dan masyarakat terhadap setiap program yang telah disusun.
Adanya dukungan para guru, birokrasi, dan masyarakat terhadap pelaksaaan kegiatan
KKG PAI SD di Kecamatan Ciranjang Kabupaten Cianjur didasarkan pada integritas
peneliti dari pernyataan rumusan temuan peneliti sebagai berikut: 1) telah disadari bahwa
profesionalisme guru dalam peningkatan kompetensi guru mempunyai pengaruh yang
sangat besar terhadap mutu pendidikan, 2) telah disadari bahwa kegiatan KKG PAI SD
sangat membantu dalam rangka peningkatan kompetensi guru, terutama dalam bidang
kompetensi IT, 3) program yang disusun berdasarkan pada materi pembelajaran guru PAI
SD di sekolah masing-masing perlu mendapatkan perhatian dan pembahasan.
Apabila melihat uraian di atas, maka beberapa faktor pendukung pelaksanaan
program KKG PAI SD dalam peningkatan kompetensi IT guru PAI di Kecamatan
Ciranjang Kabupaten Cianjur antara lain adalah: (a) faktor pendidikan, (b) faktor usia, (c)
faktor motivasi. Faktor pendidikan menjadi faktor pendukung, karena dari semua guru
PAI SD yang berjumlah 48 (empat puluh delapan) di Kecamatan Ciranjang Kabupaten
Cianjur memiliki kualifikasi akademik dalam bidang Pendidikan Agama Islam (PAI), dan
telah menempuh Pendidikan minimal D-II, S-1 dan ada pula yang S-2. Begitu pula
Manajemen Pelatihan Guru PAI Dalam Meningkatkan
Kompetensi IT Untuk Mewujudkan Mutu Pembelajaran
Siswa
2021
Yani Sumarni 1165
dengan faktor usia dan motivasi menjadi faktor pendukung sebab kondisi usia para guru
PAI SD yang bermacam-macam menjadikan semangat dan motivasi guru PAI SD yang
tinggi untuk meningkatkan wawasan, pengetahuan dan keterampilan di bidangnya.
Semisal guru PAI SD yang tergolong masih muda, terampil dan cakap dapat membantu
para guru PAI SD yang senior.
2) Penghambat
Adapun faktor penghambat pelaksanaan program KKG PAI SD Kecamatan
Ciranjang Kabupaten Cianjur dalam peningkatan kompetensi IT guru, antara lain: (a)
faktor sarana dan prasarana, (b) faktor dana, (c) faktor penguasaan IT yang belum
maksimal dan merata. Minimnya sarana dan prasarana yang dimiliki oleh KKG PAI SD
di Kecamatan Ciranjang Kabupaten Cianjur menjadi salah satu faktor penghambat dalam
pelaksanaan peningkatan kompetensi IT. Belum tersedianya komputer/ laptop serta LCD
dan proyektor milik KKG PAI SD di Kecamatan Ciranjang Kabupaten Cianjur sehingga
menghambat dalam hal teknologi dan keadministrasian yang masih seringkali
menumpang pada lembaga sekolah tertentu atau individu tertentu, tidak adanya fasilititas
seperti modem yang dapat digunakan ketika ada tugas dinas secara online (sebagai
contoh) dirasa menghambat dalam hal sarana dan prasarana KKG PAI SD di Kecamatan
Ciranjang Kabupaten Cianjur.
Faktor selanjutnya yang menghambat adalah pada permasalahan dana. semisal
ketika ada lomba Mata Pelajaran dan Seni Islami yang membutuhkan banyak dana,
padahal dana yang ada dalam KKG PAI SD masih minim dan terbatas. Sebab, lomba
tersebut merupakan salah satu program KKG PAI SD di Kecamatan Ciranjang Kabupaten
Cianjur yang berkenaan dengan kompetensi IT. Sebagaimana wawancara dengan sie
pendidikan dan pelatihan bahwa salah satu yang menghambat pelaksanaan KKG PAI SD
dalam meningktakan kompetensi IT guru PAI adalah pembiayaan atau dana setiap kali
akan ada kegiatan. Meskipun memang ada iuran rutin di antara guru PAI KKG, namun
terkadang masih kurang .
Selanjutnya, faktor lain yang penghambat pelaksanaan KKG PAI SD dalam
peningkatan kompetensi IT di Kecamatan Ciranjang Kabupaten Cianjur adalah
banyaknya guru senior yang belum cukup menguasai IT dan gadget. Sebagaimana hasil
wawancara dengan ketua KKG bahwa kurangnya teman-teman guru PAI SD dalam
menguasai IT dapat menghambat tugas- tugas yang harus segera diselesaikan dan
ditindaklanjuti, terutama banyak sekali yang berhubungan dengan sie. Pendidikan dan
pelatihan ketika penyusunan silabus dan RPP, analisis SK, KD dan Indikator.
Dengan begitu, tidak sedikit pula guru-guru PAI muda yang harus mengajari guru
PAI senior dalam penggunaan laptop/notebook/gadget. Karena dalam penyusunan
silabus, RPP, prota, maupun promes, guru PAI dituntut untuk terampil dalam penggunaan
IT (Informasi dan Teknologi). Sehingga guru PAI harus meningkatkan kualitas dirinya
dalam penggunaan IT yang menjadi tuntutan di abad ke-21 ini. Bahkan sekarang KKG
PAI SD di Kecamatan Ciranjang Kabupaten Cianjur minimal harus memiliki handphone
android untuk lebih mudah berkomunikasi melalui aplikasi whatsapp.
Berbagai uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan program KKG PAI
SD adalah sebagai wadah atau forum dalam peningkatan kompetensi IT guru di
Kecamatan Ciranjang Kabupaten Cianjur. Dalam pelaksanaan tersebut, maka tak dapat
lepas adanya faktor pendukung dan penghambat yang ada di dalamnya sebagaimana yang
telah diuraikan di atas. Dengan adanya factor penghambat dalam peningkatan kompetensi
Volume 1, Nomor 10, Oktober 2021
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
1166 http://sosains.greenvest.co.id
IT tersebut, maka dapat menjadi pijakan dalam perbaikan-perbaikan yang harus dilakukan
oleh semua pihak baik Dinas, UPT Pendidikan Kecamatan, pengurus KKG, dan seluruh
anggota KKG PAI SD di Kecamatan Ciranjang Kabupaten Cianjur agar dapat tercipta
peningkatan mutu pendidikan khususnya dalam proses pembelajaran di kelas yang
berkaitan antara pendidik dan peserta didik.
2. Manajemen Pelatihan Guru PAI dalam Meningkatkan Kompetensi IT Untuk
Mewujudkan Mutu Pembelajaran Siswa di KKG PAI Kecamatan Takokak
a. Perencanaan
Perencanaan adalah langkah pertama dalam proses manajemen. Perencanaan yang
baik akan memiliki implikasi yang baik pula pada langkah selanjutnya dalam pelaksanaan
kegiatan. Karena dalam pelaksanaan terdapat landasan berpijak dan koridor-koridor
pelaksanaan kegiatan. Dalam teori manajemen perencanaan atau planning menempati
posisi penting dalam sebuah penetapan program kerja. Perencanaan sama halnya
melakukan pemetaan awal terhadap sebuah persoalan yang harus dipecahkan.
Perencanaan tersebut meliputi penetapan tujuan, penetapan waktu pelaksanaan, penetapan
tempat pelaksanaan, peserta, penetapan nara sumber dan pembiayaan.
1) Penetapan Tujuan
Tujuan pelatihan yang dilakukan oleh KKG PAI SD Kecamatan Takokak dibuat
secara sederhana. Tujuan tersebut tidak pernah dituliskan dalam sebuah ‘kertas blue print,
namun hanya tertuang dari jadwal-jadwal kegiatan tersebut. Hal ini sebagaimana banyak
diungkapkan oleh pengurus KKG PAI. Secara lebih rinci sebagaimana hasil wawancara
dengan ketua KKG,
Peneliti melihat tujuan pelaksanaan pelatihan lebih diarahkan pada:
a) Peningkatan profesionalisme guru PAI untuk melaksanakan kegiatan belajar
mengajar di kelas masing-masing.
b) Menyetarakan kemampuan dan kemahiran guru PAI dalam melaksanakan
kegiatan belajar mengajar sehingga dapat menunjang usaha peningkatan dan
pemerataan pendidikan.
c) Mempersiapkan guru peserta KKG PAI dalam memahami, mengkaji, dan
melaksanakan kurikulum terbaru.
d) Mempersiapkan peserta KKG PAI untuk dapat menentukan metode, materi, dan
evaluasi yang tepat.
e) Mendiskusikan bersama dan mengkonsultasikannya dengan para ahli yang
kebetulan diundang dalam KKG.
f) Memberikan informasi terbaru dari berbagai pihak, baik dari pemateri atau
bahkan antar peserta KKG itu sendiri.
Tujuan ini merupakan tujuan yang realistis, terukur dan spesifik bagi guru-guru
PAI SD Kecamatan Takokak. Tujuan tersebut realistis karena telah disusun berdasarkan
konsep profesionalisme yang harus dimiliki guru. Sebagaimana hasil wawancara dengan
salah satu pengurus KKG PAI Kecamatan Takokak bahwa ciri-ciri guru profesional
adalah guru yang memiliki komitmen pada siswa dan proses belajar, menguasai secara
mendalam bahan atau mata pelajaran, bertanggung jawab dalam proses pembelajaran.
Selain itu guru professional juga memiliki karakter berfikir sistematis tentang apa yang
dilakukannya dengan belajar dari pengalamannya.
2) Penetapan Waktu Pelaksanaan
Manajemen Pelatihan Guru PAI Dalam Meningkatkan
Kompetensi IT Untuk Mewujudkan Mutu Pembelajaran
Siswa
2021
Yani Sumarni 1167
Penetapan waktu pelaksanaan KKG PAI SD Kecamatan Takokak biasanya
disesuaikan dengan jadwal kegaitan rutin KKG. Namun jadwal tersebut juga bersifat
fleksibel, artinya akan ditinjau ulang menjelang waktu pelaksanaan. Apakah
memungkinkan dilaksanakan pada jadwal yang telah ditetapkan, apakah pemateri
memiliki waktu sesuai jadwal yang ditetapkan, dan apakah tidak ada kendala yang lain.
3) Penetapan Tempat Pelaksanaan
Tempat pelaksanaan KKG PAI SD Kecamatan Takokak dilaksanakan secara
fleksibel, artinya tempat pelaksanaan tidak bersifat permanen pada suatu tempat. Hal ini
disebabkan oleh tidak adanya tempat pertemuan khusus yang menjadi base camp atau
sekretariat bersama. Hal ini berbeda dengan KKG yang telah memiliki sekretariat
bersama untuk melakukan kegiatan dan pengolahan administrasi organisasi. Kondisi ini
juga nantinya berimbas pada persoalan lain, seperti kendala-kendala yang banyak
dihadapi pengurus dan anggota KKG PAI SD Kecamatan Takokak.
Dengan demikian tempat pelaksanaan KKG PAI SD Kecamatan Takokak akan
sangat tergantung oleh kesiapan peserta KKG untuk memberikan kesempatan tempat di
sekolah masing-masing peserta. Tempat pelaksanaan menjadi sangat fleksibel tergantung
pengurus atau peserta mana yang bersedia menyiapkan tempat pelaksanaan.
4) Peserta Pelatihan
Peserta pelatihan merupakan peserta KKG SD PAI Kecamatan Takokak. Peserta
ini bersifat tetap kecuali ada penambahan baru. Peserta KKG PAI SD Kecamatan
Takokak sendiri berjumlah 33 Guru. Namun setiap pelaksanaan kegiatan tidak semua
guru bisa datang, jumlah yang bisa menghadiri kegiatan KKG berkisar antara 95 persen
dari jumlah peserta. Namun secara keseluruhan peserta KKG PAI SD Kecamatan
Takokak boleh dibilang aktif.
5) Penetapan Pemateri
Pemateri ditepatkan berdasarkan beberapa pertimbangan. Pertama, pemateri dipilih
karena kompetensinya untuk menyampaikan materi yang diinginkan oleh peserta KKG
PAI SD Kecamatan Takokak sesuai dengan kesepakatan yang telah disusun sejak awal.
Kedua, pemateri dipilih karena memiliki akses informasi terkait dengan kebijakan-
kebijakan pendidikan, khususnya PAI dan secara regional adalah kebikakan pendidikan .
Ketiga, kedekatan emosi dengan peserta KKG PAI SD Kecamatan Takokak.
Kepengurusan KKG PAI SD Kecamatan Takokak biasanya mengundang pemateri-
pemateri yang telah mereka kenal dan mudah untuk menghubunginya.
6) Pembiayaan Pelaksanaan Pelatihan
Pembiayaan pelaksanaan pelatihan ditanggung oleh KKG PAI SD Kecamatan
Takokak secara organisatoris. Pembiayaan tersebut berasal dari dana yang diperoleh dari
Dinas Pendidikan Kabupaten. Pembiayaan biasanya bersifat umum, karena semua
pembiayaan dalam KKG PAI sama, dalam arti pengeluaran baik untuk keperluan
konsumsi, alat tulis, penggandaan materi, pesangon untuk pemateri hingga peserta dari
waktu ke waktu sama. Hanya saja dana yang tersedia dari Dinas Pendidikan sangat
terbatas tidak jarang peserta KKG harus mengeluarkan biaya sendiri untuk
melangsungkan kegiatan. Iuran anggota yang bersifat tentatif menjadi pilihan untuk
membiayai kegiatan KKG tersebut.
Volume 1, Nomor 10, Oktober 2021
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
1168 http://sosains.greenvest.co.id
Kesimpulan
Pelaksanaan program-program KKG PAI SD Kecamatan Ciranjang dan Takokak
Kabupaten Cianjur yang meliputi tempat kegiatan yang belum memadai, sarana dan
prasarana yang perlu dilengkapi, kedisiplinan yang belum maksimal, serta faktor dana
yang tidak memadai. Namun demikian, keadaan ini tidak mengurangi kreativitas dan
semangat untuk merancang serta melaksanakan kegiatan dan tugas dengan baik demi
mewujudkan kualitas pendidik agama yang profesional dan berkualitas di masa datang.
Bibliografi.
Afifuddin, Muchammad. (2017). Pengembangan Media Pembelajaran PAI Berbasis ICT.
TARBAWI, 6(2), 141156.
Anggreni, Ni Made. (2016). Konstruksi Budaya Mutu Relevansinya Dengan Manajemen
Mutu Guru Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Hindu. Jurnal Penjaminan
Mutu, 2(2), 8492.
Asilestari, Putri. (2016). Retracted: Komputer Interaktif sebagai Media Pengajaran
Bahasa Inggris pada Anak Usia Dini. Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia
Dini, 2(1), 5562.
Batubara, Hamdan Husein. (2015). Pengembangan media pembelajaran interaktif pada
materi operasi bilangan bulat. Muallimuna: Jurnal Madrasah Ibtidaiyah, 1(1), 112.
Mulyasa, Endang. (2013). Uji kompetensi dan penilaian kinerja guru. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Mulyawan, Budi. (2013). Pengaruh pengalaman dalam pelatihan terhadap peningkatan
kompetensi profesional guru. Media Komunikasi FPIPS, 11(1).
Niarsa, Aditiya. (2013). Studi Kompetensi Guru Dalam Memanfaatkan Media
Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi Dan Komunikasi (TIK) DI SD Negeri
01 Ledok Kecamatan Sambong Kabupaten Blora. Semarang: Universitas Negeri
Semarang.
Nugroho, Iwan, Pramukanto, Fiqih Hari, Negara, Purnawan D., Purnomowati, Wiwin, &
Wulandari, Wahju. (2016). Promoting the rural development through the ecotourism
activities in Indonesia. American Journal of Tourism Management, 5(1), 918.
Rivalina, Rahmi. (2015). Kompetensi Teknologi Informasi dan komunikasi guru dalam
peningkatan kualitas pembelajaran. Jurnal Teknodik, 165176.
Rohmad, Abdul. (2014). Hubungan Antaraefikasi Diri Dengan Kinerja Pada Guruyang
Mengajar Di Jurusan Akuntansi Pada Smk Negeri Se-Kota Jakarta Timur. Jakarta:
Universitas Negeri Jakarta.
Sauri, H. Sofyan. (2019). Pengertian Nilai. Bandung: Diakses Melalui file. upi. edu,
Pada.
Sauri, Sofyan. (2017). Nilai Kearifan Pesantren. Bandung: Edited by Mohamad Zaka Al-
Farisi. Bandung: Rizqi Press.
Sulfemi, Wahyu Bagja. (2019). Kemampuan pedagogik guru.
Uno, Hamzah B., & Lamatenggo, Nina. (2016). Tugas Guru dalam Pembelajaran.
Jakarta: Bumi Aksara.
Utomo, Anang Budi. (2016). Pengembangan Model Manajemen Pelatihan Pembelajaran
Chemo-Entrepreneurship (CEP) Terintegrasi Soft Skill Bagi Guru Kimia SMA di
Kota Semarang. Semarang: Uniersitas Negeri Semarang.
Manajemen Pelatihan Guru PAI Dalam Meningkatkan
Kompetensi IT Untuk Mewujudkan Mutu Pembelajaran
Siswa
2021
Yani Sumarni 1169
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike
4.0 International License.