Volume 1, Nomor 10, Oktober 2021
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
1193 http://sosains.greenvest.co.id
PENGARUH PUPUK KANDANG DAN KONSENTRASI URINE
KELINCI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN
MENTIMUN (Cucumis sativus L.)
Azhar Indra Rusmana, Ari Wijayani dan Ellen Rosyelina Sasmita
Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta
E-mail: azharindrarusmana77@gmail.com, ariewijayani@yahoo.com dan
Diterima:
28 September
2021
Direvisi:
10 Oktober 2021
Disetujui:
15 Oktober 2021
Abstrak
Kondisi lahan pertanian di Indonesia semakin mengalami
kerusakan, salah satunya diakibatkan oleh perilaku petani yang
lebih menggunakan pupuk anorganik dibandingkan pupuk
organik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon
pertumbuhan serta hasil berbagai macam pupuk kandang dan
konsentrasi urine kelinci terhadap tanaman mentimun. Penelitian
ini dilaksanakan pada Januari - Maret 2021 di Desa Wanantara,
Kecamatan Sindang, Kabupaten Indramayu. Penelitian ini
menggunakan percobaan faktorial, dirancang menggunakan
Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) 2 faktor yang
diulang sebanyak 3 kali. Faktor pertama, macam pupuk kandang
yang terdiri atas 3 taraf yaitu pupuk kandang sapi, pupuk
kandang kambing, pupuk kandang ayam. Faktor kedua,
konsentrasi urin kelinci yang terdiri atas 4 taraf yaitu 0 ml/l,
100ml/l, 200ml/l, 300ml/l. Data dianalisis menggunakan analisis
sidik ragam (Anova) dengan taraf 5%. Uji lanjut perlakuan
dilanjutkan dengan DMRT taraf 5%. Hasil percobaan
menunjukkan adanya interaksi pada parameter panjang sulur 1
MST rerata 10,89 cm dan 2 MST rerata 28,66cm. Perlakuan
pupuk kandang ayam memberikan hasil yang berbeda nyata
terhadap panjang sulur 3,4 MST rerata 72,24cm; 83,25cm,
diameter batang 1,2,3,4 MST rerata 3,96mm; 6,32mm; 8,14mm;
8,61mm, jumlah daun 1,2,3,4 MST rerata 5,19 helai; 7,22 helai;
12,06 helai; 12,30 helai, jumlah bunga rerata 4,50 buah, panjang
buah rerata 12,56 cm, bobot buah per buah rerata 128,57 gram,
bobot buah per tanaman rerata 1324,33 gram, bobot segar
tanaman rerata 49,92 gram, dan bobot kering tanaman rerata
22,17 gram. Perlakuan 300 ml/liter memberikan hasil berbeda
nyata terhadap diameter batang 1 MST rerata 3,84mm dan bobot
buah per tanaman rerata 1197,67 dengan produksi mencapai
1104,61 gram/polybag atau 60,8 ton/ha.
Kata kunci: Pupuk Kandang, Urine Kelinci dan Mentimun
Abstract
The condition of agricultural land in Indonesia is getting more
damaged, due to the behavior of farmers who use inorganic
fertilizers more than organic fertilizers. This study aims to
determine the growth response and the results of the various
kinds of manure and rabbit urine concentration of cucumber
plants. This research was conducted in january-march 2021 in
Wanantara Village, Sindang District, Indramayu Regency. This
Pengaruh Pupuk Kandang dan Konsentrasi Urine Kelinci
Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Mentimun
(Cucumis Sativus L.)
2021
Azhar Indra Rusmana, Ari Wijayani dan Ellen Rosyelina Sasmita 1194
study used a factorial experiment, designed using a completely
randomized block design with 2 factors that were repeated 3
times. The first factor is the type of manure which consists of 3
levels, namely cow manure fertilizer, goat manure fertilizer,
chicken manure fertilizer. The second factor, rabbit urine
concentration which consists of 4 levels, namely 0 ml/l, 100 ml/l,
200 ml/l, 300 ml/l. Data were analyzed using analysis of
variance (ANOVA) with a level of 5% and followed by DMRT
test at 5% level. The test results showed some interactions on the
long parameters of 1 WAP average 10,89cm and 2 WAP average
28,66cm. The treatment of chicken manure gives a distinct result
to the length of 3,4 WAP average 72,24cm;83,25cm, a diameter
of 1,2,3,4 WAP average 3,96mm; 6,32mm; 8,14mm; 8,61mm, the
number of leaves of 1,2,3,4 WAP average 5,19 leaf; 7,22 leaf;
12,06 leaf; 12,30 leaf, the number of flowers average 4,50
flowers, a fruit length average 12,56cm, fruit by fruit average
128,57 grams, fruit by weight average 1324,33 grams, fresh crop
weight 49,92 grams, and the dry weight of the plant average
22,17 grams. Treatment of 300 ml /l gives real results from the
diameter of the trunk of 1 MST average 3,84mm and the weight
of the fruit per plant average 1197,67 with production reaching
1104,61 grams/polybag or 0,78 tons/Ha.
Keywords: Manure, Rabbit Urine and Cucumber
Pendahuluan
Mentimun (Cucumis sativus) merupakan tanaman sayuran yang kaya akan manfaat
dalam kehidupan sehari-hari. Selain dikomsumsi sebagai sayuran dan lalapan, mentimun
dapat dimanfaatkan sebagai bahan obat-obatan dan bahan kosmetik (Nurjanah & Ihsan,
2013). Buah timun memiliki keunggulan di bidang kesehatan karena buah timun memiliki
kandungan nutrisi yang tinggi seperti karbohidrat, zat besi, protein, vitamin C, fosfor, dan
kalsium serta memiliki efek antibakteri (Noviyandri & Nasution, 2017).
Penurunan produksi mentimun pada tahun 2017 di Kabupaten Indramayu semula
81,3 ton dan tahun 2018 menurun menjadi 30,1 ton. Berdasarkan data Badan Pusat
Statistik 2020, telah terjadi penurunan pada Kecamatan Juntinyuat, Kabupaten Indramayu
tahun 2018 produksi mentimun semula 74,1 ton, pada tahun 2019 menurun menjadi 52,8
ton. Oleh sebab itu perlu dilakukan perbaikan teknik budidaya tanaman mentimun. Salah
satu teknik budidaya yang intensif untuk meningkatkan hasil panen mentimun adalah
pemupukan yang tepat (Masitoh, Puspitorini, & Widiatmanta, 2018).
Lahan di Jawa mengandung bahan organik sekitar 1%, sedangkan untuk
pertumbuhan tanaman hortikultura yang baik diperlukan kandungan bahan organik 2%
(Kardinan, 2016). Rendahnya kandungan bahan organik di Jawa dikarenakan intensifnya
penggunaan pupuk kimia sintesis dengan tujuan meningkatkan produksi, namun tidak
diimbangi dengan penggunaan bahan organik serta tanpa mempertimbangkan
keseimbangan aktivitas biologi di dalam tanah. Pupuk kandang merupakan produk
buangan dari binatang peliharaan yang digunakan untuk menambah unsur hara,
Volume 1, Nomor 10, Oktober 2021
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
1195 http://sosains.greenvest.co.id
memperbaiki sifat fisik dan biologis tanah yaitu menghidupkan jasad renik atau
mikroorganisme dalam tanah (Hartatik, Husnain, & Widowati, 2015).
Ketergantungan penggunaan pupuk anorganik menjadi salah satu alasan para
petani, hal tersebut dikarenakan petani khawatir akan mengalami penurunan
produktivitas, sehingga pengurangan penggunaan pupuk anorganik sulit dilakukan. Salah
satu upaya yang dapat dilakukan untuk tetap meningkatkan kualitas dan kesuburan tanah
dengan penambahan pupuk organik seperti penambahan pupuk organik cair. Pupuk
organik cair urine kelinci dinilai memiliki kandungan unsur N, P dan K yang lebih besar
daripada kandungan urine ternak lainnya. Urine kelinci mengandung zat perangsang
tumbuh yang dapat digunakan sebagai pengatur tumbuh yaitu IAA (Indone Acetic Acid)
yang dapat memacu pertumbuhan tanaman, pemberian pupuk organik cair ini harus
memperhatikan konsentrasi yang diaplikasikan terhadap tanaman.
Proses interaksi yang terjadi antara perlakuan pupuk kandang dengan pupuk
organik cair urine kelinci yaitu, pemberian pupuk kandang mampu meningkatkan bahan
organik yang ada di dalam tanah yang berfungsi sebagai sumber nutrisi bagi
mikroorganisme (Ruminta, Wahyudin, & Hanifa, 2017). Pemberian pupuk organik cair
mampu mendorong dan meningkatkan pembentukan klorofil daun, sehingga dapat
meningkatkan kemampuan fotosintesis tanaman dan penyerapan nitrogen dari udara,
dapat meningkatkan vigor tanaman, sehingga tanaman menjadi kokoh dan kuat,
meningkatkan daya tahan tanaman terhadap kekeringan, dan serangan hama penyakit,
merangsang pertumbuhan dan cabang produksi, meningkatkan pembentukan bunga dan
bakal buah, serta mengurangi gugurnya daun, bunga dan bakal buah. Pupuk organik cair
lebih mudah diserap oleh tanaman karena unsur-unsur di dalamnya telah terurai (Soraya
Santi, 2012). Berdasarkan uraian di atas maka perlu dilakukan penelitian mengenai
berbagai macam pupuk kandang dan konsentrasi urine kelinci terhadap pertumbuhan dan
hasil tanaman mentimun.
Pupuk kandang 20 ton/ha menghasilkan diameter batang mentimun yang besar
(Purnomo, Santoso, & Heddy, 2013). Aplikasi pupuk kandang ayam pada dosis 15 ton/ha
berpengaruh sangat nyata terhadap total produksi buah tanaman mentimun. Dosis urine
kelinci 300 ml memberikan hasil tertinggi pada jumlah tandan bunga, jumlah bunga,
jumlah buah, berat buah dan berat buah per tanaman strawberry.
Metode Penelitian
Pelaksanaan penelitian mulai pada bulan Januari-Maret 2021. Penelitian
dilaksanakan di Dusun Wanantara Timur, Desa Wanantara, Kecamatan Sindang,
Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Ketinggian tempat ± 18 meter di atas permukaan laut
dengan topografi sebagian besar merupakan dataran atau daerah landai dengan
kemiringan tanahnya rata-rata 0-2 %. Jenis tanah aluvial. Kadar keasaman (pH) tanah
sebesar 7, suhu minimal rata-rata ± 22
o
C dan suhu maksimal rata-rata 32
o
C, serta
memiliki kelembaban rata-rata 70-80 % .
Alat yang digunakan terdiri yaitu cangkul, ember, meteran, sprayer, ajir, tali rafia,
timbangan analitik, gelas ukur, gembor, oven, refraktomoter, bak semai, kamera, dan alat
tulis. Adapun bahan yang digunakan terdiri yaitu benih mentimun, pupuk organik cair
(Urine kelinci), polybag, pupuk kandang kambing, pupuk kandang ayam, dan pupuk
kandang sapi.
Penelitian merupakan percobaan lapangan yang disusun secara faktorial dengan
Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) dengan dua faktor yang terdiri atas tiga
ulangan (Ningrum, 2018). Faktor pertama adalah macam pupuk kandang, yang terdiri
atas tiga aras dengan masing-masing dosis sebanyak 141,3 gram/tanaman, yaitu; P1:
Pupuk Kandang Sapi, P2: Pupuk Kandang Kambing, P3: Pupuk Kandang Ayam Faktor
Pengaruh Pupuk Kandang dan Konsentrasi Urine Kelinci
Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Mentimun
(Cucumis Sativus L.)
2021
Azhar Indra Rusmana, Ari Wijayani dan Ellen Rosyelina Sasmita 1196
kedua adalah konsentrasi urine kelinci yang terdiri atas empat aras, yaitu; K0: 0 ml/lt, K1:
100 ml/lt, K2: 200 ml/lt, K3: 300 ml/lt. Dari kedua faktor tersebut diperoleh, 12
kombinasi perlakuan yang diulang 3 kali dalam 1 kombinasi perlakuan terdapat 8
tanaman, sehingga terdapat 288 tanaman mentimun.
Hasil dan Pembahasan
Hasil sidik ragam parameter panjang sulur 1 MST dan 2 MST menunjukkan bahwa
parameter panjang sulur 1 MST perlakuan pupuk kandang berpengaruh nyata dan
konsentrasi urine kelinci tidak berpengaruh nyata. Parameter panjang sulur 2 MST
perlakuan pupuk kandang dan konsentrasi urine kelinci berpengaruh nyata. Perlakuan
pupuk kandang dan konsentrasi urine kelinci menunjukkan adanya interaksi. Nilai rerata
Panjang Sulur 1 MST dan 2 MST dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Rerata panjang sulur 1 MST dan 2 MST pada perlakuan
macam pupuk kandang dan konsentrasi urine kelinci (cm)
Urine
Kelinci
Pupuk Kandang
Rerata
P2
P3
Panjang Sulur 1 MST (cm)
K0
8,21 g
9,77 ef
10,02
K1
9,51 f
9,67ef
10,62
K2
10,52 de
13,39 b
11,61
K3
10,06 def
14,92 a
11,66
Rerata
9,58
11,94
10,89 (+)
Panjang Sulur 2 MST (cm)
K0
26,89 de
26,11 de
28,08
K1
25,13 e
27,56 de
25,67
K2
29,57 bc
33,11 ab
30,21
K3
30,10 bc
37,31 a
30,67
Rerata
27,92
31,02
28,66 (+)
Keterangan: Rerata yang diikuti oleh huruf sama pada kolom yang sama
menunjukkan tidak ada beda nyata pada uji Duncan Multiple Range Test pada
taraf 5%. Tanda (+) menunjukkan ada interaksi.
Hasil sidik ragam parameter panjang sulur 3 MST dan 4 MST menunjukkan bahwa
perlakuan pupuk kandang berpengaruh nyata dan konsentrasi urine kelinci tidak
berpengaruh nyata. Perlakuan pupuk kandang dan konsentrasi urine kelinci menunjukkan
tidak ada interaksi. Nilai rerata panjang sulur 3 MST dan 4 MST dapat dilihat pada tabel
2.
Volume 1, Nomor 10, Oktober 2021
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
1197 http://sosains.greenvest.co.id
Tabel 2. Rerata panjang sulur 3 MST dan 4 MST pada perlakuan
macam pupuk kandang dan konsentrasi urine kelinci (cm).
Perlakuan
Minggu Setelah Tanam (MST)
3
4
P1
57,91 b
69,83 b
P2
55,82 b
68,40 b
P3
72,24 a
83,25 a
K0
61,15 p
72,00 p
K1
61,94 p
75,00 p
K2
61,19 p
72,61 p
K3
63,67 p
75,70 p
Rerata
61,99 (-)
73,83 (-)
Keterangan: Rerata yang diikuti oleh huruf sama pada kolom yang sama
menunjukkan tidak ada beda nyata pada uji Duncan Multiple Range Test
pada taraf 5%. Tanda (-) menunjukkan tidak ada interaksi.
Hasil sidik ragam parameter diameter batang 1,2,3,4 MST menunjukkan bahwa
parameter diameter batang 1 MST perlakuan pupuk kandang dan konsentrasi urine
kelinci berpengaruh nyata. Parameter diameter batang 2,3,4 MST perlakuan pupuk
kandang berpengaruh nyata dan konsentrasi urine kelinci tidak berpengaruh nyata.
Perlakuan pupuk kandang dan konsentrasi urine kelinci menunjukkan tidak ada interaksi.
Nilai rerata diameter batang 1,2,3,4 MST dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 3. Rerata diameter batang 1,2,3,4 MST pada perlakuan macam pupuk
kandang dan konsentrasi urine kelinci (mm).
Perlakuan
Minggu Setelah Tanam (MST)
1
2
3
4
P1
3,41 b
5,79 b
7,03 b
7,73 b
P2
3,34 b
5,35 b
7,00 b
7,50 b
P3
3,96 a
6,32 a
8,14 a
8,61 a
K0
3,25 r
5,63 p
7,44 p
7,92 p
K1
3,54 q
5,79 p
7,30 p
7,88 p
K2
3,64 q
5,91 p
7,44 p
7,96 p
K3
3,84 p
5,94 p
7,38 p
8,03 p
Rerata
3,57 (-)
5,82 (-)
7,39 (-)
7,95 (-)
Keterangan: Rerata yang diikuti oleh huruf sama pada kolom yang sama menunjukkan
tidak ada beda nyata pada uji Duncan Multiple Range Test pada taraf 5%. Tanda
(-) menunjukkan tidak ada interaksi.
Hasil sidik ragam parameter jumlah daun 1,2,3,4 MST menunjukkan bahwa
parameter jumlah daun 1,2,3,4 MST perlakuan pupuk kandang berpengaruh nyata dan
konsentrasi urine kelinci tidak berpengaruh nyata. Perlakuan pupuk kandang dan
konsentrasi urine kelinci menunjukkan tidak ada interaksi. Nilai rerata jumlah daun
1,2,3,4 MST dapat dilihat pada tabel 4.
Pengaruh Pupuk Kandang dan Konsentrasi Urine Kelinci
Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Mentimun
(Cucumis Sativus L.)
2021
Azhar Indra Rusmana, Ari Wijayani dan Ellen Rosyelina Sasmita 1198
Tabel 4. Rerata jumlah daun 1,2,3,4 MST pada perlakuan macam pupuk
kandang dan konsentrasi urine kelinci (helai).
Perlakuan
Minggu Setelah Tanam (MST)
1
2
3
4
P1
5,00 b
6,81 b
9,22 b
9,92 b
P2
4,78 b
6,17 c
9,56 b
9,61 b
P3
5,19 a
7,22 a
12,06 a
12,30 a
K0
5,00 p
6,56 p
10,19 p
10,33 p
K1
4,85 p
6,59 p
10,04 p
10,70 p
K2
5,04 p
6,63 p
10,26 p
10,29 p
K3
5,07 p
7,15 p
10,63 p
11,11 p
Rerata
4,99 (-)
6,73 (-)
10,28 (-)
10,61 (-)
Keterangan: Rerata yang diikuti oleh huruf sama pada kolom yang sama
menunjukkan tidak ada beda nyata pada uji Duncan Multiple Range Test
pada taraf 5%. Tanda (-) menunjukkan tidak ada interaksi.
Hasil sidik ragam parameter jumlah bunga, bobot buah per buah, dan bobot buah
per tanaman menunjukkan bahwa parameter jumlah bunga dan bobot buah per buah
perlakuan pupuk kandang berpengaruh nyata dan konsentrasi urine kelinci tidak
berpengaruh nyata. Parameter bobot buah per tanaman perlakuan pupuk kandang dan
konsentrasi urine kelinci berpengaruh nyata. Perlakuan pupuk kandang dan konsentrasi
urine kelinci menunjukkan tidak ada interaksi. Nilai rerata jumlah bunga, bobot buah per
buah, dan bobot buah per tanaman dapat dilihat pada tabel 5.
Tabel 5. Rerata jumlah bunga, bobot buah per buah, dan bobot buah per tanaman
pada perlakuan macam pupuk kandang dan konsentrasi urine kelinci.
Urine
Kelinci
Pupuk Kandang
Rerata
P1
P2
P3
Panjang Sulur 1 MST (cm)
K0
3,00
3,33
3,11
3,15 p
K1
3,33
4,00
4,22
3,85 p
K2
3,56
3,22
4,89
3,39 p
K3
3,89
3,78
5,78
4,48 p
Rerata
3,45 b
3,58 b
4,50 a
3,84 (-)
Bobot Buah per Buah (gram)
K0
106, 22
76,33
115,67
96,00 p
K1
80,72
85,89
121,17
95,93 p
K2
79,28
102,22
139,17
106,89 p
K3
110,22
123,89
138,28
124,13 p
Rerata
90,07 b
97,08 b
128,57 a
105,24 (-)
Bobot Buah per Tanaman (gram)
K0
954,00
1048,67
1035,33
1012,67 r
K1
995,67
1091,33
1092,00
1059,67 q
K2
1147,67
1057,00
1240,67
1148,45 q
K3
1125,67
1143,00
1324,33
1197,67 p
Rerata
1055,75 b
1085,00 b
1173,08 a
1104,61 (-)
Keterangan: Rerata yang diikuti oleh huruf sama pada kolom yang sama
menunjukkan tidak ada beda nyata pada uji Duncan Multiple Range Test pada. taraf 5%.
Volume 1, Nomor 10, Oktober 2021
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
1199 http://sosains.greenvest.co.id
Tanda (-) menunjukkan tidak ada interaksi.
Hasil sidik ragam parameter panjang buah, diameter buah, dan kadar kemanisan
buah menunjukkan bahwa parameter panjang buah perlakuan pupuk kandang
berpengaruh nyata dan konsentrasi urine kelinci tidak berpengaruh nyata. Parameter
diameter buah dan kadar kamanisan buah perlakuan pupuk kandang dan konsentrasi urine
kelinci tidak berpengaruh nyata. Perlakuan pupuk kandang dan konsentrasi urine kelinci
menunjukkan tidak ada interaksi. Nilai rerata panjang buah, diameter buah, dan kadar
kemanisan buah dapat dilihat pada tabel 6.
Tabel 6. Rerata panjang buah, diameter buah, dan kadar kamanisan buah pada
perlakuan macam pupuk kandang dan konsentrasi urine kelinci.
Urine
Kelinci
Pupuk Kandang
Rerata
P1
P2
P3
Panjang Buah (cm)
K0
10,67
9,89
11,22
10,59 p
K1
9,33
11,06
12,33
10,91 p
K2
9,89
11,78
13,44
11,70 p
K3
11,56
12,00
12,56
12,04 p
Rerata
10,36 b
11,18 b
12,39 a
11,31 (-)
Diameter Buah (mm)
K0
36,98
35,97
36,17
36,37 p
K1
34,92
34,64
41,62
37,06 p
K2
40,64
35,96
38,03
38,21 p
K3
39,76
39,32
39,18
39,42 p
Rerata
38,08 a
36,47 a
38,75 a
37,77 (-)
Kadar Kemanisan Buah (
O
brix)
K0
19,56
19,72
19,39
19,56 p
K1
19,17
18,94
19,00
19,04 p
K2
19,56
19,83
19,83
19,74 p
K3
19,56
19,89
20,28
19,91 p
Rerata
19,46 a
19,60 a
19,63 a
19,56 (-)
Keterangan: Rerata yang diikuti oleh huruf sama pada kolom yang sama
menunjukkan tidak ada beda nyata pada uji Duncan Multiple Range Test
pada taraf 5%. Tanda (-) menunjukkan tidak ada interaksi.
Hasil sidik ragam parameter bobot segar tanaman tanpa buah dan bobot kering
tanaman tanpa buah menunjukkan bahwa perlakuan pupuk kandang berpengaruh nyata
dan konsentrasi urine kelinci menunjukkan tidak berpengaruh nyata. Perlakuan pupuk
kandang dan konsentrasi urine kelinci menunjukkan tidak ada interaksi. Nilai rerata bobot
segar tanaman tanpa buah dan bobot kering tanaman tanpa buah dapat dilihat pada tabel
7.
Pengaruh Pupuk Kandang dan Konsentrasi Urine Kelinci
Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Mentimun
(Cucumis Sativus L.)
2021
Azhar Indra Rusmana, Ari Wijayani dan Ellen Rosyelina Sasmita 1200
Tabel 7. Rerata bobot segar tanaman tanpa buah dan bobot kering tanaman
tanpa buah pada perlakuan macam pupuk kandang dan konsentrasi
urine kelinci.
Urine
Kelinci
Pupuk Kandang
Rerata
P1
P2
P3
Bobot Segar Tanaman Tanpa Buah (gram)
K0
44,22
32,89
48,78
41,96 p
K1
39,89
39,89
53,67
44,48 p
K2
36,44
36,78
42,33
38,52 p
K3
34,33
44,44
54,89
44,55 p
Rerata
38,72 b
38,50 b
49,92 a
42,38 (-)
Bobot Kering Tanaman Tanpa Buah (gram)
K0
16,22
14,78
21,44
22,17 p
K1
17,11
16,33
25,00
22,41 p
K2
16,11
15,67
18,33
21,11 p
K3
16,00
18,33
23,89
23,89 p
Rerata
16,36 b
16,28 b
22,17 a
22,39 (-)
Keterangan: Rerata yang diikuti oleh huruf sama pada kolom yang
sama menunjukkan tidak ada beda nyata pada uji Duncan Multiple
Range Test pada taraf 5%. Tanda (-) menunjukkan tidak ada interaksi.
Berdasarkan hasil sidik ragam, pada kombinasi perlakuan pupuk kandang dan
konsentrasi urine kelinci menunjukkan adanya hubungan sinergisme (interaksi) pada
parameter panjang sulur 1 MST dan panjang sulur 2 MST. Hal ini dikarenakan pemberian
pupuk kandang mampu meningkatkan bahan organik yang ada di dalam tanah yang
berfungsi sebagai sumber nutrisi bagi mikroorganisme. Pemberian urine kelinci mampu
mendorong dan meningkatkan pembentukan klorofil daun, sehingga dapat meningkatkan
kemampuan fotosintesis tanaman dan penyerapan nitrogen dari udara, dapat
meningkatkan vigor tanaman, sehingga tanaman menjadi kokoh dan kuat, mengandung
hormon auksin untuk membantu pemanjangan sel pada tanaman, meningkatkan daya
tahan tanaman terhadap kekeringan, cengkaman cuaca, dan serangan hama penyakit,
merangsang pertumbuhan dan cabang produktif (Marpaung, Karo, & Barus, 2018).
Parameter diameter batang 1 MST dan bobot buah per tanaman menunjukkan
adanya beda nyata terhadap pupuk kandang ayam dan konsentrasi urine kelinci 300
ml/liter. Hal ini diduga pupuk kandang ayam mampu memperbaiki sifat fisik, kimia, dan
biologi tanah, pupuk kandang ayam mampu meningkatkan ketersediaan unsur nitrogen,
fosfor, dan kalium yang cukup tinggi. Pupuk kandang ayam dapat mensuplai kebutuhan
hara yang cukup bagi kelangsungan hidup mentimun (Wicaksana & Sulistyono, 2017).
Unsur fosfor dan kalium adalah hara yang banyak berperan dalam pembungaan dan
pemasakan buah (Dewi, 2016).
Konsentrasi urine kelinci 300 ml/liter menunjukkan ada beda nyata dikarenakan
pupuk organik cair urine kelinci mengandung mikroorganisme yang dapat meningkatkan
ketersediaan unsur hara bagi tanaman, terutama unsur nitrogen, phospor, dan kalium
sehingga mampu mengurangi penggunaan pupuk anorganik dan meningkatkan
pertumbuhan serta hasil yang maksimal. Menambahkan konsentrasi urine kelinci yang
tinggi dapat mencukupi nutrisi pada tanaman, sehingga akan menghasilkan buah yang
Volume 1, Nomor 10, Oktober 2021
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
1201 http://sosains.greenvest.co.id
lebih besar. Dosis urine kelinci 300 ml memberikan hasil tertinggi pada jumlah tandan
bunga, jumlah bunga, jumlah buah, berat buah dan berat buah per tanaman.
Parameter panjang sulur 3, 4 MST, diameter batang 2,3,4 MST, jumlah daun
1,2,3,4 MST, jumlah bunga, bobot buah per buah, panjang buah, bobot segar tanaman
tanpa buah, dan bobot kering tanpa buah menunjukkan ada beda nyata terhadap perlakuan
pupuk kandang dan tidak ada beda nyata terhadap konsentrasi urine kelinci. Hal ini
diduga karena unsur hara yang terkandung dalam pupuk kandang ayam sepenuhnya di
translokasikan kepada bagian tanaman, memiliki unsur hara yang sangat baik untuk
pertumbuhan vegetatif dan generatif pada tanaman mentimun, dimana tinggi tanaman dan
jumlah daun akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman terhadap bobot segar dan bobot
kering tanaman. Pupuk kandang ayam mempunyai kemampuan mengubah sifat fisik,
kimia, dan biologi tanah sehingga menjadi faktor yang menjamin kesuburan tanah
(Sitanggang, Islan, & Saputra, 2015).
Pupuk kandang ayam dapat mensuplai kebutuhan hara yang cukup bagi
kelangsungan hidup mentimun. Berat kering merupakan akibat dari penimbunan hasil
bersih dari asimilasi CO2 sepanjang musim pertumbuhan yang mencerminkan akumulasi
senyawa organik yang berhasil disintesis tanaman dari senyawa organik terutama air dan
CO2.
Konsentrasi urine kelinci menunjukkan tidak ada beda nyata diduga bahwa faktor
lingkungan sangat mempengaruhi pertumbuhan dan hasil tanaman mentimun, salah
satunya yaitu intensitas hujan yang tinggi menyebabkan kelembapan udara meningkat,
pada kondisi ini laju translokasi tanaman menurun, sehingga pemberian unsur hara tidak
dapat dipakai secara maksimal, serta tingkat serapan nitrogen yang tidak beda jauh
cenderung rendah. Pernyataan ini sesuai dengan penelitian (Cholisoh, Budiyanto, &
Fuskhah, 2018), menyatakan bahwa serapan nitrogen mempengaruhi laju pertumbuhan
tanaman karena unsur nitrogen sangat penting bagi tanaman sebagai pembentuk organ
tanaman dan nitrogen termasuk hara yang mudah hilang disebabkan oleh penguapan dan
pencucian. Cahaya matahari berperan penting dalam proses fotosintesis, sehingga sangat
berpengaruh dalam pembuatan protein dan karbohidrat pada saat proses pembentukan
buah (Efendi, 2020).
Curah hujan yang tinggi akan membentuk tekstur tanah yang pasir berlempung dan
agak kasar, sehingga pergerakan akar dalam tanah tidak bebas dan unsur hara susah untuk
diserap oleh tanaman. Tanaman mentimun dikenal sebagai tanaman yang tidak begitu
tahan terhadap curah hujan yang tinggi karena dapat mengganggu pertumbuhan tanaman.
Terlebih pada saat tanaman berbunga, curah hujan yang tinggi dapat menggugurkan
bunga. Hujan yang terus menerus mengakibatkan sinar matahari tidak cukup kemampuan
daun untuk berfotosintesis atau sangat rendah sehingga nutrisi untuk pertumbuhan buah
kurang maksimal. Tanah yang sifat fisik, kimia dan biologinya kurang baik seperti becek
dan banjir sering kali menghambat pertumbuhan tanaman mentimun, sehingga
produksinya kurang maksimal dan kualitasnya rendah.
Parameter diameter buah dan kadar kemanisan buah menunjukkan tidak ada beda
nyata terhadap kedua perlakuan tersebut. Hal ini diduga tanaman mentimun memiliki
ukuran diameter buah yang relatif seragam yang sangat dominan ditentukan oleh faktor
dalam tanaman mentimun itu sendiri, serta pemberian pupuk kandang ayam lebih efektif
dalam memberikan tambahan unsur hara bagi tanaman mentimun yang selanjutnya akan
dimanfaatkan untuk perkembangan buah. Tinggi rendahnya konsentrasi dan dosis sangat
mempengaruhi kualitas obrix buah mentimun. Oleh sebab itu tingkat obrix tidak
dipengaruhi sepenuhnya oleh kandungan unsur hara yang ada di dalam tanah. Faktor
lingkungan berkemungkinan dapat mempengaruhi seperti intensitas cahaya dan lama
penyinaran sinar matahari terhadap tanaman. Tanaman akan menyerap unsur hara selama
Pengaruh Pupuk Kandang dan Konsentrasi Urine Kelinci
Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Mentimun
(Cucumis Sativus L.)
2021
Azhar Indra Rusmana, Ari Wijayani dan Ellen Rosyelina Sasmita 1202
pertumbuhannya sehingga dapat meningkatkan proses fotosintesis dimana hasil fotosintat
akan dimanfaatkan untuk pembesaran buah.
Pemberian konsentrasi urine kelinci pada parameter diameter buah dan kadar
kemanisan buah menunjukkan tidak ada pengaruh nyata. Unsur hara yang paling berperan
untuk menentukan diameter buah dan tingkat kemanisan yaitu unsur kalium. Ketersediaan
unsur kalium yang cukup dalam tanaman dapat meningkatkan kualitas dan produksi buah
seperti kadar gula. Buah yang belum matang memiliki rasa yang tidak manis karena
kandungan karbohidratnya masih berbentuk pati (polisakarida). Seiring dengan proses
pemasakan terjadi proses pemecahan senyawa secara enzimatis dengan bantuan
fosforilase, glukoamilase, dan amilase.
Buah yang memiliki kadar air lebih dari 95% akan mudah busuk bila disimpan
sehingga mudah pecah dan terasa lembek apabila dikonsumsi. Sesuai dengan hasil
korelasi antara derajat kemanisan dan tebal daging buah membuktikan bahwa semakin
tebal daging buah maka tingkat kemanisan akan semakin tinggi. Apabila daging buah
semakin tebal maka kadar air juga akan semakin menurun sehingga derajat kemanisan
akan semakin meningkat.
Pemberian pupuk dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman, hal ini diakerenakan
adanya pemupukan dapat membantu tanaman untuk memperoleh unsur hara yang
dibutuhkan tanaman sehingga dapat dimanfaatkan sebagai nutrisi bagi tanaman.
Pemupukan yang lengkap dan berimbang sangat mempengaruhi pertumbuhan dan hasil
tanaman mentimun, karena akan menambahkan dan mengembalikan unsur hara yang
telah hilang baik tercuci maupun yang terbawa tanaman. Pemupukan berimbang yang
harus diperhatikan adalah tepat jenis, tepat dosis, tepat waktu, tepat bentuk, dan tepat
cara.
Kesimpulan
Terdapat Interaksi antara berbagai macam pupuk kandang dan konsentrasi urine
kelinci terhadap tanaman mentimun pada parameter panjang sulur 1 MST dan 2 MST.
Perlakuan yang paling baik adalah pemberian pupuk kandang ayam dan konsentrasi urine
kelinci 300 ml/liter pada parameter diameter batang 1 MST dan bobot buah per tanaman.
Pupuk kandang ayam memberikan hasil lebih baik pada parameter panjang sulur
1,2,3,4 MST, diameter batang 1,2,3,4 MST, jumlah daun 1,2,3,4 MST, jumlah bunga,
bobot buah per buah, bobot buah per tanaman, panjang buah, bobot segar tanaman tanpa
buah, serta bobot kering tanaman tanpa buah.
Konsentrasi 300 ml/liter memberikan hasil lebih baik pada parameter panjang sulur
1 MST, 2 MST, diameter batang 1 MST, dan bobot buah per tanaman.
Bibliografi.
Cholisoh, Khilmi Nur, Budiyanto, Susilo, & Fuskhah, Eny. (2018). Pertumbuhan dan
produksi tanaman sawi (Brassica juncea l.) akibat pemberian pupuk urin kelinci
dengan jenis dan dosis pemberian yang berbeda. Agro Complex, 2(3), 275280.
Dewi, Wahyu Wardiana. (2016). Respon dosis pupuk kandang kambing terhadap
pertumbuhan dan hasil tanaman mentimun (Cucumis sativus L.) varietas hibrida.
VIABEL: Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Pertanian, 10(2), 1129.
Efendi, Efendi. (2020). Pengaruh Komposisi Media Tanam dan Konsentrasi POC Urin
Kelinci Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Selada (Lactuca sativa L.).
Biofarm: Jurnal Ilmiah Pertanian, 16(1).
Hartatik, Wiwik, Husnain, Husnain, & Widowati, Ladiyani R. (2015). Peranan pupuk
organik dalam peningkatan produktivitas tanah dan tanaman. Jurnal Sumberdaya
Lahan, 9(2).
Volume 1, Nomor 10, Oktober 2021
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
1203 http://sosains.greenvest.co.id
Kardinan, Agus. (2016). Sistem pertanian organik. Intimedia. Malang.
Marpaung, Agustina E., Karo, Bina Br, & Barus, Susilawati. (2018). Respon Beberapa
Jenis Kompos Dan Poc Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Kubis. Jurnal
Agroteknosains, 2(2).
Masitoh, Wirianti, Puspitorini, Palupi, & Widiatmanta, Jeka. (2018). Pengaruh Dosis
Pupuk Bio Slurry Cair Dan Jarak Tanam Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil
Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.). Viabel: Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu
Pertanian, 12(2), 3239.
Ningrum, Dwi Aprilia. (2018). Respon Pertumbuhan, Hasil Dan Mutu Varietas Brokoli
(Brassica oleracea L. var. italica) Pada Berbagai Jarak Tanam. Yogyakarta:
Univesitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta.
Noviyandri, Putri Rahmi, & Nasution, Abdillah Imron. (2017). Pengaruh Ekstrak Buah
Timun Suri (Cucumis sativus L.) sebagai Antibakteri Alami dalam Menghambat
Pertumbuhan Enterococcus faecalis. Journal Caninus Dentistry, 2(3), 111116.
Nurjanah, Nunung, & Ihsan, Nur. (2013). Ancaman! Di Balik Segarnya Buah & Sayur.
Puspa Swara.
Purnomo, Rudi, Santoso, Mudji, & Heddy, Suwasono. (2013). Pengaruh berbagai macam
pupuk organik dan anorganik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman mentimun
(Cucumis sativus L.). Jurnal Produksi Tanaman, 1(3).
Ruminta, Ruminta, Wahyudin, Agus, & Hanifa, Muhammad Lukman. (2017). Pengaruh
Pupuk NPK dan Pupuk Organik Kelinci terhadap Hasil Sorgum (Sorghum bicolor
[Linn.] Moench) di Lahan Tadah Hujan Jatinangor. Kultivasi, 16(2).
Sitanggang, Asbon, Islan, Islan, & Saputra, Sukemi Indra. (2015). Pengaruh Pemberian
Pupuk Kandang Ayam dan zat Pengatur Tumbuh Giberelin Terhadap Pertumbuhan
Bibit Kopi Arabika (Coffea Arabica L.). Riau: Riau University.
Soraya Santi, Sintha. (2012). Kajian Pemanfaatan Limbah Nilam Untuk Pupuk Cair
Organik. Jurnal Teknik Kimia, 2(2), 170174.
Wicaksana, Puguh Catur, & Sulistyono, Nantil Bambang Eko. (2017). Aplikasi Pupuk
Kandang Ayam dan Mikroorganisme Lokal (MOL) Daun Gamal Terhadap Produksi
dan Mutu Benih Mentimun (Cucumis sativus L.). Agriprima, Journal of Applied
Agricultural Sciences, 1(1), 7285.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike
4.0 International License.