Volume 1, Nomor 10, Oktober 2021
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
1195 http://sosains.greenvest.co.id
memperbaiki sifat fisik dan biologis tanah yaitu menghidupkan jasad renik atau
mikroorganisme dalam tanah (Hartatik, Husnain, & Widowati, 2015).
Ketergantungan penggunaan pupuk anorganik menjadi salah satu alasan para
petani, hal tersebut dikarenakan petani khawatir akan mengalami penurunan
produktivitas, sehingga pengurangan penggunaan pupuk anorganik sulit dilakukan. Salah
satu upaya yang dapat dilakukan untuk tetap meningkatkan kualitas dan kesuburan tanah
dengan penambahan pupuk organik seperti penambahan pupuk organik cair. Pupuk
organik cair urine kelinci dinilai memiliki kandungan unsur N, P dan K yang lebih besar
daripada kandungan urine ternak lainnya. Urine kelinci mengandung zat perangsang
tumbuh yang dapat digunakan sebagai pengatur tumbuh yaitu IAA (Indone Acetic Acid)
yang dapat memacu pertumbuhan tanaman, pemberian pupuk organik cair ini harus
memperhatikan konsentrasi yang diaplikasikan terhadap tanaman.
Proses interaksi yang terjadi antara perlakuan pupuk kandang dengan pupuk
organik cair urine kelinci yaitu, pemberian pupuk kandang mampu meningkatkan bahan
organik yang ada di dalam tanah yang berfungsi sebagai sumber nutrisi bagi
mikroorganisme (Ruminta, Wahyudin, & Hanifa, 2017). Pemberian pupuk organik cair
mampu mendorong dan meningkatkan pembentukan klorofil daun, sehingga dapat
meningkatkan kemampuan fotosintesis tanaman dan penyerapan nitrogen dari udara,
dapat meningkatkan vigor tanaman, sehingga tanaman menjadi kokoh dan kuat,
meningkatkan daya tahan tanaman terhadap kekeringan, dan serangan hama penyakit,
merangsang pertumbuhan dan cabang produksi, meningkatkan pembentukan bunga dan
bakal buah, serta mengurangi gugurnya daun, bunga dan bakal buah. Pupuk organik cair
lebih mudah diserap oleh tanaman karena unsur-unsur di dalamnya telah terurai (Soraya
Santi, 2012). Berdasarkan uraian di atas maka perlu dilakukan penelitian mengenai
berbagai macam pupuk kandang dan konsentrasi urine kelinci terhadap pertumbuhan dan
hasil tanaman mentimun.
Pupuk kandang 20 ton/ha menghasilkan diameter batang mentimun yang besar
(Purnomo, Santoso, & Heddy, 2013). Aplikasi pupuk kandang ayam pada dosis 15 ton/ha
berpengaruh sangat nyata terhadap total produksi buah tanaman mentimun. Dosis urine
kelinci 300 ml memberikan hasil tertinggi pada jumlah tandan bunga, jumlah bunga,
jumlah buah, berat buah dan berat buah per tanaman strawberry.
Metode Penelitian
Pelaksanaan penelitian mulai pada bulan Januari-Maret 2021. Penelitian
dilaksanakan di Dusun Wanantara Timur, Desa Wanantara, Kecamatan Sindang,
Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Ketinggian tempat ± 18 meter di atas permukaan laut
dengan topografi sebagian besar merupakan dataran atau daerah landai dengan
kemiringan tanahnya rata-rata 0-2 %. Jenis tanah aluvial. Kadar keasaman (pH) tanah
sebesar 7, suhu minimal rata-rata ± 22
o
C dan suhu maksimal rata-rata 32
o
C, serta
memiliki kelembaban rata-rata 70-80 % .
Alat yang digunakan terdiri yaitu cangkul, ember, meteran, sprayer, ajir, tali rafia,
timbangan analitik, gelas ukur, gembor, oven, refraktomoter, bak semai, kamera, dan alat
tulis. Adapun bahan yang digunakan terdiri yaitu benih mentimun, pupuk organik cair
(Urine kelinci), polybag, pupuk kandang kambing, pupuk kandang ayam, dan pupuk
kandang sapi.
Penelitian merupakan percobaan lapangan yang disusun secara faktorial dengan
Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) dengan dua faktor yang terdiri atas tiga
ulangan (Ningrum, 2018). Faktor pertama adalah macam pupuk kandang, yang terdiri
atas tiga aras dengan masing-masing dosis sebanyak 141,3 gram/tanaman, yaitu; P1:
Pupuk Kandang Sapi, P2: Pupuk Kandang Kambing, P3: Pupuk Kandang Ayam Faktor