Volume 1, Nomor 10, Oktober 2021
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
1228 http://sosains.greenvest.co.id
ANALISIS PENGARUH KOMORBID, USIA, DAN JENIS KELAMIN
TERHADAP MENINGKATNYA ANGKA KEMATIAN PADA MASA
PANDEMI COVID-19
Maulidya Nanda Nur Illah
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
E-mail: maulidyannd15@gmail.com
Diterima:
28 September
2021
Direvisi:
11 Oktober 2021
Disetujui:
15 Oktober 2021
Abstrak
Dunia sedang dilanda wabah virus corona. Virus tersebut
ditemukan pada akhir desember 2019. Kini, virus corona telah
menyebar ke berbagai belahan negara di dunia termasuk
Indonesia. Hari demi hari, angka kasus terkonfirmasi positif
Covid-19 semakin meningkat sehingga pada tanggal 11 Maret
2020 ditetapkan sebagai pandemi global oleh WHO. Pandemi
tersebut berdampak langsung terhadap berbagai aspek kehidupan
masyarakat seperti meningkatnya angka pengangguran, angka
kemiskinan, dan angka kematian. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui pengaruh komorbid, usia, dan jenis
kelamin terhadap meningkatnya angka kematian pada masa
pandemi Covid-19 selama periode Januari-Juli 2021 di Jl. Raya
Lontar RW.01, Sambikerep, Surabaya. Teknik pengumpulan
data menggunakan metode wawancara. Berdasarkan penelitian
kali dapat diketahui bahwa kematian selama masa pandemi
Covid-19 lebih banyak disebabkan paparan virus corona. Adanya
penyakit penyerta (komorbid) dapat memperparah kondisi
penderita Covid-19. Komorbid yang sering ditemukan adalah
hipertensi dan kardiovaskular. Laki-laki berusia 45-60 tahun
rentan terpapar Virus Corona bahkan mengalami perburukan
klinis sehingga berpotensi meningkatkan angka kematian selama
masa pandemi Covid-19.
Kata kunci: Covid-19, Komorbid, Usia, Jenis kelamin
Abstract
The world is being hit by the coronavirus. The virus was
discovered in late December 2019. Now, the corona virus has
spread to various parts of the world including Indonesia. Day by
day, the number of positively confirmed cases of Covid-19 is
increasing so that on March 11, 2020 it was designated a global
pandemic by WHO. The pandemic has a direct impact on various
aspects of people's lives such as rising unemployment, poverty,
and mortality. The purpose of this study was to find out the
influence of comorbids, ages, and genders on the increasing
mortality rate during the Covid-19 pandemic during the period
January-July 2021 at Jl. Raya Lontar RW.01, Sambikerep,
Surabaya. Data collection techniques using interview methods.
Based on research times it can be known that deaths during the
Covid-19 pandemic are more due to exposure to the corona
virus. The presence of comorbid diseases can aggravate the
condition of Covid-19 sufferers. Comorbids that are often found
are hypertension and cardiovascular. Men aged 45-60 years are
Analisis Pengaruh Komorbid, Usia, Dan Jenis Kelamin
Terhadap Meningkatnya Angka Kematian Pada Masa
Pandemi Covid-19
2021
Maulidya Nanda Nur Illah 1229
susceptible to exposure to the coronavirus even experiencing
clinical worsening so as to potentially increase mortality during
the Covid-19 pandemic.
Keywords: Covid-19, Comorbid, Age, Gender
Pendahuluan
Pada akhir Desember 2019, ditemukan virus jenis baru yang disebut Covid-19
oleh WHO. Awalnya, virus jenis baru tersebut diberi nama 2019 novel Coronavirus
(2019-nCoV) (Yuliana, 2020). Virus corona termasuk dalam family Coronaviridae dan
ordo Nidovirales. Virus tersebut berasal dari Wuhan, Tiongkok. Virus corona merupakan
virus yang menular. Penularan virus ini ditengarai berkaitan dengan penjualan daging
yang berasal dari binatang liar atau penangkaran hewan di pasar makanan laut Wuhan
(Ridlo, 2020). Penularan tersebut kemungkinan berasal dari kelelawar. Hal ini
dikarenakan 96% secara genom mirip dengan coronavirus kelelawar (BatCoV RaTG13)
(Satria, Tutupoho, & Chalidyanto, 2020). Kini, virus tersebut telah menyebar ke berbagai
belahan negara di dunia termasuk Indonesia. Kasus Covid-19 di Indonesia pertama kali
ditemukan pada tanggal 2 Maret 2020 (Utama et al., 2021). Sebaran pandemi Covid-19 di
Negara Indonesia telah meluas di 24 provinsi meliputi Bali, Banten, Yogyakarta, Jakarta,
Jambi, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur,
Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kep. Riau, Nusa Tenggara Barat, Sumatera
Selatan, Sumatera Utara, Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan,
Lampung, Riau, Maluku Utara, Maluku dan Papua. Hari demi hari, angka kasus
terkonfirmasi positif Covid-19 semakin meningkat sehingga pada tanggal 11 Maret 2020
ditetapkan sebagai pandemi global oleh WHO. Pada tanggal 31 Maret 2020, sebanyak
1.528 terkonfirmasi Covid-19 dengan 136 kasus kematian. Tingkat mortalitas Covid-19
di Indonesia sebesar 8,9%, persentase tersebut merupakan yang tertinggi di Asia
Tenggara (Susilo et al., 2020).
Pandemi Covid-19 dalam kurun waktu satu tahun terakhir telah menjadi pusat
perhatian seluruh penduduk dunia. Pandemi tersebut berdampak langsung terhadap
berbagai aspek kehidupan masyarakat seperti meningkatnya angka pengangguran, angka
kemiskinan, dan angka kematian. Pada 20 Mei 2020, kasus terkonfirmasi positif Covid-
19 di dunia tercatat 4.9 juta lebih dengan jumlah kasus kematian lebih dari 326 ribu atau
mortality rate 15,2% (Rizal, Afrianti, & Abdurahman, 2021). Tingginya tingkat kematian
akibat virus corona dapat disebabkan oleh kurangnya kesadaran dari masing-masing
individu terhadap virus corona, fasilitas kesehatan yang kurang memadai, peraturan
pemerintah yang belum efektif, usia rentan, dan riwayat penyakit (Ilpaj & Nurwati,
2020). Penderita Covid-19 dapat mengalami perburukan klinis bahkan mengakibatkan
kematian karena dipengaruhi faktor masalah kesehatan sebelumnya (Mujiburrahman,
Riyadi, & Ningsih, 2020). Orang dengan penyakit penyerta (komorbid) seperti hipertensi,
diabetes melitus, dan penyakit jantung akan sangat rentan terpapar virus corona sehingga
berpotensi besar meningkatkan risiko kematian. Berdasarkan data dari kasus yang
meninggal, sebagian besar mempunyai lebih dari satu penyakit (Larasati, 2021).
Peran pemerintah dalam menekan laju penyebaran kasus Covid-19 antara lain
menetapkan beberapa kebijakan seperti Pembentukan Komite Penanganan Covid-19 dan
Pemulihan Ekonomi Nasional, menghentikan seluruh penerbangan dari Cina ke
Indonesia, serta mengeluarkan kebijakan pelarangan mudik bagi perantau di berbagai
daerah ke daerah asal mereka. Namun, berbagai kebijakan tersebut belum mampu
menekan laju penyebaran Covid-19 di Indonesia. Hal ini mendasari pemerintah
mengambil kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang tertuang dalam
Volume 1, Nomor 10, Oktober 2021
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
1230 http://sosains.greenvest.co.id
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2020 Tentang
Pedoman Pembatasan Sosial Berskala Besar dalam Rangka Percepatan Penanganan
Covid-19 (Goma, 2021). Kemudian pemerintah memberlakukan istilah baru untuk
menekan penyebaran Covid-19 pada daerah berisiko tinggi dengan sebutan PPKM
(Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat).
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, peneliti ingin melakukan penelitian
dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh komorbid, usia, dan jenis kelamin terhadap
meningkatnya angka kematian pada masa pandemi Covid-19. Manfaat dari penelitian ini
sebagai tambahan informasi mengenai peningkatan angka kematian akibat adanya
virus covid-19
Metode Penelitian
Kegiatan penelitian dilakukan pada tanggal 09 Agustus 2021 di Jl. Raya Lontar
RW.01, Sambikerep, Surabaya. Penelitian dilaksanakan dengan menerapkan protokol
kesehatan seperti menjaga jarak dan memakai masker. Desain penelitian ini
menggunakan metode kuantitatif sehingga data disajikan dalam bentuk angka. Teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah metode wawancara. Pewawancara terlebih
dahulu menyiapkan daftar pertanyaan yang akan diajukan terhadap narasumber.
Hasil dan Pembahasan
Data kematian selama masa pandemi periode Januari-Juli 2021 di Jl. Raya Lontar
RW. 01, Sambikerep, Surabaya disajikan dalam Tabel 1.
Tabel 1. Data Kematian selama Masa Pandemi Periode Januari-Juli 2021 di Jl. Raya
Lontar RW. 01, Sambikerep, Surabaya.
Variabel
Jumlah
(n)
Prosentase
(%)
Jenis Kelamin
Laki-laki
13
61.9
Perempuan
8
38.1
Penyebab Kematian
Covid-19 tanpa komorbid
<50 Tahun
3
14.3
Covid-19 tanpa
komorbid>50 Tahun
4
19
Covid dengan komorbid
kardiovaskuler
1
4.8
Sesak nafas
7
33.3
Demam
2
9.5
Lambung
1
4.8
Gegar otak
1
4.8
Usia
2
9.5
Berdasarkan penelitian kali ini dapat diketahui bahwa meningkatnya angka
kematian selama masa pandemi Covid-19 lebih banyak disebabkan paparan Virus
Corona. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa terdapat penderita Covid-19 dengan
komorbid. Menurut narasumber, komorbid yang dialami adalah hipertensi dan
kardiovaskular. Adanya komorbid dapat menentukan prognosis penderita Covid-19. Hal
ini diduga karena kondisi kesehatan sebelumnya mempengaruhi tingkat keparahan
penderita Covid-19. Komorbid hipertensi dan kardiovaskular sering ditemukan pada
penderita Covid-19. Hal ini terbukti pada studi di Tiongkok terdapat 44.672 pasien
Analisis Pengaruh Komorbid, Usia, Dan Jenis Kelamin
Terhadap Meningkatnya Angka Kematian Pada Masa
Pandemi Covid-19
2021
Maulidya Nanda Nur Illah 1231
terkonfirmasi COVID-19 melaporkan bahwa 12,8% pasien memiliki riwayat hipertensi
dan 4,2% pasien memiliki riwayat penyakit kardiovaskular (Willim, Ketaren, & Supit,
2020). Kedua komorbid tersebut berpotensi meningkatkan kematian. Hal ini selaras
dengan pernyataan Steven, yang mengatakan bahwa pasien dengan hipertensi memiliki
peningkatan risiko sebanyak dua kali lipat untuk mengalami keadaan parah ataupun
memerlukan intensive care unit (ICU), sedangkan pasien dengan penyakit kardiovaskular
memiliki peningkatan risiko sebanyak tiga kali lipat (Tarigan, 2021). Menurut Gunawan
et al (2021), mengungkapkan bahwa hipertensi memiliki hubungan dengan Covid-19.
Dengan demikian, adanya penyakit penyerta (komorbid) hipertensi akan memperparah
infeksi Covid-19 bahkan bisa menjadi patogenesis terjadinya infeksi Covid-19.
Virus tersebut akan mengikat Angiotensin converting enzyme 2 (ACE2) yang ada
di paru. Sedangkan, adanya komorbid kardiovaskular berpotensi meningkatkan kematian
pada pasien Covid-19 karena ekspresi ACE2 yang lebih tinggi pada penderita penyakit
kardiovaskular (Willim et al., 2020). Penyakit kardiovaskular merupakan pertanda
percepatan proses gangguan imunologi akibat usia dan berkorelasi secara tidak langsung
dengan prognosis Covid-19 sehingga penyakit ini termasuk komorbid terbanyak pada
penderita Covid-19, SARS, dan MERS. Selain itu, pada penelitian ini ditemukan lebih
banyak kematian akibat Covid-19 tanpa komorbid (Hasanah et al., 2020). Gejala yang
dialami berupa kelelahan, batuk, dan, demam. Menurut narasumber, rata-rata penderita
Covid-19 tanpa komorbid meninggal dalam rentang waktu 14 hari. Jangka waktu antara
munculnya gejala Covid-19 hingga berujung kematian berkisar antara 6-41 hari dengan
rata-rata 14 hari (Kangdra, 2021). Rentang waktu tersebut bergantung pada sistem imun
dan umur penderita Covid-19. Faktor lain yang menjadi penyebab tingginya mortalitas
selama masa pandemi Covid-19 meliputi sesak nafas dan demam. Faktor tersebut
merupakan gejala dari infeksi Covid-19. Namun, orang-orang yang meninggal karena
gejala-gejala tersebut tidak melakukan pemeriksaan untuk mendeteksi paparan Covid-19
sehingga tidak dapat diketahui apakah orang-orang tersebut terinfeksi Covid-19 atau
tidak.
Tabel 1 menunjukkan bahwa laki-laki berisiko tinggi terpapar Virus Corona
bahkan mengalami kematian. Hal tersebut disebabkan oleh faktor biologis dan gaya
hidup. Secara biologis, tingkat imunitas laki-laki lebih rendah dibandingkan perempuan.
Sedangkan, gaya hidup yang mengakibatkan laki-laki berisiko tinggi terpapar Virus
Corona bahkan mengalami kematian adalah kebiasaan merokok. Menurut Feni Fitriani,
seorang dokter spesialis Paru dari Indonesia menyatakan bahwa perokok dan penghisap
vape sudah mengalami kerentanan di saluran pernafasannya sehingga mudah terpapar
Virus Corona. Pernyataan tersebut diperkuat oleh Amin Soebandrio, Kepala Lembaga
Biologi dan pendidikan Tinggi Eijkman yang mengatakan bahwa merokok dapat
mengubah sel paru menjadi lebih rentan terhadap infeksi SARS-COV2 melalui
peningkatan reseptornya yaitu molekul ACE2. Peneliti USA, China, dan WHO juga
mengungkapkan bahwa kaum laki-laki berisiko tinggi terkena Virus Corona. Berdasarkan
data pasien yang dirawat di Kota Wuhan menunjukkan lebih banyak kaum laki-laki yang
terinfeksi Virus Corona bahkan Chinese Center for Disease Control and Prevention
menyatakan laki-laki yang mengalami Covid-19 memiliki risiko meninggal dua kali lebih
tinggi daripada wanita.
Temuan tersebut juga terbukti di Negara Italia, dimana tingkat kematian pada laki-
laki jauh lebih tinggi dibandingkan wanita (Siagian, 2020). Selain itu, laki-laki rentan
mengalami Covid-19 dikarenakan laki-laki cenderung lebih banyak berada di luar rumah,
baik untuk bekerja maupun kegiatan lainnya (Hidayati, 2020). Wanita lebih terproteksi
dari Covid-19 dibandingkan laki-laki. Hal tersebut dikarenakan wanita memiliki
Volume 1, Nomor 10, Oktober 2021
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
1232 http://sosains.greenvest.co.id
kromosom x dan hormon seks seperti progesteron yang memainkan peranan penting
dalam imunitas bawaan dan adaptif. Selain itu, wanita biasanya memiliki tingkat
pengetahuan lebih tinggi dibandingkan laki-laki terutama epidemiologi dan faktor risiko
Covid-19.
Pada penelitian ini, usia yang rentan terpapar Virus Corona hingga mengalami
kematian berkisar antara 45-60 tahun. Covid-19 menginfeksi semua kelompok umur,
akan tetapi median dari umur yang terinfeksi sekitar 47-59 tahun. Risiko terinfeksi Virus
Corona semakin meningkat ketika seseorang memasuki usia 40 tahun. Hal tersebut
dikarenakan kondisi imunitas seseorang yang cenderung menurun sehingga kerentanan
terhadap patogen semakin tinggi. Selain itu, usia 45-60 tahun mempunyai tingkat
produktifitas dan mobilitas yang tinggi. Dengan demikian, kondisi ini memungkinkan
bagi usia tersebut rentan terinfeksi Virus Corona. sebagian besar kematian akibat Covid-
19 terjadi terutama pada usia >50 tahun (Isna & Ragil, 2020). Hal tersebut disebabkan
oleh beberapa hal, antara lain orang berusia lanjut memiliki masalah kesehatan jangka
panjang sehingga lebih berisiko ketika terkena virus, daya tahan tubuh seseorang
berkurang ketika menginjak usia senja sehingga sulit melawan infeksi, lapisan pada paru
kurang elastis pada masa tua sehingga penyakit seperti Covid-19 cukup mematikan, serta
inflamasi pada orang usia senja bisa lebih membahayakan dan menyebabkan kerusakan
organ. Hasil tersebut diperkuat dengan penelitian Willim et al (2020), yang menunjukkan
data bahwa mortalitas Covid-19 meningkat seiring bertambahnya usia dengan persentase
CFR 1,3% pada pasien usia 50-59 tahun, 3,6% pada pasien usia 60-69 tahun, 8% pada
pasien usia 70-79 tahun, serta 14,8% pada pasien usia ≥80 tahun.
Kesimpulan
Berdasarkan penelitian kali ini, dapat diketahui bahwa kematian selama masa
pandemi Covid-19 lebih banyak disebabkan paparan Virus Corona. Adanya penyakit
penyerta (komorbid) dapat memperparah kondisi penderita Covid-19. Komorbid yang
sering ditemukan adalah hipertensi dan kardiovaskular. Laki-laki berusia 45-60 tahun
rentan terpapar Virus Corona bahkan mengalami perburukan klinis sehingga berpotensi
meningkatkan angka kematian selama masa pandemi Covid-19.
Bibliografi.
Goma, Edwardus Iwantri. (2021). Dampak Covid-19 Terhadap Isu Kependudukan di
Indonesia. Geodika: Jurnal Kajian Ilmu Dan Pendidikan Geografi, 5(1), 3342.
Hasanah, Dian Yaniarti, Nauli, Siti Elkana, Prima Putri, Vebiona Kartini, Arifianto,
Habibie, Suryana, Nana Maya, Suryani, Lita Dwi, Aditya, Wahyu, & Probodewi,
Paskariatne. (2020). Gangguan Kardiovaskular pada Infeksi COVID 19. Indonesian
Journal of Cardiology, 41(2), 6069.
Hidayati, Deny. (2020). Profil Penduduk Terkonfirmasi Positif Covid-19 Dan Meninggal:
Kasus Indonesia Dan Dki Jakarta. Jurnal Kependudukan Indonesia, 93100.
Ilpaj, Salma Matla, & Nurwati, Nunung. (2020). Analisis pengaruh tingkat kematian
akibat COVID-19 terhadap kesehatan mental masyarakat di Indonesia. Focus:
Jurnal Pekerjaan Sosial, 3(1), 1628.
Isna, Hikmawati, & Ragil, Setiyabudi. (2020). Hipertensi dan Diabetes Militus Sebagai
Penyakit Penyerta Utama Covid-19 di Indonesia Hypertension And Diabetes
Mellitus As Covid-19 Comorbidities In Indonesia. Seminar Nasional Hasil
Penenlitian Dan Pengabdian Pada Masyarakat V Tahun 2020 “Pengembangan
Sumber Daya Menuju Masyarakat Madani Berkearifan Lokal.”
Kangdra, Windy Yoanna. (2021). Karakteristik Klinis dan Faktor Komorbid pada Pasien
dalam Pengawasan (PDP) Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) di RS Mitra
Analisis Pengaruh Komorbid, Usia, Dan Jenis Kelamin
Terhadap Meningkatnya Angka Kematian Pada Masa
Pandemi Covid-19
2021
Maulidya Nanda Nur Illah 1233
Medika Amplas.
Larasati, Dwi. (2021). Peningkatan Informasi Penyakit Dengan Komorbid Hipertensi
Pada Masa Pandemi Covid-19 Di Puskesmas Piyungan. Abdimas Madani, 3(1), 21
25.
Mujiburrahman, Mujiburrahman, Riyadi, Muskhab Eko, & Ningsih, Mira Utami. (2020).
Hubungan Pengetahuan dengan Perilaku Pencegahan Covid-19 di Masyarakat.
Jurnal Keperawatan Terpadu (Integrated Nursing Journal), 2(2), 130140.
Ridlo, Ilham Akhsanu. (2020). Pandemi Covid-19 dan tantangan kebijakan kesehatan
mental di Indonesia. INSAN Jurnal Psikologi Dan Kesehatan Mental, 5(2), 162
171.
Rizal, Muhammad, Afrianti, Ria, & Abdurahman, Iman. (2021). Dampak Kebijakan
Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) bagi Pelaku Bisnis Coffe
shop pada Masa Pandemi Terdampak COVID-19 di Kabupaten Purwakarta. Jurnal
Inspirasi, 12(1), 96105.
Satria, Raden Muhammad Ali, Tutupoho, Resty Varia, & Chalidyanto, Djazuly. (2020).
Analisis Faktor Risiko Kematian dengan Penyakit Komorbid Covid-19. Jurnal
Keperawatan Silampari, 4(1), 4855.
Siagian, Tiodora Hadumaon. (2020). Mencari kelompok berisiko tinggi terinfeksi virus
corona dengan discourse network analysis. Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia:
JKKI, 9(2), 98106.
Susilo, Adityo, Rumende, Cleopas Martin, Pitoyo, Ceva Wicaksono, Santoso, Widayat
Djoko, Yulianti, Mira, Herikurniawan, Herikurniawan, Sinto, Robert, Singh,
Gurmeet, Nainggolan, Leonard, & Nelwan, Erni Juwita. (2020). Coronavirus
disease 2019: Tinjauan literatur terkini. Jurnal Penyakit Dalam Indonesia, 7(1), 45
67.
Tarigan, Setia Putra. (2021). Hubungan Riwayat Penyakit Hipertensi, Jantung dan
Diabetes dengan Kerentanan Menderita Covid-19 pada Rumah Sakit Mitra Sejati
Medan Periode Maret 2020-Oktober 2020.
Willim, Herick A., Ketaren, Infan, & Supit, Alice I. (2020). Dampak Coronavirus Disease
2019 terhadap Sistem Kardiovaskular. E-CliniC, 8(2).
Yuliana, Yuliana. (2020). Corona virus diseases (Covid-19): Sebuah tinjauan literatur.
Wellness And Healthy Magazine, 2(1), 187192.