Volume 1, Nomor 10, Oktober 2021
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
1246 http://sosains.greenvest.co.id
PERSEPSI DAN URGENSI PEMBELAJARAN DARING MAHASISWA
DI MASA COVID-19
Nurwinda Rahmawati, Annisa Dian Ramadhania, Yovitan Maulidyarsih,
Siti Faridah dan Wienike Dinar Pratiwi
Universitas Singaperbangsa Karawang, Indonesia
Diterima:
10 September
2021
Direvisi:
13 Oktober 2021
Disetujui:
15 Oktober 2021
Abstrak
Pendidikan merupakan sebuah program yang harus diikuti oleh
semua orang, yang termasuk kedalam pendidikan tidak hanya
kegiatan belajar dengan cara membuka buku, diskusi dan
kemudian sudah selesai. Dinamakan dengan pendidikan
merupakan pengubahan moral atau sikap seseorang atas apa
yang telah dimiliki maka inilah yang dinamakan dengan
pendidikan sebenarnya mengubah tingkah laku menjadi lebih
baik untuk kedepannya. Dengan ini maka diperlukan
kedewasaan untuk bersikap seperti kebijakan yang telah
disampaikan oleh Kementerian Pendidikan Sosial Budaya yang
mengesahkan bahwa pembelajaran akan tetap dilaksanakan
secara online atau vitual. Hal ini terjadi karena mewabahnya
virus covid-19 atau bisa disebut dengan Severe Acute
Respiratory Syndrom (SARS). Virus ini sangat berbahaya
karena menyerang sistem pernapasan manusia, dengan ini
Kemendikbud menyatakan bahwa pembelajaran dilakukan
cukup di rumah saja, dimulai dari melaksanakan kegiatan
ibadah sampai kegiatan sehari-hari cukup dirumah saja hal
tersebut dilakukan guna untuk mempercepat pemutusan rantai
penyebaran virus covid-19. Sebagai generasi yang patuh maka
semua orang harus mematuhi apa yang telah menjadi peraturan
saat ini, seiring dengan berjalannya waktu kini daring telah
berhasil dilaksanakan hanya saja adapun beberepa kendala yang
memang dapat menghambat pekerjaan mahasiswa seperti
memahami sebuah materi karena faktor jeleknya jaringan di
tempat yang mahasiswa tempati saat ini. Tujuan penelitian ini
mendeksripsikan persepsi dan urgensi pembelajaran daring
mahasiswa di masa covid-19. Metode yang digunakan adalah
kualitiatif deskriptif karena data yang tekumpul berdasarkan
responden mahasiswa Unsika.
Kata kunci: Pendidikan, Daring, Pandemi dan persepsi
Abstrak
Education is a government program, to all of human must follow
this agenda, because eduacation so very important for us
(student) in education section not only study, open book,
repeated for read a book, discussion until the end. But the real
edication is changed attitude to be a better than past because the
student has studied before. Therfore we need to all of human for
adult together look like policy who has gived information and
Persepsi Dan Urgensi Pembelajaran Daring Mahasiswa
Di Masa Covid-19
2021
Nurwinda Rahmawati, Annisa Dian Ramadhania, Yovitan Maulidyarsih, Siti
Faridah dan Wienike Dinar Pratiwi 1247
ratify that leraning will be implemented by online this
annoncement realy from government (Ministry Education Sosial
Culture). That things happen becuase pandemic corona virus-19
has around to this contry. Other designations for a corona virus-
19 is Severe Acuterespiratory Syndrom (SARS). This virus so
very dangerous for us because this virus attack system
exhalation especially for a human from this pandemic
KEMENIKBUD declare that a learning will be done enought
just in the house, this agenda begin from worship and all
activiesa human can be done at home. This purpose for
accelerate breaking of the deployment chainof corona viris-19.
As generation who has obey from policy from gonvernment to all
of human must obey the rulles that have been paseed. Along with
the time now daring it’s a ready done. It’s just there are a few
factor wich can hinder student work look like understanding
material becuase of the bad network in the place where the
student is currently living now.the pupose this study to describe
the perception ang urgency online laerning for student when
Covid-19 period. The method used descriptive qualitative
because data collected by UNSIKA student respondents.
Keywords: Education, online, Pandemic and perception
Pendahuluan
Pendidikan merupakan sebuah proses pengubahan sikap baik dari ucapan ataupun
tingkah laku, hal ini jelas melibatkan antara pendidik dengan peserta didik (Mustofa,
2019). Adapun tiga bagian yang termasuk kedalam ranah pendidikan diantaranya
pendidikan formal, pendidikan non formal dan pendidikan informal (Rosyad, 2017).
Yang dimaksud dengan pendidikan formal adalah sebuah kegiatan yang dilakukan di
dalam ruangan atau yang berlaku di sekolah untuk sasaran pendidikan ini adalah murid
dan guru yang menjadi fasilitator atau orang yang mentransfer ilmu, kegiatan formal ini
dapat dilaksanakan sesuai dengan peraturan yang sah dan telah disepakati bersama
(Safitri & Sos, 2019). Pendidikan yang kedua adalah non formal kegiatan ini biasa
dilakukan dilingkungan masyarakat atau di luar ruangan seperti yang dilakukan oleh
petugas perpustakaan keliling. Yang menjadi sasaran pendidikan ini ialah masyarakat
sekitar. Dan terakhir ialah pendidikan in formal kegiatan ini seperti kegiatan formal tapi
tidak bisa dikatakan formal karena kegiatan informal ini hanya berupa ekstrakurikuler
yang mana dapat melatih soft skill dan hard skill peserta didik di dalam sekolah ataupun
di luar sekolah (Rismayanthi, 2011).
Tepat pada awal bulan maret tahun 2020 seluruh dunia digemparkan oleh sebuah
virus yang bernama Severe Acute Respiratory Syndrom (SARS) atau bisa disebut dengan
covid-19 (Hairani Lubis, Ramadhani, & Rasyid, 2021). Virus ini merupakan jenis virus
yang paling mematikan di dunia sepanjang sejarah (Elsa Hilmawan) karena dengan
menjalarnya virus tersebut membuat semua aspek ditutup termasuk pendidikan
(Ahdalena, 2021). Akan tetapi pemerintah tidak akan diam karena jika ini dibiarkan maka
dampak yang didapat sangatlah besar diantaranya, mahasiswa menjadi malas karena
sudah lama tidak melakukan pembelajaran sehingga materi yang telah disampaikan oleh
dosen akan terlupakan bahkan bisa bersikap untuk tidak peduli atas apa yang telah
Volume 1, Nomor 10, Oktober 2021
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
1248 http://sosains.greenvest.co.id
didapatkan (Blegur, 2020). Dengan ini pemerintah dengan bijak memberlakukan sistem
pembelajaran daring atau online yang dimulai pada tanggal 16-29 maret karena melalui
pembelajaran ini mahasiswa tetap bisa melakukan kegiatan belajar walaupun dilakukan di
rumah masing-masing guna untuk memutus rantai penyebaran virus covid-19 (Friska,
2021).
Pembelajaran daring merupakan sebuah kegiatan yang menggunakan media
elektronik dengan memanfaatkan teknologi internet sebagai penghubung agar
pembelajaran dapat dilakukan secara online atau daring hal ini dilakukan oleh mahasiswa
dengan dosen (Kuntarto, 2017). Pembelajaran daring adalah pembelajaran yang dapat
mempertemukan antara mahasiswa dengan dosen untuk menjalin komunikasi melalui
bantuan internet (Sadikin & Hamidah, 2020). Aplikasi yang digunakan ketika daring
berlangsung seperti; google classroom, google meet, zoom, dan whatsAps sedangan untuk
media mahasiswa bisa menggunakan laptop, gawai atau komputer (Anugrahana, 2020).
Media yang digunakan untuk mendukung pembelajaran online misalnya edmodo dan
schoology. Agar pembelajaran ini dapat berjalan dengan baik tentunya dibutuhkan sarana
dan prasarana yang memadai sesuai dengan kondisi masing-masing, jikapun tidak maka
pembelajaran ini tidak akan berjalan dengan lancar sehingga menimbulkan banyak faktor
yang membuat pembelajaran ini tidak efektif untuk digunakan (Gusty et al., 2020). Oleh
sebab itu penelitian ini akan lebih terfokus kepada tanggapan pelbagai prodi terhadap
pembelajaran daring, keharusan apa saja yang dilakukan mahasiswa saat pembelajaran
dilakukan di rumah masing-masing, dan faktor apa saja yang meghambat kegiatan
pembelajaran daring dengan ini maksud dari penelitian untuk memperlajari sedalam
mungkin tentang pembelajaran daring mahasiswa di tengah pandemi covid-19. Peneliti
berharap dengan adanya penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan bacaan, sumber
referensi, menambah wawasan dan pengalaman bahkan menjadi solusi untuk
memecahkan masalah hidup baik dalam kehidupan pribadi maupun kehidupan
masyarakat.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif deskriptif karena data yang
terkumpul berserta analisisnya berdasarkan suatu ukuran yang fakta dan terjadi di
mahasiswa. Metode ini memiliki tujuan untuk mendapatkan data yang lebih
akurat mengenai persepsi mahasiswa terhadap pembelajaran daring serta urgensi
yang harus dilakukan dan diperhatikan oleh mahasiswa saat kegiatan
pembelajaran online dimulai. Metode survey diperoleh dari hasil responden dan
angket atau kuesioner sebagai intrumen pengumpulan data yang mana sasarannya
tertuju kepada mahasiswa UNSIKA yang terdiri dari beberapa prodi diantaranya;
Agroteknologi, PIAUD, Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Akuntasnsi,
Teknik Elektro dan Teknik mesin.
Hasil dan Pembahasan
Proses perkuliahan online yang dilakukan oleh mahasiswa dan dosen selama
pandemi covid-19 tepatnya di negara indonesia hal ini mengakibatkan munculnya
beragam persepsi positif, negatif serta penilaian pembelajaran daring dari mahasiswa.
Diharpakan dari persepsi tersebut dapat meningkatkan pembelajaran daring saat ini.
Pembelajaran daring merupakan sebuah kegiatan yang menggunakan media elektronik
serta memanfaatkan teknologi internet sehingga pembelajaran ini dengan mudah di akses
melalui platform tertentu, yang mana dengan pembelajaran ini dapar menghubungkan
jarak antara dosen dan mahasuswa dalam jangkaun jarak yang sangat luas. Pembelajaran
Persepsi Dan Urgensi Pembelajaran Daring Mahasiswa
Di Masa Covid-19
2021
Nurwinda Rahmawati, Annisa Dian Ramadhania, Yovitan Maulidyarsih, Siti
Faridah dan Wienike Dinar Pratiwi 1249
ini dapat diakses melalui beberapa aplikasi online seperti google classroom, google meet,
zoom, whatsAps, dan sebagainya. Pembelajaran ini sangat dibutuhkan guna unruk
menghentikan penyebaran virus covid-19, salah satu bentuk pencegahan agar tidak
tertular yaitu dengan tidak berinteraksi langsung dengan individu lainnya dan
menghindari kerumunan dengan ini pemerintah menginisiasikan pembelajaran dapat
dilakukan secara online, dan rumah merupakan salah satu tempat sekolah yang saat ini
mahasiswa tempati untuk kegiatan belajar (Burhanuddin, Massi, Thahir, Razak, &
Surungan, 2020).
Dampak positif dari pembelajaran daring ini membuat mahasiswa paham
teknologi, tidak harus menempuh perjalanan jauh ke ke kampus, selain belajar dirumah
mahasiswa dapat berkumpul bersama keluarga kegiatan yang biasa dilakukan
diantaranya; membereskan pekerjaan rumah, membantu orangtua, menjalankan bisnis,
dan terakhir dapat mengasah skill baru seperti mengedit vidio. Sedangkan dampak negatif
dari pembelajaran online ini, membuat mahasiswa cepat bosan dan menjenuhkan,
pembelajaran tidak kondusif karena terhambat oleh sinyal atau jaringan, materi tidak
sepenuhnya dapat dipahami, dan terakhir jika melihat monitor dalam waktu lama akan
menimbulkan efek samping salah satunya membuat minus pada mata. Adapun cara untuk
mengatasi dampat negatif tersebut salah satunya adalah mahasiswa dapat menyesuaikan
gaya belajar masing-masing, gunakan tempat yang sejuk, tentram dan tenang karena
faktor lingkunganpun sangat memperngaruhi hasil belajar (Bayan, 2020).
Mahasiswa belum mengatakan bahwa pembelajaran ini sudah efektif karena
masih banyak keluhan menganai jaringan internet, pembiayaan serta pemahaman sebuah
materi seperti Program Studi Teknologi Pertanian sebagian besar mata kuliah ini
memerlukan praktik serta kunjungan lapangan secara langsung agar lebih memahami
sebuah materi, selain itu Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
melakukan praktek drama dan terakhir dari Program Studi Teknik Industri materi yang
disampaikan lebih banyak praktik proses produksi sehingga tidak bisa diselesaikan secara
online. Sehingga munculah persepsi bahwa pembelajaran online ini terlihat abstrak dan
menyatakan bahwa negara ini belum siap untuk belajar melalui daring.
Berdasarkan hasil data yang diperoleh hal ini menyatakan bahwa mahasiswa yang
melakukan peninjauan terhadap materi yang sudah disampaikan atau dijelaskan oleh
dosen selama pembelajaran daring dilaksanakan berkisar 68% hal ini dapat dikatakan
dominan karena presentase yang paling tinggi berada di persepsi ini yang menandakan
“membaca ulang (belajar) walau hanya sedikit” guna untuk melakukan tinjau ulang
materi ini jika suatu hari terdapat kuis dadakan mahasiswa tidak kaget menghadapi suatu
soal. Selanjutnya perbandingan antara mahasiswa yang melakukan belajar kembali
setelah pemberian materi telah selesai dengan mahasiswa yang langsung tidur karena
kejenuhan materi memiliki masing-masing bobot nilai 14% (setara) untuk mahasiswa
yang belajar bisa digolongkan dengan mahasiswa rajin sedangkan yang bagi mahasiswa
yang tidur dapat digolongkan dengan mahasiswa yang belum rajin. dan adapun
mahasiswa yang bersikap tidak peduli atas materi yang sudah didapatkan kegiatan ini
hanya memiliki nilai 4% setelah pembelajaran selesai mahasiswa tidak melakukan
kegiatan apapun.
Volume 1, Nomor 10, Oktober 2021
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
1250 http://sosains.greenvest.co.id
Gambar 1. Grafik. Persepsi Materi
Data dibawah menyatakan persepsi mahasiswa tentang bagaimana jika
pembelajaran daring dihilangkan. Hal yang membuat mahasiswa setuju, karena
mahasiswa sudah merasakan bagaimana jenuhnya pembelajaran daring yang harus
dilakukan mahasiswa bertatap langsung dengan layar gawai atau laptop berjam-jam
alasan itu merupakan salah satu faktor merusak mata sehingga mata menjadi minus dari
sisi lain materi yang didapatkan tidak sepenuhnya dimengerti data yang didapatkan
sangatlah tinggi dibandingkan dengan data yang lain untuk mahasiswa yang setuju daring
dihilangkan memiliki nilai 36%. Selain pembelajaran daring dihilangkan bahkan ada
mahasiswa yang memberikan pendapat bahwa jika daring dihilangkan itu tidak setuju, hal
yang membuat mahasiswa menyatakan tidak setuju karena negara ini masih berada dalam
zona yang tidak aman akan virus. Pembelajaran ini dihilangkan akan menimbulkan
kehawatiran yang tinggi diantaranya, mahasiswa malas belajar, materi tertinggal, bahkan
dapat menjadi generasi yang tidak produktif, mahasiswa yang tidak setuju memiliki
kisaran nilai 32%. Sedangkan sebagian mahasiswa lainnya mengatakan masih bingung
antara dihilangkan atau tidak pembelajaran daring tersebut hal ini memiliki bobot nilai
23% dan terakhir untuk mahasiswa yang tidak bisa memilih memiliki nilai 9%.
Gambar 2. Persepsi Pembelajaran Daring Dihilangkan
Data di bawah menyatakan faktor yang dapat menghambat saat kegiatan daring
dilakukan. 73% mahasiswa yang menyampaikan bahwa selama daring tidak ada faktor
yang mengganggu dalam artian pembelajaran daring ini dilaukan dengan lancar dan baik.
Berbeda dengan mahsiswa yang mempunyai adik atau kakak hal ini bisa menjadi faktor
sehingga pembelajaran tidak fokus karena ada orang yang mengganggu. Faktor ini
memiliki nilai 18% sedangkan untuk mahasiswa yang terganggu akan orangtua misalnya
Tidur
Belajar
Belajar sedikit
Lupakan
Setuju
Tidak Setuju
Bingung
Tidak ada pilihan
Persepsi Dan Urgensi Pembelajaran Daring Mahasiswa
Di Masa Covid-19
2021
Nurwinda Rahmawati, Annisa Dian Ramadhania, Yovitan Maulidyarsih, Siti
Faridah dan Wienike Dinar Pratiwi 1251
terkadang orangtua tidak mudah percaya apabila mahasiswa memakai gawai itu sedang
kuliah dan persepsi orang tua dapat menyimpulkan bahwa hanya bermain gawai hal ini
terjadi bagaimana tuturan mahasiswa terhadap orang tua jikapun orang tua sudah
mengerti hal ini tidak akan terjadi nilai yang menjadikan orangtua sebagian dari faktor
pembelajaran daring memiliki nilai 4%. Dan terakhir 5% untuk mahasiswa yang
mempunyai saudara baik itu saudara kecil atau saudara besar biasanya yang dilakukan
saudara besar memberikan ledekan atau guyonan.
Gambar 3. Faktor Kegiatan Belajar Daring
Berikut adalah data yang menyatakan perbandingan antara tatap muka (luring dan
daring) kebanyakan dari mahasiswa menyatakan bahwa mereka lebih baik menggunakan
sistem luring karena materi yang belum dipahami dapat ditanyakan secara langsung
kepada dosen yang bersangkutan, diskusi dengan mahasiswa pun akan terlihat baik
karena bisa dilakukan secara spontan tidak dengan cara mengetik, menunggu balasan, dan
atau merekam audio voice note yang akan dibuka sesuai keinginan mahasiswa itu sendiri,
mahasiswa yang mendukung bahwa pembelajaran luring lebih efektif memiliki nilai 95%.
Sedangkan mahasiswa yang memberikan pendapat bebas hanya 5%.
Gambar 4. Perbandingan Daring Dan Luring
Pemberian tugas merupakan salah satu kegiatan yang biasa dilakukan oleh dosen
kepada mahasiswa karena dosen ingin mahasiswanya aktif maka dari itu diberikanlah
bermacam-macam tugas dari setiap mata kuliah mahasiswa (Mina Syanti Lubis,
Rahimah, & Lubis, 2019). Yang menyatakan bahwa tugas dosen sangat membebani
mahasiswa ada 36% untuk mahasiswa yang masih bingung akan pemberian tugas harus
Daring
Luring
Bebas
Tidak ada pilihan
Kakak atau adik
Orangtua
Saudara
Tidak ada
Volume 1, Nomor 10, Oktober 2021
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
1252 http://sosains.greenvest.co.id
dinilai berapa sehingga memunculkan kata mungkin hal ini memiliki nilai 50%. Untuk
mahasiswa yang merasa bahwa tugas tidak membebani hidupnya hanya 9% dan terakhir
mahasiswa yang tidak mempunyai pilihan hanya 5%.
Gambar 5. Pemberian tugas
Kesimpulan
Pendidikan merupakan suatu hal yang wajib dimiliki tiap individu, dengan
pendidikanlah akan melahirkan generasi yang berintelektual, berintegritas dengan
landasan soft skill dan hard skill yang telah dimiliki oleh tiap individunya. Apapun jenis
pembelajaran yang saat ini dilakukan semoga pembelajaran dapat lebih baik lagi seperti
metode yang harus diperbaiki dan fasilitas mendukung guna untuk meningkatkan
efiseiensi pembelajaran lebih baik serta memberikan materi yang substansif agar
mahasiswa mudah memahami tanpa terkecuali diakhir perlu adanya saling mengerti satu
sama lain terhadap situasi dan kondisi karena tidak semua tempat dapat memiliki jaringan
internet yang bagus.
Bibliografi
ahdalena, Ahdalena. (2021). Analisis Kebijakan Politik Rezim Hindia Belanda Dalam
Penanganan Pandemi Pada Tahun 1918 Dan Peran Negara Dalam Menangani
Covid-19. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.
Anugrahana, Andri. (2020). Hambatan, solusi dan harapan: pembelajaran daring selama
masa pandemi covid-19 oleh guru sekolah dasar. Scholaria: Jurnal Pendidikan Dan
Kebudayaan, 10(3), 282289.
Bayan, Andi Yustika Manrimawagau. (2020). Green Accounting berbasis Maslahah
dalam Mewujudkan University Social Responsibility (Studi pada Universitas Islam
Negeri Alauddin Makassar). Makassar: Universitas Islam Negeri Alauddin
Makassar.
Blegur, Jusuf. (2020). Soft Skills untuk Prestasi Belajar: Disiplin Percaya diri Konsep
diri akademik Penetapan tujuan Tanggung jawab Komitmen Kontrol diri. Jawa
Timur: Scopindo Media Pustaka.
Burhanuddin, Andi Iqbal, Massi, Muh Nasrum, Thahir, Hasanuddin, Razak, Amran, &
Surungan, Tasrief. (2020). Merajut Asa Di Tengah Pandemi Covid-19 (Pandangan
Akademisi UNHAS). Yogyakarta: Deepublish.
Friska, Roviandri. (2021). Persepsi Mahasiswa Pai Terhadap Sistem Pembelajaran
Daring Di Masa Pandemi Covid-19. Lampung: Universitas Islam Negeri Raden
Intan Lampung.
Gusty, Sri, Nurmiati, Nurmiati, Muliana, Muliana, Sulaiman, Oris Krianto, Ginantra, Ni
Ya
Tidak
Mungkin
Tidak ada pilihan
Persepsi Dan Urgensi Pembelajaran Daring Mahasiswa
Di Masa Covid-19
2021
Nurwinda Rahmawati, Annisa Dian Ramadhania, Yovitan Maulidyarsih, Siti
Faridah dan Wienike Dinar Pratiwi 1253
Luh Wiwik Sri Rahayu, Manuhutu, Melda Agnes, Sudarso, Andriasan, Leuwol,
Natasya Virginia, Apriza, Apriza, & Sahabuddin, Andi Arfan. (2020). Belajar
Mandiri: Pembelajaran Daring di Tengah Pandemi Covid-19. Yogyakarta: Yayasan
Kita Menulis.
Kuntarto, Eko. (2017). Keefektifan model pembelajaran daring dalam perkuliahan bahasa
Indonesia di perguruan tinggi. Journal Indonesian Language Education and
Literature, 3(1).
Lubis, Hairani, Ramadhani, Ayunda, & Rasyid, Miranti. (2021). Stres Akademik
Mahasiswa dalam Melaksanakan Kuliah Daring Selama Masa Pandemi Covid 19.
Jurnal Psikologi, 10(1), 3139.
Lubis, Mina Syanti, Rahimah, Anni, & Lubis, Ilham Sahdi. (2019). Kesulitan-Kesulitan
Yang Dihadapi Oleh Mahasiswa Yang Mengampuh Mata Kuliah Bahasa Indonesia
Di Program Studi Bahasa Indonesia Ipts Dalam Penulisan Karya Tulis Ilmiah (Kti).
Jurnal Education And Development, 7(3), 193.
Mustofa, Ali. (2019). Metode Keteladanan Perspektif Pendidikan Islam. Cendekia: Jurnal
Studi Keislaman, 5(1), 2342.
Rismayanthi, Cerika. (2011). Optimalisasi pembentukan karakter dan kedisiplinansiswa
sekolah dasar melalui pendidikan jasmaniolahraga dan kesehatan. Jurnal
Pendidikan Jasmani Indonesia, 8(1).
Rosyad, Rifqi Abdul. (2017). Kualifikasi Pemimpin Lembaga Pendidikan Formal, Non
Formal Dan Informal Lembaga Pendidikan Islam. Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Raushan Fikr, 6(1), 107123.
Sadikin, Ali, & Hamidah, Afreni. (2020). Pembelajaran Daring Di Tengah Wabah Covid-
19 (Online Learning in the Middle of the Covid-19 Pandemic). Biodik, 6(2), 214
224.
Safitri, Dewi, & Sos, S. (2019). Menjadi Guru Profesional. Riau: PT. Indragiri Dot Com.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike
4.0 International License.