Volume 1, Nomor 10, Oktober 2021
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
1271 http://sosains.greenvest.co.id
MANAJEMEN PENGEMBANGAN DESTINASI TAMAN WISATA
AMMANI KABUPATEN PINRANG DI ERA PANDEMI COVID-19
Suardi Palaba
Politeknik Pariwisata Makassar, Indonesia
E-mail: suardipoltekpar@gmail.com
Diterima:
28 September
2021
Direvisi:
13 Oktober 2021
Disetujui:
15 Oktober 2021
Abstrak
Manajemen pengembangan penting bagi setiap aktivitas individu
atau kelompok dalam organisasi untuk mencapai suatu tujuan
yang diinginkan. Tujuan penelitian ini menjelaskan manajemen
pengembangan destinasi taman wisata Ammani Kabupaten
Pinrang di era pandemi Covid 19 dan menganalisis manajemen
pengembangan yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah dan
pihak pengelola destinasi taman wisata Ammani Kabupaten
Pinrang di era pandemi Covid 19 dalam meningkatkan
pendapatan daerah dan mempertahankan eksistensi kunjungan.
Penelitian dilaksanakan di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Kabupaten Pinrang. Jenis penelitian deskriptif kualitatif dan
kuantitatif yang bersumber dari data primer dan data sekunder.
Teknik pengumpulan data yaitu wawancara, observasi,
penelitian kepustakaan dan dokumentasi. Informan penelitian
sebanyak 4 (empat) orang. Data yang diperoleh dari lokasi baik
data primer maupun data sekunder, akan disusun dan disajikan
serta dianalisis dengan menggunakan deskriptif kualitatif berupa
pemaparan yang kemudian dianalisis dan dinarasikan. Hasil
penelitian menemukan bahwa manajemen pengembangan
destinasi taman wisata Ammani Kabupaten Pinrang di era
pandemi Covid 19 ditentukan oleh ketersediaan pendapatan dan
keberadaan sumber daya manusia untuk mengembangkan
perencanaan, pengorganisasian, penggerakan atau tindakan dan
pengawasan objek dan daya tarik wisata Pantai Harapan
Ammani sebagai dasar bagi kepariwisataan dan potensi yang
menjadi pendorong kehadiran/kunjungan wisatawan ke suatu
daerah tujuan dan wisata. Upaya Pemerintah Daerah dan pihak
pengelola destinasi taman wisata meningkatkan pendapatan
daerah dan mempertahankan eksistensi kunjungan di masa
pandemi Covid 19 melalui kegiatan perencanaan pengembangan
wisata, pengorganisasian tugas operasional dari pengelola
destinasi wisata, penggerakan berupa partisipasi semua pihak
dalam pengembangan wisata dan pengawasan atas setiap
kegiatan agar terkoordinir dengan baik.
Kata kunci: Manajemen Pengembangan, Perencanaan,
Pengorganisasian, Penggerakan, Pengawasan
Abstract
The development management is important by individual and
group activities in organization to achieving of goal. The
research aim to explained the development management of
Amamni tourism park destination at Pinrang Regency in
pandemi era Covid 19, and to analysis the development
Manajemen Pengembangan Destinasi Taman Wisata
Ammani Kabupaten Pinrang Di Era Pandemi Covid-19
2021
H. Suardi 1272
management by Regional Government and management field of
Amamni tourism park destination at Pinrang Regency in
pandemi era Covid 19 in increasing the regional income and
depend of visiting existence. These research applied at Culture
and Tourism Instance Pinrang Regency. Kind of research were
qualitative and quantitative descriptives which sources from
primary and secondary data. The technique of gathering data
consist of interview, observation, library and documentation.
The research information as amount 4 (four) persons. Data
obtained from location as well as primary or secondary data
would to arrange and preparation and analysis with qualitative
descriptive such as description and to analyzed and naration.
The result of research to found that the development
management of Ammani tourism park destination Pinrang
Regency in pandemi era Covid 19 appointment of available the
income and human resources to development of planning,
organiing, actuating and controlling the object and tourism
interest of Ammani Beach as the basic of tourism and potency
which support of the present/visiting the tourist to one of area.
The regional government and manager of Ammani tourism park
destination in increasing the regional income and existence of
visiting in pandemi era Covid 19 through the planning of tourism
development, organization of operational task from the manager,
actuating such as the participation all of parties in development
of tourism and controlling the activities in order to coordinir
with good.
Keywords: Management, Development, Planning, Organizing,
Actuating, Controlling
Pendahuluan
Upaya pengelolaan dan pengembangan pariwisata di Kabupaten Pinrang, Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata ini tidak berjalan sendiri melainkan bermitra dengan Dinas
Kominfo dalam mempromosikan objek wisata potensial (Sudirman, 2019). Pemerintah
Kabupaten Pinrang yakni Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dalam mengembangkan
sektor pariwisata, melakukan metode pembenahan mulai dari pelayanan hingga
keamanan, karena sektor pariwisata sangat menunjang perkembangan dan pendapatan
daerah. Melakukan perbaikan infrastruktur untuk menunjang pelayanan dan keamanan
pariwisata, dan dalam melakukan perbaikan dengan bekerja sama melibatkan masyarakat
setempat (Resdiana & Puspaningrum, 2018).
Dasar hukum dalam pengembangan pariwisata yang sesuai dengan prinsip
pengembangan adalah Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 2009 Tentang
Kepariwisataan, pasal 6 yaitu pembangunan kepariwisataan dilakukan berdasarkan asas
sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 yang mewujudkan melalui pelaksanaan rencana
pembangunan kepariwisataan dengan memperhatikan keanekaragaman, keunikan, dan
kekhasan budaya dan alam, serta kebutuhan manusia untuk berwisata (Yadnya &
Wibawa, 2020). Pasal 8 ayat (1) pembangunan kepariwisataan dilakukan berdasarkan
Volume 1, Nomor 10, Oktober 2021
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
1273 http://sosains.greenvest.co.id
rencana induk pembangunan kepariwisataan yang terdiri atas rencana induk
pembangunan kepariwisataan nasional, rencana induk pembangunan kepariwisataan
provinsi, dan rencana induk pembangunan kepariwisataan kabupaten/kota; (2)
Pembangunan kepariwisataan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan bagian
integral dari recana pembangunan jangka panjang nasional (Prakoso, 2016).
Pasal 11: Pemerintah bersama lembaga yang terkait dengan kepariwisataan
menyelenggarakan penelitian dan pengembangan kepariwisataan untuk mendukung
pembangunan kepariwisataan. Serta Pasal 12: (1) aspek-aspek penetapan kawasan
strategis pariwisata). Adapun dasar hukum tentang pariwisata di Kabupaten Pinrang
sebagai salah satu daerah yang ada di Sulawesi Selatan terdapat dalam Peraturan Daerah
Kabupaten Pinrang (PERDA) Nomor 14 Tahun 2012 Pasal 6 berbunyi penataan ruang
Kabupaten Pinrang bertujuan untuk mewujudkan tata ruang yang aman, nyaman, efisien,
dan produktif secara berkelanjutan dalam tatanan kawasan ekonomi terpadu nasional dan
daerah yang di dukung oleh kawasan agropolitan, minipolitan, dan kawasan wisata
dengan memadukan agribisnis, agroindustri, dan agrowisata. Serta peningkatan kualitas
lingkungan, daratan, pesisir pantai, perbukitan, dan daerah irigasi secara sinergi antara
sektor dan wilayah.
Berdasarkan potensi yang dimiliki Kabupaten Pinrang mempunyai prospek yang
cukup menjanjikan untuk meningkatkan daya saing daerah baik di tingkat daerah maupun
nasional, khususnya beberapa komoditas yang memiliki keunggulan kooperatif pada
sektor pariwisata dan kebudayaan. Adanya potensi pariwisata yang tidak didukung oleh
sistem pengelolaan yang baik, namun yang terjadi adalah sebaliknya, di mana upaya
Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Pinrang berkaitan dengan
pelaksanaan tugas, pokok dan fungsi belum berjalan optimal sesuai dengan yang
diharapkan, kenyataannya penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi Dinas Pariwisata,
Pemuda dan Olahraga Kabupaten Pinrang masih dihadapkan pada berbagai kendala baik
yang berasal dari dalam maupun dari luar organisasi ( http://online24jam.com).
Manajemen pengembangan sangat penting bagi setiap aktivitas individu atau
kelompok dalam organisasi untuk mencapai suatu tujuan yang diinginkan (Putri, 2017).
Manajemen pengembangan beriorentasi pada proses (process oriented) yang
membutuhkan sember daya manusia, yang memiliki pengetahuan, penguasaan dan
keterampilan agar aktivitas menjadi lebih efektif atau dapat menghasilkan tindakan dalam
mencapai kesuksesan. Oleh sebab itu, tidak akan ada organisasi yang akan sukses apabila
tidak menggunakan manajemen yang baik (Terry, 2021).
Manajemen pengembangan sebagai upaya mengatur sumber daya yang dimiliki
untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Manajemen pengembangan
sebagai proses untuk mencapai tujuan organisasi (Kurniawan, 2015). Sebagai proses
untuk mencapainya diperlukan perencanaan yang matang, pelaksanaan yang konsisten,
tindakan yang nyata, dan pengendalian pengawasan secara kontinyu agar tujuan yang
diinginkan dapat tercapai dengan efisien dan efektif (Yusuf & Al Arif, 2015).
Terkait dengan penelitian ini mengenai pengembangan destinasi taman wisata
Ammani Kabupaten Pinrang di era pandemi Covid 19, Kepala Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata Kabupaten Pinrang, Bapak Aswandi Haruna mengatakan obyek wisata
termasuk taman wisata Ammani telah dibuka dan beroperasi kembali di masa new
normal, sesuai dengan anggaran yang tersedia untuk destinasi wisata Ammani, walaupun
perolehan pendapatan obyek wisata Ammani tidak masuk dalam kas daerah, tetapi
dikelola ole Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis).
Desa Mattiro Tasi merupakan salah satu dari 9 desa di wilayah Kecamatan Mattiro
Sompe. Desa ini bermula sejak terbentuknya Dusun Ammani yang berasal dari kata
AMMANI yang artinya aman, dan sejak awal dusun ammani merupakan salah satu
Manajemen Pengembangan Destinasi Taman Wisata
Ammani Kabupaten Pinrang Di Era Pandemi Covid-19
2021
H. Suardi 1272
bagian dari Desa Mattongang-tongang dan penduduknya terdiri dari berbagai suku yang
menetap di dalamnya mulai dari Bone, Maros, Makassar, dan Mandar. Dusun Ammani
berkembang hingga akhirnya dibentuk menjadi desa persiapan. Dusun Ammani memiliki
sebuah pantai yang tak terawat, yang mulai dikembangkan atas dasar swadaya
masyarakat pada tahun 2015. Pantai Harapan Baru Ammani yang terletak di Desa
Taddang Pali’e, Kecamatan Mattiro Sompe Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan saat ini
telah menjelma menjadi sebuah pantai yang cukup populer di kawasan Sulawesi Selatan.
Pantai Ammani mulai dikunjungi tahun 2017, dan hampir setiap pekan Pantai Ammani
selalu ramai dikunjungi wisatawan yang sedang berlibur bersama keluarga.
Hal ini tidak terlepas dari upaya masyarakat sekitar yang mengelola kawasan
wisata Pantai Ammani secara swadaya, pemerintah dan sejumlah pihak yang juga ikut
serta membantu mulai dengan perbaikan jalan, pembangunan instalasi listrik hingga
perbaikan sempadan pantai. Sejumlah instansi juga berperan serta seperti dalam
pengadaan freezer untuk menyimpan hasil laut dan tempat sampah untuk menjaga
kebersihan di sekitar Pantai Ammani. Masyarakat setempat mengelola Pantai Ammani
dengan mulai meratakan daerah sekitar pantai yang berbukit dan membuka akses
kendaraan untuk masuk ke lokasi Pantai Ammani.
Gambaran jumlah pengunjung setelah destinasi Taman Wisata Ammani dikenal
setiap hari banyak yang datang berkunjung. Berdasarkan data lima tahun terakhir mulai
tahun 2016 sampai akhir 2019 jumlah pengunjung meningkat, dan memasuki tahun 2020
sampai sekarang, jumlah pengunjung mengalami penurunan karena masa pandemik. Data
menunjukkan sebelum masa pandemik Covid 19 jumlah pengunjung mengalami
peningkatan dari tahun 2016 sebanyak 31.277 orang sampai tahun 2019 sebanyak 36.788
orang, dan pada tahun 2020 menurun menjadi 1.595 orang, penurunan dimulai per Maret
2020.
Eksistensi yang dimiliki oleh destinasi taman wisata Ammani yaitu wisata pantai
yang didalamnya pengunjung bisa berwisata kuliner, karena difasilitasi oleh program
PNPM yang menyediakan sarana prasarana seperti warung makan, kios menjual
cinderamata atau oleh-oleh khas Kabupaten Pinrang, tersedia juga gazebo 50 unit yang
bisa ditempati satu keluarga untuk rekreasi di pantai, ada 1 mushollah, 3 unit kamar
mandi/kamar ganti, tempat parkir dan dikelola oleh sebanyak 10 orang dari masyarakat
dan 5 orang dari pihak pemerintah (Dinas Pariwisata Kabupaten Pinrang). Para
pengunjung yang telah datang di tempat ini sangat menyukai tempat wisata dan
mempunyai kesan menyenangkan, karena bisa berkumpul bersama keluarga sambil
rekreasi dan menikmati hasil laut.
Masyarakat sekitar pantai berpartisipasi untuk mempromosikan taman wisata
Ammani sebagai kawasan destinasi pantai dan kuliner, serta menjual berbagai souvenir
khas daerah. Ini menjadi bentuk partisipasi untuk memperkenalkan tempat wisata Pantai
Ammani dikenal luas, tidak hanya masyarakat Pinrang tetapi juga pengunjung di luar
Kabupaten Pinrang.
Saat ini memasuki masa new normal, destinasi taman wisata Ammani kembali
dibuka dengan ketentuan sesuai protokol kesehatan yaitu menerapkan 3M (memakai
masker, mencuci tangan dengan air yang mengalir dan menjaga jarak). Selain itu, jumlah
kunjungan ke destinasi wisata juga dibatasi, agar setiap pengunjung tidak saling
berkumpul dan tetap menjaga jarak.
Model perbaikan tempat wisata ini dengan menerapkan manajemen pengembangan
destinasi taman wisata yang menarik perhatian dan memiliki daya tarik wisata untuk
dikunjungi. Model manajemen pengembangan dilakukan mulai dari perencanaan,
Volume 1, Nomor 10, Oktober 2021
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
1273 http://sosains.greenvest.co.id
pengorganisasian, penggerakan/tindakan dan pengawasan atas perbaikan jalan, instalasi
listrik, perbaikan sempadan pantai, menyediakan sarana bisnsi, fasilitas keamanan
kawasan, menyediakan tower pengawas di sekitar pantai dan tempat interaksi sosial
pengunjung supaya lebih nyaman dan bertaraf nasional. Untuk mewujudkan hal itu perlu
dianggarkan pembiayaan baik dari APBD maupun retribusi masyarakat yang diperkirakan
menelan biaya Rp. 1 Miliyar.
Akses menuju ke destinasi wisata Ammani, hanya perlu menempuh jalur darat
sekitar 40 menit dan lokasinya tidak terlalu jauh dari Pantai Wakka, dan pastikan datang
di pagi hari sebab suasana sejak pagi sudah ramai dan semakin siang akan semakin ramai.
Sayangnya, karena destinasi wisata Ammani masih tahap pengembangan, karena selama
ini dikembangkan secara swadaya oleh masyarakat setempat, di mana fasilitas yang ada
masih minim. Kendala operasional yang dihadapi pengunjung yang berwisata yaitu harus
melewati jalan kecil yang masih perlu diperlebar dan diperbaiki.
Untuk itu perlu dilakukan perbaikan pengembangan destinasi taman wisata
Ammani di era pandemi Covid 19 dan telah memasuki masa new normal. Manajemen
pengembangan yang diterapkan baik oleh pihak pemerintah dan stakeholder dalam hal ini
pengelola destinasi sebagai upaya untuk mempertahankan eksistensi kunjungan melalui
kegiatan perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), penggerakan/ tindakan
(actuating) dan pengawasan (controlling).
Dalam memahami objek wisata, tidak terlepas dari apa itu pariwisata. Pariwisata
adalah perpindahan orang untuk sementara dan dalam waktu jangka pendek ke tujuan-
tujuan diluar tempat dimana mereka biasanya hidup dan bekerja dan kegiatan-kegiatan
mereka selama tinggal di tempat-tempat tujuan itu (Utomo, Yuwono, & Amarrohman,
2017). Dalam pengertian yang luas pariwisata adalah perjalanan dari suatu tempat ke
tempat lain, bersifat sementara, dilakukan perseorangan atau kelompok, sebagai usaha
mencari keseimbangan atau keserasian dan kebahagiaan dengan lingkungan hidup dalam
dimensi sosial, budaya, alam, dan ilmu.
Pengetahuan tentang pariwisata telah berevolusi dan telah menarik perhatian para
peneliti dari berbagai cabang pengetahuan, tetapi berbagai makna dikaitkan dengan
pariwisata belum menemui titik temu. “tourism studies had become stale, tired, repetitive,
and lifeless”. Meskipun begitu, pada kenyataannya, penelitian di bawah payung
pariwisata terus mengalami perbedaan, perdebatan dan perkembangan. Beberapa peneliti
melihat pariwisata sebagai “aktivitas” dan juga sebagai “sistem” peneliti lainnya
menganggapnya sebagai kumpulan fenomena”. Ada juga yang menyatakannya sebagai”
temporary movement’ dan bahkan sebagai “social act” (Bafadhal, 2018).
Pendapat resmi dan sering dipakai adalah dari United Nations World Tourism
Organisation (UNWTO) bahwa “tourism comprises the activities of persons travelling to
and staying in places their usual environment, for not more than one consecutive year, for
leisure, business and other purposes” ((UNWTO), Blomberg-Nygard, & Anderson,
2016). UNWTO juga menyatakan bahwa pariwisata berbeda dari travel. Agar pariwisata
terjadi, harus ada perpindahan dimana seorang individu perlu untuk melakukan travel
menggunakan jenis alat transportasi tertentu, tetapi perlu dicatat bahwa all tourism should
have some travel, but not all travel is tourism. Lebih lanjut, salah satu pendekatan yang
lebih holistik dikemukakan Gelgel yang mendefinsikan pariwisata sebagai sebuah sistem
dan elemen pembentuknya yaitu It is the system involving the discretionary travel and
temporary stay of persons away from their usual place of residence for one or more
nights, excepting tours for the primary purpose of earning remuneration from points en
route. The elements of the system are tourists, generating regions, transit routes,
destination regions and a tourist industry (Antara, Gelgel, & Utama, 2019).
Manajemen Pengembangan Destinasi Taman Wisata
Ammani Kabupaten Pinrang Di Era Pandemi Covid-19
2021
H. Suardi 1274
Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Pinrang.
Hal ini didasarkan karena instansi tersebut telah diberi kewenangan untuk melakukan
pengembangan destinasi taman wisata Ammani Kabupaten Pinrang di era pandemi Covid
19. Waktu penelitian di bulan April 2021. Jenis data menggunakan data kuantitatif dan
kualitatif yang bersumber dari data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data
meliputi wawancara, observasi, penelitian kepustakaan dan dokumentasi. Metode analisis
menggunakan deskriptif kualitatif dengan langkah-langkah reduksi data, penyajian data,
penarikan kesimpulan sesuai dengan triangulasi data berdasarkan sumber, tehnik dan
waktu.
Hasil dan Pembahasan
Manajemen Pengembangan Destinasi Taman Wisata Ammani Kabupaten Pinrang
di Era Pandemi Covid 19.
Pengembangan destinasi pariwisata sebagai salah satu tujuan yang dicari oleh
semua orang, bukan hanya orang dewasa saja bahkan anak kecil juga. Dan semua orang
ingin mengunjungi tempat-tempat wisata yang ada di berbagai daerah. Banyak sektor
pariwisata yang menarik perhatian wisatawan lokal maupun mancanegara (Simanjuntak,
Tanjung, & Nasution, 2017).
Destinasi wisata Pantai Harapan Ammani memiliki akses yang bagus untuk
dikunjungi, mudah dilewati oleh kendaraan roda dua maupun roda empat, dengan
disuguhkan banyaknya pepohonan yang rindang, sejuk, dan hijau. Atraksi yang
disuguhkan cukup beragam. Hanya saja di masa pandemi Covid 19 pengunjung tidak lagi
memadati pantai seperti sebelum Covid melanda Indonesia (Khathir & Gani, 2021).
Untuk itu peran masyarakat dalam mengelola destinasi wisata Pantai Harapan Ammani
penting bagi berlangsungnya wisata maupun wisatawan dengan berjualan maupun
membuat atraksi yang dapat menarik wisatawan untuk mengunjungi objek wisata. Peran
serta masyarakat harus mendapat dukungan dari pemerintah untuk melakukan manajemen
pengembangan destinasi wisata Pantai Ammani ini. Adapun kegaitan dari manajemen
pengembangan tersebut meliputi perencanaan, pengorganisasian, penggearkan dan
pengawasan.
Perencanaan dalam hal ini pihak pemerintah menjalani proses memutuskan tujuan-
tujuan apa yang akan dikejar selama jangka waktu yang akan datang dan apa yang
dilakukan agar tujuan-tujuan itu dapai tercapai. Untuk tercapainya sebuah perencanaan
yang sistematis diperlukan sebuah proses perencanaan strategi. Selanjutnya melakukan
pengelompokkan kegiatan untuk mencapai tujuan dan penugasan setiap kelompok kepada
seorang manajer yang memiliki kekuasaan dalam mengawasi anggota kelompok untuk
menjalankan kegaitan tersebut, dalam hal ini pengmbangan destinasi wisata Pantai
Ammani. Komponen pengorganisasian terdiri dari pekerjaan pengembangan pariwisata,
pegawai, para petugas, dan masyarakat di kawasan pantai (Japri & Fitriani, 2020).
Setelah perencanaan dan pengorganisasian, selanjutnya dilakukan pergerakan
untuk mengintegrasikan setiap usaha-usaha yang telah direncakana agar dilaksanakan
agar pengembangan destinasi wisata dapat terealisasi dengan baik. Berikutnya melakukan
kegaitan pengawasan yang merupakan proses dasar, serupa saja dimanapun ia terdapat
dan apapun yang diawasi, kegiatan membandingkan atau mengukur yang sedang atau
sudah dilaksanakan dengan kriteria, standar atau rencana-rencana yang sudah ditetapkan
sebelumnya. Pengawasan atau kontrol yang merupakan bagian terakhir dari fungsi
manajemen pengembangan destinasi wisata dilaksanakan untuk mengetahui apakah
kegiatan sudah berjalan sesuai rencana, apakah ada hambatan, bagaimana pencegahan
Volume 1, Nomor 10, Oktober 2021
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
1275 http://sosains.greenvest.co.id
untuk penyalahgunaan dan kerugian yang akan dialami, serta untuk meningkatkan efisien
dan efektifitas organisasi.
Manajemen pengembangan destinasi wisata Pantai Ammani ditentukan oleh
ketersediaan pendapatan dan keberadaan sumber daya manusia untuk menjalankannya.
Manajemen pendapatan sebagai sebuah strategi yang dinamis untuk mengoptimalkan
produk dan harga sehingga dapat memaksimalkan pendapatan dan juga pertumbuhan
bisnis wisata. Demikian halnya dengan sumber daya manusia, perlu juga mendapat
pengaturan agar efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Destinasi wisata Taman Ammani memerlukan manajemen pengembangan untuk
mendorong kehadiran wisatawan dengan melakukan perbaikan dan penambahan wahana
atau spot, yang selanjutnya menerapkan promosi paket wisata. Semua ini harus
diupayakan oleh pihak pemerintah mengembangkan destinasi taman wisata Ammani
untuk meningkatkan pendapatan daerah dan mempertahankan eksistensi kunjungan dari
wisatawan sesuai dengan manajemen pengembangan mulai dari perencanaan,
pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan.
Upaya Pemerintah Daerah dan Pihak Pengelola Destinasi Taman Wisata Ammani
meningkatkan Pendapatan Daerah dan Mempertahankan Eksistensi Kunjungan
Upaya Pemerintah Daerah dan pihak pengelola destinasi taman wisata Ammani
dalam meningkatkan pendapatan daerah dan mempertahankan eksistensi kunjungan
melalui penerapan manajemen pengembangan berupa Planning, Organization, Actuating
dan Controling POAC sebagai berikut:
a. Perencanaan (Planning)
Pariwisata merupakan industri yang memiliki kriteria-kriteria khusus,
mengakibatkan dampak positif dan negatif. Untuk memenuhi kriteria tersebut,
memaksimalkan dampak positif dan meminimalkan dampak negatif yang ditimbulkan
dengan sehubungan dengan pengembangan pariwisata diperlukan perencanaan pariwisata
yang matang. Kesalahan dalam perencanaan akan mengakibatkan munculnya berbagai
macam permasalahan dan konflik kepentingan di antara para stakeholders. Dalam
pengembangan pariwisata perencanaan bertujuan untuk mencapai cita-cita atau tujuan
pengembangan pariwisata. Secara garis besar perencanaan pariwisata mencakup beberapa
hal penting yaitu peningkatan daya tarik pada obyek wisata, penyediaan fasilitas
aksebilitas dan penyediaan amenitas.
b. Pengorganisasian (Organizing)
Pengorganisasian berarti menentukan, mengelompokkan dan pengaturan berbagai
kegiatan yang dianggap perlu untuk pencapaian tujuan, penugasan orang-orang dalam
kegiatan-kegiatan ini, dengan menetapkan faktor-faktor lingkungan fisik yang sesuai, dan
menunjukkan hubungan kewenangan yang dilimpahkan terhadap setiap individu yang
ditugaskan untuk melaksanakan kegiatan. Ada empat aspek dalam pengorganisasian yaitu
membagi pekerjaan dalam tugas operasional, menempatkan orang pada pekerjaan atau
posisi yang tepat, menciptakan struktur yang sesuai secara fungsional dan sosial dan
koordinasi semua pekerjaan bawahan.
c. Penggerakan (Actuating)
Penggerakan merupakan implementasi dari perencanaan dan pengorganisasian,
dimana seluruh komponen yang berada dalam satu sistem dan satu organisasi tersebut
bekerja secara bersama-sama sesuai dengan bidang masing-masing untuk dapat
mewujudkan tujuan. Proses penentuan apa yang harus diselesaikan yaitu pelaksanaan,
penilaian pelaksanaan,bila perlu melakukan tindakan korektif agar supaya
pelaksanaannya tetap sesuai dengan rencana yaitu sesuai dengan standar. Ada tiga aspek
Manajemen Pengembangan Destinasi Taman Wisata
Ammani Kabupaten Pinrang Di Era Pandemi Covid-19
2021
H. Suardi 1276
dalam penggerakan, yaitu mengupayakan adanya partisipasi dari semua pihak yang
terlibat, memberikan motivasi, dan mengembangkan potensi bawahan secara optimal.
d. Pengawasan (Controlling)
Pengawasan merupakan usaha agar semua anggota kelompok suka melaksanakan
tercapainya tujuan dengan kesadarannya dan berpedoman pada perencanaan dan usaha
organisasinya. Pada tahap sebelumnya sudah dijelaskan bagaimana pelaksanaan
kebijakan pengembangan pariwisata mulai dari perencanaan (planning), pengorganisasian
(organizing), dan penggerakan (actuating). Langkah selanjutnya yaitu perlu dilakukan
pengawasan atau controlling terhadap rencana yang telah ditetapkan sebelumnya apakah
sesuai dengan target yang telah ditentukan atau sebaliknya. Ada empat aspek dalam
pengawasan, yaitu menetapkan standar atau ukuran, menciptakan perubahan dalam
mencapai tujuan, proses akuntabilitas, dan mengevaluasi kinerja.
Berdasarkan uraian di atas maka secara ilmiah ini didukung dengan beberapa teori
dan konsep manajemen antara lain teori keberhasilan manajemen bahwa keberhasilan
suatu organisasi membutuhkan manajemen terpadu. Manajemen yang dimaksud adalah
organisasi yang mampu menjalankan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan
pengawasan dalam mewujudkan tujuannya. Fungsi manajemen berupa perencanaan,
pengarahan, pengorganisasian, penggerakan dan pengontrolan berperan penting dalam
mengoptimalkan dinamika kerja mewujudkan tujuannya.
Selain kedua teori di atas, fungsi manajemen sangat ditentukan oleh sumber daya
manusia yang dapat ditempatkan sesuai dengan kompetensinya dalam perencanaan,
pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan. Ini berarti selain konsep tersebut di atas,
juga didukung oleh konsep pengembangan sumber daya manusia dari Sedarmayanti
sumber daya manusia yang berkompeten adalah yang mampu mengembangkan organisasi
dan menjalankan fungsi manajemen dengan baik. Karena itu sumber daya manusia yang
berkompeten merupakan aset penting bagi organisasi.
Konsep kompetensi sumber daya manusia yang berkompeten selalu menjalankan
fungsi manajemen sesuai dengan kompetensinya, dengan mengindahkan the right man on
the right place. Sumber daya manusia yang berkompeten memiliki pengetahuan,
keterampilan, keahlian dan sikap dalam mengoperasionalkan aspek perencanaan,
pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan untuk mewujudkan tujuan organisasi.
Kompetensi seseorang sangat diperlukan dalam mewujudkan kemajuan organisasi sesuai
visi, misi dan tujuannya.
Mengingat pentingnya teori dan konsep di atas, maka relevansinya dengan
manajemen pengembangan destinasi taman wisata Ammani yaitu membutuhkan andil
pemerintah daerah dan pengelola wisata untuk mampu mewujudkan keberhasilan
manajemen, menjalankan fungsi manajemen, mampu mengelola organisasi sesuai dengan
the right man on the right place dari sumber daya manusia yang berkompeten dengan
memiliki pengetahuan, keterampilan, pengalaman dan sikap penguasaan kerja dalam
melakukan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka disimpulkan bahwa
manajemen pengembangan destinasi taman wisata Ammani Kabupaten Pinrang di era
pandemi Covid 19 ditentukan oleh ketersediaan pendapatan dan keberadaan sumber daya
manusia untuk mengembangkan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan atau
tindakan dan pengawasan objek dan daya tarik wisata Pantai Harapan Ammani sebagai
Volume 1, Nomor 10, Oktober 2021
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
1277 http://sosains.greenvest.co.id
dasar bagi kepariwisataan dan potensi yang menjadi pendorong kehadiran/kunjungan
wisatawan ke suatu daerah tujuan dan wisata.
Upaya Pemerintah Daerah dan pihak pengelola destinasi taman wisata
meningkatkan pendapatan daerah dan mempertahankan eksistensi kunjungan di masa
pandemi Covid 19 melalui kegiatan: pertama perencanaan, di mana pemerintah yakni
Dinas Pariwisata yang mempunyai tanggung jawab terkait pengembangan wisata yang
ada di Kabupaten Pinrang termaksud di Pantai Ammani, harus lebih mampu melihat
kondisi yang ada di destinasi taman wisata Ammani, seperti dalam hal peningkatan
atraksi wisata, aksebilitas dan amenitas. Kedua, pengorganisasian yang dilaksanakan oleh
Dinas Pariwisata dalam hal mengelompokkan, dan mengatur kegiatan untuk mencapai
tujuan yang di inginkan dengan membagi pekerjaan dalam tugas operasional baik dari
pengawas, penasehat, dan pengelola destinasi taman wisata Ammani.
Ketiga, penggerakan melalui partisipasi oleh semua pihak sudah berjalan dan
sangat membantu dalam hal pengembangan pariwisata terutama dari stakeholder dan
masyarakat. Motivasi dan peningkatan kompetensi pengelola sangat penting peranannya
dalam menjalankan pengembangan pariwisata. Disini motivasi yang dilakukan dinas
pariwisata dengan cara sosialisasi mengenai program peningkatan sumber daya manusia).
Dan keempat pengawasan dari perencanaan, pengorganisasian dan pengerakkan
pengembangan destinasi taman wisata Ammani dinas pariwisata berpatokan pada
program SKP (Sasaran Kerja Pegawai) dan selalu berkordinasi baik dari instansi
pemerintah daerah maupun pemerintahan desa. Begitupun dengan proses akuntabilitas
yang sudah dikerjakan dimana setiap tahunnya melakukan pertemuan untuk mengevaluasi
apa saja yang sudah direncanakan baik dalam pengorganisasian, penggerakan, dan
pengawasan destinasi taman wisata Ammani.
Bibliografi.
(Unwto), United Nations World Tourism Organization, Blomberg-Nygard, Anita, &
Anderson, Chris K. (2016). United Nations world tourism organization study on
online guest reviews and hotel classification systems: an integrated approach.
Service Science, 8(2), 139151.
Antara, A. A. Ketut Adi, Gelgel, I. Putu, & Utama, I. Wayan Budi. (2019). Ideology
behind the war of puputan badung. International Journal of Linguistics, Literature
and Culture, 5(6), 2835.
Bafadhal, Aniesa Samira. (2018). Perencanaan Bisnis Pariwisata: Pendekatan Lean
Planning. Malang: Universitas Brawijaya Press.
Japri, Rahmahdani, & Fitriani, Wahyuna. (2020). Analisis Pengembangan Daya Tarik
Wisata Di Pantai Wakka Kabupaten Pinrang. Sensistek: Riset Sains Dan Teknologi
Kelautan, 8892.
Khathir, Rita, & Gani, Taufiq A. (2021). Oase Pandemi COVID-19 Based On True
Stories Jilid 1. Aceh: Syiah Kuala University Press.
Kurniawan, Wawan. (2015). Dampak Sosial Ekonomi Pembangunan Pariwisata Umbul
Sidomukti Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang. Economics Development
Analysis Journal, 4(4), 443451.
Prakoso, Aditha Agung. (2016). Dampak Multiganda Rencana Induk Pembangunan
Kepariwisataan Daerah (Ripparda) terhadap Kepariwisataan di Daerah Istimewa
Yogyakarta. Jurnal Kepariwisataan, 10(1), 126.
Putri, Euis Hasmita. (2017). Efektivitas Pelaksanaan Program Pengembangan Usaha
Mikro Kecil Dan Menengah (UMKM) Di Kota Samarinda (Studi Pada Dinas
Koperasi Dan UMKM Kota Samarinda). EJournal Administrasi Negara, 5(1),
54315445.
Manajemen Pengembangan Destinasi Taman Wisata
Ammani Kabupaten Pinrang Di Era Pandemi Covid-19
2021
H. Suardi 1278
Resdiana, Enza, & Puspaningrum, Irma Irawati. (2018). Entitas Bisnis Dan
Pengembangan Pariwisata Kabupaten Sumenep. Public Corner, 13(2), 3855.
Simanjuntak, Bungaran Antonius, Tanjung, Flores, & Nasution, Rosramadhana. (2017).
Sejarah pariwisata: menuju perkembangan pariwisata Indonesia. Yogyakarta:
Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Sudirman, Sarina Syahrani. (2019). Starategi Promosi melalui Instagram pada Wisata
Dante Pine di Kecamatan Anggeraja Kabupaten Enrekang. Makassar: Universitas
Islam Negeri Alauddin Makassar.
Terry, George R. (2021). Dasar-Dasar Manajemen Edisi Revisi. Bumi Aksara.
Utomo, Tatag Abiyoso, Yuwono, Bambang Darmo, & Amarrohman, Fauzi Janu. (2017).
Aplikasi Sistem Informasi Geografis Berbasis Web Dan Android Untuk Pemilihan
Jalur Alternatif Menuju Tempat Pariwisata (Studi Kasus: Kota Wisata Cibubur Dan
Jungleland, Kabupaten Bogor). Jurnal Geodesi Undip, 6(2), 111.
Yadnya, Putu Andhika Kusuma, & Wibawa, I. Gusti Ketut Adnya. (2020). Green tourism
Dalam Paradigma Baru Hukum Kepariwisataan. Majalah Ilmiah Universitas
Tabanan, 17(2), 164171.
Yusuf, Burhanuddin, & Al Arif, M. Nur Rianto. (2015). Manajemen sumber daya
manusia di lembaga keuangan syariah. Rajawali Pers.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike
4.0 International License.