Medicatoin error Fase Prescribing, Transcribing dan
Dispensing pada Resep Pasien Rawat Jalan di RSI Assyifa
Sukabumi
Astriani Maulida dan Wempi Eka Rusmana 1365
Fase ini memiliki 6 parameter penilaian yaitu salah pengambilan obat, salah/ tidak
lengkap penulisan etiket, salah menghitung dosis, pemberian obat diluar instruksi, tempat
penyimpanan tidak tepat, obat kadaluarsa/ sudah rusak.
Tabel diatas menunjukkan bahwa medication error fase dispensing terjadi pada
dua parameter yaitu salah pengambilan obat sebanyak 1,89% atau sebanyak 7 lembar dari
371 lembar sampel resep, dan salah/tidak lengkap penulisan etiket 1,35% atau sebanyak 5
lembar dari 371 lembar sampel resep.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadinya salah pengambilan obat terjadi
karena adanya penyimpanan obat yang berdekatan dan meniliki nama atau rupa yang
sama sehingga petugas keliru mengambil obat dengan kekuatan berbeda. Adanya
kejadian salah/ tidak lengkap penulisan etiket terjadi saat pengetikan etiket yang
dilakukan petugas seperti tanda sebelum atau sesudah makan dan waktu/ interval
penggunaanobat. Berdasarkan pengamatan, penulis menemukan bahwa petugas yang
menyerahkan obat kepada pasien mampu mengidentifikasi kesalahan tersebut sehingga
dapat diatasi sebelum obat sampai ke tangan pasien.
Terdapat beberapa faktor yang dapat mengakibatkan terjadinya medication error
pada fase prescribing, transcribing dan dispensing seperti jumlah jumlah pasien yang
diperiksa, ketidaktahuan dokter terhadap penulisan resep yang sesuai dengan Peraturan
Menteri Kesehatan tahun 2014, serta faktor internal yang dialami dokter. Penyebab lain
diantaranya adalah faktor lingkungan kerja seperti gangguan dan interupsi keluarga
pasien; faktor pasien yaitu pasien yang tidak kooperatif terhadap kondisinya; faktor
petugas kesehatan yaitu tulisan dokter yang buruk, pengetahuan yang terbatas dan beban
kerja yang berlebihan (Bayang & Pasinringi, n.d.).
Kesimpulan
Penelitian yang dilakukan terhadap 371 lembar resep pasien rawat jalan di Instalasi
Farmasi Rawat Jalan RSI Asyifa Sukabumi menunjukkan adanya kesalahan pada
beberapa parameter yang berpotensi menyebabkan terjadinya medication error. Pada fase
prescribing yaitu tidak adanya nomor rekam medis pasien sebanyak 100%, tidak ada
tanggal lahir/ usia pasien 91,64%, tidak ada jenis kelamin pasien 100%, tidak ada tanggal
resep 49,87%, tidak ada paraf dokter 100%, dan tidak ada bentuk sediaan obat 96,77%.
Pada fase transcribingyaitu tidakjelas/ lengkap bentuk sediaan sebanyak 96,77%, tidak
jelas/tidak lengkap aturan pakai 4,58%, tidak jelas/lengkap usia pasien 91,64%, tidak
jelas/tidak lengkap tanggal permintaan 49,87%, tidak jelas/tidak lengkap nama pasien
7,55%, tidak jelas/tidak lengkap nomor rekam medis pasien 100%, tidak jelas/ tidak
lengkap nama obat 0,27%, dan tidak jelas/tidak lengkap dosis pemberian obat 3,77%.
Pada fase dispensing terjadi yaitusalah pengambilan obat sebanyak 1,89%, dan
salah/tidak lengkap penulisan etiket 1,35%. Hasil penelitian menunjukkan nilai yang
cukup tinggi pada beberapa parameter terutama pada fase prescribing.
Bibliografi.
Aflaha, Yanisha. (2019). Evaluasi Waktu Tunggu Pelayanan Resep Pasien Rawat Inap
Rumah Sakit “X” Di Kabupaten Malang. Malang: Akademi Farmasi Putera
Indonesia Malang.
Angraini, Dessy, Afriani, Tika, & Revina, Revina. (2021). Analisis Faktor-Faktor
Terjadinya Medication Error Di Apotek Rsi Ibnu Sina Bukittinggi. Jurnal
Endurance: Kajian Ilmiah Problema Kesehatan, 6(1), 26–33.