Volume 1, Nomor 11, November 2021
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
1367 http://sosains.greenvest.co.id
PENGEMBANGAN SEDIAAN GEL ANTIJERAWAT KOMBINASI
EKSTRAK HERBA MENIRAN (Phylanthus niruri L) DAN EKSTRAK
DAUN SIRSAK (Annoni muricata L)
Dimas Adrianto, Shirly Kumala dan Teti Indrawati
Universitas Pancasila, Indonesia
E-mail: dimasadrianto.dms@gmail.com, fskumala@yahoo.com dan
Diterima:
29 Oktober 2021
Direvisi:
09 November
2021
Disetujui:
15 November
2021
Abstrak
Jerawat (Acne vulgaris) merupakan penyakit inflamasi kronik
yang terjadi pada unit pilosebaseus. Infeksi dapat disebabkan
oleh Propionibacterium acne dan Staphylococcus aureus. Daun
sirsak dan Herba meniran diketahui dapat menghambat
pertumbuhan jerawat dan mampu membunuh bakteri. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas sediaan gel
kombinasi kedua ekstrak dalam menghambat pertumbuhan
bakteri penyebab jerawat (Propionibacterium acne dan
Staphylococcus aureus), melakukan analisa parameter fisik,
kimia dan stabilitas sediaan pada suhu dan waktu penyimpanan,
serta uji iritasi akut dermal terhadap kelinci. Masing-masing
ekstrak dilakukan uji aktivitas antibakteri terhadap bakteri uji
dengan metode difusi cakram dengan konsentrasi 50%; 25%;
12,5%; 6,25%; 3,0%; 1,5%; 0,75%, kontrol positif (klindamisin)
dan kontrol negatif (DMSO). Selanjutnya dilakukan pengukuran
zona hambat dan penetapan konsentrasi zona hambat minimum
dari kedua ekstrak. Kombinasi ekstrak diformulasi dalam
sediaan gel dengan eksipien Na-CMC, Gliserin, Propilenglikol,
Phenoxyetanol, dan Aquadest. Uji aktivitas antibakteri sediaan
gel menggunakan metode cakram dengan kontrol positif gel
mediklin. Evaluasi sediaan gel meliputi parameter fisik, kimia
dan mikrobiologi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sediaan
gel kombinasi herba meniran dan daun sirsak memiliki aktivitas
terhadap bakteri P. acne dan S. aureus pada konsentrasi 4,5%
dan 3,0% termasuk kategori kuat. Formula gel dapat memenuhi
parameter fisik dan kimia serta stabil terhadap suhu 4
o
C, 27
o
C,
40
o
C dan waktu penyimpanan selama 12 minggu. Hasil indeks
iritasi primer diperoleh sebesar 0,40 (kategori respon sangat
ringan).
Kata kunci: Jerawat, Gel Antibakteri, Daun sirsak, Meniran
Abstract
Acne (Acne vulgaris) is a chronic inflammatory disease that
occurs in the pilosebaceous unit. Infection can be caused by
Propionibacterium acne and Staphylococcus aureus. Soursop
leaves and meniran herbs can inhibit the growth of acne and can
kill bacteria. This study aims to determine the effectiveness of the
gel preparation of the combination of the two extracts in
inhibiting the growth of the causative bacteria
(Propionibacterium acne and Staphylococcus aureus), analyze
physical, chemical and preparation parameters at storage
Pengembangan Sediaan Gel Antijerawat Kombinasi
Ekstrak Herba Meniran (Phylanthus niruri L) dan
Ekstrak Daun Sirsak (Annoni muricata L)
2021
Dimas Adrianto, Shirly Kumala dan Teti Indrawati 1368
temperature and time, as well as test for acute dermal irritation
of rabbits. Each extract was tested for antibacterial activity
against the test bacteria by disc diffusion method with a
concentration of 50%; 25%; 12.5%; 6.25%; 3.0%; 1.5%; 0.75%,
positive control (clindamycin) and negative control (DMSO).
Furthermore, the measurement of the zone of inhibition and
determination of the concentration of the minimum inhibition
zone of the two extracts was carried out. The combination of
extracts was formulated in a gel preparation with excipients Na-
CMC, Glycerin, Propylene glycol, Phenoxyethanol, and
Aquadest. The antibacterial activity test of the gel preparation
used the disc method with positive mediclin gel control.
Evaluation of gel preparations includes physical, chemical and
microbiological parameters. The results showed that the gel
preparation of the combination of meniran herbs and soursop
leaves had activity against P. acne and S. aureus bacteria at a
concentration of 4.5% and 3.0%, including the strong category.
The gel formula can meet physical and chemical parameters and
is stable at temperatures of 4
o
C, 27
o
C, 40
o
C and storage time for
12 weeks. The primary index result was 0.40 (very mild response
category).
Keywords: Acne, Antibacterial Gel, Soursop leaf, Meniran
Pendahuluan
Kesehatan kulit merupakan hal penting yang harus dipelihara karena kulit
merupakan lapisan terluar yang berfungsi sebagai pelindung tubuh terhadap pengaruh
buruk, baik pengaruh secara fisik maupun pengaruh secara kimia. Kulit mendukung
penampilan dan rasa percaya diri seseorang (Yurina et al., 2019). Jerawat merupakan
penyakit multifactorial yang berkembang di dalam folikel sebaseus (Yulianti, 2015). Obat
jerawat tanpa resep dokter seperti benzoil peroksida, sulfur dan asam salisilat memiliki
efek samping iritasi dan jarang mengakibatkan parakeratolitik (Aulia Savitri &
Munawaroh, 2016). Oleh karena itu secara tradisional jerawat diobati menggunakan
bahan alam seperti pada tanaman herba meniran, daun sirsak, buah belimbing wuluh,
daun kelor, daun sirih merah, buah pare, daun binahong, daun buta-buta, daun jeruk
sambal, daun kemangi, daun jeruk nipis, daun sirih hijau, kayu manis, kulit buah
semangka dan rimpang jahe.
Daun sirsak (Annona muricata L.) memiliki kandungan steroid/terpenoid,
flavonoid, alkaloid, dan tannin (Megasari & Krissanjaya, 2017). Daun meniran (P.
Niruri) merupakan tumbuhan yang memiliki aktivitas antibakteri paling banyak
dibandingkan bagian-bagian yang lain seperti batang dan akar karena banyak
mengandung komponen bioaktif seperti alkaloid, flavonoid, tanin dan saponin (Fitri,
2017). Masih belum banyak penelitian yang membuktikan efektivitas meniran sebagai
antibakteri maka dari itu penulis tertarik melakukan penelitian meniransebagai antibakteri
pada bakteri Enterococcus faecalis (KH, Sudirman, & Juniarti, 2016).
Obat jerawat bisa dibuat dalam bentuk krim, salep, dan gel. Gel merupakan sediaan
semisolid dengan basis yang mudah dicuci sehingga besar harapan dapat disukai
Volume 1, Nomor 11, November 2021
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
1369 http://sosains.greenvest.co.id
masyarakat. Na-CMC sebagai gelling agent karena Na-CMC merupakan bahan yang tidak
toksik dan tidak menyebabkan iritasi biomedis, stabil pada pH 2 10, biokompatibel
dengan kulit dan juga membrane mukosa sehingga cocok digunakan untuk aplikasi
biomedis. Gel dengan basis Na-CMC jika diberi ekstrak, hasilnya tidak mempengaruhi
nilai daya sebar (Laianto, 2014). Oleh karena itu pada penelitian ini digunakan sebagai
gelling agent sebanyak 5%.
Penelitian ini dilakukan dengan cara uji aktivitas antibakteri dari kombinasi ekstrak
dari herba meniran dan daun sirsak sebagai antibakteri penyebab jerawat dengan tujuan
untuk mendapatkan efek sinergi sehingga bisa memperkuat kerja antibakteri. Tahap
selanjutnya dibuat sediaan gel dengan zat aktif kombinasi ekstrak herba meniran dan
daun sirsak (Mardiana & Buku, 2012).
Metode Penelitian
Alat
Rotary evaporator, water bath, timbangan analitik, oven, incubator, desikator,
jarum ose, mikropipet, autoclave, lumpang dan alu, pH meter, viscometer, laminar air
flow.
Bahan
Herba meniran, Daun sirsak, Ethanol 96%, aluminium foil, kertas saring whatman
No.1, reagen skrining fitokimia, larutan standar Mc. Farland, gliserin, propilenglikol, Na-
CMC, Phenoxyethanol, Aquadest, kultur murni bakteri staphylococcus aureus dan
propionibacterium acnes yang merupakan koleksi dari Unit Laboratorium QC Universitas
Pancasila, etanol 96%, kultur bakteri dan media (NA) Nutrien Agar, Brain Heart Infusion
Agar (BHIA).
Metode Pembuatan
Bahan yang digunakan pada penelitian ini sudah dideterminasi di LIPI Cibinong
Science Center. Daun sirsak dan herba meniran yang digunakan berasal dari daerah
Cimahpar (Bogor). Sampel daun sirsak yang diperoleh, dipisahkan dari batangnya. Lalu
dicuci bersih dan dikeringkan dengan cara diangin-anginkan tanpa terkena sinar matahari
langsung, kemudian diserbukkan dan diekstraksi menggunakan etanol 96%. Sampel herba
meniran yang diperoleh, dicuci hingga bersih, dirajang dan dikeringkan dengan cara
diangin-anginkan tanpa terkena sinar matahari langsung, kemudian diserbukkan dan
diekstraksi menggunakan etanol 96%. Ekstrak cair hasil maserasi, masing-masing
dipekatkan menggunakan rotary evaporator lalu diuapkan menggunakan waterbath
hingga ekstrak kental daun sirsak dan herba meniran mengental.
Tabel 1. Formula sediaan gel ekstrak herba meniran dan daun sirsak
Nama bahan
Jumlah (%)
Plasebo
F 2
F 3
F 4
F5
Ekstrak herba
meniran
-
3
4,5
3
1,5
Ekstrak daun
sirsak
-
-
3
3
3
Gliserin
11
11
11
11
11
Na-CMC
5
5
5
5
5
Propilenglikol
5
5
5
5
5
Phenoxy
ethanol
0,1
0,1
0,1
0,1
0,1
Aquades ad.
100
100
100
100
100
Pengembangan Sediaan Gel Antijerawat Kombinasi
Ekstrak Herba Meniran (Phylanthus niruri L) dan
Ekstrak Daun Sirsak (Annoni muricata L)
2021
Dimas Adrianto, Shirly Kumala dan Teti Indrawati 1370
Uji Fitokimia
Uji Alkaloid : Simplisia ditambahkan 1 ml HCl 2N dan 9 ml aquadest, dipanaskan
diatas penangas air selama 2 menit, dinginkan dan disaring, kemudian dibagi dalam dua
tabung reaksi. Pada tabung pertama dimasukkan pereaksi mayer, hasil dinyatakan positif
bila terbentuk endapan putih. Pada tabung kedua dimasukkan pereaksi Bouchardat, hasil
dinyatakan positif bila terbentuk endapan coklat sampai hitam.
Uji Flavonoid : Simplisia digerus dalam mortir dengan sedikit air, kemudian
dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi serbuk Mg dan larutan HCl 2 N. seluruh
campuran dipanaskan beberapa saat. Kemudian filtrate ditambah amil alcohol dan
dikocok kuat-kuat. Adanya flavonoid akan menyebabkan filtrate berwarna merah.
Uji Saponin : Simplisia dimasukkan ke dalam tabung reaksi, ditambahkan 10 ml
air panas dan didinginkan, kemudian dikocok kuat-kuat selama beberapa menit. Hasilnya
dinilai positif pada penambahan 1 tetes HCl 2 N, buih tidak hilang.
Uji Tanin : Simplisia digerus dalam mortir dan dipanaskan dengan air dipenangas
air, lalu disaring. Filtrate ditambahkan dengan larutan gelatin 1% adanya endapan putih
menunjukkan bahwa dalam simplisia terdapat tannin.
Uji Triterpenoid dan steroid : Simplisia disari dengan eter, kemudian sari eter
diuapkan hingga kering. Pada residu ditetesi larutan pereaksi larutan Lieberman-
Burchard. Penambahan pereaksi dilakukan dalam keadaan dingin. Terbentuknya warna
ungu menunjukkan bahwa dalam simplisia terkandung senyawa kelompok triterpenoid,
sedangkan bila terbentuk warna hijau-biru menunjukkan adanya senyawa kelompok
steroid.
Uji Glikosid : Sebanyak 1 gram serbuk simplisia diekstraksi menggunakan 100 ml
etanol 80% lalu disaring. Filtrat diuapkan diatas penangas air lalu ditambah asam asetat 3
ml dikocok dengan sedikit pemanasan kemudian didinginkan. Selanjutnya ditambahkan
larutan FeCl3 0,3 M sehingga akan terbentuk warna merah coklat pada batas cairan.
Setelah beberapa menit diatas cincin akan berwarna biru hijau atau ungu, ini
menunjukkan adanya glikosida dan glikon gula 2-deoksi.
Uji Fenol : Sampel sebanyak 2 gram dimasukkan ke dalam erlenmeyer
ditambahkan 10 ml HCl 2M, dipanaskan diatas penangas air selama 30 menit kemudian
disaring. Filtrat ditambahkan 20 mL eter dikocok dan dibiarkan hingga larutan memisah.
Fase eter dipisahkan, diuapkan hingga tersisa sekitar 5 mL. Filtrat sebanyak 1 mL
ditambah reagen Folin Ciocalteau dipanaskan sebentar dipenangas air hingga warna
berubah menjadi biru. Perubahan warna menandakan adanya kandungan senyawa fenol
dalam sampel.
Uji Aktivitas Antibakteri : Sebanyak 0,2 ml suspense bakteri uji dimasukkan
kedalam cawan petri, yang telah berisi 20 ml media Brain Heart Infusion Agar (BHIA)
steril. Cawan digerakan memutar supaya bakteri dan agar tercampur homogen, kemudian
didiamkan sampai mengeras. Dimasukkan paper disc yang sudah jenuh yang
mengandung masing-masing ekstrak herba meniran dan daun sirsak dimasukkan dengan
konsentrasi masing-masing 50%, 25%, 12,5%, 6,25%, 3,0%, 1,5%, 0,75% dan diinkubasi
pada suhu 37oC selama 24-48 jam diameter hambat yang terbentuk berupa zona bening
diukur dengan menggunakan jangka sorong. Berdasarkan hasil uji aktivitas antibakteri
ekstrak tunggal daun sirsak dan ekstrak meniran, maka dilakukan uji aktivitas antibakteri
kombinasi ekstrak daun sirsak dan meniran sehingga diperoleh konsentrasi kombinasi
yang optimum.
Pembuatan gel : dilakukan dengan cara Na-CMC di timbang kemudian
dikembangkan di lumpang dengan sedikit aquadest panas, kemudian dilakukan
Volume 1, Nomor 11, November 2021
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
1371 http://sosains.greenvest.co.id
pengadukan secara terus-menerus sehingga terdispersi sempurna dan membentuk basis
gel. Selanjutnya ditambahkan gliserin, propilenglikol, aquadest dan phenoxy ethanol
sambil terus dilakukan pengadukan hingga terbentuk sediaan gel dan ditambahkan
dengan ekstrak sesuai jumlah dalam formula.
Hasil dan Pembahasan
Hasil proses ekstraksi sampel maka didapatkan hasil rendemen ekstrak meniran
10,63% dan ekstrak daun sirsak 11,56%. Berat simplisia herba meniran sebesar 500,08
gram dengan melalui proses ekstraksi didapatkan hasil ekstrak kental meniran sebesar
53,16 gram dan berat simplisia daun sirsak sebesar 450,05 gram dengan melalui proses
ekstraksi didapatkan hasil ekstrak kental sirsak sebesar 52,03 gram.
Hasil skrinning fitokimia dapat dilihat pada Tabel V.3 didapatkan bahwa ekstrak
meniran mengandung sejumlah metabolit sekunder yaitu alkaloid, flavonoid, saponin,
tanin dan triterpenoid. Sedangkan ekstrak daun sirsak memiliki kandungan senyawa
metabolit sekunder yaitu Alkaloid, Flavonoid, Tanin, Triterpenoid dan Steroid. Senyawa
metabolit sekunder yang dikenal memiliki kemampuan sebagai antibakteri adalah
alkaloid, flavonoid, tanin dan saponin. Oleh karena itu diharapkan kedua ekstrak
memiliki daya antibakteri penyebab jerawat dan aktivitas antibakteri dipengaruhi
beberapa faktor yaitu konsentrasi ekstrak, kandungan senyawa antibakteri, daya difusi
ekstrak dan jenis bakteri yang dihambat pertumbuhannya (Marselia, Wibowo, &
Arreneuz, 2015).
Tabel 2. Hasil Uji Fitokimia
Sampel
Metabolit
Sekunder
Hasil
Keterangan
Herba meniran
Alkaloid
+
Terbentuk endapan putih
Flavonoid
+
Filtrat berwarna merah
Saponin
+
Timbul busa
Tanin
+
Terbentuk endapan putih
Triterpenoid
+
Terjadi perubahan warna biru
Steroid
+
Terjadi perubahan warna menjadi
warna hijau
Daun Sirsak
Alkaloid
+
Terbentuk endapan putih
Flavonoid
+
Filtrat berwarna merah
Saponin
+
Timbul busa
Tanin
+
Terbentuk endapan putih
Triterpenoid
+
Terjadi perubahan menjadi warna
hijau
Steroid
+
Terjadi perubahan warna menjadi
warna hijau
Hasil pengujian KHM dapat dilihat pada Tabel V.8 dan Tabel V.9. Ekstrak daun
sirsak sudah memberikan hambatan terhadap P.acne dan S.aureus di konsentrasi yang
sama yakni 3 % dengan masing-masing hambatan sebesar 8,4 mm dan 6,4 mm dan
ekstrak herba meniran sudah memberikan hambatan terhadap P.acne di konsentrasi 3%
dengan hambatan sebesar 8,6 mm dan S.aureus di konsentrasi 1,5% dengan hambatan 7
mm. membuktikan bahwa dengan konsentrasi hambat minimum 3% pada masing-masing
Pengembangan Sediaan Gel Antijerawat Kombinasi
Ekstrak Herba Meniran (Phylanthus niruri L) dan
Ekstrak Daun Sirsak (Annoni muricata L)
2021
Dimas Adrianto, Shirly Kumala dan Teti Indrawati 1372
ekstrak dapat memberikan hambatan atau zona bening dengan kategori respon hambat
pertumbuhan sedang (Prayoga, 2013).
Tabel 3. Hasil Uji KHM ekstrak meniran
Konsentrasi
(%)
Rata-rata Hambatan Ektrak meniran
(mm)
P. acne
S. aureus
50
21
22
25
17,2
17
12
15,2
15
6
10,2
12,4
3
8,6
9
1,5
0
7
0,75
0
0
K
+
35
38
K
-
0
0
Gambar 1. Pengujian KHM Ekstrak tunggal terhadap Bakteri P. Acne
Tabel 4. Hasil Uji KHM ekstrak daun sirsak
Konsentrasi
(%)
Rata-rata Hambatan Ektrak daun sirsak
(mm)
P. acne
S. aureus
50
20,9
15
25
17
12
12
12,4
10
6
10,4
8,6
3
8,4
6,4
1,5
0
0
0,75
0
0
K
+
38,2
25,1
K
-
0
0
Volume 1, Nomor 11, November 2021
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
1373 http://sosains.greenvest.co.id
Gambar 2. Pengujian KHM Ekstrak tunggal terhadap Bakteri S. aureus
Berdasarkan hasil uji yang dapat dilihat pada tabel V.11, diketahui bahwa F1 dan
F2 yang merupakan formula gel tunggal memiliki rentang DDH yang cukup berbeda.
Gel tunggal ekstrak meniran (F1) tidak memiliki daya hambat P.acne yang lebih besar
dibandingkan dengan formula gel tunggal ekstrak daun sirsak (F2). Hasil uji untuk bakteri
S. aureus memperlihatkan hasil yang serupa yakni DDH sediaan gel tunggal ekstrak daun
sirsak (F2) lebih besar dari DDH sediaan gel ekstrak meniran (F1). Berdasarkan hal ini
diketahui bahwa F2 yakni ekstrak daun sirsak memiliki daya hambat terbesar terhadap
kedua bakteri uji dibandingkan dengan F1 yakni ekstrak meniran. Pada Formula
kombinasi didapatkan bahwa F3 memiliki daya hambat yang besar terhadap kedua bakteri
uji dibandingkan dengan Formula lainnya (Sulastri, Mappiratu, & Sari, 2016). Hal ini
menunjukkan bahwa peningkatan konsentrasi tidak menjamin adanya peningkatan daya
hambat.
Hasil ini dibuktikan dengan uji statistik ANOVA yang memperlihatkan hasil Sig.
0,34 > 0,05 untuk P.acne dan Sig. 0,57 > 0,05 untuk S.aureus, sehingga dapat
disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh dari variasi konsentrasi terhadap DDH sediaan
gel. Adanya penambahan DDH khususnya pada F3 kombinasi dapat disebabkan karena
efek sinergi yang dihasilkan oleh ekstrak meniran dan daun sirsak. Kandungan senyawa
alkaloid dalam ekstrak meniran dan ekstrak daun sirsak mempunyai kemampuan
antibakteri karena memiliki gugus aromatik kuartener yang mampu berinterkalasi dengan
DNA. Alkaloid juga mampu mengganggu integritas komponen penyusun peptidoglikan
pada sel bakteri (Rahman, Haniastuti, & Utami, 2017). Peptidoglikan merupakan
komponen penyusun dinding sel bakteri sehingga adanya gangguan tersebut akan
menyebabkan lapisan dinding sel tidak terbentuk secara utuh dan menyebabkan kematian
sel bakteri selama masa inkubasi (Andini, et al, 2016).
Tabel 5. Hasil Pengukuran DDH Formula Sediaan Gel
FORMULA
Rata-rata DDH (mm)
P. acne
S. aureus
F1
18
14
F2
22
18
F3
32
21
F4
20
16
F5
26
12
K
+
43
45
K
-
0
0
Pengembangan Sediaan Gel Antijerawat Kombinasi
Ekstrak Herba Meniran (Phylanthus niruri L) dan
Ekstrak Daun Sirsak (Annoni muricata L)
2021
Dimas Adrianto, Shirly Kumala dan Teti Indrawati 1374
Gambar 3. Hasil Pengukuran DDH Formula sediaan Gel ( S.aureus )
Hasil uji organoleptik didapatkan bahwa tidak terjadi perubahan signifikan pada
tekstur sediaan gel namun penambahan zat aktif mempengaruhi bau dan warna sediaan
(Fulviana, 2013). Berdasarkan tabel Pada F1 berwarna coklat kehitaman seperti sediaan
ekstrak meniran dan F2 Sediaan berwarna seperti warna ekstrak daun sirsak. Peningkatan
konsentrasi zat aktif di dalam sediaan menyebabkan bau sediaan semakin tajam
(Khairunnisa, 2018). Hasil pengujian pH memberikan nilai pH yang sesuai dengan nilai
pH kulit yaitu berkisar 4 6,5, kenaikan pH sediaan pada suhu 40 C, suhu kamar dan
suhu 40 0C berada pada rentang nilai yakni 5,40 - 6,37. dimana pH sediaan menunjukkan
bahwa F1, F2, F3, F4 dan F5 masih memiliki pH yang sesuai dengan pH kulit normal.
Hal ini juga dapat disebabkan karena adanya propilenglikol yang berfungsi sebagai
humektan untuk sediaan sehingga kandungan air dapat dipertahankan untuk menjaga
kestabilan pH sediaan. Pada pengujian daya sebar memberikan hasil yang sesuai dengan
standar daya sebar sediaan gel yaitu berkisar antara 5 - 7 cm (Sayuti, 2015). Hasil uji
didapatkan bahwa F0, F1, F2, F3, F4 dan F5 memiliki daya sebar yang baik, rentang nilai
kenaikan daya sebar dimulai dari yang terendah di 5,00 cm pada suhu ± 40 0C sampai di
nilai diameter terbesar yaitu 6,41 cm pada suhu ± 40 0C. Namun nilai daya sebar sediaan
gel di semua kelompok suhu masih menunjukkan rentang nilai daya sebar yang normal
sesuai standar yakni 5 - 7 cm. Hasil uji didapat menunjukkan bahwa semua formula
homogen dan tidak terdapat butiran kasar di dalam sediaan F0, F1, F2, F3, F4 dan F5.
Rentang nilai viskositas sediaan gel dari semua suhu berada pada rentang nilai yakni
25.832 cPs 24.115 cPs, secara keseluruhan hasil uji viskositas sediaan gel di semua
suhu masih ada di rentang nilai viskositas gel normal yaitu 6.000 - 50.000 cPs.
Tabel 6. Hasil uji stabilitas sediaan gel
Suhu
Penyimpanan
Minggu
Homogenitas
pH
Daya sebar
Viskositas (cps)
±4
0
C
0
H/TBK
5,50±0,06
5,27±0,06
25.832±0,005
2
H/TBK
5,53±0,005
5,45±0,01
25.807±0,005
4
H/TBK
5,55±0,005
5,50±0,06
25.792±0,06
6
H/TBK
5,69±0,01
5,53±0,005
25.775±0,06
8
H/TBK
5,63±0,01
5,52±0,005
25.580±0,01
10
H/TBK
5,67±0,05
5,55±0,01
25.397±0,01
12
H/TBK
5,73±0,01
5,64±0,07
25.119±0,01
± 27
0
C
0
H/TBK
5,44±0,06
5,53±0,11
25.214±0,11
2
H/TBK
5,46±0,06
5,68±0,07
25.203±0,01
4
H/TBK
5,50±0,06
5,73±0,07
25.187±0,11
6
H/TBK
5,54±0,005
6,12±0,01
25.141±0,005
8
H/TBK
5,57±0,005
6,23±0,01
24.911±0,11
Volume 1, Nomor 11, November 2021
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
1375 http://sosains.greenvest.co.id
10
H/TBK
6,00±0,01
6,30±0,11
24.798±0,06
12
H/TBK
6,07±0,01
6,41±0,11
24.781±0,06
± 40
0
C
0
H/TBK
5,40±0,06
5,00±0,06
25.214±0,11
2
H/TBK
5,44±0,06
5,17±0,07
25.185±0,11
4
H/TBK
5,52±0,005
5,20±0,005
25.167±0,01
6
H/TBK
5,57±0,005
5,24±0,01
25.151±0,005
8
H/TBK
6,23±0,01
5,21±0,11
24.081±0,11
10
H/TBK
6,31±0,01
5,24±0,01
24.127±0,06
12
H/TBK
6,37±0,06
5,32±0,06
24.115±0,01
Kesimpulan
Kombinasi ekstrak daun sirsak dan meniran dengan perbandingan 3 : 4,5 ; 3 : 3 ; 3 :
1,5 dapat menghambat pertumbuhan bakteri P.acne dan S.aureus dengan nilai DDH 32
mm (P.acne) dan 21 mm (S.aureus), 29 mm (P.acne) dan 16 mm (S.aureus), 26 mm
(P.acne) dan 13 mm (S.aureus). Sediaan gel kombinasi ekstrak meniran dan daun sirsak
pada konsentrasi 3% : 4,5% dengan DDH 32 mm dan 21 mm memiliki aktivitas kuat
dalam menghambat pertumbuhan Propionibacterium acnes dan Stapylococcus aureus.
Sediaan gel kombinasi ekstrak meniran dan daun sirsak dapat memenuhi parameter
fisik dan kimia, gel serta stabil terhadap suhu penyimpanan 4
o
C, 27
o
C, 40
o
C dan selama
12 minggu. Sediaan gel kombinasi ekstrak meniran dan daun sirsak memiliki respon
iritasi sangat ringan dengan indeks iritasi primer sebesar 0,40.
.
Bibliografi.
Aulia Savitri, Annisa, & Munawaroh, Rima. (2016). Formulasi Sediaan Krim Ekstrak
Etanol Buah Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa (Scheff.) Boerl) Dengan Basis
Vanishing Cream Dan Uji Aktivitas Antibakteri Terhadap Staphylococcus
epidermidis. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Fitri, Inayah. (2017). Efektivitas antibakteri ekstrak herba meniran (Phylanthus niruni)
terhadap pertumbuhan bakteri Salmonella sp. dan Propionibacterium acnes. JST
(Jurnal Sains Dan Teknologi), 6(2), 300310.
Fulviana, Maulia. (2013). Formulasi Sediaan Gel Antibakteri Ekstrak Etanol Herba
Patikan Kebo (Euphorbia hirta L.) Dan Uji Aktivitas Secara In Vitro Terhadap
Pseudomonas aeruginosa. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.
KH, Tri Desiana, Sudirman, Achmad, & Juniarti, Devi Eka. (2016). Daya Antibakteri
EkstrakMeniran (Phyllanthus niruri linn) Terhadap BakteriEnterococcus faecalis
(Antibacterial Activity Of Phyllanthus niruri linn Extract Against Enterococcus
faecalis Bacteria). Conservative Dentistry Journal, 6(2), 99104.
Khairunnisa, Nisa. (2018). Formulasi Sediaan Masker Gel Ekstrak Etanol Biji Jagung
(Zea mays L.). Sumatera Utara: Institut Kesehatan Helvetia.
Laianto, Septian. (2014). Uji efektivitas sediaan gel anti jerawat ekstrak etanol buah pare
(Momordica charantia) terhadap Staphylococcus epidermidis dan Propionibacterium
acnes dengan metode difusi. Jurnal Mahasiswa Farmasi Fakultas Kedokteran
UNTAN, 1(1).
Mardiana, Lina, & Buku, Tim Ketik. (2012). Daun ajaib tumpas penyakit. Penebar
Swadaya Grup.
Marselia, Seli, Wibowo, M. Agus, & Arreneuz, Savante. (2015). Aktivitas antibakteri
ekstrak daun soma (ploiarium alternifolium melch) terhadap propionibacterium
acnes. Jurnal Kimia Khatulistiwa, 4(4).
Megasari, Elly, & Krissanjaya, Rochmad. (2017). Skrining Fitokimia Dan Aktivitas Anti
Bakteri Ekstrak Daun Sirsak (Annona Muricata L). Java Health Jounal, 4(1).
Prayoga, Eko. (2013). Perbandingan efek ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L.) dengan
Pengembangan Sediaan Gel Antijerawat Kombinasi
Ekstrak Herba Meniran (Phylanthus niruri L) dan
Ekstrak Daun Sirsak (Annoni muricata L)
2021
Dimas Adrianto, Shirly Kumala dan Teti Indrawati 1376
metode difusi disk dan sumuran terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus.
Rahman, Friska Ani, Haniastuti, Tetiana, & Utami, Trianna Wahyu. (2017). Skrining
fitokimia dan aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun sirsak (Annona muricata L.)
pada Streptococcus mutans ATCC 35668. Majalah Kedokteran Gigi Indonesia,
3(1), 17.
Sayuti, Nutrisia Aquariushinta. (2015). Formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan gel
ekstrak daun ketepeng cina (Cassia alata l.). Jurnal Kefarmasian Indonesia, 7482.
Sulastri, Evi, Mappiratu, Mappiratu, & Sari, Annisa Kartika. (2016). Uji aktivitas
antibakteri krim asam laurat terhadap Staphylococcus aureus ATCC 25923 Dan
Pseudomonas aeruginosa ATCC 27853. Jurnal Farmasi Galenika (Galenika
Journal of Pharmacy)(e-Journal), 2(2), 5967.
Yulianti, Rika. (2015). Formulasi Krim Anti Jerawat Kombinasi Ekstrak Daun Sirsak
(Annona muricata L.) dan Daun Jambu Biji (Psidium guajava L.). Jurnal Kesehatan
Bakti Tunas Husada: Jurnal Ilmu-Ilmu Keperawatan, Analis Kesehatan Dan
Farmasi, 14(1), 158161.
Yurina, Lyubov, Vasilyeva, Alexandra, Indeykina, Maria, Bugrova, Anna, Biryukova,
Marina, Kononikhin, Alexey, Nikolaev, Evgene, & Rosenfeld, Mark. (2019).
Ozone-induced damage of fibrinogen molecules: Identification of oxidation sites by
high-resolution mass spectrometry. Free Radical Research, 53(4), 430455.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike
4.0 International License.