Volume 1, Nomor 11, November 2021
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
1454 http://sosains.greenvest.co.id
PROFIL PENGGUNAAN OBAT TRADISIONAL DI APOTEK SUMBER
WARAS
Maretha Intan Kusumaningrum dan Meiti Rosmiati
Politeknik Piksi Ganesha Bandung, Indonesia
E-mail: marethakusuma26@gmail.com dan mayte[email protected]
Diterima:
17 Oktober 2021
Direvisi:
30 Oktober 2021
Disetujui:
15 November
2021
Abstrak
Jumlah spesies tanaman obat yang melimpah di Indonesia
membuat penggunaan pengobatan tradisional oleh masyarakat
telah dilakukan secara turun-temurun dari nenek moyang hingga
sekarang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan
obat tradisional di apotek sumber waras kabupaten Bandung
serta mengetahui kondisi penyakit yang sering diobati
menggunakan obat tradisional. Penelitian ini dilakukan dengan
metode deskriptif dengan menggunakan kuisioner dalam
pengumpulan data. Responden dalam penelitian ini adalah
pengujung apotek yang bersedia mengisi kuisioner. Teknik
dalam pengambilan sampel adalah metode purposive sampling.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengguna obat
tradisonal di apotek sumber waras di dominasi oleh wanita
(70%), usia 18-25 tahun (63,34%), tingkat pendidikan
SMA/Sederajat (63,34%), pegawai swasta (50%), dan memiliki
penghasilan 1jt-5jt (50%). Alasan penggunaan obat tradisional
karena lebih aman dan alami (70%). Penggunaannya didasari
oleh keinginan sendiri (50%). Obat tradisional diperoleh dengan
membeli di apotek/ toko obat (50%) dan 96,67% merasakan
keadaannya menjadi lebih baik setalah menggunakan obat
tradisional. Kondisi penyakit yang paling sering ditangani
dengan menggunakan obat tradisional adalah batuk (33,33%),
maag (23,33%), dan masuk angin (16,67%).
Kata kunci: Obat Tradisional, Profil Penggunaan, Sosio-
Demografi
Abstract
The number of species of medicinal plants are abundant in
Indonesia make the use of traditional medicine by the community
has done for generations of ancestors until now. This study aims
to determine the use of traditional medicine in the Apotek
Sumber Waras at Bandung regency as determine the condition
of the specific diseases that are often treated by traditional
medicine. This research was conducted with descriptive method
with the use of questionnaires in data collection. Respondents in
this research is the end of the pharmacies that are willing in
filling the questionnaire. Techniques in sampling is purposive
sampling method. The results of this study show that users of
traditional drugs in Apotek sumber waras dominated by women
(70%), aged 18-25 years (63,34%), level of education high
school degree (63,34%), private employees (50%), and have an
income of 1m-5m (50%). Reasons for the use of traditional
medicine because it has more safety and naturally (70%).
Profil Penggunaan Obat Tradisional di Apotek Sumber
Waras
2021
Maretha Intan Kusumaningrum dan Meiti Rosmiati 1455
Mostly by self medication (50%). Traditional medicine is
obtained in a pharmacy/ drugstore (50%) and 96,67% get better
after taking a traditional medicine. The three symptoms most
healing by traditional medicine are cough (33,33%), ulcer
(23,33%), and common colds (16,67%).
Keywords: Traditional Medicine, The Usage Profile,
Socio- Demographic
Pendahuluan
Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan,
bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik), atau campuran dari bahan tersebut
yang secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan, dan dapat diterapkan
sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat (Indonesia, 2017). Badan Pengawasan
Obat dan Makanan (BPOM) mengelompokkan obat tradisional menjadi 3 jenis, yaitu
jamu, obat herbal terstandar dan fitofarmaka. Jamu adalah bahan atau ramuan bahan yang
berupa tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan serian (generik), atau campuran
dari bahan tersebut yang secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan
berdasarkan pengalaman dan dapat diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di
masyarakat (Biofarmaka, 2013).
Obat Herbal Terstandar adalah produk yang mengandung bahan atau ramuan
bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian
(galenik) atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun temurun telah digunakan
untuk pengobatan dan dapat diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat
yang telah dibuktikan keamanan dan khasiatnya secara ilmiah dengan uji praklinik dan
bahan bakunya telah distandardisasi (Sidoretno & Rz, 2018). Fitofarmaka adalah produk
yang mengandung bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan,
bahan mineral, sediaan sarian (galenik) atau campuran dari bahan tersebut yang telah
dibuktikan keamanan dan khasiatnya secara ilmiah dengan uji praklinik dan uji klinik
serta bahan baku dan produk jadinya telah distandardisasi (Hidayana, 2019).
Indonesia terkenal di seluruh dunia sebagai negara penghasil rempah-rempah yang
kaya dan beragam, maka tidak heran mengapa masyarakat indonesia dalam kehidupan
sehari-sehari tidak bisa lepas dari penggunaan rempah-rempah (Gardjito, Harmayani, &
Santoso, 2019). Kegunaan dari rempah-rempah ini sangat beragam, mulai dari untuk
keperluan memasak, sebagai bahan makanan dan minuman, sebagai obat tradisional,
hingga bisa di ekspor ke negara lain (Sukmawati & Merina, 2019).
Sebagai contoh pemanfaatan dari tanaman obat yaitu adalah pemanfaatan dari
rimpang kunyit. Bagian terpenting dalam pemanfaatan kunyit adalah rimpangnya, dalam
pengobatan herbal digunakan untuk pengobatan demam, pilek dengan hidung tersumbat,
rematik, diare, disentri, gatal-gatal, bengkak, bau badan, panas dalam, sariawan usus dan
lain-lain (Nisyapuri, Iskandar, & Partasasmita, 2018). Selain itu kunyit mengandung zat
kimia yang berfungsi sebagai untuk penyakit yang sebagian besar disebabkan oleh bakteri
/ virus atau sejenisnya dan penurunan kekebalan / daya tahan tubuh. Kunyit mengandung
kurkumin yang selain memberi warna kuning juga merupakan zat anti bakteri (Kuntorini,
2018).
Penggunaan obat tradisional juga memiliki aturan-aturan yang harus diperhatikan
supaya terhindar dari bahaya efek samping berupa toksik, baik dari dalam pembuatannya
maupun penggunaannya. Aturan-aturannya adalah sebagai berikut :
a. Ketepatan Bahan
Volume 1, Nomor 11, November 2021
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
1456 http://sosains.greenvest.co.id
Tanaman obat terdiri dari banyak sekali spesies yang bisa saja membuatnya sulit
untuk dibedakan. Maka dari itu ketepatan bahan sangat mempengaruhi akan
tercapai atau tidaknya efek terapi yang diinginkan.
b. Ketepatan Dosis
Dosis merupakan hal yang harus sangat diperhatikan dalam pengunaannya. Sama
halnya dengan obat modern, obat tradisional juga memiliki dosis yang harus
dipatuhi karena tidak bisa dikomsumsi sembarangan.
c. Ketepatan Waktu Penggunaan
Ketepatan waktu penggunaan dalam pemakaian obat tradisional menentukan
tercapai atau tidaknya efek terapi dari obat tersebut.
d. Ketepatan Cara Penggunaan
Tanaman obat memiliki banyak zat aktif yang terkandung di dalamnya. Maka
dari itu setiap zat tersebut membutuhkan perlakuan khusus dalam
penanganannya.
e. Ketepatan Telaah Informasi
Perlunya menelaah informasi dari tanaman obat baik khasiat atau efek
sampingnya sangat membantu dalam pengobatan tradisional karena untuk
menghindari bahaya toksik yang bisa menjadi ancaman.
f. Mengetahui Jenis Obat Tradisional
Karena ada tiga jenis obat tradisional, yaitu jamu, fitofarmaka , dan bahan ekstrak
alami. Ketiganya memiliki sifat, perlakuan dan khasiat yang berbeda.
g. Keamanan Obat Tradisional
adakalanya obat tradisional yang beredar sudah dicampur bahan kimiawi. Maka,
perlu diperhatikan tentang reaksi dan dosis obat tersebut serta tanggal
kadaluarsanya.
Penelitian seperti sudah pernah dilakukan sebelumnya, namun dalam penelitian
tersebut berfokus tentang simplisia bahan obat yang digunakan oleh masyarakat. Dalam
penelitian ini akan memberikan data mengenai jenis obat tradisional yang digunakan,
khususnya obat yang digunakan di apotek sumber waras kabupaten bandung.
Penggunaan obat tradisional sudah diatur dalam Keputusan Menteri Kesehatan
No.381/Menkes/SK/III/2007 tentang Kebijakan Obat Tradisional (Kotranas).
Diterbitkannya keputusan ini bertujuan untuk mengatur tentang penggunaan obat
tradisional, untuk menjaga keamanan dan kualitas mutu dari obat tradisional, dan
menjaga peredaran obat tradisional di masyarakat luas (Amsal, 2013). Obat tradisional
sudah menjadi tradisi dalam kehidupan masyarakat, tapi mengenai data dalam
penggunaan nya masih sedikit (Sari, Yuniar, Siahaan, Riswati, & Syaripuddin, 2015).
Baik latar belakang pasien, kondisi penyakit yang sering ditangani, maupun jenis obat
tradisional yang digunakan khususnya di lingkungan apotek (Fretha, 2020). Hal inilah
yang mendorong penulis untuk melakukan penelitian ini, khususnya profil penggunaan
obat tradisional di apotek sumber waras. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui
bagaimana profil penggunaan di apotek sumber waras yang terletak di kabupaten
bandung. Manfaat dari penelitian ini untuk menambah informasi tentang profil
penggunaan obat tradisional yang masih belum banyak diambil sebagai topik penelitian
dan untuk menambah ilmu bagi masyarakat mengenai penggunaan obat tradisional serta
mengetahui penyakit apa saja yang sering diobati dengan obat tradisional.
Profil Penggunaan Obat Tradisional di Apotek Sumber
Waras
2021
Maretha Intan Kusumaningrum dan Meiti Rosmiati 1457 1455
Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan selama bulan April-Juni 2021. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Alat yang digunakan dalam pengumpulan
data dalam penelitian ini adalah lembar kuisioner. Teknik yang digunakan dalam
pengambilan sampel adalah metode purposive sampling. Sampel dalam penelitian ini
adalah responden yang bersedia dalam pengisian kuisioner. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui profil penggunaan obat tradisional di apotek sumber waras.
Hasil dan Pembahasan
Distribusi Proporsi Karakteristik Sosio-Demografi Responden Pengguna Obat
Tradisional Di Apotek Sumber Waras
Berdasarkan hasil penelitian di apotek sumber waras terdapat 30 responden yang
bersedia dalam pengisian kuisioner, dan semua akan dijadikan sampel dalam penelitian
ini. beberapa karakteristik sosio-demografi yaitu umur, jenis kelamin, pendidikan,
pekerjaan (Rita & Kusumawati, 2011).
Adapun distribusi proporsi sampel berdasarkan karakteristik sosio-demografi dapat
diliat pada Tabel 1 berikut :
Tabel 1. Karakteristik Sosio-Demografi Responden Pengguna Obat Tradisional di
Apotek Sumber Waras.
No
Karakteristik
Jumlah Pengguna
Prosentase (%)
1.
Jenis Kelamin
Pria
Wanita
30
70
2.
Usia
18-25
25-30
30-45
.>45
63,34
3,33
23,33
10
3.
Pendidikan Terakhir
SD/Sederajat
SMP/Sederajat
SMA/Sederajat
Perguruan tinggi
10
13,33
63,34
13,33
4.
Pekerjaan
Tidak bekerja
Wirausaha
Pegawai swasta
Pegawai negeri
26,67
20
50
3,33
5.
Penghasilan perbulan
Kurang dari 1jt
1jt-5jt
5jt-10jt
43,33
50
6,67
Hasil data tabel 1 diketahui bahwa pengguna obat tradisional didominasi oleh
wanita sebanyak 21 responden (70%), berusia 18-25 tahun sebanyak 19 responden
(63,34%), dengan tingkat pendidikan SMA/Sederajat sebanyak 19 responden (63,34%),
Volume 1, Nomor 11, November 2021
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
1458 http://sosains.greenvest.co.id
bekerja sebagai pegawai swasta sebanyak 15 responden (50%), serta memiliki pendapatan
kurang dari 1jt perbulan sebanyak 15 responden (50%).
Gambaran Alasan Responden Menggunakan Obat Tradisional
Berdasarkan hasil penelitian di apotek sumber waras kabupaten bandung terdapat
30 responden yang bersedia dalam pengisian kuisioner, dan semua akan dijadikan sampel
dalam penelitian ini. Adapun alasan responden menggunakan obat tradisional di apotek
sumber waras dapat dilihat pada Tabel 2 berikut :
Tabel 2. Alasan Responden Menggunakan Obat Tradisional.
No
Alasan penggunaan
Frekuensi
Prosentase
(%)
1.
Obat modern terlalu mahal
2
6,67
2.
Obat tradisional lebih aman
dan alami
21
70
3.
Obat tradisiona lebih
mudah didapat
4
13,33
4.
Sudah menjadi kebiasaan/
turun temurun
3
10
Jumlah
30
100
Berdasarkan hasil data tabel 2 dapat diketahui bahwa alasan responden dalam
penggunaan obat tradisional didominasi dengan anggapan obat tradisional lebih aman dan
alami sebanyak 21 responden (70%), selain itu obat tradisional lebih mudah di dapatkan
sebanyak 4 responden (13,33%), serta penggunaan obat tradisional sudah menjadi
kebiasaan/turun temurun sebanyak 3 responden (10%), sisa nya memiliki anggapan obat
modern lebih mahal sebanyak 2 responden (6,67%) dibandingkan dengan obat
tradisional. Gambaran alasan penggunaan obat tradisional oleh responden dapat juga
dilihat pada Gambar 1 berikut :
Gambar 1. Alasan Responden Menggunakan Obat Tradisional.
6,67%
70,00%
13,33%
10,00%
Alasan Penggunaan
Obat modern terlalu
mahal
obat tradisional lebih
aman dan alami
Obat tradisioanl lebih
mudah didapat
Sudah menjadi kebiasaan/
turun temurun
Profil Penggunaan Obat Tradisional di Apotek Sumber
Waras
2021
Maretha Intan Kusumaningrum dan Meiti Rosmiati 1459
Distribusi Proporsi Profil Penggunaan Obat Tradisional Di Apotek Sumber Waras
Berdasarkan hasil penelitian di apotek sumber waras terdapat 30 responden yang
bersedia dalam pengisian kuisioner, dan semua akan dijadikan sampel dalam penelitian
ini. Profil pengunaan disini bisa meliputi alasan penggunaan, cara memperoleh obat
tradisional, ataupun pihak yang menyarankan pengunaan dari obat tradisonal. Profil
penggunaan obat tradisional di apotek sumber waras dapat dilihat pada Tabel 3 berikut :
Tabel 3. Profil Penggunaan Obat Tradisional Di Apotek Sumber Waras
No.
Karakteristik
Jumlah Pengguna
Frekuensi
Prosentase(%)
1.
Cara memperoleh obat tradisional
Membuat sendiri
Membeli di pasar
Membeli di penjual jamu
Membeli di apotek/toko obat
6
2
7
15
20
6,67
23,33
50
2.
Efek setelah menggunakan obat
tradisional
Menjadi lebih baik
Tidak ada perubahan
29
1
96,67
3,33
3.
Pernah mengalami efek samping tidak
diinginkan setelah menggunakan obat
tradisional
Ya
Tidak
1
29
3,33
96,67
4.
Tindakan yang dilakukan jika mengalami
efek samping obat tradisional
Mendiamkan saja
Menghentikan penggunaan
Berobat ke dokter
4
23
3
13,33
76,67
10
5.
Pihak yang menyarankan menggunakan
obat tradisional
Keinginan sendiri
Keluarga
Rekomendasi dokter
15
10
5
50
33,33
16,67
6.
Memberi tahu tentang obat tradisional
yang digunakan kepada dokter
Ya
Tidak
7
23
23,33
76,67
7.
Alasan tidak memberi tahu dokter
Tidak penting untuk dokter tahu
Dokter tidak bertanya
Dokter tidak akan setuju
4
20
6
13,33
66,67
20
Hasil data tabel 3 dapat diketahui bahwa responden umumnya memperoleh obat
tradisional dari apotek/toko obat sebanyak 15 responden (50%), sebagian nya membeli
dari penjual jamu sebanyak 7 responden (23,33%), ada juga yang membuat sendiri
sebanyak 6 responden (20%), dan sisanya memperoleh dari pasar sebanyak 2 responden
(6,67%).
Volume 1, Nomor 11, November 2021
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
1460 http://sosains.greenvest.co.id 1455
Efek yang dirasakan setelah penggunaan obat tradisional adalah menjadi lebik baik
sebanyak 29 responden (96,67%) dan sisanya mengaku tidak terjadi perubahan (3,33%)
(Puspita, 2019). Hanya sebagian kecil dari responden yang mengalami efek samping yang
tidak diinginkan (3,33%), karena sebagian besar mendapatkan efek terapi yang
diinginkan sebanyak 29 responden (96,67%) setelah penggunaan obat tradisional.
Tindakan yang dilakukan oleh responden jika terjadi efek samping adalah
menghentikan penggunaan sebanyak 23 kasus (76,67%), ada yang hanya mendiamkan
saja sebanyak 4 kasus (13,33%), dan sisanya memilih berobat ke dokter sebanyak 3 kasus
(10%) (Gunawan, 2018). Pihak yang menyarankan dalam penggunaan obat tradisional
bisa berasal dari keluarga sebanyak 15 responden (50%), keinginan sendiri sebanyak 10
responden (33,33 %) atau rekomendasi dari dokter sebanyak 5 responden (16,67%)
(Purboyekti, 2017). Tapi sebagian besar dari responden tidak memberitahukan
penggunaan obat tradisional kepada dokter yaitu sebanyak 23 responden (76,67%) dan
hanya sedikit yang memberitahu dokter tentang penggunaan obat tradisional yaitu
sebanyak 7 responden (23,33%). Alasan tidak memberitahukan penggunaan obat
tradisional karena dokter tidak bertanya sebanyak 20 responden (66,67%), atau dokter
tidak akan setuju akan penggunaan obat tradisional sebanyak 6 responden (20%), dan
sisanya menganggap dokter tidak penting untuk tahu sebanyak 4 responden (13,33%).
Gambaran Kondisi Penyakit Tertentu Yang Paling Sering Ditangani Dengan Obat
Tradisional
Berdasarkan hasil penelitian di apotek sumber waras terdapat 30 responden yang
bersedia dalam pengisian kuisioner, dan semua akan dijadikan sampel dalam penelitian
ini. Kondisi penyakit tertentu yang paling sering ditangani dengan obat tradisional oleh
responden di apotek sumber waras dapat dilihat pada Tabel 4 berikut :
Tabel 4. Kondisi Penyakit Tertentu Yang Paling Sering Ditangani Dengan Obat
Tradisional.
No
Kondisi
Jumlah pengguna
Frekuensi
Prosentase (%)
1.
Batuk
10
33,33
2.
Maag
7
23,33
3.
Masuk angin
5
16,67
4.
Demam
3
10
5.
Rematik
3
10
6.
Hipertensi
2
6,67
Jumlah
30
100
Hasil data tabel 4 dapat diketahui bahwa 3 teratas kondisi penyakit tertentu yang
paling sering ditangani dengan obat tradisional adalah batuk (33,33%),diikuti dengan
maag (23,33%) dan masuk angin (16,67%). Selain itu ada juga demam (10%), rematik
(10%),dan hipertensi (6,67%).
Gambaran kondisi penyakit tertentu yang paling sering ditangani dengan obat
tradisional dapat juga dilihat pada Gambar 2 berikut :
Profil Penggunaan Obat Tradisional di Apotek Sumber
Waras
2021
Maretha Intan Kusumaningrum dan Meiti Rosmiati 1461
Gambar 2. Kondisi Penyakit Tertentu Yang Paling Sering Ditangani Dengan Obat
Tradisional.
Gambaran Jenis Obat Tradisonal yang Digunakan di Apotek Sumber Waras
Berdasarkan hasil penelitian di apotek sumber waras terdapat 30 responden yang
bersedia dalam pengisian kuisioner, dan semua akan dijadikan sampel dalam penelitian
ini. Jenis obat tradisonal yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 5 berikut :
Tabel 5. Jenis Obat Tradisonal yang Digunakan
No
Jenis Obat Tradisional
Jumlah Pengguna
Frekuensi
Prosentase(%)
1.
Jamu
10
33,33
2.
Obat Herbal Terstandar
15
50
3.
Fitofarmaka
5
16,67
Jumlah
30
100
Data dari tabel 5 menunjukkan hasil jenis obat tradisional yang digunakan oleh
responden di apotek sumber waras adalah Obat herbal terstandar sebanyak 15 responden
(50%), Jamu sebanyak 10 responden (33,33%), dan Fitofarmaka sebanyak 5 responden
(16,67%). Gambaran jenis obat tradisional yang digunakan di apotek sumber waras dapat
juga dilihat pada Gambar 3 berikut :
33,33%
23,33%
16,67%
10,00%
10,00%
6,67%
Kondisi penyakit
Batuk
Maag
Masuk angin
Rematik
Hipertensi
Demam
Volume 1, Nomor 11, November 2021
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
1462 http://sosains.greenvest.co.id
Gambar 3. Jenis Obat Tradisional yang Digunakan.
Kesimpulan
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengguna obat tradisonal di apotek
sumber waras di dominasi oleh wanita (70%), usia 18-25 tahun (63,34%), tingkat
pendidikan SMA/Sederajat (63,34%), pegawai swasta (50%), dan memiliki penghasilan
1jt-5jt (50%). Alasan penggunaan obat tradisional karena lebih aman dan alami (70%).
Penggunaan nya didasari oleh keinginan sendiri (50%). Obat tradisional diperoleh dengan
membeli di apotek/ toko obat (50%) dan 96,67% merasakan keadaannya menjadi lebih
baik setalah menggunakan obat tradisional. Kondisi penyakit yang paling sering ditangani
dengan menggunakan obat tradisional adalah batuk (33,33%), maag (23,33%), dan masuk
angin (16,67%). Jenis obat tradisional yang paling banyak digunakan adalah obat herbal
terstandar (50%).
Bibliografi.
Amsal, Asmiati. (2013). Pelaksanaan Pengawasan Obat Tradisional Yang Mengandung
Bahan Kimia Obat Sebagai Upaya Perlindungan Bagi Masyarakat. Makassar:
Universitas Hasanuddin.
Biofarmaka, I. P. B. (2013). Quality of Herbal Medicine Plants and Traditional Medicine.
Diakses Dari Http://Biofarmaka. Ipb. Ac. Id/Brc-News/Brcarticle/587-Quality-of-
Herbal-Medicine-Plantsand-Traditional-Medicine2013(Https://Nasional.
Sindonews. Com/Read/916025/163/10-Tanaman-Paling-Bermanfaat-Sebagai-Obat-
1414409980).
Fretha, Nicole Claudia. (2020). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku
Masyarakat dalam Mencegah Kekambuhan Artritis Gout di Koya Tondano Selatan.
Jakarta Pusat: STIK Sint carolus.
Gardjito, Murdijati, Harmayani, Eni, & Santoso, Umar. (2019). Makanan Tradisional
Indonesia Seri 3: Makanan Tradisonal Yang Populer (Menu Sepiring Lengkap dan
Makanan Berbasis Buah-Buahan) (Vol. 3). Yogyakarta: UGM PRESS.
Gunawan, Dwiko N. U. R. (2018). Hubungan Strategi Koping Dengan Kualitas Hidup
Caregiver Keluarga Penderita Skizofrenia Di RSJ Dr Radjiman Wediodiningrat
Lawang. Surabaya: Universitas Airlangga.
Hidayana, Yunda. (2019). Identifikasi Bahan Kimia Obat (Bko) Parasetamol Pada Jamu
Pegal Linu MerekW, X, Y, Z.” Malang: Akafarma Putra Indonesia Malang.
Indonesia, Formularium Ramuan Obat Tradisional. (2017). Keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor HK. 01.07. Menkes/187/2017 Tentang Formularium
33,33%
50,00%
16,67%
Jenis Obat Tradisional yang
Digunakan
Jamu Obat Herbal Terstandar Fitofarmaka
Profil Penggunaan Obat Tradisional di Apotek Sumber
Waras
2021
Maretha Intan Kusumaningrum dan Meiti Rosmiati 1463 1461 1455
Ramuan Obat Tradisional Indonesia.
Kuntorini, Evi Mintowati. (2018). Botani ekonomi suku Zingiberaceae sebagai obat
tradisional oleh masyarakat di Kotamadya Banjarbaru. Bioscientiae, 2(1).
Nisyapuri, Fezih Fathimah, Iskandar, Johan, & Partasasmita, Ruhyat. (2018). Study of
ethnobotany of medicinal plants in Wonoharjo Village, Pangandaran District, West
Java. Prosiding Seminar Nasional Masyarakat Biodiversitas Indonesia, 4(2), 122
132.
Purboyekti, Sari. (2017). Gambaran persespi masyarakat terhadap pengobatan
komplementer dan alternatif di wilayah kelurahan pondok benda rw 013 pamulang
2. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan, 2017.
Puspita, Afriliana Nurrahimah Igha. (2019). Gambaran Pengetahuan Dan Sikap
Masyarakat Terhadap Penggunaan Obat Tradisional Di Kecamatan Mlati.
Rita, Maria Rio, & Kusumawati, Ratna. (2011). Pengaruh variabel sosio demografi dan
karakteristik finansial terhadap sikap, norma subyektif dan kontrol perilaku
menggunakan kartu kredit (studi pada pegawai di UKSW Salatiga). Jurnal
Manajemen Dan Keuangan, 9(2), 109128.
Sari, Ida Diana, Yuniar, Yuyun, Siahaan, Selma, Riswati, Riswati, & Syaripuddin,
Muhamad. (2015). Tradisi masyarakat dalam penanaman dan pemanfaatan
tumbuhan obat lekat di pekarangan. Jurnal Kefarmasian Indonesia, 123132.
Sidoretno, Wahyu Margi, & Rz, Ira Oktaviani. (2018). Edukasi Bahaya Bahan Kimia
Obat yang Terdapat Didalam Obat Tradisional. Jurnal Pengabdian Masyarakat
Multidisiplin, 1(2), 123177.
Sukmawati, Wati, & Merina, Merina. (2019). Pelatihan Pembuatan Mipelatihan
Pembuatan Minuman Herbal Instan Untuk Meningkatkan Ekonomi Warganuman
Herbal Instan Untuk Meningkatkan Ekonomi Warga. Jurnal Pengabdian Kepada
Masyarakat, 25(4), 210215.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike
4.0 International License.