Profil Penggunaan Obat Tradisional di Apotek Sumber
Waras
Maretha Intan Kusumaningrum dan Meiti Rosmiati 1455
Mostly by self medication (50%). Traditional medicine is
obtained in a pharmacy/ drugstore (50%) and 96,67% get better
after taking a traditional medicine. The three symptoms most
healing by traditional medicine are cough (33,33%), ulcer
(23,33%), and common colds (16,67%).
Keywords: Traditional Medicine, The Usage Profile,
Socio- Demographic
Pendahuluan
Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan,
bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik), atau campuran dari bahan tersebut
yang secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan, dan dapat diterapkan
sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat (Indonesia, 2017). Badan Pengawasan
Obat dan Makanan (BPOM) mengelompokkan obat tradisional menjadi 3 jenis, yaitu
jamu, obat herbal terstandar dan fitofarmaka. Jamu adalah bahan atau ramuan bahan yang
berupa tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan serian (generik), atau campuran
dari bahan tersebut yang secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan
berdasarkan pengalaman dan dapat diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di
masyarakat (Biofarmaka, 2013).
Obat Herbal Terstandar adalah produk yang mengandung bahan atau ramuan
bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian
(galenik) atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun temurun telah digunakan
untuk pengobatan dan dapat diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat
yang telah dibuktikan keamanan dan khasiatnya secara ilmiah dengan uji praklinik dan
bahan bakunya telah distandardisasi (Sidoretno & Rz, 2018). Fitofarmaka adalah produk
yang mengandung bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan,
bahan mineral, sediaan sarian (galenik) atau campuran dari bahan tersebut yang telah
dibuktikan keamanan dan khasiatnya secara ilmiah dengan uji praklinik dan uji klinik
serta bahan baku dan produk jadinya telah distandardisasi (Hidayana, 2019).
Indonesia terkenal di seluruh dunia sebagai negara penghasil rempah-rempah yang
kaya dan beragam, maka tidak heran mengapa masyarakat indonesia dalam kehidupan
sehari-sehari tidak bisa lepas dari penggunaan rempah-rempah (Gardjito, Harmayani, &
Santoso, 2019). Kegunaan dari rempah-rempah ini sangat beragam, mulai dari untuk
keperluan memasak, sebagai bahan makanan dan minuman, sebagai obat tradisional,
hingga bisa di ekspor ke negara lain (Sukmawati & Merina, 2019).
Sebagai contoh pemanfaatan dari tanaman obat yaitu adalah pemanfaatan dari
rimpang kunyit. Bagian terpenting dalam pemanfaatan kunyit adalah rimpangnya, dalam
pengobatan herbal digunakan untuk pengobatan demam, pilek dengan hidung tersumbat,
rematik, diare, disentri, gatal-gatal, bengkak, bau badan, panas dalam, sariawan usus dan
lain-lain (Nisyapuri, Iskandar, & Partasasmita, 2018). Selain itu kunyit mengandung zat
kimia yang berfungsi sebagai untuk penyakit yang sebagian besar disebabkan oleh bakteri
/ virus atau sejenisnya dan penurunan kekebalan / daya tahan tubuh. Kunyit mengandung
kurkumin yang selain memberi warna kuning juga merupakan zat anti bakteri (Kuntorini,
2018).
Penggunaan obat tradisional juga memiliki aturan-aturan yang harus diperhatikan
supaya terhindar dari bahaya efek samping berupa toksik, baik dari dalam pembuatannya
maupun penggunaannya. Aturan-aturannya adalah sebagai berikut :
a. Ketepatan Bahan