Volume 1, Nomor 11, November 2021
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
1498 http://sosains.greenvest.co.id
GAMBARAN PENOLAKAN MASYARAKAT TERHADAP VAKSIN
COVID-19 DI WILAYAH KAMPUNG DOYO BARU KABUPATEN
JAYAPURA
Shania Carrity Virginia Woisiri dan Lyna Hutapea
Universitas Advent Indonesia
Diterima:
09 November
2021
Direvisi:
13 November
2021
Disetujui:
15 November
2021
Abstrak
Latar Belakang : Gambaran penerimaan vaksinasi sangatlah
kurang sehingga menyebabkan keterlambatan dalam mencapai
herd immunity. Hasil telaah kepada masyarakat yang menerima
vaksin yang dilakukan di bulan September 2020 oleh kementrian
kesehatan menyatakan terdapat sekitar 65% subjek penelitian
mengatakan setuju untuk di vaksin jika di sediakan oleh
pemerintah, sedangkan 8% lainnya memilih untuk tidak
menerima , serta 27 yang tersisa mengatakan masih ragu
terhadap tindakan pemerintah untuk menyelenggarakan
vaksinasi Covid-19. Organisasi kesehatan dunia
mendefinisikan penolakan vaksin (VH) adalah sebagai
penghambat dalam menerima atau menolak pemberian vaksin
walaupun kegiatan vaksinasi tersedia di tempat terdekat dan
gratis bagi masyarakat. Tujuan : Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk menggali serta mengetahui gambaran serta alasan
dari masyarakat terhadap penolakan vaksin Covid-19 di wilayah
Kampung Doyo baru Kabupaten Jayapura. Metode : Metode
penelitian ini adalah penelitian dengan kualitatif dengan
pendekatan studi etnografi. Penelitian ini dilakukan di Kampung
Doyo Baru Kabupaten Jayapura. Pengambilan subjek dalam
penelitian ini dilakukan dengan menggunakan cara atau metode
purposive sampling. Subjek dalam penelitian ini adalah
masyarakat kampung Doyo Baru yang menolak atau belum
menerima vaksin covid-19 yang berjumlah 24 orang dengan
kriteria inklusi : (1) Masyarakat yang tidak mau dan/atau belum
menerima vaksin covid-19; (2) Berdomisili di Kampung Doyo
Baru Kabupaten Jayapura; (3) Bersedia untung diwawancarai
dan menjadi responden (dengan menunjukan surat pernyataan
yang ditandatangani bahwa subjek bersedia tanpa paksaan untuk
menjadi subjek penelitian); dan (4) Mampu berkomunikasi
dengan baik. Hasil : Setelah peneliti mengumpulkan data di
temukan hanya terdapat 6 dari 24 subjek yang mengetahui
manfaat vaksin yaitu untuk kekebalan tubuh dan untuk
melindungi diri sendiri dan orang lain dari paparan virus
Corona. Terdapat 4 orang subjek yang mengatakan bahwa
vaksin Covid-19 mengandung bahan yang haram menurut
keyakinan mereka, sedangkan subjek yang lain masih merasa
ragu atas keefektifan dari vaksin Covid-19 setelah mendengar
issu yang beredar dan ada juga yang memilih untuk menolak
vaksinasi karena adanya larangan dari orang tua dan anggota
keluarga lainnya bahkan masyarakat sekitar lainnya.
Kata kunci: Penolakan masyarakat, vaksin Covid-19,
Gambaran Penolakan Masyarakat Terhadap Vaksin
Covid-19 di Wilayah Kampung Doyo Baru Kabupaten
Jayapura
2021
Shania Carrity Virginia Woisiri dan Lyna Hutapea 1499
Doyo Baru
Abstract
Background: The picture of vaccination acceptance is so
lacking that it causes delays in achieving herd immunity. The
results of a study to people who received the vaccine conducted
in September 2020 by the ministry of health stated that about
65% of the study subjects said they agreed to be vaccinated if
provided by the government, while 8% chose not to receive it,
and the remaining 27 said they were still doubtful about the
government's action to administer the Covid-19 vaccination. The
World Health Organization defines vaccine rejection (VH) as an
obstacle to receiving or rejecting vaccines even though
vaccination activities are available nearby and free to the public.
Purpose: The purpose of this study is to explore and find out the
picture and reason of the community against the rejection of the
Covid-19 vaccine in the new Kampung Doyo area of Jayapura
Regency. Method: This research method is qualitative research
with ethnographic study approach. This research was conducted
in Kampung Doyo Baru Jayapura Regency. The taking of
subjects in this study was done using purposive sampling
methods or methods. The subjects in this study were the people
of Doyo Baru village who refused or had not received the covid-
19 vaccine which amounted to 24 people with inclusion criteria:
(1) People who did not want and / or had not received the covid-
19 vaccine; (2) Domiciled in Kampung Doyo Baru Jayapura
Regency; (3) Willing to be interviewed and be a respondent (by
showing a signed affidavit that the subject is willing without
compulsion to be the subject of the study); (4) Able to
communicate well. Results: After researchers collected data
found that only 6 out of 24 subjects knew the benefits of
vaccines, namely for immunity and to protect themselves and
others from exposure to the coronavirus. There were 4 subjects
who said that the Covid-19 vaccine contained illegal ingredients
according to their beliefs, while other subjects still doubted the
effectiveness of the Covid-19 vaccine after hearing about the
circulating issu and there were also those who chose to refuse
vaccinations because of the ban from parents and other family
members and even other surrounding communities.
Keyword: Penolakan masyarakat, vaksin Covid-19,Doyo Baru
Pendahuluan
Vaksin adalah jalan keluar terakhir untuk penyakit yang menular dengan droplet
(percikan) , halangan utama penggunaan vaksin Covid-19 adalah keraguan dan ketidak
percayaan masyarakat terhadap vaksin. Stigma dari masyarakat masyarakat tentang
keamanan dan efektifitas vaksin Covid-19 harus baik. Terdapat banyak rintangan dalam
upaya menanggulangi pencapaian vaksinasi khususnya di ASEAN antara lain karena
Volume 1, Nomor 11, November 2021
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
1500 http://sosains.greenvest.co.id
adanya penolakan vaksin /vaccine hesitancy (VH)/ vaccine refusal. Aksi penolakan
vaksin terjadi secara global . Banyak negara membuat gerakan penolakan karena
beranggapan bahwa vaksin tidak efektif. Jumlah masyarakat yang menerima vaksinasi
COVID-19 menjadi hal yang sangat kontroversi. (Astuti, Nugroho, Lattu, Potempu, &
Swandana, 2021). Strategi yang digunakan dalam pemenuhan vaksin pada masyarakat di
Indonesia dihadapkan pada tantangan aksi vaccine refusal. Pada tahap awal pemberian
vaksinasi COVID-19 beberapa kelompok yang tidak menerima vaksin membuat suatu
kelompok antivaksin dalam bentuk menolak vaksinasi di media sosial (medsos).
Penolakan tersebut juga di tolak oleh salah seorang Dewan Perwakilan Rakyat Republik
Indonesia (DPRRI) yang memperkuat kelompok tersebut untuktidak menerima vaksin
(Maulana1, 2021). Adapun minimnya kabar atau berita yang dterima masyarakat serta
kurangnya sikap antisipasi pemerintah untuk memberikan edukasi terkait Vaksinasi
mengakibatkan adanya penolakan masyarakat terhadap vaksin COVID-19. Kehadiran
virus jenis baru yang belum ditemukan obatnya ini membuat masyarakat cemas,
ketakutan, dan bahkan depresi. Komisi IX DPR RI melalui Rapat Kerja Bersama
Kemenristek/BRIN, Kementrian Kesehatan, Badan POM serta PT Bio.Farma (Persero)
Pada 14 Juli 2020 dalam Produksi dan pembuatan vaksin di Indonesi juga turut
mendapatkan support . Vaksin juga sangat penting dan bermanfaat kepada semua orang.
Ketika kita menerima vaksin, kita tidak hanya melindungi diri sendiri tetapi orang lain
juga dapat terlindung dari penyakit infeksi yang berbahaya bahkan penyakit yang
membawa kematian. Berdasarkan organisasi kesehatan dunia , kurang lebih sekitar 10
juta angka kematian di dunia berhasil tanggulangu dengan adanya vaksinisasi pada tahun
2010-2015 (Agustiarasari et al., 2021). Rencana kegiatan vaksinasi tersebut haruslah
mempertimbangkan segala aspek, mulai dari aspek kelayakan vaksin yang akan
digunakan, resiko pasca pemakaian, sampai tahapan & prosedur dari pemberian vaksin
hingga nantinya sampai ke masyarakat. Semua aspek tersebut haruslah dipersiapkan
secara detail agar rencana aktivitas vaksinasi dapat berjalan dengan baik dan terhindar
dari hal-hal yang justru akan merugikan.intervensi dari aktivitas vaksinasi juga perlu
mempertimbangkan berbagai factor , diantaranya adalah dengan melihat bagaimana
reaksi dan pendapat masyarakat terhadap rencana vaksinasi tersebut. Masyarakat Papua
adalah masyarakat yang sangat menjaga budaya mereka , dan di dalam menjaga budaya
tersebut menurut Tilaar (2004: 257) tersimpan hal yang sangat besar yaitu kapital budaya
berupa anekaragam adat isti-adat, keyakinan, bahasa atau dialeg, dan system pemenuhan
kebutuhan hidup (Kadir, 2017). Sehingga beberapa suku dan adat istiadat melarang untuk
menerima vaksin Covid-19. Melihat adanya penolakan yang dilakukan masyarakat
terhadap vaksin Covid-19 dan pemerintah yang kurang sigap dalam memberikan
pendidikan kesehatan terkait vaksinasi kepada masyarakat khusnya masyarakat yang
tinggal di wilayah Kampung Doyo Baru Kabupaten Jayapura yang masih hidup dengan
adat-istiadat yang kental menyebabkan timbulnya opini-opini negative dari masyarakat
terhadap vaksin Covid-19. Penelitian ini dilakukan agar dapat mengetahui dan menggali
alasan serta gambaran penolakan masyarakat terhadap vaksin Covid-19 serta bermanfaat
dalam membuka wawasan masyarakat terhadap vaksin Covid-19 dan menjadi tempat
peneliti mengaplikasikan pelajaran yang telah diperoleh. Oleh karena itu peneliti tertarik
untuk membahas gambaran penolakan masyarakat terhadap vaksin covid-19 di wilayah
Kampung Doyo Baru Kabupaten Jayapura dan dengan penelitian ini diharapkan
pemerintah dapat memperhatikan masyarakat dengan di adakannya pendidikan kesehatan
tentang vaksinasi kepada masyarakat mengenai vaksin Covid-19 sebelum pengadaan
kegiatan vaksinasi di suatu daerah.
Gambaran Penolakan Masyarakat Terhadap Vaksin
Covid-19 di Wilayah Kampung Doyo Baru Kabupaten
Jayapura
2021
Shania Carrity Virginia Woisiri dan Lyna Hutapea 1501
Metode Penelitian
Jenis yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan
pendekatan studi etnografi. Kegiatan ini dilakukan di Kampung Doyo Baru Kabupaten
Jayapura. Pemilihan responden dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
metode purposive sampling. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah
berupa lembar wawancara dan voice recorder yang digunakan peneliti untuk merekam
suara saat melakukan wawancara dengan subjek. Pertanyaan-pertanyaan yang digunakan
peneliti telah di uji validitas melalui wawancara mendalam pada subjek triangulasi.
Subjek dalam penelitian ini adalah masyarakat yang menolak vaksin covid-19 yang
berjumlah 24 orang dengan kriteria inklusi: (1) Masyarakat yang tidak mau /atau belum
menerima vaksin covid-19; (2) memiliki alamat berdasarkan KTP di Kampung Doyo
Baru Kabupaten Jayapura; (3) Bersedia untung di wawancara dan menjadi responden
(ditunjukan dengan surat ketersediaan Subjek Penelitian yang ditandatangani oleh subjek
penelitian); dan (4) Mampu berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia dengan baik.
Pengambilan data dilakukan dengan wawancara mendalam dengan subjek penelitian.
Wawancara mendalam juga di lakukan pada subjek triangulasi untuk uji validitas.
Adapun subjek triangulasi dalam penelitian ini yaitu tokoh agama serta RT dan RW dari
Kampung Doyo Baru Kabupaten Jayapura.
Penelitian menggunakan 2 teori antara theory of reason action , Sikap berfokus
terhadap pendapat seseorang (baik menguntungkan maupun merugikan) dengan sikap
tertentu (Saraswati & Kiswara, 2013). Aturan subjektif berfokus pada penilaian seseorang
akan hak lain dan support dalam berpendapat. Theory of Reasoned Action di komentar
karena keteledoran terhadap pentingnya faktor-faktor sosial yang dalam kehidupan nyata
bisa menjadi determinan terhadap sikap seseorang (Mahyarni, 2013). Faktor sosial artinya
segala pengaruh yang datang dari lingkungan tempat tinggal sekitar (seperti norma
individu) dimana dapat berpengaruh terhdap tindakan seseorang (Darmawan, Made, &
Warmika, 2016). Factor lain yang turut menentukan tindakan dan perilaku seseorang pada
teori tindakan yang direncanakan yaitu perilaku kontrol yang dirasakan. Social cognitive
theory dimana kebudayaan sebagai system kognitif atau pengetahuan (mode of),budaya
merupakan sesuatu yang dilakukan individu dalam kehidupan stiap hari sebagai sesuatu
yang realitas (Laila, 2017).
Hasil dan Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian yang di buat oleh organisasi kesehatan dunia
(WHO), di nyatakan sebagian subjek tidak menerima vaksin dan kurang yakin
terhadap intervensi dari pemerintah tentang kegiatan vaksinasi (5). Aksi
penolakan vaksin COVID-19 menjadi hal penghambat yang perlu di cegah
sehingga pencapaian vaksin COVID-19 dapat berjalan sesuai tujuan dari
pemerintah sebagai usaha mengurangi penyebaran dan peningkatan penyakit
COVID-19 .
“…vaksin itu kita tidak tahu
jadi kita Kristen jadi kuat
karena ada Tuhan jadi tidak
mau vaksin, takut..”
(SP5,35thn)
Volume 1, Nomor 11, November 2021
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
1502 http://sosains.greenvest.co.id
Minimnya pengetahuan pada masyarakat menyebabkan masyarakat tidak
memiliki pemahaman-pemahaman mengenai vaksin Covid-19. Masyarakat juga
memiliki keterbatasan dalam mengakses internet guna mengetahui manfaat dan
pentingnya vaksinasi menyebab minimnya pengetahuan masyarakat akan peran
penting vaksin Covid-19 dalam melindungi diri sendiri dan orang lain di
sekitarnya. Oleh karena itu pendidikan kesehatan mengenai vaksinasi kepada
masyarakat sangatlah penting guna membuka dan mengubah sudut pandang
masyarakat terhadap vaksin Covid-19.
1. Sikap subjek penelitian terhadap vaksin Covid-19
Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa hanya 6 dari 24 subjek penelitian
mengetahui tentang manfaat vaksin Covid-19 yaitu untuk meningkatkan daya tahan tubuh
dan memproteksi atau melindungi diri dari penyakit. Sedangkan 4 dari 24 subjek
penelitian mengharamkan vaksin Covid-19 karena masih krang yakin dengan kehalalan
dari bahan yang digunakan dalam pembuatan vaksin Covid-19. Subjek penelitian juga
masih dipengaruhi oleh apa yang mereka dengar melalui orang-orang di sekitar dan oleh
berita-berita yang mereka dengar. Dan walaupun tidak menerima vaksin Covid-19,
masyarakat beranggapan bahwa mereka akan tetap sehat karena mereka merupakan
masyarakat yang terbiasa hidup melalui hasil tangan sendiri dengan berkebun sehingga
mereka memiliki tubuh yang kuat dan sehat.
2. Pengetahuan
Masyarakat beranggapan bahwa seseorang biasanya cukup memiliki pertimbangan
yang logis dan memanfaatkan berita serta seseorang akan memikirkan sebab-akibat dari
perilakunya sebelum memilihmelakukan suatu tindangan. Setelah melihat semua
penelitian yang sudah dilakukan oleh para expert sebelumnya, mereka mengembangkan
teori yang dapat memperkirakan dan mengerti perilaku dan sikap. Teori ini yang disebut
Theory of Reasoned Action.
Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa hanya 6 dari 24 subjek penelitian
mengetahui tentang manfaat vaksin Covid-19 untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan
memproteksi diri dari penyakit. Namun mereka ragu untuk menerima vaksin karena
pengalaman yang di alami oleh orang-orang yang disekitar mereka yang sakit bahkan
meninggal dunia setelah menerima vaksin Covid-19.
“…kita kuat kerja jadi biasanya juga
kena panas, kita kerja begitu kuat jadi
mau vaksin juga untuk apa” (SP4,
34thn)
“…yang saya ketahui , hmm melihat
cukup banyak masyarakat yang terlibat
dalam vaksin mereka berkata bahwa
dengan vaksin dapat memberikan
kekebalan tubuh bagi setiap orang untuk
menghadapi sakit Corona” (SP3, 45thn)
Gambaran Penolakan Masyarakat Terhadap Vaksin
Covid-19 di Wilayah Kampung Doyo Baru Kabupaten
Jayapura
2021
Shania Carrity Virginia Woisiri dan Lyna Hutapea 1503
Beberapa subjek berjumlah 18 orang tidak mengetahui manfaat dari vaksin Covid-
19 sedangkan 6 orang lainnya menyatakan manfaat vaksin Covid-19.
3. Religius
Dalam “theory of reasoned action” mengatakan bahwa aturan subjektif adalah
determinan dari keinginan bertindak. aturan subjektif merupakan traktat sosial yang
mengontrol kehidupan setiap individu. Aturan subjektif merupakan satu fungsi
kepercayaan seseorang dalam hal menyetujui atau tidak menyetujui tindakan tertentu.
Terdapat pandangan yang berbeda terhadap vaksin Covid-19 dari segi agama.
Terdapat 20 orang subjek penelitian yang menyatakan bahwa boleh menerima vaksin dan
agama tidak mengharamkan vaksin Covid-19 karena kegiatan vaksinasi adalah kegiatan
yang baik untuk kesehatan semua masyarakat dalam upaya melindungi diri dari paparan
virus covid-19. Sedangkan 4 orang lainnya percaya bahwa vaksin Cocid-19 haram karena
masih ragu dengan kehalalan dari bahan yang digunakan untuk membuat vaksin Covid-
19. Sehingga mereka memilih untuk tidak menerima vaksin.
MUI menguatkan vaksin Covid-19 produksi Sinovac dan Bio Farma suci dan halal
serta dapat digunakan untuk masyarakat penganut agama Islam dalam keputusan Nomor
2 Tahun 2021 (Abdullah, 2021). Dan ternyata beberapa subjek penelitian tidak
mengetahui keputusan tersebut.
4. Keyakinan Subjek Penelitian
Kepercayaan yang di yakini oleh responden dalam penelitian di pengaruhi oleh
pengalaman vaksinasi yang di alami oleh orang di sekitar subjek dan melalui pembacaan
berita-berita di TV yang membahas tentang orang-orang yang sakit,lumpuh atau bahkan
meninggal dunia setelah menerima vaksin Covid-19.
“…oh iya, ini vaksin yang saya dengar hmm
terbuat dari lemak babi dan agama saya
bertentangan dengan daging babi karena
menurut kami adalah haram. Sehingga
kalau lemak babi di suntikan kedalam
tubuh kami, maka kami juga mempunyai
kesalahan yang besar dengan iman yang
kami yakini” (SP3, 45thn)
Volume 1, Nomor 11, November 2021
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
1504 http://sosains.greenvest.co.id
Kurangnya fasilitas yang memadai sangat mempengaruhi pengetahuan dari
masyarakat yang hidup di daerah terpencil menyebabkan masyarakat sulit untuk
mendeteksi penyakit bawaan (komorbid) sedini mungkin.
Berita yang salah tentang COVID-19 yang telah tersebar ke seluruh media, sangat
penting bagi NAKES dan pemerintah dalam membuat intervensi dan strategi yang efektif
sebelum vaksin diperkenalkan (Dharma & Kasim, 2021).
5. Larangan dari lingkungan masyarakat untuk menerima vaksin Covid-19
Mengenai pengaruh sekitar keluarga adalah hal yang sangat berpengaruh terhadap
keputusan seseorang , individu akan bertindak jika pendapat orang lain terhadap sikap itu
bersifat positif (Dewi, 2020). Seseorang berpendapat bahwa sikap seseorang tersebutdi
izinkan atau sebaliknya tidak di izinkan.
Diketahui bahwa 20 orang subjek penelitian mengatakan bahwa tidak ada larangan
dalam menerima vaksin Covid-19. Sedangkan 4 orang subjek penelitian mengatakan
adanya larangan dari keluarga dan orang-orang terdekat untuk tidak menerima vaksin
Covid-19.
6. Sikap subjek penelitian terhadap vaksin Covid-19
Penolakan masyarakat pada vaksin Covid-19 dikarenakan kekeliriuan dan
kesalahpahaman masyarakat pada vaksin Covid-19. Subjek penelitian beranggapan
bahwa vaksin Covid-19 haram karena mengandung Babi. Sebelumnya, Komisi
kepeutusan telah menegaskan kehalalan dan kesucian vaksin melalui siding pleno pada
Jumat (8/1/2021). Beberapa subjek penelitian lebih memilih untuk menggunakan obat-
obatan herbal dalam mendukung dan menjaga kesehatan mereka.
7. Pengetahuan
Manfaat imunisasi yang di ketahui 6 dari 24 orang subjek penelitian tentang
manfaat vaksin Covid-19 untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan memproteksi atau
melindungi diri dari penyakit (Matuan, 2021). Namun mereka ragu untuk menerima
vaksin karena pengalaman yang di alami oleh orang-orang yang disekitar mereka yang
sakit setelah menerima vaksin Covid-19.
8. Religiuitas
Masih terdapat subjek penelitian yang berpendapat bahwa vaksin Covid-19
mengandung babi., MUI mengatakan vaksin Covid-19 produksi Sinovac dan Bio Farma
suci dan halal dapat digunakan untuk umat Islam dalam keputusan Nomor 2 Tahun 2021
(Chodir, 2021). Berdasarkan hasil dalam keputusan nomor 2 tahun 2021, MUI dapat
“…kalau di lihat dari tanggapan banyak
orang ada yang bilang bahwa vaksin itu
bisa membawa kematian” (SP2,21thn)
“…iya ada larangan dari keluarga jadi sa
(saya) tidak vaksin” (SP7,19
th
)
Gambaran Penolakan Masyarakat Terhadap Vaksin
Covid-19 di Wilayah Kampung Doyo Baru Kabupaten
Jayapura
2021
Shania Carrity Virginia Woisiri dan Lyna Hutapea 1505
berarti bahwa vaksin Covid-19 halal yang artinya tidak mengandung babi seperti yang di
pikirkan oleh subjek dalam penelitian ini.
9. Keyakinan subjek penelitian
Aturan subyektif menrujuk pada tanggapan masyarakat sekitar (social) yang
dirasakan untuk melakukan atau tidak melakukan, (Ajzen, 1991). Aturan subjektif adalah
kepercayaan normatif terkait pada pendapat seseorang tentang bagaimana kelompok
melihat tindakan dan evaluasi yang pada umumnya cetuskan . Persepsi dari masyarakat
sekitar menyebabkan subjek ragu bahkan takut untuk menerima vaksin Covid-19.
10. Larangan dari lingkungan masyarakat untuk menerima vaksin Covid-19
Peran keluarga semakin instrumental dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Keluarga merupakan garda terdepan yang menjadi subsistem fundamental yang paling
diperhitungkan Pemerintah dalam memutus mata rantai penularan Covid-19 (Husaidah,
Amru, Selvia, Rahayu, & Yulinawati, 2021). Peran fungsional kepala keluarga dimasa
pandemic Covid-19 adalah kemampuan mendisiplinkan seluruh perilaku anggota
keluarganya. Sama halnya dalam penerimaan vaksin Covid-19 keluarga juga memiliki
peran yang besar dalam menentukan hal terbaik bagi anggota keluarganya (Santika,
2020).
Kesimpulan
Penolakan yang di lakukan masyarakat terhadap vaksin Covid-19 disebabkan
kekurangan fasilitas yang memadai di kalangan masyarakat untuk mengetahui manfaat
vaksinasi. Dan dalam mengangani masalah yang di hadapi masyarakat yaitu, diperlukan
dukungan pemerintah dan pemimpin kampung atau desa setempat dalam memberikan
pendidikan mengenai vaksin Covid-19 contohnya : apa itu vaksin Covid-19, apa manfaat
vaksin, apa efek samping dari vaksin, apa yang perlu di perhatikan atau ketahui terlebih
dahulu sebelum menerima vaksin Covid-19 terlebih dahulu agar dapat membuka
wawasan masyarakat dan menghilangkan keraguan masyarakat terhadap vaksin Covid-19
dan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap pentingnya vaksinasi dalam
memproteksi diri sendiri dan orang lain dari paparan virus Corona mengingat masyarakat
sangat di pengaruhi oleh budaya setempat sehingga di perlukan peran dari pemimpin
kampung atau desa setempat dan tokoh adat yang di angggap berpengaruh oleh
masyarakat sehinggah dapat mencapai herd immunity di wilayah Kampung Doyo Baru
Kabupaten Jayapura.
Bibliografi
Abdullah, Farhat. (2021). Sinovac Vaccine Halal Controllers: According To The Lay
Community. Tahdzib Al-Akhlaq: Jurnal Pendidikan Islam, 4(1), 1327.
Agustiarasari, Bella Putri, Monica, Dila, Jordan, Muhammad, Risky, Muhammad, Arsika,
Poppy, Syari, Rafita, & Nursapitri, Rizki. (2021). Pentingnya Pengenalan Vaksin Di
Masa Pandemi Covid-19 Desa Ibul Kecamatan Simpang Teritip. Jurnal Abdimas
Bina Bangsa, 2(1), 100104.
Astuti, Nining Puji, Nugroho, Erlangga Galih Zulva, Lattu, Joma Chyntia, Potempu,
Imelzy Riana, & Swandana, Dewi Anggiani. (2021). Persepsi Masyarakat terhadap
Penerimaan Vaksinasi Covid-19: Literature Review. Jurnal Keperawatan, 13(3),
569580.
Chodir, Fatkul. (2021). Kehalalan Vaksin Berunsur Babi:(Studi Vaksin Covid-19
Volume 1, Nomor 11, November 2021
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
1506 http://sosains.greenvest.co.id
Astrazeneka). Jurnal Kajian Hukum Islam, 8(1), 6181.
Darmawan, Yudi, Made, I., & Warmika, I. Gede Ketut. (2016). Pengaruh Norma
Subjektif, Personal Attitude, Perceived Behavior Control, dan Aspek Psikologis
Terhadap Minat Wirausaha (Entrepreneurial Intention). Bali: Udayana University.
Dewi, Putu Yulia Angga. (2020). Perilaku School Bullying Pada Siswa Sekolah Dasar.
Edukasi: Jurnal Pendidikan Dasar, 1(1), 3948.
Dharma, Alexander Arie Sanata, & Kasim, Azhar. (2021). Infodemi Covid-19 dalam
Perspektif Open Government: Sebuah Tinjauan Literatur. JIIP: Jurnal Ilmiah Ilmu
Pemerintahan, 6(1), 105125.
Husaidah, Siti, Amru, Desi Ernita, Selvia, Anisya, Rahayu, Mona, & Yulinawati, Catur.
(2021). Handling Families Affected by Covid-19 on Panjang Island, Batam City:
Penanggulangan Keluarga Terdampak Covid-19 Di Pulau Panjang Kota Batam.
Ahmar Metakarya: Jurnal Pengabdian Masyarakat, 1(1), 613.
Kadir, Akhmad. (2017). Melihat Indonesia dari Jendela Papua: Kebinekaan dalam
Rajutan Budaya Melanesia. JSW (Jurnal Sosiologi Walisongo), 1(2), 225246.
Mahyarni, Mahyarni. (2013). Theory of reasoned action dan theory of planned behavior
(Sebuah kajian historis tentang perilaku). Jurnal El-Riyasah, 4(1), 1323.
Matuan, Ayub. (2021). Faktor Yang Mempengaruhi Pemberian Imunisasi Dasar Pada
Bayi Di Puskesmas Popukoba Kabupaten Jayawijaya, Papua= Factors Affecting
Giving Basic Immunization In Infants At Puskesmas Popukoba, Jayawijaya Regency
Papua. makassar: Universitas Hasanuddin.
Mursinah, Mursinah, Susanti, Nike, & Herna, Herna. (2020). Penolakan Vaksin di
Beberapa Negara Asia dan Ancaman Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan
Imunisasi. SINASIS (Seminar Nasional Sains), 1(1).
Riptiono, Sulis. (2017). Hasrat Konsumen Yang Mengikat (Binding Customer Desires).
Fokus Bisnis: Media Pengkajian Manajemen Dan Akuntansi, 16(2), 8292.
Santika, I. Gusti Ngurah Ngurah. (2020). Optimalisasi Peran Keluarga Dalam
Menghadapi Persoalan Covid-19: Sebuah Kajian Literatur. Jurnal Ilmiah Ilmu
Sosial, 6(2), 127137.
Saraswati, Prita, & Kiswara, Endang. (2013). Analisis Terhadap Penerapan Theory Of
Consumer Acceptance Technology Pada E-Spt. Fakultas Ekonomika dan Bisnis.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike
4.0 International License.