Volume 1, Nomor 12, Desember 2021
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
1572 http://sosains.greenvest.co.id
ANALISIS AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PADA SEDIAAN MASKER
WAJAH KULIT BUAH DELIMA MERAH (PUNICA GRANATUM L.)
MELALUI REAKSI ANTARA EKSTRAKNYA DENGAN 1,1-DIFENIL-
2-PIKRILHIDRAZIL (DPPH) DAN TINJAUANNYA MENURUT
PANDANGAN ISLAM
Nurul A’fiyah Salsabila, Sri Utami dan Arsyad
Universitas Yarsi, Indonesia
E-mail: [email protected]om, uutsuyono@yahoo.com dan
Diterima:
05 Desember
2021
Direvisi:
12 Desember
2021
Disetujui:
15 Desember
2021
Abstrak
Latar Belakang: Senyawa radikal bebas sering kita jumpai pada
kehidupan sehari-hari yang dapat berdampak buruk terhadap
kulit. Antioksidan dibutuhkan untuk meredam senyawa radikal
bebas terhadap kulit. Buah delima merah merupakan buah yang
terdapat dalam Al-Qur’an dengan antoksidan berupa flavonoida,
asam fenolat dan tanin. Penuaan kulit dapat dicegah dengan
menggunakan masker wajah yang mengandung antioksidan.
Tujuan: Mengetahui aktivitas antioksidan pada kulit delima
merah dalam bentuk masker wajah bubuk melalui reaksi antara
ekstraknya dan mengetahui tinjauannya menurut pandangan
Islam terhadap kulit buah delima merah yang diolah menjadi
masker wajah dan diuji aktivitas antioksidannya dengan metode
DPPH. Metode: Kulit delima merah dikeringkan, kemudian
digerus dengan blender agar mendapatkan bubuk kulit delima
merah. Bubuk kulit delima merah yang telah diperoleh direndam
dengan etanol 70%, lalu disaring dan filtratnya dipekatkan
menggunakan vacuum rotary evaporator sehingga didapatkan
ekstrak kental yang selanjutnya dikeringkan dengan
menggunakan oven sehingga didapatkan ekstrak bubuk kulit
delima merah. Penetapan aktivitas antioksidan ini dilakukan
melalui pendekatan pengukurannya terhadap ekstraknya karena
masker wajah yang merupakan bubuk kulit delima merah tidak
dapat ditetapkan dengan metode DPPH. Hasil: Aktivitas
antioksidan dinyatakan dengan nilai IC
50
pada kulit delima
merah yang dijadikan masker wajah bubuk mempunyai nilai IC
50
sebesar 8,33 ppm sedangkan asam askorbat sebagai kontrol
positif memiliki nilai IC
50
sebesar 2,98 ppm. Kesimpulan:
Ekstrak kulit delima merah mempunyai aktivitas antioksidan dan
termasuk kategori antioksidan yang sangat kuat dan penelitian
ini sejalan dengan perintah Allah SWT yang menyarankan
umatnya untuk menjaga kesehatan dan kecantikan diri.
Kata kunci: Antioksidan, DPPH, Delima merah (Punica
granatum L.), Ekstrak kulit delima merah, IC
50
(inhibitory concentration 50), Masker wajah bubuk
Abstract
Background: We can find free radical substances all around
that will give us negative impact on our health particularly our
skin. Antioxidant is needed to neutralize the effect of free
Analisis Aktivitas Antioksidan Pada Sediaan Masker
Wajah Kulit Buah Delima Merah (Punica Granatum L.)
Melalui Reaksi Antara Ekstraknya Dengan 1,1-Difenil-2-
Pikrilhidrazil (DPPH) dan Tinjauannya Menurut
Pandangan Islam
2021
Nurul A’fiyah Salsabila, Sri Utami dan Arsyad 1573
radicals on our skin. Red pomegranate as one of the fruit
mentioned in the Holy Quran, are rich of antioxidants such as
flavonoida, fenolat acid and tanin. An antioxidant face mask is a
solution to avoid skin aging. Subjects: To study the antioxidant
activity of the red pomegranate peel as a powder face mask from
its extract reaction, testing the antioxidant activity with the
DPPH method, and the review based on Islam. Methods: The
dried red pomegranate peel was grinded using a blender and
mixed well until it became a powder. The powder was extracted
in 70% ethanol and then filtered. The filtrate was evaporated
using the vacuum rotary evaporator, resulted the thick extract.
The thick extract obtained was dried using the oven. The
approach of antioxidant activity determination was done through
the measurement of the exctract because red pomegranate peel
powder could not be determined using the DPPH method.
Result: Antioxidant activity was stated by IC
50
. Red pomegranate
peel powder as face mask has the IC
50
value of 8,33 ppm while
ascorbic acid as the positive control has the IC
50
value of 2,98
ppm. Conclusion: The extract of red pomegranate peel has an
antioxidant activity, which is categorized as a very strong
antioxidant, and this study is in accordance with the command of
Allah SWT for the muslims to protect our health and beauty.
Keywords: Antioxidant, DPPH, Red pomegranate (Punica
granatum L.), Red pomegranate peel extract, IC
50
(inhibitory concentration 50), Powdered face mask
Pendahuluan
Senyawa radikal bebas sering kita jumpai pada kehidupan sehari-hari yang dapat
berdampak buruk terhadap kulit. Senyawa ini merupakan molekul yang memiliki satu
atau lebih elektron yang tidak berpasangan (Lepir & Hadiwibowo, 2019). Elektron yang
tidak berpasangan menyebabkan radikal bebas menjadi senyawa yang sangat reaktif
terhadap sel-sel tubuh sehingga partikel tidak berpasangan mencari pasangan dengan cara
mengikat elektron molekul sel (Sunaryo et al., 2016). Radikal bebas dalam jumlah normal
bermanfaat bagi kesehatan sementara dalam jumlah berlebih mengakibatkan stres
oksidatif (Hadinata, 2015).
Antioksidan adalah senyawa yang dapat menangkal atau meredam dampak negatif
oksidan. Antioksidan bekerja dengan cara mendonorkan satu elektronnya kepada
senyawa yang bersifat oksidan sehingga dapat menghambat aktivitas senyawa oksidan
(Sayuti & Yenrina, 2015). Antioksidan berfungsi melindungi tubuh dengan mengatasi
dan menetralisir radikal bebas, baik secara endogen maupun eksogen (Andarina &
Djauhari, 2017). Secara alami tubuh mampu menghasilkan antioksidan, akan tetapi
kemampuan ini ada batasnya (Fauzi, 2018). Kemampuan tubuh untuk memproduksi
antioksidan alami akan semakin berkurang, dengan bertambahnya usia, oleh karena itu
penambahan antioksidan dari luar masih diperlukan (Siagian, 2013).
Tanaman dan buah-buahan terbukti berpotensi sebagai antioksidan karena
mengandung berbagai zat seperti karoten, flavonoida dan komponen fenolik lain, serta
vitamin C dan vitamin (Riris, 2018). Buah delima merah (Punica granatum L.)
Volume 1, Nomor 12, Desember 2021
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
1574 http://sosains.greenvest.co.id
merupakan salah satu buah yang memiliki senyawa fenolik atau polifenolik yang
termasuk dalam golongan flavonoida (Probosari, 2015). Senyawa flavonoida sering
diketahui manfaatnya sebagai antioksidan, khususnya penangkap radikal bebas. Salah
satu artikel jurnal pernah menyatakan bahwa kemampuan antioksidan dari flavonoida
yaitu dapat mengurangi pembentukan radikal bebas dan menangkap radikal bebas (Pietta,
2000). Salah satu penelitian membuktikan nilai TEAC (trolox equivalent antioxidant
capacity) kulit delima merah memiliki nilai tertinggi dibandingkan bunga, daun, batang,
dan biji buah delima (Rummun, Somanah, Ramsaha, Bahorun, & Neergheen-Bhujun,
2013).
Pemeliharaan kulit memerlukan perhatian yang khusus karena kulit merupakan
organ yang sensitif terhadap perlakuan dan rangsangan. Salah satu masalah saat ini yang
berkaitan dengan kulit yaitu penuaan dini. Penggunaan antioksidan diharapkan dapat
menghambat proses penuaan kulit serta dapat mencegah kerusakan tubuh dari timbulnya
penyakit degeneratif (Yuslianti, 2018). Pemakaian masker wajah adalah salah satu usaha
yang sering dilakukan untuk membantu mencegah penuaan dini dan mengurangi
munculnya keriput dan garis-garis halus (AF, Widodo, & Widyarti, 2016). Masker bubuk
merupakan masker berbahan alami yang tidak banyak mendapatkan campuran tambahan
apapun, sehingga lebih aman untuk digunakan.
Salah satu metode yang dapat digunakan untuk menentukan aktivitas antioksidan
adalah dengan menggunakan radikal bebas DPPH. Metode DPPH digunakan untuk
menguji kemampuan suatu komponen sebagai penangkap radikal bebas (Rorong, 2019).
Menurut pandangan Islam buah delima merah merupakan buah yang bagus untuk
dikonsumsi dan merupakan buah yang disebutkan beberapa kali dalam Al-Quran yang
terdapat pada surah QS. Al-An’am ayat 99, Q.S Al- A’raf ayat 26, dan QS. Ar-Rahman
ayat 68. Menurut Muhammad Thabathaba’i dalam kitab Tafsir al Mizan Fi Tafsir al-
Qur’an bahwa buah delima berdekatan dengan buah kurma di surga dan merupakan buah
yang banyak manfaat. Selain itu islam menganjurkan dan tidak melarang umat nya untuk
merawat diri dengan melalukan upaya menjaga kecantikan. Berbagai penelitian telah
banyak dilakukan untuk mengetahui komposisi dan kandungan yang terdapat dalam buah
tersebut. Buah-buahan yang disebutkan dalam Al-Qur’an selain bagus untuk dikonsumsi,
juga memiliki manfaat bagi kesehatan tubuh.
Metode Penelitian
Alat
Blender, kertas saring (Whatman No.41 diameter 125 mm), labu erlenmeyer, kuvet
1x1 cm
2
, tabung reaksi, spektrofotometer UV-Vis (Shimadzu UV-1800), vacuum rotary
evaporator (Buchi rotavapor R-300 Pro), timbangan (Nagako), timbangan analitik
(Sartorius BSA224S-CW), shaker (IKA KS 260), oven, mikropipet dan aluminium foil.
Bahan
Kulit delima merah, asam askorbat (kontrol positif), metanol, etanol 70% dan
DPPH.
Pembuatan Ekstrak Etanol 70% dari Kulit Delima Merah
Kulit delima merah yang telah dibersihkan dipotong kecil-kecil lalu dikeringkan
dengan cara diangin-anginkan kemudian diserbukkan dengan blender sehingga
didapatkan hasil bubuk kulit delima merah halus. Bubuk kulit delima merah halus
sebanyak 105 g dimasukkan ke dalam tabung erlenmeyer (500 mL) kemudian di maserasi
menggunakan 500 mL pelarut etanol 70% dan dipusingkan selama 10 jam dengan
menggunakan shaker. Rendaman tersebut disaring menggunakan kertas saring sehingga
Analisis Aktivitas Antioksidan Pada Sediaan Masker
Wajah Kulit Buah Delima Merah (Punica Granatum L.)
Melalui Reaksi Antara Ekstraknya Dengan 1,1-Difenil-2-
Pikrilhidrazil (DPPH) dan Tinjauannya Menurut
Pandangan Islam
2021
Nurul A’fiyah Salsabila, Sri Utami dan Arsyad 1575
diperoleh filtrat dan residu. Pelarut etanol 70% ditambahkan kembali sebanyak 500 mL
ke dalam tabung erlenmeyer yang berisi residu, dan didiamkan selama 24 jam.
Seterusnya, dilakukan dengan cara yang sama selama 3 hari. Hasil maserasi diuapkan
dengan menggunakan vacuum rotary evaporator suhu 50o C sehingga diperoleh ekstrak
kental, kemudian dikeringkan dengan menggunakan oven pada suhu 105o C selama 9 jam
hingga diperoleh ekstrak etanol kering dalam bentuk bubuk (Handayani et al., 2014;
Sutriandi et al., 2016). Sampel ekstrak kering kulit delima merah ditimbang sebanyak 10
mg dan dilarutkan dengan metanol hingga volumenya 10 mL. Larutan ekstrak yang
tersedia menjadi larutan stok dengan konsentrasi 1000 ppm.
Pembuatan Larutan DPPH
DPPH dengan konsentrasi 160 mg/L dibuat dengan menimbang zat tersebut
sebanyak 4,0 mg dan dilarutkan dalam 25 mL metanol di dalam labu ukur. Larutan yang
dihasilkan disimpan di ruang gelap dan dilindungi dengan aluminium foil.
Pengukuran Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Kulit Delima Merah
Pengujian dilakukan dengan memipet 4 mL larutan sampel dari berbagai
konsentrasi (0 ppm, 10 ppm, 25 ppm, 50 ppm, 100 ppm dan 200 ppm). Masing-masing
konsentrasi ditambah 1 mL DPPH. Kemudian, dihomogenkan dan diinkubasi pada suhu
kamar pada ruangan gelap selama 30 menit. Absorbansi diukur pada panjang gelombang
517 nm dan masing-masing konsentrasi dibuat 3 kali pengulangan.
Pembuatan Larutan Asam Askorbat
Asam askorbat digunakan sebagai kontrol positif. Asam askorbat baku ditimbang
sebanyak 11 mg dan dilarutkan dalam 11 mL metanol sehingga didapat larutan induk
asam askorbat dengan konsentrasi 1000 ppm. Dari larutan induk tersebut, dibuat
konsentrasi 1 ppm, 2 ppm, 3 ppm, 4 ppm, dan 5 ppm dengan menggunakan mikropipet
kedalam labu ukur dan masing-masing konsentrasi dibuat 3 kali pengulangan.
Perhitungan IC
50
Nilai IC50 merupakan nilai yang menggambarkan besarnya konsentrasi dari
ekstrak uji yang dapat menangkap radikal bebas sebesar 50%. Nilai ini didapat melalui
persamaan garis regresi linier yang menyatakan hubungan antara konsentrasi senyawa uji
(sumbu x) dengan persen aktivitas penangkap atau % inhibisi (sumbu y). Dari data
tersebut diperoleh persamaan y = bx + a dengan a sebagai intersep, b sebagai slope dan
nilai koefisien korelasi dinyatakan sebagai r2. Dari persamaan diatas dapat dirumuskan
menjadi:



Nilai r yang baik mendekati -1 atau +1 tergantung pada nilai slope yang diperoleh
(Nurliyana, Syed Zahir, Mustapha Suleiman, Aisyah, & Kamarul Rahim, 2010).
Pengenceran sampel uji dengan DPPH dilakukan sesuai dengan Tabel 1. Semua
larutan dimasukkan ke dalam tabung reaksi, lalu diinkubasi pada suhu kamar selama 30
menit yang dihitung sejak penambahan larutan DPPH pada sampel. Kemudian diukur
serapannya pada panjang gelombang maksimal DPPH (517 nm). Persentase inhibisi
aktivitas antioksidan dapat dihitung melalui rumus:
Volume 1, Nomor 12, Desember 2021
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
1576 http://sosains.greenvest.co.id



Pengujian dilakukan tiga kali perulangan (triplo, n = 3). Pada penelitian ini analisis
statistik yang digunakan menggunakan uji t dengan bantuan program SPSS.
Hasil dan Pembahasan
Penyiapan Sampel Bubuk Halus Kulit Delima Merah
Sebanyak tujuh buah delima merah yang telah diperoleh dicuci dengan air keran
yang mengalir, dikupas dan diambil kulitnya kemudian dipotong kecil-kecil sehingga
diperoleh berat 420 g. Kulit yang telah diperoleh akan dikeringkan dengan cara diangin-
anginkan selama 3 hari dan didapatkan berat kering kulit delima merah sebanyak 280 g.
Kulit delima merah yang telah kering akan di-blender sampai menjadi bubuk. Bubuk kulit
delima merah yang halus dipisahkan dari bubuk yang kasar. Bubuk kulit delima merah
halus didapatkan sebanyak 105 g.
Pembuatan Ekstrak Bubuk Halus Kulit Delima Merah
Ekstraksi bubuk kulit delima merah menggunakan metode maserasi dengan etanol
70% sebagai pelarut. Hasil dari proses maserasi berupa filtrat berwarna cokelat, kemudian
disaring menggunakan kertas saring dan filtratnya dipekatkan. Pemekatan filtrat
dilakukan dengan menggunakan vacuum rotary evaporator untuk memperoleh ekstrak
kental. Ekstrak kental yang didapat berwarna cokelat dengan berat 30,4343 g. Ekstrak
kental akan dikeringkan menggunakan oven dengan suhu 1050 C selama 9 jam sehingga
diperoleh ekstrak kering bubuk kulit delima merah dengan berat 7,3201 g. Dari hasil
proses maserasi diperoleh rendemen ekstrak. Rendemen adalah perbandingan antara
ekstrak yang diperoleh dengan simplisia awal dengan menggunakan satuan persen (%)
(Wijaya & Novitasari, 2018), sehingga didapatkan nilai rendemen ekstrak dari ekstrak
etanol sebanyak 28,98% dan bubuk kulit delima merah mengalami penyusutan 23,1 g.
Keterangan:
A
0
= absorbansi blanko (metanol)
Konsentrasi (ppm)
Metanol (µL)
DPPH 160
ppm (µL)
Blanko
4000
1000
10
3950
1000
25
3875
1000
50
3750
1000
100
3500
1000
200
3000
1000
A
1
= absorbansi sampel (ekstrak)
Tabel 1. Pengenceran Sampel Uji dengan DPPH
Analisis Aktivitas Antioksidan Pada Sediaan Masker
Wajah Kulit Buah Delima Merah (Punica Granatum L.)
Melalui Reaksi Antara Ekstraknya Dengan 1,1-Difenil-2-
Pikrilhidrazil (DPPH) dan Tinjauannya Menurut
Pandangan Islam
2021
Nurul A’fiyah Salsabila, Sri Utami dan Arsyad 1577
Uji Aktivitas Antioksidan Menggunakan Metode DPPH
Spektrofotometer UV-Vis
Prinsip dari metode uji aktivitas antioksidan ini adalah pengukuran aktivitas
antioksidan secara kuantitatif yaitu dengan melakukan pengukuran penangkapan radikal
DPPH oleh suatu senyawa yang mempunyai aktivitas antioksidan dengan menggunakan
spektrofotometer UV-Vis, sehingga dengan demikian akan diketahui nilai aktivitas
peredaman radikal bebas yang dinyatakan dengan nilai IC50. Teknik pengolahan data
dilakukan dengan membandingkan konsentrasi dan aktivitas penghambatan atau %
inhibisi masing-masing sampel dalam sebuah grafik regresi. Hasil uji antioksidan dapat
dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Persen Inhibisi Ekstrak Bubuk Kulit Delima Merah dan Kontrol Positif
Dengan memasukkan variasi sebagai nilai/sumbu x dengan inhibisiradikal bebas
sebagai nilai/sumbu didapatkan persamaan regresi linier untuk memperoleh nilai IC50.
Nilai IC50 merupakan konsentrasi efektif yang dibutuhkan untuk meredam 50% dari total
radikal bebas yaitu DPPH sehingga didapatkan persamaan regresi linier seperti pada
Tabel 3.
Sampel
Konsentrasi
(ppm)
Absorbansi
Rata-Rata
Absorbansi
Persen
Inhibisi
Data 1
Data 2
Data 3
(%)
Ekstrak
Bubuk
Kulit
Delima
Merah
0
0,685
0,681
0,705
0,705
0,5
0,666
0,664
0,673
0,667
3,27
1
0,657
0,655
0,665
0,655
4,52
2
0,626
0,625
0,618
0,623
9,72
4
0,523
0,528
0,53
0,527
23,64
8
0,357
0,367
0,349
0,357
48,16
Asam
Askorbat
(Kontrol
Positif)
0
0,874
0,874
0,874
0,874
1
0,672
0,692
0,672
0,678
22,34
2
0,565
0,591
0,591
0,582
33,37
3
0,407
0,439
0,459
0,435
50,99
4
0,299
0,310
0,310
0,306
64,95
5
0,191
0,173
0,173
0,179
79,52
Volume 1, Nomor 12, Desember 2021
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
1578 http://sosains.greenvest.co.id
Tabel 3. Nilai IC
50
Sampel Uji
Sampel
Persamaan Regresi
Linear
r
2
IC
50
(ppm)
Standar
Deviasi
Ekstrak Bubuk Kulit
Delima Merah
y = 11,975x + 4,0616
0,9965
8,33
0,36
Asam Askorbat
y = 14,592x + 6,4607
0,9950
2,98
0,06
Kuat atau lemahnya aktivitas antioksidan pada suatu sampel uji ditentukan dengan
parameter nilai IC50. Berikut terdapat sifat antioksidan berdasarkan nilai IC50 menurut
Molyneux.
Tabel 4. Sifat Antioksidan Berdasarkan Nilai IC
50
(Molyneux, 2004)
Nilai IC
50
Sifat Antioksidan
<50 ppm
Sangat Kuat
50 ppm-100 ppm
Kuat
100 ppm-150 ppm
Sedang
150 ppm- 200 ppm
Lemah
Berdasarkan tabel di atas, nilai IC50 dari ekstrak kulit delima merah kurang dari 50
ppm menunjukkan bahwa ekstrak bubuk kulit delima merah dan asam askorbat
merupakan antioksidan sangat kuat.
Nilai r yang mendekati +1 (bernilai positif) menggambarkan bahwa dengan
meningkatnya konsentrasi sampel uji maka semakin besar aktivitas antioksidannya, hal
ini dapat dilihat dari kurva hubungan konsentrasi ekstrak kulit delima merah terhadap %
inhibisi seperti pada kurva regresi linier sebagai berikut:
(a) (b)
Gambar 1. Kurva Hubungan Konsentrasi dengan % Inhibisi dengan Variasi
Sampel (a) Ekstrak Kulit Delima Merah (b) Asam Askorbat
y = 11,975x + 4,0616
r² = 0,9965
0
10
20
30
40
50
60
0 5 10
Konsentrasi (ppm)
Persen Inhibisi (%)
y = 14,592x + 6,4607
r² = 0,9950
0
20
40
60
80
100
0 2 4 6
Persen Inhibisi (%)
Konsentrasi (ppm)
Analisis Aktivitas Antioksidan Pada Sediaan Masker
Wajah Kulit Buah Delima Merah (Punica Granatum L.)
Melalui Reaksi Antara Ekstraknya Dengan 1,1-Difenil-2-
Pikrilhidrazil (DPPH) dan Tinjauannya Menurut
Pandangan Islam
2021
Nurul A’fiyah Salsabila, Sri Utami dan Arsyad 1579
Analisis Data Penelitian Persen Inhibisi
Dalam pengolahan data dilakukan uji parametrik yang memiliki empat kriteria
yang harus dipenuhi, yaitu:
1. Sampel diambil secara acak (random);
2. Data mempunyai skala interval atau rasio;
3. Data terdistribusi secara normal;
4. Data mempunyai variance yang sama. (Dahlan, 2008).
5. Sampel uji yang diambil merupakan buah delima yang dipilih secara acak tetapi
disortasi berdasarkan mutu terbaik. Dengan demikian, memenuhi kriteria uji
parametrik pertama. Data yang diperoleh merupakan data numerik yang termasuk
data dengan skala rasio. Dengan demikian, memenuhi kriteria uji parametrik
kedua.
Tabel 5. Hasil Uji Normalitas Persen Inhibisi Menggunakan Uji Kolmogrov-Smirnov
Sampel
Kolmogorov-Smirnov
p-value
Kulit Delima Merah
0,913
0,376
Asam Askorbat
0,605
0,857
Berdasarkan uji Kolmogorov-Smirnov di atas, didapatkan nilai p-value > 0,05
terhadap kedua sampel maka data berdistribusi normal. Dengan demikian, memenuhi
kriteria uji parametrik ketiga.
Tabel 6. Hasil Uji Homogenitas Varians Persen Inhibisi dengan Uji Levene’s test
Sampel
p-value
Kulit Delima Merah
0,355
Asam Askorbat
0,780
Pada uji homogenitas menggunakan uji Levene’s test didapatkan nilai p-value >
0,05 maka dapat disimpulkan bahwa varians dari dua kelompok populasi adalah sama
(homogen). Dengan demikian, data tersebut memenuhi kriteria uji parametrik keempat.
Tabel 7. Hasil Uji t Persen Inhibisi
Sampel
t
p-value
Kulit Delima Merah
31,467
0,000
Asam Askorbat
55,688
Berdasarkan hasil perhitungan, dapat dilihat bahwa didapatkan nilai p-value < 0,05
yang berarti persen inhibisi sediaan bubuk kulit delima merah dengan asam askorbat
memiliki perbedaan yang signifikan. Persent inhibisi didapat dari absorbansi masing-
masing sampel, di mana persen inhibisi berbanding lurus dengan absorbansi.
Analisis Data Nilai IC
50
Sampel uji yang diambil merupakan buah delima yang dipilih secara acak tetapi
disortasi berdasarkan mutu terbaik. Dengan demikian, sampel uji memenuhi kriteria uji
parametrik pertama. Data yang diperoleh merupakan data numerik yang termasuk data
Volume 1, Nomor 12, Desember 2021
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
1580 http://sosains.greenvest.co.id
dengan skala rasio. Dengan demikian, data tersebut memenuhi kriteria uji parametrik
kedua.
Tabel 8. Hasil Uji Normalitas Nilai IC
50
Menggunakan Uji Kolmogorov-Smirnov
Sampel
Kolmogorov-Smirnov
p-value
Kulit Delima Merah
dan Asam Askorbat
0,770
0,593
Berdasarkan uji Kolmogorov-Smirnov di atas, didapatkan nilai p-value > 0,05
maka data berdistribusi normal. Dengan demikian, memenuhi kriteria uji parametrik
ketiga.
Tabel 9. Hasil Uji Homogenitas Varians Nilai IC
50
dengan Uji Levene’s test
Sampel
p-value
Kulit Delima Merah
dan Asam Askorbat
0,144
Pada uji homogenitas menggunakan uji Levene’s test didapatkan nilai p-value >
0,05 maka dapat disimpulkan bahwa varians dari dua kelompok populasi adalah sama
(homogen). Dengan demikian, data tersebut memenuhi kriteria uji parametrik keempat.
Tabel 10. Hasil Uji t Nilai IC
50
Sampel
t
p-value
Kulit Delima Merah
dan Asam Askorbat
25,750
0,000
Berdasarkan hasil perhitungan, dapat dilihat bahwa didapatkan nilai p-value < 0,05
yang berarti aktivitas antioksidan pada sediaan bubuk kulit delima merah dengan asam
askorbat memiliki perbedaan yang signifikan.
Masker wajah kulit buah delima merah tidak dapat diukur melalui uji DPPH, tetapi
dapat dilakukan pendekatan melalui reaksi antara ekstraknya melalui uji DPPH.
Menurut Molyneux (2004), tingkat kekuatan aktivitas antioksidan adalah sangat
kuat apabila harga IC50 < 50 ppm, kuat apabila harga IC50 50-100 ppm, sedang apabila
harga IC50 100-150 ppm, dan lemah apabila harga IC50 150-200 ppm. Semakin kecil
harga IC50, maka semakin besar daya peredamannya. Berdasarkan hasil penelitian
diperoleh harga IC50 ekstrak etanol kulit delima merah sebesar 8,33 ppm yang termasuk
tingkat kekuatan aktivitas antioksidan sangat kuat. Bila dibandingkan dengan kontrol
positif, yaitu asam askorbat, maka kekuatan aktivitas antioksidannya lebih rendah. Hal ini
Analisis Aktivitas Antioksidan Pada Sediaan Masker
Wajah Kulit Buah Delima Merah (Punica Granatum L.)
Melalui Reaksi Antara Ekstraknya Dengan 1,1-Difenil-2-
Pikrilhidrazil (DPPH) dan Tinjauannya Menurut
Pandangan Islam
2021
Nurul A’fiyah Salsabila, Sri Utami dan Arsyad 1581
ditunjukkan dengan harga IC50 asam askorbat sebesar 2,98 ppm yang juga termasuk
tingkat kekuatan aktivitas antioksidan sangat kuat.
Pada uji analisis statistik data persen inhibisi, dilakukan uji normalitas data dengan
uji Kolmogorov-Smirnov untuk melihat apakah data terdistribusi secara normal. Masing-
masing sampel memperoleh hasil p-value > 0,05 sehingga data terdistribusi normal. Pada
uji homogenitas varians nilai p-value masing-masing sampel uji > 0,05 maka dapat
disimpulkan bahwa varians dari dua kelompok populasi adalah sama (homogen). Data
yang digunakan merupakan data yang memenuhi kriteria uji parametrik sehingga
dilakukan uji t, masing-masing sampel memperoleh nilai p-value < 0,05 yang berarti
persen inhibisi sediaan bubuk kulit delima merah dengan asam askorbat memiliki
perbedaan yang berbeda secara nyata.
Pada uji analisis statistik data nilai IC50, dilakukan uji normalitas data untuk
melihat apakah data terdistribusi secara normal. Masing-masing sampel memperoleh hasil
p-value > 0,05 sehingga data terdistribusi normal. Pada uji homogenitas varians nilai p-
value masing-masing sampel uji > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa varians dari dua
kelompok populasi adalah sama (homogen). Hasil data nilai IC50 diolah menggunakan
uji t. Berdasarkan hasil perhitungan pada uji t didapatkan nilai p-value < 0,05 yang berarti
aktivitas antioksidan pada sediaan ekstrak bubuk kulit delima merah dan asam askorbat
memiliki perbedaan yang berbeda secara nyata.
Menurut teori Madrigal buah delima merah mengandung senyawa flavonoida,
asam fenolat dan tanin yang dapat menyebabkan kuatnya kandungan antioksidan yang
terdapat pada buah delima merah.
Senyawa flavonoida sering diketahui manfaatnya sebagai antioksidan, khususnya
penangkap radikal bebas. Flavonoida memiliki berbagai kegunaan. Pada tumbuhan
flavonoida berfungsi untuk memberikan perlindungan terhadap adanya stres lingkungan,
pengaturan pertumbuhan tanaman, perlindungan terhadap radiasi ultraviolet dan daya
tarik penyerbuk serangga (Vidak, Rozman, & Komel, 2015). Pada manusia berfungsi
sebagai antibakteri, antiinflamasi, antialergi, antijamur, antitumor, menurunkan
hiperlipidemia pada manusia, dan mencegah osteoporosis. Salah satu artikel jurnal pernah
menyatakan bahwa kemampuan antioksidan dari flavonoida dapat mengurangi
pembentukan radikal bebas dan menangkap radikal bebas.
Asam fenolat merupakan metabolit sekunder yang sering ditemukan pada tanaman.
Senyawa asam fenolat mempunyai peranan yang penting pada tumbuhan yaitu sebagai
bahan pendukung dinding sel. Asam fenolat merupakan antioksidan yang sangat kuat dan
memiliki aktivitas antibakteri, antivirus, antikarsinogenik, antiinflamasi, dan aktivitas
vasodilator. Selain itu asam fenolat juga mempunyai peranan untuk melindungi dari
kanker dan penyakit jantung.
Senyawa tanin merupakan senyawa yang termasuk golongan flavonoida, karena
dilihat dari strukturnya yang memiliki dua cincin aromatik yang diikat oleh tiga atom
karbon dan mempunyai beberapa kegunaan di antaranya antioksidan, antibakteri,
astringen, dan antidiare.
Penggunaan buah delima merah telah dikembangkan menjadi berbagai macam
produk kecantikan seperti masker (peel off mask), toner, dan krim. Banyaknya manfaat
dan khasiat tanaman delima merah sebagai antioksidan telah diuji pada penelitian ini di
mana hasilnya terbukti bahwa salah satu bagian dari tanaman delima merah yaitu kulitnya
mengandung aktivitas antioksidan yang tinggi dan dapat dijadikan ekstrak bubuk.
Volume 1, Nomor 12, Desember 2021
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
1582 http://sosains.greenvest.co.id
Kesimpulan
Kulit Delima Merah dapat diolah menjadi masker wajah bubuk. Ekstrak kulit
delima merah mempunyai aktifitas antioksi dan dan termasuk kategori antioksidan yang
sangat kuat, dikarenakan memiliki nilai IC50 sebesar 8,33 ppm. Dari sudut pandang
Islam, penelitian tentang “Analisis Aktivitas Antioksidan pada Sediaan Masker Wajah
Kulit Buah Delima Merah (Punica granatum L.) Melalui Reaksi Antara Ekstraknya
dengan 1,1-Difenil-2-pikrilhidrazil (DPPH) dan Tinjauannya Menurut Pandangan Islam”
sejalan dengan perintah Allah SWT yang menyarankan umatnya untuk menjaga
kesehatan dan kecantikan diri.
Bibliografi.
AF, Swaidatul Masluhiya, Widodo, Widodo, & Widyarti, Sri. (2016). Formulasi Masker
Alami Berbahan Dasar Bengkoang dan Jintan Hitam Untuk Mengurangi Kerutan
pada Kulit Wajah. Care: Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan, 4(2), 2235.
Andarina, Rosi, & Djauhari, Tantawi. (2017). Antioksidan dalam dermatologi. Jurnal
Kedokteran Dan Kesehatan: Publikasi Ilmiah Fakultas Kedokteran Universitas
Sriwijaya, 4(1), 3948.
Fauzi, Tengku Muhammad. (2018). Peran Antioksidan Vitamin C Pada Keadaan Stres
Oksidatif Dan Hubungan Dengan Kadar Malondialdehid (Mda) Di Dalam Tubuh.
Majalah Ilmiah Methoda, 8(2), 6167.
Hadinata, Gerardus Danny Yustian. (2015). Optimasi variasi suhu dan waktu ekstraksi
ekstrak daun kedondong (Spondias dulcis) terhadap aktivitas antioksidan. UAJY.
Lepir, Emilia Kaita, & Hadiwibowo, Gardiani Febri. (2019). Mutu Fisik Sediaan Masker
Gel Peel Off Ekstrak Biji Buah Durian (Durio zibethinus Murr) Dengan Variasi
KonsentrasI PVA 8%, 10% dan 12%. Malang: Akademi Farmasi Putera Indonesia
Malang.
Nurliyana, R. D., Syed Zahir, I., Mustapha Suleiman, K., Aisyah, M. R., & Kamarul
Rahim, K. (2010). Antioxidant study of pulps and peels of dragon fruits: a
comparative study. International Food Research Journal, 17(2).
Probosari, Niken. (2015). Daya Antibakteri Fraksi n-butanol Kulit Buah Delima Putih
(Granati fructus cortex) terhadap Streptococcus mutans (Antibacterial Activity of
White Pomegranate Pericarp (Granati fructus cortex) n-butanol Fraction against
Streptococcus mutans). Pustaka Kesehatan, 3(3), 536541.
Riris, Ariyanti. (2018). Pengaruh Variasi Konsentrasi Trietanolamin Terhadap
Karakteristik Krim Ekstrak Etanol Daun Nangka (Artocarpus heterophyllus)
Sebagai Antioksidan. Semarang: Universitas Wahid Hasyim Semarang.
Rorong, Johnly. (2019). Uji aktivitas antioksidan dari daun cengkeh (Eugenia
carryophyllus) dengan metode DPPH. Chemistry Progress, 1(2).
Rummun, Nawraj, Somanah, Jhoti, Ramsaha, Srishti, Bahorun, Theeshan, & Neergheen-
Bhujun, Vidushi S. (2013). Bioactivity of nonedible parts of Punica granatum L.: a
potential source of functional ingredients. International Journal of Food Science,
2013.
Sayuti, Kesuma, & Yenrina, Rina. (2015). Antioksidan alami dan sintetik. Padang.
Universitas Adalas, 40.
Siagian, Priska. (2013). Keajaiban Antioksidan. Gramedia Pustaka Utama.
Sunaryo, M. Kes, Rahayu Wijayanti, S. Kp, Kep, M., Kom, Sp, Kuhu, Maisje Marlyn,
SKM, M. P. H., Sumedi, Ns Taat, Widayanti, Esti Dwi, Sukrillah, Ulfah Agus, &
Riyadi, Ns Sugeng. (2016). Asuhan keperawatan gerontik. Penerbit Andi.
Thabathaba'i, M., 1991. Tafsir al-Mizan Fi Tafsir al-Qur'an. Beirut: al-A'lamiy, 145.
Analisis Aktivitas Antioksidan Pada Sediaan Masker
Wajah Kulit Buah Delima Merah (Punica Granatum L.)
Melalui Reaksi Antara Ekstraknya Dengan 1,1-Difenil-2-
Pikrilhidrazil (DPPH) dan Tinjauannya Menurut
Pandangan Islam
2021
Nurul A’fiyah Salsabila, Sri Utami dan Arsyad 1583
Vidak, Marko, Rozman, Damjana, & Komel, Radovan. (2015). Effects of flavonoids
from food and dietary supplements on glial and glioblastoma multiforme cells.
Molecules, 20(10), 1940619432.
Yuslianti, Euis Reni. (2018). Pengantar radikal bebas dan antioksidan. Yogyakarta:
Deepublish.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike
4.0 International License.