Volume 1, Nomor 12, Desember 2021
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
1614 http://sosains.greenvest.co.id
PERBANDINGAN KADAR FLAVONOID SERBUK INSTAN KUNYIT
PUTIH (CURCUMA ZEDOARIA ROSC.) YANG BEREDAR DI
PASARAN DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS
Trirakhma Sofihidayati, Sri Wardatun dan Alvia Suraya
Universitas Pakuan Bogor, Indonesia
E-mail: trirakhma@gmail.com, sriwardatun14@gmail.com dan
alviasuraya@gmail.com
Diterima:
26 November
2021
Direvisi:
Disetujui:
Abstrak
Latar belakang: Minuman herbal siap saji merupakan produk
bahan minuman berbentuk serbuk atau granula yang biasa dibuat
dari gula dan rempah-rempah yang dicampur menjadi satu
dengan atau tanpa penambahan bahan makanan lain. Metode:
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan perbandingan kadar
Flavonoid dari berbagai serbuk instan kunyit putih yang beredar
di pasaran dengan merek (I), (II), (III), (IV) dan (V) dengan 2
Batch yang berbeda pada setiap merek dilakukan menggunakan
metode spektrofotometri UV-Vis. Hasil: Hasil kadar flavonoid
dari serbuk instan kunyit putih berbagai merek yang beredar di
pasaran yaitu kadar flavonoid yang paling tinggi terdapat pada
sampel merek (I)pada (batch A) dengan kadar sebanyak 5,366%
dan (II) pada (batch B) dengan kadar sebanyak 5,423%.
Kesimpulan: kadar flavonoid terendah terdapat pada merek
(IV) 2,851% (batch B) dan 3,024% (batch A).
Kata kunci: Serbuk Instan Kunyit Putih, Flavonoid,
Spektrofotometri UV-Vis
Abstract
Background: Ready-to-eat herbal drinks are beverage products
in the form of powders or granules which are usually made from
sugar and spices mixed together with or without the addition of
other food ingredients. Methods: This study aims to determine
the ratio of flavonoid levels of various white turmeric instant
powders circulating in the market under the brands (I), (II), (III),
(IV) and (V) with 2 different batches of each brand using the
method. UV-Vis spectrophotometry. Results: The results of
flavonoid levels from various brands of white turmeric instant
powder circulating in the market, namely the highest flavonoid
levels were found in brand samples (I) in (batch A) with levels of
5.366% and (II) in (batch B) with levels of 5,423. %.
Conclusion: the lowest flavonoid content was found in brand
(IV) 2.851% (batch B) and 3.024% (batch A).
Keywords: Instan White Tumeric Powder, Flavonoid,
spectrophotometer UV-Vis
Perbandingan Kadar Flavonoid Serbuk Instan Kunyit
Putih (Curcuma Zedoaria Rosc.) yang Beredar di Pasaran
dengan Metode Spektrofotometri Uv-Vis
2021
Trirakhma Sofihidayati, Sri Wardatun dan Alvia Suray 1615
Pendahuluan
Rempah yang dikenal luas di Indonesia adalah tanaman kunyit-kunyitan yang
merupakan tanaman daerah tropis yang sangat berguna. Rimpang dari berbagai jenis
tanaman digunakan sebagai rempah-rempah, obat-obatan, bahan kosmetik dan pewarna
makanan (Sunarno & Anggia, 2019). Salah satu jenis suku kunyit-kunyitan adalah kunyit
putih yang rimpangnya berbentuk spesifik dan dapat dibedakan dari rimpang lainnya
(Andia Bae, 2015). Berdasarkan penelitian pengalaman (empiris) kunyit putih memiliki
manfaat menyembuhkan berbagai macam penyakit yaitu sebagai antioksidan, antikanker,
asma, hepatitis, menurunkan kadar, kolesterol dan trigliserida darah, TBC, sinusitis
(Fitriasari, 2015). Komponen utama dalam rimpang kunyit putih adalah kurkuminoid,
flavonoid, polifenol dan minyak atsiri. Kunyit putih berkhasiat menetralkan racun,
menghilangkan rasa nyeri sendi, menurunkan kadar kolesterol, antibakteri dan sebagai
antioksidan alami penangkal senyawa radikal bebas yang berbahaya (Utami,
Puspaningtyas, & Gz, 2013).
Konsumsi minuman herbal khususnya herbal siap saji akan mempermudah dalam
mengkonsumsi minuman herbal yang mudah dibawa. Minuman herbal siap saji
merupakan produk bahan minuman berbentuk serbuk atau granula yang biasa dibuat dari
gula dan rempah-rempah yang dicampur menjadi satu dengan atau tanpa penambahan
bahan makanan lain (Kurniawan, 2018). Serbuk granul yang beredar di pasaran berasal
dari daerah yang berbeda sehingga dimungkinkan bahan baku juga berasal dari daerah
berbeda (Tarigan, Panjaitan, & Tampubolon, 2015). Daerah penghasil bahan baku dapat
mempengaruhi kadar metabolit dalam suatu tanaman (Efendi & Harta, 2014).
Berdasarkan hal diatas maka penelitian ini dilakukan untuk Penelitian ini akan
menentukan kadar flavonoid dari beberapa serbuk instan kunyit putih yang beredar di
pasaran. Kadar flavonoid ditentukan dengan spektrofotometri UV-Vis menggunakan
pereaksi alumunium klorida. Metode ini digunakan karena alumunium klorida (AlCl3)
sebagai pereaksi pengompleks dengan gugus orto-dihidroksi dan menimbulkan
pergeseran khas menuju pita panjang gelombang tinggi yang berguna pada analisis
beberapa golongan flavonoid (Frida, 2018).
Metode Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Mei Juli 2019 bertempat di
Laboratorium Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Pakuan. Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu alat-alat gelas, timbangan analitik
digital, spektrofotomet. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah serbuk instan
kunyit putih yang beredar dipasaran, Alumunium Klorida 10%, air suling, Bouchardat
LP, Etanol, Metanol, serbuk Kuersetin, Natrium Asetat 1 M, Asam Klorida 2N, Natrium
Klorida 10%, perekasi Mayer LP, serbuk Magnesium, serbuk Asam Borat, serbuk Asam
Oksalat.
Hasil dan Pembahasan
Serbuk instan kunyit putih yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari
beberapa pedagang seperti di pasar dan toko online. Terdapat 5 merek serbuk instan
kunyit putih yang digunakan dalam penelitian ini yaitu merek (I), merek (II), merek (III),
merek (IV), dan merek (V). Dari setiap merek dilakukan pengambilan 2 sampel yang
berbeda kode produksi (batch) untuk dilihat perbandingan kadar flavonoid dalam serbuk
Volume 1, Nomor 12, Desember 2021
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
1617 http://sosains.greenvest.co.id
instan kunyit putih. Karakter dari serbuk instan kunyit putih yaitu memiliki warna serbuk
yang putih, berbau khas dan rasa pahit. Alasan menggunakan sampel dengan merek di
atas adalah dari segi harga murah dan dari daerah yang masih dapat dijangkau dengan
mudah.
a. Penetapan Kadar Air Serbuk Instan Kuyit Putih
Suatu bahan perlu diketahui kadar air untuk melihat seberapa banyak air yang
terkandung di dalam bahan dan ketahanannya dalam penyimpanan. Semakin kecil kadar
air yang terdapat dalam suatu bahan maka akan semakin kecil resiko kerusakan oleh
mikroorganisme. Hasil penetapan kadar air dapat dilihat pada gambar 2.
Gambar 1. Kadar Air Serbuk Instan Kunyit Putih
b. Hasil Penetapan Kadar Abu Serbuk Instan Kunyit Putih
Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui pencemaran bahan anorganik dan
mineral pada serbuk instan kunyit putih. Prinsip penetapan kadar abu yaitu bahan
dipanaskan pada temepratur tertentu dimana senyawa organik dan turunannya terdestruksi
kemudian menguap, sehingga yang tertinggal hanya senyawa anorganik dan mineral
(Depkes RI, 2000).
Gambar 2. Kadar Abu serbuk instan kunyit putih
Semua merek serbuk instan kunyit putih (Curcuma zedoaria Rosc.) telah
memenuhi persyaratan kadar abu. Pesyaratan kadar abu kunyit tidak boleh lebih dari 9%
(Khusna, 2019). Serbuk instan kunyit putih dari berbagai merek (I, II, III, IV dan V)
mengandung senyawa metabolit sekunder yaitu alkaloid, flavonoid, saponin dan tanin
Hasil ini telah sesuai dengan kunyit putih mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, tanin
dan saponin (Dewi, 2020).
Pada penelitian ini penentuan panjang gelombang maksimum dilakukan dengan
menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada daerah panjnag gelombang 420-440 nm dan
konsentrasi yang digunakan adalah 100 ppm sehingga diperoleh panjang gelombang
Perbandingan Kadar Flavonoid Serbuk Instan Kunyit
Putih (Curcuma Zedoaria Rosc.) yang Beredar di Pasaran
dengan Metode Spektrofotometri Uv-Vis
2021
Trirakhma Sofihidayati, Sri Wardatun dan Alvia Suray 1618
maksimum 433 nm, hasil tersebut tidak jauh berbeda dengan penelitian sebelumnya,
dimana sebelumnya menunjukkan bahwa panjang gelombang yang didapat yaitu 431 nm
(Ahmad, Juwita, & Ratulangi, 2015). Tujuan penentuan panjang gelombang maksimum
yaitu agar mengetahui daerah serapan yang dapat dihasilkan berupa nilai absorbansi dari
larutan baku kuersetin yang diukur serapannya menggunakan alat spektrofotometer UV-
Vis pada rentang panjang gelombang 420-440 nm (Fangohoy, Sudewi, & Yudistira,
2019).
Penentuan waktu inkubasi optimum dilakukan untuk mengetahui waktu
penyimpanan yang memberikan serapan stabil yang dibutuhkan oleh suatu zat agar
bereaksi secara maksimal (Saptari, Triastinurmiatiningsih, Sari, & Sayyidah, 2019). Pada
penelitian ini, waktu inkubasi dilakukan pada beberapa waktu yaitu 5, 10, 15, 20 dan 30
menit. Hasil uji menunjukkan waktu absorbansi optimum yang didapat adalah pada menit
ke 20, hasil tersebut sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya, dimana hasil penelitian
sebelumnya menunjukkan bahwa waktu inkubasi optimum yang didapat selama 20 menit
(Andriyanto, Slamet, & Ariawan, 2013).
Gambar 3. Waktu Inkubasi
Penentuan kadar flavonoid pada berbagai serbuk instan kunyit putih dapat
didasarkan pada nilai absorbansinya. Data larutan standar digunakan untuk membuat
persamaan regresi. Kurva kalibrasi dibuat untuk menentukan kadar senyawa yang belum
diketahui konsentrasinya.
Gambar 4. Konsentrasi (ppm)
dapat dilihat kurva menghasilkan persamaan y = 0,126x + 0,008 dimana nilai
x menunjukkan kadar serbuk instan kunyit putih, jika absorban serbuk instan kunyit putih
dimasukkan sebagai nilai y maka dapat dihitung nilai x sebagai kadar (ppm). Kurva
menghasilkan nilai R2 = 0,9984, nilai ini menunjukkan hampir mendekati linearitas 1,
maka dapat dikatakan bahwa absorban merupakan fungsi yang nilainya berbanding lurus
dengan konsentrasi dan mengikuti persamaan regresi linear.
Volume 1, Nomor 12, Desember 2021
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
1619 http://sosains.greenvest.co.id
Penetepan kadar flavonoid menggunakan metode spektrofometri UV-Vis. Metode
analisis flavonoid yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode alumunium klorida
dengan standar yang digunakan adalah kuersetin. Pereaksi AlCl3 yang digunakan
bertujuan untuk mendeteksi gugus hidroksil dan keton yang berdekatan dengan gugus
orto-hidroksi, karena antara AlCl3 dengan kedua gugus tersebut akan terjadi reaksi
pembentukan senyawa kompleks. Persamaan regresi didapatkan dari grafik antara
konsentrasi dan absorbansi larutan standar. Persamaan regresi yang didapatkan y =
0,126x + sama tinggi. 0,008 dengan nilai R2 = 0,9984 pada kuersetin. Penetapan kadar
flavonoid total diujikan pada beberapa merek serbuk instan kunyit putih yang beredar di
pasaran untuk mengetahui perbedaan kadar kandungannya pada masing- masing sampel.
Kadar flavonoid paling tinggi terdapat pada sampel (V) serbuk instan kunyit putih
batch A. Sedangkan kadar flavonoid yang paling tinggi terdapat pada sampel (II) serbuk
instan kunyit putih batch B. Kadar flavonoid yang paling rendah terdapat pada sampel
(IV) baik pada batch A maupun batch B. Hal tersebut dapat disebabkan dari proses
pembuatan sediaan yang berbeda dan tempat sumber/tumbuh dapat berpengaruh
seperti kondisi lingkungan, suhu, sinar ultraviolet, hara dan ketersediaan air dan kadar
CO2 pada atmosfer (Rohaeti, 2011).
Berdasarkan hasil uji ANOVA diperoleh nilai Sig Sig 0.000 0.05, dengan
demikian dapat diperoleh kesimpulan bahwa ada perbedaan sampel serbuk instan kunyit
putih yang beredar di pasaran pada batch A dan batch B terhadap kadar flavanoid yang
dihasilkan. Untuk mengetahui pasangan sampel apa saja yang memberikan kadar
flavanoid yang sama maupun yang berbeda maka dilakukan uji lanjut dengan metode
Duncan (Rahmawati, Hidayatullah, & Suprayatmi, 2017). Berdasarkan hasil uji lanjut
dengan metode Duncan pada batch A dan batch B diperoleh bahwa sampel serbuk instan
kunyit putih merek (II) dengan merek (V) memberikan kadar flavanoid tidak jauh
berbeda. Sementara itu, merek (IV) , (I), dan (III) memberikan kadar flavanoid yang
berbeda dengan merek-merek serbuk instan kunyit putih yang lainnya. Berdasarkan hasil
uji lanjut Duncan pada Batch A dan Batch B dapat diperoleh kesimpulan bahwa merek
(II) dan merek (V) memberikan kadar flavanoid.
Gambar 5. Kadar flavoid
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa serbuk
instan kunyit putih yang mengandung kadar flavonoid paling tinggi adalah merek (V)
dengan kadar sebesar 5,366 % (batch A) dan merek (II) dengan kadar sebesar 5,423%
(Batch B). Sedangkan serbuk instan kunyit putih yang mengandung kadar flavonoid
Perbandingan Kadar Flavonoid Serbuk Instan Kunyit
Putih (Curcuma Zedoaria Rosc.) yang Beredar di Pasaran
dengan Metode Spektrofotometri Uv-Vis
2021
Trirakhma Sofihidayati, Sri Wardatun dan Alvia Suray 1620
paling rendah adalah dari merek (IV) dengan perolehan % kadar sebesar 3,024% (Batch
A) dan 2,851% (Batch B).
Bibliografi.
Ahmad, Aktsar Roskiana, Juwita, Juwita, & Ratulangi, Siti Afrianty Daniya. (2015).
Penetapan kadar fenolik dan flavonoid total ekstrak metanol buah dan daun patikala
(Etlingera elatior (Jack) RM SM). Pharmaceutical Sciences & Research, 2(1), 1.
Andia Bae, Sandyi. (2015). Penentuan Kadar Senyawa Flavonoid dan Fenolik Ekstrak
Rimpang Kunyit Putih (Curcuma zedoaria Rosc.). Makassar: UIN Alauddin
Makassar.
Andriyanto, Wawan, Slamet, Bejo, & Ariawan, I. Made Dharma Jaya. (2013).
Perkembangan Embrio Dan Rasio Penetasan Telur Ikan Kerapu Raja Sunu
(Plectropoma Laevis) Pada Suhu Media Berbeda Embryonic Development And
Hatching Eggs Ratio Of Blacksaddled Coral Grouper (Plectropoma laevis) AT
Different Temperature Media. Jurnal Ilmu Dan Teknologi Kelautan Tropis, 5(1),
193.
Dewi, Nugrahitasari. (2020). Standardisasi Parameter Spesifik Ekstrak Rimpang Kunyit
Putih (Curcuma Zedoaria) Dari Dua Tempat Tumbuh. Semarang: Universitas
Wahid Hasyim.
Efendi, Zul, & Harta, Linda. (2014). Kandungan nutrisi hasil fermentasi kulit kopi (Studi
kasus desa air meles bawah kecamatan curup timur). Jurnal BPTP Bengkulu,
Bengkulu.
Fangohoy, Juliandro, Sudewi, Sri, & Yudistira, Adithya. (2019). Prediksi Model
Penetapan Kadar Flavonoid Total Pada Ekstrak Abelmoschus manihot L.
Menggunakan Spektroskopi Ir Yang Dikombinasikan Dengan Kemometrik.
Pharmacon, 8(2), 480487.
Fitriasari, Ulfah. (2015). Uji Efektivitas Ekstrak Metanol Rimpang Kunyit Putih
(Curcuma Zedoaria (Berg) Roscoe) Terhadap Penurunan Pada Kadar Kolesterol
Pada Mencit. Makassar: UIN Alauddin Makassar.
Frida, Frihandini. (2018). Perbandingan Kadar Flavonoid Total Ekstrak Etanol Daun
Jamblang (Syzgium cumini (L.) Skeels) Pada Dua Tempat Tumbuh. Semarang:
Universitas Wahid Hasyim Semarang.
Khusna, Umi Nihayatul. (2019). Studi etnobotani pemanfaatan suku zingiberaceae di
Desa Colo Kecamatan Dawe Kabupaten Kudus Provinsi Jawa Tengah. Semarang:
UIN Walisongo.
Kurniawan, Arief Rakhman. (2018). Dasar-Dasar Marketing: Segala Hal Tentang
Marketing dan Sales. Anak Hebat Indonesia.
Rahmawati, Siti Irma, Hidayatullah, Syarif, & Suprayatmi, Mira. (2017). Ekstraksi
Fikosianin Dari Spirulina Plantesis Sebagai Biopigmen dan Antioksidan. Jurnal
Pertanian, 8(1), 3645.
Rohaeti, Eti. (2011). Prediksi kadar flavonoid total tempuyung (Sonchus arvensis L.)
menggunakan kombinasi spektroskopi IR dengan regresi kuadrat terkecil parsial.
Saptari, Tri, Triastinurmiatiningsih, Triastinurmiatiningsih, Sari, Bina Lohita, &
Sayyidah, Indah Nur. (2019). (Padina australis). FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah
Farmasi, 9(1), 18.
Sunarno, Sunarno, & Anggia, Putri. (2019). Pemberdayaan Masyarakat Ngepas Kidul
Volume 1, Nomor 12, Desember 2021
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
1621 http://sosains.greenvest.co.id
melalui Budi Daya Jahe. Prosiding Seminar Nasional Program Pengabdian Masyarakat.
Tarigan, Adil Makmur, Panjaitan, Rosnike Merly, & Tampubolon, Antetti. (2015). Isolasi
Selulosa Dari Tongkol Jagung Sebagai Bahan Pengisi Pembuatan Tablet
Klorfeniramin Maleat Cetak Langsung. Jurnal Ilmiah Pannmed (Pharmacist,
Analyst, Nurse, Nutrition, Midwivery, Environment, Dentist), 10(1), 110.
Utami, Prapti, Puspaningtyas, Desty Ervira, & Gz, S. (2013). The miracle of herbs.
AgroMedia.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike
4.0 International License.