Jurnal Sosial dan Sains (SOSAINS), Vol. 1, No.2, Februari 2021
p-ISSN 2774-7018 e-ISSN 2774-700X
Annisa Ramdhini
53
si
at
la
dari pembelajaran daring kelas IV SD. Informasi didapatkan dari hasil
wawancara yang dilakukan dengan wali kelas IV SD Sangiang Jaya.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
kualitatif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran
daring tidak cocok digunakan pada tingkat sekolah dasar khususnya
siswa kelas IV. pandemi Covid-19 membawa dampak yang sangat besar
terhadap proses pembelajaran, pembelajaran yang biasanya dilaksanakan
secara langsung kini dialihkan menjadi pembelajaran daring. Peserta
didik merasa jenuh dan bosan selama melaksanakan pembelajaran.
Pembelajaran daring yang dilakukan untuk anak usia sekolah dasar
dirasa kurang efektif. Karena pada dasarnya pembelajaran anak sekolah
dasar masih berpusat kepada guru. Pembelajaran daring membuat tujuan
pembelajaran tidak tersampaikan sepenuhnya kepada peserta didik.
Masih banyak guru yang kurang pemahaman dalam IPTEK, sehingga
pembelajaran daring menjadi tidak menarik. Masih kurangnya sarana
dan prasarana yang mendukung seperti android, sinyal jaringan seluler
dan kuota.
Kata Kunci: Persepsi guru, Pembelajaran daring, Siswa kelas IV,
Pandemi Covid-19.
Abstract
This study aims to present information related to teachers' perceptions
of online learning (E-Learning) at home due to the impact of the Covid-
19 pandemi . Which contains the impacts and constraints of online
learning for grade IV SD. Information obtained from the results of
interviews conducted with the fourth grade homeroom teacher at SD
Sangiang Jaya. The method used in this research is qualitative research
methods. The results of this study indicate that online learning is not
suitable for use at the primary school level, especially for fourth grade
students. the covid-19 pandemi has a huge impact on the learning
process, learning that is usually carried out in person has now been
converted into online learning. Students feel bored and bored while
carrying out learning. Online learning conducted for elementary school
age children is deemed ineffective. Because basically elementary school
children's learning is still centered on the teacher. Online learning
makes learning objectives not fully conveyed to students.
Ina Magdalena, Fadiyah Windi Anisa, Meiga Ayu Wanda Fidinda, dan Siti
PERSEPSI GURU TERHADAP PEMBELAJARAN DARING (E-
LEARNING) SISWA KELAS IV SDN SANGIANG JAYA PADA MASA
PANDEMI COVID-19
Ina Magdalena, Fadiyah Windi Anisa, Meiga Ayu Wanda Fidinda, dan Siti
Annisa Ramdhini
Universitas Muhammadiyah Tangerang
E-mail: inapgsd@gmail.com, fadiyahwindianisa@gmail.com
meigaayu8@gmail.com, ramdhini28@gmail.com
Diterima:
Abstrak
26 Januari 2021
Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan informasi terkait persep
Direvisi:
guru mengenai pembelajaran daring (E-Learning) di rumah akib
Disetujui:
dampak dari pandemi Covid-19. Yang berisikan dampak dan kenda
Persepsi guru terhadap pembelajaran daring (E-Learning) siswa Kelas IV
SDN Sangiang Jaya pada masa pandemi Covid-19
There are still many teachers who lack understanding in science and
technology, so online learning to be unattractive. There is still a lack of
supporting facilities and infrastructure such as Android, cellular
network signal and quota.
Keywords: Teacher Perceptions; Online Learning; Fourth Grade
Students; Pandemi Covid-19.
Pendahuluan
Dunia saat ini sedang dihebohkan dengan adanya virus corona/coronavirus (Covid-
19). Covid-19 ini menyebar di Indonesia pada awal tahun 2020 dan pertama kali
ditemukan atau pertama kali muncul di kota Wuhan, China pada akhir Desember tahun
2019. Hal ini menyebabkan beberapa negara bahkan di semua negara menerapkan
kebijakan untuk memberlakukan lockdown dalam rangka mencegah penyebaran virus
corona tersebut. di Indonesia sendiri memberlakukan sistem PSBB. Hal ini lakukan agar
semua masyarakat Indonesia dapat mengurangi keterlibatan antar satu dengan yang lain.
Dalam dunia pendidikan, hal ini juga sangat berdampak yang sangat luar biasa.
Dampak Covid-19 terhadap dunia pendidikan sangat besar dan dirasakan oleh
berbagai pihak, terutama para guru, kepala sekolah, peserta didik dan juga orang tua.
Akibat pandemi ini, universitas dan perguruan tinggi seluruh dunia ditutup, bahkan
sampai sekolah dasar ditutup juga. Dengan dilakukannya penutupan sekolah, maka
pemerintah mengambil langkah agar proses pembelajaran tidak tertinggal dan peserta
didik tetap menerima hak untuk mendapatkan ilmu. Maka dari itu keputusan pemerintah
selanjutnya yaitu proses pembelajaran berlangsung, akan tetapi tidak dengan tatap muka,
melainkan pembelajaran secara online. Dengan adanya peraturan ini, guru harus bisa
melakukan proses pembelajaran dengan efektif secara online di rumah saja. Pada
dasarnya guru itu dituntut untuk mampu melakukan pembelajaran dengan daring,
kemampuan guru dalam teknologi informasi sangat dibutuhkan.
Pembelajaran Daring sangat dikenal di kalangan masyarakat dan akademik dengan
istilah pembelajaran online (online learning) (Mahadiraja & Syamsuarnis, 2020). Istilah
lain yang sangat umum diketahui adalah pembelajaran jarak jauh (learning distance)
(Brown et al., 2012). Pembelajaran Daring merupakan pembelajaran yang berlangsung di
dalam jaringan dimana pengajar dan yang diajar tidak bertatap muka secara langsung.
Menurut (Isman, 2016) pembelajaran daring adalah pemanfaatan jaringan internet dalam
proses pembelajaran. Pembelajaran daring learning sendiri dapat dipahami sebagai
pendidikan formal yang diselenggarakan oleh sekolah yang peserta didik dan
instrukturnya (guru) berada di lokasi terpisah sehingga memerlukan sistem
telekomunikasi interaktif untuk menghubungkan keduanya dan berbagai sumber daya
yang diperlukan didalamya. Pembelajaran daring dapat dilakukan dari mana dan kapan
saja tergantung pada ketersediaan alat pendukung yang digunakan.
Pembelajaran yang dilaksanakan pada sekolah dasar juga menggunakan
pembelajaran daring/jarak jauh dengan melalui bimbingan orang tua. Pembelajaran
daring merupakan pemanfaatan jaringan internet dalam proses pembelajaran. Dengan
pembelajaran daring peserta didik memiliki keleluasaan waktu belajar, dapat belajar
kapanpun dan dimanapun. Belajar di rumah tidak menjadi masalah karena pembelajaran
bisa dilakukan kapan dan dimana saja, apalagi sudah ada didukung dengan sistem daring.
Peserta didik dapat berinteraksi dengan guru menggunakan beberapa aplikasi seperti
classroom,video converence, telepon atau live chat, zoom maupun melalui whatsapp
group. Pembelajaran ini merupakan inovasi pendidikan untuk menjawab tantangan akan
ketersediaan sumber belajar yang variatif. Keberhasilan dari suatu model ataupun media
pembelajaran tergantung dari karakteristik peserta didiknya. Pembelajaran secara daring
merupakan cara baru dalam proses belajar mengajar yang memanfaatkan perangkat
54 http://sosains.greenvest.co.id/index.php/sosains
Jurnal Sosial dan Sains (SOSAINS), Vol. 1, No.2, Februari 2021
p-ISSN 2774-7018 e-ISSN 2774-700X
Ina Magdalena, Fadiyah Windi Anisa, Meiga Ayu Wanda Fidinda, dan Siti
Annisa Ramdhini
55
elektronik khususnya internet dalam penyampaian belajar. Pembelajaran daring,
sepenuhnya bergantung pada akses jaringan internet. Menurut (Bariah, 2019)
pembelajaran daring merupakan bentuk penyampaian pembelajaran konvensional yang
dituangkan pada format digital melalui internet.
Pembelajaran daring, dianggap menjadi satu-satunya media penyampai materi
antara guru dan peserta didik, dalam masa darurat pandemi. Bagi guru sekolah dasar yang
terbisa melakukan pembelajaran secara tatap muka, kondisi ini memunculkan
ketidaksiapan persiapan pembelajaran. Perubahan yang terjadi secara cepat dan
mendadak sebagai akibat penyebaran Covid-19 membuat semua orang dipaksa untuk
melek teknologi. Melalui teknologi inilah satu-satunya jembatan yang dapat
menghubungkan guru dan peserta didik dalam pembelajaran tanpa harus tatap muka.
Pembelajaran daring dapat dilakukan dengan menggabungkan beberapa jenis sumber
belajar seperti dokumen, gambar, video, audio dalam pembelajaran. Tujuan penelitian
kualitatif adalah memahami pandangan individu, mencaritemukan dan menjelaskan
proses, dan menggali informasi mendalam tentang subjek atau latar penelitian yang
terbatas. Materi belajar tersebut dapat dimanfaatkan peserta didik dengan melihat atau
membaca. Sumber belajar seperti inilah yang menjadi modal utama dalam
mengembangkan pembelajaran daring. Karena, jika guru mengemas pembelajaran
semenarik mungkin dan sesuai dengan karakteristik peserta didik, maka tujuan
pembelajaran dapat tercapai meskipun dalam kegiatan daring. Subjek penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh guru sekolah dasar di SDN Sangiang Jaya.
Dalam memilih subjek penelitian, peneliti menggunakan teknik sampling purposive.
Sampling purposive merupakan “teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu”
(Sugiyono, 2015).
Pembelajaran daring, dianggap menjadi satu-satunya media penyampai materi
antara guru dan peserta didik, dalam masa darurat pandemi. Bagi guru sekolah dasar yang
terbisa melakukan pembelajaran secara tatap muka, kondisi ini memunculkan
ketidaksiapan persiapan pembelajaran. Perubahan yang terjadi secara cepat dan
mendadak sebagai akibat penyebaran Covid-19 membuat semua orang dipaksa untuk
melek teknologi. Melalui teknologi inilah satu-satunya jembatan yang dapat
menghubungkan guru dan peserta didik dalam pembelajaran tanpa harus tatap muka.
Pembelajaran daring dapat dilakukan dengan menggabungkan beberapa jenis sumber
belajar seperti dokumen, gambar, video, audio dalam pembelajaran. Materi belajar
tersebut dapat dimanfaatkan peserta didik dengan melihat atau membaca. Sumber belajar
seperti inilah yang menjadi modal utama dalam mengembangkan pembelajaran daring.
Karena, jika guru mengemas pembelajaran semenarik mungkin dan sesuai dengan
karakteristik peserta didik, maka tujuan pembelajaran dapat tercapai meskipun dalam
kegiatan daring.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kualitatif dengan desain
deskriptif, untuk memberikan gambaran tentang persepsi guru sekolah dasar terhadap
pembelajaran daring. Penelitian kualitatif merupakan suatu strategi inquiri yang
menekankan pencarian makna, pengertian, konsep, karakteristik, gejala, simbol maupun
deskripsi tentang suatu fenomena; fokus dan multimetoda, bersifat alami dan holistik;
mengutamakan kualitas, menggunakan beberapa cara, serta disajikan secara naratif. Dari
sisi lain dan secara sederhana dapat dikatakan bahwa tujuan penelitian kualitatif adalah
untuk menemukan jawaban terhadap suatu fenomena atau pertanyaan melalui aplikasi
prosedur ilmiah secara sistematis dengan menggunakan pendekatan kualitatif (Khasanah,
2015). Teknik analisis data yang digunakan peneliti merupakan teknik analisis Miles dan
Persepsi guru terhadap pembelajaran daring (E-Learning) siswa Kelas IV
SDN Sangiang Jaya pada masa pandemi Covid-19
Huberman. Miles and Huberman (dalam (Sugiyono, 2015)). Data yang dikumpulkan
dengan cara interview (wawancara), observasi (pengamatan), dan dokumentasi
(pengumpulan bukti, pemilihan, pengolahan, dan penyimpanan informasi). Alat yang
digunakan untuk mengumpulkan data berupa lembar wawancara yang berisi pertanyaan,
lembar dokumentasi dan lainnya sebagai pendukung. Adapun data dilakukan dengan
mengorganisasikan data, menjabarkannya ke dalam unit-unit, melakukan sintesa,
menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan
membuat kesimpulan yang dapat diceritakan kepada orang lain (Sugiyono, 2018).
Analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat pengumpulan data
berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu. Pada saat
wawancara, peneliti sudah melakukan analisis terhadap jawaban yang diwawancarai.
Setelah pengumpulan dan pengolahan data selesai, maka langkah selanjutnya adalah
menganalisis data. Dalam penelitian ini analisis data yang digunakan adalah analisis data
statistik deskriptif. Menurut (Sugiyono, 2018) metode analisis deskriptif adalah statistik
yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau
menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud
membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.
Hasil dan Pembahasan
Berdasarkan wawancara langsung dengan wali kelas IV SDN Sangiang Jaya,
pembelajaran yang dilakukan guru biasanya dengan cara mengirimkan materi untuk di
pelajarinya selama satu minggu dan disertai tugas melalui WA grup. Setelah satu minggu
tugas yang diberikan diantarkan ke sekolah atau boleh dikirim via WA dan diganti
dengan tugas selanjutnya. Kelemahannya guru wali kelas IV ini mengatakan bahwa anak
murid tidak paham akan materi dan tugasnya, kesulitan kuota, susah sinyal jaringan
internet, sebagian wali murid kesulitan untuk memanajemen waktu antara bekerja dengan
mengajarkan anak di rumah, dan lain sebagainya. Sedangkan untuk kelebihan
pembelajaran daring sendiri guru tersebut mengatakan bahwa pembelajaran daring
membuat sebagian orang tua yang tidak bekerja mengakui memiliki peran penting seperti
guru dan membuat orang tua lebih memperhatikan anaknya, serta membuat orang tua dan
anak lebih dekat.
Berdasarkan hasil wawancara, pembelajaran yang dilakukan guru yakni dengan
cara mengirimkan materi untuk di pelajarinya selama satu minggu dan disertai tugas.
setelah satu minggu tugas yang diberikan diserahkan ke sekolah atau bisa melalui
whatsapp group. Untuk kelemahannya guru mengatakan bahwa anak tidak paham akan
materi dan tugasnya, kesulitan kuota dan lain sebagainya. Sedangkan untuk kelebihan
pembelajaran daring sendiri ada guru yang mengatakan bahwa pembelajaran daring
membuat orang tua mengakui peran penting guru dan membuat orang tua lebih
memperhatikan anaknya serta membuat orang tua dan anak lebih dekat wali kelas
mengaku bahwa pembelajaran saat ini tidak bagus dan membuat kita rugi. Adapun,
contoh dari rugi disini misalnya rugi materi seperti membeli kuota lebih banyak dari
biasanya,kuota tidak bisa kosong. jika kuota kosong maka berdampaklah pada
pembelajaran misalnya tertinggal materi dan tidak tahu tugas karena tidak ada kuota.
sedangkan untuk saat ini perekonimian sangat sulit. Semua ekonomi orang tua peserta
didik yang diatas malahan lebih banyak menengah ke bawah.
Saat wawancara wali kelas mengatakan bahwa baru kali ini mereka melakukan
pembelajaran lewat daring ini. sebelumnya hanya melakukan tatap muka. Wali kelas
mengatakan jangankan melalui daring, melalui tatap muka secara langsung saja belum
tentu peserta didik mampu menangkap materi dengan baik. wali kelas mengatakan bahwa
banyak dari wali kelas mengeluh. wali kelas meminta agar sekolah segera dibuka
56 http://sosains.greenvest.co.id/index.php/sosains
Jurnal Sosial dan Sains (SOSAINS), Vol. 1, No.2, Februari 2021
p-ISSN 2774-7018 e-ISSN 2774-700X
Annisa Ramdhini
57
sehingga anaknya bisa bersekolah seperti biasa lagi. Orang tua meminta sekolah segera
dibuka selain karena orang tua merasaka kewalahan mendidik anak di rumah juga karena
orang tua mengaku kesusahan dalam mengurus rumah ,mengurus anak yang lainnya dan
membeli kuota. Walaupun sekarang sudah dapat kuota dari pemerintah tetapi kekuatan
signal yang belum mencukupi pembelajaran saat ini.
Tabel 1. Dampak dan Kendala Pembelajaran Daring
Dampak Pembelajaran Daring
Kesulitan memahami pelajaran, sehingga
beberapa peserta didik nilai atau prestasinya
menurun.
Peserta didik merasa malas belajar dirumah dan
lebih banyak bermain
Peserta didik rindu dengan teman-temannya.
Peserta didik sulit untuk bertanya langsung ke
guru.
Tujuan pembelajaran tidak sepenuhnya
tersampaikan kepada peserta didik dengan
maksimal.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dampak pembelajaran daring di tengah
pandemi Covid-19 yaitu dengan menggunakan sistem pembelajaran secara daring atau
online mereka belum mahir dalam penggunaan teknologi.
Teks wawancara dengan guru
Berikut ini adalah wawancara dengan guru wali kelas IV dampak pembelajaran daring
bagi siswa di era pandemi Covid-19
Mahasiswa : Bagaimana pelaksanaan pembelajaran daring di era pandemi
Covid-19?
Bu Ana: : Tetap berjalan melanjutkan pembelajaran sebelumnya melalui
online dan dipantau dari pihak sekolah.
Mahasiswa: : Aplikasi apa saja yang digunakan dalam pembelajaran daring di
era pandemi Covid-19?
Bu Ana: : Melalui Google Classroom, Zoom danWhattsApp Group.
Mahasiswa: : Bagaimana efektifitas pembelajaran daring di era pandemi
Covid-19?
Bu Ana: : Pembelajarannya sudah efektif tetapi terkendala dengan
koordinasi orang tua dalam melakukan pendampingan siswa dalam belajar diakibatkan
karena kesibukan orang tua dalam bekerja. Jangkauan internet yang dialami oleh peserta
didik membuat proses pembelajaran menjadi diterganggu sehingga siswa tidak optimal
dalam menerima materi yang disampaikan oleh pendidik, orang tua tidak memiliki biaya
untuk pembelian kuota internet.
Berdasarkan hasil wawancara diatas bahwa kesuksesan yang terjadi dalam proses
pembelajaran ditentukan dengan strategi metode yang diterapkan oleh para guru pada saat
melakukan pengajaran dalam proses pembelajaran (Sanjaya, 2019) Dengan menggunakan
metode yang tepat maka proses pembelajaran akan berjalan dengan baik. Ada 3 variabel
yang di dapatkan dari hasil pembahasan dari proses pembelajaran yaitu dapat
Ina Magdalena, Fadiyah Windi Anisa, Meiga Ayu Wanda Fidinda, dan Siti
Persepsi guru terhadap pembelajaran daring (E-Learning) siswa Kelas IV
SDN Sangiang Jaya pada masa pandemi Covid-19
58
http://sosains.greenvest.co.id/index.php/sosains
diklasifikasikan dengan cara yang sama pada tingkat yang sangat umum sekali, hasil
proses pembelajaran diklasifikasikan menjadi 3 yaitu:
Keefektifan
Keefektifan proses pembelajaran biasanya diukur dengan tingkat pencapaian dalam
belajar. Ada 4 aspek penting yang dapat dipakai untuk mendeskripsikan keefektifan
proses pembelajaran yaitu, kecermatan penguasaan perilaku yang dipelajari, kecepatan
dalam mengerjakan proses pembelajaran.
Efisien
Efisien proses pembelajaran biasanya diukur dengan rasio antara keefektifan dan jumlah
waktu yang dipakai dalam proses pembelajaran.
Daya Tarik
Daya tarik proses pembelajaran biasanya diukur dengan mengamati kecenderungan siswa
untuk tetap belajar.
Guru mengalami perbedaan yang signifikan dalam proses pembelajaran sebelum
masa pandemi Covid-19 dengan saat pembelajaran daring saat ini,yaitu:
Sekolah tatap muka di saat sebelum pandemi ini sifatnya wajib. Sedangkan, pada
masa pandemi tidak wajib. Murid bisa belajar secara berani di rumah menggunakan
platform komunikasi seperti zoom dan media belajar lainnya.
Jadwal masuk sekolah saat sebelum pandemi adalah 5-6 hari kerja, beberapa sekolah
ada yang hanya Senin sampai Jumat, ada pula yang sampai Sabtu
Jadwal masuk dan pulang juga berbeda, sebelum jadwal masuk sekolah adalah pukul
07.00 dan pulang pada sekitar pukul 14.00.
Pembelajaran yang berlangsung saat ini merupakan solusi dalam proses
pembelajaran selama masa pandemi Covid-19. Akan tetapi pembelajaran daring tersebut
tidak seperti yang dibayangkan. Proses pembelajaran kelas IV SD bu Ana menggunakan
media pembelajaran seperti zoom untuk kegiatan awal sebelum pembelajaran tatap muka
selayaknya di kelas. Tetapi tidak semua siswa bisa mengakses media tersebut karena
handphone dibawa orang tua kerja dan juga orang tua yang tidak bisa menggunakan
teknologi. Sisi negatif dalam pembelajaran daring yaitu materi yang didapat tidak
sebanding seperti pembelajaran secara tatap muka di sekolah. Hal ini disebabkan karena
banyak materi yang belum diselesaikan oleh pendidik. Hal ini menjadi kendala bagi siswa
karena tidak sepenuhnya dipahami ditambah banyak tugas yang diberikan oleh pendidik.
Kendala atau dampak yang dihadapi oleh pendidik antara lain bertambahnya biaya kuota
internet apalagi guru yang memiliki penghasilan yang kurang sehingga dengan
penambahan kuota internet ini menambah jumlah pengeluaran dalam perbulannya.
Kendala lain adalah adanya guru yang belum terampil dalam penggunaan teknologi untuk
mendukung proses pembelajaran daring..
Pandemi Covid-19 ini bisa mengubah pembelajaran tekstual ke pembelajaran
kontekstual. Untuk itu dibutuhkan kesiapan pendidik dalam mengatasi berbagai persoalan
pembelajran selama pandemi ini. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan
oleh (Jamilah, 2019) yang menyatakan bahwa faktor kesiapan pendidik merupakan
penentu dari keberhasilan pendidikan peserta didik. Banyak pendidik membuat inovasi
baru dengan proses beragam pembelajaran di rumah dengan mengetahui dan
mengembangkan keterampilan baru dalam proses pendidikannya. Tahapan pembelajaran
daring harus seefektif mungkin untuk dilakukan semua pendidik. Pendidik tidak dapat
memberikan materi kepada peserta didiknya dengan tugas-tugas yang dilakukan dalam
belajar di rumah melalui pembelajaran online.
Ada beberapa cara yang banyak dilakukan oleh pendidik dalam
mengimplementasikan beragam model cara pembelajaran di rumah, dari perbedaan
pembelajaran tersebut basisnya tetap melaksanakan model pembelajaran secara daring.
Jurnal Sosial dan Sains (SOSAINS), Vol. 1, No.2, Februari 2021
p-ISSN 2774-7018 e-ISSN 2774-700X
Ina Magdalena, Fadiyah Windi Anisa, Meiga Ayu Wanda Fidinda, dan Siti
Annisa Ramdhini
59
Misalnya, pendidik menggunakan video call dalam menyampaikan materi secara online,
ada yang tetap mengajar di kelas seperti biasa tetapi divideokan kemudian dikirim ke
aplikasi whatsapp orang tua, ada juga yang membuat animasi serta memanfaatkan
konten-konten gratis dari berbagai sumber yang berasal dari internet (Dewi, 2020).
Seharusnya pendidik mempunyai inovasi baru dalam yaitu berupa ide penyampaian
materi secara langsung kepada peserta didik. Pendidik atau guru bukan hanya
memposisikan dirinya sebagai pentransfer ilmu, tetapi tetap saja mengutamakan peserta
didiknya. Akan tetapi ada beberapa kendala yang dialami oleh beberapa pendidik, mereka
belum sepenuhnya mahir dan mampu menggunakan media pembelajaran untuk
penunjang kegiatan pembelajaran online memerlukan pendampingan dari pendidik yang
sudah terampil serta dibekali pelatihan terdahulu agar pelaksanaan bisa berjalan dengan
baik.
Dampak yang dihadapi oleh orang tua antara lain bertambanya biaya kuota internet
apalagi orang tua yang berada pada wilayah yang jangkauan layanan internetnya kurang
stabil. Sehingga dengan adanya penambahan kuota internet ini menambah jumlah
pengeluaran dalam perbulannya. Untuk itu perlu adanya berbagai persoalan yang terjadi
selama pendemi ini perlu adanya jalinan kerjasama antara orang tua, pendidik, serta
peserta didik sehingga dengan adanya jalinan kerjasama tersebut pelaksanaan
pembelajaran daring bisa berjalan dengan baik dan lancar.
Manfaat e-learning dengan penggunaan internet menurut Munir dalam penelitian
(Wulandari, 2017), adalah sebagai berikut.
Pengajar dan pembelajar dapat berkomunikasi secara mudah dan cepat melalui
fasilitas internet tanpa di batasi oleh jarak, tempat,dan waktu
Pengajar dan pembelajar dapat menggunakan materi pembelajaran yang ruang
lingkup dan urutan yang sistematis
Dengan e-learning dapat menjelaskan materi pembelajaran yang sulit da rumit
menjadi mudah dan sederhana
Mempermudah dan mempercepat mengakses atau memperoleh banyak informasi
yang berkaitan dengan materi pembelajaran dari berbagai sumber informasi dengan
melakukan askses di internet
Internet dapat dijadikan media untuk melakukan diskusi antara pengajar dengan
pembelajar, baik untuk seorang pembelajar, atau dalam jumlah pembelajar terbatas,
bahkan massal
Para pembelajar lebih aktif dan mandiri dalam mempelajari materi pembelajaran dan
tidak mengandalkan pemberian dari pengajar
Relatif lebih efisien dari segi tempat, waktu dan biaya.
Kelebihan dan kekurangane-learning dalam penelitian (Mustakim, 2020)
Beberapa kelebihan E-learning ,yaitu :
Mengatasi persoalan jarak dan waktu
E-learning membantu pembuatan koneksi yang memungkinkan peserta didik
masuk dan menjelajahi lingkungan belajar yang baru, mengatasi hambatan jarak jauh dan
waktu. Hal ini memungkinkan pembelajaran bisa diakses dengan jangkauan yang lebih
luas atau bisa diakses dimana saja dan tanpa terkendala waktu atau bisa diakses kapan
saja.
Mendorong sikap belajar aktif
E-learning memfasilitasi pembelajaran bersama dengan memungkinkan peserta
didik untuk bergabung atau menciptakan komunitas belajar yang memperpanjang
kegiatan belajar secara lebih baik di luar kelas baik secara individu maupun kelompok.
Persepsi guru terhadap pembelajaran daring (E-Learning) siswa Kelas IV
SDN Sangiang Jaya pada masa pandemi Covid-19
60
http://sosains.greenvest.co.id/index.php/sosains
Situasi ini dapat membuat pembelajaran lebih kostruktif, kolaboratif, serta terjadi dialog
baik antar guru dengan peserta didik maupun antar peserta didik satu sama lain.
Membangun suasana belajar baru:
Dengan belajar secara online, peserta didik menemukan lingkungan yang
menunjang pembelajaran dengan menawarkan suasana baru sehingga peserta didik lebih
antusias dalam belajar.
Meningkatkan kesempatan belajar
E-learning meningkatkan kesempatan untuk belajar bagi peserta didik dengan
menawarkan pengalaman virtual dan alat-alat yang menghemat waktu mereka, sehingga
memungkinkan mereka belajar lebih lanjut.
Mengontrol proses belajar
Baik guru maupun peserta didik dapat menggunakan bahan ajar atau petunjuk
belajar yang terstruktur dan terjadwal melalui internet, sehingga keduanya bisa saling
menilai bagaimana bahan ajar dipelajari.E-learning juga menawarkan kemudahan guru
untuk mengecek apakah peserta didik mempelajari materi yang diunggah, mengerjakan
soal-soal latihan dan tugasnya secara online.
Memudahkan pemutakhiran bahan ajar bagi guru
E-learning memberikan kemudahan bagi guru untuk memperbaharui,
menyempurnakan bahan ajar yang diunggah dengan e-learning. Guru juga dapat memilih
bahan ajar yang lebih aktual dan kontekstual.
Mendorong tumbuhnya sikap kerja sama
Hubungan komunikasi dan interaksi secara online antar guru, guru dengan peserta
didik dan antar peserta didik mendorong tumbuhnya sikap kerja sama dalam memecahkan
masalah pembelajaran.
Mengakomodasi berbagai gaya belajar
E-learning dapat menghadirkan pembelajaran dengan berbagai modalitas belajar
(multisensory) baik audio, visual maupun kinestetik, sehingga dapat memfasilitasi peserta
didik yang memiliki gaya belajar berbeda.
Selain banyak manfaatnya, e-learning juga memiliki beberapa kekurangan, antara lain
yaitu
Penggunaan e-learning sebagai pembelajaran jarak jauh, membuat peserta didik
dan pengajar/guru terpisah secara fisik, demikian juga antara peserta didik satu
dengan lainnya. Keterpisahan secara fisik ini bisa mengurangi atau bahkan
meniadakan interaksi secara langsung antara pengajar dan peserta didik. Kondisi
itu bisa mengakibatkan pengajar dan peserta didik kurang dekat sehingga bisa
mengganggu keberhasilan proses pembelajaran. Kurangnya interaksi ini juga
dikhawatirkan bisa menghambat pembentukan sikap, nilai (value), moral, atau
sosial dalam proses pembelajaran sehingga tidak dapat diaplikasikan dalam
kehidupan sehari-hari
Teknologi merupakan bagian penting dari pendidikan, namun jika lebih terfokus
pada aspek teknologinya dan bukan pada aspek pendidikannya maka ada
kecenderungan lebih memperhatikan aspek teknis atau aspek bisnis/komersial
dan mengabaikan aspek pendidikan untuk mengubah kemampuan akademik,
perilaku, sikap, sosial atau keterampilan peserta didik
Proses pembelajaran cenderung ke arah pelatihan dan pendidikan yang lebih
menekankan aspek pengetahuan (psikomotor) dan kurang memperhatikan aspek
afektif
Pengajar dituntut mengetahui dan menguasai strategi, metode atau teknik
pembelajaran berbasis TIK. Jika tidak mampu menguasai, maka proses transfer
Jurnal Sosial dan Sains (SOSAINS), Vol. 1, No.2, Februari 2021
p-ISSN 2774-7018 e-ISSN 2774-700X
Ina Magdalena, Fadiyah Windi Anisa, Meiga Ayu Wanda Fidinda, dan Siti
Annisa Ramdhini
61
ilmu pengetahuan atau informasi jadi terhambat dan bisa menggagalkan proses
pembelajaran
Proses pembelajaran melalui e-learning menggunakan layanan internet yang
menuntut peserta didik untuk belajar mandiri tanpa menggantungkan diri pada
pengajar. Jika peserta didik tidak mampu belajar mandiri dan motivasi belajarnya
rendah, maka akan sulit mencapai tujuan pembelajaran
Kelemahan secara teknis yaitu tidak semua peserta didik dapat memanfaatkan
fasilitas internet karena tidak tersedia atau kurangnya komputer yang terhubung
dengan internet. Jika peserta didik berusaha menyediakan sendiri fasilitas itu atau
menyewa di warnet bisa terkendala masalah biaya
Jika tidak menggunakan perangkat lunak sumber terbuka, bisa mendapatkan
masalah keterbatasan ketersediaan perangkat lunak yang biayanya relatif mahal
Kurangnya keterampilan mengoperasikan komputer dan internet secara lebih
optimal
Kesimpulan
Belajar dan pembelajaran dikatakan sebuah bentuk edukasi yang menjadikan
adanya suatu interaksi antara guru dengan siswa. Kegiatan belajar mengajar yang
dilakukan dalam hal ini diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah dirumuskan
sebelum pengajaran dilakukan. Guru secara sadar merencanakan kegiatan pengajarannya
secara sistematis dengan memanfaatkan segala sesuatunya untuk kepentingan dalam
pengajaran. Belajar dimaknai sebagai proses perubahan perilaku sebagai hasil interaksi
individu dengan lingkungannya. Perubahan perilaku terhadap hasil belajar bersifat
kontinu fungsional, positif, aktif, dan terarah. Proses perubahan tingkah laku dapat terjadi
dalam berbagai kondisi berdasarkan penjelasan dari para ahli pendidikan dan psikologi.
Pembelajaran merupakan proses interaksi peserta didik dengan pendidik, dengan
bahan pelajaran, metode pembelajaran, strategi pembelajaran, media pembelajaran dan
sumber belajar dalam suatu lingkungan belajar. Kemudian keberhasilan dalam proses
belajar dan pembelajaran dapat dilihat melalui tingkat keberhasilan dalam mencapai
tujuan pendidikan. Dengan tercapainya tujuan pembelajaran, maka dapat dikatakan
bahwa guru telah berhasil dalam mengajar. Dengan demikian, efektivitas sebuah proses
belajar dan pembelajaran ditentukan oleh interaksi diantara komponen komponen
tersebut. Proses belajar dan pembelajaran dalam kegiatan belajar dan mengajar, peserta
didik adalah subjek dan objek dari kegiatan pendidikan. Oleh karena itu, makna dari
proses pengajaran adalah kegiatan belajar peserta didik dalam mencapai suatu tujuan
pengajaran. Tujuan pengajaran akan dicapai apabila peserta didik berusaha secara aktif
untuk mencapainya. Keaktifan anak didik tidak hanya dituntut dari segi fisik, tetapi juga
dari segi kejiwaan. Apabila hanya dari segi fisik saja yang aktif dan mentalnya tidak aktif,
maka tujuan dari pembelajaran belum tercapai. Hal ini sama saja dengan peserta didik
tidak belajar, karena peserta didik tidak merasakan perubahan dalam dirinya. Belajar pada
hakikatnya adalah suatu “perubahan” yang terjadi dalam diri seseorang setelah
melakukan aktivitas belajar”.
Berbagai ragam dampak dan kendala yang dirasakan dalam melaksanakan proses
pembelajaran daring (E-learning), baik dampak yang positif maupun dampak yang
negatif. Persepsi guru mengenai dampak pembelajaran akibat pandemi Covid-19 adalah
ketersediaan sarana dan prasarana untuk pembelajaran yang kurang memadai, perbedaan
suasana pembelajaran yang mempengaruhi motivasi untuk belajar. Guru merasakan
beban dalam e-learning karena tidak bisa memantau perkembangan siswa, murid dan
orang tua murid juga merasakan beban karena biaya kuota yang boros, susah sinyal
Persepsi guru terhadap pembelajaran daring (E-Learning) siswa Kelas IV
SDN Sangiang Jaya pada masa pandemi Covid-19
62
http://sosains.greenvest.co.id/index.php/sosains
Diharapkan kedepannya dapat mengevaluasi pelaksanaan pembelajaran daring (E-
learning) supaya memberikan hasil pembelajaran yang maksimal dan efisien.
Bibliografi
Bariah, Siti Khusnul. (2019). Rancangan Pengembangan Instrumen Penilaian
Pembelajaran Berbasis Daring. Jurnal Petik, 5(1), 3147.
Brown, Eli T., Liu, Jingjing, Brodley, Carla E., & Chang, Remco. (2012). Dis-function:
Learning distance functions interactively. 2012 IEEE Conference on Visual
Analytics Science and Technology (VAST), 8392. IEEE.
Dewi, Wahyu Aji Fatma. (2020). Dampak Covid-19 terhadap implementasi pembelajaran
daring di Sekolah Dasar. Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan, 2(1), 5561.
Isman, Mhd. (2016). Pembelajaran Moda Dalam Jaringan (Moda Daring). Publikasi
Ilmiah UMS.
Jamilah, Jamilah. (2019). Kesiapan orang tua dalam pengelolaan pendidikan anak usia
dini. Autentik: Jurnal Pengembangan Pendidikan Dasar, 3(2), 8696.
Khasanah, Arin Uswatun. (2015). Problematika Implementasi Kurikulum 2013 di SMPN
8 Kediri. IAIN Kediri.
Mahadiraja, Dirat, & Syamsuarnis, Syamsuarnis. (2020). Pengembangan Modul
Pembelajaran Berbasis Daring pada Mata Pelajaran Instalasi Penerangan Listrik
Kelas XI Teknik Instalasi Tenaga Listrik TP 2019/2020 di SMK Negeri 1 Pariaman.
JTEV (Jurnal Teknik Elektro Dan Vokasional), 6(1), 7782.
Mustakim, Mustakim. (2020). Efektivitas pembelajaran daring menggunakan media
online selama pandemi covid-19 pada mata pelajaran matematika. Al Asma: Journal
of Islamic Education, 2(1), 112.
Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Manajemen. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2018). Penelitian kualitatif, kuantitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Wulandari, Heni. (2017). Optimalisasi E-learning dengan Menggunakan Metode Flipped
Classroom.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International
License