Volume 1, Nomor 12, Desember 2021
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
Waslen Naibaho dan Untung Sudharmono 1637
TINGKAT KECEMASAN PERAWAT RUANG ISOLASI TERHADAP
RISIKO PAPARAN COVID-19 DI RS ADVENT MEDAN
Waslen Naibaho dan Untung Sudharmono
Universitas Advent Indonesia, Indonesia
E-mail: Wnaibaho@gmail.com dan [email protected]
Diterima:
08 Desember
2021
Direvisi:
15 Desember
2021
Disetujui:
15 Desember
2021
Abstrak
Latar belakang: COVID-19 adalah penyakit pernapasan
(respiration) yang disebabkan oleh virus Severe Acute
Respiratory Syndrome Coronavirus-2. Angka kematian pada
petugas kesehatan akibat COVID-19 baik dokter, perawat,
apoteker dan petugas kesehatan lainnya terus meningkat. Rumah
sakit memerlukan tambahan pekerja khususnya perawat untuk
menangani kasus COVID-19. Hal ini menyebabkan semakin
tingginya resiko perawat terpapar COVID-19. Tujuan : Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mengukur tingkat kecemasan
perawat ruang isolasi terhadap risiko paparan COVID-19 di
Rumah Sakit Advent Medan. Metode : Metode penelitian ini
adalah deskriptif kuantitatif untuk menggambarkan tingkat
kecemasan perawat yang bekerja di ruang isolasi COVID-19.
Subjek dalam penelitian ini 21 orang yang dipilih dengan
menggunakan teknik pengambilan sampel sampling jenuh.
Instrumen untuk mengukur tanda kecemasan baik psikis maupun
somatic menggunakan Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS)
yang terdiri dari 14 item pertanyaan. Hasil : Hasil penelitian ini
didapati bahwa perawat yang bekerja di ruang isolasi COVID-19
dalam tingkat kecemasan berat sekali dengan nilai rata-rata
43.33 dan nilai Std. Deviation 31.261. Kesimpulan :
Kesimpulan dari penelitian ini adalah perawat di ruang isolasi
COVID-19 mempunyai kecemasan yang tinggi terhadap resiko
paparan COVID-19. Saran yang dapat diberikan adalah
mencoba Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT) untuk
menurunkan tingkat kecemasan yang dialami perawat yang
bertugas di ruang isolasi.
Kata kunci: Kecemasan, Perawat, Ruang Isolasi
Abstract
Background: COVID-19 is a respiratory disease caused by the
Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus-2. The death
rate for health workers due to COVID-19, including doctors,
nurses, pharmacists and other health workers, continues to
increase. Hospitals need additional workers, especially nurses to
handle COVID-19 cases. This causes a higher risk of nurses
being exposed to COVID-19. Purpose : The purpose of this study
was to measure the anxiety level of the isolation room nurse to
the risk of exposure to COVID-19 at the Medan Adventist
Hospital. Methods : This research method is descriptive
quantitative to describe the anxiety level of nurses working in the
COVID-19 isolation room. The subjects in this study were 21
people who were selected using a saturated sampling technique.
Tingkat Kecemasan Perawat Ruang Isolasi Terhadap
Risiko Paparan Covid-19 di RS Advent Medan
2021
Waslen Naibaho dan Untung Sudharmono 1638
The instrument for measuring signs of anxiety both
psychologically and somatically uses the Hamilton Anxiety
Rating Scale (HARS) which consists of 14 question items.
Results : The results of this study found that nurses who worked
in the COVID-19 isolation room had very severe anxiety levels
with an average value of 43.33 and a Std. Deviation 31,261.
Conclusion : The conclusion of this study is that nurses in the
COVID-19 isolation room have high anxiety about the risk of
exposure to COVID-19. The advice that can be given is to try the
Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT) to reduce the
level of anxiety experienced by nurses who work in isolation
rooms.
Keywords: Anxiety, Nurse, Isolation Room
Pendahuluan
Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit yang sedang mewabah
diseluruh belahan dunia. COVID-19 adalah penyakit pernapasan (respiration) yang
disebabkan oleh virus Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus-2 (Yuliana,
2020). COVID-19 pertama kali muncul di Kota Wuhan, China pada bulan Desember
2019, dan menyerang sistem pernapasan manusia (Susilo et al., 2020).
Virus corona dapat disebarkan secara contagious. Contagious merupakan infeksi
yang disebarkan dengan cepat dalam jaringan (No, V., & Mona, 2020). Analisis
filogenetik COVID-19 adalah subgenus Sarbecovirus dan genus Betacoronavirus. Virus
dapat masuk karena protein (S) menjadi transportasi untuk masuk ke dalam sel target. Hal
ini sama seperti yang disampaikan Di, et al, (2020) cepat lambatnya penyebaran
tergantung pada terikatnya protein S ke protease selular. Adityo Susilo1 et al., (2020)
respon imun dengan SARS-CoV-2 belum dapat dipahami, tetapi ketika virus masuk ke
dalam sel, antigen virus akan dipresentasikan ke antigen presentation cells/AP.
Saat seorang terinfeksi COVID-19 batuk atau bersin, mereka melepaskan cairan
atau droplet yang terinfeksi, kemudian menempel pada tangan, baju, atau dipermukaan
benda. Hal ini terjadi tanpa disadari dan berakibat menularkan kepada orang lain yang
tanpa sadar kontak dengan cairan dari orang yang terinfeksi. Sari (2020) mengatakan
tanda dan gejala COVID-19 adalah demam, batuk kering, dan sesak. Menurut Levani et
al., (2021) masa inkubasi dari virus ini ialah sekitar 4 hari dengan rentang waktu 2 hingga
7 hari. Gejala yang dirasakan dapat menyebabkan Acute Respiratory Distress Syndrome
(ARDS), gagal ginjal, disfungsi koagulasi, multiple kegagalan organ bahkan kematian
(Tantona, 2020).
World Health Organization (WHO) melaporkan terdapat 223 negara terpapar
COVID-19, positif terpapar COVID-19 sekitar 127.349.248 dan kasus meninggal dunia
sekitar 2.787.593 di dunia. Penyebaran COVID-19 di Indonesia sangat pesat (WHO,
2021).
Kematian pada petugas kesehatan akibat COVID-19 baik dokter, perawat,
apoteker dan petugas lain mengalami peningkatan. Indonesia menjadi Negara ketiga
tertinggi dimana nakes terpapar COVID-19. Tercatat ada 647 petugas medis dan
kesehatan yang meninggal akibat COVID-19 (Kompas.com, 2021). WHO mencatat kasus
COVID-19 di Indonesia adalah sebanyak 1.500.000 kasus dengan angka kesembuhan
sebanyak 1.340.000 kasus dan angka kematian sebesar 40.581 kasus (WHO, 2021).
Peningkatan kasus COVID-19 berpengaruh terhadap fasilitas rumah sakit. COVID-19
Volume 1, Nomor 12, Desember 2021
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
1639 http://sosains.greenvest.co.id
menyebabkan rumah sakit harus menambah pekerja khususnya perawat untuk menangani
kasus COVID-19 hal ini menyebabkan semakin tingginya risiko perawat terpapar
COVID-19.
Pemerintah sudah melakukan peningkatkan dan kebijakan dalam pelaksanaan
prosedur kesehatan untuk mengurangi dan memperkecil penyebaran virus COVID-19.
Pada kenyataannya masyarakat dan petugas kesehatan tetap mengalami kecemasan dalam
menghadapi pandemi. Handayani, (2020) mengatakan perawat dapat mengalami
gangguan kesehatan mental karena beban kerja yang dimiliki dan hal ini dapat
menyebabkan perawat berisiko tinggi terinfeksi, dan juga mengalami kelelahan yang
berkepanjangan. Peran seorang perawat terikat dengan sumpah keperawatan tentang
melakukan pelayanan kesehatan kepada siapa pun tanpa melihat latarbelakang. Namun
perawat adalah manusia yang tidak luput dari kecemasan. Petugas kesehatan khususnya
perawat mengalami kecemasan oleh karena mereka harus tetap berdedikasi untuk
memberikan asuhan keperawatan yang tepat dan optimal, dan kembali ke rumah dengan
risiko yang besar kepada keluarga mereka.
Kecemasan merupakan bentuk perasaan khawatir, gelisah dan perasaan-perasaan
lain yang tidak menyenangkan (Muyasaroh, 2020). Yunere & Yaslina (2020) mengatakan
kecemasan adalah keadaan merasa tidak nyaman atau ketakutan yang disertai respon
autonom (penyebab sering tidak spesifik atau tidak diketahui pada setiap individu) yaitu
perasaan cemas tersebut timbul akibat dari antisipasi diri terhadap bahaya. Sri Lestari et
al., (2021) mengatakan bahwa kecemasan merupakan perasaan tidak tenang yang samar-
samar karena ketidaknyamanan atau rasa takut yang disertai suatu respon (penyebab tidak
spesifik atau tidak diketahui oleh individu).
Perasaan cemas individu tergantung bagaimana cara individu tersebut menyikapi
masalah yang dihadapi. Kecemasan dapat diukur dengan alat ukur yang disebut Hamilton
Anxiety Rating Scale (HARS). Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS) dikembangan
oleh Max Hamilton pada tahun 1956 untuk mengukur tanda kecemasan baik psikis
maupun somatik, skala penilaian HARS terdiri dari 14 item pertanyaan untuk mengukur
tanda adanya kecemasan baik pada anak (Ch dan orang dewasa (Chrisnawati, G. Aldino,
2019).
Kesadaran masyarakat yang masih rendah untuk mematuhi peraturan pemerintah
untuk memutus penyebaran COVID-19 meningkatkan beban kerja dan menyebabkan
stres pada perawat. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat
kecemasan pada perawat ruang isolasi COVID-19 terhadap risiko paparan COVID-19 di
Rumah Sakit Advent Medan yang dapat mempengaruhi kinerja mereka dalam
memberikan asuhan keperawatan.
Metode Penelitian
Metode penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif untuk menggambarkan tingkat
kecemasan perawat yang bekerja di ruang isolasi Covid 19. Penelitian ini dilakukan di
bulan Agustus 2021 di Rumah Sakit Advent Medan. Subjek penelitian ini adalah 21
orang perawat yang bekerja di ruang perawatan isolasi Covid 19 rumah sakit Advent
Medan berjumlah, penentuan subjek penelitian menggunakan teknik pengambilan sampel
sampling jenuh dimana seluruh populasi dilibatkan dalam penelitian ini. Instrumen untuk
mengukur tanda kecemasan baik psikis maupun somatic menggunakan Hamilton Anxiety
Rating Scale (HARS) yang terdiri dari 14 item pertanyaan. Data dikumpulkan dengan
menggunakan google form yang diberikan kepada setiap subjek penelitian. Setelah data
masuk maka data ditabulasi sehingga bisa diinterpretasikan. Responden penelitian ini
adalah perawat isolasi Rumah Sakit Advent Medan.
Tingkat Kecemasan Perawat Ruang Isolasi Terhadap
Risiko Paparan Covid-19 di RS Advent Medan
2021
Waslen Naibaho dan Untung Sudharmono 1640
Hasil dan Pembahasan
Tabel 1. Data distribusi faktor penyebab kecemasan yang dialami oleh Perawat Ruang
Isolasi terhadap resiko paparan COVID-19 di Rumah Sakit Advent Medan
Kategori
N
Persentase
Perasaan Ansietas
2
9.5%
Ketegangan
7
33.3%
Ketakutan
0
0
Gangguan Tidur
5
23.9%
Gangguan Kecerdasan
0
0
Perasaan Depresi
0
0
Gejala Somatik (Otot)
0
0
Gejala Somatik (Sensorik)
0
0
Gejala Kardiovaskular
0
0
Gejala Respiratori
0
0
Gejala Gastrointestinal
2
9.5%
Gejala Urogenital
0
0
Gejala Otonom
0
0
Tingkah Laku Pada Wawancara
1
4.76%
Gangguan Tidur, Gejala GI
1
4.76%
Ketakutan, Gejela Otonom
1
4.76%
Ketakutan, Respiratori, Gejela Otonom
1
4.76%
Ketegangan, Gangguan Tidur, Gejala Otonom
1
4.76%
Total
21
100%
Tabel diatas menunjukkan frekuensi gangguan fisik yang dialami 21 perawat di
Ruang Isolasi Rumah Sakit Advent Medan. Hasil diatas menunjukkan sebagian besar
perawat Ruang Isolasi mengalami ketegangan yaitu 7 orang perawat (33.3%). Dari 21
orang perawat, sebanyak 5 orang (23.9%) mengalami gangguan tidur, 2 orang (9.5%)
mengalami perasaan ansietas, 2 orang (9.5%) mengalami gangguan gastrointestinal dan 1
orang (4,76%) mengalami gangguan tingkah laku pada wawancara. Hasil penelitian
menunjukkan ada 4 orang yang mengalami lebih dari satu gangguan sistem, yaitu 1 orang
(4,76%) mengalami gangguan tidur dan gejala gastrointestinal, 1 orang (4,76%)
mengalami ketakutan dan gejala otonom, 1 orang (4,76%) mengalami ketakutan,
gangguan respiratori dan gejala otonom dan 1 orang (4,76%) mengalami ketegangan,
gangguan tidur dan terdapat gejala otonom.
Tabel 2. Frekuensi tingkat kecemasan yang dialami oleh Perawat di Ruang Isolasi
terhadap resiko paparan COVID-19 di Rumah Sakit Advent Medan
N
Persentase
4
19%
0
0
4
19%
3
14%
Volume 1, Nomor 12, Desember 2021
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
1641 http://sosains.greenvest.co.id
10
48%
21
100
Berdasarkan data diatas, menurut penilaian Hamilton Rating Scale (HRS) terhadap
kecemasan, sebagian besar perawat di Ruang Isolasi Rumah Sakit Advent Medan
mengalami kecemasan berat sekali (42-56), yaitu sebanyak 10 orang (48%), terdapat 3
orang (14%) yang mengalami kecemasan berat (28-41), 4 orang (19%) mengalami
kecemasan sedang (21-27). Namun demikian, dari 21 responden terdapat 4 orang (19%)
yang tidak mengalami kecemasan (<14).
Tabel 3. Gambaran tingkat kecemasan yang dialami oleh Perawat di Ruang Isolasi
terhadap resiko paparan COVID-19 di Rumah Sakit Advent Medan
Descriptive Statistics
N
Mean
Std. Deviation
Tingkat Kecemasan
21
43.33
31.261
Valid N (listwise)
21
Berdasarkan data penelitian yang dilakukan peneliti, gambaran tingkat kecemasan
yang ditemukan pada 21 perawat di Ruang Isolasi Rumah Sakit Advent Medan berada
pada tingkat kecemasan berat sekali (42-56) dengan nilai rata-rata 43.33 dan nilai Std.
Deviation 31.261.
COVID-19 merupakan penyakit menular yang memberikan tekanan baik secara
emosional dan fisik bahkan memberikan dampak negative bagi kesehatan mental
masyarakat, termasuk tenaga kesehatan (Xiao et al., 2020). Kesehatan mental merupakan
keadaan dimana individu terhindar dari keluhan dan mampu menyesuikan diri secara
neurosis maupun psikosis terhadap lingkungan. Individu yang memiliki kesehatan mental
mampu untuk bertahan dari tekanan-tekanan yang muncul dari lingkungan sekitar
(Hamid, 2017). Pandemik COVID-19 memberikan tekanan kepada perawat yang
menimbulkan gangguan mental sehingga perawat mengalami gangguan secara fisik
maupun psikologis. Hal ini dibuktikan dengan penilitian yang dilakukan pada 21 perawat
Ruang Isolasi di Rumah Sakit Advent Medan, dimana mayoritas mengalami kecemasan
berat sekali. Hasil penelitian ini sesuai dengan pernyataan Chew, N., et al., (2020) dan
Dai et al., (2020) bahwa COVID-19 memberikan dampak pada psikologis individu yaitu,
stres, kecemasan dan juga depresi.
Rasa cemas yang dialami perawat menimbulkan gejala yang dapat mengganggu
kerja sistem tubuh, sehingga dapat menimbulkan gejala-gejala yang mengganggu kerja
perawat. Berdasarkan data penelitian gejala yang dominan dialami perawat di ruang
isolasi adalah ketegangan dan gangguan tidur. Respon psikologis kecemasan
menimbulkan perasaan ketegangan secara subjektif, sehingga menyebabkan munculnya
kegelisahan yang merupakan respon dari perasaan tidak berdaya, dan timbul rasa tidak
nyaman baik secara fisiologis maupun psikologis (Sri Mulia Sari, 2021). Secara
fisiologis, ketegangan akibat rasa cemas menyebabkan perubahan suhu pada tubuh seperti
menimbulkan hipotermi maupun hipertermi (Musu, Murhayati, & Saelan, 2021). Bukan
hanya ketegangan, namun rasa cemas yang dialami perawat dapat mengganggu kualitas
tidur. Hal ini disebabkan oleh karena perasaan waspada setiap bekerja, kekhawatiran akan
tertular penyakit, takut keluarga tertular penyakit, dan takut menjadi salah satu dari
tenaga media yang meninggal karena COVID-19 (Goyena, 2019). Ratnaningtyas &
Fitriani (2020) membuktikan dalam penelitiannya bahwa semakin tinggi atau berat
kecemasan seseorang makan semakin buruk kualitas tidur yang dimiliki. Hal ini
disebabkan oleh karena saat seseorang merasa cemas, maka akan berpikir terlalu keras
Tingkat Kecemasan Perawat Ruang Isolasi Terhadap
Risiko Paparan Covid-19 di RS Advent Medan
2021
Waslen Naibaho dan Untung Sudharmono 1642
sehingga akan sulit untuk mengontrol emosi maka akan berdampak pada saat memulai
tidur.
Berdasarkan data penelitan ada 4 perawat (19%) di Ruang Isolasi yang tidak
mengalami kecemasan. Fenomena COVID-19 memberikan kesiagaan kepada masyarakat
termasuk kepada perawat. Pemberian vaksin bagi tenaga kesehatan mampu menurunkan
kecemasan pada tenaga kesehatan, oleh karena vaksin dapat meminimalisir penularan
penyakit. Selain itu, pemberikan edukasi baik melalui media teknologi, maupun melalui
membaca artikel penelitian yang dilakukan peneliti terhadap COVID-19 menambah
wawasan perawat sehingga perawat mampu mempersiapkan diri dalam mengadapi
penyakit tersebut. Pelatihan tentang COVID-19 dengan maksud memberikan bekal untuk
penerapan asuhan keperawatan pada pasien yang terinfeksi, pemahaman dalam
penggunaan APD yang tepat dan benar, pemahaman jalur penerimaan pasien, denah
ruangan dan kebutuhan logistic lainnya memampukan perawat mengendalikan stressor
sehingga menimalisir muncul kecemasan dalam diri (N. Sari & Purwanti, 2021).
Hasil penelitian yang ditemukan peneliti menunjukkan ada 4 perawat (19%) yang
mengalami kecemasan sedang, 3 perawat (14%) mengalami kecemasan berat, dan 10
perawat (48%) mengalami kecemasan berat sekali. COVID-19 secara tidak langsung
mengubah kehidupan perawat, memberikan pola kehidupan baru yang menjadikan
individu lebih memperhatikan kesehatan dan lingkungannya. Perubahan ini tentunya
memberikan tekanan kepada perawat, khusus perawat yang bekerja di Ruang Isolasi.
Salah satu faktor kecemasan mereka adalah walaupun mereka menjaga diri,
menggunakan APD yang tepat dan benar, namun masih memiliki kemungkinan untuk
tertular penyakit dan akan berisiko menularkan penyakit kepada keluarga (N. Sari &
Purwanti, 2021). Perawat di Ruang Isoalasi merasa cemas pada saat melakukan kontak
dan saat memberikan asuhan keperawatan kepada pasien, hal ini disebakan rasa takut
tertular dan menularkan atau terinfeksi penyakit (Ferderika Sau, Sinaga, & A, 2018). Hal
ini juga dapat di pengaruhi oleh minimnya pengetahuan mengenai kondisi dan informasi
yang berlebihan di media social (Sihombing & Elon, 2021). Individu yang sering
mendapatkan dan mendengarkan informasi akan berisiko memiliki kecemasan yang lebih
tinggi (Moghanibashi-mansourieh, 2020).
Kesimpulan
Berdasarkan data penelitian yang dilakukan peneliti, gambaran tingkat kecemasan
yang ditemukan pada 21 perawat di Ruang Isolasi Rumah Sakit Advent Medan berada
pada tingkat kecemasan berat sekali. Kecemasan yang dialami berada pada tahap yang
sangat memerlukan terapi untuk meningkatkan kesehatan mental perawat.
Salah satu terapi yang mungkin dapat menjadi solusi untuk menurunkan kecemasan
perawat di ruang isolasi COVID-19 adalah Spiritual Emotional Freedom Technique
(SEFT). Terapi ini merupakan terapi alternatif dan komplementer keperawatan yang
merupakan Teknik untuk mengatasi emosi yang dilakukan dengan cara mengetuk ringan
ujung jari dengan stimulus titik-titik meridian tertentu pada tubuh individu sambil
merasakan masalah yang dihadapi.
Bibliografi.
Adityo Susilo1, 2, , C. Martin Rumende1, 2, , Ceva W Pitoyo1, 2 , Widayat Djoko
Santoso1, 2 , Mira Yulianti1, 2 , Herikurniawan1, 2, , Robert Sinto1, 2, , Gurmeet
Singh1, 2 , Leonard Nainggolan1, 2 , Erni J Nelwan1, 2 , Lie Khie Chen1, 2 ,
Alvina Widhani2, Edwin Wijaya2, Wicaksana2, Bramantya, , Maradewi Maksum2 ,
Firda Annisa2, Chyntia, Jasirwan2, OM, & Evy Yunihastuti2. (2020). Coronavirus
Volume 1, Nomor 12, Desember 2021
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
1643 http://sosains.greenvest.co.id
Disease 2019 : Tinjauan Literatur Terkini. Jurnal Penyakit Dalam Indonesia, Vol. 7, pp.
4567.
Chew, N. W. S., Lee, G. K. H., Tan, B. Y. Q., Jing, M., Goh, Y., Ngiam, N. J. H., Yeo, L.
L., L., Ahmad, A., Ahmed Khan, F., Napolean Shanmugam, G., Sharma, A. K.,
Komalkumar, R. N., Meenakshi, P. V., Shah, K., Patel, B., Chan, B. P. L., Sunny,
S., Chandra, B., Ong, J. J. Y., & Sharma, V. K. (2020). A multinational, multicentre
study on the psychological outcomes and associated physical symptoms amongst
healthcare workers during COVID-19 outbreak. Brain, Behavior, and Immunity.
Chrisnawati, G. Aldino, T. (2019). Aplikasi Pengukuran Tingkat Kecemasan Berdasarkan
Skala HARS Berbasis Android. Jurnal Teknik Komputer, 5(2), 24422436.
Dai, Yuhong, Hu, Guangyuan, Xiong, Huihua, Qiu, Hong, Yuan, Xianglin, Yuan,
Xianglin, Hospital, Tongji, Avenue, Jie Fang, Qiu, Hong, & Hospital, Tongji.
(2020). Affiliations : 2019(1095).
di, Fathiyah Isbaniah, Erlina Burhan, Heidy ADiah Handayani, Dwi Rendra Hagustin.
(2020). Penyakit Virus Corona 2019. Jurnal Respirologi Indonesia.
Ferderika Sau, Tresna, Sinaga, Juniarta, & A, Maria Maxmila Yoche. (2018). Tingkat
kecemasan perawat tentang resiko infeksi penyakit menular di rumah sakit X.
Tingkat Kecemasan Perawat Tentang Resiko Infeksi Penyakit Menular Di Rumah
Sakit X, 1, 2835.
Goyena, Rodrigo. (2019). Jurnal Ilmu Keperawatan. Journal of Chemical Information
and Modeling, 53(9), 16891699.
Hamid, Abdul. (2017). Editorial Healthy Tadulako Journal (Abdul Hamid : 1-14) 1.
Jurnal Kesehatan Tadulako, 3(1), 114.
Handayani, Tri Rina et al. (2020). Kondisi Dan Strategi Penanganan Kecemasan Pada
Tenanga Kesehatan Saat Pandemi COVID-19. Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa, 3(3),
365374.
Kompas.com. (2021). Terbanyak di Asia, 647 Nakes Indonesia Meninggal Akibat
COVID-19.
Levani, Y., Prastya, A. D., & ... (2021). Coronavirus Disease 2019 (COVID-19):
Patogenesis, Manifestasi Klinis dan Pilihan Terapi. Jurnal Kedokteran Dan
Kesehatan, 17(1), 4457.
Moghanibashi-mansourieh, Amir. (2020). Since January 2020 Elsevier has created a
COVID-19 resource centre with free information in English and Mandarin on the
novel coronavirus COVID- 19 . The COVID-19 resource centre is hosted on
Elsevier Connect , the company ’ s public news and information . (January).
Musu, ewade Theresia, Murhayati, Atiek, & Saelan. (2021). Gambaran Stres Kerja
Perawat Igd Di Masa Pandemi COVID-19 Di Rumah Sakit Surakarta. Jurnal Gawat
Darurat Volume 3, 3(1), 110.
Muyasaroh, H. (2020). Kajian Jenis Kecemasan Masyarakat Cilacap dalam Menghadapi
Pandemi Covid 19. LP2M UNUGHA Cilacap.
No, V., & Mona, N. (2020). Konsep Isolasi Dalam Jaringan Sosial Untuk Meminimalisasi
Efek Contagious (Kasus Penyebaran Virus Corona Di Indonesia). Jurnal Sosial
Humaniora Terapan, 2(2), 117125.
Ratnaningtyas, Tri Okta, & Fitriani, Dwi. (2020). Hubungan kecemasan dengan kualitas
tidur pada mahasiswa tingkat akhir. Edu Masda Journal, 4(1), 2131.
Sari, Melani Kartika. (2020). Sosialisasi tentang Pencegahan COVID-19 di Kalangan
Siswa Sekolah Dasar di SD Minggiran 2 Kecamatan Papar Kabupaten Kediri.
Jurnal Karya Abdi, 4(1), 8083.
Sari, N., & Purwanti, O. S. (2021). Gambaran Kecemasan Perawat Dalam Pencegahan
Dan Penanganan COVID-19.
Tingkat Kecemasan Perawat Ruang Isolasi Terhadap
Risiko Paparan Covid-19 di RS Advent Medan
2021
Waslen Naibaho dan Untung Sudharmono 1644
Sari, Sri Mulia. (2021). Kata Kunci : Kecemasan, Pre Operasi. 13(1).
Sihombing, Darmawasti, & Elon, Yunus. (2021). Gambaran Tingkat Depresi,
Kecemasan, dan Stress Yang Dialami Perawat Dalam Memberikan Perawatan Pada
Pasien COVID-19. Jurnal Skolastik Keperawatan, 7(1), 5462.
Sri Lestari, Yustina, Melati, Nimsi, Tinambunan, Janetta Chien, Daniel, Novarini, &
Sudari, Ni Wayan. (2021). Gambaran Kecemasan Perawat Dalam Menangani Pasien
Hemodialisis Di Masa Pandemi COVID-19 Tahun 2020. Jurnal Kesehatan, 8(2),
8288. https://doi.org/10.35913/jk.v8i2.185
Susilo, Adityo, Rumende, Cleopas Martin, Pitoyo, Ceva Wicaksono, Santoso, Widayat
Djoko, Yulianti, Mira, Herikurniawan, Herikurniawan, Sinto, Robert, Singh,
Gurmeet, Nainggolan, Leonard, & Nelwan, Erni Juwita. (2020). Coronavirus
disease 2019: Tinjauan literatur terkini. Jurnal Penyakit Dalam Indonesia, 7(1), 45
67.
Tantona, M. D. (2020). Karakteristik Klinis Penyakit Coronavirus 2018. Jurnal
Penelitian Perawat Profesional, 1, 8994.
WHO. (2021). Corona Virus Disease (COVID-19) Pandemic. Corona Virus Disease
(COVID-19) Pandemic.
Xiao, X., Zhu, Xiaolei, Fu, S., Hu, Y., Li, X., & Xiao, J. (2020). Timely mental health
care for the 2019 novel coronavirus outbreak is urgently needed. The Lancet
Psychiatry, 0366(20), 12.
Yuliana, Yuliana. (2020). Corona virus diseases (COVID-19): Sebuah tinjauan literatur.
Wellness And Healthy Magazine, 2(1), 187192.
Yunere, Falerisiska, & Yaslina, Yaslina. (2020). Hubungan Stigma Dengan Kecemasan
Perawat Dalam Menghadapi Pandemi COVID-19. Prosiding Seminar Kesehatan
Perintis, 3(1), 17.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike
4.0 International License.