Volume 1, Nomor 12, Desember 2021
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
1665 http://sosains.greenvest.co.id
ANALISIS PENGETAHUAN DAN SIKAP PENGAWAS MENELAN
OBAT (PMO) TERHADAP EFEK SAMPING OBAT ANTI
TUBERKULOSIS DAN TINJAUANNYA MENURUT PANDANGAN
Vina Monica Robert, Wening Sari dan Zuhroni
Universitas Yarsi, Indonesia
E-mail: melywiranti365@gmail.com dan Azinar.i[email protected]
Diterima:
26 November
2021
Direvisi:
Disetujui:
Abstrak
Latar belakang : PMO adalah komponen DOTS (Directly
Observed Treatment Short Course) yang bertugas untuk
memantau pengobatan TBC (Tuberkulosis). Pasien TBC
memiliki masalah terkait penyakit TBC dan efek samping obat
anti tuberkulosis (ESOAT). Terdapat korelasi yang kuat antara
tingkat pengetahuan dan sikap PMO tentang TBC dan
pengobatannya dengan kepatuhan berobat pasien. Ilmu yang
benar akan mendorong seorang muslim untuk beriman kepada
Allah SWT, sedangkan sikap diturunkan dari pengetahuan.
Seorang muslim yang memiliki pengetahuan baik akan memiliki
sikap baik pula dan Allah akan meningkatkan derajatya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan dan sikap
PMO sebelum dan sesudah pelatihan tentang efek samping OAT.
Metode : Dilakukan pelatihan tentang ESOAT pada 32 orang
PMO. Sebelum dan sesudah pelatihan PMO diberikan kuisioner
untuk menilai pengetahuan dan sikap. Hasil pre test dan post test
dilakukan scoring. Setelah 2 bulan dilakukan FGD (Focus Group
Discussion) untuk mengetahui ESOAT pada pasien dan
bagaimana PMO mengatasinya. Analisis data dilakukan secara
bivariat dan uji statistik yang digunakan adalah uji Chi Square dan
T Test Paired Sample Correlations dengan tingkat kemaknaan
95%. Hasil : Pengetahuan PMO tentang ESOAT mengalami
peningkatan yang bermakna (p = 0,003). Terdapat peningkatan
sikap PMO tentang TBC dan ESOAT setelah pelatihan meski
tidak bermakna (p = 0,187) karena scoring rerata sikap PMO
sebelum pelatihan sudah baik. Hasil FGD menunjukkan bahwa
PMO mampu mengenali efek samping OAT ringan dan berat dan
mampu mengatasi beberapa efek samping ringan. Menuntut ilmu
pengetahuan adalah wajib hukumnya. Pengetahuan yang baik
akan menghasilkan sikap yang baik pula baik dalam menunaikan
tugasnya sebagai PMO maupun sebagai umat muslim.
Kesimpulan : Terdapat peningkatan pengetahuan dan sikap PMO
mengenai efek samping OAT setelah pemberian pelatihan tentang
tentang efek samping OAT.
Kata kunci: Tuberkulosis, PMO, efek samping obat anti
tuberkulosis
Abstract
Background : PMO is a component of the DOTS (Directly
Observed Treatment Short Course) which is tasked with
monitoring the treatment of TB (Tuberculosis). TB patients have
problems related to TB disease and the side effects of anti-
Analisis Pengetahuan dan Sikap Pengawas Menelan
Obat (Pmo) Terhadap Efek Samping Obat Anti
Tuberkulosis dan Tinjauannya Menurut Pandangan
2021
Vina Monica Robert, Wening Sari dan Zuhroni 1666
tuberculosis drugs (ESOAT). There is a strong correlation
between the level of PMO knowledge and attitudes about TB and
its treatment with compliance with patient treatment. Correct
knowledge will encourage a Muslim to believe in Allah SWT,
while the attitude is derived from knowledge. A Muslim who has
good knowledge will also have a good attitude and Allah will
increase his degree. This study aims to determine PMO
knowledge and attitudes before and after training on the side
effects of OAT. Methods : Training on ESOAT was conducted for
32 PMOs. Before and after the PMO training, questionnaires
were given to assess knowledge and attitudes. The results of the
pre-test and post-test were done scoring. After 2 months a Focus
Group Discussion (FGD) was conducted to find out the ESOAT
experienced by the patient and how the PMO handled it. Data
analysis was performed bivariately and the statistical tests used
were Chi Square test and T Test Paired Sample Correlations with
a significance level of 95%. Result : PMO knowledge about
ESOAT increased significantly (p = 0.003). There was an increase
in the attitude of the PMO about TB and ESOAT after the training
although it was not significant (p = 0.187) because the average
scoring of the PMO attitude before the training was good. The
results of the FGD showed that the PMO was able to recognize
the side effects of mild and severe OAT and was able to overcome
a number of mild side effects. Demanding knowledge is
mandatory. Good knowledge will result in a good attitude both in
carrying out his duties as a PMO and as a Muslim. Conclusion :
There is an increase in PMO knowledge and attitudes about the
side effects of OAT after providing training on side effects of OAT.
Keywords: Tuberculosis, PMO, side effects of anti-tuberculosis
drugs
Pendahuluan
TBC (tuberkulosis) adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium
tuberculosis. Penyakit ini dapat disebar melalui udara, misalnya saat pasien TBC paru
batuk. TBC masih menempati peringkat ke-10 penyebab kematian tertinggi di dunia pada
tahun 2016 (Organization, 2017). Angka prevalensi TBC Indonesia pada tahun 2014
sebesar 297 per 100.000 penduduk. Eliminasi TBC menjadi salah satu dari 3 fokus utama
pemerintah di bidang kesehatan (Ramdhani, 2020).
Pengobatan yang dilakukan akan menyembuhkan sebagian besar pasien TBC baru.
Oleh sebab itu harus dipastikan pasien menelan seluruh obat yang diberikan. Pengobatan
TBC menggunakan kombinasi beberapa OAT (Obat Anti Tuberkulosis). OAT memiliki
efek samping yang cukup mengganggu pasien (RI, 2014). Beratnya efek samping OAT
yang dialami penderita akan berdampak pada kepatuhan berobat dan tingginya angka putus
obat (Abbas, 2017).
Volume 1, Nomor 12, Desember 2021
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
1667 http://sosains.greenvest.co.id
13
28
19
41
13
0
10
20
30
40
50
15-20 21-30 31-40 41-50 >50
Keberadaan PMO (Pengawas Menelan Obat) penting dalam hal ini untuk
memotivasi pasien agar tetap mengkonsumsi OAT sesuai anjuran untuk mencegah pasien
memutuskan masa pengobatan dan mencegah resistensi obat (Fadlilah, 2017).
PMO adalah komponen DOT (Directly Observed Treatment) yang memiliki tugas
untuk memantau pengobatan pasien TBC (Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 67,
2016). Pengobatan TBC yang membutuhkan waktu lama serta gejala yang hilang sebelum
pengobatan selesai menyebabkan pasien malas atau lelah untuk minum obat (Heriadi,
2013). Dalam hal ini peran PMO sangat penting untuk memberikan semangat kepada
pasien TBC (Dimas, Sukartini, & Hidayati, 2016).
PMO yang memiliki pengetahuan cukup tinggi tentang penyakit TBC dan
pengobatannya menimbulkan perilaku untuk selalu mengingatkan dan mengawasi pasien
TBC saat melakukan pengobatan serta memberikan motivasi kepada pasien TBC untuk
tetap patuh dalam pengobatan (Masdidik, 2020). PMO yang memiliki keinginan untuk
memeriksakan kesehatan pasien TBC secara rutin memunculkan sikap yang akan
diaplikasikan menjadi sebuah perilaku atau tindakan (Abdul, 2019). Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengetahuan dan sikap PMO sebelum dan sesudah diberikan
pelatihan tentang efek samping OAT.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode quasi experimental dengan 32 orang PMO dari
kecamatan Joharbaru. PMO akan diberikan kuisioner sebelum pelatihan dan sesudah
pelatihan tentang sikap dan pengetahuan PMO tentang TBC dan efek samping OAT. Hasil
kuisioner akan dinilai dengan scoring. Setelah 2 bulan dilakukan FGD (Focus Group
Discussion) untuk melihat efek samping yang dialami pasien TBC dan bagaimana PMO
mengatasinya.
Hasil dan Pembahasan
Gambar 1. PMO berdasarkan jenis kelamin Gambar 2. PMO berdasarkan usia
Gambar diatas menunjukkan bahwa mayoritas responden adalah perempuan (78%)
dan paling banyak berusia diantara 41-50 tahun (41%).
22
78
0
20
40
60
80
100
Laki-Laki Perempuan
Laki-Laki Perempuan
Analisis Pengetahuan dan Sikap Pengawas Menelan
Obat (Pmo) Terhadap Efek Samping Obat Anti
Tuberkulosis dan Tinjauannya Menurut Pandangan
Vina Monica Robert, Wening Sari dan Zuhroni 1668
63
13 13
9
3
0
20
40
60
80
IRT BURUH
KARYAWAN SWASTA PELAJAR/MAHASISWA
WIRASWASTA
2
3
72%
KADER PUSKESMAS
RUMAH SAKIT BELUM PERNAH
Gambar 3. PMO berdasarkan pendidikan terakhir Gambar 4. PMO berdasarkan pekerjaan
Hasil diatas menunjukkan mayoritas PMO memiliki pendidikan terakhir SMA
(69%) dan pekerjaan paling banyak adalah ibu rumah tangga (63%).
Gambar 5. PMO berdasarkan penghasilan keluarga Gambar 6. PMO yang Mendapat Penyuluhan
Tentang Efek Samping OAT
Berdasarkan hasil diatas lebih banyak PMO yang memiliki penghasilan kurang dari
UMR (69%) dan 72% PMO belum pernah mendapat penyuluhan tentang efek samping
OAT.
Gambar 7. Hubungan PMO dengan pasien
3
25
69
3
0
20
40
60
80
SD SMP SMA PERGURUAN TINGGI
69
31
0
20
40
60
80
<UMR >UMR
<UMR >UMR
72
13
9
6
0
20
40
60
80
hubungan
keluarga
keluarga inti tetangga teman
hubungan keluarga keluarga inti tetangga teman
Volume 1, Nomor 12, Desember 2021
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
1669 http://sosains.greenvest.co.id
Gambar 8. Jarak rumah PMO dengan pasien
Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa lebih banyak PMO yang memiliki hubungan
keluarga dengan pasien (72%) dan mayoritas PMO tinggal tidak dekat dengan rumah
pasien (53%).
Variabel Pengetahuan
Sebelum pelatihan lebih banyak PMO yang masuk kelompok berpengetahuan cukup
(63%), diikut PMO dengan pengetahuan kurang (25%), dan berpengetahuan baik (13%).
Setelah pelatihan menunjukkan PMO dengan pengetahuan baik meningkat jadi 72% dan
tidak ada PMO dengan pengetahuan kurang. Hasil T Test Paired Sample Correlations
menunjukan nilai p = 0,003 yang berarti ada peningkatan yang berarti dari hasil pre test
dengan post test.
Tabel 1. Peningkatan Pengetahuan Sebelum dan Sesudah Pelatihan
KOMPONEN PENGETAHUAN
SEBELUM
(%)
SESUDAH
(%)
Penyebab TBC
63
94
Gejala Utama TBC
72
81
Gejala Tambahan TBC
43
64
Tujuan Pengobatan TBC
48
65
Lama Pengobatan TBC
91
97
Cara Minum Obat TBC
84
88
Berhenti Minum Obat TBC
94
97
Tidak Teratur Minum Obat
58
78
Efek Samping OAT Ringan
28
68
Efek Samping OAT Berat
24
67
Cara Mengatasi Mual
41
59
Cara Mengatasi Kulit Kuning
88
100
Mengatasi Efek Samping Berat
78
97
Tabel diatas menunjukkan komponen yang paling banyak peningkatannya adalah
komponen efek samping OAT ringan (40%) dan komponen efek samping OAT berat
(43%).
Variabel Sikap
Sebelum pelatihan lebih banyak PMO yang memiliki sikap baik (69%) dan setelah
pelatihan didapatkan peningkatan PMO yang memiliki sikap baik (81%). Hasil uji T Test
41
6
53
0
20
40
60
dekat rumah serumah tidak dekat rumah
dekat rumah serumah tidak dekat rumah
Analisis Pengetahuan dan Sikap Pengawas Menelan
Obat (Pmo) Terhadap Efek Samping Obat Anti
Tuberkulosis dan Tinjauannya Menurut Pandangan
2021
Vina Monica Robert, Wening Sari dan Zuhroni 1670
Paired Sample Correlations menghasilkan nilai P = 0,187, nilai ini lebih dari 0,05 yang
berarti tidak ada peningkatan yang berarti pada sikap PMO sebelum dan sesudah diberi
pelatihan.
Tabel 2. Peningkatan Sikap Sebelum dan Sesudah Pelatihan
KOMPONEN SIKAP
SEBELUM
(%)
SESUDAH
(%)
Mengetahui tugasnya sebagai PMO
97
100
Tugas PMO
79
98
Pentingnya keberadaan PMO
100
100
Alasan pentingnya PMO
67
67
Motivasi menjadi PMO
50
50
Bersedia mendamping pasien sampai sembuh
100
100
Mengawasi pasien minum OAT dengan teratur
94
94
Alasan jika tidak mengawasi pasien minum OAT
2
2
Waktu mengingatkan pasien minum OAT
94
99
Tindakan jika pasien tidak minum OAT dengan teratur
93
93
Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Pra Pelatihan
Didapatkan hasil uji Chi Square untuk pengetahuan dengan sikap adalah p = 0,011.
Dari hasil tersebut nilai p < dari 0,05 yang berarti ada hubungan yang berarti antara sikap
dengan pengetahuan.
Tabel 3. Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Pra Pelatihan
Pengetahuan
Total
p
Baik
Cukup
Kurang
Sikap
Baik
4
16
2
22
0,011
Cukup
0
4
6
10
Total
4
20
8
32
Tabel 4. Nilai P Dari Hubungan Pengetahuan dan Sikap dengan Faktor-Faktor
Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Dengan Faktor-Faktor
Nilai
P
Pendidikan dengan Sikap
0,181
Pendidikan dengan Pengetahuan
0,754
Penghasilan Keluarga dengan Sikap
0,440
Penghasilan Keluarga dengan Pengetahuan
1,000
Pekerjaan dengan Sikap
0,207
Pekerjaan dengan Pengetahuan
0,555
Faktor Pendidikan
Didapatkan hasil uji Chi Square untuk pendidikan dengan sikap adalah p = 0,181
dan pendidikan dengan pengetahuan addalah p = 0,754. Dari hasil tersebut nilai p > dari
0,05 yang berarti tidak ada hubungan yang berarti antara pendidikan dengan sikap dan
pengetahuan.
Volume 1, Nomor 12, Desember 2021
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
1671 http://sosains.greenvest.co.id
Faktor Penghasilan Keluarga
Didapatkan hasil uji Chi Square untuk penghasilan dengan sikap adalah p = 0,440
dan penghasilan dengan pengetahuan adalah p = 1,000. Dari hasil tersebut nilai p > 0,05
yang berarti tidak ada hubungan yang signifikan antara penghasilan dengan sikap dan
pengetahuan.
Faktor Pekerjaan
Didapatkan hasil uji Chi Square untuk pekerjaan dengan sikap adalah p = 0,207 dan
pekerjaan dengan pengetahuan adalah p = 0,555. Dari hasil tersebut nilai p > 0,05 yang
berarti tidak ada hubungan yang signifikan antara pekerjaan dengan sikap dan pengetahuan.
Tabel 5. Nilai P dari Hubungan Motivasi, Mengawasi, Mengingatkan dengan Hubungan
dan Jarak Rumah PMO dengan Pasien
Hubungan
Nilai P
Motivasi dengan Hubungan PMO dengan Pasien
1,000
Motivasi dengan Jarak Rumah PMO dengan Pasien
0,280
Mengawasi dengan Hubungan PMO dengan Pasien
0,409
Mengawasi dengan Jarak Rumah PMO dengan Pasien
0,705
Mengingatkan dengan Hubungan PMO dengan Pasien
0,409
Mengingatkan Jarak Rumah PMO dengan Pasien
0,192
Faktor Motivasi
Didapatkan hasil uji Chi Square untuk motivasi dengan hubungan pasien dengan
PMO adalah p = 1,000 dan motivasi dengan jarak rumah PMO dengan pasien adalah p =
0,280. Dari hasil tersebut nilai p > 0,05 yang berarti tidak ada hubungan yang signifikan
antara motivasi dengan hubungan dan jarak rumah PMO dengan pasien.
Faktor Mengawasi
Didapatkan hasil uji Chi Square untuk mengawasi dengan hubungan pasien dengan
PMO adalah p = 0,409 dan mengawasi dengan jarak rumah PMO dengan pasien adalah p
= 0,705. Dari hasil tersebut nilai p > 0,05 yang berarti tidak ada hubungan yang signifikan
antara mengawasi pasien menelan obat dengan hubungan dan jarak rumah PMO dengan
pasien.
Faktor Mengingatkan
Didapatkan hasil uji Chi Square untuk mengingatkan pasien menelan obat dengan
hubungan pasien dengan PMO adalah p = 0,409 dan mengingatkan dengan jarak rumah
PMO dengan pasien adalah p = 0,192. Dari hasil tersebut nilai p > 0,05 yang berarti tidak
ada hubungan yang signifikan antara mengingatkan pasien menelan obat dengan hubungan
dan jarak rumah PMO dengan pasien.
Hasil Focus Group Discussion (FGD) PMO
Semua PMO menjawab bahwa pasien mengalami efek samping OAT seperti mual,
sakit kepala, pegal linu, urin kemerahan, lidah baal, bintik merah dikulit, wajah pucat,
gatal-gatal, dan diare. Beberapa efek samping ringan diatasi PMO dengan cara berjemur
untuk efek samping mual, memberikan susu dan permen untuk lidah baal, dan dipijat untuk
pegal linu. Sebagian besar PMO melaporkan efek samping ke kader atau petugas kesehatan.
Analisis Pengetahuan dan Sikap Pengawas Menelan
Obat (Pmo) Terhadap Efek Samping Obat Anti
Tuberkulosis dan Tinjauannya Menurut Pandangan
2021
Vina Monica Robert, Wening Sari dan Zuhroni 1672
Adapun yang tidak melaporkan karena efek samping yang terjadi adalah ringan dan dapat
diatasi oleh PMO (Nurbiah, 2017).
Berdasarkan hasil kuisioner pengetahuan diketahui bahwa ada peningkatan yang
bermakna dari sebelum dan sesudah pelatihan. Hal ini sesuai dengan penelitian yang
menyatakan tingkat pengetahuan PMO sebelum diberikan edukasi, mayoritas responden
memiliki pengetahuan sedang dan setelah diberikan edukasi, mayoritas tingkat
pengetahuan PMO menjadi tinggi (Maghfiroh, Pratama, & Rachmawati, 2017). Hasil rerata
komponen pengetahuan paling kecil adalah efek samping OAT ringan dan berat. Hal ini
bisa disebabkan karena 72% PMO belum pernah mendapat penyuluhan tentang efek
samping OAT. Komponen pengetahuan ini mengalami peningkatan yang signifikan setelah
diberikan pelatihan (Lubis, 2015).
Hasil kuisioner sikap sebelum dan sesudah pelatihan menunjukkan ada peningkatan
PMO yang memiliki sikap baik meski tidak bermakna. Hal ini karena rerata PMO sudah
memiliki sikap baik sebelum diberi pelatihan. Uji statistik menunjukkan ada hubungan
yang bermakna antara pengetahuan dengan sikap pra pelatihan. PMO yang memiliki
pengetahuan yang cukup tinggi tentang penyakit TBC dan pengobatannya menimbulkan
perilaku untuk selalu mengingatkan dan mengawasi pasien TBC (Pratama, Aliong,
Sufianti, & Rachmawati, 2018).
Faktor pekerjaan, pendidikan terakhir, dan penghasilan keluarga tidak ada yang
memiliki hubungan bermakna dengan sikap dan pengetahuan PMO (Prayogo, 2013). Jarak
rumah dan hubungan pasien dengan PMO juga tidak memiliki hubungan yang bermakna
dengan faktor motivasi, mengawasi, dan mengingatkan pasien berobat.
Hasil FGD menunjukkan bahwa PMO mampu mengenali efek samping baik ringan
maupun berat dan beberapa PMO mampu mengatasi efek samping ringan meski
penanganannya masih ada yang salah. Hal ini menunjukkan pentingnya pelatihan cara
mengatasi efek samping OAT agar penanganannya lebih tepat.
Kesimpulan
Tingkat pengetahuan PMO di Joharbaru tentang TBC sebelum dan sesudah pelatihan
mengalami peningkatan yang bermakna dan peningkatan yang paling signifikan ada pada
komponen efek samping ringan dan berat. PMO yang memiliki sikap baik sebelum dan
sesudah pelatihan meningkat meski tidak bermakna karena rerata PMO sebelum pelatihan
sudah memiliki sikap baik. Terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan
sikap pra pelatihan. Faktor penghasilan, pendidikan, dan pekerjaan tidak ada yang
berhubungan bermakna dengan tingkat pengetahuan dan sikap PMO. Hasil FGD
menunjukkan PMO mampu mengenali efek samping ringan dan berat, dan dapat
menangani efek samping ringan meski masih ada penanganan yang belum tepat.
Bibliografi.
Abbas, Akhmadi. (2017). Monitoring efek samping obat anti-tuberkulosis (OAT) pada
pengobatan tahap intensif penderita TB paru di kota makassar. Journal of
Agromedicine and Medical Sciences, 3(1), 1925.
Abdul, Vivi Juwita. (2019). Perilaku Caring Perawat dan Manajemen Regimen Terapeutik
Pada Pasien Tuberculosis. Makassar: Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.
Dimas, Surya Bagaskoro, Sukartini, Tintin, & Hidayati, Laily. (2016). Drugs supervisor
activeness correlated with motivation and tuberculosis medication adherence.
Fadlilah, Nazilatul. (2017). Hubungan Karakteristik Pengawas Menelan Obat Terhadap
Kepatuhan Berobat Pasien Tuberkulosis di Puskesmas Pragaan Tahun 2016. Jurnal
Volume 1, Nomor 12, Desember 2021
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
1673 http://sosains.greenvest.co.id
Unair, 5(3).
Heriadi, N. I. M. (2013). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kepatuhan Minum
Obat Paket Tbc Pada Penderita Tbc Di Wilayah Kerja Puskesmas Uteun Pulo
Kecamatan Seunagan Timur Kabupaten Nagan Raya. Aceh: Universitas Teuku Umar
Meulaboh.
Lubis, Zulhaida. (2015). Pengetahuan dan tindakan kader posyandu dalam pemantauan
pertumbuhan anak balita. KEMAS: Jurnal Kesehatan Masyarakat, 11(1), 6573.
Maghfiroh, Lailatul, Pratama, Antonius Nugraha Widhi, & Rachmawati, Ema. (2017).
Pengaruh Pemberian Edukasi Menggunakan Buku Saku Bergambar dan Berbahasa
Madura terhadap Tingkat Pengetahuan Penderita dan Pengawas Menelan Obat
Tuberkulosis Paru (The Effect of A Pictorial Booklet with Madurese Language on
Level of Knowledge among Tuber. Pustaka Kesehatan, 5(3), 420424.
Masdidik, Masdidik. (2020). Studi Kasus Peran Pengawas Menelan Obat (PMO) Dalam
Kepatuhan Minum Obat Penderita TB Di Puskesmas Keputih Surabaya. Surabaya:
Universitas Muhammadiyah Surabaya.
Nurbiah, Nurbiah. (2017). Gambaran Faktor Risiko Pengobatan Pasien Multidrug
Resistance Tuberculosis (MDR-TB) di RSUD Labuang Baji Kota Makassar Tahun
2017. Makassar: Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.
Organization, WHO World Health. (2017). Global tuberculosis report. swiss: World
Health Organization Geneva.
Pratama, Antonius Nugraha Widhi, Aliong, Amelya Prastica Rahayu, Sufianti, Nili, &
Rachmawati, Ema. (2018). Hubungan antara Tingkat Pengetahuan Pasien dan
Pengawas Menelan Obat (PMO) dengan Kepatuhan Pasien Tuberkulosis di
Puskesmas Kabupaten Jember (Correlation Between Knowledge And Patient
Adherence Among Tuberculosis Patients And Their Treatment Observers In. Pustaka
Kesehatan, 6(2), 218224.
Prayogo, Akhmad Hudan Eka. (2013). Faktorfaktor yang mempengaruhi kepatuhan minum
obat anti Tuberkulosis pada pasien Tuberkulosis Paru di Puskemas Pamulang
Tangerang Selatan Provinsi Banten periode Januari 2012Januari 2013.
Ramdhani, Ainun Azizah. (2020). Pengaruh Karakteristik Individu Dan Penyakit Diabetes
Mellitus Terhadap Konversi Sputum Basil Tahan Asam (BTA)(Literature Review).
Surabaya: UNIVERSITAS AIRLANGGA.
RI, Kemenkes. (2014). Kementerian kesehatan republik indonesia. Jakarta: Pusdatin.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike
4.0 International License.