Volume 1, Nomor 12, Desember 2021
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
1695 http://sosains.greenvest.co.id
dan juga metode pembentukan nilai tanggung jawab dalam film Cahaya Cinta Pesantren.
Selain itu ada juga penelitian dari Siti Mufidah dengan judul “Nilai-Nilai Akhlak Mulia
Santri dalam Film Cahaya Cinta Pesantren (Analisa Semiotika Roland Barthes)”.
Penelitian tersebut memiliki kesimpulan bahwa dalam film tersebut ada beberapa scene
yang menampilkan nilai akhlak yang terwujud dalam santri. Seperti pada scene sholat
tepat waktu, rajin belajar, sopan san santun.
Hampir semua mata pelajaran yang ada di sekolah dapat diintegrasikan dengan
pendidikan karakter, salah satunya yakni Pendidikan Agama Islam (Baharun &
Mahmudah, 2018). Dalam desain pembelajaran PAI yang baik hendaknya dapat berisi hal
berikut: (1) menetapkan tujuan pembelajaran untuk dapat meng-upgrade keimanan,
pendalaman, penafsiran, serta pengalaman siswa tentang pendidikan Islam, sehingga
dapat menjadikan siswa yang beriman, bertaqwa, dan berbudi baik dalam kehidupannya,
(2) menetapkan materi ajaran / bahan ajar yang akan digunakan. Dalam PAI, materi yang
diajarkan berhubungan dengan al-Qur’an hadist, sejarah Islam, syariat, fiqih, ibadah,
muamalah, dan akhlak karimah, (3) mentapkan pendekatan, strategi, dan juga metode
yang akan digunakan sesuai degan kebutuhan siswa. Metode juga dapat dikembangkan
dengan banyak pilihan, tidak selalu menggunakan ceramah, karena dapat memicu
kebosanan dan kejenuhan siswa, (4) menggunakan media yang sesuai dengan metode dan
juga keadaan di lapangan ketika mengajar, (5) evaluasi, dapat dilakukan dengan melihat
sifat-sifat siswa selama pembelajaran berlangsung, atau dengan pengetahuan kognitif dan
keteramplan. Dalam penelitian ini hanya berfokus pada hubungan atau relevansi
pembelajaran PAI dari segi tujuan, fungsi, dan juga standar kompetensi dasar mata
pelajaran PAI di tingkat SMA.
Penelitian sebelumnya yang pernah membahas tentang relevansi nilai pendidikan
karakter dengan pembelajaran PAI adalah penelitian yang ditulis oleh salis awaludin
dengan judul “Nilai-Nilai Pendidikan Karakter dalam Film Rudy Habibie Karya Hanung
Bramantyo dan Implementasinya Dalam Pembelajaran PAI”. Penelitian tersebut
mempunyai kesimpulan bahwa dalam film tersebut memiliki semua aspek nilai
pendidikan karkater. Dan nilai-nilai tersebut dapat diimplementasikan dalam
pembelajaran PAI di SMA karena keseuaian dengan kurikulum yang diajarkan di jenjang
tersebut. Terdapat juga penelitian yang dilakukan oleh Eko Nur Wibowo dengan judul
“Relevansi Pendidikan Karakter dalam Film Kungfu Panda Terhadap PAI”. Wibowo
menyimpulkan bahwa nilai karakter yang terkandung dalam film Kunfu Panda yaitu
religius, jujur, disiplin, kerja keras, kreatif, demokratis, rasa ingin tahu, peduli sosial,
tanggung jawab. Nilai-nilai tersebut sejalan dengan apa yang diajarkan dalam Pendidikan
Agama Islam. Dalam Pendidikan Agama Islam, karakter disebut dengan akhlak. Nilai-
nilai perilaku yang baik disebut dengan akhlak terpuji (akhlak mahmudah).
Pada peraturan pemerintah no. 55 pasal 4 ayat (1) dan (2) sudah dijelaskan bahwa
pendidikan agama diberikan pada setiap satuan pendidikan dan diberikan sekurang-
kurangnya dalam bentuk mata pelajaran, dengan tujuan yag lebih spesifik, yakni
bekembangnya kemampuan peserta didik memahami, menghayati, dan mengamalkan
nilai-nilai agama yang mengimbangi penguasaannya dalam pengetahuan, teknologi dan
seni.
Dalam dunia pendidikan tingkat menengah atas, pendidikan karakter ialah salah
satu hal yang sangat dibutuhkan dan juga harus diterapkan di kalangan mereka.
Kenakalan remaja, tawuran, tindak asusila, pelecehan seksual, penggunaan obat-obatan
terlarang masih marak terjadi di lingkungan remaja jaman now atau jaman sekarang
(Khamadi & Bastian, 2015). Salah satu alternatif untuk menancapkan nilai
pembangungan karakter ialah dengan menampilkan film atau drama yang didalamnya