Volume 1, Nomor 12, Desember 2021
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
1700 http://sosains.greenvest.co.id
EFEKTIFITAS PERMAINAN MONO-AKSI TERHADAP SKOR
KECEMASAN SOSIAL PADA ANAK
Nofathana Saputra dan Warih Andan Puspitasari
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Indonesia
E-mail: nofathana15@gmail.com dan andanwarih@gmail.com
Diterima:
07 Desember
2021
Direvisi:
14 Desember
2021
Disetujui:
15 Desember
2021
Abstrak
Latar belakang: Manusia adalah makhluk sosial, artinya bahwa
manusia membutuhkan interaksi dengan sesamanya, hal inilah
yang menyebabkan terjadinya hubungan sosial antar satu orang
dengan yang lainnya. Tujuan : Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui efek dari Permainan Mono-Aksi
(Monopoli Interaksi) terhadap skor kecemasan sosial pada
anak di SD Muhammadiyah Tamantirto Kasihan Bantul
Metode: Penelitian ini menggunakan desain penelitian Quasy
Experiment/eksperimen semu dengan rancangan Pre test-Post
test(Non-Equivalent Control Group Design). Hasil: Pada
penelitian ini, sampel yang digunakan berjumlah 40 sampel, dari
hasil penelitian ini didapatkan bahwa tidak terdapat perbedaan
yang bermakna pada pretest dan postest pada kelompok
intervensi maupun kelompok kontrol serta tidak terdapat
perbedaan yang bermakna pada kedua kelompok. Kesimpulan:
Uji Paired Sample T-test : kelas intervensi pretest postest Sig
(.060), kelas kontrol pretest postest Sig (.368). Hasil
Berdasarkan Uji Independent T-test : kelas intervensi kontrol
Sig (.108) maka pada penelitian ini h0 diterima dan h1 ditolak,
peneliti beranggapan hal ini terjadi sebagai efek kurangnya
waktu pemberian intervensi permainan mono-aksi yaitu hanya
dalam waktu 45 menit.
Kata kunci: Makhluk Sosial, Mono-aksi, Kecemasan Sosisal
Abstract
Background: Humans are social creatures, meaning that
humans need interaction with each other, this is what causes
social relations between one person and another. Purpose : The
purpose of this study was to determine the effect of Mono-Action
Games (Monopoly Interaction) on social anxiety scores in
children at SD Muhammadiyah Tamantirto Kasihan Bantul.
Methods This study uses a quasi-experimental/quasi-
experimental research design with a Pre-test-Post test (Non-
Equivalent Control Group Design). Results: In this study, the
sample used was 40 samples, from the results of this study it was
found that there was no significant difference in the pretest and
posttest in the intervention group and the control group and
there was no significant difference in the two groups.
Conclusion: Paired Sample T-test: intervention class pretest
posttest Sig (.060), control class pretest posttest Sig (.368).
Results Based on the Independent T-test: the intervention class -
control Sig (.108), in this study h0 was accepted and h1 was
rejected, the researchers assumed this occurred as the effect of
Efektifitas Permainan Mono-Aksi Terhadap Skor
Kecemasan Sosial Pada Anak
2021
Nofathana Saputra dan Warih Andan Puspitasari 1701
the lack of time giving the mono-action game intervention, which
was only 45 minutes.
Keywords: Social Beings, Mono-action, Social Anxiety
Pendahuluan
Manusia adalah makhluk sosial, artinya bahwa manusia membutuhkan interaksi
dengan sesamanya, hal inilah yang menyebabkan terjadinya hubungan sosial antar satu
orang dengan yang lainnya (Pakpahan & Taneo, 2020). Pertemanan dan persahabatan
antar golongan sebaya juga merupakan rangkaian interaksi sosial, dalam penelitian
tertentu, didapatkan bahwa jenis hubungan ini bisa mengurangi resiko kematian hingga
50% (Ekayamti, 2018). Kathleen Mullan Harris, seorang sosiologis Universitas Carolina
Utara dalam papernya menyebutkan bahwa “pada anak-anak, isolasi sosial adalah sama
efeknya dengan tidak mendapat latihan ataupun olahraga”.
Mengalami perasaan cemas bukan lagi hal yang langka pada era saat ini, dan hal
ini bisa menimpa siapapun dimana saja (Nursi, 2020). Kecemasan diartikan sebagai suatu
perasaan yang sifatnya umum, dimana seseorang merasa ketakutan atau kehilangan
kepercayaan diri yang tidak jelas asal maupun wujudnya, selain itu (Sihotang, 2017).
Anxiety atau kecemasan adalah sebuah perasaan umum yang biasanya ditunjukkan
sebagai kegelisahan atau ketakutan dan bisa dialami oleh siapa saja (Jannati, 2018).
Hubungan sosial yang terjadi di masyarakat tentunya memiliki kriterianya
masing-masing, akan tetapi dalam perkembangannya, setiap individu
menginginkan sebuah interaksi sosial yang aman serta baik di mata sosisal,
permasalahan inilah yang diyakini penulis sebagai salah satu penyebab terjadinya
kecemasan sosial di masyarakat (H Hermanto Suaib, 2017).
Ketika berbicara mengenai kecemasan sosial, maka hal yang dibicarakan adalah
interaksi antar satu orang dengan orang yang lainnya, dimana kecemasan sosial sendiri
didefinisikan sebagai ketakutan untuk berinteraksi dengan orang lain yang dirasakan
secara sadar dimana dirinya merasa dinilai dan dievaluasi secara negatif, dan akibatnya
mengarah pada tindakan penghindaran, apabila seseorang merasa dirinya tidak pantas
berada dengan orang lain dan lebih nyaman untuk sendirian maka orang tersebut
dikategorikan mengidap kecemasan sosial (Tsuraya, 2013).
Kecemasan sosial ini tidak hanya terjadi pada orang dewasa dan remaja, dimana
juga didapati pada anak-anak, gangguan kecemasan merupakan penyakit mental yang
paling banyak terjadi di Amerika, Anxiety and Depression Association of America
menyatakan bahwa didapati angka 40 Juta orang Amerika diatas 18 tahun dilaporkan
mengalami gangguan kecemasan atau 18% dari populasi Amerika serikat, dimana 15 juta
diantaranya atau 6,8% populasi mengalami kecemasan sosial, yang didalamnya termasuk
anak-anak, yaitu 1 dari 8 anak Amerika mengalami gangguan kecemasan (Nainggolan,
2017). Hal ini secara langsung menyatakan bahwa anak-anak pun mulai memiliki gejala
serta tanda-tanda gangguan kecemasan. Sama halnya seperti Amerika, di Indonesia
sendiri berdasarkan Data Riskesdas tahun 2013, menunjukkan bahwa prevalensi
gangguan mental emosional yang ditunjukkan dengan gejala-gejala depresi dan
kecemasan adalah sebesar 6% untuk usia 15 tahun ke atas atau sekitar 14 juta orang.
Sedangkan, prevalensi gangguan jiwa berat, seperti schizophrenia adalah 1,7 per 1000
penduduk atau sekitar 400.000 orang (Nihayati, Mukhalladah, & Krisnana, 2016).
Kecemasan sosial ini muncul karena adanya perasaan takut secara psikis terhadap
pendengar atau lawan bicara, yaitu takut ditertawakan orang, takut bahwa dirinya akan
Volume 1, Nomor 12, Desember 2021
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
1702 http://sosains.greenvest.co.id
menjadi tontonan orang, takut bahwa apa yang akan dikemukakan mungkin tidak pantas
untuk dikemukakan, dan rasa takut bahwa mungkin dirinya akan membosankan
(Wahyuni, 2013). Kecemasan adalah bentuk perasaan khawatir, gelisah, dan perasaan-
perasaan lain yang kurang menyenangkan. Individu yang menyadari bahwa ada hal-hal
yang tidak berjalan dengan baik atau tidak sesuai dengan yang diharapkan, maka mereka
akan merasa cemas (Sugiyarti & Widyawati, 2011). Secara negatif, pikiran seseorang
biasanya terbebani oleh ketakutan untuk membuat kesalahan dan khawatir akan
kegagalan serta khawatir akan melakukan tindakan yang konyol (Marwanto, 2017).
Kecemasan telah dianggap sebagai sebuah penyakit, sehingga perlu untuk diobati,
Schab dalam penelitiannya menyatakan bahwa kecemasan bisa diobati atau dikurangi
dengan relaksasi. Bermain bersama merupakan langkah relaksasi yang baik untuk anak,
selain itu, bermain juga meningkatkan kemampuan berinteraksi pada anak. Monopoli
merupakan sebuah media permainan yang bisa dilakukan pada setiap usia, media
permainan monopoli merupakan salah satu media permainan yang dapat menimbulkan
kegiatan belajar yang menarik dan membantu suasana belajar menjadi senang, hidup dan
santai (Fadlillah, 2019). Seiring dengan berkembangnya teknologi, permainan anak yang
memberikan kesempatan untuk berinteraksi satu sama lain semakin berkurang, sosial
media serta media-media internet mulai menyebabkan terjadinya peristiwa menyendiri,
sehingga diyakini bahwa dengan memberikan kesempatan bermain sekaligus berinteraksi
dengan sesamanya merupakan salah satu cara yang bisa digunakan untuk mengatasi
kecemasan sosial pada anak (Damayanti et al., 2020).
Anak adalah penerus generasi di masa depan, bila mereka telah terbiasa untuk tidak
berinteraksi dengan sesamanya karena merasa takut ataupun cemas, maka ditakutkan di
masa depan hal ini akan terus berlanjut yang akan berpengaruh ke dalam kehidupan sosial
dan juga pendidikannya, maka tugas kita sebagai pendahulu mereka untuk menemukan
cara terbaik bagi mereka untuk berinteraksi dengan sesamanya, sehingga mereka bisa
terbiasa dengan interaksi sosial, dan bisa lebih mendahulukan kehidupan sosial nyata
dibanding media-media sosial internet (Nuh, 2013).
Kecemasan adalah salah satu gangguan yang banyak tersebar diantara manusia.
Cemas dalam bahasa arab diartikan sebagai bergerak, sehingga, ketika seseorang merasa
cemas maka ia akan bergerak dari tempatnya. Hingga bisa dikatakan bahwa bentuk
kecemasan adalah adanya perubahan atau goncangan yang berseberangan dengan
ketenangan yang Allah gambarkan dalam firman-Nya dalam surah al-Fajr ayat 27-30.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efek dari Permainan Mono-Aksi
(Monopoli Interaksi) terhadap skor kecemasan sosial pada anak di SD
Muhammadiyah Tamantirto Kasihan Bantul.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain penelitian Quasy Experiment/eksperimen semu
dengan rancangan Pre test-Post test(Non-Equivalent Control Group Design). Sugiyono
(2010) menyampaikan bahwa desain penelitian Non-equivalent Control Group Design
adalah penelitian yang menggunakan satu kelompok eksperimen/perlakuan dan satu
kelompok kontrol/pembanding. Penelitian ini akan dimulai dengan pre test/tes awal, tes
ini akan diberikan kepada kedua kelompok yang dilakukan dengan tujuan mengetahui
keadaan subjek sebelum diberikan perlakuan. Penelitian ini akan diakhiri dengan post
test/tes akhir pada kedua kelompok yang bertujuan untuk mengetahui keadaan subjek
setelah diberikan perlakuan dan dibandingkan antara kelompok perlakuan dan kelompok
pembanding.
Efektifitas Permainan Mono-Aksi Terhadap Skor
Kecemasan Sosial Pada Anak
2021
Nofathana Saputra dan Warih Andan Puspitasari 1703
Hasil dan Pembahasan
Pada penelitian ini, sampel yang digunakan berjumlah 40 sampel, dari hasil
penelitian didapatkan hasil pada tabel di bawah ini.
Tabel 1. Hasil Berdasarkan Uji Normalitas
Kelas
Sig.
4 A Intervensi
Pretest
Postest
.630
.211
4 B Kontrol
Pretest
Postest
.181
.311
Berdasarkan hasil diatas diketahui nilai signifikansi untuk semua data pada uji
shapiro-wilk > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data penelitian berdistribusi
NORMAL.
Karena data penelitian tersebut terdistribusi normal maka peneliti dapat
menggunakan uji parametrik (uji paired sample T test dan uji independent sample T test)
untuk melakukan analisis data penelitian.
Tabel 2. Hasil Berdasarkan Uji Paired Sample T-test
Pretest
intervensi
Postest
intervensi
Pretest kontrol
Postest control
Berdasarkan hasil kelas 4 A diperoleh nilai Sig. Sebesar 0,060 yang artinya lebih
dari 0,05 maka dapat disimpulkan tidak terdapat perbedaan yang bermakna untuk pretest
dan postest kelas intervensi.
Berdasarkan hasil kelas 4 B diperoleh nilai Sig. Sebesar 0,368 yang artinya lebih
dari 0,05 maka dapat disimpulkan tidak terdapat perbedaan untuk pretest dan postest
kelas kontrol.
Tabel 3. Hasil Berdasarkan Uji Independent T-test
Kelas
Sig.
4 A Intervensi - 4 B Kontrol
.108
Berdasarkan hasil diatas diperoleh nilai Sig. Sebesar .108 yang artinya lebih besar
dari 0,05 maka dapat disimpulkan tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara
kelompok intervensi yang diberi perlakuan permainan mono-aksi dan kelompok kontrol
yang tidak di beri perlakuan permainan mono-aksi.
Dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang bermakna
pada pretest dan postest pada kelompok intervensi maupun kelompok kontrol serta tidak
terdapat perbedaan yang bermakna pada kedua kelompok, penelitian ini juga selaras
dengan penelitian oleh Wiad Rosyana (2014) tidak terdapat pengaruh model
pembelajaran TGT menggunakan media permainan monopoli dan permainan ular tangga
terhadap prestasi belajar siswa materi sistem koloid baik aspek kognitif maupun afektif.
Juga penelitian yang di lakukan oleh Isnaini (2016) berdasarkan hasil perhitungan dengan
Volume 1, Nomor 12, Desember 2021
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
1704 http://sosains.greenvest.co.id
menggunakan gain score menunjukkan bahwa Media Pembelajaran Monopoli Akuntansi
dapat meningkatkan Motivasi Belajar siswa kelas X Ak 2 SMK Negeri 4 Klaten sebesar
0,22. Peningkatan tersebut masuk dalam kategori rendah karena nilai gain <0,3. Artinya,
meskipun ada peningkatan Motivasi Belajar, tetapi secara signifikansi dari
peningkatannya tidak terlalu banyak.
Dari hasil penelitian sebelumnya, beberapa penelitian menyatakan terdapat
hubungan yang bermakna. Penelitian yang dilakukan oleh Sri Suciati (2015) didapatkan
hasil bahwa media Monosa memiliki keefektifan, keefisiensian, dan memiliki daya tarik
kepada pengguna. Berdasarkan observasi yang dilakukan selama pembelajaran, media ini
mampu memberikan kebermaknaan dalam pembelajaran, yaitu mengembangkan nilai
karakter kemampuan bekerja sama, sportifitas, keaktifan individu siswa, kemandirian
siswa, berpikir kritis, dan peduli. Penelitian yang dilakukan oleh Yuono, (2015) dalam
membantu meningkatkan percaya diri dengan hasil pengembangan media ini memperoleh
skor 82,19% berkategori sangat baik dan tidak perlu direvisi menurut kriteria penilaian
Mustaji (2005). Dengan demikian produk telah memenuhi kriteria keberterimaan.
Penelitian oleh Lubis, (2015) berdasarkan hasil penelitian, maka diperoleh hasil yang
menunjukkan bahwa pada saat pre tes terdapat 15 orang (42,85%) siswa yang tuntas
belajar, sedangkan pada siklus I terdapat 23 orang (65,71%) yang tuntas, dan pada siklus
II jumlah siswa yang tuntas belajar menjadi 31 orang siswa (88,57%). Hal ini
menunjukkan bahwa ada peningkatan hasil belajar dari pre-test sampai post test siklus II.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penggunaan media monopoli dapat
meningkatkan hasil belajar akuntansi siswa.
Kesimpulan
Kesimpulan penelitian ini adalah Uji Paired Sample T-test : kelas intervensi pretest
postest Sig (.060), kelas kontrol pretest postest Sig (.368). Hasil Berdasarkan Uji
Independent T-test : kelas intervensi kontrol Sig (.108) maka pada penelitian ini h0
diterima dan h1 ditolak, peneliti beranggapan hal ini terjadi sebagai efek kurangnya
waktu pemberian intervensi permainan mono-aksi yaitu hanya dalam waktu 45 menit.
Pemberian permainan mono-aksi dilakukan sebanyak 7 kali permainan, peneliti
menganggap jumlah ini adalah kurang, selain itu keteratruran selama berlangsungnya
intervensi juga menjadi factor kurang efektifnya pemberian intervensi yang dilakukan.
Bibliografi.
Damayanti, Adin, Mahadib, Almas Fariq, Arlianti, Dewi Novita, Rizki, Erika, Hidayat,
Faisal, Fadilah, Gusti Ghitha Haifa, Muhammad, Irfan, Jayanty, Julia Nur, Yuniasti,
Karmila Rahma, & Khuluq, Kevin Sahlul. (2020). Media Sosial, Identitas,
Transformasi, dan Tantangannya (Vol. 2). Malang: Prodi Ilmu Komunikasi
Universitas Muhammadiyah Malang bekerjasama dengan.
Ekayamti, Endri. (2018). Pengaruh Modeling Partisipan Teman Sebaya Terhadap
Keterampilan Sosial Dan Harga Diri Remaja Retardasi Mental Ringan. Surabaya:
Universitas Airlangga.
Fadlillah, Muhammad. (2019). Buku ajar bermain & permainan anak usia dini. Prenada
Media.
H Hermanto Suaib, M. M. (2017). Suku Moi: nilai-nilai kearifan lokal dan modal sosial
dalam pemberdayaan masyarakat. An1mage.
Jannati, Zilla. (2018). Efektivitas Konseling Kelompok Teknik Relaksasi Untuk
Mereduksi Kecemasan Siswa Menghadapi Ujian Di Smp Pgri 1 Palembang.
Seminar Nasional Bimbingan Konseling, 2(1), 39.
Marwanto, Aris. (2017). Master Sales: Bagaimana Melipatgandakan Penjualan di
Efektifitas Permainan Mono-Aksi Terhadap Skor
Kecemasan Sosial Pada Anak
2021
Nofathana Saputra dan Warih Andan Puspitasari 1705
Tengah Persaingan. Anak Hebat Indonesia.
Nainggolan, Togiaratua. (2017). Hubungan Antara Kepercayaan Diri Dengan Kecemasan
Sosial Pada Pengguna Napza: penelitian di balai kasih sayang parmadi siwi. Sosio
Konsepsia, 16(2), 161174.
Nihayati, Hanik Endang, Mukhalladah, Dwi Adinda, & Krisnana, Ilya. (2016).
Pengalaman keluarga merawat klien gangguan jiwa pasca pasung. Jurnal Ners,
11(2), 283287.
Nuh, Mohammad. (2013). Menyemai Kreator Peradaban. Serambi Ilmu Semesta.
Nursi, Badiuzzaman Said. (2020). al-Maktûbât. Risalah Press.
Pakpahan, Gernaida K. R., & Taneo, Abraham Yosua. (2020). Kajian SosioEtis
Teologis Terhadap Moralitas Sosial Umat Kristen Di Kecamatan Alak, Kupang
Nusa Tenggara Timur. Matheo: Jurnal Teologi/Kependetaan, 10(1), 2336.
Sihotang, Havija. (2017). Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Tingkat Kecemasan Ibu
Primipara Menghadapi Persalinan Di Poliklinik Obgyn Rumah Sakit Haji Medan.
Jurnal Ilmiah Binalita Sudama Medan, 2(1), 98107.
Sugiyarti, L. Rini, & Widyawati, Sri. (2011). Pengaruh Kepercayaan Diri Dan Dukungan
Keluarga Terhadap Kecemasan Menghadapi Menopause Pada Ibu Rumah Tangga.
Jurnal Penelitian Psikologi Pendidikan Dan Bimbingan (JP3B), 1(1).
Tsuraya, Inas. (2013). Kecemasan Pada Orang Tua Yang Memiliki Anak Terlambat
Bicara (Speech Delay) Di RSUD Dr. M. Ashari Pemalang. Semarang: Universitas
Negeri Semarang.
Wahyuni, Sri. (2013). Hubungan antara kepercayaan diri dengan kecemasan berbicara di
depan umum pada mahasiswa psikologi. Psikoborneo: Jurnal Ilmiah Psikologi,
1(4).
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike
4.0 International License.