Volume 1, Nomor 12, Desember 2021
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
1706 http://sosains.greenvest.co.id
PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH
MATEMATIKA SISWA SMP KOTA PEMATANGSIANTAR MELALUI
PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)
Restar Revolita Tambunan
Universitas Negeri Medan, Indonesia
E-mail: restartambunan@gmail.com
Diterima:
04 Desember
2021
Direvisi:
14 Desember
2021
Disetujui:
15 Desember
2021
Abstrak
Latar Belakang : Pentingnya kemampuan pemecahan masalah
dalam pembelajaran matematika yaitu pendekatan pembelajaran
menekankan pada hal menghadapkan peserta didik berlatih
melakukan pemecahan masalah dan berpikir analitik. Tujuan :
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan secara empirik
tentang (1) perbedaan peningkatan kemampuan pemecahan
masalah matematika antara siswa yang menggunakan model
pembelajaran CTL dibandingkan dengan siswa yang
pembelajarannya menggunakan model pembelajaran biasa,
(2) interaksi antara pembelajaran dengan kemampuan awal
matematika siswa, terhadap peningkatan kemampuan
pemecahan masalah matematika siswa. Metode : Populasi
penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri berakreditasi
B di kota Pematangsiantar. Secara acak dipilih 2 buah sekolah
sebagai objek penelitian yaitu SMP Negeri 7 dan SMP Negeri 8.
Selajutnya dipilih masing masing dua kelas VII yang paralel
dari tiap sekolah dan terpilih 2 kelas dari SMP Negeri 7 yaitu
kelas VII-4 dan VII-5 sedangkan dari SMP Negeri 8 kelas VII-5
dan VII-6 sebagai sampel penelitian.
Hasil : Hasil utama penelitian ini adalah terdapat perbedaan
peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematika
antara siswa yang menggunakan model pembelajaran CTL
dibandingkan dengan siswa yang pembelajarannya
menggunakan model pembelajaran biasa dan dapat dikatakan
bahwa kemampuan pemecahan masalah matematika siswa pada
aspek memahami masalah lebih baik dari aspek yang lainnya.
Kesimpulan : Peneliti menyarankan agar pembelajaran CTL
dijadikan sebagai salah satu alternatif bagi guru SMP dalam
mengajar matematika.
Kata kunci: Kemampuan, Pemecahan Masalah, Pengajaran
dan Pembelajaran Kontekstual
Abstract
Background: The importance of problem-solving skills in
learning mathematics, namely the learning approach emphasizes
exposing students to practice problem solving and analytical
thinking. Purpose : This study aims to empirically reveal the
differences in the improvement of mathematical problem solving
abilities between students who use the CTL learning model
compared to students whose learning uses the ordinary learning
model, the interaction between learning and students' initial
mathematical abilities, towards increasing students'
Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematika Siswa SMP Kota Pematangsiantar Melalui
Pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL)
2021
Restar Revolita Tambunan 1707
mathematical problem solving abilities. Methods : The
population of this study was grade VII students of a B-
accredited State Junior High School in Pematangsiantar City.
Two schools were randomly selected as research objects, namely
SMP Negeri 7 and SMP Negeri 8. Next, two parallel VII grades
were selected from each school and 2 classes were selected from
SMP Negeri 7, namely grades VII-4 and VII-5 while those from
SMP State 8 grades VII-5 and VII-6 as research samples.
Results : The main result of this study is that there are
differences in the improvement of mathematical problem solving
abilities between students who use the CTL learning model
compared to students whose learning uses the ordinary learning
model and it can be said that students' mathematical problem
solving abilities in the aspect of understanding problems are
better than other aspects. Conclusion : The researcher suggests
that CTL learning be used as an alternative for junior high
school teachers in teaching mathematics.
Keywords: Ability, Problem Solving, Contextual Teaching And
Learning
Pendahuluan
Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari
sekolah dasar (Soviawati, 2011) untuk membekali peserta didik dengan kemampuan
berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama
(Susanto, 2011). Kemampuan itu diperlukan agar peserta didik dapat memiliki
kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi (Rachmantika &
Wardono, 2019) untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan
kompetitif.
Salah satu ketrampilan matematika yang erat kaitannya dengan karakteristik
matematika adalah pemecahan masalah (problem solving) (Ulya, 2015), hal ini
dikarenakan jika seorang siswa memecahkan masalah matematika (Ramalisa, 2013), pada
saat yang bersamaan diapun akan mengambil keputusan, berpikir kritis, berpikir kreatif
(Tambunan, 2013), dan berkomunikasi secara matematika. Ketika pemecahan masalah
menjadi sebuah bagian yang integral dari pembelajaran siswa di kelas (Muali, 2016),
maka komponen ketrampilan matematika yang lainnya juga akan mengalami peningkatan
diantaranya membangun ketekunan (Sopia et al., 2019), menumbuhkan rasa ingin tahu,
kemampuan mengkomunikasikan matematika dan proses berpikir tingkat tinggi (higher-
level thinking processes).
Pentingnya kemampuan pemecahan masalah dalam pembelajaran matematika yaitu
(Sumartini, 2016) pendekatan pembelajaran menekankan pada hal menghadapkan peserta
didik berlatih melakukan pemecahan masalah (Ruskandi & Hendra, 2016) dan berpikir
analitik. Selain kemampuan pemecahan masalah, faktor lain yang perlu diperhatikan
Volume 1, Nomor 12, Desember 2021
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
1708 http://sosains.greenvest.co.id
adalah sikap positif siswa terhadap matematika (Subekti, 2011). Permasalahan yang
sering menjadi perdebatan para orang tua siswa, guru dan pakar pendidikan pada saat ini
adalah hasil belajar matematika siswa. Keberhasilan pembelajaran matematika ditentukan
oleh seberapa baik hasil belajar yang dicapai siswa setelah mengikuti pelajaran.
Terdapat beberapa masalah yang dihadapi saat ini yaitu (1) muncul persepsi yang
keliru tentang pemecahan masalah, (2) lemahnya kemampuan pemecahan masalah
matematika. Berdasarkan beberapa uraian di atas, maka sebaiknya guru harus mengurangi
dominasinya di kelas dengan menerapkan pembelajaran yang dapat melatih siswa untuk
menemukan dan membangun sendiri pengetahuannya. Penelitian ini bertujuan untuk
memperoleh gambaran tentang aplikasi model pembelajaran CTL terhadap
kemampuan pemecahan masalah matematika. Penelitian ini juga dapat bermanfaat untuk
memperkaya dan menambah khasanah ilmu pengetahuan guna meningkatkan kualitas
pembelajaran khususnya yang berkaitan dengan model pembelajaran dan proses
pemecahan masalah matematika, sumbangan ide dan gagasan untuk dipertimbangkan
sebagai acuan bagi guru, pengelola pendidikan dan peneliti selajutnya yang ingin
mengkaji secara lebih mendalam tentang aplikasi model pembelajaran dalam
meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika, sebagai bahan
pertimbangan bagi guru tentang model pembelajaran CTL sehingga dapat guru
dapat membuat disain pembelajaran yang berorientasi pada karakteristik siswa dan
siswa dapat menemukan sendiri apa yang menjadi kebutuhan belajarnya dan
memberikan gambaran bagi guru tentang efektifitas dan efisiensi model
pembelajaran CTL dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah
matematika.
Metode Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian eksperimen.
Penelitian dilaksanakan di kelas VII SMP Negeri di kota Pematangsiantar pada tahun
pelajaran 2011/2012. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP
Kota Pematangsiantar, tetapi karena luasnya wilayah dan keterbatasan waktu yang
dimiliki penulis, populasi hanya pada SMP yang sudah diakreditasi pada tahun 2008
untuk Kota Pematangsiantar. Penelitian ini dilakukan dengan metode quasi exsperimental
design dengan sampel kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang dipilih secara
random. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes
kemampuan pemecahan masalah matematika, lembar observasi skala sikap, dan lembar
observasi pembelajaran yang dilakukan oleh guru.
Hasil dan Pembahasan
Untuk memperkaya dan menambah khasanah ilmu pengetahuan guna
meningkatkan kualitas pembelajaran khususnya yang berkaitan dengan model
pembelajaran dan proses pemecahan masalah matematika. Sumbangan ide dan
gagasan untuk dipertimbangkan sebagai acuan bagi guru, pengelola pendidikan dan
peneliti selajutnya yang ingin mengkaji secara lebih mendalam tentang aplikasi
model pembelajaran dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah
matematika. Sedangkan manfaat praktis dari penelitian ini antara lain:
Sebagai bahan pertimbangan bagi guru tentang model pembelajaran CTL
sehingga dapat guru dapat membuat disain pembelajaran yang berorientasi pada
karakteristik siswa dan siswa dapat menemukan sendiri apa yang menjadi
Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematika Siswa SMP Kota Pematangsiantar Melalui
Pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL)
2021
Restar Revolita Tambunan 1709
kebutuhan belajarnya. Memberikan gambaran bagi guru tentang efektifitas dan
efisiensi model pembelajaran CTL dalam meningkatkan kemampuan pemecahan
masalah matematika. Siswa yang termasuk berkemampuan tinggi biasanya ditunjukkan
oleh motivasi yang tinggi dalam belajar, perhatian dan keseriusan dalam mengikuti
pelajaran dan lain sebagainya. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dianalisis
menunjukkan bahwa kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang diajarkan
dengan pembelajaran CTL lebih baik dibandingkan dengan yang diajarkan dengan
pembelajaran biasa.
Berdasarkan analisis terhadap rata-rata gain ternormalisasi kemampuan
pemecahan masalah matematika siswa pada masing-masing butirnya diperoleh data
sebagai berikut: 0.67; 0.62; 0.59; 0.52 dan 0.65 untuk siswa yang diajar dengan
pembelajaran CTL. Sedangkan untuk siswa yang diajarkan dengan pembelajaran PMB
diperoleh 0.48; 0,56; 0.48; 0.51 dan 0.63. Secara keseluruhan untuk pembelajaran CTL
rata-rata gain ternormalisasinya adalah 0.60 sedangkan untuk pembelajaran PMB rata-
rata gain ternormalisasinya adalah 0,50. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara
signifikan tidak terdapat interaksi antara faktor pembelajaran dan faktor kemampuan awal
matematika siswa dalam mempengaruhi kemampuan pemecahan masalah matematika
siswa. Dalam melakukan penelitian ini, peneliti telah berusaha secermat mungkin untuk
menyempurnakan hasil penelitian ini. Tetapi beberapa kendala masih sulit diatasi yang
merupakan keterbatasan penelitian, sehingga mempengaruhi dalam penarikan kesimpulan
penelitian. Penelitian ini telah dilaksanakan penulis sesuai dengan prosedur penelitian
ilmiah.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan
peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematika antara siswa yang
menggunakan pembelajaran CTL dibandingkan dengan siswa yang menggunakan
pembelajaran biasa (PMB) dan dapat dikatakan bahwa kemampuan pemecahan masalah
pada aspek memahami masalah lebih baik daripada aspek yang lainnya, tidak terdapat
interaksi antara pembelajaran dengan kemampuan awal matematika siswa, terhadap
kemampuan pemecahan masalah matematika siswa; sikap siswa yang menggunakan
pembelajaran CTL terhadap pelajaran matematika ditunjukkan dengan kategori sikap
sangat positif sebesar 44,44%, kategori sikap positif sebesar 29,17% dan sikap negatif
sebesar 26,39%; proses jawaban tes kemampuan pemecahan masalah matematika siswa
yang memperoleh pembelajaran CTL lebih baik dibandingkan dengan siswa yang
memperoleh pembelajaran biasa (PMB) dimana berdasarkan hasil penelitian diperoleh
bahwa pada kelompok eksperimen terdapat 69,20% yang mampu memahami masalah,
70,2% yang mampu merencanakan permasalahan, 65% yang mampu menyelesaikan
masalah dan 54,20% mampu melihat kembali hasil pekerjaannya. Sedangkan pada
kelompok kontrol 66,2% mampu memahami masalah, 66,2% mampu membuat rencana
penyelesaian, 55,2% mampu menyelesaikan masalah dan 37% mampu melihat kembali
hasil yang dicapai.
Bibliografi.
Muali, C. (2016). Konstruksi Strategi Pembelajaran Berbasis Multiple Intelligences
Sebagai Upaya Pemecahan Masalah Belajar. PEDAGOGIK: Jurnal Pendidikan,
3(2).
Rachmantika, A. R., & Wardono, W. (2019). Peran Kemampuan Berpikir Kritis Siswa
pada Pembelajaran Matematika dengan Pemecahan Masalah. PRISMA, Prosiding
Seminar Nasional Matematika, 2, 439443.
Volume 1, Nomor 12, Desember 2021
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
1710 http://sosains.greenvest.co.id
Ramalisa, Y. (2013). Proses berpikir kritis siswa SMA tipe kepribadian thinking dalam
memecahkan masalah matematika. Edumatica: Jurnal Pendidikan Matematika,
3(01).
Ruskandi, K., & Hendra, H. (2016). Penerapan Metode Problem Solving untuk
Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa dalam Pembelajaran IPS di
Sekolah Dasar. Metodik Didaktik: Jurnal Pendidikan Ke-SD-An, 10(2).
Sopia, N., Sugiatno, S., & Hartoyo, A. (2019). Pengembangan Pemahaman Konseptual
dan Disposisi Matematis Siswa Melalui Penerapan Pendekatan Problem Solving di
SMA. J-PiMat: Jurnal Pendidikan Matematika, 1(1), 1120.
Soviawati, E. (2011). Pendekatan matematika realistik (pmr) untuk meningkatkan
kemampuan berfikir siswa di tingkat sekolah dasar. Jurnal Edisi Khusus, 2(2), 79
85.
Subekti, E. E. (2011). Menumbuh kembangkan berpikir logis dan sikap positif terhadap
matematika melalui pendekatan matematika realistik. Malih Peddas (Majalah
Ilmiah Pendidikan Dasar), 1(1).
Sumartini, T. S. (2016). Peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa
melalui pembelajaran berbasis masalah. Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika,
5(2), 148158.
Susanto, H. A. (2011). Pemahaman Pemecahan Masalah Pembuktian Sebagai Sarana
Berpikir Kreatif. Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan, Dan
Penerapan MIPA, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 14.
Tambunan, A. F. (2013). Penerapan Model Pembelajaran Contextual Teaching And
Learning (Ctl) Untuk Meningkatkan Kemapuan Pemecahan Masalah Matematika
Siswa Di Kelas Viii Smp Muhammadiyah 01 Medan Tahun Ajaran 2012/2013.
UNIMED.
Ulya, H. (2015). Hubungan gaya kognitif dengan kemampuan pemecahan masalah
matematika siswa. Jurnal Konseling GUSJIGANG, 1(2).
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike
4.0 International License.