Volume 1, Nomor 12, Desember 2021
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
1711 http://sosains.greenvest.co.id
PENGEMBANGAN DESAIN PEMBELAJARAN MODEL ADDIE
MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS
Puji Astuti
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bina Husada Palembang, Indonesia
E-mail: astuti_fuji22@yahoo.com
Diterima:
10 Desember
2021
Direvisi:
14 Desember
2021
Disetujui:
15 Desember
2021
Abstrak
Latar belakang: Pengembangan perangkat pembelajaran yang
sesuai dengan materi, kebutuhan siswa, dan memuat hal yang
berkaitan langsung dengan aktivitas pembelajaran sangatlah
diperlukan. Untuk itu diperlukan suatu perubahan dalam
mendesain perangkat pembelajaran yaitu dengan menerapkan
salah satu model pembelajaran sebagai upaya pencapaian dan
penguasaan kompetensi siswa. Tujuan : Tujuan penelitian
pengembangan ini menghasilkan produk berupa rencana
pelaksanaan pembelajaran model Analisis Desain Develop
Implementasi Evaluasi (ADDIE) mata pelajaran bahasa Inggris
yang teruji validitas, praktikalitas, dan efektifitasnya serta
memiliki dampak terhadap hasil belajar Bahasa Inggris siswa di
MTs Subulussalam Kayuagung. Metode: Penelitian ini
menggunakan Menggunakan desain penelitian pengembangan
yaitu suatu proses dalam mengembangkan dan validasi produk
melalui beberapa tahap. Pertama, self evaluation meliputi
analisis siswa, materi, dan tahap melakukan perancangan
perangkat pembelajaran model Analisis Desain Develop
Implementasi Evaluasi (ADDIE). Kedua, melakukan uji validasi
produk kepada expert review dan one-to-one. Ketiga, uji validasi
produk kepada Small Group. Produk yang telah dihasilkan
berdasarkan uji validasi oleh expert, one-to-one, dan small
group selanjutnya digunakan pada subjek penelitian yang
sebenarnya atau field test. Hasil: Produk yang diberikan pada
field test merupakan produk yang telah memenuhi standar
validitas, kepraktisan dan keefektifan. Kesimpulan: Penelitian
ini menghasilkan rencana pelaksanaan pembelajaran model
Analisis Desain Develop Implementasi Evaluasi (ADDIE) mata
pelajaran bahasa Inggris yang teruji validitas, praktikalitas, dan
efektifitasnya dan memiliki dampak dalam meningkatkan hasil
belajar bahasa Inggris siswa di MTs Subulussalam Kayuagung.
Kata kunci: Pengembangan, desain pembelajaran, model
ADDIE
Abstract
Background: The development of learning tools that are in
accordance with the material, student needs, and contains
matters directly related to learning activities is very necessary.
For this reason, a change is needed in designing learning
devices, namely by applying one of the learning models as an
effort to achieve and master student competencies. Purpose :
The purpose of this development research is to produce a
product in the form of a learning implementation plan for the
Pengembangan Desain Pembelajaran Model Addie Mata
Pelajaran Bahasa Inggris
2021
Puji Astuti 1712
ADDIE model of English subjects that has been tested for
validity, practicality, and effectiveness and has an impact on
students' English learning outcomes at MTs Subulussalam
Kayuagung. Methods: Using research development design,
which is a process in developing and validating products
through several stages. First, self-evaluation includes student
analysis, material, and the stage of designing ADDIE model
learning devices. Second, conducting product validation tests for
expert reviews and one-to-one. Third, test product validation to
the Small Group. Products that have been produced based on
validation tests by experts, one-to-one, and small groups are
then used on actual research subjects or field tests. Results: The
product given in the field test is a product that has met the
standards of validity, practicality and effectiveness. Conclusion:
This study resulted in a learning implementation plan for the
ADDIE model of English subjects that was tested for validity,
practicality, and effectiveness and had an impact on improving
students' English learning outcomes at MTs Subulussalam
Kayuagung.
Keywords: Development, learning design, ADDIE model
Pendahuluan
Agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan efektif dan efisien serta dapat
mencapai tujuan yang dikehendaki, proses pembelajaran perlu direncanakan, didesain,
dilaksanakan, dinilai, dan diawasi agar dapat terlaksana secara efektif dan efisien. Adanya
perkembangan teknologi dan informasi dalam dunia pendidikan seharusnya memberikan
kemudahan terhadap proses pembelajaran. Hal ini dikarenakan dalam proses
pembelajaran akan terjadi penyampaian informasi, dimana dalam penyampaian informasi
tersebut seorang pendidik dapat menggunakan alat-alat yang disebut perangkat
pembelajaran dan juga memanfaatkan media pembelajaran. Implementasi pendekatan
pembelajaran yang berpusat pada peserta didik secara tepat akan membawa dampak pada
meninggkatanya motivasi belajar, semakin menguat daya pemahaman, semakin
mendalam pengertian terhadap ilmu pengetahuan yang dipelajari, dan semakin positif
sikap peserta didik terhadap mata pelajaran yang diajarkan (Yaumi, 2017). Pembelajaran
adalah proses intraksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar (Hanafy, 2014).
Sebagai sistem, desain pembelajaran merupakan pengembangan sistem
pembelajaran dan sistem pelaksanaannya termasuk sarana serta prosedur untuk
meningkatkan mutu belajar. Desain pembelajaran adalah an intellectual process to help
teachers systematically learners needs and construct structures possibilities to
responsively addres those needs (Cahyani, de Courcy, & Barnett, 2018). Mendesain
pelajaran bukanlah suatu pekerjaan yang dilakukan secara tiba-tiba, bukan pula suatu
perencanaan tanpa posedur sistematis, melainkan harus merujuk pada model-model
desain yang memeiliki karakteristik yang jelas. Bagaimanapun bentuk dan modelnya
suatu desain pembelajaran, karakteristik utama dapat diklasifikasikan kedalam enam
bagian yakni; 1) student centered, 2) goal oriented, 3) focuses on meaningful
performance, 4) assumes outcomes can be measured in a realible and valid way, 5)
enperical, iteratif, and self correction, and 6) a team offort.
Volume 1, Nomor 12, Desember 2021
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
1713 http://sosains.greenvest.co.id
Seiring permasalahan di atas sebagaimana fenomena yang ditemukan dan terjadi di
MTs Subulussalam Kayuagung bahwa guru terkhusus guru bahasa Inggris dalam
menyampaikan materi di kelas kurang memperatikan perangkat pembelajaran yang telah
disusunnya. Guru bahasa Inggris di MTs Subulussalam Kayuagung telah menyusun dan
membuat rencana pelaksanaan pembelajaran berdasarkan silabus, namun dalam
penyusunan tersebut tidak terlihat adanya penggunaan media dan terdapat kemiripan di
setiap pertemuan. Hal ini tentunya berpengaruh pada saat proses pembelajaran dikelas
menjadi kurang terarah dan tidak fokus. Pembelajaran yang terjadi tidak berdasarkan
rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun, sehingga proses evaluasi juga
tidak mengarah sesuai dengan tujuan pembelajaran. Disamping itu, guru bahasa Inggris di
MTs Subulussalam Kayuagung dalam proses pembelajaran belum terlihatdalam
memanfaatkan atau menggunaan media pembelajaran. Rencana pelaksanaan
pembelajaran adalah suatu hal yang tidak dapat ditawar bagi searang pendidik karena hal
tersebut adalah wajib dibuat atau disusun oleh pendidik. Untuk menghasilkan perangkat
pembelajaran yang dapat menciptakan pembelajaran yang aktif, interaktif, inspiratif,
menyenangkan, efisien, serta memotivasi siswa tersebut haruslah disusun suatu
pengembangan dan model pembelajaran dengan memperhatikan kebutuhan siswa,
memuat hal yang berkaitan langsung dengan aktivitas pembelajaran sebagai upaya
pencapaian dan penguasaan kompetensi siswa.
Pengembangan perangkat pembelajaran yang sesuai dengan materi yang diajarkan
sangatlah diperlukan, karena hasil belajar siswa merupakan salah satu indikasi dari
tersampaikannya informasi serta berhasilnya tujuan instruksional dalam proses
pembelajaran. Dalam Permendikbud No. 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses
Pendidikan Dasar dan Menengah disebutkan bahwa penyusunan perangkat pembelajaran
merupakan bagian dari perencanaan pembelajaran. Perencanaan pembelajaran dirancang
dalam bentuk silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang mengacu pada standar
isi. Selain itu, dalam perencanaan pembelajaran juga dilakukan penyiapan media dan
sumber belajar, perangkat penilaian, dan skenario pembelajaran.
Media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan
menyalurkan pesan dari sumber secara terencana sehingga tercipta lingkungan belajar
yang kondusif dimana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan
efektif (Munadi, 2013). Media merupakan sesuatu yang bersifat meyakinkan pesan dan
dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong
terjadinya proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran (Anam, 2015).
Sebagainama hasil penelitian (Darllis, Farida, & Miaz, 2021) tentang
pengembangan desain pembelajaran model ASSURE di Sekolah Dasar menunjukkan
bahwa desain pembelajaran yang dikembangkan memenuhi aspek keefektifan dilihat dari
aktivitas peserta didik; sikap peserta didik; pengetahuan peserta didik yang melampaui
KKM; dan keterampilan peserta didik. Desain pembelajaran yang dikembangkan juga
memiliki karakteristik: praktis dalam penggunaan, penggunaan bahasanya jelas, logis,
dan sistematis (Darllis et al., 2021).
Mengingat pentingnya keberadaan rencana pelaksanaan pembelajaran, maka harus
direncanakan atau didesain dengan matang oleh seorang guru (Robian, Abdurahmansyah,
& Falahudin, 2021). Dari berbagai jenis desain pembelajaran yang telah berkembang
sampai saat ini salah satu desain tersebut adalah desain pembelajaran model ADDIE.
Desain pembelajaran model Analisis Desain Develop Implementasi Evaluasi (ADDIE) ini
dipilih dalam penelitian pengembangan ini karena pembelajaran model Analisis Desain
Develop Implementasi Evaluasi (ADDIE) memiliki tahapan-tahapan yang mudah
diaplikasikan dan dilihat sesuai dengan pengembangan pembelajaran yang akan
diterapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa (Garjita, Arthana, & Sindu, 2017).
Pengembangan Desain Pembelajaran Model Addie Mata
Pelajaran Bahasa Inggris
2021
Puji Astuti 1714
Untuk itu peneliti tertarik melakukan pengembangan desain pembelajaran model
ADDIE mata pelajaran bahasa Inggris di MTs Subulussalam Kayuagung.
Penelitian pengembangan ini bertujuan untuk menghasilkan rencana pelaksanaan
pembelajaran model Analisis Desain Develop Implementasi Evaluasi (ADDIE) mata
pelajaran bahasa Inggris yang teruji validitas, praktikalitas, dan efektifitasnya yang
memiliki dampak pada hasil belajar Bahasa Inggris siswa di MTs Subulussalam
Kayuagung.
Metode Penelitian
Penelitian dan pengembangan adalah suatu proses atau langakah-langkah untuk
mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada yang
dapat dipertanggung jawabkan (Sugiyono, 2013). Menurut (Sugiyono, 2013) Metode
penelitian dan pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan untuk
menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut. Produk tersebut
dapat berupa materi ajar, modul, media, instrumen evaluasi, atau model perkuliahan.
Dalam penelitian ini produk yang akan dikembangkan berupa prangkat pembelajaran
mata pelajaran Bahasa Inggris yaitu rencana pelaksanaan pembelajaran yang nantinya
digunakan di MTs Subulussalam Kayuagung OKI sebagai desain pembelajaran model
ADDIE yang teruji validitas, praktikalitas, dan efektifitasnya. Penelitian dan
pengembangan perangkat pembelajaran yang baik, maka diperlukan model
pengembangan yang baik pula (Murtikusuma, 2015).
Tahap formative evaluation meliputi self evaluation, expert review, one-to-one,
small group dan field test. Adapun alur desain formatif evaluation menurut (Tessmer,
1998 dalam Zulkardi, 2006) dapat dilihat pada gambar sebagai berikut:
Gambar 1. Alur Desain Formatif Evaluation
Adapun langkah-langkah yang akan dilakukan dalam pengembangan desain
pembelajaran dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut:
1) Self Evaluation
a. Tahap Analisis. Pada tahap ini, peneliti melakukan analisis materi pokok bahasan
untuk menyesuaikan dengan kompetensi dasarnya, mengobservasi siswa yang
Volume 1, Nomor 12, Desember 2021
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
1715 http://sosains.greenvest.co.id
dijadikan sebagai sampel, dan melakukan prosedur kerjasama untuk mendukung
terlaksananya penelitian ini.
b. Tahap Desain. Pada tahap ini, peneliti melakukan perancangan perangkat
pembelajaran dengan mengikuli langkah-langkah pengembangan model Analisis
Desain Develop Implementasi Evaluasi (ADDIE). Pertama, peneliti mendesain
perangkat pembelajaran berupa rencana pelaksanaan pembelajaran dan lembar
kerja siswa, soal tes hasil belajar, lembar observasi aktivitas belajar siswa, dan
menyusun angket respon siswa.
2) Prototyping (validasi, evaluasi, dan revisi)
a. Expert reviewdanone-to-one
Sebelum hasil prototype pertama diujicobakan, terlebih dahulu perangkat
pembelajaran berupa rencana pelaksanaan pembelajaran dan lembar kerja siswa
tersebut dilakukan uji validasi dengan tenaga ahli (expert review). Dari uji
validasi oleh pakar tersebut akan diketahui kekurangan dan kelemahan, maka
dilakukan revisi atau perbaikan. Peneliti menganalisis hasil validasi berupa saran-
saran dan masukan untuk dijadikan dasar dalam merevisi perangkat pembelajaran
dan lembar kerja siswa mulai dari materi atau isi, segi media, maupun desain
pembelajarannya.
Hasil tersebut setelah dianggap valid berdasarkan para ahli (expert review),
selanjutnya dilakukan ujicoba pada siswa yaitu one-to-one. One-to-one yang
digunakan adalah siswa kelas VIII.A MTs Subulussalam Kayuagung, pada one-
to-one tersebut diberikan pembelajaran menggunakan desain pembelajaran yang
peneliti kembangkan. Selama pembelajaran siswa tersebut diobservasi dan
diminta megisi angket. Hasil dari expert review dan one-to-one dijadikan sebagai
bahan untuk revisi ke prototype kedua.
b. Small Group
Berdasarkan hasil validasi expert dan one-to-one pada prototype pertama, maka
dilakukan revisi desain prototype pertama yang nantinya akan menghasilkan
prototype kedua. Hasil prototype kedua selanjutnya diujicobakan pada kelompok
kecil (small group). Small Group dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII.A
MTs Subulussalam Kayuagung. Peneliti sekaligus guru pada kelas tersebut
melakukan kegiatan pembelajaran selama satu kali pertemuan dengan
menggunakan perangkat pembelajaran yang telah dikembangkan dalam prototype
kedua. Selama proses pembelajaran berlangsung, peneliti mengobservasi aktivitas
siswa dengan menggunakan lembar observasi yang telah disusun dan pada akhir
pembelajaran kepada small group diminta untuk memberikan komentar terhadap
perangkat pembelajaran yang digunakan. Berdasarkan penilaian produk tersebut
maka produk direvisi yang merupakan prototype ketiga.
Pengembangan Desain Pembelajaran Model Addie Mata
Pelajaran Bahasa Inggris
2021
Puji Astuti 1718
3) Field Test
Produk yang telah direvisi berdasarkan saran dari expert, one-to-one, dan hasil uji
coba pada small group selanjutnya digunakan pada subjek penelitian yang
sebenarnya atau field test. Produk yang diberikan pada field test merupakan
produk yang telah memenuhi standar validitas, kepraktisan dan keefektifan yang
artinya memiliki efek potensial terhadap hasil belajar siswa. Pengumpulan data
yang digunakan dalam penelitian ini ada 3, yaitu :
a) Observasi. Observasi digunakan untuk melihat keaktifan belajar siswa
selama pembelajaran menggunakan hasil desain pembelajaran model
ADDIE. Observasi dilakukan pada saat uji one-to-one dan pada small group,
dan pada subjek penelitian yang sebenarnya (field test).
b) Angket. Angket digunakan untuk melihat tanggapan siswa terhadap hasil
desain pembelajaran yang telah dikembangkan.Angket diberikan pada saat
uji one-to-one dan pada small group, dan pada subjek penelitian yang
sebenarnya (field test).
c) Tes Hasil Belajar. Tes hasil belajar digunakan untuk mengetahui hasil
belajar siswa setelah melalui proses pembelajaran bahasa Inggris dengan
menggunakan hasil desain pembelajaran model ADDIE. Tes diberikan pada
one-to-one, pada small group, dan pada subjek penelitian yang sebenarnya
(field test).
Berdasarkan data yang telah terkumpul dilakukan analisis; dari hasil observasi
yang diperoleh dihitung perindikator, dengan cara menentukan besarnya frekwensi
masing-masing aktivitas berdasarkan lembar observasi, kemudian menghitung
persentasenya tentang keaktifan siswa menggunakan rumus:
P =
F
N
X 100%
Keterangan:
P : Presentase aktivitas
F : Banyaknya aktivitas
N : Jumlah aktivitas keseluruhan (Indarti, 2008).
Hasil persentase observasi selanjutnya dibuat interval menjadi selang kategori
berdasarkan skor maksimum dan minimum sebagai berikut:
Tabel 2. Kategori Keaktifan
Nilai Angket
Kategori
81 - 100
Sangat aktif
61 - 80
Aktif
41 - 60
Cukup aktif
21 - 40
Kurang aktif
0 - 20
Tidak aktif
Sumber: Modifikasi
Volume 1, Nomor 12, Desember 2021
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
1717 http://sosains.greenvest.co.id
Hasil angket yang diberikan kepada responden untuk mengetahui respon siswa
terhadap produk yang dihasilkan. Setelah data terkumpul, dihitung dengan menggunakan
rumus sebagai berikut:
100x
X
X
N
mak
i
i
Keterangan :
= Nilai Angket
i
X
= Jumlah skor yang diperoleh siswa
mak
X
= Skor maksimum
Data-data yang diperoleh dilapangan dianalisis dengan menggunakan skala likert.
Skala likert adalah alat pengumpul data untuk memperoleh gambaran kuantitatif aspek
tertentu dari suatu barang atau sifat-sifat seseorang dalam bentuk skala yang sifatnya
ordinal. Skala likert yang digunakan dikaterogikan dalam lima katagori berdasarkan
modifikasi Nasoetion (2007), untuk kategori pertanyaan positif, yaitu : sangat baik (SB)
dengan skor 5, baik (B) dengan skor 4, cukup (C) dengan skor 3, kurang baik (KB)
dengan skor 2, dan tidak baik (TB) dengan skor 1. Sedangkan untuk kategori pertanyaan
negatif, yaitu : tidak baik (TB) dengan skor 5, kurang baik (KB) dengan skor 4, cukup (C)
dengan skor 3, baik (B) dengan skor 2, dan sangat baik (SB) dengan skor 1.
Selanjutnya nilai angket dikonversikan ke dalam data kualitatif untuk menentukan
pendapat siswa terhadap produk berupa desain pembelajaran yang dihasilkan. Selanjutnya
hasil angket tersebut dituangkan dalam rentang kategori sebagai berikut:
Tabel 1. Kategori Respon siswa terhadap
Desain PembelajaranModel ADDIE
Nilai Angket
Kategori
81 - 100
Sangat baik
61 - 80
Baik
41 - 60
Cukup
21 - 40
Kurang baik
0 - 20
Buruk
Sumber: (Nasution, 2007)
Berdasarkan dari hasil tes siswa dianalisis untuk melihat tingkat pencapaian hasil
belajar siswa dengan cara menjumlahkan skor semua jawaban. Ketuntasan hasil belajar
siswa pada mata pelajaran bahasa Inggris diukur berdasarkan Kriteria Ketuntasan
Minimal di MTs Subulussalam Kayuagung yaitu 70, sedangkan skor tes yang diperoleh
masing-masing siswa dikonversikan menjadi nilai rentang 0 100 dengan kategori
sebagai berikut :
Pengembangan Desain Pembelajaran Model Addie Mata
Pelajaran Bahasa Inggris
2021
Puji Astuti 1718
Tabel 3. Kategori Hasil Belajar Siswa terhadap
Desain Pembelajaran Model ADDIE
Skor
Kategori
86 100
Sangat Tinggi
71 85
Tinggi
56 70
Sedang
40 55
Rendah
0 39
Sangat Rendah
Sumber: Modifikasi.
Hasil dan Pembahasan
Penelitian pengembangan telah menghasilkan produk perangkat pembelajaran
model Analisis Desain Develop Implementasi Evaluasi (ADDIE) yang teruji validitas,
praktikalitas, dan efektifitasnya yaitu rencana pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran
bahasa Inggris kelas VIII MTs. Pengembangan desain pembelajaran diawalai dengan
melakukan analisis terhadap siswa, rencana pelaksanaan pembelajaran, pemilihan materi
hingga proses perancangan desain pembelajaran. Tahap awal yang dilakukan ini disebut
tahap selfe evaluation. Peneliti selanjutnya melakukan penyusunan pengembangan desain
pembelajaran menggunakan model Analisis Desain Develop Implementasi Evaluasi
(ADDIE) dalam bentuk rencana pelaksanaan pembelajaran. Selanjutnya produk desain
pembelajaran yang telah dikembangkan menggunakan model Analisis Desain Develop
Implementasi Evaluasi (ADDIE) disebut prototype pertama. Langkah selanjutnya yaitu
dilakukan validasi oleh pakar dan one to one, dimana validasi yang dilakukan oleh pakar
terdiri dari ahli konten/isi, ahli bahasa, dan ahli media pembelajaran dengan mengunakan
lembar penilaian validasi yang sudah disiapkan peneliti. Adapun hasil kesimpulan dari
validasi ketiga pakar atau ahli bahwa desain pembelajaran yang telah dikembangkan
menggunakan model Analisis Desain Develop Implementasi Evaluasi (ADDIE) dari segi
isi, bahasa, dan media dalam kategori valid (Wulandari, Sudatha, & Simamora, 2020).
Selain dilakukan uji validasi terhadap pakar atau ahli hasil desain pengembangan
pembelajaran tersebut juga dilakukan uji validasi terhadap one to one yaitu dengan
melibatkan sebanyak 3 (tiga) orang siswa dengan kondisi prestasi yang berbeda yaitu
siswa pertama dengan prestasi akademik bagus atau pintar, siswa kedua dengan prestasi
sedang, dan siswa ketiga dengan prestasi dibawah rata-rata. Uji coba ini dilakukan
dengan tujuan untuk melihat kepraktisan dan petensial efek dari prototype pertama.
Pelaksanaan pembelajaran dengan ketiga siswa tersebut diberikan materi hasil desain
pembelajaran model Analisis Desain Develop Implementasi Evaluasi (ADDIE) (Cahyati,
Syafdaningsih, & Rukiyah, 2018). Selanjutnya diakhir pembelajaran ketiga siswa diminta
menyelesaikan tes yang sudah dipersiapkan, dan diperoleh nilai rata-rata 81,67 dari
masing-masing nilai siswa pertama 85, siswa kedua 85, dan siswa ketiga 75.
Berdasarkan hasil tes tersebut dapat disimpulkan bahwa prototype pertama
mempunyai efek potensial terhadap hasil belajar siswa karena telah mencapai di atas
kriteria ketuntasan minimum mata pelajaran bahasa Inggris yang ditetapkan di MTs
Subulusalam Kayuagung. Disamping diminta mengerjakan tes ketiga siswa juga diminta
mengisi angket untuk melihat tanggapan atau respon siswa terhadap desain pembelajaran
yang telah dikembangkan. Dan dari hasil prototype pertama pada one to one didapatkan
kategori nilai angket yaitu sangat baik.
Volume 1, Nomor 12, Desember 2021
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
1719 http://sosains.greenvest.co.id
Berdasarkan hasil saran dan masukkan dari validator dan siswa bahwa desain
pembelajaran prototype pertama dalam kategori valid dan praktis, baik dari segi materi,
bahasa, dan media yaitu sesuai dengan kaidah pembuatan desain pembelajaran dengan
mengikuti model pembelajaran yaitu model Analisis Desain Develop Implementasi
Evaluasi (ADDIE) serta mempunyai efek yang potensial terhadap hasil belajar siswa
(Agustina & Adesti, 2019).
Berdasarkan hasil validasi oleh pakar materi, bahasa, dan media serta masukan dari
one to one yaitu tiga orang siswa maka dilakukan perbaikan desain pengembangan
pembelajaran dalam bentuk rencana pelaksanaan pembelajaran tahap ini disebut
prototype kedua yang selanjutnya diujicobakan kepada small group yaitu siswa dengan
kelompok kecil dari setiap kelompok terdiri dari 3 (tiga) orang siswa (Hala, 2015). Uji
coba pada small group sama seperti pada uji cona pada one to one dengan diberikan
pembelajaran bahasa inggris menggunakan hasil desain dan diakhir pembelajaran pada
small group tersebut diminta menyelesaikan tes yang sudah dipersiapkan, dan diperoleh
nilai rata-rata 84,67 dari masing-masing nilai siswa kelompok satu sebesar 88, kelompok
dua 79, dan kelompok tiga 87.
Berdasarkan hasil tes tersebut dapat disimpulkan bahwa prototype kedua
mempunyai efek potensial terhadap hasil belajar siswa karena telah mencapai kriteria
ketuntasan minimum mata pelajaran bahasa Inggris yang ditetapkan di MTs Subulusalam
Kayuagung. Disamping diminta mengerjakan tes ketiga kelompok juga diminta mengisi
angket untuk melihat tanggapan atau respon siswa terhadap desain pembelajaran yang
telah dikembangkan, adapun kategori nilai angket yang diperoleh yaitu sangat baik.
Berdasarkan hasil validasi oleh pakar, one to one, dan small group dapat
disimpulkan bahwa pengembangan desain pembelajaran model Analisis Desain Develop
Implementasi Evaluasi (ADDIE) memiliki kesesuaian baik dari segi pemilihan materi,
penggunaan bahasa, dan media. Selanjutnya hasil pengembangan desain pembelajaran
model Analisis Desain Develop Implementasi Evaluasi (ADDIE) tersebut diberikan
kesubjek penelitian yang sebenarnya yaitu siswa yang menjadi sampel dalam penelitian
ini yaitu siswa kelas VIII.B MTs Subulussalam Kayuagung.
Maka secara umum disimpulkan bahwa desain pembelajaran model Analisis
Desain Develop Implementasi Evaluasi (ADDIE) yang dikembangkan dari prototype
pertama dan kedua sudah baik dan dalam kategori protytipe yang valid dan praktis.
Setelah diperoleh prototype kedua yang valid, praktis, dan mempunyai dampak potential
terhadap hasil belajar, selanjutnya diuji cobakan di lapangan pada subjek penelitian
sebenarnya yaitu siswa kelas VIII.B MTs Subulussalam Kayuagung dengan jumlah 31
siswa.
Pembelajaran menggunakan hasil desain pembelajaran model Analisis Desain
Develop Implementasi Evaluasi (ADDIE) ini dilakukan selama dua kali pertemuan.
Pertemuam pertama dilakukan pada tanggal 02 Juni 2021 dan pertemuan kedua dilakukan
pada tanggal 09 Juni 2021 dengan tema teks deskriptif lisan dan tulis, pendek dan
sederhana, tentang orang, binatang, dan benda. Selama dilakukan pembelajaran,
dilakukan observasi untuk melihat aktifitasnya, mengisi angket untuk melihat respon
siswa, dan dilakukan evaluasi untuk melihat hasil belajaranya.
Analisis hasil observasi bahwa dari tujuh indikator keaktifan siswa selama
pembelajaran diperoleh rata-rata yaitu pada pertemuan pertama sebesar 81,57%, dan pada
pertemuan kedua sebesar 87,14% sehingga rata-rata hasil observasi pada field test sebesar
84,35% dan dalam kategori sangat aktif (Aini, 2014). Analisis hasil angketrespon siswa
terhadap desain produk yang dihasilkan, selama pembelajaran dalam dua kali pertemuan
Pengembangan Desain Pembelajaran Model Addie Mata
Pelajaran Bahasa Inggris
2021
Puji Astuti 1720
dapat dikatakan dalam kategori sangat baik, adapun dengan nilai rata-rata 90,74% dari 10
indikator penilaian dan dari 31 siswa.
Analisis hasil belajar selama dua kali pertemuan terhadap sampel yang sebenarnya
yaitu siswa MTs Subulussalam Kayuagung sebanyak 31 siswa. Adapun siswa diminta
mengerjakan soal tes yang sudah disiapkan sebanyak 10 soal dengan tipe soal pilihan
ganda dan essay. Dari hasil tes didapat nilai rata-rata 83 jauh di atas kriteria ketuntasan
minimum mata pelajaran bahasa Inggris yang ditetapkan pada kelas VIII di MTs
Subulussalam Kayuagung. Berdasarkan perolehan nilai tersebut terdapat 5 (16,13%)
siswa dengan kategori sangat tinggi, 18 (58,06%) siswa dengan kategori tinggi, dan 8
(25,81) siswa dengan kategori sedang. Tidak terdapat siswa dengan kategori rendah dan
sangat rendah.
Sehingga peneliti dapat simpulkan bahwa hasil uji efektifitas desain pembelajaran
model Analisis Desain Develop Implementasi Evaluasi (ADDIE) yang dikembangkan
terhadap field test yang teruji validitas dan praktikalitasnya memiliki dampak terhadap
aktifitas dan hasil belajar siswa, artinya desain pembelajaran model Analisis Desain
Develop Implementasi Evaluasi (ADDIE) yang dikembangkan dalam kategori efektif.
Kesimpulan
Penelitian pengembangan ini menghasilkan produk perangkat pembelajaran model
ADDIE yang teruji validitas, praktikalitas, dan efektifitasnya pada mata pelajaran bahasa
Inggris kelas VIII MTs. Hasil uji validasi oleh pakar dari segi isi, bahasa, dan
mediabahwa desain pembelajaran model Analisis Desain Develop Implementasi Evaluasi
ADDIE) yang dikembangkan dalam kategori valid, oleh siswa secara one to one dan
small group dalam kategori praktis, dan hasil terhadap field test memiliki dampak
terhadap aktifitas dan hasil belajar siswa, artinya desain pembelajaran model Analisis
Desain Develop Implementasi Evaluasi (ADDIE) yang dikembangkan dalam kategori
efektif.
Bibliografi.
Agustina, Nora, & Adesti, Anita. (2019). Pengembangan Modul Mata Kuliah Strategi
Belajar dan Pembelajaran Pada FKIP-Universitas Baturaja. Syntax Literate; Jurnal
Ilmiah Indonesia, 4(9), 8393.
Aini, Khurrotul. (2014). Penerapan model pembelajaran inkuiri dengan hands on minds
on activity untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi pokok termokimia
(implementation inquiry learning model with hands on minds on activity to improve
student’s achievments at thermochemistry). UNESA Journal of Chemical Education,
3(1).
Anam, Khoirul. (2015). Pengaruh media pembelajaran terhadap minat belajar siswa pada
mata pelajaran pai di smp bani muqiman bangkalan. Tadarus: Jurnal Pendidikan
Islam, 4(2), 117.
Cahyani, Hilda, de Courcy, Michele, & Barnett, Jenny. (2018). Teachers’ code-switching
in bilingual classrooms: exploring pedagogical and sociocultural functions.
International Journal of Bilingual Education and Bilingualism, 21(4), 465479.
Cahyati, Nuri, Syafdaningsih, Syafdaningsih, & Rukiyah, Rukiyah. (2018).
Pengembangan Media Interaktif Dalam Pengenalan Kata Bermakna Pada Anak.
Cakrawala Dini: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 9(2), 160170.
Darllis, Neneng, Farida, F., & Miaz, Yalvema. (2021). Pengembangan Desain
Pembelajaran Model Assure Berbasis Problem Based Learning Menggunakan
Komik di Sekolah Dasar. Jurnal Basicedu, 5(1), 334342.
Volume 1, Nomor 12, Desember 2021
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
1721 http://sosains.greenvest.co.id
Garjita, Dewa Ayu Andita Sari, Arthana, I. Ketut Resika, & Sindu, I. Gede Partha.
(2017). Pengembangan E-Modul Pada Mata Pelajaran Sistem Operasi Dengan
Model Pembelajaran Problem Based Learning (Studi Kasus: Siswa Kelas X TKJ
SMK Negeri 3 Singaraja). KARMAPATI (Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan
Teknik Informatika), 6(1), 5061.
Hala, Yusminah. (2015). Pengembangan perangkat pembelajaran biologi berbasis
pendekatan saintifik pada konsep ekosistem bagi siswa sekolah menengah pertama.
Journal of Educational Science and Technology (EST), 1(3).
Hanafy, Muh Sain. (2014). Konsep belajar dan pembelajaran. Lentera Pendidikan: Jurnal
Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan, 17(1), 6679.
Munadi, Yudhi. (2013). Media pembelajaran sebuah pendekatan baru. Jakarta:
Referensi. GP Press Group.
Murtikusuma, Randi Pratama. (2015). Pengembangan Perangkat Pembelajaran
Matematika Model Problem-Based Learning Berbantuan Media Powerpoint Untuk
Siswa Kelas XI SMK Materi Barisan dan Deret. Saintifika, 17(2).
Robian, Dian, Abdurahmansyah, Abdurahmansyah, & Falahudin, Irham. (2021).
Manajemen Pembelajaran Biologi Menggunakan Power Point. Studia Manageria,
3(1), 3552.
Sugiyono, Dr. (2013). Metode penelitian pendidikan pendekatan kuantitatif, kualitatif dan
R&D.
Wulandari, I. Gusti Ayu Agung Manik, Sudatha, I. Gde Wawan, & Simamora, Alexander
Hamonangan. (2020). Pengembangan Pembelajaran Blended Pada Mata Kuliah
Ahara Yoga Semester II di IHDN Denpasar. Jurnal Edutech Undiksha, 8(1), 115.
Yaumi, Muhammad. (2017). Prinsip-prinsip desain pembelajaran: Disesuaikan dengan
kurikulum 2013 edisi Kedua. Kencana.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike
4.0 International License.