Volume 2, Nomor 1, Januari 2022
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
57 http://sosains.greenvest.co.id
PROBLEMATIKA PENDIDIKAN ERA PANDEMI COVID-19: SUATU
KAJIAN PSIKOLOGI DAN IMPLEMENTASINYA BAGI PENDIDIKAN
AGAMA KRISTEN
Roy Imbing
Universitas Kristen Indonesia Jakarta, Indonesia
E-mail: roy[email protected]
Diterima:
03 Januari 2021
Direvisi:
08 Januari 2022
Disetujui:
15 Januari 2022
Abstrak
Latar Belakang :
Corona virus mengubah berbagai aspek
kehidupan masyarakat saat ini, mulai dari kesehatan, ekonomi
dan terkhusus dunia pendidikan. Situasi ini membuat seluruh
lapisan pendidikan berpikir keras untuk melanjutkan sisa
semester.
Tujuan :
Menjadi sebuah tatanan perilaku individu
dalam peranya sebagai warga Negara. membentuk anak menjadi
warga negara yang baik. Metode : Tulisan ini termasuk penelitian
kualitatif, yaitu kajian pustaka dari beberapa literature yang
berkaitan dengan judul materi serta media-media lainnya seperti
berita dari beberapa media online. Penulis menyelidiki
problematika pendidikan era pandemic dari sudut pandang
psikologi dan implikasinya dalam pendidikan agama Kristen
dengan membaca beberapa konsep, teori dan gagasan yang telah
dipublikasikan sebelumnya.
Hasil :
Pengembangan usaha kecil
dan mikro syariah, bukan semata-mata langkah yang harus
diambil oleh Pemerintah dan hanya menjadi tanggung jawab
Pemerintah. Pihak usaha kecil dan mikro syariah sendiri sebagai
pihak internal yang dikembangkan, dapat mengayunkan langkah
bersama-sama dengan Pemerintah. Karena potensi yang mereka
miliki mampu menciptakan kreatifitas usaha dengan
memanfaatkan fasilitas yang diberikanoleh pemerintah.
Kesimpulan : Sesuai dengan pembahasan materi dan
implikasinya terhadap PAK, maka dapat disimpulkan bahwa,
pendidikan harus tetap berjalan karena pendidikan adalah kunci
untuk membangun pola pikir dan pola hidup naradidik baik secara
kognitiif, afektif, psikomotorik dan spiritualitas.
Kata kunci:
:
Problematika pendidikan, Corona Virus,
dampak psikologi, pendidikan agama kristen
Abstract
Background :
Corona virus is changing various aspects of
people's lives today, starting from health, economy and
especially the world of education. This situation makes all
levels of education think hard to continue the rest of the
semester.
Purpose :
Becoming an order of individual behavior
in their role as citizens. shaping children into good citizens.
Method: This paper includes qualitative research, namely a
literature review of several literatures related to the title of the
material and other media such as news from several online media.
In this case, the author investigates the educational problems of
the pandemic era from a psychological point of view and its
implications in Christian religious education by reading several
Problematika Pendidikan Era Pandemi Covid-19: Suatu
Kajian Psikologi dan Implementasinya Bagi Pendidikan
Agama Kristen
2022
Roy Imbing 58
concepts, theories and ideas that have been published previously
.
Results :
In the development of sharia small and micro
businesses, it is not merely a step that must be taken by the
Government and is only the responsibility of the Government. The
sharia small and micro businesses themselves as internal parties
that are developed, can take steps together with the Government.
Because the potential they have is able to create business
creativity by utilizing the facilities provided by the government.
Conclusion : In accordance with the discussion of the material
and its implications for PAK, it can be concluded that education
must continue because education is the key to building the mindset
and lifestyle of students both cognitively, affectively,
psychomotorically and spiritually.
Keywords: Educational problems, Corona Virus, psychological
impact, Christian religious education
Pendahuluan
pendidikan adalah suatu orientasi dalam diri setiap orang dan orientasi tersebut
diperlihatkan dengan gambaran taraf hidup yang baik dan meningkatnya perubahan
karakter seperti peningkatan kemampuan dari berbagai aspek kehidupan manusia.
Pendidikan merupakan kebutuhan yang akan menjamin kelangsungan hidup bagi setiap
manusia. Proses pendidikan, pihak-pihak yang mengambil bagian dalam pendidikan
mengalami berbagai kesulitan dalam belajar sebagaimana mestinya, yang disebabkan oleh
hambatan atau gangguan tertentu, sehingga tidak dapat mencapai hasil yang diharapkan.
Pendidikan menjadi salah satu dasar utama dalam pertumbuhan serta perkembangan suatu
negara guna meningkatkan kemampuan untuk bersaing dala lajunya perubahan waktu
Pendidikan memproduksi kemampuan belajar siswa dan memberi perubahan bagi masa
depan setiap naradidik yang ambil bagian dalam kegiatan belajar mengaja Pendidikan
seharusnya memberikan kebebasan dan melepaskan pihak-pihak yang terlibat dalam
pendidikan dari ketidaktahuan, kepincangan, kemelaratan, dan penjajahan Setelah
munculnya pandemic corona virus diberbagai negara, tata kelola pendidikan mulai mencari
solusi untuk mendukung berlangsunya aktivitas pendidikan, dengan dikeluarkannya Surat
Edaran no. 4 tahun 2020 dari Menteri Pendidikan dan kebudayaan, maka semua aktivitas
institusi pendidikan harus melaksanakan semua aktivitas pendidikan secara virtual. Semua
lembaga pendidikan pun dituntut membuat kreativitas terbaru untuk membentuk proses
pembelajaran. Masalahnya, beberapa lembaga pendidikan belum terlalu memahami
kreativitas yang harus dipakai untuk melakukan aktivitas pendidikan dalam situasi
pandemic corona. Mayoritas dari beberapa lembaga pendidikan terhambat karena
terkendala sarana dan prasarana.
Pandemi virus corona merupakan penyakit menular yang baru ditemukan. Corona
virus (Covid-19) bisa menyerang siapa saja, mulai dari bayi, anak-anak, hingga orang
dewasa.Virus corona menyebabkan ganguan, mulai dari sistem pernapasan, infeksi paru-
paru yang berat, hingga kematian. Virus corona (Covid-19) awalnya ditemukan di kota
Wuhan, pada akhir Desember 2019. Penyakit ini menular sangat cepat dan telah menyebar
ke semua belahan bumi da terdeteksi di Indonesia pada bulan maret 2020. Badan kesehatan
dunia menetapkan wabah ini sebagai pandemi global pada 11 maret 2020.Situasi ini
membuat beberapa negara menetapkan kebijakan untuk memberlakukan lockdown dalam
rangka mencegah penyebaran virus corona. Indonesia memberlakukan kebijakan
Pembatasan Sosial Berskala Besar dan pembatasan sosial berskala mikro untuk menekan
Volume 2, Nomor 1, Januari 2022
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
59 http://sosains.greenvest.co.id
penyebaran virus ini. Semua kegiatan yang dilakukan di luar rumah harus dihentikan
sampai pandemi mereda Persoalan-persoalan yang terjadi, jika tidak segera ditangani dapat
menimbulkan kekacauan mental dan gangguan emosional seperti stres. Stres dapat
menyebabkan perasaan mental menjadi kurang berhastrat, kurang bersemangat, lambat
bergerak dan hasil kerja yang mulai menurun, fokus serta metode berpikir yang lambat.
Kekacauan mental tersebut sangat berpengaruh dalam target akademis jika yang
mengalami gangguan mental adalah naradidik yang sedang aktif dalam kegiatan
pendidikan sekolah. Hasil penelitian Maia, Berta Rodrigues, Paulo César (2020)
menunjukan evaluasi belajar dalam situasi pandemi membuat tingkat kecemasan, depresi,
dan stres yang jauh lebih tinggi, dibandingkan dengan masa-masa normal. Penelitian
membuktikan bahwa pandemi memiliki efek psikologis negatif pada siswa
.
Berdasarkan
pembahasan diatas, maka perlu melakukan penelitian tentang problematika pendidikan era
pandemic Covid-19 dari sudut pandang psikologi dan implikasinya bagi pendidikan agama
Kristen.
Metode Penelitian
Tulisan ini termasuk penelitian kualitatif, yaitu kajian pustaka dari beberapa literature
yang berkaitan dengan judul materi serta media-media lainnya seperti berita dari beberapa
media online. Penulis menyelidiki problematika pendidikan era pandemic dari sudut
pandang psikologi dan implikasinya dalam pendidikan agama Kristen dengan membaca
beberapa konsep, teori dan gagasan yang telah dipublikasikan sebelumnya.
Hasil dan Pembahasan
A. Hakekat pendidikan dan Tujuan Pendidikan Agama Kristen
Pendidikan merupakan senjata yang sangat mematikan, karena lewat pendidikan
maka manusia bisa mengubah dunia (Nelson Mandela). Pendidikan menjadi hal yang
sangat vital bagi kemajuan suatu negara. Jika dalam suatu negara terdapat pendidikan yang
berkualitas, maka akan memberikan pengaruh yang besar dari segi kualitasnya pula, untuk
memajukan suatu bangsa dan generasinya, maka peningkatan mutu pendidikan juga harus
ditingkatka. Menurut Sidjabat, pendidikan berasal dari dua kata Latin yakni Educare yang
berarti merawat, memperlengkapi dengan gizi agar sehat dan kuat, dan educere yang berarti
membimbing ke luar. Maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan merupakan sebuah upaya
sadar dan sengaja untuk memperlengkapi seseorang atau sekelompok orang, guna
membimbing keluar dari suatu tahapan keadaan hidup ke suatu tahapan yang lebih
baik.Jadi dari pendapat ini dapat dikatakan bahwa sebenarnya pendidikan mempunyai
sebuah misi transformasi. Berupaya mengubah kehidupan seseorang menjadi lebih baik,
membuat orang tidak tahu menjadi tahu untuk mengenalkan kepada orang sebuah dimensi
pemikiran baru yang dapat mentransformasi kehidupan.
Secara umum, pendidikan terdiri dari tiga jenis, yaitu pendidikan formal, nonformal,
dan pendidikan informal.Menurut UU Sisdiknas No.20 tahun 2003, pendidikan formal
adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar,
pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Pendidikan ini diselenggarakan oleh
pemerintah dan/atau masyarakat.Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan yang
mencakup pendidikan kecakapan hidup, pendidikan anak usia dini, pendidikan
kepemudaan, pendidikan pemberdayaan perempuan, pendidikan keaksaraan, pendidikan
keterampilan dan pelatihan kerja, pendidikan kesetaraan, serta pendidikan lain yang
ditujukan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik.Pendidikan jenis ini dapat
diadakan oleh lembaga kursus, lembaga pelatihan, kelompok belajar, pusat kegiatan
belajar masyarakat, dan majelis taklim, serta satuan pendidikan yang sejenis. Sementara
Problematika Pendidikan Era Pandemi Covid-19: Suatu
Kajian Psikologi dan Implementasinya Bagi Pendidikan
Agama Kristen
2022
Roy Imbing 60
itu, pendidikan informal adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan oleh keluarga dan
lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara mandiri dimana hasilnya dapat diakui
pemerintah sebagai setara dengan pendidikan formal dan nonformal setelah peserta didik
lulus ujian sesuai dengan standar nasional pendidikan.
Tujuan pendidikan menurut undang-undang dapat diartikan lebih luas menjadi sebuah
tatanan perilaku individu dalam peranya sebagai warga Negara. membentuk anak menjadi
warga negara yang baik. Pendidikan merupakan bimbingan terhadap perkembangan
manusia menuju ke arah cita-cita tertentu, maka masalah pokok bagi pendidikan ialah
memiliki sebuah tindakan agar dapat mencapai sebuah tujuan. Pembahasan pendidikan
agama Kristen dalam kaitan keduanya karena pelaksanaan pendidikan agama Kristen
secara formal tidak bisa berjalan sendiri, tetapi harus ditopang oleh pendidikan agama
Kristen yang dijalankan secara nonformal dan informal di dalam gereja dan masyarakat.
Tantangan pendidikan Kristen saat ini diperhadapkan dengan kemajuan zaman di
bidang pengetahuan dan teknologi yang berkembang pesat. Informasi dunia yang dapat
diakses dengan mudah dan murah oleh siapa saja melalui genggaman tangan, menjadi
tantangan yang kompleks bagi pendidik dalam mendidik anak didik terutama dalam
perkembangan karakter yang disesuaikan dengan asas-asas yang berlandaskan sumber
kebenaran firman Allah yaitu Alkitab. Robet W.Pazmino sebagaimana dikutip oleh
Sidjabat mengungkapkan bahwa Pendidikan Kristen (Christian Education) merupakan
usaha bersahaja dan sistematis, ditopang oleh upaya rohani dan manusiawi untuk
mentransmisikan pengetahuan, nilai-nilai, sikap-sikap, keterampilan-keterampilan, dan
tingkah laku yang sesuai dengan iman Kristen; mengupayakan perubahan, pembaharuan
dan reformasi pribadi, kelompok bahkan struktur oleh kuasa Roh Kudus sehingga peserta
didik hidup sesuai dengan kehendak Allah sebagaimana dinyatakan oleh Alkitab terutama
dalam Yesus Kristus.
Jadi dari pernyataan ini dapat disimpulkan bahwa fokus Pendidikan Agama Kristen
itu adalah mengenai pembaharuan hidup seseorang supaya sejalan dengan kehendak
Kristus dengan berlandaskan firman Tuhan yang tertuang dalam Alkitab. Dengan kata
lain, Pendidikan Agama Kristen dapat disebut sebagai pendidikan berbasis Alkitab.
Sejarah pendidikan agama Kristen dimulai dari persekutuan Allah dan manusia dalam
Perjanjian Lama. Bermula saat Tuhan telah memilih dan memanggil Abraham dari jauh
untuk melayani kehendak-Nya yang agung guna keselamatan seluruh umat
manusia.Bimbingan dan maksud Tuhan itu perlu dijelaskan kepada anak cucunya.Ishak
meneruskan ajaran yang penting itu dan kemudian anaknya Yakub pula menanamkan
segala perkara ini ke dalam batin anak-anaknya.Dalam Perjanjian Baru pendidikan Kristen
pertama-tama berpusat pada Tuhan Yesus. Di samping jabatan-Nya sebagai Penebus dan
Pembebas, Tuhan Yesus juga menjadi seorang Guru yang Agung.
Pendidikan agama Kristen bertujuan untuk menyatakan kehendak Allah dengan
mengajarkan, mendidik, membina, menasihati dan menuntun warga gereja atau warga
kristiani maupun naradidik untuk mengenal Allah dan kehendakNya, menyatakan kasih,
pengampunan, perdamaian, keadilan, kebenaran dalam mewujudkan Kerajaan Allah
ditengah dunia.Sebagaimana maksud dan tujuan Kristus dalam memproklamasikan
pekerjaanNya di tengah dunia dan sesama manusia.Yesus menyatakan bahwa “Roh Tuhan
ada padaKu, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku untuk menyampaikan kabar baik kepada
orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada
orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-
orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang” (band. Lukas
4:18-19; Yesaya 61:1-2; Matius 13:57; Markus, 6:4; Yohanes 4:44). Pendidikan Kristiani
berupaya/bertujuan untuk mendampingi, memperlengkapi manusia agar mengalami
Volume 2, Nomor 1, Januari 2022
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
61 http://sosains.greenvest.co.id
pertumbuhan imannya secara utuh mengalami perkembangan secara fisik, jiwa dan roh.
Hakikat dan tujuan pendidikan agama Kristen membutuhkan manusia untuk mencapai
tujuannya dan merubah hidup pola pikir, pola hidup, pola tingkah laku dan pola sosial
masyarakat dalam bersosialisasi.
B. Problematika pendidikan era Pandemi Covid-19
Pemerintah memberi kebijakan bekerja, beribadah, dan belajar dari rumah. Prinsip
proaktif, adaptif, gotong-royong dan semangat kebangsaan dijalankan Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan dalam menghadapi tantangan ganda yaitu gerakan perubahan
kebijakan pendidikan nasional dan penanganan darurat pandemi corona virus yang
diharapkan membuat proses pembelajaran semakin bermakna.Salah satunya adalah
pelaksanaan pembelajaran secara daring. Pelaksanaan pembelajaran daring membuat
semua pihak saling membantu dan mendukung satu sama lain. Prinsip kebijakan
pendidikan di masa pandemic adalah Kesehatan dan keselamatan peserta didik, pendidik,
tenaga kependidikan, keluarga, dan masyarakat merupakan prioritas utama dalam
menetapkan kebijakan pembelajaran. Tumbuh kembang peserta didik dan kondisi
psikososial juga menjadi pertimbangan dalam pemenuhan layanan pendidikan selama masa
pandemi.
Pandemi telah memberikan gambaran atas kelangsungan dunia pendidikan melalui
bantuan teknologi. Namun, teknologi tetap tidak dapat menggantikan peran guru, dosen,
dan interaksi belajar antara pelajar dan pengajar sebab edukasi bukan hanya sekedar
memperoleh pengetahuan tetapi juga tentang nilai, kerja sama, serta kompetensi. Situasi
pandemi ini menjadi tantangan tersendiri bagi kreativitas setiap individu dalam
menggunakan teknologi untuk mengembangkan dunia pendidikan. Kondisi pandemic
memaksa para pemangku kebijakan di bidang pendidikan untuk dapat menyesuaikan diri
dalam melaksanakan proses pembelajaran.Pembelajaran Jarak Jauh dirancang agar
siswa/mahasiswa bisa belajar secara virtual dengan memanfaatkan teknologi informasi.
Seperti Zoom dan Google Meet, Microsoft teams, whatsap dan tayangan televise nasional.
Oleh karena itu, siswa dan guru sangat memerlukan sarana dan prasarana untuk mendukung
berlangsungnya aktivitas akademik Ada tiga hal yang harus diperhatikan dalam menjawab
tantangan model pembelajaran di masa pandemic, dengan melihat evaluasi pelaksanaan
Pendidikan Jarak Jauh, yaitu infrastruktur, kurikulum, dan peningkatan kapasitas guru.
1. Infrastruktur teknologi
Teknologi merupakan semacam perpanjangan tangan manusia untuk dapat
memanfaatkan alam dan sesuatu yang ada disekelilingnya secara lebih maksimal.
Teknologi bertujuan untuk mempermudah pemenuhan kebutuhan manusia. Perkembangan
teknologi menjadi faktor penting dalam menyelesaikan masalah pendidikan saat pandemi.
Teknologi memberikan kemudahan informasi serta penyampaian materi sehingga kegiatan
pembelajaran yang dilakukan tidak menjadi kendala terkhusus pada saat Pembelajaran
Jarak Jauh. Ciri khas, antusias, dan perkembangan yang cepat saat ini serta berkaitan
dengan generasi muda di saat pandemic, membuat teknologi menjadi solusi aktif yang tepat
dan efisien yang dapat dimanfaatkan guna menunjang pembelajaran mandiri Pandemic
corona mendorong pelaksanaan pendidikan jarak jauh yang sebelumnya belum pernah
dilakukan secara serempak, untuk semua lapisan pendidikan yakni peserta didik, guru
hingga orang tua (Mastuti et al., 2020). Mengingat pada masa pandemic, waktu, lokasi
dan jarak menjadi permasalahan besar saat ini. Media virtual menjadi solusi untuk
mengatasi kesulitan dalam melaksanakan kegiatan akademik secara offline (Ningsih,
2020). Hal tersebut memberikan tantangan kepada semua lapisan dan institusi pendidikan
untuk konsisten mempertahankan kelas tetap aktif meskipun sekolah ditutup.
Problematika Pendidikan Era Pandemi Covid-19: Suatu
Kajian Psikologi dan Implementasinya Bagi Pendidikan
Agama Kristen
2022
Roy Imbing 62
Penggunaan media teknologi mempunyai sumbangan besar bagi institusi pendidikan
untuk mencapai tujuan pembelajaran jarak jauh yang efektif (Muhaemin & Mubarok,
2020). Berbagai jenis media dapat digunakan untuk mendukung pelaksanaan pembelajaran
secara virtual. Seperti kelas-kelas virtual menggunakan layanan Google Classroom,
Edmodo, Schoology serta Microsoft teams dan lain sebagainya dan applikasi pesan instan
seperti WhatsApp, Instagram dan facebook (Siahaan, Sasongko, Minerva, Saragi, &
Kinanti, 2020). Pembelajaran secara daring bahkan dapat dilakukan melalui media social
seperti Facebook dan Instagram (Mutaqinah & Hidayatullah, 2020). Kegiatan akademik
secara virtual menghubungkan peserta didik dengan sumber belajarnya (database,
pakar/instruktur, perpustakaan) yang secara fisik terpisah, namun dapat saling
berkomunikasi, berinteraksi atau berkolaborasi (secara langsung/synchronous dan secara
tidak langsung /asynchronous).
Hasil penelitian Isman et al., 2004 dari kegiatan akademik tatap muka memerlukan
masa transisi di lingkungan online.Selanjutnya dijelaskan bahwa kegiatan akademik secara
virtual menuntut siswa bertanggung jawab, memotivasi diri, dan melakukan komunikasi
dengan guru serta siswa lainnya melalui teknologi informasi dan komunikasi.Bagian
penting dalam kegiatan akademik virtual adalah perlunya untuk membangun pemahaman
bersama, kualitas pribadi dalam hal ini motivasi, sikap, gaya belajar, jenis kelamin dan
pengalaman belajar sebelumnya, perseptif siswa adalah faktor yang membentuk persepsi
siswa.Faktor-faktor tersebut perlu diintegrasikan untuk meminimalkan perbedaan di antara
peserta didik yang mendukung keberhasilan kegiatan akademik secara virtual.
2. Kurikulum
Kurikulum adalah alat yang digunakan untuk melihat sejauh mana proses kegiatan
akademik yang mampu untuk memenuhi kebutuhan peserta didik secara virtual. Kurikulum
tidak terlepas dari sebuah proses aktivitas akademik serta pengalaman dalam belajar itu
sendiri. Dalam hal ini kurikulum tidak hanya diperlukan dalam pendidikan formal, namun
dalam pendidikan informal sekalipun sangat dibutuhkan, sebab kurikulum juga
merupakan dasar yang kuat dalam sebuah kegiatan akademik. Kurikulum memiliki
kedudukan dan peranan yang sangat penting dalam dunia pendidikan khususnya
pendidikan formal, karena kurikulum berhubungan dengan penentuan arah, isi dan proses
pendidikan, yang pada akhirnya akan menentukan macam dan kualifikasi lulusan suatu
institusi pendidikan.Kurikulum menyangkut rencana dan pelaksanakan pendidikan baik
dalam lingkup yang sempit seperti di kelas, sekolah, daerah, wilayah maupun nasional.
komponen kurikulum terbagi kepada 4 bagian yaitu :1)Tujuan, 2) Bahan pelajaran,
3) Proses belajar mengajar, 4) Penilaian.Pendapat Nasution ini secara mayoritas disepakati
oleh para pengembang kurikulum di Indonesia dari tahun 1990-an sampai decade sekarang
(Sudrajat, Komarudin, & Zaqiah, 2020). Komponen kurikulum berkaitan satu sama lainnya
(Arifin, 2013:80), karena setiap kegiatan pengembangan kurikulum selalu diarahkan pada
tujuan pendidikan tertentu misalnya pembentukan karakter, penguasaaan ilmu pengetahuan
dan teknologi atau persiapan bekerja, untuk mencapai tujuan tersebut, diperlukan isi atau
materi yang relevan dengan tujuan sebelumnya, selanjutnya bahan materi tersebut
disampaikan pada peserta didik dengan jangka waktu dan metode tertentu. Akhir dari siklus
itu adalah evaluasi untuk mengetahui efektivitas kurikulum yang telah dirancang
sebelumnya dan tingkat penguasaan materi yang dikuasai oleh peserta didik. Peralihan
metode kegiatan akademik memaksa berbagai pihak untuk mengikuti alur yang sekiranya
bisa ditempuh agar aktivitas akademik dapat berlangsung lama yang menjadi pilihan adalah
dengan pemafaatan teknologi sebagai media pembelajaran dalam jaringan. Perubahan
penerapan jadwal pendidikan dalam situasi pandemi ini cukup merepotkan, khususnya
bagian sebagian orang tua atau wali murid. Dimana sebelumnya, anak anak belajar di
sekolah sekarang berubah belajar di rumah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Volume 2, Nomor 1, Januari 2022
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
63 http://sosains.greenvest.co.id
menerbitkan Pedoman Pelaksanaan Kurikulum pada Satuan Pendidikan dalam Kondisi
Khusus. Satuan pendidikan dapat menggunakan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan
aktivitas akademik peserta didik. Satuan pendidikan pada kondisi khusus dalam
pelaksanaan pembelajaran dapat:1. tetap mengacu pada Kurikulum Nasional; 2.
menggunakan kurikulum darurat; atau 3. melakukan penyederhanaan kurikulum secara
mandiri. Kurikulum darurat yang disiapkan oleh Kemendikbud merupakan
penyederhanaan dari kurikulum nasional. Pada kurikulum tersebut dilakukan pengurangan
kompetensi dasar untuk setiap mata pelajaran sehingga guru dan siswa dapat berfokus pada
kompetensi esensial dan kompetensi prasyarat untuk kelanjutan pembelajaran di tingkat
selanjutnya.
3. Kapasitas guru
Perlu dipahami bersama, bahwa pandemi corona tidak mengurangi atau bahkan
menghilangkan pemenuhan tugas dan tanggung jawab seorang guru.Proses kegiatan
akademik merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan dengan guru sebagai
pemegang peran utama.Proses kegiatan akademik juga merupakan suatu proses yang
mengandung serangkaian perbuatan guru dan peserta didik atas dasar hubungan timbal
balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu.Interaksi
antara guru dan peserta didik merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses kegiatan
akademik. Situasi pembelajaran, gurulah yang memimpin dan bertanggung jawab penuh
atas kepemimpinannya yang dilakukan itu. Mutu pendidikan akan dipersalahkan bila tidak
sesuai dengan yang diharapkan.Mutu pendidikan merupakan hal tentang dua sisi yang
sangat penting yaitu proses dan hasil.Mutu dalam proses pendidikan melibatkan berbagai
input seperti; bahan ajar (kognitif, afektif, atau psikomotorik), metodologi (bervariasi
sesuai kemampuan guru), sarana dan prasarana lembaga pendidikan, dukungan
administrasi, berbagai sumber daya dan upaya penciptaan suasana yang fair dan nyaman
untuk belajar.
Tantangan pendidikan di era revolusi industri 4.0 dan dalam situasi pandemi berupa
perubahan dari cara belajar, pola berpikir, serta cara bertindak para siswa dalam
mengembangkan inovasi kreatif berbagai bidang (Pasaribu, 2021). Tenaga pendidik di era
pandemic harus meningkatkan pemahaman dalam mengekspresikan diri di bidang literasi
media, memahami informasi yang akan dibagikan kepada para siswa serta menemukan
analisis untuk menyelesaikan permasalahan.Harapannya, semua pihak harus meningkatkan
kolaborasi dalam orientasi pendidikan mendatang serta mengubah kinerja system
pendidikan yang dapat mengembangkan kualitas pola pikir pelajar dan penguatan
digitalisasi pendidikan yang berbasis aplikasi. Rendahnya hasil belajar siswa disebabkan
oleh strategi penyampaian pelajaran kurang tepat. Hal ini guru mungkin kurang atau tidal
memanfaatkan sumber belajar secara optimal. Diantaranya guru dalam menyampaikan
pengajaran sering mengabaikan penggunaan media, padahal media berfungsi untuk
meningkatkan motivasi belajar siswa dan pada gilirannya akan meningkatkan mutu
pendidikan siswa.Selama ini guru cukup puas dengan penggunaan media pembelajaran
konvensional seperti papan tulis, charta yang kadang di mata siswa kurang menarik lagi,
yang pada akhirnya mengurangi motivasi siswa untuk memperhatikan pelajaran sehingga
hasil belajarnya pun menjadi kurang memuaskan (Rorimpandey, Palapa, & Maramis,
2018).
Sudah saatnya para guru merubah paradigma dari pembelajaran konvensional
menjadi pembelajaran digital yang memanfaatkan teknologi computer dan internet.
Perbedaan pembelajaran konvensional dengan digital yaitu pada pembelajaran
konvensional guru dianggap sebagai orang yang serba tahu dan ditugaskan untuk
menyalurkan ilmu pengetahuan kepada siswa.Sedangkan didalam pembelajaran digital,
focus utamanya adalah siswa (Jayawardana, 2017). Suasana pembelajaran digital akan
Problematika Pendidikan Era Pandemi Covid-19: Suatu
Kajian Psikologi dan Implementasinya Bagi Pendidikan
Agama Kristen
2022
Roy Imbing 64
membuat siswa lebih aktif dalam proses belajarnya, karena siswa dapat mencari materi
dengan usaha dan inisiatif sendiri.Perkembangan teknologi yang ada saat ini merupakan
modifikasi dari teknologi yang telah ada atau merupakan penemuan baru.
Pada pembelajaran-pembelajaran online atau e-learning pada dasarnya adalah
pembelajaran jarak jauh. Pembelajaran jarak jauh adalah metode pengajaran yang
dilakukan dengan keterpisahan antara pengajar dan pembelajar (Pardede, 2011).
Keterpisahan dapat diakibatkan oleh jarak secara fisik atau berdasarkan waktu sehingga
kondisi tersebut mengakibatkan di antara tidak dapat melakukan pembelajaran secara tatap
muka (Irawati & Santaria, 2020). Elearning adalah pembelajaran dimungkinkan
menyampaikan materi pembelajaran dengan memanfaatkan media internet, intranet atau
alat elektronik lainnya untuk menyampaikan materi dan pelaksanaan evaluasi pembelajaran
(Prasetya, 2015). Elearning adalah penggunaan internet dan teknologi digital lainnya untuk
menciptakan pengalaman yang mendidik atau mengajar orang lain (Nurkolis & Muhdi,
2020).
C. Dampak Problematika pendidikan era pandemi bagi Psikologi Naradidik
1. Dampak positif
Masalah penyakit virus corona menimbulkan berbagai masalah kemanusiaan.
Namun ada beberapa pengaruh positif yang dirasakan dalam kehidupan manusia.
Kepedulian terhadap kesehatan dan sikap pro terhadap kehidupan semakin terasa.
Ketergantungan seseorang terhadap yang lain semakin kuat menyusul kebijakan untuk
menjaga jarak di antara sesame manusia dalam interaksinya. Situasi ini juga membuat
kreativitas manusia tertantang untuk dapat mengatasi berbagai kendala dalam menjalani
kehidupan, sekaligus kreativitas dalam hal saling menolong Diana Setiyawati, Ph.D, staf
pengajar Fakultas Psikologi UGM, mengatakan pandemi sebagai stressor menekan hidup
masyarakat saat ini.Padahal, tekanan sendiri sesungguhnya bersifat netral, artinya tanpa
pandemic pun orang sudah menghadapi bermacam tekanan. Pandemi Covid-19 yang dinilai
membawa begitu banyak dampak negatif, ternyata juga membawa dampak positif bagi
dunia pendidikan.Menurut psikolog Samuel Paul Veissière Ph.D. menyatakan, setidaknya
ada lima hal positif yang terjadi di tengah-tengah wabah virus corona Covid-19.(1.Lebih
peduli dengan kesehatan, 2. Seluruh dunia bekerjasama, 3. Manusia saling membantu, 4.
Kualitas udara membaik, 5. Hobi tertunda bisa terlaksana saat isolasi mandiri). Sedangkan
Artikel I love live menulis positif yaitu (1. Menjadi lebih dekat dengan keluarga di rumah,
2. Kepedulian sosial meningkat 3. Solidaritas untuk membantu tenaga medis, 4. Meeting
online lebih efisien, 5. Punya banyak waktu untuk melakukan hal-hal yang ditunda, 6.
Polusi udara menurun drastis, 7. Perairan jadi lebih bersih, 8. Satwa dilindungi leluasa
berkembang biak, 9. Konsumsi plastik turun,10. Konsumsi BBM turun).
Disisi lain, dampak positif Covid-19 membuat para pendidik melek
teknologi.Seperti yang kita ketahui bersama bahwa, mutu pendidikan di Indonesia harus
ditingkatkan, banyak pendidik yang masih menggunakan pembelajaran konvensional,
sehingga dengan diterapkannya belajar dari rumah, pendidik (guru dan dosen), dituntut
utuk menguasai berbagai kecanggihan ilmu pengetahuan dan teknologi yang kemudian
digunakan dalam proses pembelajaran daring. Bagaimana guru menciptakan kelas virtual
yang nyaman bagi siswa, sehingga siswa menjadi lebih mudah menyerap materi yang
disampaika oleh guru (Maryani, 2013). Dalam situasi pandemic, orang tua berperan
sebagai pendidik utama bekerja sama dengan guru dan pemerintah dalam mendidik,
sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai secara efektif Dampak negatif
Covid 19 tidak hanya menyerang terhadap kesehatan fisik namun juga menyerang
kesehatan psikologis. Keadaan ini membuat individu merasa terganggu kesehatan
psikologisnya. Hal ini juga dialami oleh peserta didik yang sudah terlihat kejenuhan
Volume 2, Nomor 1, Januari 2022
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
65 http://sosains.greenvest.co.id
Pandemi covid-19 mengharuskan peserta didik untuk belajar jarak jauh dan belajar dirumah
dengan bimbingan dari orang tua.Karena pandemi ini, peserta didik kurang dalam
mempersiapkan diri.Seperti motivasi peserta didik yang kurang dalam mengikuti
pembelajaran daring.Peserta didik yang biasanya mengikuti pembelajaran di kelas dengan
teman-teman harus dihadapkan dengan belajar di rumah sendiri sehingga peserta didik
merasa jenuh.Kemudian libur panjang yang terlalu lama membuat peserta didik bosan dan
jenuh,membuat mereka ingin keluar rumah.Fasilitas yang kurang memadai, menjadi salah
satu penyebab peserta didik kurang termotivasi dalam mengikuti pembelajaran
daring.Peserta didik harus dihadapkan dengan sistem online yang pembelajarannya
berupa teori.Yang biasanya peserta didik melakukan praktik untuk mata pelajaran yang
membutuhkan praktik karena pandemic covid-19 ini, membuat penyampaian materi
tersebut hanya dengan teori.Hal ini menyebabkan peserta didik lambat dalam menyerap
pembelajaran, apalagi jika dilihat dari daya serap peserta didik yang berbeda.
Cemas yang berkepanjangan dan terjadi secara terus-menurus dapat menyebabkan
stres yang mengganggu aktivitas sehari-hari. Tanggung jawab dan tuntutan kehidupan
akademik pada mahasiswa dapat menjadi bagian stres yang dialami oleh mahasiswa. Stres
merupakan salah satu reaksi atau respon psikologis manusia saat dihadapkan pada hal-hal
yang dirasa telah melampaui batas atau dianggap sulit untuk dihadapi. Setiap manusia
mempunyai pengalaman terhadap stres bahkan sebelum manusia lahir (CF, 2018). Stres
akademik merupakan tekanan mental dan emosional, atau tension, yang terjadi akibat
tuntutan kehidupan kampus (Barseli, Ifdil, & Fitria, 2020). Sumber stres akademik meliputi
: situasi yang monoton, kebisingan, tugas yang terlalu banyak, harapan yang mengada-
ngada, ketidakjelasan, kurang adanya kontrol, keadaan bahaya dan kritis, tidak dihargai,
diacuhkan, kehilangan kesempatan, aturan yang membingungkan, tuntutan yang saling
bertentangan, dan deadline tugas perkuliahan (Selviana, 2019). Pada tingkat stres yang
sedang sampai dengan berat dapat menghambat pembelajaran. Peningkatan jumlah stres
akademik akan menurunkan kemampuan akademik yang berpengaruh terhadap indeks
prestasi mahasiswa. Psikolog Anak dan Remaja, Novita Tandry mengatakan, kondisi
psikologis orang tua di rumah sangat memengaruhi diri anak yang sedang melakukan
adaptasi di masa pandemi ini.Jika orang tua tidak mampu berdamai dengan situasi sulit ini
dan selalu menunjukkan tindakan serta emosi yang tidak stabil di depan anak, maka anak-
anak pun akan mengalami hal serupa.
Implementasi kebijakan pembatasan kegiatan pembelajaran di sekolah tentunya
berdampak signifikan pada kesehatan mental para siswa meskipun dengan derajat yang
bervariasi. Anak-anak usia sekolah yang mengalami karantina proses belajar akibat Covid-
19 menunjukkan beberapa tanda-tanda tekanan emosional. Data yang diperoleh dari survei
penilaian cepat yang dilakukan oleh Satgas Penanganan Covid-19 (BNPB, 2020)
menunjukkan bahwa 47% anak Indonesia merasa bosan di rumah, 35% merasa khawatir
ketinggalan pelajaran, 15% anak merasa tidak aman, 20% anak merindukan teman-
temannya, dan 10% anak merasa khawatir tentang kondisi ekonomi keluarga. Dengan
berbagai kondisi psikologi yang muncul pada setiap individu anak pada masa pandemi
maka kesehatan jiwa menjadi hal yang paling penting diperhatikan.
Perasaan sugesti yang dibangun dari dalam pikiran sangat berpengaruh terhadap
kesehatan kondisi fisik dan psikis anak-anak dalam situasi pandemi.Sedangkan dengan
gangguan psikosomatik akan timbul apabila seseorang/anak-anak merasakan stres serta
kecemasan berlebihan sehingga dapat menimbulkan depressi Anak-anak/peserta didik
mulai dengan hidup stay at home dengan belajar dari rumah, mengurangi kegiatan sosial,
dan bepergian untuk bermain dengan teman-teman sebayanya Implikasi bagi Pendidikan
Agama Kristen.
Problematika Pendidikan Era Pandemi Covid-19: Suatu
Kajian Psikologi dan Implementasinya Bagi Pendidikan
Agama Kristen
2022
Roy Imbing 66
Berdasarkan pembahasan diatas, maka implikasi problematika pendidikan era
pandemic dari sudut pandag psikologi dan implikasinya bagi pendidikan agama Kristen
adalah sebagai berikut, pandemi covid 19 telah memberikan dampak yang sangat besar
bagi dunia pendidikan dimana dengan adanya pandemic ini proses belajar mengajar
disekolah tidak lagi dilakukan dengan tatap muka tetapi dilakukan dengan cara online.
Peralihan system pendidikan yang dilakukan dengan carat tatap muka antara siswa dan
guru menjadi system pendidikan online menjadi suatu problem pendidikan yang tidak dapat
diabaikan karena sangat mempengaruhi psiklogis para siswa sebagai peserta didik dan para
guru sebagai pengajar. Karena itu perlu dilakukan pengkajian dan tindakan yang nyata
untuk dapat mengatasi masalah masalah yang timbul akibat perubahan cara proses belajar
mengajar yang tidak seperti biasanya agar siswa dapat belajar dengan baik dan dapat
mengikuti pendidikan sebagaimana mestinya dan para guru dapat mengajar sesuai dengan
pola yang ditetapkan.
Kreativitas mengajar menjadi bagian yang sangat penting dalam sistem
pembelajaran daring pada masa covid.-19. Kreativitas ialah kemampuan untuk
memberikan gagasan-gagasan baru dan menerapkannya dalam pemecahan masalah (Meika
& Sujana, 2017). Kreativitas mengajar guru PAK menjadi penting dalam menghadapi
masalah covid-19. Kreativitas guru PAK dalam memilih media dan metode mengajar pada
masa pandemi covid-19 adalah sangat penting. Memilih dan menetapkan metode
pembelajaran sama artinya dengan memilih dan menetapkan tujuan pembelajaran, sebab
metode memiliki signifikansi fungsional yang kuat dan terarah dengan tujuan
pembelajaran. Untuk itu, kreativitas guru PAK dalam memilih media dan metode
pembelajaran daring menjadi bagian penting yang perlu diperhatikan dalam mengatasi
tantangan guru dalam mengajar di masa covid-19.
Menghadapi pandemi covid 19 ini para guru agama dapat menerapkan fungsinya
sebagai pendidik yang memiliki kreatifitas yang tinggi dalam memberikan pengajaran
kepada nara didik sehingga para nara didik dapat mengikuti proses belajar mengajar dengan
senang hati tanpa merasa bosan dan terutama dapat menyerap semua pengetetahuan yang
diberikan dengan baik. Guru agama juga harus memperbesar kapasitas kesabarannya dalam
menghadapi nara didik yang mengalami goncangan psikologis akibat pandemic covid 19
ini., diperlukan juga kerjasama para siswa untuk bisa mengikuti pelajaran dengan serius
dan menghormati para guru agama yang dengan tulus mau membimbing siswa siswa
dimasa pandemic yang masih berlangsung sampai saat ini.
Keluarga orang tua yang merupakan pendidik utama bagi anak anak juga diharapkan
dapat menjalankan perannya dengan penuh tanggung jawab kepada Tuhan agar anak
anaknya dapat mengenal Tuhan dengan benar dan hidup taat kepada FirmanNya melalui
pengajaran yang keluar dari mulut maupun pengajaran melalui teladan hidup yang baik dari
orang tua. Ketulusan kasih dan kesabaran orang tua dalam mendidik anak anaknya akan
menjadikan anak anaknya berakhlak mulia seperti karakter Tuhan Yesus Kristus dan
mempunyai tujuan hidup yang jelas sehingga anak anak tidak akan kehilangan arah dan
tidak menjadi putus asa dalam menghadapi pandemic ini.
Pendidikan agama Kristen memiliki peran mencerdaskan dan meningkatkan
pengenalan akan Tuhan sebagai prioritas utama. Sehingga dampak bagi keluarga maupun
pribadi memiliki hubungan yang erat dengan Tuhannya dan terlebih menjadi pemicu
kebaikan dengan orang lain, terlebih dapat membimbing orang percaya agar dapat
mengenal panggilan Allah serta menjawabnya dengan penyerahan diri bahwa semua
karena anugrah Tuhan. Pendidikan Agama Kristen harus mendorong mereka untuk
menyatakan imannya dalam lingkungan yang terkecil dari keluarga sampai pada
lingkungan yang besar untuk membawa kabar kesukaan dalam pengarapan didalam Tuhan
Volume 2, Nomor 1, Januari 2022
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
67 http://sosains.greenvest.co.id
yang membuat orang percaya baik dalam keluarga untuk teguh berdiri dan tidak kuatir
maupun cemas mengahadapi Covid-19. Karena Keluargalah sesungguhnya yang menjadi
unit terkecil yang paling efektif mencegah, memperlengkapi, dan mengampanyekan pola
hidup keluarga yang baik, bertumbuh, dan menjadi berkat di tengah masyarakat kita
sekarang ini. Orang tua perlu belajar untuk mengajarkan apa yang mereka percayai,
memberi contoh sikap-sikap Kristen dan mengajarkan sera memberi teladan tentang nilai-
nilai yang mereka ingin dimiliki oleh anak-anaknya ketika anak anak mereka.
Kesimpulan
Sesuai dengan pembahasan materi dan implikasinya terhadap PAK, maka dapat
disimpulkan bahwa, pendidikan harus tetap berjalan karena pendidikan adalah kunci untuk
membangun pola pikir dan pola hidup naradidik baik secara kognitiif, afektif, psikomotorik
dan spiritualitas. Jika mengacu pada dampak yang ditimbulkan akibat pandemic, maka
tidaklah masuk akal jika itu dijadikan alasan untuk tidak melakukan kegiatan akademik.
Sebab itu, implikasi dari pembahasan sudah jelas memberikan gambaran bahwa, pandemi
merupakan suatu ujian untuk menantang banyak pihak terutama pendidikan agama Kristen
untuk terus berbenah dan melakukan inovasi dalam melakukan berbagai aktivitas akademik
lewat berbagai kerjasama demi tercapainya tujuan pendidikan agama Kristen itu sendiri.
Bibliografi.
Barseli, Mufadhal, Ifdil, Ifdil, & Fitria, Linda. (2020). Stress akademik akibat Covid-19.
JPGI (Jurnal Penelitian Guru Indonesia), 5(2), 9599.
CF, Hari Handika. (2018). Prestasi Belajar Dengan Tingkat Stres Pada Remaja. Journal of
Holistic and Traditional Medicine, 2(04), 219224.
Irawati, Ria, & Santaria, Rustan. (2020). Persepsi Siswa SMAN 1 Palopo Terhadap
Pelaksanaan Pembelajaran Daring Mata Pelajaran Kimia. Jurnal Studi Guru Dan
Pembelajaran, 3(2), 264270.
Jayawardana, H. B. A. (2017). Paradigma pembelajaran biologi di era digital. Jurnal
Bioedukatika, 5(1), 1217.
Maryani, Dwi. (2013). Pembuatan media pembelajaran interaktif bangun ruang
matematika. Speed-Sentra Penelitian Engineering Dan Edukasi, 6(2).
Mastuti, Rini, Maulana, Syarif, Iqbal, Muhammad, Faried, Annisa Ilmi, Arpan, Arpan,
Hasibuan, Ahmad Fauzul Hakim, Wirapraja, Alexander, Saputra, Didin Hadi,
Sugianto, Sugianto, & Jamaludin, Jamaludin. (2020). Teaching from home: Dari
belajar merdeka menuju merdeka belajar. Yayasan Kita Menulis.
Meika, Ika, & Sujana, Asep. (2017). Kemampuan berpikir kreatif dan pemecahan masalah
matematis siswa SMA. JPPM (Jurnal Penelitian Dan Pembelajaran Matematika),
10(2).
Muhaemin, Muhaemin, & Mubarok, Ramdanil. (2020). Upgrade Kompetensi Guru PAI
Dalam Merespon Pembelajaran Jarak Jauh Dimasa Pandemi Covid-19. AL-FIKR:
Jurnal Pendidikan Islam, 6(2), 7582.
Mutaqinah, Rina, & Hidayatullah, Taufik. (2020). Implementasi Pembelajaran Daring
(Program BDR) Selama Pandemi Covid-19 di Provinsi Jawa Barat. Jurnal Petik, 6(2),
8692.
Ningsih, Sulia. (2020). Persepsi Mahasiswa Terhadap Pembelajaran Daring Pada Masa
Pandemi Covid-19. JINOTEP (Jurnal Inovasi Dan Teknologi Pembelajaran): Kajian
Dan Riset Dalam Teknologi Pembelajaran, 7(2), 124132.
Nurkolis, Nurkolis, & Muhdi, Muhdi. (2020). Keefektivan Kebijakan E-Learning berbasis
Sosial Media pada PAUD di Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Obsesi: Jurnal
Pendidikan Anak Usia Dini, 5(1), 212228.
Problematika Pendidikan Era Pandemi Covid-19: Suatu
Kajian Psikologi dan Implementasinya Bagi Pendidikan
Agama Kristen
2022
Roy Imbing 68
Pardede, Timbul. (2011). Pemanfaatan e-learning sebagai media pembelajaran pada
pendidikan tinggi jarak jauh. Diambil Dari: Http://Repository. Ut. Ac.
Id/2511/Fmipa201144. Pdf.
Pasaribu, Johni S. (2021). Peran Industri 4.0 Di Masa Pandemi Covid-19 Dalam Dunia
Pendidikan Tinggi. Prosiding Penelitian Pendidikan Dan Pengabdian 2021, 1(1),
489500.
Prasetya, Marzuqi Agung. (2015). E-learning sebagai sebuah inovasi metode active
learning. Edukasia: Jurnal Penelitian Pendidikan Islam, 10(2).
Rorimpandey, Andika, Palapa, Tommy M., & Maramis, Alfonds A. (2018). Pemanfaatan
Media Berbasis Teknologi Informasi Dan Komputer Dalam Pembelajaran Biologi
Pada Materi Lingkungan Hidup Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X
Sma Negeri 1 Motoling Barat. JSME (Jurnal Sains, Matematika & Edukasi), 5(1),
6975.
Selviana, Agustin Kurnia. (2019). Hubungan Antara Stres Akademik Dengan Kualitas
Tidur Pada Mahasiswa. Yogyakarta: Universitas Mercu Buana Yogyakarta.
Siahaan, Chontina, Sasongko, Singgih, Minerva, Liv, Saragi, Jonaris, & Kinanti, Ni Made
Vanesa Cintara. (2020). Laporan Akhir Penelitian Dosen Dan Mahasiswa Tantangan
Bagi Orangtua Sebagai Pendamping Dalam Pembelajaran Online Anak Sd Negeri
Di Jakarta Timur (Survey Di Lingkungan Orangtua Pelajar Sd Negeri Di Jakarta
Timur).
Sudrajat, Tatang, Komarudin, Omay, & Zaqiah, Qiqi Yuliati. (2020). Inovasi Kurikulum
dan Pembelajaran Pada Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan,
6(3), 339347.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike
4.0 International License.