Volume 2, Nomor 1, Januari 2022
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
193 http://sosains.greenvest.co.id
ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI,
PERTUMBUHAN PENDUDUK, SERTA TINGKAT KEMISKINAN
TERHADAP INDEKS KUALITAS LINGKUNGAN HIDUP
Nurfadhilah Finanda dan Toto Gunarto
Universitas Lampung, Indonesia
E-mail: finandafadhilah@gmail.com dan totogunarto@gmail.com
Diterima:
28 Desember
2021
Direvisi:
Disetujui:
Abstrak
Latar Belakang : Pertumbuhan dan pembangunan perekonomian
suatu wilayah membutuhkan berbagai aspek-aspek penting untuk
menjaga stabilitas dan kemajuan perekonomian dalam
mengahadapi globalisasi dunia. Tujuan : Tujuan dari penelitian
ini adalah untuk melihat pengaruh dari pertumbuhan ekonomi,
pertumbuhan penduduk, serta tingkat kemiskinan terhadap Indeks
Kualitas Lingkungan Hidup di Pulau Sumatera tahun 2011
2019. Metode : Dalam penelitian ini menggunakan jenis data
deskriptif melalui pendekatan kuantitatif. Hasil : hasil dari
penelitian ini dijelaskan melalui angka atau nilai yang telah
diolah. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
panel, data panel yaitu gabungan antara data time series dan cross
section. Data time series dalam penelitian ini dapat dilihat dari
sembilan tahun terakhir yaitu tahun 2011 hingga tahun 2019.
Kesimpulan : Pertumbuhan Ekonomi bepengaruh negatif dan
tidak signifikan terhadap IKLH di Pulau Sumatera tahun 2011
2019. Artinya yaitu, jika terjadi kenaikan pertumbuhan ekonomi,
maka akan diringi dengan penurunan nilai indeks kualitas
lingkungan hidup di Pulau Sumatera.
Kata kunci: Pertumbuhan Ekonomi, Pertumbuhan Penduduk,
Lingkungan Hidup
Abstract
Background : Economic growth and development of a region
requires various important aspects to maintain stability and
economic progress in the face of world globalization. Purpose :
The purpose of this study was to see the effect of economic
growth, population growth, and poverty levels on the
Environmental Quality Index on Sumatra Island in 2011 2019.
Method : This research uses descriptive data type through a
quantitative approach. Results : the results of this study are
explained through numbers or values that have been processed.
The data used in this research is panel data, panel data is a
combination of time series and cross section data. The time series
data in this study can be seen from the last nine years, namely
2011 to 2019. Conclusion : Economic growth has a negative and
insignificant effect on IKLH on the island of Sumatra in 2011
2019. This means that if there is an increase in economic growth,
it will be accompanied by a decrease in the value of the
environmental quality index on the island of Sumatra.
Keywords: Economic Growth, Population Growth,
Environment
Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi,
Pertumbuhan Penduduk, Serta Tingkat Kemiskinan
Terhadap Indeks Kualitas Lingkungan Hidup
2022
Nurfadhilah Finanda dan Toto Gunarto 194
Pendahuluan
Pertumbuhan dan pembangunan perekonomian suatu wilayah membutuhkan
berbagai aspek-aspek penting untuk menjaga stabilitas dan kemajuan perekonomian dalam
mengahadapi globalisasi dunia. Pertumbuhan ekonomi menggambarkan kenaikan
produktivitas suatu negara untuk menghasilkan barang dan jasa. Dalam mengelola
perekonomian suatu negara dibutuhkannya sumber daya alam atau dengan kata lain
dibutuhkannya lingkungan yang berkualitas. Kualitas lingkungan hidup merupakan salah
satu indikator penting dimana dapat memberikan daya dukung yang optimal bagi
kelangsungan hidup manusia di suatu wilayah, maka dari itu pertumbuhan ekonomi dengan
kualitas lingkungan merupakan satu kesatuan yang sulit dipisahkan (Jazuli, 2015).
Suatu negara dapat mengoptimalkan sumber daya alam sebaik mungkin untuk
mendukung pembangunan ekonomi, sehingga penggunaan pada sumber daya alam dapat
diarahkan untuk melindungi lingkungan hidup dengan upaya menumbuhkan perekonomian
(Pongtuluran, 2015). Penggunaan dan pemanfaatan sumber daya alam di suatu negara harus
dilakukan seefektif dan seefisien mungkin untuk menyokong pertumbuhan ekonomi yang
diharapkan akan terjadinya keseimbangan antara sumber daya alam atau lingkungan
dengan pertumbuhan ekonomi (Purba et al., 2020). Indonesia merupakan negara kepulauan
yang terbagi menjadi 3 wilayah, yaitu wilayah Barat Indonesia, wilayah Tengah Indonesia
dan wilayah Timur Indonesia (Ramdhan & Arifin, 2013). Wilayah Barat terdiri dari 18
provinsi yang terbagi di Pulau Sumatra, Jawa, dan beberapa Provinsi di Kalimantan. Bagian
Tengah Indonesia terdiri dari 12 provinsi yang terbagi di Pulau Bali, Nusa Tenggara,
Sulawesi, dan beberapa Provinsi di Kalimantan (Yanti & Budiyati, 2020). Sedangkan
bagian Timur Indonesia, terdiri dari 4 provinsi yang terbagi di pulai Maluku dan Papua.
Indonesia merupakan negara yang mempunyai kekayaan sumber daya alam (SDA)
yang melimpah baik dari segi hayati maupun non hayati (Maddinsyah, Kustini, &
Syakhrial, 2018). Kekuatan perekonomian di Indonesia terus berkembang, dimana
Indonesia memiliki sumber daya alam yang tidak dimiliki oleh negara lain (Simarmata et
al., 2021). Kekuatan perekonomian di Indonesia meliputi kekayaan darat, udara, dan juga
laut. Seperti halnya Indonesia memiliki kekuatan pada sektor pertanian yang luar biasa,
dimana menurut databoks Indonesia miliki luas baku sawah 7,46 juta hektare (Pusparisa,
2020). Tidak hanya sektor pertanian saja, Indonesia juga mempunyai kekayaan pada sektor
perkebunan, perikanan, kehutanan (Fajriani, Bakce, & Yusri, 2015).
Kekuatan ekonomi di Indonesia tidak hanya terbatas pada kekayaan hayati saja,
Indonesia juga dikenal sebagai penghasil jenis tambang (Rahardjo, 2019). Dari banyak
kekuatan ekonomi di berbagai sektor pada Indonesia dapat dijadikan salah satu alasan
majunya perekomian di Indonesia jika dikelola dengan baik. Masalah pendayagunaan
sumber daya ekonomi dan pengelolaan sumber daya alam menjadi salah satu tantangan
pembangunan nasional maupun regional di Indonesia. Makna penting dari pembangunan
adalah adanya kemajuan atau perbaikan, pertumbuhan, dan diversifikasi (Kato et al., 2021).
Sedangkan ilmu ekonomi menurut Adam Smith adalah ilmu sistematis yang mempelajari
tingkah laku manusia dalam usahanya untuk mengalokasikan sumber daya yang terbatas
agar mencapai tujuan tertentu (Sakinah, 2020). Definisi pembangunan ekonomi itu sangat
luas bukan hanya sekedar bagaimana meningkatkan GNP per tahun saja. Pembangunan
ekonomi merupakan upaya untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat (Abdurahman,
2012). Pembangunan ekonomi itu bersifat multidimensi yang mencakup berbagai aspek
dalam kehidupan masyarakat, bukan hanya salah satu aspek (ekonomi) saja. Pembangunan
ekonomi dapat didefinisikan sebagai setiap kegiatan yang dilakukan suatu negara dalam
rangka mengembangkan kegiatan ekonomi dan taraf hidup masyarakatnya (Arsyad, 2017).
Dengan adanya batasan tersebut, maka pembangunan ekonomi pada umumnya dapat
didefinisikan sebagai suatu proses yang menyebabkan kenaikan pendapatan riil per kapita
Volume 2, Nomor 1, Januari 2022
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
195 http://sosains.greenvest.co.id
penduduk suatu negara dalam jangka panjang yang disertai oleh perbaikan sistem
kelembagaan (Afrizal, 2013). Dikatakan mencapai pembangunan ekonomi dapat dilihat
dari beberapa indikator untuk acuan hitung terukur (Arsyad, 2015). Dalam penelitian ini
menggunakan teori Environmental Kuznets Curve (EKC) yang merupakan salah satu teori
yang biasa digunakan dalam menganalisis dan menguji keterkaitan anatara pertumbuhan
ekonomi dengan degredasi kualitas lingkungan.
Teori Environmental Kuznets Curve (EKC) menjelaskan bahwa hubungan antara
pertumbuhan ekonomi dan kualitas lingkungan hidup dimana semakin meningkat
pendapatan nasional atau pertumbuhan ekonomi maka semakin tinggi pula terjadinya
degradasi lingkungan, tetapi setelah tingkat pertumbuhan ekonomi tertentu, suatu
masyarakat mulai memperbaiki hubungannya dengan lingkungan dan tingkat degredasi
lingkungan berkurang (Pettinger, 2015). Dalam penelitian ini menguji pengaruh
pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan pendudukdan, serta tingkat kemiskinan terhadap
Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH).
Masalah penting dalam pembangunan ekonomi adalah bagaimana menghadapi
trade-off antara pembangunan dengan upaya pelestarian lingkungan (Sukendar, 2013).
Pembangunan ekonomi yang tidak mempertimbangkan kedua aspek tersebut akan
menimbulkan masalah lingkungan di kemudian hari. Pembangunan ekonomi yang hanya
merujuk pada keuntungan semata tanpa memerhatikan dan mempertimbangkan
keberlangsungan alam dan lingkungan tidak hanya membawa negatif bagi alam melainkan
akan dirasakan oleh manusia juga (Nikensari et al., 2019). Pada umumnya, kualitas
lingkungan hidup diartikan sebagai keadaan lingkungan yang bisa memberikan daya
dukung yang optimal untuk keberlangsungan hidup manusia pada suatu daerah atau
wilayah. Pembangunan di Indonesia telah berhasil meningkatkan pendapatan nasional,
namun dengan meningkatnya pendapatan nasional ini akan memengaruhi kenaikan dan
penurunan nilai pada indeks kualitas lingkungan hidup (Pratama, 2014).
Manfaat penelitian ini adalah Sebagai acuan atau masukan kepada pemerintah,
masyarakat, serta pelaku ekonomi terkait dalam menjaga kualitas lingkungan hidup.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pertumbuhan ekonomi,
pertumbuhan penduduk, serta tingkat kemiskinan secara bersama-sama terhadap Indeks
Kualitas Lingkungan Hidup di Pulau Sumatera tahun 2011 hingga 2019.
MetodePenelitian
Metode yang digunakan yaitu metode menggunakan jenis data deskriptif melalui
pendekatan kuantitatif. Disebabkan hasil dari penelitian ini dijelaskan melalui angka atau
nilai yang telah diolah. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data panel, data
panel yaitu gabungan antara data time series dan cross section. Data time series dalam
penelitian ini dapat dilihat dari sembilan tahun terakhir yaitu tahun 2011 hingga tahun 2019.
Sedangkan data cross section dalam penelitian ini dapat dilihat dari jumlah tempat
observasi yang dipilih yaitu sepuluh provinsi Pulau Sumatera. Penelitian ini mengambil
data secara sekunder melalui Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia serta data dari
Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia.
Hasil dan Pembahasan
Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) adalah hasil perhitungan dari nilai
Indeks Kualitas Air (IKA), Indeks Kualitas Udara (IKU), dan Indeks Kualitas Tutupan
Lahan (IKTL) yang berfungsi sebagai salah satu indikator dalam mengukur kualitas
lingkungan hidup suatu wilayah (Ummi, 2019). Terdapat 3 tujuan dari IKLH diantaranya,
yaitu: sebagai informasi untuk mendukung proses pengambilan keputusan di tingkat pusat
maupun daerah yang berkaitan dengan bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan
Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi,
Pertumbuhan Penduduk, Serta Tingkat Kemiskinan
Terhadap Indeks Kualitas Lingkungan Hidup
2022
Nurfadhilah Finanda dan Toto Gunarto 196
hidup, sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada publik tentang pencapaian target
kinerja program perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, dan sebagai instrumen
keberhasilan pemerintah dalam melindungi dan mengelola lingkungan hidup (Masyruroh
& Binyati, 2021).
Berikut ini adalah tabel hasil analisis deskriptif IKLH dari 10 Provinsi di Pulau
Sumatera tahun 2011 2019 :
Tabel 1.
Hasil Analisis Deskriptif IKLH
Tabel di atas merupakan tabel hasil analisis deskriptif IKLH Pulau Sumatera tahun
2011- 2019 dimana diperoleh nilai rata rata sebesar 65.49. Dan diperoleh pula nilai tengah
sebesar 66.63. Serta nilai standar deviasi dari IKLH Pulau Sumatera sebesar 6.42. Dari
hasil analisis deskriptif IKLH Pulau Sumatera diperoleh nilai terkecil yaitu sebesar 50.69
di Riau tahun 2013. Lalu, nilai terbesar dari hasil analisis deskriptif IKLH Pulau Sumatera
yaitu sebesar 79.36 di Provinsi Aceh tahun 2018.
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) pertumbuhan ekonomi merupakan
perkembangan produksi barang dan jasa di suatu wilayah perekonomian pada tahun
tertentu terhadap nilai tahun sebelumnya yang dihitung berdasarkan PDB/PDRB atas dasar
harga konstan. Pertumbuhan ekonomi merupakan sebuah proses dari perubahan kondisi
perekonomian yang terjadi di suatu wilayah atau negara secara berkesinambungan menuju
keadaan yang lebih baik selama jangka waktu tertentu. Dengan kata lain, pembangunan
ekonomi suatu negara memperoleh keberhasilan dapat dilihat dari nilai pertumbuhan
ekonomi wilayah tersebut.
Berikut ini adalah tabel hasil analisis deskriptif pertumbuhan ekonomi dari 10
Provinsi di Pulau Sumatera ahun 2011 2019:
Deskriptif Statistik
IKLH
Rata Rata
65.49
Nilai Tengah
66.63
Terbesar
79.36
Terkecil
50.69
Standar Deviasi
6.42
Jumlah Obsevasi
90
Volume 2, Nomor 1, Januari 2022
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
197 http://sosains.greenvest.co.id
Tabel 2.
Hasil Analisis Deskriptif Pertumbuhan Ekonomi
Tabel di atas merupakan tabel hasil analisis deskriptif pertumbuhan ekonomi Pulau
Sumatera tahun 2011- 2019 dimana diperoleh nilai rata rata sebesar 4.97. Dan diperoleh
pula nilai tengah sebesar 5.14. Serta nilai standar deviasi dari pertumbuhan ekonomi Pulau
Sumatera sebesar 1.55. Dari hasil analisis deskriptif pertumbuhan ekonomi Pulau Sumatera
diperoleh nilai terkecil yaitu sebesar -0.73 di Provinsi Aceh 2015. Lalu, nilai terbesar dari
hasil analisis deskriptif pertumbuhan ekonomi Pulau Sumatera yaitu sebesar 7.86 di
Provinsi Jambi tahun 2011.
Pertumbuhan penduduk adalah perubahan populasi sewaktu-waktu, dan dapat
dihitung sebagai perubahan dalam jumlah individu dalam sebuah populasi menggunakan
"per waktu unit" untuk pengukuran. Sebutan pertumbuhan penduduk merujuk pada semua
spesies, tapi selalu mengarah pada manusia, dan sering digunakan secara informal untuk
sebutan demografi nilai pertumbuhan penduduk, dan digunakan untuk merujuk pada
pertumbuhan penduduk dunia (Zulfa, 2016).
Berikut ini adalah tabel hasil analisis deskriptif pertumbuhan penduduk dari 10
Provinsi di Pulau Sumatera tahun 2011 2019:
Tabel 3.
Hasil Analisis Deskriptif Pertumbuhan Penduduk
Tabel di atas merupakan tabel hasil analisis deskriptif pertumbuhan penduduk Pulau
Sumatera tahun 2011- 2019 dimana diperoleh nilai rata rata sebesar 1.84. Dan diperoleh
pula nilai tengah sebesar 1.72. Serta nilai standar deviasi dari pertumbuhan penduduk Pulau
Sumatera sebesar 0.64. Dari hasil analisis deskriptif pertumbuhan penduduk Pulau
Deskriptif Statistik
Rata Rata
Nilai Tengah
Terbesar
Terkecil
Standar Deviasi
Jumlah Obsevasi
Deskriptif Statistik
PopGrt (persen)
Rata Rata
1.84
Nilai Tengah
1.72
Terbesar
4.17
Terkecil
0.92
Standar Deviasi
0.64
Jumlah Obsevasi
90
Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi,
Pertumbuhan Penduduk, Serta Tingkat Kemiskinan
Terhadap Indeks Kualitas Lingkungan Hidup
2022
Nurfadhilah Finanda dan Toto Gunarto 198
Sumatera diperoleh nilai terkecil yaitu sebesar 0.92 di Provinsi Lampung tahun 2019. Lalu,
nilai terbesar dari hasil analisis deskriptif pertumbuhan pendudul Pulau Sumatera yaitu
sebesar 4.17 di Provinsi Kepulauan Riau tahun 2011.
Kemiskinan di pandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi
kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur dari sisi pengeluaran.
Kemiskinan terjadi karena perbedaan kemampuan, kesempatan, serta sumberdaya. Dalam
mengukur kemiskinan, BPS menggunakan konsep kemampuan memenuhi kebutuhan dasar
(basic needs approach).
Berikut ini adalah tabel hasil analisis deskriptif tingkat kemiskinan dari 10 Provinsi
di Pulau Sumatera tahun 2011 2019:
Tabel 4.
Hasil Analisis Deskriptif Tingkat Kemiskinan
Tabel di atas merupakan tabel hasil analisis deskriptif tingkat kemiskinan Pulau
Sumatera tahun 2011- 2019 dimana diperoleh nilai rata rata sebesar 10.59. Dan diperoleh
pula nilai tengah sebesar 8.99. Serta nilai standar deviasi dari tingkat kemiskinan Pulau
Sumatera sebesar 4.25. Dari hasil analisis deskriptif tingkat kemsikinan Pulau Sumatera
diperoleh nilai terkecil yaitu sebesar 4.50 di Kepulauan Bangka Belitung tahun 2019. Lalu,
nilai terbesar dari hasil analisis deskriptif tingkat kemsikinan Pulau Sumatera yaitu sebesar
19.57 di Provinsi Aceh tahun 2011.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka didapatkan hasil dalam
model sebagai berikut :
IKLH
it
= 78.90033 0.332636(GROWTH
it
) + 0.090384(POPGRT
it
) 1.124943(POV
it
)
Dari hasil estimasi dalam penelitian ini menunjukkan bahwa koefisien untuk masing-
masing variabel bebas dan pengaruhnya terhadap variabel terikat. Berikut ini adalah
interpretasi dari hasil regresi pada penelitian ini :
Koefisien regresi Pertumbuhan Ekonomi bernilai negatif sesuai dengan hipotesis
namun tidak signifikan, sehingga dapat diartikan bahwa pertumbuhan ekonomi
memiliki pengaruh yang negatif terhadap IKLH.
Koefisien regresi Pertumbuhan Penduduk bernilai positif tidak sesuai hipotesis
dan tidak signifikan, sehingga dapat diartikan bahwa pertumbuhan penduduk
memiliki pengaruh positif terhadap IKLH.
Koefisien regresi Tingkat Kemiskinan bernilai negatif dan signifikan, sehingga
dapat diartikan bahwa apabila terjadi kenaikan tingkat kemiskinan sebesar 1
persen, maka akan menyebabakan penurunan pada nilai IKLH sebesar 1.124943
persen dengan asumsi ceteris paribus.
Deskriptif Statistik
POV (persen)
Rata Rata
10.59
Nilai Tengah
8.99
Terbesar
19.57
Terkecil
4.50
Standar Deviasi
4.25
Jumlah Obsevasi
90
Volume 2, Nomor 1, Januari 2022
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
199 http://sosains.greenvest.co.id
a.
Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi Terhadap IKLH di Pulau Sumatera
Pertumbuhan ekonomi merupakan sebuah proses peningkatan output dari waktu ke
waktu menjadi indikator penting untuk mengukur keberhasilan pembangunan suatu negara.
Model pertumbuhan Harrod-Domar hubungan ekonomi fungsional di mana pertumbuhan
tingkat produk domestik bruto (g) tergantung langsung pada tingkat tabungan bersih
nasional dan berbanding terbalik dengan nasional rasio modal-output (c) (Todaro & Smith,
2012).
Berdasarkan hasil regresi Pertumbuhan Ekonomi bernilai negatif serta tidak
signifikan, sehingga dapat diartikan bahwa pertumbuhan ekonomi memiliki pengaruh yang
negatif dan tidak signifikan terhadap IKLH Pulau Sumatera tahun 2011 2019. Keadaan
hubungan pengaruh negatif antara pertumbuhan ekonomi dengan indeks kualitas
lingkungan hidup dapat disebabkan oleh beberapa faktor yang melatarbelakanginya yaitu
sesuai dengan teori EKC menggambarkan gagasan bahwa ketika ekonomi berkembang,
kekuatan pasar pertama-tama meningkat dan kemudian menurunkan ketimpangan
ekonomi. Kurva Kuznets Lingkungan berhipotesis bahwa pada tahap awal pertumbuhan,
keanekaragaman hayati cenderung menderita dan pada tahap selanjutnya akan menurun
(Matthews, 2018). Pembangunan ekonomi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat
perlu dilakukan di semua bidang, seluruh kegiatan ekonomi memerlukan sumber alam atau
lingkungan sehingga penggunaan sumber daya alam atau lingkungan dilakukan untuk
meningkatkan pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Dengan begitu, semakin
meningkatnya pertumbuhan ekonomi maka akan menurunkan nilai indeks kualitas
lingkungan hidup.
b.
Pengaruh Pertumbuhan Penduduk Terhadap IKLH di Pulau Sumatera
Berdasarkan hasil regresi Pertumbuhan Penduduk bernilai positif dan tidak
signifikan. Dinyatakan pada teori Malthus bahwa pertumbuhan penduduk mengikuti deret
ukur sedangkan pertumbuhan ketersediaan bahan makanan mengikuti deret hitung, dalam
kasus seperti ini dimana terdapat permasalahan yaitu meledaknya jumlah penduduk yang
tidak diiringi dengan ketersediaan bahan makanan atau pangan, maka dari itu hal ini
merupakan keseimbangan yang kurang menguntungkan. Dalam teori Malthus menekankan
tentang pentingnya keseimbangan pertambahan jumlah penduduk menurut deret ukur
terhadap persediaan bahan makanan menurut deret hitung. Dalam teori ini pada dasarnya
telah mempersoalkan daya dukung lingkungan dan daya tampung lingkungan (Raharto,
2020).
Hasil regresi ini tidak sesuai dengan teori, dimana dalam teori Malthus menyatakan
bahwa apabila pertumbuhan penduduknya menurun maka IKLH naik yang berarti memiliki
pengaruh negatif. Pada hasil menyatakan bahwa pertumbuhan penduduk memiliki
pengaruh positif, yang berarti apabila terjadi kenaikan pertumbuhan penduduk 1 persen
maka akan menaikkan nilai IKLH sebesar koefisien. Berdasarkan data yang telah diolah,
pertumbuhan penduduk Pulau Sumatera mengalami penurunan, namun hasil IKLH
fluktuatif cenderung naik. Hal ini disebabkan karena pola pikir masyarakatnya sudah
semakin meningkat dengan kata lain masyarakat mulai sadar akan pentingnya menjaga
kualitas lingkungan. Diindikasikan berdasarkan nilai IPM Pulau Sumatera dari tahun 2011
2019 mengalami peningkatan tiap tahunnya. Sehingga dari segi kualitas manusia sudah
lebih baik, walaupun pertumbuhan penduduknya turun tetapi kualitas masyarakatnya
semakin baik sehingga sadar akan pentingnya lingkungan yang membuat IKLH meningkat.
Berikut adalah grafik rata rata IPM Pulau Sumatera tahun 2011 2019:
Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi,
Pertumbuhan Penduduk, Serta Tingkat Kemiskinan
Terhadap Indeks Kualitas Lingkungan Hidup
2022
Nurfadhilah Finanda dan Toto Gunarto 200
Grafik 1.
Rata Rata Nilai IPM di Pulau Sumatera
Sumber : Publikasi Badan Pusat Statistik Indonesia
Berdasarkan data dari BPS tentang pertumbuhan penduduk di Pulau Sumatera dari
tahun 2011 2019 Pulau Sumatera menduduki pertingkat pertama yang memiliki angka
jumlah penduduk terbesar di Wilayah Barat Indonesia. Secara rata rata dapat dilihat
bahwa kualitas pembangunan manusia di Pulau Sumatera mengalami kenaikan setiap
tahunnya.
Pertambahan jumlah penduduk disebabkan oleh manusia yang terus aktif
berproduksi. Peningkatan jumlah penduduk membutuhkan berbagai sarana dan fasilitas
guna memenuhi kebutuhan hidup manusia, mulai dari sandang, pangan, dan papan, serta
kebutuhan lainnya. Bertambahnya populasi manusia secara langsung berhubungan dengan
terpenuhinya kebutuhan hidup yang hampir seluruhnya memanfaatkan sumber daya alam.
c.
Pengaruh Tingkat Kemiskinan Terhadap IKLH Pulau Sumatera
Berdasarkan hasil regresi Tingkat Kemiskinan bernilai negatif serta signifikan,
sehingga dapat diartikan bahwa tingkat kemiskinan memiliki pengaruh yang negatif dan
signifikan terhadap IKLH Pulau Sumatera tahun 2011 2019. Artinya apabila terjadi
kenaikan tingkat kemiskinan sebesar 1 persen, maka akan menyebabakan penurunan pada
nilai IKLH sebesar 1.124943 persen dengan asumsi ceteris paribus.
Kemiskinan dan kerusakan lingkungan berkorelasi negatif dan saling
mempengaruhi. Kemiskinan terjadi karena kerusakan lingkungan atau sebaliknya
lingkungan rusak karena adanya kemiskinan pada wilayah sekitar. Hubungan sebab akibat
tersebut dapat terus menerus berlanjut membentuk suatu siklus yang tidak berujung. Pada
kondisi seperti itu, kemiskinan akan semakin parah dan lingkungan semakin rusak.
Semakin lama kondisi itu berlangsung, semakin kronis keadaanya. Sehingga status
kemiskinan berubah secara tidak linier. Dari miskin, ke lebih miskin, dan akhirnya miskin
sekali atau sangat miskin, demikian pula kecenderungan yang sama juga terjadi juga pada
kerusakan lingkungan. Hal ini ditandai dengan aktivitas dan kehidupan manusia yang
melebihi kapasitas alam. Manusia yang miskin untuk bertahan hidup karena tidak memiliki
pilihan lain melakukan pemanfaatan SDA yang berlebihan melampaui daya dukung
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
Volume 2, Nomor 1, Januari 2022
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
201 http://sosains.greenvest.co.id
(carrying capacity) dari sumber daya alam yang ada (Suryadi, 2020). Penduduk miskin di
Indonesia membutuhkan sumber daya dan energi ramah lingkungan serta terjangkau dalam
ekonomi. Selama ini, bahan bakar rumah tangga penduduk miskin mengandalkan
penggunaan kayu bakar yang diperoleh dari hutan atau kebun sehingga memengaruhi nilai
IKLH.
d.
Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pertumbuhan Penduduk dan Tingkat
Kemiskinan terhadap IKLH di Pulau Sumatera
Berdasarkan penelitian ini, variabel pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan penduduk
dan tingkat kemiskinan secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel
IKLH. Hal ini berarti perubahan pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan penduduk, dan
tingkat kemiskinan secara bersama memiliki pengaruh terhadap perubahan pada indeks
kualitas lingkungan hidup di sepuluh provinsi Pulau Sumatera dari tahun 2011 2019.
Sehingga, hasil ini sesuai dengan hipotesis yang telah ditentukan, serta penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh Anggi Rahajeng (2014), Ananda Devy Karnila (2019),
dan Diah Ayu Hardini (2011).
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis pada penilitian dan pembahasan yang telah paparkan,
maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut. Pertumbuhan Ekonomi bepengaruh negatif
dan tidak signifikan terhadap IKLH di Pulau Sumatera tahun 2011 2019. Artinya yaitu,
jika terjadi kenaikan pertumbuhan ekonomi, maka akan diringi dengan penurunan nilai
indeks kualitas lingkungan hidup di Pulau Sumatera. Pertumbuhan Penduduk bepengaruh
positif dan tidak signifikan terhadap IKLH di Pulau Sumatera. Artinya jika terjadi kenaikan
pertumbuhan penduduk maka akan diiringi oleh kenaikan pada nila indeks kualitas
lingkungan hidup. Tingkat Kemiskinan bepengaruh negatif dan signifikan terhadap IKLH
di Pulau Sumatera. Hal tersebut menunjukkan bahwa apabila terjadi kenaikan tingkat
kemiskinan maka akan menurunkan nilai indeks kualitas lingkungan hidup di Pulau
Sumatera. Bedasarkan hasil uji F-statisitk, bahwa pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan
penduduk, dan tingkat kemiskinan secara bersama-sama berpengaruh terhadap Kualitas
Lingkungan Hidup di Pulau Sumatera.
Bibliografi.
Afrizal, Fitrah. (2013). Analisis pengaruh tingkat investasi, belanja pemerintah dan tenaga
kerja terhadap PDRB di Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2001-2011. Makassar:
Universitas Hasanuddin.
Arsyad, Lincolin. (2017). Ekonomi Pembangunan dan Pembangunan Ekonomi. Tersedia
Secara Online Di: Http://Www. Pustaka. Ut. Ac. Id/Lib/Wp-
Content/Uploads/Pdfmk/ESPA4324-M1. Pdf [Diakses Di Lembang, Jawa Barat,
Indonesia: 2 Oktober 2018].
Fajriani, Meilisa, Bakce, Djaimi, & Yusri, Jumatri. (2015). Peranan Sektor Pertanian
terhadap Perekonomian Provinsi Riau: Analisis Strukturinput-output. Riau: Riau
University.
Jazuli, Ahmad. (2015). Dinamika hukum lingkungan hidup dan sumber daya alam dalam
rangka pembangunan berkelanjutan. Jurnal Rechts Vinding: Media Pembinaan
Hukum Nasional, 4(2), 181197.
Kato, Iskandar, Faridi, Ahmad, Revida, Erika, Damanik, Darwin, Siregar, Robert Tua,
Purba, Sukarman, Handiman, Unang Toto, Purba, Bonaraja, Firdaus, Firdaus, &
Silalahi, Marto. (2021). Manajemen Pembangunan Daerah. Yayasan Kita Menulis.
Maddinsyah, Ali, Kustini, Endang, & Syakhrial, Syakhrial. (2018). Penyuluhan
Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi,
Pertumbuhan Penduduk, Serta Tingkat Kemiskinan
Terhadap Indeks Kualitas Lingkungan Hidup
2022
Nurfadhilah Finanda dan Toto Gunarto 202
Manajemen Pemanfaatan Sumber Daya Alam Untuk Meningkatkan Perekonomian
Keluarga Kampung Ciboleger Lebak-Banten. Jurnal Pengabdian Dharma Laksana,
1(1), 7180.
Masyruroh, Anis, & Binyati, Binyati. (2021). Kajian Indeks Kualitas Lingkungan Hidup
Kota Serang. Jurnalis: Jurnal Lingkungan Dan Sipil, 4(2), 160173.
Matthews, Richard. (2018). The Illusion Of Growth and The Fallacy of Kuznets Curve.
Pongtuluran, Yonathan. (2015). Manajemen sumber daya alam dan lingkungan. Penerbit
Andi.
Pratama, Yoghi Citra. (2014). Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kemiskinan di
Indonesia. Esensi: Jurnal Bisnis Dan Manajemen, 4(2).
Purba, Bonaraja, Nainggolan, Lora Ekana, Siregar, Robert Tua, Chaerul, Muhammad,
Simarmata, Marulam M. T., Bachtiar, Erniati, Rahmadana, Muhammad Fitri,
Marzuki, Ismail, & Meganingratna, Andi. (2020). Ekonomi Sumber Daya Alam:
Sebuah Konsep, Fakta dan Gagasan. Yayasan Kita Menulis.
Rahardjo, M. Dawam. (2019). Nalar ekonomi politik Indonesia. PT Penerbit IPB Press.
Ramdhan, Muhammad, & Arifin, Taslim. (2013). Aplikasi sistem informasi geografis
dalam penilaian proporsi luas laut Indonesia. Jurnal Ilmiah Geomatika, 19(2), 141
146.
Simarmata, Marulam M. T., Sudarmanto, Eko, Kato, Iskandar, Nainggolan, Lora Ekana,
Purba, Elvitrianim, Sutrisno, Eko, Chaerul, Muhammad, Faried, Annisa Ilmi,
Marzuki, Ismail, & Siregar, Tiurlina. (2021). Ekonomi Sumber Daya Alam. Yayasan
Kita Menulis.
Suryadi, Lalu. (2020). Kemiskinan dan Kerusakan Lingkungan.
Ummi, Izzatul. (2019). Hubungan Sektor-Sektor Pdrb Dengan Indeks Kualitas Lingkungan
Hidup Di Indonesia Tahun 2012-2017. Semarang: Universitas Negeri Semarang.
Yanti, Sari Noorlima, & Budiyati, Endah. (2020). Aplikasi Pengenalan Budaya Provinsi
Bagian Wita Di Indonesia Berbasis Android. Seminar Nasional Ilmu Terapan
(SNITER), 4(1), C42.
Zulfa, Andria. (2016). Pengaruh Pertumbuhan Penduduk dan Pertumbuhan Ekonomi
terhadap Tingkat Pengangguran di Kota Lhokseumawe. Jurnal Visioner&Strategis,
5(1), 1322.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-
ShareAlike 4.0 International License.