Volume 2, Nomor 1, Januari 20222
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
205 http://sosains.greenvest.co.id
juga mengandung Mannan Oligosakarida (MOS) yang dapat berperan sebagai prebiotik
untuk menstimulasi perkembangan bakteri probiotik. Potensi ini dapat dimanfaatkan
sebagai alternatif antibiotik di dalam pakan (Hanifa, 2017).
Bungkil inti sawit (BIS) adalah sumber protein bagi ternak ruminansia yang
merupakan hasil ikutan atau limbah industri dari pengolahan kelapa sawit. Menurut
Wijianto (2016) menyatakan bahwa, BIS mengandung protein yang cukup tinggi sebesar
21,51% dan energi metabolis berkisar antara 1817-2654 Kkal/kg (Chanjula, Mesang, &
Pongprayoon, 2010). Kandungan protein BIS masih dapat ditingkatkan dengan cara
pengolahan secara fermentasi (Mirnawati, Marlida, & Kompiang, 2011).
Fermentasi adalah salah satu upaya untuk memperbaiki kualitas gizi, mengurangi,
atau menghilangkan pengaruh negatif dari bahan pakan tertentu dengan menggunaan
mikroorganisme (Parmesta, 2016). Fermentasi juga dapat meningkatkan nilai kecernaan
pakan, menambah rasa dan aroma, meningkatkan kandungan vitamin dan mineral
(Simanjuntak & Tafsin, 2015). Pakan ternak ruminansia yang difermentasi dapat
bermanfaat untuk memperbaiki sistem pencernaan ternak, meningkatkan produksi susu,
meningkatkan nafsu makan ternak dan produksi daging ternak lebih berisi (Suhendro,
Hidayat, & Akbarillah, 2018).
Pengukuran bobot badan merupakan salah satu kriteria yang digunakan untuk
mengukur pertumbuhan ternak. Pertambahan bobot badan ternak ruminansia sangat
dipengaruhi oleh kualitas dan kuantitas pakan. Faktor yang memengaruhi pertambahan
bobot badan yaitu total protein yang dikonsumsi, jenis ternak, umur, keadaan genetis
lingkungan, kondisi setiap individu dan manajemen tata laksana (Alim & Ternak, n.d.
2014). Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
dengan menggunakan bungkil inti sawit fermentasi untuk meningkatkan pertambahan
bobot badan (PBB) pada kambing Cross Boer jantan lepas sapih.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian bungkil inti
sawit fermentasi dengan level berbeda terhadap pertambahan bobot badan kambing Cross
Boer jantan lepas sapih, dan untuk mengetahui perlakuan terbaik pada pemberian bungkil
inti sawit fermentasi dalam ransum pakan terhadap pertambahan bobot badan kambing
Cross Boer jantan lepas sapih.
Metode Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan mulai tanggal 18 Maret sampai dengan 14 Mei 2020, di
Juragan Kambing Community (JK Community), Desa Tandassura kecamatan Limboro
Kabupaten Polewali Mandar. Penelitian menggunakan sampel 4 ekor kambing Cross
Boer lepas sapih yang dibagi dalam empat kelompok perlakuan. Umur kambing yang
digunakan 11 bulan dengan rata-rata bobot badan awal antara 17±3kg. Pengukuran bobot
badan pada ternak dilakukan dengan cara kambing ditimbang dengan menggunakan
timbangan duduk, yaitu digendong oleh peneliti kemudian dilakukan penimbangan, hasil
dari penimbangan tersebut dikurangi dengan bobot badan peneliti sehingga mendapatkan
bobot badan kambing. Tahap berikutnya adalah ternak dimasukkan kedalam kandang
yang telah di siapkan. Kandang yang digunakan dalam penelitian ini adalah kandang
tunggal berbentuk panggung yang disekat dalam sebanyak 4 petak. Ukuran kandang
individual untuk setiap petak adalah 75 x 75 x 75 cm. Selama penelitian berlangsung,
setiap kambing diberikan pakan perlakuan dan pakan basal (Afrianda, 2019). Bungkil
inti sawit dibuat dengan tata cara tahapan pembuatan bungkil inti sawit, diperoleh dari
perusahaan pabrik kelapa sawit kemudian diayak atau disaring agar menjadi halus lalu
difermentasi. Pemberian bungkil inti sawit diberi tersendiri sesuai perlakuan dengan
proporsi bungkil inti sawit sebanyak 0%; 15%; 30%; 45%.