Volume 2, Nomor 1, Januari 2022
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
182 http://sosains.greenvest.co.id
ANALISIS PARETO OBAT ANTIDIABETES SEBAGAI DASAR
KEPUTUSAN PEMBELIAN BAGIAN PENGADAAN OBAT DI
APOTEK KIMIA FARMA 167 CIMAHI
Nurul Fauzia Novianti dan Rida Emelia
Politeknik Piksi Ganesha Bandung, Indonesia
Diterima:
05 Desember
2021
Direvisi:
13 Januari 2022
Disetujui:
15 Januari 2022
Abstrak
Latar Belakang :
Diabetes merupakan penyakit yang
prevalensi serta insidensinya mengalami peningkatan
diseluruh dunia. Badan Kesehatan Dunia (WHO)
memprediksi adanya jumlah penyandang Diabetes Melitus
yang menjadi salah satu ancaman kesehatan global.
Tujuan
:
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa penggunaan
obat Antidiabetes, mengingat banyaknya pasien diabetes
melitus dari rekanan PT X di Apotek Kimia Farma 167
Cimahi. Sehingga Apotek Kimia Farma 167 dapat memenuhi
kebutuhan obat antidiabetes pasien dan pasien dapat
mengkonsumsi obat secara kontinyu.
Metode : Metode
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian deskriptif.
Hasil :
Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat
Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai di Kimia Farma 167
Cimahi, dilakukan sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku meliputi perencanaan, pengadaan,
penerimaan, penyimpanan, pemusnahan, pengendalian,
pencatatan dan pelaporan. Kesimpulan : Berdasarkan analisis
dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa klasifikasi persediaan
berdasarkan analisis pareto, analisis pareto memfokuskan pada
persediaan yang bernilai tinggi (critical ) daripada yang bernilai
rendah (trivial).
Kata kunci: Obat, Penggunaan Obat, Pengobatan,
Antidiabetes
Abstract
Background :
Diabetes is a disease whose prevalence and
incidence are increasing worldwide. The World Health
Organization (WHO) predicts the number of people with
Diabetes Mellitus which is one of the global health threats.
Purpose :
This study aims to analyze the use of antidiabetic
drugs, considering the large number of diabetes mellitus
patients from PT X's partners at Kimia Farma 167 Cimahi
Pharmacy. So that Kimia Farma 167 Pharmacy can meet the
patient's need for antidiabetic drugs and patients can
consume drugs continuously.
Method:
The research method
used in this research is descriptive research method.
Results
:
Management of Pharmaceutical Preparations, Medical
Devices, and Medical Consumables at Kimia Farma 167
Cimahi, is carried out in accordance with the provisions of
applicable laws and regulations covering planning,
procurement, receipt, storage, destruction, control, recording
Analisis Pareto Obat Antidiabetes Sebagai Dasar
Keputusan Pembelian Bagian Pengadaan Obat di Apotek
Kimia Farma 167 Cimahi
2022
Nurul Fauzia Novianti dan Rida Emelia 183
and reporting
. Conclusion : Based on the analysis and
discussion, it can be concluded that inventory classification is
based on Pareto analysis, Pareto analysis focuses on high value
(critical) inventory rather than low value (trivial) inventory.
Keywords: Medicine, Drug Use, Treatment, Antidiabetic
Pendahuluan
Diabetes merupakan penyakit yang prevalensi serta insidensinya mengalami
peningkatan diseluruh dunia (Fauzia, Basyar, & Manaf, 2016). World Health
Organization (WHO) memprediksi adanya jumlah penyandang Diabetes Melitus yang
menjadi salah satu ancaman kesehatan global (Gustawi, Norviatin, & Alibasyah, 2020).
Indonesia sedang mengalami double burden penyakit, yaitu penyakit menular dan
penyakit tidak menular sekaligus. Penyakit tidak menular meliputi hipertensi, diabetes
melitus, kanker dan PPOK (Nurdiantami, Amallia, Rahingrat, & Fadila, 2020). Maka
tenaga farmasi berperan penting sebagai tenaga kesehatan yang membantu menyediakan
obat, membantu konseling, serta membantu pasien menyesuaikan pola diet dan hidup
sehat (Lolo, 2021). Mengingat banyaknya pasien diabetes melitus dari rekanan PT X dan
banyaknya varian obat diabetes di Indonesia, maka diperlukan adanya kajian khusus
sehingga dapat memenuhi kebutuhan obat setiap bulannya (Arianto, 2013). Penelitian ini
diharapkan dapat memberikan manfaat bagi penulis yakni dapat menganalisa sistem
pembelian sehingga penulis dapat menggunakan sistem tersebut di masa yang akan
datang. Bagi Institusi Pendidikan Tinggi dapat menambah pengetahuan tentang sistem
pengadaan obat. Bagi Apotek sebagai bahan evaluasi apotek sehingga terhindar dari
kekosongan obat dan dapat melayani kebutuhan pasien.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa penggunaan obat Antidiabetes,
mengingat banyaknya pasien diabetes melitus dari rekanan PT X di Apotek Kimia Farma
167 Cimahi. Sehingga Apotek Kimia Farma 167 dapat memenuhi kebutuhan obat
antidiabetes pasien dan pasien dapat mengkonsumsi obat secara kontinyu.
Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
deskriptif. Menurut Sugiyono mengenai metode penelitian deskriptif yaitu “Penelitian
adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu
variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan antar
satu variabel dengan variabel lain (Susilo, Hasbullah, & Sugiyono, 2013). Selain dari
pada itu peneliti menggunakan metode deskriptif pendekatan kuantitatif. Metode
penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada
filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu,
pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat
kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Wijaya,
2019). Variabel penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Jumlah penjualan obat antidiabetes
b. Harga obat
c. Lead time
Peneliti akan menggali informasi dari rekapan penjualan resep di sistem komputer
serta berdasarkan frekuensi kunjungan pasien. Penelitian ini sumber data yang digunakan
oleh penulis adalah sumber data primer dan sekunder. Dimana sumber data primer adalah
data yang diperoleh secara langsung yang dikumpulkan melalui wawancara langsung
Volume 2, Nomor 1, Januari 2022
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
184 http://sosains.greenvest.co.id
kepada penanggung jawab apotek. Sedangkan sumber data sekunder adalah data yang
diperoleh secara tidak langsung atau melalui sumber lain yang sudah tersedia sebelum
penulis melakukan penelitian, yaitu melalui buku digital peraturan pemerintah dan
beberapa laporan penelitian.
Hasil dan Pembahasan
Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai di
Kimia Farma 167 Cimahi, dilakukan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku meliputi perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan, pemusnahan,
pengendalian, pencatatan dan pelaporan.
A. Perencanaan Dalam membuat perencanaan pengadaan Sediaan Farmasi, Alat
Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai perlu diperhatikan pola penyakit, pola
konsumsi, budaya dan kemampuan masyarakat.
B. Pengadaan Untuk menjamin kualitas Pelayanan Kefarmasian maka pengadaan Sediaan
Farmasi harus melalui jalur resmi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
C. Penerimaan Penerimaan merupakan kegiatan untuk menjamin kesesuaian jenis
spesifikasi, jumlah, mutu, waktu penyerahan dan harga yang tertera dalam surat
pesanan dengan kondisi fisik yang diterima.
D. Penyimpanan
1. Obat/bahan Obat harus disimpan dalam wadah asli dari pabrik (Putra, 2021).
Dalam hal pengecualian atau darurat dimana isi dipindahkan pada wadah lain,
maka harus dicegah terjadinya kontaminasi dan harus ditulis informasi yang jelas
pada wadah baru. Wadah sekurangkurangnya memuat nama Obat, nomor batch
dan tanggal kadaluwarsa.
2. Semua Obat/bahan Obat harus disimpan pada kondisi yang sesuai sehingga
terjamin keamanan dan stabilitasnya.
3. Sistem penyimpanan dilakukan dengan memperhatikan bentuk sediaan dan kelas
terapi Obat serta disusun secara alfabetis.
4. Pengeluaran Obat memakai sistem FEFO (First Expire First Out) dan FIFO
(First In First Out).
E. Pemusnahan
1. Obat kadaluwarsa atau rusak harus dimusnahkan sesuai dengan jenis dan bentuk
sediaan. Pemusnahan Obat kadaluwarsa atau rusak yang mengandung narkotika
atau psikotropika dilakukan oleh Apoteker dan disaksikan oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota (Pramestutie, Illahi, Hariadini, Ebtavanny, & Savira, 2021).
Pemusnahan Obat selain narkotika dan psikotropika dilakukan oleh Apoteker dan
disaksikan oleh tenaga kefarmasian lain yang memiliki surat izin praktik atau
surat izin kerja. Pemusnahan dibuktikan dengan berita acara pemusnahan
menggunakan Formulir 1 sebagaimana terlampir.
2. Resep yang telah disimpan melebihi jangka waktu 5 (lima) tahun dapat
dimusnahkan (Wahyuningrum, 2021). Pemusnahan Resep dilakukan oleh
Apoteker disaksikan oleh sekurang-kurangnya petugas lain di Apotek dengan
cara dibakar atau cara pemusnahan lain yang dibuktikan dengan Berita Acara
Pemusnahan Resep menggunakan Formulir 2 sebagaimana terlampir dan
selanjutnya dilaporkan kepada dinas kesehatan kabupaten/kota (Rahayu, 2019).
F. Pengendalian
Pengendalian dilakukan untuk mempertahankan jenis dan jumlah persediaan sesuai
kebutuhan pelayanan, melalui pengaturan sistem pesanan atau pengadaan,
penyimpanan dan pengeluaran. Hal ini bertujuan untuk menghindari terjadinya
kelebihan, kekurangan, kekosongan, kerusakan, kadaluwarsa, kehilangan serta
Analisis Pareto Obat Antidiabetes Sebagai Dasar
Keputusan Pembelian Bagian Pengadaan Obat di Apotek
Kimia Farma 167 Cimahi
2022
Nurul Fauzia Novianti dan Rida Emelia 185
pengembalian pesanan. Pengendalian persediaan dilakukan menggunakan kartu stok
baik dengan cara manual atau elektronik. Kartu stok sekurangkurangnya memuat
nama Obat, tanggal kadaluwarsa, jumlah pemasukan, jumlah pengeluaran dan sisa
persediaan.
G. Pencatatan dan Pelaporan
Pencatatan dilakukan pada setiap proses pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat
Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai meliputi pengadaan (surat pesanan, faktur),
penyimpanan (kartu stock), penyerahan (nota atau struk penjualan) dan pencatatan
lainnya disesuaikan dengan kebutuhan. Pelaporan terdiri dari pelaporan internal dan
eksternal. Pelaporan internal merupakan pelaporan yang digunakan untuk kebutuhan
manajemen Apotek, meliputi keuangan, barang dan laporan lainnya (Saputra,
Choirunnisa, & Arisca, 2019). Pelaporan eksternal merupakan pelaporan yang dibuat
untuk memenuhi kewajiban sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
meliputi pelaporan narkotika (menggunakan Formulir 3 sebagaimana terlampir),
psikotropika (menggunakan Formulir 4 sebagaimana terlampir) dan pelaporan lainnya
(Nikmah, 2021).
Manajemen persediaan merupakan hal yang mendasar dalam penetapan
keunggulan kompetitif jangka panjang (Neni, 2014). Mutu, rekayasa, produk, harga,
lembur, kapasitas berlebih, kemampuan merespon pelanggan akibat kinerja kurang baik,
waktu tenggang (lead time) dan profitabilitas keseluruhan adalah hal-hal yang
dipengaruhi oleh tingkat persediaan. Perusahaan dengan tingkat persediaan yang lebih
tinggi daripada pesaing cenderung berada dalam posisi kompetitif yang lemah
(Romantika & Helmi, 2018). Kebijaksanaan manajemen persediaan telah menjadi sebuah
senjata untuk memenangkan kompetitif.
Manajemen persediaan bahan baku bertujuan agar tingkat persediaan bahan baku
cukup, tidak terlalu banyak tetapi tidak terlalu sedikit, sehingga biaya bahan baku
ekonomis dan perusahaan tidak kehilangan kesempatan untuk melayani penjualan karena
kurangnya persediaan bahan baku (Ghassani, 2015). Persediaan adalah bahan atau barang
yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu (Yedida & Ulkhaq,
2017). Secara umum alasan untuk memiliki persediaan adalah sebagai berikut :
1. Untuk menyeimbangkan biaya pemesanan atau persiapan dan biaya penyimpanan
2. Untuk memenuhi permintaan pelanggan, misalnya menepati tanggal pengiriman
3. Pengiriman barang yang terlambat
4. Untuk memanfaatkan diskon
5. Untuk menghadapi kenaikan harga di masa yang akan datang
Klasifikasi persediaan berdasarkan analisis Pareto, analisis pareto memfokuskan
pada persediaan yang bernilai tinggi (critical) daripada yang bernilai rendah (trivial).
Analisis pareto membagi menjadi tiga klasifikasi persediaan yaitu :
1. Kelas A
Persediaan yang memiliki nilai volume rupiah yang tinggi. kelompok tersebut
mewakili 70-80 % dari total volume rupiah. Meskipun jumlahnya hanya sedikit,
bisa hanya merupakan 20 % dari seluruh jumlah (volume) persediaan.
2. Kelas B
Barang persediaan dengan nilai volume rupiah yang menengah. Kelompok ini
mewakili sekitar 15-20 % dari nilai persediaan tahunan, dan sekitar 30 % dari
jumlah persediaan.
3. Kelas C
Volume 2, Nomor 1, Januari 2022
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
186 http://sosains.greenvest.co.id
Barang yang nilai volume rupiahnya rendah, yang hanya mewakili sekitar 5-15 %
dari volume rupiah tahunan, tetapi terdiri dari sekitar 50 % dari jumlah
persediaan.
Terdapat beberapa model manajemen persediaan diantaranya adalah :
1. Model persediaan Economic Order Quantity (EOQ)
EOQ merupakan jumlah pembelian barang mentah pada setiap kali pesan dengan
biaya paling rendah.
2. Model persediaan dengan pemesanan tertunda
Asumsi yang dipakai, adalah tidak adanya permintaan yang ditunda
pemenuhannya (back order), yang disebabkan karena tidak tersedianya persediaan
(stock out).
3. Model persediaan dengan potongan kuantitas
Model ini menambahkan komponen biaya pembelian dalam biaya persediaan.
4. Model persediaan Reorder point (ROP)
Titik pemesanan yang harus dilakukan suatu perusahaan sehubungan dengan
adanya lead time dan safety stock.
5. Model persediaan Just in Time (JIT)
Metode ini menekankan bahwa semua material harus menjadi bagian aktif dalam
sistem produksi dan tidak boleh menimbulkan masalah yang pada akhirnya dapat
mengakibatkan timbulnya biaya persediaan.
Dibawah ini merupakan data jumalah penjualan obat antidiabetes selama bulan
April 2021
Tabel 1.
Jumlah Penjualan obat Antidiabetes bulan April 2021
Nama Obat
Jumlah
obat
Harga satuan (Rp)
Amaryl M 2mg/500mg
42
8730
Amaryl M 1mg/500mg
0
4928
Amaryl 1mg
50
4814
Amaryl 2mg
70
8529
Amaryl 3mg
15
12299
Amaryl 4mg
5
14026
Diaformin XR 500mg
0
-
Diamicron MR
189
8419
Forbetes 500mg
0
-
Forbetes 850
60
1444
Forxiga 10mg
147
25581
Friladar 2mg
10
8938
Galvus 50mg
15
10418
Galvusmet 50/500mg
352
10418
Galvusmet 50/850mg
114
10418
Glucodex 80mg
97
659
Glucophage XR 500mg
207
3370
Glucophage XR 1000mg
310
6337
Analisis Pareto Obat Antidiabetes Sebagai Dasar
Keputusan Pembelian Bagian Pengadaan Obat di Apotek
Kimia Farma 167 Cimahi
2022
Nurul Fauzia Novianti dan Rida Emelia 187
Glucophage XR 750mg
252
3370
Glucovance 500/2,5mg
77
5409
Glucovance 250/1,25mg
48
2892
Glucovane 500/5mg
83
6150
Inlacin 100mg
35
6875
Inlacin 50mg
44
5500
Janumet 50/1000
30
11433
Janumet 50/500
40
12005
Jardiance 10mg
148
24097
Jardiance 25mg
101
27713
Kombiglyze xr
60
18563
Onglyza 5mg
79
17188
Trajenta 5mg
320
24097
Trajenta duo 1000mg
0
-
Trajenta duo 500mg
16
12616
Trajenta duo 850mg
0
-
Glibenclamide
300
1700
Metformin 500mg
930
227
Apidra solostar
0
-
Humalog Mix kwik pen
0
-
Lantus solostar
6
259993
Lantus XR
1
389999
Novomix
13
220615
Novorapid
7
220615
Ryzodeg
1
390005
Sansulin log G
0
-
Tresiba
2
390005
Perhitungan Manajemen persediaan obat antidiabetes berdasarkan prinsip analisis
pareto, sehingga obat dapat dikategorikan kedalam tiga kelas yaitu :
Tabel 2.
Analisis Pareto Obat Antidiabetes
Nama Obat
Jumlah obat
Harga satuan
(Rp)
Total
harga
Persentase
Jmlh %
Trajenta 5mg
320
24097
7711040
17,954465
17,954465
Forxiga 10mg
147
25581
3760407
8,75577041
26,71023541
Galvusmet
50/500mg
352
10418
3667136
8,53859725
35,24883267
Jardiance 10mg
148
24097
3566356
8,30394006
43,55277273
Novomix
13
220615
2867995
6,67786911
50,23064185
Jardiance 25mg
101
27713
2799013
6,51725071
56,74789256
Volume 2, Nomor 1, Januari 2022
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
186 http://sosains.greenvest.co.id
188
Glucophage
XR 1000mg
310
6337
1964470
4,57409219
61,32198475
Diamicron MR
189
8419
1591191
3,70494552
65,02693028
Lantus solostar
6
259993
1559958
3,63222228
68,65915256
Novorapid
7
220615
1544305
3,59577568
72,25492824
Onglyza 5mg
79
17188
1357852
3,16163659
75,41656483
Galvusmet
50/850mg
114
10418
1187652
2,76534116
78,18190598
Kombiglyze xr
60
18563
1113780
2,59333683
80,77524281
Glucophage
XR 750mg
252
3370
849240
1,97737917
82,75262198
Tresiba
2
390005
780010
1,81618332
84,5688053
Glucophage
XR 500mg
207
3370
697590
1,62427575
86,19308105
Amaryl 2mg
70
8529
597030
1,3901308
87,58321185
Glucovane
500/5mg
83
6150
510450
1,18853704
88,77174889
Glibenclamide
300
1700
510000
1,18748926
89,95923815
Janumet 50/500
40
12005
480200
1,11810263
91,07734078
Glucovance
500/2,5mg
77
5409
416493
0,96976659
92,04710737
Ryzodeg
1
390005
390005
0,90809166
92,95519903
Lantus XR
1
389999
389999
0,90807769
93,86327672
Amaryl M
2mg/500mg
42
8730
366660
0,85373492
94,71701165
Janumet
50/1000
30
11433
342990
0,79862145
95,5156331
Inlacin 50mg
44
5500
242000
0,56347529
96,07910839
Amaryl 1mg
50
4814
240700
0,56044836
96,63955675
Inlacin 100mg
35
6875
240625
0,56027373
97,19983048
Metformin
500mg
930
227
211110
0,4915507
97,69138118
Trajenta duo
500mg
16
12616
201856
0,47000359
98,16138477
Amaryl 3mg
15
12299
184485
0,42955678
98,59094155
Galvus 50mg
15
10418
156270
0,36386068
98,95480223
Glucovance
250/1,25mg
48
2892
138816
0,3232206
99,27802283
Friladar 2mg
10
8938
89380
0,20811331
99,48613614
Forbetes 850
60
1444
86640
0,20173347
99,48613614
Amaryl 4mg
5
14026
70130
0,16329141
99,85116103
Glucodex 80mg
97
659
63923
0,14883897
100
Analisis Pareto Obat Antidiabetes Sebagai Dasar
Keputusan Pembelian Bagian Pengadaan Obat di Apotek
Kimia Farma 167 Cimahi
2022
Nurul Fauzia Novianti dan Rida Emelia 187
189
Dengan asumsi leadtime tiap obat sama yaitu 1 hari tiap pemesanan, maka didapat :
Tabel 3.
Nilai EOQ dan ROP Obat Antidiabetes
Nama Obat
EOQ
PM
PR
S
ROP
Trajenta 5mg
179
320
80
240
560
Forxiga 10mg
121
147
36,75
110,3
257,3
Galvusmet 50/500mg
188
352
88
264
616
Jardiance 10mg
122
148
37
111
259
Novomix
36
13
3,25
9,75
22,75
Jardiance 25mg
100
101
25,25
75,75
176,8
Glucophage XR 1000mg
176
310
77,5
232,5
542,5
Diamicron MR
137
189
47,25
141,8
330,8
Lantus solostar
25
6
1,5
4,5
10,5
Novorapid
26
7
1,75
5,25
12,25
Onglyza 5mg
89
79
19,75
59,25
138,3
Galvusmet 50/850mg
106
114
28,5
85,5
199,5
Kombiglyze xr
77
60
15
45
105
Glucophage XR 750mg
159
252
63
189
441
Tresiba
14
2
0,5
1,5
3,5
Glucophage XR 500mg
144
207
51,75
155,3
362,3
Amaryl 2mg
84
70
17,5
52,5
122,5
Glucovane 500/5mg
91
83
20,75
62,25
145,3
Glibenclamide
173
300
75
225
525
Janumet 50/500
63
40
10
30
70
Glucovance 500/2,5mg
88
77
19,25
57,75
134,8
Ryzodeg
10
1
0,25
0,75
1,75
Lantus XR
10
1
0,25
0,75
1,75
Amaryl M 2mg/500mg
65
42
10,5
31,5
73,5
Janumet 50/1000
55
30
7,5
22,5
52,5
Inlacin 50mg
66
44
11
33
77
Amaryl 1mg
71
50
12,5
37,5
87,5
Inlacin 100mg
59
35
8,75
26,25
61,25
Metformin 500mg
305
930
232,5
697,5
1628
Trajenta duo 500mg
40
16
4
12
28
Amaryl 3mg
39
15
3,75
11,25
26,25
Galvus 50mg
39
15
3,75
11,25
26,25
Glucovance 250/1,25mg
69
48
12
36
84
Friladar 2mg
32
10
2,5
7,5
17,5
Volume 2, Nomor 1, Januari 2022
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
186 http://sosains.greenvest.co.id
190
Forbetes 850
77
60
15
45
105
Amaryl 4mg
22
5
1,25
3,75
8,75
Glucodex 80mg
98
97
24,25
72,75
169,8
Keterangan : PM = pemakaian maksimum
PR = pemakaian rata-rata
Setelah obat dapat dikategorikan sesuai dengan analisis pareto maka dapat
ditentukan jumlah pembelian setiap obat tiap kali pemesanan berdasarkan metode EOQ
dengan asumsi :
a. Penjualan dapat diprediksi secara tetap
b. Penjualan terdistribusi secara merata sepanjang tahun
c. Pesanan diterima tepat waktu
d. Biaya pemesanan dan penyimpanan untuk masing-masing barang sama
Sehingga dapat diprediksi sesuai dengan rumus :

󰇛
󰇜
󰇛󰇜
Dengan : S : Kebutuhan barang dalam satu periode
D : order cost (biaya pemesanan)
C : carry cost (biaya penyimpanan)
Bila diketahui nilai order cost sebesar Rp.10.000 dan carry cost sebesar Rp.200
untuk mengetahui saat kapan perusahaan melakukan pemesanan dapat dilakukan dengan
menggunakan metode ROP (reorder point) dengan rumus :

󰇛
 
󰇜


󰇛
 
󰇜

Dimana ; LD = lead time
AU = pemakaian rata-rata
SS = Safety stock
Manajemen persediaan obat antidiabetes dan analgesik apotek Kimia Farma 167
berdasarkan analisis pareto dengan mengunakan metode Economic Order Quantity
(EOQ) dan reorder point (ROP), metode tersebut diambil berdasarkan asumsi bahwa
Penjualan dapat diprediksi secara tetap, Penjualan terdistribusi secara merata sepanjang
tahun, Pesanan diterima tepat waktu, Biaya pemesanan dan penyimpanan untuk masing-
masing barang sama. Dengan asumsi diatas syarat metode EOQ dan ROP dapat terpenuhi
sehingga didapat jumlah obat yang harus dipesan untuk masing-masing obat.
Kesimpulan
Berdasarkan analisis dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa klasifikasi
persediaan berdasarkan analisis pareto, analisis pareto memfokuskan pada persediaan
yang bernilai tinggi (critical ) daripada yang bernilai rendah (trivial). Kelas A: Persediaan
yang memiliki nilai volume rupiah yang tinggi. kelompok tersebut mewakili 70-80 % dari
total volume rupiah. Meskipun jumlahnya hanya sedikit, bisa hanya merupakan 20 % dari
seluruh jumlah (volume) persediaan. Kelas B: Barang persediaan dengan nilai volume
rupiah yang menengah. Kelompok ini mewakili sekitar 15-20 % dari nilai persediaan
tahunan, dan sekitar 30 % dari jumlah persediaan. Kelas C: Barang yang nilai volume
rupiahnya rendah, yang hanya mewakili sekitar 5-15 % dari volume rupiah tahunan,
tetapi terdiri dari sekitar 50 % dari jumlah persediaan. Setelah dimasukkan kedalam
Analisis Pareto Obat Antidiabetes Sebagai Dasar
Keputusan Pembelian Bagian Pengadaan Obat di Apotek
Kimia Farma 167 Cimahi
2022
Nurul Fauzia Novianti dan Rida Emelia 187
191
rumus pareto, obat-obat antidiabetes yang ada di apotek dapat klasifikasikan ke dalam
masing-masing kelas. Pada tabel Analisis Pareto Obat Antidiabetes maka sudah terurut
obat mana saja yang harus dibeli dalam jangka waktu tertentu.
Bibliografi.
Arianto, Adi. (2013). Analisis Data Pengelolaan Insulin Berdasarkan Kesesuaian
Pengadaan Dan Penggunaan Insulin Pada Pasien Diabetes Mellitus Di Rumah
Sakit Bhayangkara Makassar Tahun 2012. Makassar: Universitas Islam Negeri
Alauddin Makassar.
Fauzia, Dina Fitri, Basyar, Masrul, & Manaf, Asman. (2016). Insidensi tuberkulosis paru
pada pasien diabetes melitus tipe 2 di ruang rawat inap penyakit dalam RSUP Dr.
M. Djamil Padang. Jurnal Kesehatan Andalas, 5(2).
Ghassani, Irfan. (2015). Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Roti Guna
Meminimumkan Biaya Persediaan Menggunakan Metode Economic Order Quantity
(Studi Kasus Pada CV. Foker Cake Cimahi).
Gustawi, Isma Aulia, Norviatin, Dini, & Alibasyah, Ricardi W. (2020). Pengaruh Tingkat
Pengetahuan tentang Diabetes Melitus (DM) Tipe 2 dan Sosial Ekonomi Terhadap
Gaya Hidup Penderita DM Tipe 2 di Puskesmas Jalan Kembang Kota Cirebon.
Tunas Medika Jurnal Kedokteran & Kesehatan, 6(2).
Lolo, Widya Astuty. (2021). Komunikasi Farmasi Dan Kesehatan. Penerbit Lakeisha.
Neni, Astari Mei. (2014). Perencanaan metode activity based costing sebagai alternatif
penentuan tarif jasa rawat inap dalam rangka peningkatan keunggulan kompetitif
pada Rumah Sakit Aminah Blitar. Malang: Universitas Islam Negeri Maulana Malik
Ibrahim.
Nikmah, Ziyadatun. (2021). Laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) Di Apotek Zakky 2
Lamongan.
Nurdiantami, Yuri, Amallia, Nur Aniza, Rahingrat, Angsoka, & Fadila, Syasa Rahma.
(2020). Pengaruh Promosi Kesehatan Tentang Diabetes Melitus Terhadap
Pengetahuan Anggota Klub Senam Di Rs Tugu Ibu. Prosiding Seminar Nasional
Pengabdian Kepada Masyarakat, 1, SNPPM2020BRL-82.
Pramestutie, Hananditia Rachma, Illahi, Ratna Kurnia, Hariadini, Ayuk Lawuningtyas,
Ebtavanny, Tamara Gusti, & Savira, Malyda. (2021). Pengetahuan dan Ketepatan
Apoteker dalam Pemusnahan Obat Sisa, Obat Rusak dan Obat Kadaluarsa di Apotek
Malang Raya. Jurnal Farmasi Dan Ilmu Kefarmasian Indonesia, 8(3).
Putra, Ade Seldiano. (2021). Sistem Penyimpanan Obat di Apotek Kimia Farma GKB.
Journal of Herbal, Clinical and Pharmaceutical Science (HERCLIPS), 2(02), 22
30.
Rahayu, Rini. (2019). Telaah Resep Kasus Penyakit Dalam Pada Pasien X Di Apotek
Kimia Farma 164 Gresik. Gresik: Universitas Muhammadiyah Gresik.
Romantika, E. K. A., & Helmi, Nurman. (2018). Analisis Kebijakan Persediaan Kertas
Isi Al-Quran A5 DI PT. Sygma Examedia Arkanleema. Bandung: Fakultas Teknik
Unpas.
Saputra, Yoga Dwi, Choirunnisa, Nabela Febi, & Arisca, Zha Zha. (2019). Evaluasi
implemantasi standar pelayanan kefarmasian di apotek perorangan dan waralaba
wilayah Kota Yogyakarta tahun 2019. Jurnal Kefarmasian Akfarindo, 1120.
Susilo, Nurman, Hasbullah, Rokhani, & Sugiyono, Sugiyono. (2013). Proses Pengolahan
Beras Pratanak Memperbaiki Kualitas dan Menurunkan Indeks Glikemik Gabah
Varietas Ciherang (Parboiled Rice Processing Improve Quality and Reduce
Glycemic Index of Paddy cv. Ciherang). Jurnal Pangan, 22(3), 209220.
Wahyuningrum, Alsa Dwi. (2021) . Praktek Kerja Lapangan (PKL) Di Apotek 27 Made.
Volume 2, Nomor 1, Januari 2022
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
186 http://sosains.greenvest.co.id
192
Wijaya, Hengki. (2019). Analisis Data Kualitatif: Sebuah Tinjauan Teori & Praktik.
Jakarta: Sekolah Tinggi Theologia Jaffray.
Yedida, Cynara Kezia, & Ulkhaq, Muhammad Mujiya. (2017). Perencanaan kebutuhan
persediaan material bahan baku pada CV Endhigra Prima dengan Metode Min-Max.
Industrial Engineering Online Journal, 6(1).
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike
4.0 International License.