Volume 2, Nomor 4, April 2022
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
504 http://sosains.greenvest.co.id
pengukuran kecemasan di dapatkan bahwa dari 20 responden nilai rata-rata tingkat
kecemasan sebelum diberikan perlakuan adalah 22,20 dengan mean 23,00 dan std.
devation 5,67172; tingkat kecemasan tertinggi 34 dan terendah 14. Setelah diberikan
perlakuan didapatkan nilai rata-rata tingkat kecemasan menjadi 12,75 dengan mean 13,00
dan std. devation 4,16596; tingkat kecemasan tertinggi 20 dan terendah 6. Ini menunjukan
bahwa ada pengaruh pada pemberian terapi murottal pada tingkat kecemasan.
Setalah mendapat kedua data tersebut dilakukan uji normalitas data Shapiro Wilk
menunjukkan bahwa nilai sig pada pre-test dan post-test eksperimen lebih besar dari 0,05.
Nilai sig pre-test nyeri yaitu 0,113 dan nilai sig pada post-test nyeri yaitu 0,182. Hasil uji
normalitas pre-test kecemasan yaitu 0,101 dan post-test kecemasan yaitu 0,201. Dengan
demikian dapat dijelaskan bahwa seluruh variabel data berdistribusi normal (P > 0,05).
Uji selanjutnya adalah uji homogenitas data. Uji homogenitas didapat kan data
menunjukan bahwa nilai sig pada pre-test dan post-test intensitas nyeri dan pre-test dan
post-test tingkat kecemasan lebih besar dari 0,05. Pada kelompok pre-test dan post-test
intensitas nyeri nilai sig 0,887 > 0,05 sedangkan pada kelompok pre-test dan post-test
tingkat kecemasan didapatkan nilai sig 0,299 > 0,05. Berdasarkan penelitian ini maka
data pre-test dan post-test intensitas nyeri dan pre-test dan post-test tingkat kecemasan
memiliki data yang homogen. Berdasarkan jumlah data kurang dari 50, terdistribusi
normal dan homogen, maka uji selanjutnya adalah analisis bivariat menggunakan paired
sampel T-test. Dapat disimpulkan bahwa terapi murottal mempengaruhi penurunan
intensitas nyeri dan mempengaruhi penurunan tingkan kecemasan.
Menurut (Faradisi & Aktifah, 2018) terapi murotal dapat dilakukan pada pasien
post operasi sehingga meneliti dengan judul “Pengaruh Pemberian Terapi Murottal
terhadap Penurunan Kecemasan Post Operasi” dalam penelitian ini cara yang digunakan
untuk menurunkan kecemasan adalah memperdengarkan terapi murottal menggunakan
Mp3 selama 15 menit tiap sesi, dan diberikan sebanyak 2 sesi dalam 2 hari pada pasien
post operasi dengan tindakan ORIF (open reduction and internal fixation). Jumlah
sampel yang digunakan dalam penelitian ini adala 52 responden yang di bagi secara acak
menjadi 2 kelompok yaitu kelompok intervensi dan kelompok control dengan tiap-tiap
kelompok 31 responden. Peserta dalam kelompok intervensi menerima analgesik
(prosedur standar dari rumah sakit) kemudian diberikan 15 menit terapi murottal. Peserta
dalam kelompok control menerima analgesik dan beristirahat dengan tenang selama 15
menit. Kecemasan diukur sebelum dan segera setelah pemberian terapi murottal.
Pengukuran kecemasan pada penelitian ini menggunakan VASA / visual analog sclae
untuk kecemasan. Pada Analisis data menggunakan uji mixed repeated ANOVA. Dari
tabel uji multivariat didapatkan p-value = <0,001 (p <0,05), artinya ada perbedaan skor
kecemasan antara kelompok murrotal dan kelompok kontrol. Setelah mengetahui
perbedaan kecemasan dilakukan uji T- test. Berdasarkan uji dependent T- test, diketahui
bahwa skor kecemasan pada pre-test dan post-test <0,001 (p <0,05), artinya setelah terapi
murottal pada hari pertama dan kedua penelitian, skor kecemasan posttest menurun secara
signifikan.
Dari beberapa penelitian dapat disimpulakan bahwa durasi pemeberian terapi
murotal tidak begitu mempengaruhi tingkat kecemasan karena dari nilai di atas
disimpulkan bahwa terapi murotal mempunyai pengaruh terhadap penurunan kecemasan.
Meskipun sampel dari beberapa penelitian ini mempunyai perlakuan tindakan yang
berbeda tetapi terapi murotal tetap menunjukan dapat menurunkan kecemasan. Pada
penelitian diatas pemberian waktu belum ditentukan. Kemungkinan pemberian waktu
terapi murotal dapat mempengaruhi penurunan kecemasan. Contoh jika pelaksaan
tindakan medis dilakukan besok dan pemberian terapi murotal dilakukan satu hari
sebelumnya kemungkinan dapat mempengaruhi penurunan.