Volume 2, Nomor 1, Januari 2022
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
159 http://sosains.greenvest.co.id
ANALISIS PENGGUNAAN OBAT RASIONAL PENGOBATAN DIARE
NON SPESIFIK DI APOTEK KIMIA FARMA 167 CIMAHI
Derry Permana dan Rida Emelia
Politeknik Piksi Ganesha Bandung
Diterima:
05 Januari 2022
Direvisi:
09 Januari 2022
Disetujui:
15 Januari 2022
Abstrak
Latar Belakang : Diare merupakan suatu penyakit yang menjadi
masalah di seluruh dunia baik di negara maju maupun negara
berkembang seperti Indonesia, karena angka kesakitan
(morbiditas) dan angka kematian (mortalitas) yang masih tinggi.
Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat
rasionalitas pengobatan obat diare non-spesifik di Apotek Kimia
Farma 167 serta mengetahui besar penggunaan antibiotik pada
pengobatan diare non-spesifik di Apotek Kimia Farma 167.
Metode : Jenis metode yang akan dilakukan dalam penelitian ini
yaitu merupakan metode deskriptif non eksperimental, dengan
data retrospektif dan dianalisis secara deskriptif. Penetapan
Kriteria obat merupakan dasar penelitian obat yang akan diteliti.
Hasil : Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa penggunaan
obat dikatakan rasional dimana pasien menerima obat yang tepat
serta jangka waktu yang sesuai. Kesimpulan : Hal ini
menunjukaan bahwa 96% penggunaan obat diare non-spesifik di
Kimia Farma 167 sudah rasional.
Kata kunci: Obat, Penggunaan Obat, Pengobatan, Diare
Abstract
Background
: Diarrhea is a disease that is a problem throughout
the world, both in developed and developing countries such as
Indonesia, because the morbidity and mortality rates are still high.
Purpose
: This study aims to determine the level of rationality of
treatment of non-specific diarrhea drugs at Kimia Farma 167
Pharmacy and to determine the amount of use of antibiotics in the
treatment of non-specific diarrhea at Kimia Farma 167 Pharmacy.
Method : The type of method that will be used in this research is
a non-experimental descriptive method, with retrospective data
and descriptive analysis. Determination of drug criteria is the
basis of drug research to be studied.
Results
: The results of this
study conclude that the use of drugs is said to be rational where
the patient receives the right drug and the appropriate period of
time. Conclusion : This shows that 96% of the use of non-specific
diarrhea drugs at Kimia Farma 167 is rational.
Keywords: Drugs, Drug Use, Medication, Diarrhea
Pendahuluan
Diare merupakan suatu penyakit yang menjadi masalah di seluruh dunia baik di
negara maju maupun negara berkembang seperti Indonesia, karena angka kesakitan
(morbiditas) dan angka kematian (mortalitas) yang masih tinggi (Muttaqin, Hartoyo, &
Marisa, 2016). Hal tersebut disebabkan karena factor kesehatan lingkungan yang masih
Analisis Penggunaan Obat Rasional Pengobatan Diare
Non Spesifik di Apotek Kimia Farma 167 Cimahi
2022
Derry Permana dan Rida Emelia 160
belum memadai, disamping keadaan gizi, pendidikan, keadaan sosial ekonomi serta
perilaku masyarakat yang berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung (Ningsih,
2013). Menurut hasil Riskesdas angka prevalensi diare di Indonesia adalah 3,5% dengan
Jawa Barat pada urutan ke-22 (3,9%), Selain itu diare merupakan penyebab kematian
semua umur peringkat ke-13 dengan proporsi 3,5%. Penyebab utama kematian akibat diare
adalah tata laksana yang tidak tepat baik di rumah maupun di sarana kesehatan (Kody &
Landi, 2016).
Prinsip tatalaksana diare “Lima Langkah Tuntaskan Diare” (Lintas Diare) adalah
pemberian oralit, pemberian zink, pemberian ASI (Air susu ibu/makanan ekstra) pemberian
antibiotik hanya atas indikasi tertentu, serta pemberian informasi mengenai cara pemberian
oralit dan obat di rumah serta kondisi yang menyebabkan penderita diare harus segera
dibawa ke sarana kesehatan (Wahyuningsih, 2018).
Penggunaan obat yang tidak tepat, tidak efektif, tidak aman, dan juga tidak
ekonomis saat ini telah menjadi masalah dalam pelayanan kesehatan (Harahap, 2020).
Masalah ini dijumpai di unit-unit pelayanan kesehatan misalnya di Rumah sakit,
Puskesmas, Praktek pribadi, maupun di masyarakat luas. Penggunaan obat yang rasional
mempunyai dampak yang cukup besar didalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan
dan penurunan biaya kesehatan masyarakat (Rikomah, 2017).
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti ingin mengetahui seberapa
besar tingkat penggunaan antibiotik, pada penggunaan obat diare non spesifik,dan
kerasionalan pemberian pengobatan dengan judul “Analisis Penggunaan Obat Rasional
Pengobatan Diare Non Spesifik di Apotek Kimia Farma 167 Cimahi” dengan harapan dapat
dijadikan bahan pertimbangan penulisan resep dan pemberian obat di Apotek Kimia Farma
167 agar pengobatan diare non-spesifik mencapai hasil terapi yang optimal dan rasional.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat rasionalitas pengobatan obat
diare non-spesifik di Apotek Kimia Farma 167 serta mengetahui besar penggunaan
antibiotik pada pengobatan diare non-spesifik di Apotek Kimia Farma 167. Penelitian ini
diharapkan dapat bermanfaat bagi peneliti dalam pengaplikasikan seluruh ilmu dan
pengetahuan selama masa perkuliahan Diploma III Farmasi di Politeknik Piksi Ganesha
dalam penelitian ini. Bermanfaat bagi perencanaan, dan pengambilan keputusan utamanya
bagi Apotek Kimia Farma 167 dalam pengobatan diare non-spesifik agar mencapai hasil
terapi yang optimal dan rasional. Bermanfaat bagi Mahasiswa/i Politeknik Piksi Ganesha
yang ingin mengakses informasi dari penelitian tentang kerasionalan obat terhadap
penyakit diare non-spesifik ini.
Metode Penelitian
Jenis metode yang akan dilakukan dalam penelitian ini yaitu merupakan metode
deskriptif non eksperimental, dengan data retrospektif dan dianalisis secara deskriptif.
Penetapan Kriteria obat merupakan dasar penelitian obat yang akan diteliti. Obat yang akan
diteliti adalah Kerasionalan penggunaan obat Antibiotik pada penyakit diare non spesifik
(Maemunah, Anwarudin, & Sya’bany, 2020). Sumber data Penelitian dilakukan terhadap
semua resep penyakit diare non spesifik di Kimia Farma 167 yang memenuhi kriteria
Inklusi dan Ekslusi.
Hasil dan Pembahasan
Berdasarkan data kunjungan pasien diare di Kimia Farma 167 selama bulan Agustus
sampai dengan Oktober 2021 didapat data sebanyak 145 kunjungan pasien diare non
spesifik yang memenuhi kriteria Inklusi dan Eklusi. Selain dari lembar resep, kelengkapan
data berupa kejelasan anamnesa dan diagnosis diperoleh dari rekam medis pasien.
Volume 2, Nomor 1, Januari 2022
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
161 http://sosains.greenvest.co.id
Berdasarkan data tersebut, didapat jumlah resep diare non spesifik pada bulan
Agustus sampai dengan Oktober 2021,dapat dilihat pada gambar berikut ini:
Gambar 1. jumlah resep diare non spesifik pada bulan Agustus sampai dengan
Oktober 2021
Berdasarkan gambar 1 terlihat bahwa kunjungan diare non-spesifik dengan kode
A.09 menurut ICD-10 lebih banyak terjadi pada bulan Oktober yaitu sebanyak 44%,
kemungkinan besar hal ini dapat disebabkan karena perubahan musim pancaroba, saat
pergantian musim virus dan bakteri yang ada di sekeliling akan semakin berkembang.
Terlebih lagi apabila faktor kebersihan dan tingkat higienitas tidak dijaga dengan baik,
maka kemungkinan terkena diare akan semakin bertambah besar (Mike Yohana, 2021).
Setelah di kelompokan berdasarkan jumlah kunjungan diare setiap bulan, didapatkan
distribusi diare non-spesifik berdasarkan usia, yang dapat dilihat pada Tabel berikut ini :
Tabel 1. distribusi diare non-spesifik berdasarkan usia
Usia
Jumlah Lembar Resep
Presentase
0 5 tahun
111
76%
6 11 tahun
9
6%
12 16 tahun
1
1%
17 25 tahun
8
6%
26 35 tahun
4
3%
36 45 tahun
2
1%
46 55 tahun
3
2%
56 65 tahun
7
5%
65 tahun sampai atas
0
0%
Pengelompokan usia ini berdasarkan kategori umur menurut Depkes RI tahun 2009.
Usia 0-5 balita, Usia 6-11 kanak-kanak, Usia 12-16 remaja awal, Usia 17-25 remaja akhir,
Usia 26-35 dewasa awal, Usia 36-45 dewasa akhir, Usia 46-55 lansia awal, Usia 56-65
lansia akhir dan 65 sampai atas masa manula.
Berdasarkan tabel di atas menujukan bahwa diare non spesifik paling banyak terjadi
pada kelompok usia 0-5 tahun yaitu balita dengan data 76%, kemungkinan hal ini
44%
( 64 Resep )
N = 145
Analisis Penggunaan Obat Rasional Pengobatan Diare
Non Spesifik di Apotek Kimia Farma 167 Cimahi
2022
Derry Permana dan Rida Emelia 162
disebabkan karena anak pada usia tersebut memiliki fungsi pencernaan yang belum
maksimal serta sistem imun yang belum matang, karena apabila ada patogen atau bakteri
yang masuk maka penolakannya belum maksimal sehingga lebih rentan terjangkit penyakit
(Nurhayati & Martindah, 2015). Khusus untuk diare memang usia dibawah lima tahun atau
balita lebih rentan dibandingkan dengan anak diatas lima tahun, Sifat anak-anak yang serba
ingin tahu terhadap makanan atau hal baru sangat besar sehingga anak pada rentang usia
tersebut cenderung memasukkan segala benda yang dia temukan kedalam mulutnya, hal
tersebut membuat virus maupun bakteri masuk kedalam tubuh tanpa disadari, serta lemah
nya ketahanan tubuh anak terhadap penyakit yang dapat meningkatkan kerentanan terhadap
penyakit diare (Renyoet, 2013).
Kemudian dari data yang terkumpul dapat diketahui juga penggunaan antibiotik pada
pengobatan diare non-spesifik seperti yang terlihat pada gambar berikut ini:
Gambar 2. penggunaan antibiotik pada pengobatan
diare non-spesifik
Berdasarkan data yang terkumpul terdapat 4% yang menggunakan antibiotik.
Dengan adanya diagnosis diare non spesifik pemilihan antibiotik pun harus diperhatikan
karena tidak semua antibiotik boleh diberikan untuk diare non spesifik yang dapat
mengakibatkan resistensi bakteri dan hilangnya flora normal usus, hal ini menunjukkan
bahwa sebanyak 96% resep di Kimia Farma 167 bisa dikatakan rasional karena sudah
sesuai dengan pedoman tatalaksana diare non spesifik yaitu tidak boleh terdapat antibiotik
pada kunjungan diare non spesifik.
Kesimpulan
Secara umum profil preskripsi diare non-spesifik di Kimia Farma 167 dapat
disimpulkan bahwa terdapat 4% antibiotik pada kasus diare non-spesifik dengan kode
A.09. Hal ini menunjukkan bahwa 96% resep diare non-spesifik di Kimia Farma 167 sudah
sesuai pedoman tatalaksana diare non-spesifik, yaitu tidak boleh terdapat antibiotik pada
kasus diare non-spesifik. Diare non-spesifik yang paling banyak terjadi pada kelompok
balita yaitu usia 0-5 tahun dengan data sebesar 76%. Penggunaan obat dikatakan rasional
dimana pasien menerima obat yang tepat serta jangka waktu yang sesuai. Hal ini
menunjukaan bahwa 96% penggunaan obat diare non-spesifik di Kimia Farma 167 sudah
rasional.
Resep
dengan
antibioti
k 4%
Resep
tanpa
antibiotik
96%
Volume 2, Nomor 1, Januari 2022
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
163 http://sosains.greenvest.co.id
Bibliografi.
harahap, Oktina Hafni. (2020). Analisis Hubungan Peresepan Dengan Penggunaan Obat
Rasional Di Puskesmas Bestari Kecamatan Medan Petisah. Excellent Midwifery
Journal, 3(1), 1225.
Kody, Martha Meti, & Landi, Melkisedek. (2016). Kebiasaan Mencuci Tangan dengan
Kejadian Diare pada Anak Sekolah Dasar Negeri Kota Waingapu Kabupaten Sumba
Timur. Jurnal Kesehatan Primer, 1(1), 4755.
Maemunah, Maemunah, Anwarudin, Wawang, & Sya’bany, Anna Khalida. (2020).
Gambaran Ketepatan Penggunaan Antibiotika Pada Balita Penderita Diare Di Uptd
Puskesmas Kuningan. Herbapharma: Journal of Herbs and Pharmacological, 2(1),
19.
Mike Yohana, Mike Yohana. (2021). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian
Diare Pada Bayi Usia 6-11 Bulan Di Puskesmas Kota Sungai Penuh Tahun 2020.
Universitas Perintis Indonesia.
Muttaqin, Gusti Muhamma Edy, Hartoyo, Edi, & Marisa, Dona. (2016). Gambaran Isolat
Bakteri Aerob Diare Pada Anak yang Dirawat Di RSUD Ulin Banjarmasin Tahun
2015. Berkala Kedokteran, 12(1), 8793.
Ningsih, Indar Dwi. (2013). Hubungan Kesehatan Lingkungan Terhadap Status Gizi Anak
Prasekolah Di Kelurahan Semanggi Dan Sangkrah Kecamatan Pasar Kliwon
Surakarta. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Nurhayati, Imas Sri, & Martindah, E. (2015). Pengendalian mastitis subklinis melalui
pemberian antibiotik saat periode kering pada sapi perah. Wartazoa, 25(2), 6574.
Renyoet, Brigitte Sarah. (2013). Hubungan pola asuh dengan kejadian stunting anak usia
6-23 bulan di wilayah pesisir kecamatan tallo kota makassar. Makassar: Universitas
Hassanuddin.
Rikomah, Setya Enti. (2017). Farmasi Rumah Sakit. Yogyakarta: Deepublish.
Wahyuningsih, Heni. (2018). Gambaran Pemberian Informasi Obat Pada Swamedikasi
Diare Anak Balita Di Apotek Wilayah Kecamatan Mertoyudan. Magelang: Skripsi,
Universitas Muhammadiyah Magelang.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike
4.0 International License.