Analisis Penggunaan Obat Rasional Pengobatan Diare
Non Spesifik di Apotek Kimia Farma 167 Cimahi
Derry Permana dan Rida Emelia 160
belum memadai, disamping keadaan gizi, pendidikan, keadaan sosial ekonomi serta
perilaku masyarakat yang berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung (Ningsih,
2013). Menurut hasil Riskesdas angka prevalensi diare di Indonesia adalah 3,5% dengan
Jawa Barat pada urutan ke-22 (3,9%), Selain itu diare merupakan penyebab kematian
semua umur peringkat ke-13 dengan proporsi 3,5%. Penyebab utama kematian akibat diare
adalah tata laksana yang tidak tepat baik di rumah maupun di sarana kesehatan (Kody &
Landi, 2016).
Prinsip tatalaksana diare “Lima Langkah Tuntaskan Diare” (Lintas Diare) adalah
pemberian oralit, pemberian zink, pemberian ASI (Air susu ibu/makanan ekstra) pemberian
antibiotik hanya atas indikasi tertentu, serta pemberian informasi mengenai cara pemberian
oralit dan obat di rumah serta kondisi yang menyebabkan penderita diare harus segera
dibawa ke sarana kesehatan (Wahyuningsih, 2018).
Penggunaan obat yang tidak tepat, tidak efektif, tidak aman, dan juga tidak
ekonomis saat ini telah menjadi masalah dalam pelayanan kesehatan (Harahap, 2020).
Masalah ini dijumpai di unit-unit pelayanan kesehatan misalnya di Rumah sakit,
Puskesmas, Praktek pribadi, maupun di masyarakat luas. Penggunaan obat yang rasional
mempunyai dampak yang cukup besar didalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan
dan penurunan biaya kesehatan masyarakat (Rikomah, 2017).
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti ingin mengetahui seberapa
besar tingkat penggunaan antibiotik, pada penggunaan obat diare non spesifik,dan
kerasionalan pemberian pengobatan dengan judul “Analisis Penggunaan Obat Rasional
Pengobatan Diare Non Spesifik di Apotek Kimia Farma 167 Cimahi” dengan harapan dapat
dijadikan bahan pertimbangan penulisan resep dan pemberian obat di Apotek Kimia Farma
167 agar pengobatan diare non-spesifik mencapai hasil terapi yang optimal dan rasional.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat rasionalitas pengobatan obat
diare non-spesifik di Apotek Kimia Farma 167 serta mengetahui besar penggunaan
antibiotik pada pengobatan diare non-spesifik di Apotek Kimia Farma 167. Penelitian ini
diharapkan dapat bermanfaat bagi peneliti dalam pengaplikasikan seluruh ilmu dan
pengetahuan selama masa perkuliahan Diploma III Farmasi di Politeknik Piksi Ganesha
dalam penelitian ini. Bermanfaat bagi perencanaan, dan pengambilan keputusan utamanya
bagi Apotek Kimia Farma 167 dalam pengobatan diare non-spesifik agar mencapai hasil
terapi yang optimal dan rasional. Bermanfaat bagi Mahasiswa/i Politeknik Piksi Ganesha
yang ingin mengakses informasi dari penelitian tentang kerasionalan obat terhadap
penyakit diare non-spesifik ini.
Metode Penelitian
Jenis metode yang akan dilakukan dalam penelitian ini yaitu merupakan metode
deskriptif non eksperimental, dengan data retrospektif dan dianalisis secara deskriptif.
Penetapan Kriteria obat merupakan dasar penelitian obat yang akan diteliti. Obat yang akan
diteliti adalah Kerasionalan penggunaan obat Antibiotik pada penyakit diare non spesifik
(Maemunah, Anwarudin, & Sya’bany, 2020). Sumber data Penelitian dilakukan terhadap
semua resep penyakit diare non spesifik di Kimia Farma 167 yang memenuhi kriteria
Inklusi dan Ekslusi.
Hasil dan Pembahasan
Berdasarkan data kunjungan pasien diare di Kimia Farma 167 selama bulan Agustus
sampai dengan Oktober 2021 didapat data sebanyak 145 kunjungan pasien diare non
spesifik yang memenuhi kriteria Inklusi dan Eklusi. Selain dari lembar resep, kelengkapan
data berupa kejelasan anamnesa dan diagnosis diperoleh dari rekam medis pasien.