Volume 2, Nomor 1, Januari 2022
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
173 http://sosains.greenvest.co.id
EFEKTIVITAS EKSTRAK DAUN SIRIH CINA (Peperomia pellucida)
TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Propionibacterium acnes DAN
TINJAUANNYA MENURUT PANDANGAN ISLAM
Dinia Yuliani, Intan Keumala Dewi dan Siti Marhamah
Universitas Yarsi, Indonesia
E-mail: milo.kyko@yahoo.com, keulaintan@gmail.com dan
Diterima:
09 Januari 2022
Direvisi:
12 Januari 2022
Disetujui:
15 Januari 2022
Abstrak
Latar Belakang : Prevalensi acne vulgaris di Indonesia cukup
tinggi, yaitu berkisar antara 85-100% orang, Bakteri penyebab
acne vulgaris antara lain Propionibacterium acnes.
Propionibacterium acnes merupakan bakteri flora normal dengan
sifat Gram positif dan anaerob dimana bakteri ini menghasilkan
lipase yang memecah asam lemak bebas dari lipid kulit dan
mengakibatkan inflamasi jaringan. Tujuan : Penelitian ini
bertujuan untuk melihat efektivitas ekstrak daun sirih cina
terhadap hambatan pertumbuhan bakteri Propionibacterium
acnes. Metode : Metode yang dilakukan untuk menguji daya
antibakteri pada penelitian ini adalah metode disc diffusion yaitu
menggunaakan cakram yang ditanam pada media brucella agar.
Metode yang digunakan untuk mengekstrak daun sirih cina
(Peperomia pellucida) adalah metode maserasi. Hasil : Hasil
penelitian menunjukkan pada konsentrasi ekstrak daun sirih cina
25% dan 50% tidak didapatkan adanya zona hambat.
Konsentrasi ekstrak daun sirih cina 75% didapatkan zona
hambat 10 mm, pada konsentrasi ekstrak daun sirih cina 100%
didapatkan zona hambat 11,17 mm. Zona hambat kontrol positif
yaitu menggunakan antibiotik eritromisin didapatkan sebesar
49.04 mm, pada kontrol negatif menggunakan aquadest steril
tidak terlihat adanya zona hambat. Hasil uji kebermaknaan
ekstrak daun sirih cina (Peperomia pellucida) dari hasil
klasifikasi Greenwood pada uji Post hoc, perbedaan antar
konsentrasi didapatkan nilai P < 0,05 dinyatkan bermakna pada
masing-masing konsentrasi kecuali 25% dan 50%. Kesimpulan
: Ekstrak daun sirih cina memiliki aktivitas antibakteri terhadap
bakteri Propionibacterium acnes diantara konsentrasi 75% dan
100% namun tidak cukup efektif untuk menghambat
perttumbuhan bakteri Propionibacterium acnes.
Kata kunci: Daun sirih cina, Propionibacterium acnes,
Pertumbuhan Bakteri
Abstract
Background
: The prevalence of acne vulgaris in Indonesia is
quite high, ranging from 85-100% of people. The bacteria that
cause acne vulgaris include Propionibacterium acnes.
Propionibacterium acnes is a normal flora bacteria with Gram
positive and anaerobic properties where these bacteria produce
lipases that break down free fatty acids from skin lipids and
cause tissue inflammation.
Purpose
: This study aims to
Efektivitas Ekstrak Daun Sirih Cina (Peperomia
Pellucida) Terhadap Pertumbuhan Bakteri
Propionibacterium Acnes dan Tinjauannya Menurut
Pandangan Islam
2022
Dinia Yuliani, Intan Keumala Dewi dan Siti Marhamah 174
determine the effectiveness of Chinese betel leaf extract against
the growth inhibition of Propionibacterium acnes. Method : The
method used to test the antibacterial power in this study is the
disc diffusion method, which uses discs that are planted on
Brucella agar media. The method used to extract the Chinese
betel leaf (Peperomia pellucida) is the maceration method.
Results
: The results showed that at concentrations of 25% and
50% Chinese betel leaf extract, there was no inhibition zone. The
concentration of the Chinese betel leaf extract was 75%, an
inhibition zone of 10 mm was obtained, at the concentration of
the 100% Chinese betel leaf extract, the inhibition zone was
11.17 mm. The inhibition zone of positive control using the
antibiotic erythromycin was found to be 49.04 mm, in the
negative control using sterile distilled water there was no
inhibition zone. The results of the significance test of the Chinese
betel leaf extract (Peperomia pellucida) from the results of the
Greenwood classification in the Post hoc test, the difference
between concentrations obtained a P value < 0.05 which was
significant at each concentration except 25% and 50%.
Conclusion : Chinese betel leaf extract has antibacterial activity
against Propionibacterium acnes between 75% and 100%
concentrations but is not effective enough to inhibit the growth of
Propionibacterium acnes bacteria.
Keywords: Chinese betel leaf, Propionibacterium acnes,
Bacterial Growth
Pendahuluan
Acne vulgaris atau jerawat adalah penyakit peradangan kronik folikel pilosebasea
yang ditandai dengan munculnya komedo, papula, pustul, dan nodul. Acne vulgaris
terjadi pada kulit yang banyak mengandung kelenjar sebasea seperti muka, dada, dan
punggung. Prevalensi acne vulgaris di Indonesia cukup tinggi, yaitu berkisar antara 85-
100% orang, sedangkan menurut catatan kelompok studi dermatologi kosmetik indonesia,
menunjukkan terdapat 60% penderita acne vulgaris pada tahun 2006 dan 80% pada tahun
2007 (Aida, Suswati, & Misnawi, 2016).
Bakteri penyebab acne vulgaris antara lain Propionibacterium acnes, dan
Staphylococus epidermis. Propionibacterium acnes merupakan flora normal dari kelenjar
pilosebaseus kulit manusia, bakteri ini menyebabkan acne vulgaris dengan menghasilkan
lipase yang memecah asam lemak bebas dari lipid kulit. Asam lemak ini dapat
mengakibatkan inflamasi jaringan ketika berhubungan dengan sistem imun dan
mendukung terjadinya acne vulgaris. Bakteri ini termasuk tipe bakteri anaerob Gram
positif yang toleran terhadap udara (Tunnisa, Mulqie, & Hajar, 2015).
Pengobatan acne vulgaris dilakukan dengan cara memperbaiki abnormalitas
folikel, menurunkan produksi sebum, menurunkan jumlah koloni Propionibacterium
acnes atau hasil metabolismenya dan menurunkan inflamasi pada kulit. Populasi bakteri
Propionibacterium acnes dapat diturunkan dengan memberikan suatu zat antibakteri
seperti eritromisin, klindamisin dan tetrasiklin. Meningkatnya penggunaan antibiotik,
Volume 2, Nomor 1, Januari 2022
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
175 http://sosains.greenvest.co.id
memacu meningkatnya resistensi bakteri terhadap antibiotik tersebut (Marselia, Wibowo,
& Arreneuz, 2015).
Salah satu tanaman tradisional yang dapat sebagai pengobatan adalah sirih cina.
Tanaman obat sudah sejak zaman dahulu dipergunakan untuk meningkatkan kesehatan,
memulihkan kesehatan, pencegahan penyakit dan penyembuhan oleh masyarakat
Indonesia. Indonesia memiliki berbagai keanekaragaman hayati sehingga Indonesia kaya
akan sumber bahan obat alam dan tradisional yang digunakan untuk ramuan obat
tradisional secara turun temurun. World Health Organization (WHO) menyebutkan
bahwa hingga 65% dari penduduk negara-negara maju telah menggunakan pengobatan
tradisional. Tanaman daun sirih cina (Peperomia pellucida L. Kunth) merupakan tanaman
yang berasal dari Amerika Selatan tetapi umumnya ditemukan di Asia Tenggara. Secara
tradisional daun sirih cina (Peperomia pellucida) digunakan sebagai obat abses, bisul
acne vulgaris, penyakit kulit, sakit kepala, mengurangi nyeri pada rematik dan rematik
gout (Angelina, Amelia, Irsyad, Meilawati, & Hanafi, 2015). Beberapa hasil penelitian
yang telah dilakukan menunjukkan bahwa tanaman daun sirih cina mempunyai potensi
sebagai antiinflamasi, memiliki efek antipiretik , antimikroba dan anti kanker, diketahui
bahwa tanaman daun sirih cina mengandung senyawa kimia golongan glikosida,
falavonoid, tanin dan steroid/triterpenoid (br Tarigan, Bahri, & Saragih, 2012). Dalam hal
ini peneliti melakukan penelitian bertujuan untuk melihat efektivitas ekstrak daun sirih
cina (Peperomia pellucida) terhadap pertumbuhan bakteri Propionibacterium acnes dan
tinjauannya menurut pandangan islam.
Bakteri Propionibacterium acnes menyebabkan masalah kulit seperti Acne
vulgaris. Meningkatnya penggunaan antibiotik, memacu meningkatnya resistensi bakteri
terhadap antibiotik tersebut. Hal tersebut dapat dihindari dengan dilakukan
pengembangan obat tradisional secara berkelanjutan dan terpadu. Beberapa hasil
penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa tanaman daun sirih cina mempunyai
potensi sebagai antimikroba. Tujuan umum pada penelitian ini adalah untuk melihat
efektivitas ekstrak daun sirih cina dalam menghambat pertumbuhan bakteri
Propionibacterium acnes dan tujuan khusus pada penelitian ini antara lain untuk
mengetahui perbedaan daya antibakteri masing-masing konsentrasi ekstrak daun sirih
cina (Peperomia pellucida) dalam menghambat pertumbuhan bakteri Propionibacterium
acnes, mengetahui besarnya zona hambat masing-masing konsentrasi ekstrak daun sirih
cina (Peperomia pellucida) dalam menghambat pertumbuhan bakteri Propionibacterium
acnes, mengetahui pandangan islam mengenai ekstrak daun sirih cina (Peperomia
pellucida) terhadap bakteri Propionibacterium acnes.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimental laboratorik. Dengan
metode disc diffusion untuk melihat pengaruh ekstrak daun sirih cina (Peperomia
pellucida) terhadap pertumbuhan bakteri Propionibacterium acnes. Bakteri diencerkan
dengan mencampurkan 1 ose bakteri Propionibacterium acnes kedalam tabung reaksi
yang berisi thioglikolat cair. Kemudian dihomogenkan dengan menggunakan vortex dan
dibandingkan kekeruhannya dengan larutan standar 0.5 McFarland. Suspensi bakteri
Propionibacterium acnes kemudian dioleskan pada agar brucella menggunakan kapas lidi
steril. Cakram uji kosong, kontrol positif dan kontrol negatif di letakan di atas permukaan
permukaan agar bruselia secara steril dan d tetesi didalam masing-masing stok
konsentrasi ekstrak daun sirih cina selama 15-30 menit,. Kemudian agar bruselia
diinkubasi dalam anaerobic jar pada suhu 37oC selama 24 jam, diukur diameter zona
terang (Clear zone) yang terbentuk menggunakan penggaris.
Efektivitas Ekstrak Daun Sirih Cina (Peperomia
Pellucida) Terhadap Pertumbuhan Bakteri
Propionibacterium Acnes dan Tinjauannya Menurut
Pandangan Islam
2022
Dinia Yuliani, Intan Keumala Dewi dan Siti Marhamah 176
Data penelitian ini berupa variabel numerik lebih dari 2 kelompok tidak
berpasangan sehingga menggunakan uji statistic parametrik One-way ANOVA dengan
syarat distribusi harus normal dan varian data homogen. Tetapi, apabila hasil penelitian
ini tidak memenuhi kedua syarat tersebut maka dilakukan uji statistic non-parametrik
Kruskal-Wallis. Selanjutnya dilakukan uji post hoc apabila hasil uji One-Way ANOVA
atau uji Kruskal-Wallis bermakna di lanjutkan uji dengan Mann-Whitney untuk melihat
perbedaan yang bermakna pada tiap konsentrasi.
Hasil dan Pembahasan
Metode yang digunakan adalah disc diffusion untuk menentukan aktivitas agen
bakteri. Cakram yang berisi ekstrak daun sirih cina diletakan pada media agar yang telah
ditumbuhi bakteri Propionibacterium acnes. Area jernih mengindikasikan adanya
hambatan pertumbuhan bakteri oleh agen antibkteri pada permukaan agar. Hasil daya
antibakteri ekstrak daun sirih cina terhadap bakteri Propionibacterium acnes dapat
dilihat sebagai berikut :
Tabel 1.
Hasil zona hambat ekstrak daun sirih cina berdasarkan klasifikasi Greeenwood
Tabel 2.
Hasil zona hambat ekstrak daun sirih cina berdasarkan klasifikasi sensitivitas Kirby-
Baurer tes
Perlakuan
Zona Hambat (mm)
Respon hambatan
100%
11,17 mm
Lemah
75%
10 mm
Lemah
50%
0
Tidak ada
25%
0
Tidak ada
Eritromisin (Kontrol Positif)
49.04
Kuat
Aquadest steril (Kontrol Negatif)
0
Tidak ada
Perlakuan
Zona Hambat (mm)
Respon hambatan
100%
11,17 mm
Resisten
75%
10 mm
Resisten
50%
0
Resisten
25%
0
Resisten
Eritromisin (Kontrol Positif)
49.04
Sensitif
Aquadest steril (Kontrol Negatif)
0
Resisten
Volume 2, Nomor 1, Januari 2022
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
177 http://sosains.greenvest.co.id
Gambar 1. Zona Hambat Bakteri Propionibacterium acnes dengan Konsentrasi
100%,75%, Kontrol Negatif dan Kontrol Positif
Gambar 2. Zona Hambat Bakteri Propionibacterium acnes dengan Konsentrasi 50%,
25%, Kontrol Negatif dan Kontrol Positif
Hasil pengukuran zona hambat pada uji daya antibakteri ekstrak daun sirih cina
(Peperomia pellucida) terhadap bakteri Propionibacterium acnes didapatkan hasil yaitu,
pada konsentrasi ekstrak daun sirih cina 25% dan 50% tidak didapatkan adanya zona
hambat atau tidak terlihatnya zona bening atau jernih pada sekitar cakram pada
konsentrasi tersebut. Konsentrasi ekstrak daun sirih cina 75% didapatkan zona hambat 10
mm, pada konsentrasi ekstrak daun sirih cina 100% didapatkan zona hambat 11,17 mm.
Zona hambat kontrol positif yaitu menggunakan antibiotik eritromisin didapatkan
sebesar 49.04 mm, pada kontrol negatif menggunakan aquadest steril tidak terlihat adanya
zona hambat atau tidak terlihatnya zona bening atau jernih pada sekitar cakram
konsentrasi tersebut.
Berdasarkan klasifikasi Greenwood bahwa ekstrak daun sirih cina 25% dan 50%
tidak memiliki respon hambatan pertumbuhan terhadap Propionibacterium acnes,
sedangkan ekstrak daun sirih cina konsentrasi 75% dan 100% memiliki respon lemah
terhadap bakteri Propionibacterium acnes. Pada uji kontrol positif menggunakan
antibiotik eritromisin memiliki respon hambatan kuat terhadap Propionibacterium acnes.
Sedangkan pada uji kontrol negatif yang menggunakan aquadest steril tidak terbentuk
Efektivitas Ekstrak Daun Sirih Cina (Peperomia
Pellucida) Terhadap Pertumbuhan Bakteri
Propionibacterium Acnes dan Tinjauannya Menurut
Pandangan Islam
2022
Dinia Yuliani, Intan Keumala Dewi dan Siti Marhamah 178
zona hambat yang memberikan arti bahwa tidak adanya hambatan terhadap pertumbuhan
bakteri Propionibacterium acnes.
Berdasarkan klasifikasi uji sensitivias Kirby-Bauer tes yang mengacu pada hasil uji
sensitivitas kontrol positif, yaitu eritromisin pada tabel 4.2 bahwa konsentrasi
25%,50%,75% dan 100% ekstrak daun sirih cina memiliki hambatan resisten pada
pertumbuhan Propionibacterium acnes. Pada klasifikasi uji sensitivias antibiotik
eritromisin Kirby-Bauer di sebutkan zona bening < atau = 13 mm termasuk hambatan
resisten, yaitu pada konsentrasi 25% dan 50% tidak di temukan hambatan sedangkan 75%
dan 100% di dapatkan hambatan kurang dari 13%.
1. Uji Analisis Kebermaknaan Ekstrak Daun Sirih Cina (Peperomia pellucida)
Variabel dalam penelitian ini adalah variabel kategorik-numerik tidak berpasangan
dan memiliki lebih dari dua data, oleh karena itu dilakukan uji bermakna dengan
menggunakan One Way Annova. Sebelum melakukan uji kebermaknaan tersebut ada 2
syarat yang harus dipenuhi yaitu distribusi data normal dengan p > 0,05 dan variansi data
normal dengan p > 0,05. Data penelitian diatas menunjukan bahwa data tidak memenuhi
syarat untuk dilakukan uji One Way Annova, maka digunakan uji Kruskall-Wallis. Pada
uji Kruskall-Wallis menunjukan nilai signifikan atau bermakna sehingga dapat dikatakan
bermakna jika p < 0,05. Perhitungan uji Kruskall-Wallis didapatkan nilai p=0,000 yang
berarti lebih kecil dari p = 0,05 yang terdapat perbedaan makna pada konsentrasi ekstrak
daun sirih cina terhadap pertumbuhan bakteri Propionibacterium acnes. Uji
kebermaknaan ekstrak daun sirih cina (Peperomia pellucida) dilihat dari hasil klasifikasi
Greenwood. Untuk melihat perbedaan yang bermakna pada tiap konsentrasi dilakukan uji
dengan Mann-Whitney. Berikut ini merupakan uji dengan Mann-Whitney :
Tabel 3.
Hasil analisis dengan menggunakan uji Mann-Whitney
*P < 0,05 = Signifikan (terdapat perbedaan bermakna)
P > 0.05 = Tidak signifikan (tidak terdapat perbedaan bermakna)
25%
50%
75%
100%
Eritromisin
Aquadest Steril
-
1.000
*0.025
*0.025
*0.025
1.000
1.000
-
*0.025
*0.025
*0.025
1.000
*0.025
*0.025
-
*0.025
*0.025
*0.025
*0.025
*0.025
*0.025
-
*0.025
*0.025
*0.025
*0.025
*0.025
*0.025
-
*0.025
1.000
1.000
*0.025
*0.025
*0.025
-
Volume 2, Nomor 1, Januari 2022
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
179 http://sosains.greenvest.co.id
Pada uji Post hoc, perbedaan antar konsentrasi dinyatakan bermakna apabila
didapatkan nilai P < 0,05. Masing-masing konsentrasi memiliki perbedaan yang
bermakna kecuali pada konsentrasi 25% dan 50% yang tidak memiliki perbedaan
bermakna. Terdapat hasil yang bermakna pada kontrol positif, yaitu eritromisin dan tidak
terdapat hasil yang bermakna pada kontrol negatif, yaitu aquadest steril. Pada penelitian
ini, diketahui juga bahwa respon yang terbentuk dari penghambat tumbuhnya bakteri
Propionibacterium acnes merupakan respon lemah.
Penelitian ini meneliti efektivitas ekstrak daun sirih cina (Peperomia pellucida)
terhadap bakteri Propionibacterium acnes. Daun sirih cina mengandung senyawa kimia
golongan glikosida, falavonoid, tanin dan steroid/triterpenoid yang diketahui memiliki
efek antimikroba ( Tarigan, et al., 2012)
Ekstrak daun sirih cina (Peperomia pellucida) diekstrak di Laboratorium Herbal
Universitas Yarsi. Ekstraksi yang dilakukan menggunakan metoda maserasi dengan
pelarut etanol 96%. Hal ini dikarenakan metode ekstraksi maserasi menggunakan
prosedur dan peralatan yang sederhana dan tidak dipanaskan sehingga bahan alam tidak
menjadi terurai, serta penggunaan pelarut sesuai dengan penelitian puspitasari tahun 2017
yaitu metode maserasi menggunakan pelarut etanol 96% (Puspitasari & Proyogo, 2017).
Kemudian ekstrak yang dihasilkan diencerkan untuk mendapat seri konsentrasi yaitu
25%,50%75% dan 100%. Bakteri yang diujikan pada peneltian ini adalah bakteri
Propionibacterium acnes, dikarenakan Bakteri ini merupakan organisme utama yang
berperan dalam pembentukan acne vulgaris (Aida et al., 2016).
Metoda yang dilakukan untuk menguji daya antibakteri pada penelitian ini adalah
metoda disc diffusion yaitu menggunaakan cakram yang ditanam pada media brucella
agar (Ekasari, 2015). Brucella agar berasal dari Brucella spp. dan brucella agar terdiri
dari 5% darah domba (Kartini, Noor, & Pasaribu, 2017). Brucella agar baik untuk isolasi
bakteri fakultatif anaerob Setelah itu dapat dilihat zona hambat dengan cara melihat zona
bening atau jernih yang terbentuk pada sekitar cakram yang di lakukan di lab
Mikrobiologi Universitas Yarsi. Ekstrak daun sirih cina yang dibuat dalam berbagai
konsentrasi adalah untuk melihat perbedaan efektivitas masing-masing konsentrasi
ekstrak daun sirih cina (Peperomia pellucida) sebagai antibakteri terhadap bakteri
Propionibacterium acnes (Hasanah, Indah, Anggraeni, Ismaya, & Puji, 2020).
Berdasarkan penelitiaan yang telah dilakukan di Lab Herbal dan Mikrobiologi
Universitas Yarsi, ekstrak daun sirih cina mampu menghambat pertumbuhan
Propionibacterium acnes. Hasil uji statistik (tabel 2 didapatkan nilai p = 0,000, p-value
<0,05) dan Hasil zona hambat ekstrak daun sirih cina berdasarkan klasifikasi
Greeenwood pada tabel 1 tidak menunjukan adanya zona hambat pada konsentrasi 25%
dan 50%. Pada konsentrasi 75% dan 100% di dapatkan respon hambatan yang lemah.
Hal ini sesuai dengan penelitian uji daya hambat dimana semakin tinggi konsentrasi
maka diameter zona hambatan yang dihasilkan juga semakin besar yang terbentuk di
sekitar cakram (Sujono, 2017).
Eritromisin digunakan sebagai kontrol positif memiliki respon hambat kuat,
eritromisin termasuk dalam golongan antibiotik makrolida. Antibiotik makrolida
merupakan suatu golongan obat anti mikroba yang menghambat sintesis protein mikroba
bakteri Gram positif. Kontol negatif yang digunakan adalah aquadest steril,hal ini adalah
untuk memastikan bahwa efek antibakteri terhadap mikroba Propionibacterium acnes
berasal sepenuhnya dari ekstrak daun sirih cina (Peperomia pellucida) dan tidak ada dari
aquadest steril. Hasil yang didapatkan bahwa tidak ditemukan adanya respon hambatan
aquadest steril terhadap Propionibacterium acnes.
Efektivitas Ekstrak Daun Sirih Cina (Peperomia
Pellucida) Terhadap Pertumbuhan Bakteri
Propionibacterium Acnes dan Tinjauannya Menurut
Pandangan Islam
2022
Dinia Yuliani, Intan Keumala Dewi dan Siti Marhamah 180
Beberapa faktor yang mempengaruhi adanya zona hambat bergantung kepada
kemampuan difusi bahan antibakteri ke dalam media dan interaksinya dengan bakteri
yang diuji. Kecepatan tumbuh bakteri yang diuji dan sensitivitas bakteri terhadap bahan
antibakteri yang diuji. Bahan pelarut yang dugunakan juga memiliki pengaruh terhadap
terbentuknya zona hambat disekitar cakram. Selain itu zat ekstrak yang tergantung pada
tumbuhan itu sendiri juga memiliki pengaruh pada daya hambat daun sirih cina terhadap
bakteri Propionibacterium acnes (Alfath, Yulina, & Sunnati, 2013).
Ekstrak daun sirih cina diketahui mengandung senyawa kimia golongan glikosida,
falavonoid, tanin dan steroid/triterpenoid (Utami, Puspaningtyas, & Gz, 2013). Senyawa
yang berpotensi sebagai antibakteri terdiri dari flavonoid dan tanin. Flavonoid memiliki
kecenderungan mengikat protein sehingga dapat mengganggu proses metabolisme bakteri
(Zulkarnain, Muthiadin, & Nur, 2021). Pada konsentrasi rendah, tanin berfungsi sebagai
bakteriostatik, sedangkan pada konsentrasi tinggi, tanin berfungsi sebagai antimikroba
dengan cara mengkoagulasi protoplasma bakteri sehingga terbentuk ikatan yang stabil
dengan protein bakteri (Meilina & Hasanah, 2018).
Penelitian meilina tahun 2018 pada ekstrak kulit buah manggis (Garnicia
mangostana L.) mengandung senyawa golongan alkaloid, saponin, tanin, fenolik,
flavonoid, triterpenoid, steroid, dan glikosida dimana memiliki kandungan senyawa yang
sama dengan ekstrak daun sirih cina (Peperomia pellucida). Hasil penelitian meilina
tahun 2018 menunjukan terdapat aktivitas terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan
Staphylococcus epidermidis dimana dapat di samakan dengan penelitian ini yaitu menguji
ekstrak daun dengan bakteri Gram positif. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian meilina
tahun 2018 yaitu memiliki aktivitas antibakteri ekstrak daun sirih cina terhadap
pertumbuhan bakteri Propionibacterium acnes, dalam penelitian ini hasil yang
didapatkan berdasarkan klasifikasi sensitivitas Kirby-Baurer tes antibakteri kontrol positif
yaitu eritromisin, menandakan adanya aktivitas antibakteri namun tidak cukup efektif
untuk menghambat pertumbuhan bakteri Gram positif Propionibacterium acnes
(Kusumawati, Estikomah, & Amal, 2018).
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian efektivitas ekstrak daun sirih cina terhadap
pertumbuhan bakteri Propionibacterium acnes bahwa ekstrak daun sirih cina memiliki
efektif pada konsentrasi 75% dan 100% namun tidak efektif pada konsentrasi 25% dan
50% dalam menghambat perttumbuhan bakteri Propionibacterium acnes, terdapat
perbedaan signifikan pada masing-masing konsentrasi ekstrak daun sirih cina terhadap
bakteri Propionibacterium acnes kecuali 25% dan 50%. Dan semakin tinggi konsentrasi
ekstrak daun sirih cina semakin besar zona hambat yang terbentuk di sekitar cakram.
Bibliografi.
Aida, Ariska Nur, Suswati, Enny, & Misnawi, Misnawi. (2016). Uji In Vitro Efek Ekstrak
Etanol Biji Kakao (Theobroma cacao) sebagai Antibakteri terhadap
Propionibacterium acnes (In Vitro Test of the Effect of Cocoa Beans (Theobroma
cacao) Ethanolic Extract as an Antibacterial against Propionibacterium acnes).
Pustaka Kesehatan, 4(1), 127131.
Alfath, Cut R., Yulina, Vera, & Sunnati, Sunnati. (2013). Antibacterial effect of granati
fructus cortex extract on Streptococcus mutans in vitro. Journal of Dentistry
Indonesia, 20(1), 58.
Angelina, Marissa, Amelia, Puteri, Irsyad, Muchammad, Meilawati, Lia, & Hanafi,
Muhammad. (2015). Karakterisasi ekstrak etanol herba katumpangan air (Peperomia
Volume 2, Nomor 1, Januari 2022
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
181 http://sosains.greenvest.co.id
pellucida L. Kunth). Biopropal Industri, 6(2), 5361.
br Tarigan, Irma Mariani, Bahri, Saiful, & Saragih, Awaluddin. (2012). Aktivitas
Antihiperurisemia Ekstrak Etanol Herba Suruhan (Peperomia pellucida (L.) Kunth)
Pada Mencit Jantan Antihyperuricemic Activity of Ethanol Extract of Suruhan Herb
(Peperomia pellucida (L.) Kunth) in Male Mice. Journal of Pharmaceutics and
Pharmacology, 1(1), 3743.
Ekasari, Novila Dhyanti. (2015). Efektifitas Anti Jamur Air Rebusan Kulit Manggis
(Garcinia Mangostana Linn.) Terhadap Pertumbuhan Jamur Pityrosporum Ovale.
Jombang: STIKes Insan Cendekia Medika Jombang.
Hasanah, Nur, Indah, Fenita Purnama Sari, Anggraeni, Dede, Ismaya, Nurwulan Adi, &
Puji, Lela Kania Rahsa. (2020). Perbandingan Formulasi Dan Uji Stabilitas Fisik
Sediaan Gel Ekstrak Lidah Buaya (Aloe Vera) Dengan Perbedaan Konsentrasi. Edu
Masda Journal, 4(2), 132144.
Kartini, Dina, Noor, Susan Maphilindawati, & Pasaribu, Fachriyan Hasmi. (2017).
Deteksi brucellosis pada babi secara serologis dan molekuler di Rumah Potong
Hewan Kapuk, Jakarta dan Ciroyom, Bandung. Acta Veterinaria Indonesiana, 5(2),
6673.
Kusumawati, Nursalinda, Estikomah, Solikah Ana, & Amal, Surya. (2018). Uji
Efektivitas Air Perasan Jeruk Nipis (Citrus Aurantifolia) Dan Madu Randu Dalam
Menghambat Pertumbuhan Bakteri Propionibacterium acnes. Pharmaceutical
Journal of Islamic Pharmacy, 2(2), 1722.
Marselia, Seli, Wibowo, M. Agus, & Arreneuz, Savante. (2015). Aktivitas antibakteri
ekstrak daun soma (ploiarium alternifolium melch) terhadap propionibacterium
acnes. Jurnal Kimia Khatulistiwa, 4(4).
Meilina, Noer Erin, & Hasanah, Aliya Nur. (2018). Review Artikel: Aktivitas antibakteri
ekstrak kulit buah manggis (Garnicia mangostana L.) terhadap bakteri penyebab
jerawat. Farmaka, 16(2).
Puspitasari, Anita Dwi, & Proyogo, Lean Syam. (2017). Perbandingan metode ekstraksi
maserasi dan sokletasi terhadap kadar fenolik total ekstrak etanol daun kersen
(Muntingia calabura). Cendekia Eksakta, 2(1).
Sujono, Sujono. (2017). Uji antibakteri ekstrak metanol kulit buah manggis (Garcinia
mangostana L.) terhadap Staphyllococcus aureus dan Escherechia coli. Jurnal
Teknologi Laboratorium, 6(1), 2429.
Tunnisa, Mira, Mulqie, Lanny, & Hajar, Siti. (2015). Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak
Etanol Kulit Kentang (Solanum Tuberosum L.) terhadap Propionibacterium.
Utami, Prapti, Puspaningtyas, Desty Ervira, & Gz, S. (2013). The miracle of herbs.
AgroMedia.
Zulkarnain, Zulkarnain, Muthiadin, Cut, & Nur, Fatmawati. (2021). Potensi Kandungan
Senyawa Ekstraksi Daun Patikan Kebo (Euphorbia hirta L.) sebagai Kandidat
Antibiotik Alami. TEKNOSAINS: Media Informasi Sains Dan Teknologi, 15(2),
190196.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike
4.0 International License.