251 http://sosains.greenvest.co.id
JURNAL
SOSAINS
JURNAL SOSIAL DAN SAINS
VOL 2 NO 2 2022
P-ISSN 2774-7018, E-ISSN 2774-700X
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DISIPLIN
DALAM MENINGKATKAN HAFALAN AL-QUR’AN SISWA
Aliya Fatmawati
1
dan Astuti Darmiyanti
2
1,2
Fakultas Magister Pendidikan Agama Islam Universitas Singaperbangsa Karawang, Indonesia
Corresponding Author : Aliya Fatmawati¹
1
2
Info Artikel :
Diterima : 03 Februari 2022
Disetujui : 08 Februari 2022
Dipublikasikan : 15 Februari 2022
Keywords:
Pendidikan
Karakter,
Disiplin, Siswa
Keywords:
Character
Education,
Discipline,
Students
ABSTRAK
Latar Belakang : Disiplin dalam belajar merupakan suatu kebiasaan yang harus
dimiliki setiap orang. Dengan disiplin, seseorang akan mendapat pengetahuan secara
luas dan menyeluruh tentang suatu ilmu. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk
mengungkap implementasi Pendidikan karakter disiplin dalam meningkatkan hafalan Al
Qur’an siswa di SMPI Babussalam dengan sub fokus mencakup strategi perencanaan
karakter disiplin siswa dan implementasinya dalam meningkatkan hafalan Al Qur’an.
Metode : Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan pengumpulan data,
teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil : Hasil penelitian menunjukkan
bahwa perencanaan karakter disiplin pada SMPI Babussalam menerapkan pendekatan
tauladan, pengawasan dan penyadaran. Kesimpulan : Strategi perencanaan
pembentukan karakter disiplin siswa SMPI Babussalam dalam meningkatkan hafalan Al
Qur’an, menurut hasil wawancara dengan kepala SMPI Babussalam, untuk
mendapatkan hasil yang optimal dalam hafalan siswa diperlukan keteladaanan,
bimbingan dan pengawasan.
ABSTRACT
Background : Discipline in learning is a habit that everyone should have. With
discipline, a person will gain broad and thorough knowledge about a science. Purpose
: This study aims to reveal the implementation of disciplinary character education in
improving students' memorization of the Qur'an at SMPI Babussalam with sub-focus
covering strategies for planning student discipline characters and their implementation
in improving the memorization of the Qur'an, strategies for implementing student
discipline characters in improving memorization of the Qur'an. an, the results of the
evaluation of the application of the character of discipline in improving memorization.
Method : This study uses a qualitative approach with data collection, observation
techniques, interviews and documentation. Results : The results of the study indicate
that the planning of disciplinary character at SMPI Babussalam applies an exemplary
approach, supervision and awareness. Conclusion : The planning strategy for forming
the disciplined character of SMPI Babussalam students in improving the memorization
of the Qur'an, according to the results of interviews with the head of SMPI Babussalam,
to get optimal results in student memorization requires exemplary, guidance and
supervision.
Implementasi Pendidikan Karakter Disiplin dalam
Meningkatkan Hafalan Al-Qur’an Siswa
2022
Aliya Fatmawati
dan Astuti Darmiyanti
252
PENDAHULUAN
Pendidikan karakter saat ini merupakan hal yang sangat urgen dikarenakan
banyaknya krisis moral disemua kalangan, baik anak-anak, remaja maupun orang tua
(Nudin, 2020). Banyak nilai karakter yang dapat ditanamkan dalam dunia Pendidikan,
salah satunya adalah karakter disiplin. Dengan adanya karakter disiplin diharapkan para
siswa mampu menumbuhkan karakter-karakter lainnya (Rachmadyanti, 2017). Tidak
dipungkiri karakter disiplin membutuhkan pembiasaan dan lingkungan yang mendukung
agar tercipta kesadaran bagi para siswa untuk berdisiplin (Octavia & Sumanto, 2019).
Perilaku disiplin di sekolah sangat dibutuhkan untuk menunjang keberhasilan dalam
menuntut ilmu, begittu pula dalam menghafal Al Qur’an (Thobroni, 2013). Menghafal Al-
Qur’an adalah simbol bagi umat Islam dan duri bagi masuknya musuh-musuh Islam. James
Mansiz berkata, “Boleh jadi, Al-Qur‟an merupakan kitab yang paling banyak dibaca di
seluruh dunia. Tanpa diragukan lagi, Al-Qur’an merupakan kitab yang paling mudah
dihafal.Al-hafidz as-Suyuti berkata bahwa “pengajaran Al-Qur’an adalah dasar dari
prinsip-prinsip Islam (Jaelani, 2020). Anak-anak tumbuh diatas fitrahnya dan cahaya-
cahaya hikmahnya yang masuk dalam kalbu mereka sebelum dikuasai oleh hawa nafsu dan
cahaya hitamnya yang dilekati kotoran-kotoran maksiat dan kesesatan” (Fitriyani, 2021).
Orang menghafal Al-Qur’an lebih sukar dilakukan daripada membaca dan
memahaminya. Hal ini disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor eksternal dan faktor internal
(Kamal, 2016). Faktor eksternal adalah Al-Qur’an mempunyai banyak lembaran sehingga
menghabiskan banyak waktu, Adapun faktor internal adalah faktor yang berasal dari
individu itu sendiri baik jasmani maupun rohani yang menghalangi seseorang untuk
menghafal Al-Qur’an.Akan tetapi selama kita terus berusaha menghafal pasti Allah akan
memudahkan. Hal yang terpenting dalam menghafal Al-Qur’an adalah bagaimana
meningkatkan kelancaran (menjaga) atau melestarikan Al-Qur’an agar tetap ada dalam
dada. Oleh karena itu pemeliharaan Al-Qur’an dapat diimplementasikan pada lembaga-
lembaga pendidikan Islam salah satunya melalui program tahfidz Al-Qur’an. Program
adalah suatu unit atau kesatuan kegiatan maka program merupakan sebuah sistem, yaitu
rangkaian kegiatan yang dilakukan bukan hanya satu kali tetapi berkesinambungan.
Pelaksanaan program selalu terjadi dalam satu organisasi yang artinya harus melibatkan
sekelompok orang (Silaban & Yuliani, 2017). Tahfidz Al-Qur’an terdiri dari dua suku kata,
yaitu Tahfidz dan Al-Qur’an, yang keduanya memiliki makna yang berbeda. Yaitu tahfidz
yang artinya menghafal. Menghafal dari kata dasar hafal yang dalam bahasa arab hafidza-
yahfadzu-hifdzan artinya yaitu selalu ingat dan sedikit lupa (Fatmawati, 2019).
Pelaksanaan kegiatan tahfidz atau menghafal Al Qur’an kebanyakan praktisi
pendidikan memang condong kepada dimensi pengetahuan, yang memegang pendapat
bahwa jika aspek kognitif telah dikembangkan secara benar, maka aspek afektif akan ikut
berkembang secara positif, namun realitanya aspek afektif dan psikomotorik pun sangat
berperan (Afiyah, 2019). Salah satu aspek afektif yang memiliki peranan penting adalah
disiplin dalam hal pembelajaran. Siswa yang memiliki disiplin belajar yang baik akan
mempunyai kecakapan mengenai belajar yang baik. Hal ini sangat diperlukan untuk.
meningkatkan prestasi belajar siswa, berhasil tidaknya siswa dalam pembelajarannya
dilihat dari bagaimana ia mendisiplinkan dirinya untuk belajar dengan baik. Djamarah juga
menyatakan bahwa agar siswa lebih maju, siswa harus disiplin di dalam belajar baik di
sekolah, di rumah maupun di perpustakaan. Disiplin belajar akan membuat seseorang
memiliki kecakapan mengenai cara belajar yang baik dan pembentukan watak yang baik
pula (Rohman, 2018). Cara belajar yang baik adalah suatu kecakapan yang dapat dimiliki
Volume 2, Nomor 2, Februari 2022
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
253 http://sosains.greenvest.co.id
oleh setiap orang dengan jalan latihan. Keteraturan dan disiplin harus dikembangkan
dengan penuh kemauan dan kesungguhan.
Pondok pesantren Babussalam Kota Depok pada jenjang tingkat SMP Islam
merupakan salah satu pondok pesantren yang menerapkan karakter disiplin sebagai salah
satu penunjang untuk mencapai tujuan lembaga itu sendiri yaitu dapat menghafalkan Al
Qur’an. Diantara banyaknya program yang dicanangkan terdapat program setoran hafalan
Al Qur’an dan muraja’ah yang dilakukan sebanyak empat kali dalam sehari semalam. Hal
tersebut dibutuhkan kedisiplinan dalam menjalaninya sehingga SMPI Babussalam
memberikan penghargaan atau reward bagi yang berhasil dan sanksi atau punishment bagi
yang melanggar peraturan tersebut sebagai upaya peningkatan hafalan para siswa.
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap implementasi Pendidikan karakter disiplin
dalam meningkatkan hafalan Al Qur’an siswa di SMPI Babussalam dengan sub fokus
mencakup stategi perencanaan karakter disiplin siswa dan implementasinya dalam
meningkatkan hafalan Al Qur’an.
METODE PENELITIAN
Jenis data Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif yaitu penelitian yang
menghasilkan data-data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang
ataupun perilaku yang dapat diamati. Sumber data yang digunakan oleh penulis dalam
kegiatan penelitian adalah sebagai berikut: data primer yaitu data yang diperoleh dari
sumber datanya secara langsung sedangkan data sekunder yaitu data yang didapatkan daru
studi studi sebelumnya. Data sekunder dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti
jurnal, laporan, buku dan lain lain. Fokus penelitian ini dibatasi pada Implementasi
Pendidikan Karakter Disiplin Dalam Meningkatkan Hafalan Al Qur’an Siswa Di SMP
Islam Pondok Pesantren Babussalam Depok. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas IX
SMP Islam Pondok Pesantren Babussalam Depok .Informan dalam penelitian ini adalah
Kepala Sekolah, Guru Mata Tahfidz dan siswa kelas IX.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Pengertian kedisiplinan
Disiplin berasal dari kata latin, discipulus, yang berarti siswa atau murid. Kata ini
mengalami perubahan bentuk dan perluasan arti, antara lain berarti ketaatan, metode
pengajaran, mata pengajaran dan perlakuan yang cocok bagi seorang murid. Sehubungan
dengan definisi tersebut kata ini juga berarti latihan yang membetulkan serta kontrol yang
memperkuat ketaatan.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, disiplin adalah tata tertib di sekolah,
kemiliteran, dan lain sebagainya (ketaatan/kepatuhan terhadap tata tertib di sekolah).
Sedangkan pola asuh berarti bentuk atau sistem dalam menjaga, merawat dan mendidik.
Jika ditinjau dari terminologi, pola asuh anak adalah suatu pola atau sistem yang diterapkan
dalam menjaga, merawat dan mendidik seorang anak yang bersifat relatif konsisten dari
waktu ke waktu. Pola perilaku ini dapat dirasakan oleh anak dari segi negatif atau positif.
Macam-macam Disiplin menurut Unaradjan bahwa faktor-faktor yang mem
pengaruhi pembinaan dan pembentukan disiplin diri ada dua yaitu faktor ekstern, Antara
lain keadaan keluarga yang merupakan tempat utama Pembinaan disiplin yang sangat
penting, keadaan sekolah yang dimaksudkan adalah ada tidaknya sarana-sarana yang
diperlukan bagi kelancaran proses belajar mengajar disekolah seperti aspek pada guru
mempengaruhi disiplin diri disekolah, keadaan masyarakat yang turut menentukan berhasil
tidaknya pembinaan dan pendidikan disiplin diri. Faktor intern yaitu keadaan fisik yang
2022
Aliya Fatmawati
dan Astuti Darmiyanti
254
sangat mempengaruhi seseorang dalam menerapkan disiplin, keadaan psikis karena hanya
orang-orang yang sehat secara psikis dapat menghayati norma-norma yang ada dalam
masyarakat dan keluarga. Hal-hal pokok dalam menanamkan perilaku disiplin, ada empat
hal penting yang harus dipertimbangkan dalam mendisiplinkan anak :
a. Aturan-aturan (rules)
Aturan digambarkan sebagai pola berperilaku di rumah, di sekolah ataupun di
masyarakat. Aturan-aturan itu memiliki nilai pendidikan dan membantu anak untuk
menahan perilaku yang tidak diinginkan oleh masyarakat.
b. Hukuman (Punishment)
Beberapa fungsi hukuman dalam menanamkan disiplin adalah sebagai berikut:
a) Yang bersifat membatasi
Hukuman akan menghalangi pengulangan perilaku yang tidak diinginkan oleh
masyarakat.
b) Yang bersifat mendidik
Anak-anak belajar tentang hal baik dan buruk melalui pemberian atau tidak
diberikannya hukuman ketika mereka bertindak tidak sesuai dengan standar
sosial yang berlaku.
c) Sebagai pembangkit motivasi untuk menghindari perilaku yang ditolak
masyarakat.
c. Imbalan (Reward)
Imbalan merupakan suatu pengahragaan untuk hasil baik yang telah dicapai. Imbalan
tidak harus berbentuk materi, tetapi bisa juga dalam bentuk kata-kata yang menyenangkan
(pujian), sentuman, tepukan dan belaian (Ardhoyo, 2015).
B. Menghafal Al Qur’an
Al- Qur’ān merupakan kitab Allah yang di dalamnya berisi petunjuk bagi umat
manusia (Husni, 2019). Sebagai seorang muslim, kita di perintahkan untuk membaca,
menghafal, serta mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari hari. Dalam hal ini, Allah
telah berfirman dalam QS.Al Qamar ayat 17








Artinya : Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-Quran untuk
pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran.
Menurut tafsir As Sa’di Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad
14 H : “Dan sungguh telah Kami mudahkan al-Quran untuk pelajaran, maka adakah orang
yang mengambil pelajaran?” artinya, Kami mudahkan kata-kata al-Quran untuk dihafal dan
dijelaskan untuk dipahami dan diketahui, karena al-Quran adalah kata-kata terbaik,
maknanya paling benar dan penjelasannya paling gamblang. Siapa saja yang
mempelajarinya, maka akan diberi kemudahan oleh Allah untuk mencapai maksudnya
secara amat mudah. Al-Quran adalah peringatan menyeluruh untuk semua hal yang perlu
diingat oleh seluruh alam, berupa halal, haram, berbagai hukum, perintah, larangan, hukum
balasan, nasihat, pelajaran, akidah yang bermanfaat dan berita-berita benar, serta paling
luhur secara mutlak. Al-Quran adalah ilmu yang bermanfaat jika dicari oleh seseorang,
akan diberi pertolongan. Sebagian ulama -Salaf mengatakan tentang ayat ini, “Tidaklah
orang menuntut ilmu, melainkan pasti ditolong.” Karena itu Allah menyeru hamba-
hambaNya untuk mengarah padaNya dan mengingat FirmanNya, “Maka adakah yang mau
mengambil pelajaran.
Adapun Keutamaan menghafal Al Qur’an :
1. Penghafal Qur’an adalah Shahibul Qur’an
Volume 2, Nomor 2, Februari 2022
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
255 http://sosains.greenvest.co.id
Syaikh Muhammad Nashiruddin Al Albani menyatakan, “ketahuilah, makna
dari shahibul Qur’an adalah orang yang menghafalkannya di hati. berdasarkan sabda
nabi Shallallahu’alaihi Wasallam :

hendaknya yang mengimami sebuah kaum adalah yang paling aqra’ terhadap
kitabullah
Maksudnya yang paling hafal. Maka derajat surga yang didapatkan seseorang itu
tergantung pada banyak hafalan Al Qur’annya di dunia, bukan pada banyak bacaannya,
sebagaimana disangka oleh sebagian orang. Maka di sini kita ketahui keutamaan yang besar
bagi pada penghafal Al Qur’an. Namun dengan syarat ia menghafalkan Al Qur’an untuk
mengharap wajah Allah tabaaraka wa ta’ala, bukan untuk tujuan dunia atau harta” (Silsilah
Ash Shahihah, 5/281).
2. Al Qur’an akan menjadi syafa’at bagi shahibul Qur’an
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

bacalah Al Qur’an, karena ia akan datang pada hari kiamat sebagai syafa’at bagi
shahibul Qur’an” (HR. Muslim 804)
3. Derajat di surga tergantung pada hafalan Qur’an
Semakin banyak hafalannya, akan semakin tinggi kedudukan yang didapatkan di
surga kelak. Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda :


akan dikatakan kepada shahibul qur’an (di akhirat) : bacalah dan naiklah, bacalah
dengan tartil sebagaimana engkau membaca dengan tartil di dunia. karena
kedudukanmu tergantung pada ayat terakhir yang engkau baca(HR. Abu Daud 2240,
dishahihkan Al Albani dalam Shahih Abi Daud).
4. Termasuk sebaik-baik manusia
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:


sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari Al Qur’an dan mengajarkannya” (HR. Al
Bukhari 4639).
5. Allah mengangkat derajat shahibul Qur’an di dunia
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda :


2022
Aliya Fatmawati
dan Astuti Darmiyanti
256
sesungguhnya Allah mengangkat beberapa kaum dengan Al Qur’an ini dan
menghinakan yang lain dengannya” (HR. Muslim 817)
6. Penghafal Al Qur’an lebih diutamakan untuk menjadi imam
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

hendaknya yang mengimami sebuah kaum adalah yang paling aqra’ terhadap
kitabullah” (HR. Abu Daud 582, dishahihkan Al Albani dalam Shahih Abi Daud)
Selain keutamaan-keutamaan di atas, ada beberapa hal juga yang menjadi pendorong
untuk kita semua agar menghafalkan Al Qur’an:
1. Meneladani Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam
Panutan kita, Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam menghafalkan Al Qur’an, dan
setiap bulan Ramadhan Jibril datang kepada beliau untuk mengecek hafalan beliau. Hal ini
diceritakan oleh Ibnu Abbas radhiallahu’anhuma:




Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang paling dermawan. Dan
beliau lebih dermawan lagi di bulan Ramadhan saat beliau bertemu Jibril. Jibril
menemuinya setiap malam untuk mengajarkan Al Qur’an. Dan kedermawanan
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melebihi angin yang berhembus (HR. Bukhari,
no.6)
2. Membaca Al Qur’an adalah ibadah yang agung
Membaca Al Qur’an adalah ibadah, setiap satu huruf diganjar satu pahala.























barangsiapa yang membaca 1 huruf dari Al Qur’an, maka baginya 1 kebaikan. dan 1
kebaikan dilipat-gandakan 10x lipat. aku tidak mengatakan alif lam miim itu satu huruf,
tapi alim satu huruf, lam satu huruf dan mim satu huruf (HR. At Tirmidzi 2910, ia
berkata: “hasan shahih gharib dari jalan ini”)
Dan banyak lagi keutamaan dari membaca Al Qur’an. Maka seorang Muslim yang
hafal Al Qur’an dapat dengan mudahnya membaca kapan saja dimana saja, langsung dari
hafalannya tanpa harus membacanya dari mushaf. Dan ini merupakan ibadah yang agung.
Ibnu Mas’ud berkata:




















Barangsiapa yang ingin mengetahui bahwa dia mencintai Allah dan Rasul-Nya, maka
perhatikanlah, jika ia mencintai Al Quran maka ia mencintai Allah dan Rasul-Nya” (HR.
Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman, Al Haitsami dalam Majma Az Zawaid berkata: “semua
rijalnya shahih”).
Volume 2, Nomor 2, Februari 2022
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
257 http://sosains.greenvest.co.id
3. Modal utama dalam mempelajari agama
Al Qur’an adalah sumber hukum dalam Islam. Dengan menghafalkan Al Qur’an,
seseorang lebih mudah dalam mempelajari ilmu agama (Ginanjar, 2017). Permasalahan
dapat mengeluarkan ayat-ayat yang menjadi dalil terhadap masalah tersebut langsung dari
hafalannya. Yang kemudian ia perjelas lagi dengan penjelasan para ulama mengenai ayat
tersebut. Ibnu ‘Abdl Barr mengatakan:


“Menuntut ilmu itu ada tahapan dan tingkatan yang harus dilalui, barangsiapa yang
melaluinya maka ia telah menempuh jalan salaf rahimahumullah. Dan ilmu yang paling
pertama adalah menghafal kitabullah azza wa jalla dan memahaminya” (dinukil
dari Limaadza Nahfadzul Qur’an, Syaikh Shalih Al Munajjid).
4. Modal utama dalam berdakwah
Kata para ulama, hidayah ada 2 macam: hidayah taufiq yang ada di tangan Allah
dan hidayah al irsyad wal bayan yaitu dakwah yang menjadi tugas para Nabi dan Rasul dan
juga kita. Dan Al Qur’an adalah sumber dari hidayah ini, Allah Ta’ala berfirman:









Sesungguhnya Al Quran ini memberikan hidayah kepada (jalan) yang lebih lurus (QS.
Al Isra: 9)
5. Menjaga keotentikan Al Qur’an
Salah satu keistimewaan Al Qur’an adalah keotentikannya terjaga, tidak
sebagaimana kitab-kitab samawi yang lain (Khalid, 2017). Salah satu sebab terjaganya hal
tersebut adalah banyak kaum Muslimin yang menghafalkan Al Qur’an di dalam dada-dada
mereka. Sehingga tidak mudah bagi para penyeru kesesatan dan musuh-musuh Islam untuk
menyelipkan pemikiran mereka lewat Al Qur’an atau mengubahnya untuk menyesatkan
umat Islam.
6. Tadabbur dan Tafakkur
Dengan menghafal Al Qur’an, seseorang bisa lebih mudah dan lebih sering ber-
tadabbur dan ber-tafakkur. Yaitu merenungkan isi Al Qur’an untuk mengoreksi keadaan
dirinya apakah sudah sesuai dengannya ataukan belum dan juga memikirkan tanda-tanda
kebesaran Allah. Allah Ta’ala berfirman :












Maka apakah mereka tidak men-tadabburi Al Quran ataukah hati mereka terkunci?
(QS. Muhammad: 24).
7. Mengobati
Al Qur’an adalah obat bagi penyakit hati dan penyakit jasmani. Allah Ta’ala berfirman








2022
Aliya Fatmawati
dan Astuti Darmiyanti
258
Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar” (QS. Al Isra: 82).
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian di lapangan dan analisis hasil penelitian tentang
Implementasi Pendidikan Karakter Disiplin Dalam Meningkatkan Hafalan Al Qur’an
Siswa Di SMP Islam Pondok Pesantren Babussalam Depok dapat penulis tarik kesimpulan
Strategi perencanaan pembentukan karakter disiplin siswa SMPI Babussalam dalam
meningkatkan hafalan Al Qur’an, menurut hasil wawancara dengan kepala SMPI
Babussalam, untuk mendapatkan hasil yang optimal dalam hafalan siswa diperlukan
keteladaanan, bimbingan dan pengawasan. Strategi pelaksanaan pembentukan karakter
disiplin siswa SMPI Babussalam dalam meningkatkan hafalan Al Qur’an.
Waktu yang digunakan untuk setoran hafalan dan muraja’ah di SMPI Babussalam
terbagi menjadi 4 yaitu : dhuha, zhuhur, ashar dan subuh isya (tilawah). Adapun ketentuan
jumlah hafalan juga diwajibkan untuk disiplin dan jumlahnya variatif yang harus disetorkan
masing-masing kelas berbeda, dengan disiplin dalam mengikuti waktu pembelajaran
Tahfidz dan ketentuan jumlah minimal yang disetorkan membuat para siswa kelas IX
memiliki jumlah hafalan yang membanggakan. Berdasarkan data yang didapat dari
Koordinator Tahfidz SMPI Babussalam tingkat kesuksesan tercapainya target untuk 9A
65% dan 9B 97 %.
REFERENCES
Afiyah, Sulfa. (2019). implementasi program tahfidz dalam memperkuat karakter
siswa di mts negeri 3 ponorogo. Ponorogo: IAIN Ponorogo.
Ardhoyo, T. E. (2015). Mengelola Komunikasi. WACANA: Jurnal Ilmiah Ilmu
Komunikasi, 14(1), 1844.
Fatmawati, Eva. (2019). Manajemen Pembelajaran Tahfidz Al-Qur’an. Jurnal
Isema: Islamic Educational Management, 4(1), 2538.
Fitriyani, Nur. (2021). Tanggapan siswa terhadap peran pembimbing hubungannya
dengan aktivitas siswa menghafal Al-Qur’an: Penelitian di Nurul Iman
Boarding School, Cigalontang, Singaparna, Tasik. Bandung: Uin sunan
gunung djati bandung.
Ginanjar, Muhammad Hidayat. (2017). Aktivitas Menghafal Al-Qur’an Dan
Pengaruhnya Terhadap Prestasi Akademik Mahasiswa (Studi Kasus Pada
Mahasiswa Program Beasiswa Di Ma’had Huda Islami, Tamansari Bogor).
Edukasi Islami: Jurnal Pendidikan Islam, 6(11), 20.
Husni, Muhammad. (2019). Studi Al-Qur’an: Teori Al Makkiyah dan Al
Madaniyah. AL-IBRAH, 4(2), 6884.
Jaelani, Ahmad. (2020). Efektivitas Program Tahfidz Al-Qur’an dalam
Memperkuat Karakter Disiplin Belajar Siswa Madrasah Tsanawiyah (MTs)
Al-Hidayah GUPPI Kota Cirebon. Al-Tarbawi Al-Haditsah: Jurnal
Pendidikan Agama Islam, 6(2), 115.
Kamal, Mustafa. (2016). Pengaruh Pelaksanaan Progam Menghafal Al Qur’an
Terhadap Prestasi Belajar Siswa:(Studi Kasus Di MA Sunan Giri Wonosari
Tegal Semampir Surabaya). Surabaya: Universitas Muhammadiyah Surabaya.
Khalid, Idham. (2017). Alquran Kalamullah Mukjizat Terbesar Rasulullah SAW.
Diya Al-Afkar: Jurnal Studi Al-Quran Dan Al-Hadis, 5(01), 3974.
Volume 2, Nomor 2, Februari 2022
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
259 http://sosains.greenvest.co.id
Nudin, Burhan. (2020). Konsep Pendidikan Islam Pada Remaja di Era Disrupsi
Dalam Mengatasi Krisis Moral. LITERASI (Jurnal Ilmu Pendidikan), 11(1),
6374.
Octavia, Erna, & Sumanto, Ines. (2019). Peran guru Pendidikan Kewarganegaraan
dalam membentuk karakter disiplin siswa di sekolah. Jurnal Pendidikan
Kewarganegaraan, 2(2).
Rachmadyanti, Putri. (2017). Penguatan pendidikan karakter bagi siswa sekolah
dasar melalui kearifan lokal. JPsd (Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar), 3(2),
201214.
Rohman, Fatkhur. (2018). Peran Pendidik Dalam Pembinaan Disiplin Siswa di
Sekolah/Madrasah. Ihya Al-Arabiyah: Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra
Arab, 4(1).
Silaban, Susi J., & Yuliani, Febri. (2017). Implementasi Program Adiwiyata (Studi
pada SMP Negeri 20 Pekanbaru). Riau: Riau University.
Thobroni, Ahmad Yusam. (2013). Etika Pelajar dalam Perspektif Ibn Jama’ah.
Jurnal Pendidikan Agama Islam (Journal of Islamic Education Studies), 1(2),
303318.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike
4.0 International License.