216 http://sosains.greenvest.co.id
JURNAL
SOSAINS
JURNAL SOSIAL DAN SAINS
VOL 2 NO 2 2022
P-ISSN 2774-7018, E-ISSN 2774-700X
EFEKTIVITAS DOSIS PUPUK KANDANG TERHADAP PERTUMBUHAN
DAN HASIL TANAMAN KANGKUNG
Ermansyah
1
dan Nana Ariska
2
1,2
Fakultas Pertanian, Universitas Teuku Umar, Indonesia
Corresponding Author :Ermansyah
1
Info Artikel :
Diterima : 17 Januari 2022
Disetujui : 05 Februari 2022
Dipublikasikan : 15 Februari 2022
ABSTRAK
Kata Kunci:
Kangkung,
Pertumbuhan,
Pupuk Kandang
Latar Belakang : Kangkung merupakan salah satu sayuran yang populer dan di gemari
masyarakat indonesia.Tanaman ini dapat ditanam di dataran rendah dan dataran tinggi.
Kangkung merupakan jenis tanaman sayuran daun, termasuk kedalam famili
Convolvulaceae. Tujuan : Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui sejauh mana
efektifitas pemberian pupuk kandang terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman
kangkung Metode : Penelitian ini akan dilaksanakan di desa Babul makmur,
kec.simeulue barat. Waktu pelaksanaan Penelitian ini di mulai pada bulan November
2021 sampai dengan selesai. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara
lain : tanah tanam, pupuk organik kotoran sapi, pupuk Urea (Kandungan 46% N), benih
Kangkung darat. Sedangkan alat yang digunakan, antara lain : cangkul, cetok, pisau, tree
pembenihan, polybag (ukuran media 5 kg), label, alat pengukur penggaris, alat tulis, alat
ukur berat (timbangan house dan timbangan elektrik). Hasil : Hasil penelitian
menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang sangat nyata terhadap tinggi tanaman,
jumlah daun, berat basah per tanaman dan berat basah tanaman per polybagpada
tanaman Kangkung akibat pemberian pupuk organik kotoran sapi. Kesimpulan :
Perlakuan pemberian dosis pupuk kandang 50 ton/Ha menghasilkan pertumbuhan dan
hasil maksimum, sedangkan untuk pertumbuhan dan hasil yang optimum (tepat guna
danmenguntungkan) terhadap tanaman Kangkung Darat, ditunjukkan perlakuan
pemberiandosis pupuk kotoran sapi 30 ton/Ha.
Keywords:
Kale, Growth,
Manure
ABSTRACT
Background : Kangkung is one of the popular vegetables and enjoyed by the people of
Indonesia. This plant can be grown in the lowlands and highlands. Kangkung is a type
of leaf vegetable plant, belonging to the Convolvulaceae family. Purpose : The purpose
of this study was to determine the effectiveness of manure application on the growth and
yield of kale. Method : This research will be carried out in Babul prosperous village,
west Simeulue district. The implementation time of this research starts in November
2021 until it is finished. The materials used in this study include: planting soil, organic
cow dung fertilizer, urea fertilizer (46% N content), land kangkung seeds. While the
tools used, among others: hoe, trowel, knife, seedling tree, polybag (medium size 5 kg),
labels, measuring tools ruler, stationery, weight measuring instruments (house scales
and electric scales). Results : The results showed that there was a very significant effect
on plant height, number of leaves, wet weight per plant and plant wet weight per polybag
Efektivitas Dosis Pupuk Kandang Terhadap
Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kangkung
2022
Ermansyah dan Nana Ariska 217
on Kangkung plants due to organic cow dung fertilizer. Conclusion : The treatment with
50 tons/ha of manure gave maximum growth and yields, while for optimum growth and
yields (effective and profitable) for Kangkung Darat, it was shown that the dose of cow
dung fertilizer was 30 tons/ha.
PENDAHULUAN
Kangkung merupakan salah satu sayuran yang populer dan di gemari masyarakat
indonesia. Tanaman ini dapat ditanam di dataran rendah dan dataran tinggi. Kangkung
merupakan jenis tanaman sayuran daun, termasuk kedalam famili Convolvulaceae
(Nurliana, Noviyanti, & Azwir, 2017). Daun kangkung panjang, berwarna hijau keputih-
putihan merupakan sumber pro-vit A yang sangat baik. Berdasarkan tempat tumbuh,
kangkung dibedakan menjadi dua yaitu kangkung kering atau tegalan, dan kangkung air,
hidup ditempat yang berair dan basah. Tanaman ini dapat tumbuh baik di daerah tropis
(Iswanto & Astuti, 2019). Saat ini banyak di budidayakan kangkung darat, karena
masyarakat lebih berminat pada jenis kangkung tersebut. Hasil tanaman kangkung ini
dijual dalam bentuk cabutan tanaman dengan akarnya. Tanaman ini termasuk tanaman
dikotil dan berakar tunggang.
Kangkung merupakan tanaman yang memiliki banyak manfaat. Tanaman ini bergizi
tinggi dan lengkap, seperti kalori, protein, lemak, karbohidrat, serat, kalsium, posfor, zat
besi, natrium, kalium, vitamin A,vitamin B, vitamin C, karoten, hentriakontan dan
sitosterol (Putra, 2020). Senyawa kangkung yang dikandung dalam tanaman kangkung
adalah saponin, flavonoid dan poliferol yang dapat digunakan untuk pengobatan bagi
penderita susah tidur (Jayavarman, 2021). Serat pada kangkung sangat baik untuk
mencegah konstipasi sehingga dapat menghalangi terjadinya kanker perut. Karetenoid
dalam tubuh akan diubah menjadi vitamin A serta klorofil tinggi, kedua senyawa ini
berperan sebagai antioksidan yang berguna untuk mencegah penuaan dan menghalangi
mutasi genetik penyebab kanker (Ngapu, Raka, & Hanum, 2020).
Budidaya kangkung sangat mudah, karena sayuran ini bersiklus panen cepat dan
relatif tahan hama (Prasetio, 2015). Karena itulah, harga kangkung di pasaran relatif murah
dibanding jenis sayuran yang lain. Pada umumnya, penanaman kangkung hanya sebagai
tanaman budidaya yang dikelola sendiri untuk kebutuhan idup sehari ± hari. Tetapi karena
adanya kebutuhan sayuran di pasaran maka tanaman kangkung menjadi salah satu sayuran
yang banyak dicari oleh konsumen (Setyaningrum & Saparinto, 2012). Dalam rangka
meninkatkan produktifitas tanaman kangkung diperlukan berbagai upaya ke arah
peningkatan produksi secara berkelanjutan dan kualitas panen tanaman akan dijual di
pasaran. Salah satu upaya tersebut adalah melalui intensifikasi tanaman dengan cara
pemberian pupuk organik (Purwantini, 2016).
Bahan organik, pupuk kandang atau kompos merupakan bagian penting dalam
sistem tanah. Peran utama kompos adalah sebagai conditioner tanah-tanah kritis,
memperbaiki sifat fisik dan biologik tanah dan menambah unsur hara (Yulina & Ambarsari,
2021). Bahan organik memiliki peran penting di tanah karena membantu menahan air,
sehingga ketersediaan air tanah lebih terjaga, membantu memegang ion sehingga
meningkatkan kapasitas tukar ion atau ketersediaan hara (Agustina, Jumini, & Nurhayati,
2015). Menambah hara terutama N, P, dan K setelah bahan organik terdekomposisi
sempurna, membantu granulasi tanah sehingga tanah menjadi lebih gembur atau remah,
yang akan memperbaiki aerasi tanah dean perkembangan sistem perakaran, serta memacu
pertumbuhan mikroba dan hewan tanah lainnya yang sangat membantu proses dekomposisi
bahan organik tanah.
Volume 2, Nomor 2, Februari 2022
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
218 http://sosains.greenvest.co.id
Karakter beberapa jenis bahan organik saling berbeda, dilihat dari persentase C-
organik, N-total, Nanorganik, pH dan KTK-nya. Keasaman (pH) bahan tersebut berkisar
antara 5,9 6,8 (sisa tumbuhan), 5,2 9,4 (kotoran hewan). Kotoran lembu memiliki pH
sekitar 5,2 sedangkan pH kotoran kuda mencapai 9,4. Berdasar kecepatan pelepasan CO2,
laju mineralisai atau dekomposisi kotoran kuda paling lambat dibanding kotoran babi,
ayam dan lembu (Rahayu, 2020). Namun demikian laju dekomposisi kotoran hewan relatif
lebih cepat dibanding dengan sisa tumbuhan. Kenyataan ini penting dipertimbangan dalam
pemilihan pupuk dari kotoran hewan.
Pada penelitian ini peneliti menggunakan pupuk kandang sapi sebagai bahan dasar
pupuk untuk digunakan pada sayuran kangkung dan diaplikasikan dengan perbedaan
konsentrasi untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk kandang terhadap produksi
sayuran kangkung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat Efektivitas Dosis
Pupuk Kandang Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Kangkung.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini akan dilaksanakan di desa Babul makmur,kec.simeulue barat. Waktu
pelaksanaan Penelitian ini di mulai pada bulan November 2021 sampai dengan selesai.
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain : tanah tanam, pupuk organik
kotoran sapi, pupuk Urea (Kandungan 46% N), benih Kangkung darat. Sedangkan alat
yang digunakan, antara lain : cangkul, cetok, pisau, tree pembenihan, polybag (ukuran
media 5 kg), label, alat pengukur penggaris, alat tulis, alat ukur berat (timbangan house dan
timbangan elektrik).
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) sederhana yang
terdiri dari enam (6) perlakuan dengan tiga (3) ulangan dan untuk pengamatan, masing-
masing perlakuan diwakili dua (2) tanaman sampel, kemudian untuk penempatan perlakuan
pada petak percobaan dilakukan secara acak. Adapun perlakuan-perlakuan Pupuk Kandang
terdiri dari enam (6) dosis, antara lain :
P0 = Tanpa Pupuk Organik (kontrol)
P1 = Pupuk Organik 10 ton/Ha (10 gram/tanaman atau 100 gram/polybag)
P2 = Pupuk Organik 20 ton/Ha (20 gram/tanaman atau 200 gram/polybag)
P3 = Pupuk Organik 30 ton/Ha (30 gram/tanaman atau 300 gram/polybag)
P4 = Pupuk Organik 40 ton/Ha (40 gram/tanaman atau 400 gram/polybag)
P5 = Pupuk Organik 50 ton/Ha (50 gram/tanaman atau 500 gram/polybag).
Untuk mengetahui adanya pengaruh pemberian pupuk Organik terhadap
pertumbuhan dan hasil Tanaman Kangkung, maka digunakan Uji F dengan taraf 5%, yaitu
Uji Analisis Sidik Ragam (ASR). Apabila dari hasil Uji F 5% terdapat pengaruh yang nyata,
maka dilanjutkan dengan Uji T (Uji Beda Nyata Terkecil) dengan taraf 5% guna
mengetahui perbedaan diantara dosis perlakuan pupuk Organik, sehingga dapat diketahui
dosis perlakuan yang tepat guna (dosis efektif) dan menguntungkan (dosis efisien).
Macam variabel pengamatan pertumbuhan dan hasil Tanaman Kangkung yang
diamati pada penelitian ini meliputi: Tinggi Tanaman, Jumlah Daun, Berat Basah per
Tanaman dan Berat Basah Tanaman per Polybag.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan pupuk kandang berpengaruh
nyata (P<0,05) terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, dan luas daun bayam. Hasil
analisis ragam menunjukkan, bahwa perlakuan pemberian dosis pupuk kandang
berpengaruh sangat nyata pada pengamatan tinggi tanaman selama pertumbuhan tanaman
Efektivitas Dosis Pupuk Kandang Terhadap
Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kangkung
2022
Ermansyah dan Nana Ariska 219
kangkung darat, yaitu pada saat tanaman umur 10 hari, 20 hari dan 30 hari setelah tanam
(Kogoya, Dharma, & Sutedja, 2018).
Pada Tabel 1. menunjukkan, bahwa dengan meningkatnya pemberian dosis pupuk
kandang akan diikuti pula dengan peningkatan tinggi tanaman selama pertumbuhan
tanaman kangkung darat. Tinggi tanaman, terpendek (terkecil) cenderung ditunjukkan
perlakuan tanpa pupuk organik (21,89 cm) dan secara statistik berbeda nyata dengan
perlakuan pemberian dosis pupuk organik kotoran sapi lainnya. Tanaman tertinggi
cenderung dicapai perlakuan pemberian dosis pupuk kandang 50 ton/Ha (30,67 cm),
meskipun secara statistik tidak berbeda nyata dengan perlakuan pemberian dosis pupuk
kandang 40 ton/Ha (29,64 cm), dan perlakuan pemberian dosis pupuk kandang 30 ton/Ha
(28,89 cm), tetapi ketiga perlakuantersebut berbeda nyata secara statistik dengan perlakuan
pemberian dosis pupuk kandang yang lainnya.
Tabel 1.
Rata-rata Tinggi Tanaman (cm) Kangkung Pemberian Pupuk Kandang pada Berbagai
Dosis dan Umur Pengamatan.
Rata-Rata Tinggi Tanaman
(cm)
Kangkung
Darat
10 hari
20 hari
30 hari
6,82 a
16,35 a
22,89 a
8,64 b
17,89 b
24,17 b
10,23 c
19,17 b
27,33 b
11,89 d
21,33 c
29,89 c
12,35 d
22,72 cd
30,14 c
12,64 d
23,43 d
30,17 c
0,
8
1
1,
7
3
2,
2
8
Keterangan : Angka-angka yang didampingi huruf yang sama pada kolom yang sama
tidak berbeda nyata pada Uji BNT 5%.
Hasil analisis ragam menunjukkan, bahwa perlakuan pemberian dosis pupuk
kandang berpengaruh sangat nyata pada pengamatan jumlah daun selama pertumbuhan
tanaman kangkung darat, baik pada saat tanaman ber- umur 10 hari, 20 hari dan 30 hari
setelah tanam.
Tabel 2.
Rata-rata Jumlah Daun Tanaman Kangkung Pemberian Pupuk Kandang pada Berbagai
Dosis dan Umur Pengamatan.
Perlakuan Pemberian Dosis Pupuk
kandang
Rata-Rata Jumlah Daun Tanaman
Kangkung
10 hari
20 hari
30 hari
P0 = Tanpa Pupuk Kandang
4,50 a
5,25 a
8,25 a
P1 = Pupuk kandang 10 ton/Ha
500 b
6,25 b
10,75 b
P2 = Pupuk kandang 20 ton/Ha
5,25 b
6,50 b
11,50 b
P3 = Pupuk kandang 30 ton/Ha
5,85 c
7,50 c
13,00 c
P4 = Pupuk kandang 40 ton/Ha
5,12 c
7,75 c
13,75 c
P5 = Pupuk kandang 50 ton/Ha
5,10 c
8,25 c
14,00 c
BNT 5 %
0,
25
0,
75
1,
25
Volume 2, Nomor 2, Februari 2022
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
220 http://sosains.greenvest.co.id
Keterangan : Angka-angka yang didampingi huruf yang sama pada kolom yang sama
tidak berbeda nyata pada Uji BNT 5%.
Pada Tabel 2. menunjukkan, bahwa dengan meningkatnya pemberian dosis pupuk
kandang akan diikuti pula dengan peningkatan jumlah daun selama pertumbuhan tanaman
Kangkung Darat. Jumlah daun terkecil cenderung ditunjukkan perlakuan tanpa pupuk
kandang (8,25 helai) dan secara statistik berbeda nyata dengan perlakuan pemberian dosis
pupuk organik kotoran sapi lainnya. Jumlah daun terbanyak cenderung dicapai perlakuan
pemberian dosis pupuk kandang 50 ton/Ha (14,00 helai), meskipun secara statistik tidak
berbeda nyata dengan perlakuan pemberian dosis pupuk kandang 40 ton/Ha (13,75 helai),
dan perlakuan pemberian pupuk kandang 30 ton/Ha (13,00 helai), tetapi ketiga perlakuan
dosis pupuk tersebut berbeda nyata secara statistik dengan perlakuan pemberian dosis
pupuk kandang lainnya.
Hasil analisis ragam menunjukkan, bahwa perlakuan pemberian dosis pupuk
kandang berpengaruh sangat nyata pada pengamatan berat basah per tanaman dan berat
basah tanaman per polybag. Pada Tabel 2. menunjukkan, bahwa dengan meningkatnya
pemberian dosis pupuk kandang akan diikuti pula dengan peningkatan berat basah per
tanaman dan berat basah tanaman per polybag tanaman kangkung darat. Berat basah per
tanaman dan berat basah tanaman per polybag terkecil cenderung ditunjukkan perlakuan
tanpa pupuk kandang (10,30 gram dan 127,43 gram) dan secara statistik berbeda nyata
dengan perlakuan pemberian dosis pupuk organik kotoran sapi lainnya. Jumlah daun
terbanyak cenderung dicapai perlakuan pemberian dosis pupuk kandang 50 ton/Ha (23,20
gram dan 241,80 gram), meskipun secara statistik tidak berbeda nyata dengan perlakuan
pemberian dosis pupuk kandang 40 ton/Ha (22,70 gram dan 237,93 gram), dan perlakuan
pemberian pupuk kandang 30 ton/Ha (21,90 gram dan 229,10 gram), tetapi ketiga
perlakuan dosis pupuk tersebut berbeda nyata secara statistik dengan perlakuan pemberian
dosis pupuk kandang lainnya.
Tabel 3.
Rata-rata Berat Basah per Tanaman dan Berat Basah Tanaman per Polybag (gram)
Tanaman Kangkung Akibat Pengaruh Pemberian Dosis Pupuk kandang.
Perlakuan Pemberian Dosis
Pupuk
Kandang
Rata-Rata Berat Basah (gram) Tanaman
Kangkung
Per Tanaman
Per Polybag
P0 = Tanpa Pupuk Kandang
10,30 a
129,43 a
P1 = Pupuk kandang 10 ton/Ha
15,70 b
176,20 b
P2 = Pupuk kandang 20 ton/Ha
17,10 b
195,66 b
P3 = Pupuk kandang 30 ton/Ha
21,90 c
227,11 c
P4 = Pupuk kandang 40 ton/Ha
22,70 c
237,93 c
P5 = Pupuk kandang 50 ton/Ha
23,20 c
241,80 c
BNT 5 %
2,
3
8
19,86
Keterangan : Angka-angka yang didampingi huruf yang sama pada kolom yang sama tidak
berbeda nyata pada Uji BNT 5%.
Efektivitas Dosis Pupuk Kandang Terhadap
Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kangkung
2022
Ermansyah dan Nana Ariska 221
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan dari penelitian pengaruh
pemberian dosis pupuk kandang terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman Kangkung dapat
disimpulkan sebagai berikut, terdapat pengaruh yang sangat nyata pada variabel
pengamatan tinggi tanaman, jumlah daun dan berat basah per tanaman serta berat basah
tanaman per polybag tanaman Kangkung akibat pemberian pupuk organik kotoran sapi.
Perlakuan pemberian dosis pupuk kandang 50 ton/Ha menghasilkan pertumbuhan
dan hasil maksimum, sedangkan untuk pertumbuhan dan hasil yang optimum (tepat guna
dan menguntungkan) terhadap tanaman Kangkung, ditunjukkan perlakuan pemberian
dosis pupuk kandang 30 ton/Ha.
BIBLIOGRAFI
Agustina, Agustina, Jumini, Jumini, & Nurhayati, Nurhayati. (2015). Pengaruh Jenis Bahan
Organik Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Dua Varietas Tomat (Lycopersicum
esculentum Mill L.). Jurnal Floratek, 10(1), 4653.
Iswanto, Nova, & Astuti, Puji. (2019). The influence of Cow Manure and Liquid Organic
fertilizer Super Natural Nutrition towart growth and yield of land cress (Ipomoea
reptans Poir). Agrifor: Jurnal Ilmu Pertanian dan Kehutanan, 18(1), 135144.
Jayavarman, Mathein. (2021). Pengaruh perbandingan kecepatan aliran air dan variasi
konsentrasi nutrisi pertumbuhan tanaman (Kangkung) pada sistem irigasi hidroponik
NFT. Malang: Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
Kogoya, Tina, Dharma, I. Putu, & Sutedja, I. Nyoman. (2018). Pengaruh pemberian dosis
pupuk urea terhadap pertumbuhan tanaman bayam cabut putih (Amaranthus tricolor
L.). E-Jurnal Agroekoteknologi Tropika, 7(4), 575584.
Ngapu, Albinus, Raka, I. Dewa Nyoman, & Hanum, Farida. (2020). Pengaruh Perlakuan
Kosentrasi Biourine Sapi Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Kangkung
Darat (Ipomoea reptans Poir). AGRIMETA: Jurnal Pertanian Berbasis
Keseimbangan Ekosistem, 10(19), 2731.
Nurliana, Nurliana, Noviyanti, Anita, & Azwir, Azwir. (2017). Identifikasi Tanaman
Sayuran di Desa Cot Yang Aceh Besar. Serambi Saintia: Jurnal Sains Dan Aplikasi,
5(1).
Prasetio, Untung. (2015). Panen sayuran hidroponik setiap hari. Jakarta: AgroMedia.
Purwantini, Tri Bastuti. (2016). Potensi dan prospek pemanfaatan lahan pekarangan untuk
mendukung ketahanan pangan. Forum Penelitian Agro Ekonomi, 30(1), 1330.
Putra, A. R. (2020). Pengaruh Metode Dan Dosis Aplikasi Vermikompos Pada Budidaya
Tanaman Kangkung (Ipomoea Reptans Poir) Secara Hidroganik.
Rahayu, Dewi. (2020). Pengaruh pemberian pupuk kandang kotoran sapi pada media
tanam tanah, pasir dan serbuk kayu terhadap pertumbuhan tanaman cabai rawit
(Capsicum Frutescens l.). Surabaya: UIN Sunan Ampel Surabaya.
Setyaningrum, Hesti Dwi, & Saparinto, Cahyo. (2012). Panen sayur secara rutin di lahan
sempit. Penebar Swadaya Grup.
Yulina, Henly, & Ambarsari, Wiwik. (2021). Hubungan Kadar Air Dan Bobot Isi Tanah
Terhadap Berat Panen Tanaman Pakcoy Pada Kombinasi Kompos Sampah Kota Dan
Pupuk Kandang Sapi. Agro Tatanen| Jurnal Ilmiah Pertanian, 3(2), 16.
Volume 2, Nomor 2, Februari 2022
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
222 http://sosains.greenvest.co.id
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike
4.0 International License.